PENDAHULUAN
merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu juta jiwa petani
lingkungannya.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia.
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam
1
pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam
pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi,
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka
tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu tahapan yang
penting, namun saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses
analisis mutu fisik dan cita rasa diketahui bahwa perlakuan minimisasi air
proses sebesar 67% dengan volume air rata-rata 3,012 m3 /ton pada rentang
2,987 - 3,345 m3 /ton menjadi pilihan yang dapat diterapkan oleh agroindustri
konsentrasi limbah cair dan padat yang dihasilkan. Limbah cair adalah air
yang telah dimanfaatkan dan harus diolah sebelum dibuang ke badan air,
LH No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Industri, limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh
2
kegiatan industri atau kegiatan usaha lainnya yang dibuang ke lingkungan
dilakukan upaya untuk mengurangi air proses pengolahan kopi, tetapi limbah
cair dan limbah padat masih dihasilkan. Upaya penanganan limbah cair dan
penelitian ini adalah untuk menentukan teknologi penanganan limbah cair dan
1.3 Tujuan
3. Mengetahui proses teknologi bersih pada pengolahan kopi rakyat yang ada
3
BAB II
PEMBAHASAN
diterapkan secara terus menerus pada proses produksi, produk dan jasa
dan mengurangi atau mengeliminasi emisi gas dan sampah. Dengan kata lain,
yaitu teknologi yang terkait dengan aktivitas hierarki sampah ( daur ulang,
serta praktis lain yang terkait konservasi energi dan tidak mencemari
lingkungan seperti daur ulang air kelabu. Teknologi ini ditujukan untuk
dampak lanjutan (second impact) berupa transfer pencemar dari satu medium
penggunaan bahan baku, energi, dan limbah yang dihasilkan. Hal ini dapat
4
dilakukan pada tahap yang paling awal yaitu pada tahap perancangan proses
dan pabrik, perubahan reaksi atau dengan pengendalian arus masukan dan
limbah.
berkelanjutan.
5
4. Menyelaraskan kepentingan ekonomi dari perusahaan dengan
pemeliharaan lingkungan.
lingkungan berubah.
pengolahan.
preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses
6
2.1.3 Hirarki Limbah
dalam mengelola semua jenis hasil (output) limbah bukan produk dari
berlaku bagi polusi udara dan polusi air (Hirsschhorn, 1994). Konsep
produksi bersih dan program yang sama diseluruh dunia, sangat efektif
adalah:
7
penyimpanan jangka panjang, seperti penimbunan tanah yang
setelah panen menjadi biji kopi yang dapat diperdagangkan (biji kopi beras).
Buah kopi atau kopi gelondong basah adalah buah kopi hasil panen dari
kebun, kadar airnya masih berkisar antara 60-65% dan biji kopinya masih
terlindung oleh kulit buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk, dan kulit
ari. Biji kopi beras adalah biji kopi yang sudah dikeringkan dengan kadar air
berkisar antara 12 – 13%. Biji kopi ini telah mengalami beberapa tingkat
proses pengolahan sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk, dan kulit
arinya. Secara umum pengolahan kopi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
pengolahan kering dan basah. Pengolahan kopi secara basah biasa disebut
(Oost Indische Bereiding) atau disebut pula dengan cara G.B (Gawone
digunakan untuk kopi berwarna hijau, kopi rambang dan kopi yang terserang
bubuk. Selain pengolahan basah dan pengolahan kering, saat ini dikenal
metode pengolahan semi basah (semi wet method) yang terutama dilakukan
di Brazil.
8
2.2.1 Proses Pengolahan Basah
dilakukan dengan baik, metode ini menjamin kualitas biji kopi terjaga
dengan baik, menghasilkan biji kopi beras (green coffee) yang seragam
dan lebih sedikit kerusakan. Oleh karena itu kopi yang diolah dengan
yang berwarna merah dan sedikit mungkin buah yang belum atau
proses lebih cepat dan mutu yang dihasilkan lebih baik. Oleh karena itu,
pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah
9
kulit dan daging buah (pulping), fermentasi, pencucian, pengeringan,
Sortasi Buah
Kotoran seperti daun, ranting, tanah, dan kerikil juga harus dibuang
dalam bak sortasi yang berisi air akan terpisah antara buah kopi
yang sehat dan berisi dengan buah kopi yang hampa dan terserang
seragam dan segar yang harus dikupas dan dipisahkan dari bagian
biji HS. Pada saat pengupasan harus diusahakan agar kulit tanduk
10
Fermentasi
lendir yang menyelimuti kopi yang keluar dari mesin pulper. Proses
dicuci. Biji yang telah dikupas atau dicuci pada proses olah basah
biji kopi telah kehilangan tekstur halusnya dan terasa lebih kasar,
fermentasi berakhir.
Pencucian (washing)
lapisan lendir yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang
telah terpisah ini akan terbuang lewat aliran air yang seterusnya
sekitar 60%.
11
Pengeringan
ini, biji kopi HS relatif aman untuk dikemas dalam karung dan
menyerah panas.
dicegah.
12
kering dari kulit tanduk dan kulit ari. Di dalam mesin huller, biji
kopi dihimpit dan diremas kulit tanduk dan kulit ari terlepas. Kulit
yang sudah terlepas dari biji akan dihembuskan keluar biji keluar
dari mesin dalam keadaan bersih. Biji kopi yang keluar dari huller
mutunya.
solid), TDS (total dissolved solid), fosfat, nitrat, total karbon, total nitrogen
dan total VSS (volatile suspended solid). Parameter analisis limbah padat
meliputi komposisi minyak dan lemak, serat kasar, total karbon organik dan
total abu. Penanganan limbah cair proses pengolahan kopi dilakukan dengan
berdasarkan konsentrasi COD limbah cair pada perlakuan air proses. Proses
13
kopi dan air limbah (efluen) hasil pengolahan anaerobik. Koagulan yang 91
digunakan adalah aluminium sulfat (Al2 (SO4)3) atau yang dikenal dengan
koagulan tersebut umum digunakan dalam proses penjernihan air dan limbah
Proses filtrasi hanya dapat dilakukan untuk air limbah yang memiliki
konsentrasi pencemaran rendah. Oleh karena itu sampel air limbah proses
filtrasi berasal dari air limbah proses pengolahan kopi rakyat di KUPK
proses koagulasi flokulasi dan filtrasi adalah pH, COD dan warna.
kopi yang memiliki nilai tambah. Integrasi desain penanganan limbah dan
desain sistem pengolahan kopi rakyat yang ramah lingkungan dan memiliki
nilai tambah.
14
2.3.1 Limbah Cair Proses Pengolahan Kopi Olah Basah.
adalah biji kopi HS bersih dengan kadar air 12%, limbah cair dan
163 2,987 - 3,345 m3/ton buah kopi yang meliputi ± 0,731 – 0,784
m3/ton untuk proses pengupasan dan ± 2,256 – 2,561 m3/ton buah kopi
lingkungan hingga 67% dari total volume air proses yang biasa
dilakukan.
dengan minimal air terutama karena dilakukan pada buah kopi merah.
Buah kopi merah merupakan buah masak, mengandung air buah dan
15
yang telah terdegradasi selama fermentasi dan menghasilkan biji kopi
organik tinggi serta tingkat padatan yang besar berasal dari kandungan
dapat diterapkan.
16
Limbah cair proses pengolahan kopi berwarna coklat terutama
limbah cair kopi selain berbau tidak sedap, juga akan berubah warna
Tingginya nilai COD dan BOD pada limbah cair pengolahan kopi
air yang digunakan pada tahap pengupasan dan pencucian buah kopi.
dilakukan pada biji kopi yang mendapat perlakuan air banyak. Limbah
17
merupakan hasil samping yang akan menimbulkan masalah apabila
tidak diolah. Pulpa, kulit tanduk dan kulit ari merupakan limbah padat
Pulpa kopi jika tidak diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap
ekosistem dan air sungai tidak sesuai lagi dimanfaatkan untuk berbagai
dimanfaatkan kembali.
proses daur ulang (recycle) sebagai bahan dasar pakan ternak, kompos,
18
pupuk, briket, produksi biogas maupun alternatif pemanfaatan lainnya.
Rata-rata kandungan serat kasar pada kulit kopi maupun kulit tanduk
tanduk kopi adalah sebesar 4600 kkal/kg sedangkan pulpa kopi pada
sulit diterapkan pada pulpa kopi yang diperoleh dari pengolahan basah
anorganik yang kaya akan gula terfermentasi dan cairan kental dari
19
limbah dapat dilakukan melalui penerapan metode fisika, kimia maupun
pembuangan akhir.
(6,5 – 7,0).
20
Upaya pemanfaatan limbah padat kopi telah dilakukan berpuluh-
puluh tahun yang lalu terutama pemanfaatan pulpa kopi menjadi pakan
ternak, asam cuka, biogas, ekstrak kafein, pektin, enzim pektat, protein,
organik pulpa kopi adalah 45,3 %, kadar nitrogen 2,98 %, fosfor 0,18
%, dan kalium 2,26 %. Selain itu pulpa kopi juga 198 mengandung
unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn. Pulpa kopi kaya akan serat,
yang terletak di antara daging buah dan kulit kopi dan merupakan 5%
berat kering dari buah kopi. Lendir terdiri atas lapisan kental 0,5 – 2
gula, dan asam organik. Selama fase pematangan buah kopi, kalsium
21
terbawa bersama air dan akan terolah seterusnya melalui fermentasi.
dilakukan daur ulang air atau menggunakan pulpa kopi sebagai bahan
baku.
1. Briket
kulit kopi yang dihasilkan dalam proses pengolahan biji kopi dapat
dijadikan arang dan kemudian dicetak. Briket dari limbah kopi itu
siap dipakai dalam bentuk cetakan bulat, sebesar buah kemiri. Cara
al. (2011), pulpa kopi yang kaya akan pektin dan karbohidrat
22
tetapi kandungan faktor antinutrisi seperti kafein, polifenol dan
kopi.
3. Biogas
proses ini juga kaya akan nitrogen dan sesuai digunakan sebagai
pupuk organik.
4. Kompos
tanah, dimana 4/5 nutrien terbawa oleh biji siap ekspor. Meskipun
23
C/N tanah, maka bahan akan lebih cepat menjadi kompos. Tanah
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pengolahan kopi rakyat. Yang dapat dilakukan adalah upaya daur ulang atau
limbah dapat dilakukan dengan memperbaharui bahan baku yang masih dapat
Limbah padat proses pengolahan basah kopi berupa kulit, daging buah
(pulp) dan kulit tanduk apabila tidak ditangani akan menimbulkan bau tidak
sedap dan menarik serangga dan lalat. Upaya pemanfaatan limbah padat kopi
kopi menjadi pakan ternak, asam cuka, biogas, ekstrak kafein, pektin, enzim
pektat, protein, dan kompos. Salah satu upaya untuk mendukung pertanian
limbah proses produksi kopi. Limbah pulpa kopi memiliki kadar bahan
25