Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ENTEPRENEURESHIP INDUSTRI

LIMBAH KULIT PISANG MENJADI KERTAS

Disusun Oleh:

Angga Puspita Ningrum (2720170045)

Ati Febrianti (2720170057)

Febriariyani (2720190001)

Jaka Ramdhani (2720170073)

Merlina (2720170029)

Sri Wulandari (2720170034)

FAKULTAS IMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah wirasusahaan Indrustri Kertas Buram dari Bahan Organik
Limbah Kulit Pisang dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Enterpreneuship /
Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Pak Zulkarnain yang
telah membantu dalam penyusunan makalah Wirausaha Indrustri Kertas Buram dari Bahan
Organik Limbah Kulit pisang. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah
Berbentuk Bangun Ruang ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Jakarta, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran usaha

B. Bahan dan peralatan

C. Proses pembuatan

D. Analisis swot

E. Harapan yang ingin di capai untuk masa yang akan datang

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kertas merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.


Pembuatan kertas yang kita ketahui selama ini menggunakan kayu sebagai sumber
selulosa. Setiap ton bubuk kertas memerlukan sedikitnya 4,5 meter kayu gelondongan.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas tersebut pertahun sekitar 3.000.000
hektare hutan alam ditebang. Indonesia dikatakan memiliki 10% hutan tropis dunia yang
masih tersisa, tetapi ternyata luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan
yang sangat mengkhawatirkan. Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sekitar 72%
(Ranganathan dkk, 2000) dan efeknya baru dirasakan saat ini seperti pemanasan global
dan penyusutan hutan sebagai akibat dari penebangan pohon yang tidak bertanggung
jawab.

Tingginya kebutuhan kertas harus diimbangi dengan ketersediaan bahan baku.


Rencana pemerintah untuk mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) untuk
menyediakan bahan baku industri berbasis kayu termasuk industri kertas belum dapat
mengatasi kelangkaan bahan baku sehingga perusahaan industri kertas skala besar
berupaya memperoleh bahan baku dari pasar gelap (illegal logging) yang berasal dari
hutan alam sehingga sangat berpotensi merusak hutan (Manurung dan Sukaria,2000).

Apalagi dengan kondisi perekonomian saat ini Indonesia maupun dunia sedang
dalam perekonomian yang minim berakibat dari adanya pandemic Covid 19, sudah
banyaknya perusahaan melakukan PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja) kepada karyawan
nya. Maka dari itu dengan UKM dapat berperan dalam membuka lapangan pekerjaan
melalui Indrustri kreatif.
Industri kreatif merupakan industri yang menggunakan sumber daya yang
terbarukan, dapat memberikan kontribusi dibeberapa aspek kehidupan, tidak hanya dari
sudut pandang ekonomi semata, tetapi juga ditinjau dari dampak positif yang ditimbulkan
terutama bagi peningkatan citra dan identitas bangsa, menumbuhkan motivasi dan
kreativitas anak bangsa, serta dampak sosial lainnya. Menurut Departemen Perdagangan
RI (2009;5), Industri Kreatif adalah Indrustri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.

Dalam hal ini maka kelompok kami mengambil pembahasan tentang Indrustri
Kreatif dari limbah kulit pisang dimana banyak sudah pedagang-pedagang, outlet-outlet,
restoran, dan rumah makan menggunakan pisang sebagai kuliner, sedangkan untuk kulit
pisangnya sendiri tidak digunakan dan dibuang.

Pisang merupakan salah satu jenis buah- buahan tropis yang tumbuh subur dan
mempunyai wilayah penyebaran merata di seluruh wilayah Indonesia. Pisang termasuk
komoditas unggulan yang mudah diusahakan, berumur singkat, dan dapat dipanen
sepanjang tahun. Karena tanaman pisang merupakan tanaman yang dapat dipanen
sepanjang tahun, maka limbah yang dihasilkan pun melimpah sehingga dapat dijadikan
sebagai alternatif bahan baku kertas pengganti kayu. Dengan begitu, ketergantungan
masyarakat akan penggunaan kertas dari kayu akan berkurang sehingga kerusakan
lingkungan pun secara berangsur dapat ditanggulangi.

Pada umumnya, bagian daging buah pisang yang banyak dimanfaatkan,


sedangkan kulitnya belum dimanfaatkan secara nyata. Menurut data Balai Besar Litbang
Industri Selulosa, kulit pisang memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga
berpotensi digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan kertas. Limbah kulit
pisang mengandung serat yang sangat halus dibandingkan serat dari kayu dengan
kandungan selulosa yang tinggi (60-65%), hemiselulosa 6-8%, dan lignin 5-10%
(Tjahyono, 1998). Sementara itu kayu lunak yang sering digunakan sebagai bahan baku
kertas onvensional hanya mengandung selulosa 41%, hemiselulosa 24%, dan lignin
27,8%.

Melihat perbandingan persentase komposisi serat tersebut, kandungan selulosa


kulit pisang jauh lebih tinggi daripada kandungan selulosa kayu lunak sehingga sangat
memungkinkan untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas karena kayu
lunak pun yang selama ini menjadi bahan baku dalam pembuatan kertas konvensional
hanya mengandung 41% selulosa. Sementara itu, kandungan lignin pada kulit pisang
hanya 5-10% sehingga dalam proses pemisahan selulosa dari lignin tidak sulit
dibandingkan dengan sumber serat lain. Jadi, dimungkinkan bahwa kulit pisang dapat
dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas.

Kandungan selulosa yang tinggi pada kulit pisang dapat digunakan sebagai bahan
baku utama dalam pembuatan kertas. Akan tetapi, kulit pisang tidak hanya terdiri dari
selulosa saja melainkan ada juga senyawa-senyawa lain yang terkandung di dalamnya
sehingga kulit pisang tidak dapat diolah langsung menjadi bahan baku kertas. Untuk
dapat menghasilkan bubur kertas, kandungan lignin yang terkandung dalam kulit pisang
perlu dihidrolisis dan dipisahkan dari selulosa melalui proses delignifikasi, salah satunya
dapat dilakukan dengan metode basa (alkalisasi).

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran usaha dari produk daur ulang yang dihasilkan dari limbah kulit
pisang menjadi kertas?
2. Apa saja bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat produk daur ulang
limbah kulit pisang ?
3. Bagaimana proses pembuatan produk daur ulang limbah kulit pisang ?
4. Berapa alokasi dana yang dibutuhkan untuk proses pembuatan produk daur ulang
limbah kulit pisang?
5. Bagaimana kekuatan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari usaha daur ulang
limbah kulit pisang?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan gambaran usaha dari produk daur ulang yang dihasilkan dari
limbah kulit pisang?
2. Mendeskripsikan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat produk daur
ulang limbah kulit pisang?
3. Mendeskripsikan proses pembuatan produk daur ulang limbah kulit pisang?
4. Mendeskripsikan alokasi dana yang dibutuhkan untuk proses pembuatan produk
daur ulang limbah kulit pisang?
5. Mendeskripsikan kekuatan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari usaha daur
ulang limbah kulit pisang?
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pembaca tentang pemanfaatan limbah kulit pisang
2. Dapat dijadikan panduan pembaca yang ingin mengembangkan usaha (UMKM)
dalam memanfaatkan limbah kulit pisang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN USAHA
1. DESKRIPSI PRODUK
Produk yang akan dibuat dalam kegiatan wirausaha/Enterpreneuship ini:
a. Kertas Burem
Merupakan kertas daur ulang dari kertas putih yang sudah di pakai asalnya juga
dari berbagai macam jenis kertas kemudian di jadikan satu dan di daur ulang. Tapi
dalam kegiatan kami menggunakan kulit pisang. Dalam penelitian, kertas
berbahan dasar kulit pisang kepok yang mendekati karakteristik kertas buram
(kadar air 4,5% ; pH 7,51) adalah kertas yang dimasak dengan NaOH 4% selama
1,5 jam.
Hasil dari proses alkalisasi kulit pisang ini berupa kertas burem yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk novel, surat kabar, dan aman juga sebagai
pembungkus makanan.
Di bawah ini Contoh Gambar: Produk turunan kertas burem, pembungkus
makanan, kertas crap, bahan buat paper baq, untuk pembuatan Novel-novel, dan
lain sebagainya
B. BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produk limbah dari kulit
pisang adalah sebagai berikut:
1. Bahan :
a. Kulit Pisang yang tidak terpakai (dari pedagang2 outlet, kaki lima, restoran dsb)
b. Larutan NaOH 4 %, larutan H2O2, air bersih.
2. Peralatan :
Blender, Oven, cetakan saring, Loyang, tabung reaksi, kompor, panci, pipet tetes,
penjepit cawan, peralatan gelas.

C. PROSES PEMBUATAN
Pembuatan kertas dari kulit pisang dilakukan melalui dua tahap, yaitu ;
1. Tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
Tahap persiapan terdiri dari persiapan bingkai cetakan, pemilihan kulit pisang kepok,
dan pembuatan larutan NaOH untuk proses pemasakan dan H2O2 untuk proses
pemutihan.
2. Proses Pelaksanaan/Pembuatan :
a. Proses Pembuatan Pulp
Kulit pisang yang telah dipotong-potong dan dibersihkan dengan air
kemudian dihaluskan dengan proses penggilingan menggunakan blender. Proses
penggilingan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam pembuatan
kertas karena kertas yang dibuat dari pulp yang tidak digiling kekuatannya
rendah, berbulu, dan terlalu berpori. Tetapi dengan pulp yang sudah digiling akan
diperoleh kertas dengan kekuatan yang tinggi, padat, formasi jalinan seratnya
lebih baik dan sifat-sifat lainnya sesuai dengan spesifikasi kertas yang diinginkan.
Selama proses penggilingan berlangsung, serat di dalam air mengalami
penyikatan, pengkoyakan, pemukulan, penggosokan ataupun penekanan, sehingga
ikatan antar serat menjadi terbuka dan terjadilah hidrasi luar serat akan pecah,
sehingga fibril-fibril akan keluar yang menyebabkan bidang permukaan serat
bertambah luas. Keadaan serat seperti ini sangat diperlukan, agar dapat
meningkatkan ikatan antar serat pada lembaran kertas (Haroen 2004). Setelah
proses penggilingan, proses selanjutnya yaitu proses pemasakan pada suhu
100oC. Proses pemasakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
pembuatan pulp karena dalam tahap ini berlangsung proses delignifikasi yaitu
proses pemisahan selulosa dari lignin. Suhu pemasakan dijaga tidak melebihi
100oC agar tidak merusak selulosa sebagai bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan pulp.
Selama proses pemasakan, terjadi perubahan warna pada kulit pisang dari
coklat menjadi coklat pekat kehitaman. Semakin lama pemanasan dan semakin
tinggi suhu selama pemasakan tersebut perubahan karakteristik warna kulit pisang
tersebut semakin pekat. Lama pemasakan dengan larutan pemasak (NaOH) dalam
penelitian ini yaitu selama 1,5 jam. Setelah proses pemanasan , pulp didinginkan
kemudian dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan larutan NaOH dan lignin
dari pulp.

Proses selanjutnya yaitu proses pemutihan (bleaching), Merupakan proses


yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan lignin di dalam pulp atau serat
sehingga diperoleh tingkat kecerahan warna yang tinggi dan stabil (Greschik dkk,
2008). Dalam proses pemutihan pulp digunakan bahan pemutih Hidrogen
Peroksida (H2O2) karena H2O2 memiliki sifat oksidator yang sangat kuat dengan
konsep pemutihan Totally Chlorine Free (TCF).Hidrogen peroksida berbentuk
cairan tidak berwarna, sedikit lebih kental dari air dan dapat bercampur dengan air
dalam berbagai komposisi (Jones, 1999). Hidrogen peroksida bersifat asam yang
sangat lemah dan mempunyai kemampuan sifat oksidator yang sangat kuat.
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan bahan pemutih yang bisa digunakan
untuk proses pemutihan dengan konsep Totally Chlorine Free(TCF). Selain itu,
Bila dipanaskan mudah terurai dan melepaskan gas oksigen. Karena
kemampuannya melepaskan oksigen maka sangat efektif dipakai sebagai bahan
pemutih. O2yang terjadi akan bekerja sebagai oksidator untuk memutihkan
bahan.H2O2(aq)H2O(l)+ O2(g)
Dalam proses bleaching terjadi perubahan warna pulp dari warna coklat
tua berubah menjadi warna kuning cerah mendekati putih. Selain itu, selama
proses pemanasan dihasilkan banyak gelembung akibat dari reaksi penguraian
senyawa hidrogen peroksida tersebut menjadi oksigen dan air. Lama pemanasan
dalam proses bleaching ini menggunakan waktu pada umumnya yaitu 120 menit
karena perlakuan bahan kimia pemutih terhadap serat akan menjadi lebih reaktif
dengan memperpanjang waktu reaksi.
b. Proses Pencetakan Kertas dari Pulp
Proses ini merupakan tahap finishing, dimana pulp yang telah terbentuk
dicetak menjadi kertas. Langkah awal yaitu dengan menumpahkan pulp ke dalam
cetakan kayu yang sudah dilapisi kain saringan. Dalam proses ini, usahakan pulp
memenuhi bagian cetakan dengan rata agar kertas yang dihasilkan memiliki
permukaan yang rata. Pada penelitian ini digunakan botol yang permukaannya
rata untuk meratakan pulp di atas cetakan. Kemudian dilakukan pengeringan
dengan menjemur pulp di bawah sinar matahari.

D. ANALISIS SWOT
Dalam rangka memasarkan produk
daur ulang dari sampah limbah kulit pisang ini,
maka perlu dilakukan analisis SWOT sebagai
berikut :
1. Strenght ( kekuatan )

a. Bahan dasar mudah didapat (kulit pisang)


b. Bahan pembuat nya mudah dicari ( di Toko bahan-bahan kimia)
c. Proses pembuatan dengan biaya overhead yang rendah, sehingga dapat
memberikan tawaran harga yang paling baik bagi pelanggan.
d. Produk ramah lingkungan
e. Produk bermanfaat ganda
f. Mendapatkan dukungan dari Pemerintah melalui Kementrian lingkungan
hidup
g. Produknya bermanfaat dalam jangka panjang

2. Weaknesses ( kelemahan )

a. Keterbatasan pemasaran
b. SDM yang perlu dilatih karena dalam pembuatan melalui proses

3. Opportunities ( peluang )

a. Dapat diperjual-belikan kepada bagi pedagang2, Outlet, Restoran cepat saji


b. Harga murah karena dari limbah kulit Pisang
c. Produk seperti ini belum pernah dibuat sehingga merupakan penemuan baru
banyak diminati bagi konsumen pecinta bahan-bahan ramah lingkungan.
d. Bahan dasar mudah didapat
e. Cocok untuk home industri, dapat dibuat untuk beberapa jenis barang

4. Threats ( ancaman )
a. Persaingan dengan produksi kertas dari pabrik besar
b. Dalam pembuatan nya harus diperhatikan kebersihan nya handhygiene bagi
karyawan agar terhindar dari penyakit .

E. HARAPAN YANG INGIN DICAPAI UNTUK MASA YANG AKAN DATANG


Harapan yang ingin dicapai dari kegiatan wirausaha ini adalah:
1. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan mengurangi penebangan hutan dengan
adanya dukungan baik dari Pemerintah dan pihak Swasta
2. Diharapkan terciptanya lapangan pekerjaan dari sektor UMKM dalam bidang daur
ulang kulit pisang   
3. Dapat menggalakkan gerakan daur ulang dari Limbah Kulit pisang dimasyarakat
4. Lebih Meningkatnya lagi kualitas dan kuantitas dari hasil kertas burem yang
dihasilkan
5. Terlaksananya pemasaran produksi kertas dari bahan daur ulang kulit pisang
6. Mewujudkan kepuasan konsumen dari pemanfaatan produk daur ulang dari kulit
pisang karena ramah lingkungan dan aman dari zat-zat karsinogen

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kertas merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.
Pembuatan kertas yang kita ketahui selama ini menggunakan kayu sebagai sumber
selulosa. Apalagi dengan kondisi perekonomian saat ini Indonesia maupun dunia
sedang dalam perekonomian yang minim berakibat dari adanya pandemic Covid 19,
sudah banyaknya perusahaan melakukan PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja) kepada
karyawan nya. Maka dari itu dengan UKM dapat berperan dalam membuka lapangan
pekerjaan melalui Indrustri kreatif.
Oleh karena itu, Kelompok kami dalam menghadapi hal ini mengambil
pembahasan tentang Indrustri Kreatif dari limbah kulit pisang dimana banyak sudah
pedagang-pedagang, outlet-outlet, restoran, dan rumah makan menggunakan pisang
sebagai kuliner, sedangkan untuk kulit pisangnya sendiri tidak digunakan dan
dibuang. Deskripsi produk yng di gunakan ada kertas burem Yang sudah di daur
ulang. bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produk limbah
dari kulit pisang adalah kulit pisang sudah tidak tepakai dan alat - alat lainnya.
Melalui proses pembuatan dan menghasilkan pulp yang telah terbentuk dicetak
menjadi kertas.
1. kertas berbahan dasar kulit pisang yang mendekati karakteristik kertas buram
(kadar air 4,5 ; pH 7,51) adalah kertas yang dimasak dengan NaOH 4% selama
1,5 jam.
2. Kertas Buram gunakan untuk bahan corat-coret pada saat ujian, bahan utk novel,
surat-surat kabar, untuk buku-buku murah, dan pada produk olahan limbah kulit
pisang ini dapat sebagai pembungkus makanan
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
Kita harus memahami situasi pada masa pandemi Covid 19 ini, dengan cara harus
lebih meningkatkan pengetahuan dan memahami tentang bagaimana Limbah kulit
pisang dapat di olah lagi sebagai bahan baku pembuatan kertas alami yaitu kertas
buram.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2010a). SNI ISO 287: 2010 Kertas dan Karton –Cara uji kadar
air- Metode Keringoven. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2010b). SNI ISO 6588-1:2010 Kertas, karton dan
pulp – Cara uji pH dalam ekstrak air – Bagian 1: Ekstrak dingin. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Brady, James E . (2000). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Tangerang:

Binarupa Aksara Publisher (Bahasa Indonesia)


Djarwis, D. (2004). Teknik Penelitian Kimia Organik Bahan Alam, Workshop Peningkatan
Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengelolaan Sumber
Daya Hutan yang Berkelanjutan. Pelaksana Kelompok Kimia Organik Bahan Alam Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Andalas Padang
Kerjasama dengan Proyek Peningkatan Sumber Daya Manusia
DITJEN DIKTI DEPDIKNAS JAKARTA Gilligan, JJ. (1974). The Organic Chemical
Industries. New York: Prentice-Hall. Inc

Anda mungkin juga menyukai