Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN KULIT JENGKOL SEBAGAI PESTISIDA ALAMI DI


DAERAH STABAT, SUMATERA UTARA
Diajukan untuk mengikuti Lomba Esai Nasional

(Agricultural Extension Planning Of Some Innovation)

NURUL ELSA FADILAH


19441096

JENJANG PENDIDIKAN STRATA 1


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER KAPUTAMA

STMIK KAPUTAMA
BINJAI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Karya Tulis
Ilmiah Bahasa Indonesia ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua
yang selalu mendukung hingga karya tulis ini dapat terselesaikan dan kepada Guru Bahasa
Indonesia yaitu Zira Fatmahira, M.Pd yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah ini.

Karya ilmiah ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang ” PEMANFAATAN
KULIT JENGKOL SEBAGAI PESTISIDA ALAMI DI DAERAH STABAT, SUMATERA
UTARA “,yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian khususnya
bagi penulis sendiri dan semua orang yang membaca karya tulis ini. Penulis yakin karya tulis
ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi penulis mohon bantuan kritik dan sarannya.
Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Dimulai dengan semakin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat
yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya mulailah timbul tumpukan limbah atau sampah
yang tidak dibuang semestinya. Salah satunya yaitu kulit jengkol, jengkol
(pithecolobiumlobatum) adalah makanan yang sering dijumpai di tengah masyarakat. Jengkol
termasuk suku polong-polongan (Fabaceae), buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng
berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna
cokelat mengilap. Selain digunakan sebagai bahan makanan, jengkol juga memiliki banyak
kegunaan salah satunya yaitu dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan
berbagai penyakit (Riyanto, dkk : 2018). Namun selain pemanfaatan tersebut, tanaman jengkol
tetap menyisakan permasalahan berupa limbah kulit jengkol.

Oleh karena itu, untuk mengurangi limbah kulit jengkol dan menambah nilai ekonomisnya
serta untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas para petani di daerah Stabat khusunya, kami
memiliki ide untuk memanfaatkannya dengan mengelola kulit jengkol tersebut menjadi pestisida
alami. Hal ini dikarenakan kulit jengkol memiliki senyawa kimia yaitu seperti terpenoid, asam
fenolat, serta alkaloid yang terbukti ampuh untuk melindungi tanaman dari berbagai macam
serangga, asam fenolat yang terkandung pada kulit jengkol juga berfungsi untuk menyuburkan
tanah. Pestisida alami yang dihasilkan dari kulit jengkol tersebut dapat menghilangkan beberapa
jenis hama pada tumbuhan seperti semut, lalat, belalang dan serangga kecil lain nya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah adalah Bagaimana
cara terbaik dapat pemanfaatan serta pengelolahan kulit jengkol sebagai pestisida alami yang
berguna bagi masyarakat setempat?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dengan baik bagaimana cara pemanfaatan dari kulit jengkol sebagai bahan
pestisida alami
2. Mengetahui bagaimana cara pembuatan bahan pestisida alami dari kulit jengkol
3. Mengetahui apa manfaat lain dari jengkol selain buah dalamnya yang dikonsumsi
masayarakat
D. Manfaat
1. Mengerti bagaimana cara mengolah kulit jengkol agar tidak terbuang sia-sia
2. Mengerti manfaat dari kulit jengkol untuk kebutuhan tanaman
3. Mengerti bagaimana cara pembuatan pestisida dari kulit jengkol
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan pemaparan diatas dan disertai dengan survei yang telah kami lakukan
bersama, bahwa kebanyakan petani didaerah Stabat provinsi Sumatera Utara lebih memilih
menggunakan pestisida buatan yang mengandung bahan kimia berbahaya daripada pestisida
alami.

Hal lain yang menyebabkan kami lebih memilih kulit jengkol sebagai salah satu yang
dapat diolah menjadi pestisida alami atau pestisida organik adalah karena kandungan yang
dimiliki kulit jengkol tersebut dapat menyuburkan tanah sekaligus menghindari tanaman dari
serangan hama. Kami berusaha memberikan sebuah pemikiran kepada para petani yang ada di
daerah Stabat provinsi Sumatera Utara untuk segera beralih ke pestisida alami daripada pestisida
buatan yang mengandung bahan kimia dan bahkan dapat merusak struktur tanaman itu sendiri.

Sangat jelas bahwa pestisida alami bukan saja ramah lingkungan, tetapi juga memiliki
kecenderungan yang lebih reatif aman dalam penggunaannya dan juga ekonomis, apalagi untuk
pembuatan pestisida alami dari bahan kulit jengkol. Dimana banyak sekali masyarakat di kota
Stabat yang hanya melantarkan / membuang kulit jengkol karena ketidaktahuan mereka
mengolah sesuatu dari kulit jengkol selain untuk pemuatan keripik.

Pestisida alami atau pestisida organik yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan relatif
mudah dibuat dengan kemampuan terbatas, karena pestisida alami bersifat lebih mudah terurai.
Namun melihat keterbatasan SDM masyarakat menjadi kendala dalam melaksanakan ide kami
ini.

Sehingga kami mencari tau langkah yang dapat kami lakukan agar ide yang kami miliki
ini bisa lebih terealisasi oleh masyarakat, dengan cara membuat pestisida alami dari kulit jengkol
dengan menggunakan bahan bahan yang ada disekitar masyarakat petani umumnya dan pastinya
mudah untuk diperoleh.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pestisida alami ini adalah :

a). Alat :
- Penumbuk / penghalus
- Penyaring / kain kasa
- Ember sebagai wadah
- Botol semprot
b). Bahan :
- Kulit jengkol
- Air
- Detergen
- Minyak tanah

Adapun langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut :


1. Haluskan (tumbuk) kulit jengkol sampai benar-benar halus.
2. Kemudian rendam kulit jengkol yang sudah halus dalam air (sesuai kebutuhan) dan
tambahkan minyak tanah secukupnya dan juga detergen secukupnya.
3. Kemudian saring hasil perendaman menggunakan kain halus.
4. Setelah disaring, larutan sudah dapat digunakan / disemprotkan ketanaman
(Tuheteru;dkk, 2019).

Dengan alat, bahan serta langkah-langkah diatas kami berharap ide kami dapat terealisasi
agar para petani lebih memilih menggunakan pestisida alami daripada pestisida dengan bahan
kimia yang berbahaya.
BAB III
PENUTUP

Kami harap ide yang kami miliki ini dapat membangun SDM khususnya petani agar lebih
kreatif guna meningkatkan produktivitas dari hasil bertaninya, kualitas dirinya dan juga lebih
melek keadaan dalam memanfaatkan produk-produk lokal yang justru berserakan dan tidak tau
bagaimana harus diperlakukan / diolah.

Dan semoga ide kami ini nantinya dapat lebih dikembangkan lagi, serta dapat menjadi
sebuah acuan untuk para petani di Stabat provinsi Sumatera Utara agar terus bersama-sama
menerapkan pola pikir yang lebih inovatif serta kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel. (2008). Pestisida Nabati dan Aplikasinya Pada Tanaman . Farmacia, Vol 7 (7).

Riyanto., Indah S., & Rosliana. (2018). Uhi Toksisitas (LC50- 24 JAM) ekstrak Kulit Jengkol
(Pithecellobium Jiringa) Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach. Jurnal Biosains,
4(2), 96-101

Tuhateru.S., Mahanani.A.U., & Rumbiak.R.E.Y. (2019). Pembuatan Pestisida Nabati Untuk


Mengendalikan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Sayuran Di Distrik Siepkosi
Kabupaten Jayawijaya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 25(3), 135-143.

Anda mungkin juga menyukai