Anda di halaman 1dari 24

BUKU PEDOMAN MITRA

PENGOLAHAN LIMBAH KULIT BUAH NAGA


KOMBINASI ALOE VERA MENJADI LIPTINT
ORGANIK MULTIFUNGSI RAMAH
LINGKUNGAN DI DESA MASAGO

TIM PKM-PM

A. Sindi Cristina
Tri Puspita Sari
Riski

Dosen Pendamping
Sirwanti, S.Pd., M.Pd

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
PENDAHULUAN 1
TUJUAN 2
KAJIAN TEORI 3
STANDAR DAN OPRASIONAL PROSEDUR (SOP) 6
STRUKTUR ORGANISASI 14
KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
TENTANG PENULIS 28
SINOPSIS 21

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun buku panduan pengolahan
“Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga Kombinasi Aloe Vera Menjadi Liptint
Organik Multifungsi Ramah Lingkungan Ramah Lingkungan”. Buku ini dapat
diselesaikan dengan baik, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Penyusunan buku pedoman ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.
A.M. Irfan Taufan Asfar, MT., M.P.d, Bapak Dr. A. M. Iqbal Akbar Asfar, MT.,
M.Pd., serta Ibu Sirwanti, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membantu dan membimbing dalam
proses penyunan buku ini, serta Epicentrum UNIM Bone serta anggota tim
Program Kreativitas Mahasiswa yang telah membantu dalam proses pelaksanaan
PKM serta pihak-pihak yang telah membantu dan menyukseskan penerbitan buku
ini.
Penulis berharap buku ini dapat bermanfaat untuk pengembangan mutu
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran dan kemajuan ilmu pendidikan
pada umumnya.

Bone, Agustus 2023

Penulis

iii
PENDAHLUAN
Kulit buah naga selama ini hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat
karena dianggap limbah yang tidak bermanfaat sama sekali. Padahal, hasil dari
penelitian (Faradilla, Herawati, dan Ambarwati, 2019) kulit buah naga berjumlah
30-35% dari berat buahnya dan mengandung betasianin yang berfungsi sebagai
antioksidan dan pewarna alami, sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan
pewarna alternatif pada liptint organik. Sejalan dengan hasil penelitian Sitorus dan
Diana (2017) serta Mulangsri, Murrukmihadi dan Muaniqoh (2017) bahwa
kandungan antioksidan pada kulit buah naga dapat melembabkan bibir dan
mengangkat sel-sel kulit mati. Selain itu, antioksidan sangat diperlukan tubuh
dalam menetralisir radikal bebas dan betasianin dengan nilai antioksidan IC50
sebesar 73,2772 mg/L dapat digunakan sebagai pewarna alami yang relatif lebih
aman dibandingkan dengan pewarna sintetik. Namun, berdasarkan hasil
pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2020
terdapat ratusan merek beredar dipasaran tidak aman digunakan karena produk
liptint yang dihasilkan sebagian besar menggunakan pewarna sintetik dan
menimbulkan efek samping berupa iritasi kulit dan menyebabkan kerusakan pada
sel-sel tipis pada bibir.
Menyadari bahwa pewarna sintetik berbahaya bagi bibir, maka konsumen
lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik dan mulai beralih pada produk
kosmetik berasal dari bahan alami yang aman bagi kesehatan. Untuk mendapatkan
efek tidak membahayakan pada bibir maka, liptint dapat dibuat dengan
menggunakan bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan.
Penggunaan pewarna alami dalam formulasi pewarna bibir merupakan salah satu
solusi untuk menghindari penggunaan pewarna sintetik yang berbahaya. Bahan
alami yang dapat digunakan sebagai pengganti pewarna sintetik pada liptint yaitu
kulit buah naga dikombinasikan dengan aloevera. Antioksidan pada kulit buah
naga lebih besar dibandingkan antioksidan pada daging buahnya, sehingga
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami pembuatan
liptint (Nursidika, Sugihartina dan Rismalasari, 2018); (Yulyuswarni, 2018).
Sejalan dengan hasil penelitian (Mulangsri, Murrukmihadi dan Muaniqoh, 2017);
kandungan antioksidan pada kulit buah naga dapat melembabkan bibir dan

1
mengangkat sel-sel kulit mati. Antioksidan sangat diperlukan tubuh dalam
menetralisir radikal bebas dan betasianin dengan nilai antioksidan IC50 sebesar
73,2772 mg/L dapat digunakan sebagai pewarna alami yang relatif lebih aman
dibandingkan dengan pewarna.
Salah satu bahan dari alam yang dapat berfungsi sebagai pelembab kulit
adalah lidah buaya (Aloevera L). Lidah buaya (Aloevera) bermanfaat sebagai
bahan baku, industri farmasi dan kosmetik. Selain itu, tanaman aloevera
merupakan tanaman tanpa budidaya yang banyak tumbuh di Desa Masago dan
dianggap sebagai tanaman liar karena mudahnya untuk tumbuh, sehingga
populasinya cukup melimpah. Sementara itu, hasil penelitian (Mulianingsih dan
Ambarwati, 2021) kandungan dari aloevera antara lain vitamin A, B1, B2, B3,
B12, C, E, Choline, Inositol dan juga asam folat. Kandungan mineralnya yaitu
magnesium (Mg), kalsium (Ca), kromium (Cr), potassium (K), sodium (Na), besi
(Fe), dan Zinc (Zn), banyak sekali kandungan aloevera yang bermanfaat pada
kosmetik, salah satunya Vitamin C, E dan beta karoten, menjaga kulit untuk tetap
terhidrasi. Melihat kandungan yang terdapat pada kulit buah naga dan aloevera,
maka efektif dijadikan sebagai produk liptint.

TUJUAN
Tujuan dari penulisan buku pedoman ini antara lain:
1. Untuk memberikan petunjuk penggunaan alat yang digunakan
2. Untuk memeberikan petunjuk pembuatan liptint organik Multifungsi

2
KAJIAN TEORI
A. Karakteristik Limbah Kulit Buah Naga
Pengolahan kulit buah naga ini ditunjukan untuk memanfaatkan kulit buah
naga yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah, serta untuk menunjukan
bahwa limbah tersebut banyak mengandung manfaat bagi kesehatan tubuh. Kulit
buah naga biasanya hanya dibuang dan belum dimanfaatkan secara optimal.
1. Komposisi Kimia: Kulit buah naga mengandung berbagai komponen kimia
seperti serat, pektin, polifenol, flavonoid, dan pigmen alami.
2. Warna: Kulit buah naga memiliki warna yang menarik dan beragam, mulai dari
merah, merah jambu, ungu, hingga kuning. Warna kulit buah naga umumnya
disebabkan oleh pigmen alami, seperti betasianin dan fitosianin.
3. Tekstur: Permukaan kulitnya biasanya memiliki tonjolan-tonjolan kecil yang
memberikan kesan menarik secara visual.
4. Kelembapan: Kulit buah naga memiliki kadar air yang tinggi, dan kulitnya
berfungsi untuk melindungi buah dari kehilangan kelembapan yang berlebihan.
5. Kekuatan dan Ketahanan: Kulit buah naga umumnya memiliki ketahanan yang
dapat bervariasi tergantung pada kondisi buah dan metode penanganan pasca
panen.
6. Aroma: Kulit buah naga memiliki aroma yang khas dan segar. Aroma tersebut
dapat bervariasi tergantung pada jenis varietas buah naga yang digunakan.
Karakteristik limbah kulit buah naga dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk varietas buah naga, tingkat kematangan buah, metode
penanganan pasca panen, dan kondisi penyimpanan.
B. Potensi Penggunaan Limbah Kulit Buah Naga
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat
warna alami antosianin yang cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang
berperan memberikan warna merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk
pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman
bagi kesehatan. Pengambilan zat warna antosianin dilakukan dengan metode
ekstraksi.
Selain itu dalam indusrti, kulit buah naga dapat dijadikan bahan dasar
pembuatan kosmetik.

3
1. Industri Kosmetik: Limbah kulit buah naga dapat mengandung pigmen
alami dalam kulit buah naga yang memberikan warna yang menarik dan
dapat digunakan dalam pewarnaan kosmetik, seperti lipstik, liptint, blushon,
atau eyeshadow.
2. Industri Pangan: Limbah kulit buah naga dapat dimanfaatkan dalam industri
pangan untuk menghasilkan berbagai produk olahan. Misalnya, kulit buah
naga dapat dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan jeli, selai, sirup,
minuman, atau makanan ringan. Selain memberikan nilai tambah pada
produk, penggunaan limbah kulit buah naga juga dapat memberikan warna
dan rasa alami yang menarik.
3. Suplemen Kesehatan: Kulit buah naga mengandung senyawa bioaktif,
seperti antioksidan, vitamin, dan serat, yang memiliki manfaat kesehatan.
Oleh karena itu, limbah kulit buah naga dapat diolah menjadi suplemen
kesehatan, seperti ekstrak kulit buah naga dalam bentuk kapsul atau tablet.
4. Industri Farmasi: Senyawa-senyawa aktif dalam kulit buah naga memiliki
potensi untuk digunakan dalam industri farmasi. Misalnya, ekstrak kulit
buah naga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan obat-
obatan atau suplemen herbal.
5. Pupuk Organik: Limbah kulit buah naga juga dapat dijadikan pupuk organik
yang berguna dalam pertanian. Komposisi nutrisi dalam limbah kulit buah
naga dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki
struktur tanah.
Pemanfaatan limbah kulit buah naga ini tidak hanya memberikan nilai
ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah kulit buah
naga, potensi limbah dapat dikurangi, dan produk bernilai tambah dapat
dihasilkan dari sumber daya yang sebelumnya diabaikan.
C. Potensi Penggunaan Aloe Vera dalam Produk Kosmetik
Aloe vera dapat dibagi dalam tiga bidang yaitu farmasi, kosmetika dan
makanan. Dari segi farmasi dibedakan dalam dua bagian, yaitu untuk penggunaan
internal dan eksternal. Di dalam Aloe vera terdapat suatu cairan berwarna kuning
yang mengandung aloin. Aloin merupakan senyawa antrakuinon, bentuk setengah

4
padat dapat digunakan sebagai obat pencuci perut (pencahar). Sebagai
penggunaan eksternal, umumnya digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit
kulit yaitu menghentikan rasa sakit dari gigitan serangga, menyembuhkan luka
bakar, mengobati psoriasis, mengatasi luka bakar akibat radiasi sinar matahari,
dan menghilangkan kutil. Aloe vera segar juga mempunyai sifat virusidal,
bakterisidal dan fungisidal.
Khasiat lidah buaya cukup beragam, antara lain sebagai antibiotik,
antiseptik, antibakteri, antivirus, antijamur, antiinfeksi, anti peradangan dan anti
pembengkakan. Lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan organisme
penyebab penyakit kulit. Pada uji invitro, diketahui bahwa lidah buaya dapat
menghambat pertumbuhan Dermatophilus congolensis. Adanya kemampuan
tersebut, maka lidah buaya dapat digunakan sebagai kosmetik untuk pengobatan
dan perawatan kulit. Gel aloe vera mampu menahan kelembaban kulit agar tidak
gampang kering, ini disebabkan kadar ligninnya dapat menembus dan meresap
kedalam kulit,dan menahan kehilangan cairan terlalu banyak (Hendrawati, et al.,
2023).
1. Pelembap Kulit: Kandungan gel aloe vera membantu mengunci kelembapan
pada permukaan kulit, membuatnya tetap terhidrasi dan terasa lembut.
2. Meredakan Peradangan dan Iritasi: Aloe vera memiliki sifat antiinflamasi
yang membantu meredakan peradangan dan iritasi pada kulit.
3. Mencerahkan dan Memudarkan Bintik Gelap: Kandungan aloin dan asam
salisilat dalam aloe vera membantu mencerahkan kulit dan memudarkan
bintik-bintik gelap.
4. Merangsang Regenerasi Sel Kulit: aloe vera dapat merangsang regenerasi
sel kulit dan membantu mempercepat proses penyembuhan luka atau bekas
jerawat.
5. Mengurangi Kemerahan dan Ruam: Kandungan antiinflamasi dalam aloe
vera membantu mengurangi kemerahan pada kulit dan dapat meredakan
ruam atau iritasi kulit akibat alergi atau reaksi tertentu.
6. Perlindungan dari Radikal Bebas: aloe vera mengandung antioksidan yang
membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan stres
oksidatif.

5
7. Menyegarkan dan Mendinginkan Kulit: Aloe vera memberikan efek
pendinginan dan menyegarkan pada kulit, menjadikannya bahan yang baik
untuk produk-produk perawatan kulit seperti masker wajah atau gel
penenang setelah terpapar sinar matahari.
Dengan sifat-sifatnya yang bermanfaat dalam perawatan kulit, aloevera
sering digunakan dalam berbagai produk kosmetik seperti krim wajah, losion
tubuh, gel pelembap, masker, toner, atau produk-produk perawatan rambut.
Penggunaan aloe vera dalam produk kosmetik dapat memberikan manfaat
tambahan bagi kulit, meningkatkan kelembapan, menjaga kesehatan kulit, dan
memberikan sensasi yang menyegarkan

STANDAR DAN OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)


A. Formulasi Bahan Baku Pembuatan Liptint Organik Multifungsi
1. Kulit Buah Naga

Gambar 1 Kulit Buah Naga


Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung
zat warna alami an-tosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna
yang berperan memberikan warnamerah yang berpotensi menjadi pewarna
alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna
sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Pengambilan zat warna antosianin
dilakukan dengan metode ekstraksi.
2. Aloevera

Gambar 2 Aloevera

6
Aloe vera adalah tanaman sukulen yang terkenal karena gel yang
terdapat di dalam daunnya, yang memiliki berbagai manfaat untuk
kesehatan dan kecantikan.
3. Vaseline Potreleum Jelly

Gambar 3 Vaseline potreleum jelly


Vaseline potreleum jelly adalah gabungan benda semi padat dan
hidrokarbon (dengan jumlah karbon terutama lebih tinggi dari 25), yang
dipromosikan sebagai obat salep.
4. Viva Air Mawar

Gambar 4 Viva Air Mawar


Viva air mawar salah satu produk viva yang sudah sejak dulu ada, viva
air mawar adalah toner yang digunakan untuk membersihkan wajah dari
kotoran atau sel-sel kulit mati pada wajah. viva air mawar ini juga mempunyai
banyak manfaat untuk setiap jenis kulit
5. Minyak Zaitun

Gambar 5 Minyak Zaitun

7
Minyak zaitun adalah antioksidant yang baik dan merupakan bahan
moisturizing yang baik dalam kosmetik. Minyak zaitun juga bermanfaat untuk
menghaluskan dan melembabkan permukaan kulit tanpa menyumbat pori.
6. Madu Trigona

Gambar 6 Madu Trigona


Madu trigona mengandung senyawa pada sarang lebah madu yang
berfungsi sebagai pelindung dan penentu kualitas madu antara lain flavonoid
yang merupakan senyawa fenol alami dan bees wax (Asfar et al., 2021;
Cristina et al., 2022).
B. Peralatan
Perlengkapan tambahan dalam proses pembuatan liptint organik
multifungsi ramah lingkungan dapat dilihat dibawah ini.
1. Pisau

Gambar 7 Pisau
Pisau dugunakan untuk membarsihkan kulit buah naga.
2. Gunting

Gambar 8 Gunting
Gunting digunakan untuk memotong kulit buah naga.

8
3. Sendok

Gambar 9 Sendok
Sendok merupakan alat yang digunakan untuk menakar bahan
tambahan pembuatan liptint.
4. Mangkuk

Gambar 10 Mangkuk
Mangkuk digunakan untuk penempatan bahan tambahan pembuatan
liptint.
5. Baskom

Gambar 11 Baskom
Baskom digunakan untuk wadah pembersihan kulit buah naga.
6. Blender

Gambar 12 Blender

9
Blender yaitu alat yang digunakan untuk penghalusan kulit buah naga
dengan madu.
7. Saringan

Gambar 13 Saringan
Saringan merupakan alat yang digunakan untuk penyaringan dari kulit
buah naga yang telah dihaluskan.
8. Mixer

Gambar 14 Mixer
Mixer yaitu alat yang digunakan untuk pencampuran kulit buah naga
yang telah dihaluskan, viva air mawar, minyak zaitun dan vaseline
potreleum jelly.
9. Gelas Ukur

Gambar 15 Gelas Ukur


Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur volume.
10. Timbangan Digital

10
Gambar 16 Timbangan Digital
Timbangan elektronik dapat membantu dalam pengukuran campuran
resin untuk mencapai hasil yang optimal.
11. Corong/Suntikan

Gambar 17 Spoid
12. Botol Liptint

Gambar 18 Botol Liptint


C. Proses Pembuatan Liptint Organik Multifungsi Ramah Lingkungan
Proses mengolah limbah kulit buah naga kombinasi madu trigona
menjadi liptint organik multifungsi ramah lingkungan memiliki seni estetika
dilakukan beberapa tahapan yang dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 19 Tahapan Pembuatan Produk Liptint Organik Multifungsi Ramah Lingkungan


dari Limbah Kulit Buah Naga

11
1. Pembersihan Sekaligus Pemotongan Kulit Buah Naga dan Aloe Vera

Gambar 20 Proses Pembersihan Sekaligus Pemotongan Kulit Buah Naga dan


Aloe vera
Pembersihan yang dilakukan disini yaitu menghilangkan debu atau
kotoran yang menempel pada kilit buah naga dan aloe vera kemudian kulit
buah naga dipotong-potong kecil selain itu aloe vera dipisahakan kulit dan
gel.
2. Penghalusan

Gambar 21 Proses Penghalusan Kulit Buah Naga dengan Aloe vera


Setelah pemotongan kulit buah naga akan langsung dihaluskan
bersamaan dengan Aloevera dan air mawar.
3. Penyaringan

Gambar 22 Proses Penyaringan Kulit Buah Naga yang Telah Dihaluskan


Setelah limbah kulit buah naga dan madu trigona dihaluskan tahap
selanjutnya adalah penyaringan.
4. Pencampuran Komponen Liptint Organik Multifungsi Ramah
Lingkungan

12
Gambar 23 Proses Pencampuran Komponen Liptint Multifungsi Organik
Ramah Lingkungan
Hasil saringan kulit buah naga dan Aloe vera akan di campurkan
dengan madu trigona, minyak zaitun dan vaseline potreleum jelly.
Pencampuran komponen tersebut tidak dilakukan secara dengan takaran
yang sesuai. Setelah itu, aduk hingga rata menggubnakan mixer.
5. Pengemasan Produk dan pelabelan produk

Gambar 24 Proses Pengemasan dan pelabelanProduk


Pengemasan produk dilakukan pada botol liptint 10 ml.

13
STRUKTUR ORGANISASI

Ketua:
1. Memimpin, mengontrol, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
koperasi dan bagian-bagian di dalamnya.
2. Mengambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting demi kelancaran
koperasi.
3. Melaksanakan segala kegiatan sesuai dengan keputusan rapat anggota dan
rapat pengurus.
Sekertaris:
1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi dan perkantoran.
2. Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama bendahara dan
pengawas.
3. Menyusun rancangan program kerja yang akan direncanakan.
4. Bertanggung jawab dalam rapat pengurus melalui wakil ketua
Bendahara:
1. Bertanggung jawab terhadap keuangan koperasi
2. Mengatur jalannya pembukuan keuangan.
3. Menyusun rencana anggaran, pendapatan koperasi, dan laporan keuangan.
Bidang Operasional:
1. Memperhatikan dan mencatat ketersediaan alat dan bahan untuk
pemrosesan.

14
2. Membuat laporan operasional secara berkala.
3. Membuat laporan dokumen yang dibutuhkan.
4. Menerima dan memeriksa setiap berkas legal dokumen koperasi.
5. Membuat surat jalan atau dinas jika diperlukan.
Bidang Pemrosesan:
1. Bertanggungjawab terhadap pembuatan produk.
2. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol proses pembuatan produk.
3. Memastikan sebuah produk yang diproduksi secara efisien dengan jumlah
produk yang sesuai.
Bidang Pemasaran:
1. Melakukan riset pelanggan dan pasar. Melayani, memahami dan mencukupi
kebutuhan dan harapan konsumen.
2. Membuat strategi dan perencanaan produk.
3. Membuat strategi pemasaran produk

15
KESIMPULAN
Program PKM-PM ini memfokuskan pada pemberdayaan Kelompok
Perempuan Desa Masago dalam memaksimalkan pemanfaatan limbah kulit buah
naga Hadirnya program ini menyentuh langsung mitra dalam bentuk pelatihan dan
demonstrasi, sehingga pemanfaatan limbah kulit buah naga yang tidak
dimanfaatkan secara maksimal hanya dibuang begitu saja dapat menjadi produk
liptint organik multifungsi yang bernilai ekonomis. Pada akhirnya akan mampu
memberikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan Kelompok Kerja IV
dalam melakukan diferensiasi produk dari limbah kulit buah naga menjadi produk
kosmetik dalam bentuk liptint organik multifungsi ramah lingkungan. Selain itu
untuk keberlanjutan program ini maka tim PKM-M membuat Buku Panduan ber
ISBN, buku panduan dapat diakses secara online dan tutorial video pembuatan
yang dapat diakses secara online untuk memudahkan masyarakat dalam
mengakses informasi tentang hiasan dinding, dan aksesoris. Melakukan kerja
sama dengan pihak aparat desa dan BUMDes untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat dan produk hiasan dinding, dan aksesoris dapat dijadikan sebagai
produk unggulan desa.

16
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, A. M. I. A., dan Asfar, A. M. I. T. 2021. Analysis of Molecular Stability on
Waste Extracts of Trigona spp. Bees Haves. Ethanolically. Jurnal Bahan
Alam Terbarukan, 10(2), 75-80. https://doi.org/10.15294/jbat.v10i2.33471
Cristina, A. S., Asfar, A. M. I. T., Asfar, A. M. I. A., Sirwanti, S., Sari, T. P., dan
Nurdin, N. 2022. Pemberdayaan kelompok ibu PKK Desa Batulappa dalam
pembuatan KUBANANA Liptint organik multifungsi ramah
lingkungan. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(2), 277-
287.
Faradilla, J., Herawati, E. dan Ambarwati, N.S.S. 2019. Formulasi dan evaluasi
sediaan lipstik ekstrak kulit buah naga merah (hylocereus polyrhizus).
Jurnal Ilmiah Manuntung. 3 (2):1-20.
Lubis, M. S., dan Yuniarti, R. 2020. Pemanfaatan Pewarna Alami Kulit Buah
Naga Merah Serta Aplikasinya Pada Makanan. Amaliah: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 110-114.
Mulangsri, D.A.K., Murrukmihadi, M. dan Muaniqoh, E. 2017. Karakteristik fisik
lipstik sari kulit buah naga merah (hylocereus costaricensis) dengan variasi
perbandingan konsentrasi carnauba wax dan beeswax. Jurnal Inovasi
Teknik Kimia. 2 (2):19-24.
Sitorus, A.K. dan Diana, V.E. 2017. Formulasi sediaan lipstik ekstrak etanol buah
naga merah (hylocereus polyrhizus). Jurnal Dunia Farmasi. 2 (1):1- 8.
Yuliana, R., Sutariningsih, E., Santoso, H.B. dan Riendrasari, S.D. 2015. Daya
antimikrobia sarang lebah madu trigona spp terhadap mikrobia patogen.
Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi. 8 (1):67-72.
Yulyuswarni. 2018. Formulasi ekstrak kulit buah naga merah (hylocereus
polyrhizus) sebagai pewarna alami dalam sediaan lipstik. Jurnal Analis
Kesehatan. 7 (1):673-679.

17
TENTANG PENULIS
A. SINDI CRISTINA, dilahirkan di Batu Lappa pada
tanggal 7 Januari 2003. Anak kedua dari pasangan A.
Sennawing dan Hasriningsih, memiliki 2 saudara bernama
A. Sri Rahayu (kakak) dan A. Aldi Saputra (adik). Penulis
menyelesaikan pendidikan di TK Tau Mau Pertiwi
Masago, Kecematan Patimpeng, Kabupaten Bone pada
tahun 2009, pendidikan Sekolah Dasar di SDN 260
Masago, Desa Masago, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone pada tahun
2015. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Salomekko, Desa
Masago, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone dan selesai pada tahun 2018.
Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 19 Bone, Desa
Masago, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone pada tahun 2018 dan selesai
pada tahun 2021. Pada tahun 2021, penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi Swasta, yaitu Universitas Muhammadiyah Bone dan mengambil jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia hingga sekarang. Penulis tidak hanya aktif
berkuliah di kampus namun juga aktif mengikuti kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dan berbagai kegiatan wirausaha serta telah mengikuti KM5 yang
diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek tahun 2023. Selain itu, penulis telah
menerbitkan beberapa artikel berupa prosiding dan jurnal, baik dalam skala
nasional. Penulis juga telah memiliki 1 buku dan 1 Hak Kekayaan Intelektual
(HKI).

18
TRI PUSPITA SARI, lahir pada tanggal 1 Juni 2003 di
Desa Batulappa, Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan. Putri ketiga dari empat
bersaudara, anak dari Bapak Taskuntoro dan Ibu A.
Hamsinah, Eko Budianto dan Dwi Jayanti (kakak) Chatur
Budi Prayugo (adik). Menyelesaikan pendidikan di TK
Tau Mau Pertiwi Masago pada tahun 2009, sekolah dasar
di SD Inpres 3/77 Masago lulus pada tahun 2014. Melanjutkan pendidikan di
SMPN 2 Salomekko lulus pada tahun 2017. Selanjutnya pada tahun 2020 lulus
pada bangku sekolah di jenjang atas yaitu di SMA Negeri 1 Kahu yang dikenal
sebagai SMAN 6 Bone. Terhitung dari tahun 2020, mendaftar sebagai mahasiswi
di Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Muhammadiyah Bone dengan
Program Studi Teknologi Pendidikan. Penulis tidak hanya aktif berkuliah di
kampus namun juga aktif mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
berbagai kegiatan wirausaha lainya.

19
SIRWANTI adalah seorang dosen yang memulai
karirnya sebagai pendidik sejak tahun 2014 yang diawali
sebagai Asisten Dosen hingga saat ini menjadi Dosen Di
Universitas Muhammadiyah Bone. Berbagai Penelitian
dan Pengabdian yang telah dilakukan termasuk Dana
Hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berhasil diperoleh sejak tahun 2016. Penulis saat ini aktif
melakukan kegiatan tridarma perguruan tinggi, pada
bidang pengajaran penulis aktif mengajarkan tentang Profesi Pendidikan dan
Workshop Matematika, pada kegiatan penelitian penulis aktif mengkaji tentang
pengembangan perangkat pembelajaran dan penerapan model pembelajaran
matematika, pada kegiatan pengabdian masyarakat, penulis aktif melakukan
inovasi dalam bidang kewirausahaan dan sudah menghasilkan berbagai produk
kewirausahaan serta telah melakukan diseminasi melalui workshop maupun
seminar. Hasil dari tridarma perguruan tinggi yang telah dilakukan, mengantarkan
penulis menghasilkan jurnal nasional dan internasional yang telah diterbitkan
dalam bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Matematika.

20
SINOPSIS
Dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk menjelajahi dunia inovasi dan
keberlanjutan dalam pengolahan limbah kulit buah naga kombinasi aloe vera
menjadi liptint organik multifungsi ramah lingkungan. Limbah kulit buah naga
yang sering kali diabaikan menjadi bahan baku berharga yang dapat dimanfaatkan
secara kreatif dan bertanggung jawab.
Buku ini mengungkapkan secara rinci tentang bagaimana proses pengolahan
limbah kulit buah naga dan ekstrak aloe vera dapat diintegrasikan dengan baik
untuk menciptakan liptint organik yang berkualitas tinggi. Buku ini juga
membahas tentang manfaat dan keunggulan dari liptint organik multifungsi ramah
lingkungan yang dihasilkan. Sertab akan mengetahui bagaimana liptint ini tidak
hanya memberikan tampilan bibir yang cantik, tetapi juga memberikan manfaat
kesehatan dan kelembapan yang alami. Dengan menggunakan bahan-bahan
organik, liptint ini aman digunakan dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya
yang dapat merusak lingkungan.
Dengan membaca buku ini, pembaca akan mendapatkan pengetahuan yang
mendalam tentang pemanfaatan limbah kulit buah naga kombinasi aloevera
menjadi liptint organik multifungsi ramah lingkungan sehingga akan terinspirasi
untuk mengambil bagian dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sambil
tetap tampil cantik dan sehat. Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan
dunia yang lebih baik melalui inovasi dan pengelolaan limbah yang cerdas.

21

Anda mungkin juga menyukai