Alami
MAKALAH
Oleh
NPM 19420049
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mempermudah saya
dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Selain
itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman, dan dosen
yang sudah mendukung dalam pembuatan makalah ini. Banyak hal yang akan
SEBAGAI PEWARNA TEKSTIL ALAMI”. Dalam hal ini, Saya ingin membahas
penggunaan pewarna alami menggunakan daun jati. Makalah ini disusun untuk
penyelesaian makalah ini seperti kesulitan mencari sumber atau referensi yang
berhubungan dengan makalah ini. Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang
sama dengan pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna
kecuali Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil karya
ilmiah Saya.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 7
1.4. Manfaat ....................................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN .................................................................................................... 8
2.1 Kajian Teori ................................................................................................. 8
2.2 Pembahasan ................................................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sangat kaya akan jenis-jenis tumbuhan. Semua suku utama tumbuhan
38.000 jenis tumbuhan, 3.000 jenis lumut, 4.000 jenis paku, 20.000 jenis tumbuhan
biji (8% dari dunia)yang lebih diselidiki. Dari sekian ribu jenis tumbuhan yang ada,
diperkirakan hanya 10% yang telah di manfaat kan masyarakat sebagai bahan
menghasilkan zat warna baik untuk pewarna makanan, minuman, tekstil maupun
barang-barang kerajinan.
dapat memberikan warna pada tekstil, terutama pada pembuatan kain budaya lokal.
alami ini tidak berbahaya untuk kesehatan seperti pewarna sintetis yang dapat
Pewarna alami memberikan warna yang sangat khas. Warna-warna ini biasanya
dapat diambil dari organ-organ tumbuhan seperti akar, umbi, batang, atau daunnya.
Contohnya dapat dilihat pada tanaman kunyit yang memberikan warna kuning, kulit
buah manggis yang memberikan warna ungu, dan daun jati yang dapat memberikan
warna hijau.
Walaupun begitu banyak tanaman yang dapat memberikan warna alami, tetap
saja banyak perusahaan tekstil yang tidak menggunakan pewarna alami. Hal ini
3
disebabkan karena pewarna alami membutuhkan biaya yang lebih besar dan proses
hasil pewarna sintetis dianggap lebih stabil dan memiliki warna yang lebih tahan
lama dibandingkan pewarna alami. Pewarna sintetis juga sangat mudah ditemukan
di pasaran.
Tekstil sudah dibutuhkan dari zaman nenek moyang kita dahulu. Hal ini
dibuktikan dengan penggunaan bulu domba pada musim dingin sejak dulu. Pada
zaman dulu, nenek moyang kita banyak menggunakan pewarna alami dalam
masyarakat membeli tekstil bukan untuk kebutuhan hidup namun untuk mengikuti
Meskipun demikian masih saja banyak masyarakat yang membeli tekstil karena
keindahan warnanya contohnya warna hijau. Warna hijau dianggap warna yang
4
‘enak’ dipandang mata. Warna hijau juga memberikan kesegaran pada mata setelah
Warna hijau alami dapat ditemukan pada daun jati. Beberapa masyarakat
menggunakan daun jati sebagai pewarna, baik pada tekstil maupun makanan. Hal
ramah lingkungan dan mudah ditemukan. Selain itu warna yang dihasilkan juga
memiliki mutu yang baik. Penggunaan daun jati sebagai pewarna alami dapat juga
Daun jati merupakan daun yang memiliki klorofi. Hal ini menyebabkan daun
jati dapat memberikan warna hijau. Tumbuhan jati juga memiliki karatenoid yang
berfungsi menjaga klorofil dari kerusakan sehingga warna daun jati memiliki warna
pohon jati yang lumayan luas. Pohon jati biasanya hidup di daerah tropis dengan
suhu udara 13-43 ℃. Unsur kimia yang diperlukan saat menanam pohon jati agar
Untuk menjadi pewarna alami, tentunya daun jati harus melalui beberapa proses
5
Penggunaan pewarna sintesis memang memberikan kemudahan bagi pelaku
Namun tidak ada salahnya kembali beralih ke pewarna alami karena pewarna alami
memiliki efek samping yang lebih sedikit terutama dalam hal kesehatan. Negara-
negara maju bahkan sudah melirik kembali pewarna alami karena warnanya yang
khas. Mereka bahkan membuat penelitian untuk membuat pewarna alami tahan
lama.
Selain daun jati, masih banyak juga tumbuhan yang memberikan warna alami
lainnya seperti kunyit, daun kol ungu, kulit manggis, dan masih banyak yang
lainnya. Hal ini dapat memenuhi warna yang diinginkan konsumen. Pewarna-
sebagai berikut:
2. Apakah pengguanaan daun jati sebagai pewarna tekstil alami dapat digunakan
secara maksimal?
6
1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1.4. Manfaat
A. Kepada penulis
Menambah wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah serta menambah
B. Kepada pembaca
D. Kepada Industri
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
Zat warna adalah senyawa yang dipergunakan dalam bentuk larutan atau
dispersi pada suatu bahan lain sehingga berwarna (Rambe, 2009). Di Indonesia
perkembangan produksi zat pewarna dapat diketahui dari data ekspor nasional.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2000 mencerminkan bahwa kebutuhan
zat pewarna baik untuk keperluan proses produksi dan industri meningkat tiap
membawa dampak pada peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limbah cair
yang dihasilkan (Nugroho, 2005). Menurut Selvam dkk (2003), sekitar 10.000 jenis
pewarna digunakan pada industri tekstil dan lebih dari 7 x 105 ton bahan pewarna
diproduksi setiap tahunnya. Selama proses pewarnaan, 10–15 % dari zat warna
tekstil yang digunakan akan terbuang bersama limbah. Zat warna untuk tekstil dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu zat warna alami dan zat
warna sintesis. Zat warna alami adalah zat warna yang diperoleh dari alam seperti
alam yang biasa digunakan untuk tekstil diperoleh dari hasil ekstrak berbagai
bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga, sedangkan zat warna
banyak fesyen terbaru yang keluar setiap harinya. Mulai dari bentuknya hingga
dalam membuat trobosan baru yang diminati pelanggan. Hingga tak jarang mereka
8
menggunakan pewarna sintetis karena pewarna sintesis sangat banyak dipasaran
2.2 Pembahasan
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar,
berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh
di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini
berasal dari kata thekku dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala
di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.. Pohon jati (Tectona
grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-
45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai
ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap
baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit
cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih
daripada 80 tahun. Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan
tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-
Daun jati memiliki kandungan pigmen alami yang terdiri dari pheophiptin,
warna (pemberi pigmen) yang menyebabkan ekstrak daun jati berwarna hijau
kemerahan.
9
Daun jati merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber zat warna alami untuk tekstil dengan cara mengekstrak daunnya.
Pembuatan zat warna dari daun jati dilakukan dengan metode ekstraksi secara
batch. Pada proses pencelupan kain dalam zat warna, diperoleh warna ungu
kemerahan. Kadar padatan zat warna untuk ekstraksi secara batch sebesar 6,23 %,
kadar padatan zat warna murni dari pengeringan dengan oven sebesar 100 %.
Sedangkan kadar padatan serbuk zat warna dari pengeringan dengan spray dryer
hasil uji tahan luntur zat warna yang dihasilkan, maka ditentukan kualitasnya
dengan cara dibandingkan menggunakan standar Gray Scale dan standar Staining
Scale. Dari hasil uji tahan luntur warna terhadap pencucian dengan Laundrymeter
diperoleh nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale “baik” dan Stainning Scale
“baik” untuk zat warna yang diperoleh dari ekstraksi secara batch, sedangkan untuk
zat warna yang diperoleh dari pengeringan menggunakan spray dryer diperoleh
nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale “cukup” dan Stainning Scale “cukup”,
dan untuk zat warna yang diperoleh dari pengeringan menggunakan oven diperoleh
nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale “cukup” dan Stainning Scale “cukup”.
Dari hasil uji tahan luntur warna terhadap gosokan dengan crockmeter diperoleh
nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale “cukup baik” dan Stainning Scale
“cukup baik” untuk zat warna yang diperoleh dari ekstraksi secara batch. Nilai
evaluasi tahan luntur warna Gray Scale dan Stainning Scale menunjukkan nilai
yang “baik” untuk zat warna yang diperoleh dengan pengeringan menggunakan
10
spray dryer, dan nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale dan Stainning Scale
menunjukkan nilai yang “baik” untuk zat warna yang diperoleh dengan cara
pengovenan. Nilai evaluasi tahan luntur warna Gray Scale dan Staining Scale
proses penguncian warna ( fiksasi ) dengan penambahan zat –zat lain yang bisa
meliputi ekstraksi daun jati muda, proses pencelupan ekstrak daun jati muda pada
suhu kamar, proses pencucian dan proses pengeringan. Ekstraksi daun jati muda
Penyaringan Larutan ekstrak daun jati muda. Kain kapas siap celup (ukuran 40 cm
x 2 meter) dicelup pada larutan ekstrak daun jati (suhu: kamar, waktu: 30 menit)
Tawas/Ferro Sulfat, 5 g/l lalu dilakukan pencucian panas dan sabun pada suhu: 70-
Hasil ekstraksi daun jati Larutan hasil ekstrak daun jati berwarna hijau
kemerahan. Antosianin yang terkandung dalam daun jati bersifat larut dalam air
sehingga dapat memberikan warna hijau kemerahan pada larutan ekstrak daun jati.
Pigmen antosianin terdapat dalam cairan sel tumbuhan, senyawa ini berbentuk
glukosida dan menjadi penyebab warna merah kecoklatan. Pada saat mengekstrak
daun jati muda dilakukan pada temperatur kamar selama 12 jam dan dilakukan
pemanasan sampai suhu mendidih dalam waktu yang singkat (15 menit) agar tidak
banyak terjadi degradasi dan kerusakan pada antosianin selama proses ekstraksi.
11
yaitu basa karbinol dan kalkon. Kerusakan akibat pemanasan ini dapat terjadi
melalui dua tahap. Pertama hidrolisis terjadi pada ikatan glikosidik antosianin,
terbuka membentuk gugus karbinol dan kalkon. Degradasi ini dapat terjadi lebih
lanjut jika terdapat oksidator, sehingga terbentuk senyawa yang berwarna hijau
kecoklat. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa daun jati dapat mewarnai
serat kapas dengan warna hijau kemerahan karena daun jati mengandung
antosianin. Antosianin dapat mewarnai bahan kapas secara permanen karena kain
yang telah dicelup tidak luntur warnanya setelah dilakukan beberapa kali
warna tekstil.
keuntungan. Salah satunya adalah mengurangi limbah industri yang berasal dari
pewarna sintesis. Penggunaan daun jati sebagai pewarna tekstil mungkin dapat
menjadi salah satu solusi seperti negara kita untuk membangun sektor industri
karena ketersediaan pohon jati di alam Indonesia sangat banyak dan sangat sayang
jika tidak digunakan secara maksimal. Di sisi lain, penggunaan daun jati sebagai
pewarna alami juga dapat mengurangi masalah lain seperti penyakit yang mungkin
timbul pada masyarakat sekitar daerah industri seperti penyakit hati dan penyakit
kulit.
Namun di sisi lain, penggunaan daun jati sebagai pewarna alami ini tentunya
memilliki kelemahan. Salah satunya adalah penggunaan daun jati sebagai pewarna
alam tentunya membutuhkan tidak hanya sedikit daun jati. Penggunaan daun jati
ini tentu diambil dari pohon jati yang masih hidup. Pengambilan daun ini dapat
12
membuat pohon jati mati dan kering karena tidak ada daun yang membuat makanan
bagi pohonnya. Warna yang dihasilkan daun jati merupakan warna yang baik tapi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan daun jati sebagai pewarna alami memang sangat ramah
dipertimbangkan hal-hal lainnya seperti biaya, waktu, dan kualitas warna yang
dihasilkan.
14
Daftar Pustaka
Anonym. (t.thn.). Landasan Teori. Dipetik 12 09, 2019, dari e-journal.uajy.ac.id: http://e-
journal.uajy.ac.id/
Ayu, L. (2018, 09 17). Keberagaman Flora Tumbuhan di Indonesia. Dipetik 12 9, 2019,
dari Sridianti.com: https://www.sridianti.com/keanekaragaman-flora-tumbuhan-
di-indonesia.html
Dewi, A. P. (2010). PEMBUATAN SERBUK ZAT WARNA ALAMI TEKSTIL DARI
DAUN JATI DENGAN METODE SPRAY DRYER. Diambil kembali dari
eprints.uns.ac.id: https://eprints.uns.ac.id/10761/
Pratama, Y. (2013, 07 01). Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati ( Tectona Grandis Linn.F.)
Sebagai Indikator Titrasi Asam- Basa. Dipetik 12 09, 2019, dari lib.unnes.ac.id:
https://lib.unnes.ac.id/17768/1/4350407049.pdf
W, A. R. (2014, 10 23). PEMANFAATAN DAUN JATI MUDA UNTUK PEWARNAAN
KAIN. Dipetik 12 09, 2019, dari media.neliti.com:
https://media.neliti.com/media/publications/54877-ID-pemanfaatan-daun-jati-
muda-untuk-pewarna.pdf
15