Anda di halaman 1dari 23

MODUL P5

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Satuan Pendidikan :

SMK Pembangunan Jaya – YAKAPI

Penyusun : Team P5
PROFIL MODUL
Tema : GAYA HIDUP BERKELANJUTAN
Topik : Alam Mendidik Kita Kreatif
Judul : Pemanfaatan Daun untuk Ecoprint

FASE : E

Durasi Kegiatan : 10 – 14 hari


TAHAPAN PENGENALAN
Mencari data awal dan mengenal tanaman di lingkungan sekitar
1. Tanaman di lingkungan sekitar
2. Eksplorasi isu
3. Memahami kegunaan tanaman Tahap Kontektualisasi:
mengkontekstualisasi masalah di sekitar lingkungan
4. Refleksi awal
5. Cerita tentang manfaat tanaman
6. Membuat perencanaan
7. Mengembangkan keterampilan dasar
8. Menganalisis proses pembuatan Eco Printing
TAHAP AKSI:
Berkolaborasi untuk menciptakan aksi nyata terkait
permasalahan yang terjadi
9. Menganalisis tanaman yang cocok untuk ecoprinting
10. Finalisasi tanaman yang akan digunakan
11. Membuat ecoprinting
12. Membuat kerajinan dari kain ecoprinting
13. Finishing kerajinan
14. Simulasi pameran ecoprinting
15. Pameran ecoprinting Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut: melakukan refleksi dan
memikirkan tindak lanjut atas projek yang sudah dilakukan 16. Refleksi dan tindak
lanjut Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasil Dimensi Profil Pelajar
Pancasila
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut:
melakukan refleksi dan memikirkan tindak lanjut atas projek yang sudah dilakukan
16. Refleksi dan tindak lanjut Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil
Pelajar Pancasila Dimensi Profil Pelajar Pancasila
1. Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Bernalar Kritis
3. Kreatif
4. Mandiri
5. Bergotong Royong
6. Berkebhinekaan Global
Pengertian Ecoprint
Teknik ecoprint digunakan untuk menghias permukaan suatu kain dengan berbagai macam
bentuk dan warna (pewarnaan) yang dihasilkan dari bahan alam. Pewarnaan tekstil ecoprint
ini, salah satunya diterapkan dalam penciptaan produk di home industry Kaine Art Fabric
“Ecoprint Natural Dye” yang berada di daerah Gamping, Sleman. Suatu hal baru dalam
pembentukan motif dan pewarnaan pada kain dengan memanfaatkan bahan yang ada
dilingkungan sekitar. Proses ecoprint merupakan suatu proses yang unik yaitu melalui
pengukusan (steam) untuk memunculkan bentuk daun dan warna dari bahan alam
(tumbuhan). Ecoprint ini tampil dengan membawa ciri khasnya sendiri, yang tertuang dari
segi motif dan teknik pewarnaannya. Motif yang tercipta dari bahan print yang berasal dari
alam menunjukkan bentuk dan tekstur yang sangat mirip dengan aslinya dengan hasil
warna yang sesuai dengan kandungan bahan alam itu sendiri. Teknik pewarnaan yang
tergolong unik (perlu bantuan panas) yang mudah dalam pengerjaannya serta ramah
lingkungan dengan sifat warnanya yang natural dan lembut, semakin menambah daya tarik
pewarnaan ecoprint.
Sejarah Ecoprint
Ecoprinting adalah sebuah teknik cetak dengan pewarnaan kain alami
yang cukup sederhana namun dapat menghasilkan motif yang unik dan
otentik. Prinsip pembuatannya adalah, melalui kontak langsung antara
daun, bunga, batang atau bagian tubuh lain yang mengandung pigmen
warna dengan media kain tertentu. Teknik ini merupakan hasil
perkembangan dari teknik ecodyeing, yaitu pewarnaan kain dari alam.
Indiana Flint pada tahun 2006 mengembangkannya menjadi teknik
ecoprint. Ketika itu, Flint menempelkan tanaman yang mempunyai
pigmen warna dan menempelkannya pada kain yang berserat alami.
Pemilihan Kain untuk Ecoprint
Dalam proses pembuatan ecoprint, tidak semua jenis 1. kain belacu,
kain bisa dipakai. Hanya kain dari serat alam lah yang
2. kain mori,
bisa digunakan. Kenapa hanya kain dari serat alam?
Karena hal itu bertujuan untuk memudahkan
3. kain dobby,
penyerapan warna dari daun ke serat-serat benang. 4. kain paris,
Beberapa serat alami yang bisa digunakan antara lain 5. katun sari,
adalah serat kapas (serat yang berasal dari biji
6. kain sutra dan
tanaman ordo Malvales), serat linen (serat yang
berasal dari tumbuhan rami), dan serat sutra (serat
7. kain katun.
yang bersumber dari larva ulat sutra murbei (Bombyx
mori)).
Pemilihan Tanaman untuk Ecoprint
• Untuk menentukan apakah sebuah tanaman bisa dijadikan pewarna alami dalam
ecoprinting atau tidak, kita dapat mengujinya berdasarkan warna, kandungan air dan
aroma tanaman. Kandungan air sangat mempengaruhi keberhasilan proses ecoprinting
sendiri.

• Tanaman beraroma tajam dapat menjadi salah satu indikasi bahwa tanama tersebut dapat
digunakan sebagai pewarna alami.

• Jika tanaman digosokan kesebuah kain dan meninggalkan noda maka daun tersebut
potensial untuk dijadikan pewarna alami.

• Apabila daun direndam pada air panas selama 10 menit dan merubah warna pada air
tersebut maka tanaman ini juga berpotensi menjadi pewarna alami.

• Ciri-ciri tersebut terdapat pada daun jati, eucalyptus, stroberi, jambu, pare, pohon Nangka,
tanaman bougenfile, daun papaya, daun kelor, daun pakis dan sebagainnya.
TEKNIK PEMILIHAN DAUN untuk Ecoprint
1. Bagian tumbuhan berupa daun, ranting, dan bunga, paling sering digunakan untuk menghasilkan
motif ecoprint. Namun demikian, tidak semua tanaman bisa dipakai untuk membuat ecoprint. Tekstur
daun yang bagus biasanya lembut. Kalau ada bulu biasanya tidak bisa, tetapi balik lagi eksperimen.

2. Selain memastikan daun itu menghasilkan warna yang tajam, dalam memilih daun untuk batik
Ecoprint juga ada kriteria khusus yang perlu dijadikan pertimbangan diantaranya daun yang dipakai
memiliki ketebalan tertentu tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal, serta daun tanaman tersebut
memiliki bentuk permukaan daun yang tidak licin

3. Jenis daun yang biasa dipakai untuk ecoprint diantaranya adalah daun jati yang akan menghasilkan warna
merah, daun mengkudu menghasilkan warna kuning, daun kenikir menghasilkan warna hijau kekuningan.
Sedangkan bunga Mawar merah menghasilkan warna ungu, untuk bunga kenikir menghasilkan warna
kuning mendekati oranye
4. Dalam penyimpanannya pun jangan sembarangan. Salah satu hal yang jangan
sampai anda lakukan adalah menyimpan dedaunan di dalam plastik. Karena hal
itu akan menyebabkan kondisi daun jamuran. Ketika daun memiliki jamur di
permukaan maka hal ini adalah sesuatu yang fatal, karena artinya daun sudah
expired atau sudah tidak bisa dipakai untuk ecoprint dan tentunya mengurangi
kualitas daun tersebut. Maka rekomendasi dalam menyimpan daun untuk batik
ecoprint akan lebih baik jika anda simpan dalam freezer. Dengan dibersihkan
terlebih dahulu lalu masukkan dalam freezer. Langkah ini akan meningkatkan
keawetan daun hingga waktu yang cukup lama.
Contoh beberapa daun untuk ecoprint:
1. Daun jarak 16. Daun Ketapang
2. Daun pepaya jepang 17. Daun Singkong
3. Daun kayu afrika 18. Daun ketepeng
4. Daun pongporang atau daun lanang 19. Daun Lanang
5. Daun jati 20. Daun Lengkeng
6. Daun jambu biji 21. Daun Matoa
7. Daun kersen 22. Daun Miana
8. Daun belimbing 23. Daun Mindi
9. Daun tinta atau daun mangsi 24. Daun Yodium
10.Daun ungu 25. Daun Sirih
11.Daun arbei atau daun murbei 26. Bunga Mawar, Bougenville, Kamboja, dan Ruellia
12.Eucalyptus deglupta
13.Daun johar
14.Daun Kalpataru
15. Daun kenikir
Contoh Hasil Ecoprint
Contoh Gambar Dedaunan
untuk Ecoprint

Daun KALPATARU

Daun AFRIKA
Daun KERSEN
Bunga RUELLIA
Daun JARAK

Daun MATOA

Daun KETEPENG (CINA)


ISTILAH-ISTILAH dalam ECOPRINT
Mordanting :
treatment kain dengan garam logam yang dilarutkan ke dalam air menjadi sebuah larutan untuk
meningkatkan intensitas warna atau mengubah warna alami. Mordanting memiliki tujuan untuk membuka
pori-pori pada serat kain, sehingga zat-zat warna dari tumbuhan akan dengan mudah terserap/ menempel di
kain.
Scouring :
proses pembersihan atau menghilangkan sisa-sisa kotoran dari kain, Caranya adalah: rendam kain dalam
larutan TRO, lalu kucek sebentar, kemudian bilas sampai bersih, kemudian jemur hingga kering
Fiksasi :
proses menguatan/ penguncian warna. Larutan yang digunakan adalah bisa tawas, kapur, atau tunjung.
Ketiga bahan tersebut memiliki kelebihan tersendiri. Jika tawas akan memberi efek warna lebih muda atau
cerah, sedangkan kapur cenderung agak tua. Sementara tunjung memberikan efek lebih tua dari kapur.
TEKNIK ECOPRINT
Ada 2 teknik dalam pembuatan Ecoprint, yaitu :

1. Teknik pounding (pukul)


Teknik pounding ini adalah salah satu metode sederhana dari ecoprint.
Caranya adalah dengan meletakkan daun di atas media kain, kemudian
daun tersebut dipukul secara perlahan-lahan dan merata sehingga zat
warna dari daun menempel pada media kain yang kita inginkan.

2. Teknik Steaming (kukus)


Teknik steaming ini dilakukan dengan cara contact-printing dimana
media kain di-press dengan bahan ecoprint kemudian dikukus dengan
tujuan mengeluarkan zat warna pada daun yang akan kita cetak pada
kain
ALAT dan BAHAN TEKNIK POUNDING
▪ Bahan:
1) Kain 1x1 meter berbahan katun
2) Daun-daunan berbagai bentuk sesuai selera
3) Alum/ Tawas 3 sendok makan
4) TRO, Kapur dan Tunjung secukupnya
5) Cuka makan/cuka bakso 75ml, atau 40 ml cuka industri
6) Air hangat (75-80°C) 1.500 ml
▪ Alat:
1. Palu
2. Plastik
PROSES PEMBUATAN TEKNIK POUNDING

Cara membuat
Lakukan terlebih dahulu treatment pd daun dengan merendam pada larutan cuka
secukupnya selama 1 malam (ini berfungsi untuk menghilangkan lapisan minyak
pada daun, sehingga warna dan tekstur pada daun mudah tercetak pada kain.
1. Bentangkan kain di atas lantai
2. Kita tata daun-daunan di atas kain
3. Kita tutup dengan plastik bening (agar bekas pukulan dari palu tidak mengotori kain)
4. Kita mulai pukul kain yang terdapat daun-daunan agar warna daun bisa tercetak di
atas kain (hati2 dalam memukul, karena jika tidak hati2 kain akan berlubang)
5. Setelah selesai memukul kita bersihkan kain dari daun-daun yang masih

menempel dan tersisa melekat di kain

6. Kita jemur kain tersebut hingga kering kurang lebih 1-5 hari

7. Rendam dengan air tawas selama kurang lebih 10 sampai 30 menit (untuk

menghilangkan bau tawas bisa dicuci dengan shampoo secukupnya)

8. Jemur kembali kain hingga mengering


ALAT DAN BAHAN TEKNIK STEAM
BAHAN:
1) Kain 1x1 meter berbahan katun
2) Daun-daunan berbagai bentuk sesuai selera
3) Alum/ tawas 50 gram
4) TRO, Kapur dan tunjung secukupnya
5) Cuka makan/cuka bakso 75ml, atau 40 ml cuka industri
ALAT:
1) Kayu/pipa untuk menggulung kain
2) tali rafia untuk mengikat gulungan kain
3) panci untuk mengukus
4) Plastik
5) Kompor
6) Ember
CARA PEMBUATAN TEKNIK STEAM
1.Celupkan kain polos ke dalam ember yang sudah terisi campuran air dan cuka. kemudian
peras kain untuk mengurangi kadar airnya.
2.Bentangkan kain di atas meja yang datar lalu letakkan beberapa helai daun atau bunga di
atas kain dengan pola atau bebas sesuai keinginan. Lalu tutup dengan plastik.
3.Tempatkan sepotong pipa dibagian bawah kain kemudian gulung secara perlahan. Untuk
menahan posisinya agar tidak terlepas lilitkan potongan tali di sepanjang bagian luar
gulungan kain.
4.Supaya warna dapat terkunci secara sempurna dan menghasilkan warna yang menarik,
gulungan kain tersebut harus dikukus di dalam air tawas selama kurang lebih 2 jam.
Proses ini disebut tahap Fiksasi.
5.Terakhir lepaskan ikatan benang yang terdapat pada kain.
Link-link Ecoprint
https://youtu.be/u8p52PRFrsg (ecoprint sederhana Teknik pounding)

https://youtu.be/S4ADA768tKM (Tutorial Fiksasi)

https://youtu.be/eFYjdQHYvMI (mordanting dan scouring kain)

https://youtu.be/DXgQDoJGyzY (pembuatan batik ecoprint Teknik


Kukus)

Anda mungkin juga menyukai