IMPLEMENTASI PRODUK BERSIH DI INDUSTRI KESEHATAN / OBAT
Dosen Pengampu :
Dr. H. Widodo HL, SKM.MM
Disusun Oleh :
Kelompok 3
❖ ENI FARIDA
❖ LULU SUNARDI
❖ RISTIANTI
❖ SUHERMAN
❖ USWATUN CHASANAH
❖ YENI
PROGRAM RPL KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALATEHAN 2023 1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini meningkatkan persaingan di dunia usaha, khususnya di sektor industri farmasi. Salah satu strategi dalam memenangkan kompetensi pasar, industri farmasi dituntut untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan melalui penyediaan barang dengan kualitas tinggi dan harga yang serendah mungkin. Dalam memenuhi hal tersebut peningkatan efektivitas pengelolaan perusahaan dan perbaikan proses yang berkelanjutan menjadi suatu hal yang esensial dan memiliki prioritas yang tinggi, dengan tujuan mengurangi biaya dan waste proses tanpa mengurangi kualitas barang yang diproduksi. Salah satu metodologi yang sesuai dan banyak dikembangkan adalah melalui sistem lean production atau perampingan proses produksi, yang telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi di berbagai industri (Friedli, et al., 2010). Tujuan pertama dalam perampingan sistem adalah untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya melalui eliminasi waste atau aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah, implementasi perampingan (lean) memberikan kontribusi yang signifikan pada eliminasi waste produksi, meliputi, pemindahan, produksi berlebih, defect atau cacat, inventori berlebih (barang mengendap), proses berlebih, waktu tunggu dan motion (Mishra et al., 2016). Salah satu prinsip sistem perampingan proses produksi yang banyak dikembangkan adalah total productive maintenance (TPM), yang merupakan tehnik praktis yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas fasilitas yang dimiliki oleh suatu industri atau organisasi dengan membentuk sistem pemeliharaan produktivitas, mencakup seluruh perawatan peralatan, mencakup seluruh departemen, melibatkan partisipasi seluruh karyawan dan mngembangkan kelompok kecil dalam melakukan pemeliharaan proses dan peralatan secara mandiri (Kumar, et al., 2012). 2. PENGERTIAN PRODUK BERSIH Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi. Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan mentah, energi dan air, mendorong performansi lingkungan yang lebih baik, melalui pengurangan sumber- sumber pembangkit limbah dan emisi serta mereduksi dampak produk terhadap lingkungan. Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah, yang merupakan salah satu indikator inefisiensi. Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut harus dilakukan sejak awal proses produksi dengan mengurangi terbentuknya limbah serta pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan penghematan yang besar karena penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini dapat menjadi sumber pendapatan. Prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersih adalah: 1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap manusia. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk. 3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan. 4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkaliwaktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat. 5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat daripada pengaturan secara command control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran untuk mengubah sikap dan tingkah laku. Produksi bersih dapat dijadikan sebuah model pengeloaan lingkungan dengan mengedepankan efisiensi yang tinggi pada sebuah industri, sehingga timbulan/hasil limbah dari sumbernya dapat dicegah dan dikurangi. Penerapan produksi bersih akan menguntungkan industri karena dapat menekan biaya produksi, adanya penghematan, dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik. Penerapan produksi bersih di suatu kawasan industri dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mewujudkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan (https://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_bersih)
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional