Anda di halaman 1dari 11

kerajinan tulang daun

A. Pendahuluan
Sekilas, tulang daun adalah suatu bentuk kerajinan yang bahan utamanya dari
daun.Daun yang tertinggal dengan sari daunnya. Tampilannya yang transparan,
berwarna putih dan bentuknya tipis menyerupai kertas. Daun yang bisa di gunakan
yaitu daun sirsat, daun nangka, dan daun yang berukuran kecil. Tulang daundapat di
pergunakan dan di manfaatkan sebagai karya seni yang memiliki nilai tinggi sendiri
pada kerajinan tulang daun tersebut. Banyak karya yang dapat di buat dari tulang daun,
di antaranya :Pebatas buku, kotak tisu, lukisan, boneka, hiasan bunga, dll.

B. Latar belakang
Awal mula kerajinan tulang daun, sejak saya masihduduk di bangku kelas 3 SMP tahun
2007. Pada saat itu bapak Sargi yang mengajarkan saya tentang kerajinan tulang daun.
Awal proses pembuatannya berat, waktunyacukup lama. Membutuhkan waktu 1 bulan.
Bahannya pun sangat sederhana. Hanya memakai ember cat bekas, air
bekascucianbaju, dan daun sirsak. Selama proses perendaman yang cukup lama itu,
saya hampir putus asa. Karena waktunya yang lama.Akan tetapi alangkah bangganya
setelah kerajinan itu sudah jadi, karajinan saya dengan mendapat predikat yang baik
pada waktu itu.

C. Tujuan usaha tulang daun
Agar bias menjadi pembelajaran baru di kalangan umum, tidak hanya mahasiswa, akan
tetapi di semua kalangan masyarakat. Menjadi karya seni yang bernilai tinggi, bisa
menjadi pameran go internasional.

D. Rincianpembiayaan
1. Daun 100 lembar : Rp. 5.000
2. Larutan bio : Rp. 30.000
3. Ember : Rp. 10.000
4. Gunting : Rp. 5.000
5. Pewarna tekstil : Rp. 2.000
6. Pita : Rp. 5.000 / 1 pack
7. Laminating : Rp. 5.000
8. Bingkai foto : Rp. 5.000
9. Kertas karton : Rp. 2.000 / lembar
10. Lem : Rp. 6.000
Total biaya :Rp. 100.000
Dari 100 lembar daun sirsak, di buat 3 karya :
a. Pembatas buku , harga jual : @ 2.000 ( 50 buah )
b. Bingkai foto : @ 10.000 (20 buah)
c. Kotak tisu : @ 5.000 (15 buah )
Total : Rp.17.000 x 85 buah


E. Cara pembuatankerajinantulangdaun
1. Isi air kedalam ember kurang lebih 3 sampai 5 gayung. Serta masukkan larutan bio
secukupnya.
2. Masukkan daun sirsak kedalam ember tersebut. Diamkan selama kurang lebih 1
minggu sampai 1 bulan sampai daun terlepas dengan sari nya.
3. Bila sudah terlepas dengan sarinya, angkat lalu cuci dengan air bersih dengan cara
perlahan. Agar tulang daun tidak rusak.
4. Tiriskan, lalu jemur dengan cahaya matahari yang sangat terik. Dengan catatan, paling
baik proses penjemuran waktu di siang hari. Agar warna tidak kusam. Jika ingin di beri
warna, sesudah kering proses penjemuran yang pertama tadi, masukkan kedalam
batok kelapa yang sudah di beri pewarna tekstil. Lalu jemur lagi, agar hasil menjadi
sempurna.
5. Bila sudah selesai penjemuran yang pertama dan kedua tersebut, lalu buat kerajinan
sesuai keinginan.



RINGKASAN
Desa Tinjomoyo ini merupakan desa yang asri, terlihat dari banyaknya pepohonan dan sumber daya alam yang
melimpah. Limbah dari tumbuhan-tumbuhan kering yang berserakan sangat mengganggu kebersihan. Akan sangat
tepat apabila limbah tumbuhan kering dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang bermanfat. Salah satunya dibuat
sebagai kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Apalagi di desa tersebut terdapat warga yang bersemangat untuk
berkarya. Mengembangkan industri kreatif berbasis limbah tumbuhan kering yang ada di Desa Tinjomoyo merupakan
solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan lingkungan di Desa Tinjomoyo. Industri kreatif wirausaha yang
direalisasikan disini adalah kerajinan tulang daun dari limbah tumbuhan kering.
Kerajinan tulang daun merupakan kerajinan yang berasal dari sampah daun yang diolah dengan bahan kimia, untuk
menghilangakan serat daunnya (menghilangakan kulit hijau daun/ klorofil) sehingga tulang daunnya tidak rusak, dan
kemudian diolah menjadi hiasan, dinding berpigura, sampul blocknote, gantungan kunci, pembatas buku dan lukisan
tulang daun.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan meliputi : (1) Penerapan teknologi dan peningkatan keterampilan SDM, (2)
Mempersiapkan SDM yang kompeten dalam memproduksi produk kreatif, (3) Mengemas produk kreatif dengan
kemasan yang unik sehingga menjadi icon tersendiri, dan (4) Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan sehingga
meningkatkan daya saing produk.
Program ini diharapkan dapat meningkat daya cipta, meningkat kreativitas berkarya warga. Masalah perekonomian
yang dialami warga pun dapat teratasi. Selain itu masalah lingkungan di desa yang mana banyak sampah organik
yang tidak terpakai akhirnya dapat teratasi dan dapat dimanfaatkan.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki beragam tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Berbagai tumbuhan
dengan kekhasan tertentu dapat dijumpai di berbagai habitat seperti hutan, padang rumput, perkebunan, sawah,
danau, rawa dan sebagainya. Selain dibudidayakan atau dimanfaatkan sebagai makanan, obat-obatan, dan
kosmetika, tumbuhan juga berpotensi untuk diolah lebih lanjut menjadi produk kerajinan atau produk kria (Imatetani
2010).
Bagian-bagian tumbuhan yang telah gugur atau mengering biasanya terbuang begitu saja. Selama ini
pemanfaatannya paling banyak pada pembuatan pupuk kompos. Penggunaan yang bernilai ekonomis lebih tinggi
namun masih jarang adalah potpourri (wewangian) yang menggunakan minyak esensial dan bahan-bahan kimia
yang cukup tinggi harganya. Namun, pemanfaatan sebagai pupuk kompos dan potpourri hanya terbatas pada
beberapa jenis tumbuhan, sedangkan pembuatan industri kreatif pajangan daun kering dapat memanfaatkan
berbagai jenis tumbuhan sehingga semakin banyak ide kreatif yang dapat dikembangkan dan memberi nilai tambah
pada sisa-sisa tumbuhan. Selain itu penggunaan tumbuhan kering diharapkan mampu memberikan kesan lebih alami
untuk menyampaikan pesan pelestarian alam (Wahyuni 2008).
Rata-rata dari masyarakat tinjomoyo bermata pencaharian sebagai buruh, tukang bangunan, kuli bangunan, buruh
pabrik. Jenjang pendidikan rata-rata usia produktif hanya lulusan SMA, untuk masyarakat usia 40-50 tahun keatas
jenjang pendidikan hanya sampai SD dan SMP, kearifan lokal gotong royong dan semangat majunya ada. Desa
Tinjomoyo merupakan daerah terisolir, karena jauh dari kantor kecamatan, jalur yang susah dilewati dan letak yang
berada sekitar hutan. Terisolirnya daerah itu menjadikan ragam kelebihan juga kekurangan daerah tersebut. Dengan
keadaan yang terisolir menjadikan sosialisasi antara satu warga dengan warga yang lain menjadi erat, namun
dengan terisolir itu pula menjadi masyarakat menjadi sedikit tertinggal, serta kurangnya perhatian dari pihak
pemerintah terbukti dengan kurangnya infrastruktur jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai.
Desa tinjomoyo ini merupakan desa yang asri, terlihat dari banyaknya pepohonan dan sumber daya alam yang
melimpah. Limbah dari tumbuhan-tumbuhan kering yang berserakan sangat mengganggu kebersihan. Akan sangat
tepat apabila limbah tumbuhan kering dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang bermanfat. Salah satunya dibuat
sebagai kerajinan tulang daun yang bernilai ekonomi tinggi. kerajinan tulang daun merupakan kerajinan yang berasal
dari sampah daun yang diolah dengan bahan kimia, untuk menghilangakan serat daunnya (menghilangakan kulit
hijau daun/ klorofil) sehingga tulang daunnya tidak rusak, dan kemudian diolah menjadi hiasan, dinding berpigura,
sampul blocknote, gantungan kunci, pembatas buku dan lukisan tulang daun.

B. Rumusan Masalah
Dari situasi masyarakat yang ada maka dapat diidentifikasi bahwa masyarakat tersebut membutuhkan perhatian
lebih dari pemerintah. Selain itu dalam hal perekonomian, pendidikan yang rendah membuat perekonomian rendah
pula, perlu pemberian pendidikan kewirausahaan untuk menambah penghasilan warga. Rumusan masalah yang
muncul adalah bagaimana mengembangkan industri kreatif berbasis limbah tumbuhan kering yang ada di Desa
Tinjomoyo sebagai solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan lingkungan di Desa Tinjomoyo? Industri kreatif
wirausaha yang diinginkan penulis disini adalah kerajinan tulang daun dari limbah tumbuhan kering

C. Tujuan
Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini antara lain.
1. Memberikan nilai tambah pada tumbuh-tumbuhan yang belum termanfaatkan secara optimal.
2. Memperkenalkan produk kerajinan tulang daun yang memanfaatkan tumbuhan kering.
3. Memberikan motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
4. Menumbuhkan dan melatih jiwa wirausaha masyarakat.

D. Luaran yang Diharapkan
Setelah program ini direalisasikan diharapkan masyarakat semakin meningkat daya cipta dan kreativitasnya dalam
membuat kerajinan tulang daun. Hasil karya tersebut nantinya dapat dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki
nilai jual yang tinggi. Selain itu masalah sampah di lingkungan di desa yang tidak terpakai akhirnya dapat didaur
ulang dan dapat dimanfaatkan lagi. Masalah perekonomian yang dialami warga pun dapat teratasi.

E. Manfaat
Manfaat yang ingin diwujudkan dari program ini antara lain.
1. Menerapkan ilmu dan kreativitas dalam membuat suatu kreasi baru yang bermanfaat dan menguntungkan secara
ekonomi, yaitu berupa produk komersial yang bermutu dan digemari.
2. Menjadikan sisa-sisa tumbuhan yang awalnya bernilai ekonomis rendah dapat menjadi produk bernilai ekonomis
tinggi.
3. Mengatasi permasalahan ekonomi mencakup relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi, pengangguran, tingginya
tingkat kemiskinan dan rendahnya daya saing industri Indonesia.
4. Mengangkat daya saing industri lokal sebagai salah satu daya saing bangsa.

BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Permasalahan ekonomi yang berkembang di Indonesia saat ini mencakup relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi
pasca krisis ekonomi (rata-rata hanya 4.5% per tahun), tingginya angka pengangguran (sekitar 9-10%), tingginya
tingkat kemiskinan (16-17%), dan rendahnya daya saing industri Indonesia (Gunaryo et al. 2008). Kondisi tersebut
juga didukung dengan fokus pemerintah yang saat ini masih bertumpu pada sektor manufaktur, fiskal, dan agribisnis,
sehingga indusri kreatif belum banyak mendapat perhatian yang cukup signifikan (Warta Ekonomi 2008). Selain itu,
permasalahan lain yang juga berkembang saat ini yaitu pemanasan global, krisis energi, tingginya polusi dan
pencemaran limbah.
Tinjomoyo merupakan dusun yang sangat asri terlihat dari banyaknya pepohonan dan sumber daya alam yang
melimpah. Dahulunya tempat ini adalah kebun binatang yang sekarang berubah menjadi hutan lindung. Limbah dari
tumbuhan-tumbuhan kering yang berserakan sangat mengganggu kebersihan. Akan sangat tepat apabila limbah
tumbuhan kering dapat diolah kembali untuk sesuatu yang bermanfat. Salah satunya dibuat sebagai kerajinan tulang
daun yang bernilai ekonomi tinggi.
Sasaran strategis pada program ini adalah ibu-ibu PKK desa Tinjomoyo. Karena mereka sudah terorganisir,
mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan pelatihan dan tentunya mempunyai semangat berkarya yang tinggi.
Maka dari itu penulis memilih ibu-ibu PKK untuk melaksanakan program pengembangan industri kreatif Kerajinan
tulang daun berbasis limbah tumbuhan kering. Dengan adanya industri kreatif tersebut harapannya dapat
menyelesaikan permasalahan ekonomi dan lingkungan baik di Desa Tinjomoyo.

BAB 3
METODE PELAKSANAAN
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Program ini dilaksanakan di rumah warga ibu-ibu PKK tinjomoyo pada khususnya dan Desa Tinjomoyo
pada umumnya. Waktu yang akan dilakukan selama empat bulan setelah penerimaan proposal PKMM.
B. Persiapan Kegiatan
Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini meliputi;
1 Survei tempat pelaksanaan kegiatan.
2 Pembuatan proposal dan menyelesaikan administrasi perijinan pada instansi yang akan dilibatkan pada
pelaksanaan kegiatan.
3 Pembuatan Rancangan materi sosialisasi dan sosialisasi.
4 Mengadakan kerjasama dengan pihak PKK dan pemerintah desa.
5 Pembuatan dan penyebaran undangan kepada ibu-ibu PKK.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Penerapan teknologi dan peningkatan keterampilan SDM
Pelatihan penerapan teknologi pendukung industri kreatif dan peningkatan keterampilan SDM bertujuan
untuk mengasah keterampilan para pelaku industri kreatif dalam menghasilkan produk yang beranekaragam
serta bertujuan agar teknologi pendukung dapat dikuasai dengan baik. Pelatihan ini rutin dilakukan dua kali
dalam satu minggu.
Teknik pembuatan kerajinan tulang daun meliputi:
a. Alat dan bahan
Alat: Kompor, baskom, ember plastik, panic, gayung air, pengaduk atau sendok makan, peralatan jahit,
kuas, setrika, sikat.
Bahan : Daun-daun, lem , air bersih, soda api (natrium hidroksida), kaporit, H2O2, varnish.
b. Cara Kerja
1) Menyiapkan daun kering yang masih bagus, tidak sobek dan berlubang,
2) Daun yang sudah dipilih, kemudian dicuci hingga bersih,
3) Proses pemasakan atau perebusan daun
4) Pemutihan daun
5) Pembersihan daun
6) Pengeringan daun
7) Perekatan dan Pelapisan Luar
8) Pewarnaan daun
Lembaran warna daun hasil pemutihan nampak indah dan guratan tulang daun sangat unik sehingga warna
putih polos berkesan alami. lembaran daun bisa diwarnai sesuai dengan selera.
Kerajinan daun yang kering dikumpulkan tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Daun kering tersebut
kemudian direbus bersama campuran zat kimia untuk menghilangkan zat klorofil dan agar tidak mudah
robek. Setelah satu hingga dua jam perebusan, daun-daun tersebut diangin-anginkan dan disetrika.
Kemudian daun-daun tersebut direkatkan dengan lem kayu sesuai dengan pola produk yang ingin
dihasilkan.
2. Mempersiapkan SDM yang kompeten dalam memproduksi produk kreatif
Peningkatan skill masyarakat dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan dan pemberian kebebasan
berkreasi dalam pembuatan inovasi produk serta fasilitas untuk berkreasi dalam hal pembuatan produk
industri kreatif. Hal ini dimaksudkan agar produk industri kreatif yang dihasilkan berdasarkan ide original dari
para pekerja tidak mudah ditiru oleh pihak lain.
3. Mengemas produk kreatif dengan kemasan yang unik sehingga menjadi icon tersendiri
Pengemasan juga harus menarik dan berbeda dengan produk lain sehingga mempunyai ciri khas dan
keunikan dibanding produk lain. Hal ini dilakukan dengan harapan konsumen dapat dengan mudah
mengingat ketika melihat suatu icon yang dimunculkan.
4. Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan sehingga meningkatkan daya saing produk
Peningkatan mutu dan kualitas ini dapat dilakukan dengan cara pembenahan proses produksi berbasis
teknologi, penggunaan bahan baku industri yang beranekaragam. dan pengemasan yang dibuat semenarik
mungkin.
D. Evaluasi dan Laporan akhir
Melakukan evaluasi dari pelaksanaan yang telah dilakukan dan membuat laporan akhir program kreativitas
mahasiswa pengabdian masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perdagangan RI. 2007. Industri Kreatif Indonesia Depdagri. On line at.
http://industrikreatifdepdag.blogspot.com [26 Oktober 2013].
Gunaryo, dkk. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Departemen Perdagangan RI.
Imatetani. 2010. Inovasi Lingkungan Hidup Berbasis Pertanian Kehutanan. On line at
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan. [26 Oktober 2013].
Paridah T. 2010. Bunga kering indah dari limbah. On line at http://www.jakarta.go.id. [26 Oktober 2013].
Sidik JM. 2010. Ekonomi kreatif beri kontribusi besar. On line at. http://www.antaranews.com. [23 Oktober
2013].
Sugiono A. 2002. Kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia. On line at
http://www.geocities.ws/athens/academy/1943/paper/p0202.pdf. [23 Oktober 2013].



MODUL PETUNJUK PEMBUATAN
KERAJINAN DARI TULANG DAUN SIRSAK

Sirsak dapat dimakan dalam keadaan segar sebagai pencuci mulut jika matang betul, atau
dicampur dengan es krim atau susu dijadikan minuman yang lezat, seperti dilakukan di Jawa,
Kuba, dan sebagian dari Amerika. Akan tetapi, buah ini lebih sering dimakan dalam bentuk
puree setelah daging buahnya diperas dan disaring. Juga dapat dijadikan selai buah, sari buah
(setelah dicampur gula), nektar atau sirop. Juga digunakan dalam pembuatan eskrim. Di
Indonesia dodol sirsak dibuat dengan cara daging buahnya dipanaskan dalam air dan diberi gula
sampai campuran itu mengental. Di Filipina, buah sirsak muda beserta bijinya yang masih lunak
digunakan sebagai sayuran. Buah tua yang masih keras dapat dibuat kue yang lezat rasa dan
aromanya. Selain buahnya yang dapat dimanfaatan menjadi berbagai produk, dan biji serta
daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami yang dapat membasmi hama dan penyakit.
Daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk kerajinan, salah satunya kerajinan dengan memanfaatkan
tulang daun sirsak yang dibuat hiasan pada pembuatan kaligrafi dan hiasan pada kap lampu.


A. Pembuatan Tulang Daun Sirsak ( Urat Daun Sirsak )
1. Bahan : Daun sirsak
Lumpur
Ember
Air
Pewarna tekstil
2. Cara kerja :
a) Pilihlah daun sirsak yang kondisinya bagus dan agak tua.
b) Aduk lumpur dalam ember hingga merata.
c) Rendam daun sirsak dalam lumpur dengan menjadi beberapa lapisan dengan urutan lumpur,
tatanan daun sirsak, lumpur, daun sirsak dan seterusnya.
d) Tunggu hingga waktu 1 sampai 2 minggu.
e) Angkat dan bersihkan daun dari kulit luar daun sirsak hingga hanya diperoleh tulang daunnya.
f) Warnailah tulang daun yang sudah jadi dengan pewarna tekstil agar diperoleh tulang daun
yang berwarna-warni.

3. Skema Pembuatan Tulan Daun Sirsak


Pilihlah daun sirsak yang kondisinya bagus dan agak tua.
Aduk lumpur kemudian rendam daun sirsak dalam lumpur dengan urutan lapisan lumpur, tatanan
daun sirsak, lumpur, daun sirsak dan seterusnya. Tunggu 1 sampai 2 minggu.
Angkat dan bersihkan daun dari kulit luar daun sirsak
hingga hanya diperoleh tulang daunnya.
Warnailah tulang daun yang sudah jadi dengan pewarna tekstil agar diperoleh tulang daun yang
berwarna-warni.


B. Pembuatan Kaligrafi Dari Tulang Daun Sirsak
1. Bahan : Tulang daun sirsak
Kertas
Lem kayu
Cat
Kuas, pensil, penghapus
Gabus
Cutter
2. Cara kerja :
a) Buat sketsa kaligrafi dalam kertas.
b) Warnai tulisan kaligrafi dengan cat sesuai dengan keinginan.
c) Tunggu cat hingga kering.
d) Setelah cat kering, buat motif hiasan yang akan dihias dengan tulang daun sirsak.
e) Tempelkan urat daun sirsak dengan lem kayu sesuai motif yang diinginkan.
f) Setelah tulisan dan motif terbentuk, tempelkan pada gabus atau stereofom sesuai dengan ukuran.
g) Berilah variasi pada gabus untuk bingkai agar karya terlihat lebih baik.
h) Karya siap dipajang dengan menggunakan gantungan atau alat tempel yang lain.

3. Skema Pembuatan Kaligrafi Dari Tulang Daun Sirsak








Buat sketsa kaligrafi dalam kertas.






Warnai tulisan kaligrafi dengan cat sesuai dengan keinginan.








Tunggu cat hingga kering.





Setelah kering, buat motif hiasan dengan menempelkan tulang daun sirsak sesuai motif yang diinginkan.
Lalu tempelkan pada gabus atau stereofom sesuai dengan ukuran.






Berilah variasi pada gabus untuk bingkai agar karya terlihat lebih baik.









Karya siap dipajang dengan menggunakan gantungan atau alat tempel yang lain.





SENI KERAJINAN TANGAN DARI DAUN
A. Pengertian Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat,
dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing
panjang.

Gambar. 1. Daun ceplukan (Physalis). Daun dapat ditembus oleh cahaya sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami
peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.

Gambar. 2. Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen
yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman).
Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat
dengan jelas pada daun yang gugur).
B. Fungsi daun
- Tempat terjadinya fotosintesis.
- Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada
Anatomi Daun).
- Tempat terjadinya transpirasi.
- Tempat terjadinya gutasi.
- Alat perkembangbiakkan vegetatif.
- Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
C. Anatomi Daun

Epidermis terbagi atas epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis berfungsi melindungi jaringan
di bawahnya.
Jaringan palisade atau jaringan tiang adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
fotosintesis
Jaringan spons atau jaringan bunga karang yang berongga. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan.
Berkas pembuluh angkut yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis.
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke
daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk
dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.
Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan
hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma,
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga
kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis. Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan
yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga
karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak
renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh. Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di
dalam tulang daun dan urat-urat daun.

D. Sampah Daun dan Masalah Lingkungan
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti
halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah
ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
F. Proses Pemanfaatan Sampah Daun Menjadi Seni Kerajinan Tangan dari Daun (Handicraft Art
of Leaf)
Seni kerajinan tangan dari daun (handicraft art of leaf) merupakan proses seni kerajinan tangan yang
memanfaat daun tumbuh-tumbuhan sebagai sarana kerajinan hingga membentuk ornamen seni yang
indah dan penuh makna. Tujuannya adalah untuk mengurangi sampah daun, memanfaatkan dan
memproses daun menjadi kreasi seni kerajinan tangan dari daun.
Pembuatan Kerajinan Tangan dari Daun (Leaf Art)
1. Buat terlebih dahulu pola (tema) lukisan di kertas buram.
2. Pindahkan pola (tema) lukisan ke kain kanvas
3. Mulailah melukis, gunakan daun sebagai media lukis, dengan cara merekatkan daun pada kain
kanvas menggunakan lem putih.
4. Press daun yang telah melekat di kain kanvas (lukisan) hingga merekat kuat, dengan cara
menimpakan pemberat pada alas yang rata.
5. Setelah lukisan daun merekat kuat, bebaskan dari pemberat (press), kemudian oleskan secara
merata cat pernis/cat kelir pada lukisan daun, yang berfungsi mengawetkan daun.
6. Jemur lukisan daun ditempat sejuk (tidak terkena matahari langsung). Lukisan akan mengering
beberapa jam.
7. Setelah mengering, lukisan siap dipajangkan
REFERENSI:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Daun
- Dokumen pribadi

Anda mungkin juga menyukai