1
MozaikNYA
2
LELAH
Di sekolah harapan para pejuang cinta ini
Senja membulirkan cerita hati tentang pendidikan
Juga suara anak-anak bangsa yang penuh mimpi
Bersinergi dengan obsesi yang kadang naif
Menyiratkan keinginan dunia tanpa batas
Namun berujung pada gelapnya malam
Yang siap memeluk semua mimpi
dalam cahaya seraut rembulan pucat
untuk beristirahat di haribaanNya
Depok, 30 Juli 2017
PAHLAWANKU
Ketika nurani terkoyak
Dibasuh dengan harga diri yang terusik ranjau kolonial
Kau begitu tegar bangkitkan api perlawanan
dengan semangat yang bernyawakan Keilahian
Pun kekalahan masih setia
Namun perjuanganmu tidaklah menjadi hina
Bahkan wangi surga sudah berhasil kau cium
pada harga diri sejati dan kesyahidan yang menanti
Ruh pahlawanku yang setia pada KebenaranNya...
Bulak Timur, 30 Juli 2017, menjelang Subuh
LELAP
3
Lelap raga terusik oleh jiwa yang rindu
Belaian Sang Ahad pada 1/3 malam
Satu persatu tetes air membasuh mata hati
yang baru saja bangkit melawan ubud dunia
Takbir demi takbir terpanjatkan seiring nafas dan pengharapan
dalam sepi yang gaduh dengan 1000 asa
ILAHI, yang selalu sibuk menyiram kasih sayangNya
Peliharalah kesucian hati, jiwa dan langkah ini
dalam mengarungi bahtera kehidupan
dengan gelombangnya yg sering menjatuhkan
juga melenakan bahkan memabukkan
Beri kami keimanan sejati
yang tak lengkang oleh waktu, tak pupus oleh silau dunia,
tak sirna oleh goresan nikmat semu
yang memimpin pada keselamatanMU
Peluklah diri ini, dalam KasihMU
Sehingga kami mampu berkata
Cukuplah Engkau Pemimpin, Pelindung dan Penolong kami
dengan kebersahajaan hidup yang paripurna
Mendapat siraman EmpatiMU
Sampai rindu ini terjawab
dengan perjumpaanMU, kelak...
SALING SILANG
4
Dalam setiap pikiran ada persepsi
Dalam setiap raga ada spirit
Dalam setiap jiwa ada nurani
yang menjadi cahaya diri berupa mata hati
Persepsimu, persepsiku, persepsinya tak selalu identik
Semua berlatar belakang eksistensi diri
Pengalaman pribadi, kecenderungan,
penerimaan realitas - yang beragam
Kadang bersinergi, sering juga tidak
Kita bersama, berjuang tentang hal yang sama
Namun chemestry tidaklah hadir
Nurani dan mata hatipun sering tertutup kabut keakuan
Yang sering menjulang tinggi lupa diri
Walau rapi dalam kemasan kebersamaan
Namun tiada tersirat kepedulian
Bahkan empatipun sangat langka
Langkah kita seolah bersama
Namun hati kita bersaling silang
Nurani kita menjadi semu
dan Mata Hatipun hanyalah sejumput perhitungan untung-rugi
Kita semua masih saling silang
Memperjuangkan ego masing-masing
Mungkinkah kita capai RidhoNya???
Dalam situasi saling silang
Yang hanya berbuah ambisi ankara???
Menyuarakan kekecewaan
Minggu, 6 Agustus 2017
5
Terpateri pada aspirasi kemanusiaan
Kerja 6 hari penuh ihtiar berpacu
Menyentuh kognisi dan afeksi anak bangsa
Agar memiliki kesantunan berakhlaqul karimah
Terampil dalam menangani tugas kedinasan
Hingga permasalahan hidup yang makin kompleks
Nafas yang mengkristal di jiwa menyurat asa pasti
Tentang ghirah yg bukan rutinitas
Namun kreatifitas yang lahir karena kedisiplinan
Tekad, komitment dan manajemen diri
Bersinergi dengan kepedulian tiada akhir
Horizon langitpun tidak membatasi apapun
Karena mimpi sejati takkan pernah sirna
oleh gelap malam
Yang sering menyiratkan ketakutan, keraguan
bahkan kemunafikan
Pun lelah tiada terhindarkan
Namun kerja zikir sang hamba sarat permohonan
Ridho Keilahian
Ketika hari mencapai ujung senja
Kerja zikir bermetamorfosis menjadi detak kerinduan
yang belum terjawab sampai ke haribaan rembulan
Setia lembut membelai hati sang pemimpi sejati
Jakarta-Cipayung Depok,
13 Agus 2017,
pada paruh malam
PUISI PARA HATI
Menatap gedung sekolahku
6
Merambat tinggi, di balik pepohonan yang tidak rimbun
Namun menyisakan separuh keasrian
Para hati menyimak dengan asa sesaat yang menyesakkan
Ada yang merasa itu jerih upayanya
Hingga bersahabat dengan kesombongan diri
Ada yg mengkritisi hingga merasuk ke sum-sum zaman
yang bergulir tanpa kompromi
Juga ada yang terkoyak, terkapar dalam kesia-siaan
Mengharap sang bayu membawa keberuntungan langit
Untuk mengangkat mimpi sang pembelajar semu
Namun semua itu hanyalah permainan waktu
Bagi para hati yang lalai
Tertinggal dalam obsesi tak berujung
Pun polemik tak berkesudahan setia mendampingi
Hidup singkat yang butuh pemaknaan utuh
Kita masih punya hati
yang sempurna bentuk namun cacat dalam memaknai
Pembelajaran ini butuh hati yang utuh
Paripurna untuk mengeja pesan-pesan Keilahian
Untuk mengangkat prestasi dan jiwa usaha
Tak sekedar slogan belaka, misi dan visi kosong
Para hati layak berbenah
Membangun diri yang bermartabat
Menuju hakikat kemanusiaan
yang menyelamatkan
Subuh, 13 Agust 2017, Bulak Timur
LUKA BATIN
Harap Bayangan
8
Matahari separuh baya tengah bersiap menyinari sang bumi,
tempat menyemaikan bibit kehidupan
Pada daun yang siap berfotosintesis
Kelopak bunga bergeliat penuh cinta menyambut matahari separuh baya
Siap menghias paras bumi yang semakin renta
dan buah-buahpun semakin ranum, mengikhlaskan diri untuk dipanen
Matahari separuh baya semakin memancarkan aura kehangatannya
Sebelum membakar tetes embun yang menyapa lembut pagi
Matahari separuh baya menyelinap di antara pepohonan, dedaunan yang hijau
maupun berwarna-warni
Memberi energi pada harap dan cemas para pengembara
di desa, kota, daratan dan lautan
Tak ragu menerpa bebatuan, pasir dan gelombang
yang menari luwes pada semesta raya
Mengingatkan al insan di batas eksistensinya
Untuk tetap tunduk dan sujud pada keubudiyahan Sang Empunya Hidup
Sehingga ketika matahari separuh baya beranjak
menuju kedewasaannya
Manusia tidak terbawa terbakar bara apinya
yang menyelimuti bumi
Matahari separuh baya tetap menginginkan keselamatan
bagi sang khalifah
Hingga usianya menjelang senja
Matahari sadar peran yang diamanahkanNya
Jakarta, 13 Agustus 2017, 14.19...di antara deru ibu kota
BULAN Sunyi
9
Mengendap keterbatasan insani
Berkawan bulan di langit tak terbatas
Berkata banyak dalam kesunyian
Menyapa hati hati yang merindu
Tanpa keinginan untuk memiliki
Karena semua ini hanya fatamorgana
Tiada keabadian kecuali DIA
Pada saatnya, segalanya akan lenyap
Hanya Sang Pencipta Jagad
Sang Pemilik Sejati
Ukhrawi
11
di pinggiran kampus yang sedang bergeliat
Ia nampak terabaikan
Entah apa yang tengah dirasakan
Sebagai salah satu saksi perjalanan almamater anak bangsa
Danauku seolah hilang kata, rasa, dan warna alaminya
Dalam hening, ia berbincang dengan pepohonan,
angin dan matahari
Mencoba untuk memberi makna tentang
pembangunan berkelanjutan
Yang sarat dengan pesan-pesan nilai kemanusiaan
Danauku mencoba untuk bersinergi dengan alam sekitarnya
Pun masih jauh dari titah semesta
Danauku tetap kucinta
Karena ia tak ingin
Tinggal dalam keterabaian
PURNAMAKU Beranjak
12
Dingin malampun sudah mulai meleleh
siap menyambut tembang sang fajar
Teriring purnama yang mulai pucat berjinjit di langit keabadian
Walau terpaksa, bersama sepi perlahan pergi
Membawa linu serambi jantungku
Untuk dibasuh dengan zikir-zikir para malaikat
Sebelum matahari menyapa, embun pagi ingin bertahan
Di hijau daun, rerumputan, sekawanan bunga
dan pohon-pohon yang merindu
Hari-hari cinta keabadian
Lewat hembusan angin surga
yang menguak sepi
Untuk jiwa-jiwa yang bergeliat bangkit
Pada semesta fana
Setia, selalu...
Jatinangor, 4 Juli2017
14
yang dibangun tanpa adukan semenpun
Namun lekat batu-batunya satu sama lain
Betapa karya anak bangsa yang menakjubkan
Kini semua itu tersusun kembali
Pada pagar kampus kebanggaan Indonesia
Institut Teknologi Bandung di Jatinangor
Merestrukturisasi kehebatan Borobudur kita
Berjajar-jajar berdampingan dengan pepohonan belia
Tiada ragu membangun ekosistem yang lestari
Di kaki gunung nan menjulang bersahaja
Seolah ingin menegaskan bahwa
Kuingin menjadi saksi
Lahirnya putra-putri bangsa terbaik
dari kawah candradimuka kampus kita ini
Mengukir prestasi-prestasi negeri ini,
Mengembara sambil mengeja nama Sang Pencipta
Setinggi langit menjulang
Sejauh mata memandang
Sekokoh gunung di lautan
dengan hati seputih awan di pagi cerah
Agar kami mampu bersujud syukur
"Maka nikmat Allah mana lagi yang engkau dustakan"
Kampus ITB Jatinangor,
3 Juli 2017
Sekolahku Harapanku
dalam setiap helaan nafasmu,
detak jantung, dan mungkin desah nafas
yang mengejar impian pagi
Taman sekolahku selalu menyambut ramah
15
dengan segala keindahan bunga-bunga taman yang ditata rapi
tempat curhatan siapa saja yang singgah
di taman SMK Pembangunan Jaya-Yakapi
kadang kecewa kurasa
dalam kesendirian yang penuh kontemplasi
menghadapi hari-hari penuh beban kerja
silih berganti tiada henti, tiada jeda
namun jiwa ini harus merdeka
pikiran ini harus berselancar
menemukan serpihan2 makna pengetahuan, cinta & kasih sayang
dalam pencarian diri sejati
yang sering terombang-ambing obsesi semu
merangkai makna di antara panas, angin dan hujan
mencoba menemukan arti kebersamaan,
kesuksesan dan keselamatan
pun tidak selalu berhasil
kadang keluar kotak adalah pilihan bijak
untuk mengasah nurani dan ide pada cakrawala hari
siap menerima keterbatasan
Kurela untuk terus belajar...
17
Anggun, berwibawa tak tergoyahkan
Namun tetap bersahaja dan bersahabat bagi semua orang
Gedung Sate di jantung kota Bandung
Rakyat berharap banyak pada kiprah Pengabdi bangsa
Yang engkau beri kenyamanan dan
keluasan ruang dan hati
Menyampaikan amanah, membangun negeri
di tanah Priangan nan berseri
Untuk generasi kini dan nanti
Menggapai Ridho Ilahi semata
Tujuan tertinggi kehidupan fana...
Bandung-Jakarta 7/7/2017
18
Hingga kami fasih menyebut dan tersibghah dalam AsmaNya
Bahasa kasih sayang senantiasa mereka ajarkan
Menerima diri putra-putri apa adanya
Memupuk bakat dengan penuh rasa syukur
Mengasah kemampuan kami hingga mampu meniti hidup yang
pelik
Ibu Papa selalu bertutur santun dalam kelembutan
Berjiwa tegar dalam perjuangan tak putus
Bak mentari yang menerangi hari dalam kehangatan
Dan siap melindungi ketika hujan badai menerpa hidup kami
Ibu Papa mengajarkan KeesaanNya
Dengan bahasa sederhana penuh kejujuran
Dalam humor yang mendominasi komunikasi kami
Tersirat 1001 kebijakan hidup yang bersahaja
Ibu Papa menyampaikan banyak nilai-nilai kemanusiaan
Lewat silahturahmi penuh kasih sayang
Lugas, tanpa diskriminasi
Begitu cerdas menghadapi perbedaan kelas
Ibu Papa adalah rembulan yang menerangi langit sampai ke bumi
Menyampaikan cahaya mentari dari Sang Maha Pencipta
Agar malam tetap mampu membawa kehangatan
Dengan redup yang penuh empati
Mengantarkan kami ke gerbang kedewasaan
Hingga pada saatnya
Ibu Papa harus kembali ke pangkuanNya
19
Rasa kehilanganpun tak terhindari
Namun demi kasih sayangNya yang memberikan kami nyawa
Hanya keikhlasan dan doa terbaik layak kami haturkan
Dalam kerukunan hidup karena CintaNya
Semoga Allah perkenankan kita semua
Penuh ampunan dan naungan ridhoNya
Abadi, insya' Allah ...
di Penghujung Senja
20
Karena pengharapan dunia masih begitu lekat
Wahai jiwa yang harus merdeka
Siapkah untuk terus menjadi
Pun usia semakin membayangi senja
Namun nafas masih terasa hangat
Tuk mengukir mimpi di atas kanvas masa lalu
Bukan untuk membawa luka
Tapi tuk merentas jalan langit insani
di sana kutemukan surga kita
Sta Depok Baru, 15 Sept 17,
dalam penantian sang kekasih
MENGGARAP MIMPI
Tak selalu kelabu
Ada cahaya berpendar
Bagi penghuni semesta
Tuk tetap menggarap mimpi
Baik yg tertinggal, maupun
21
yang telah mengangkasa
Karena DIA selalu ada
Untuk mewujudkannya
Depok, 30 Sept 17
untuk seluruh saudaraku, yang meyakiniNYA
RINTIK KENANGAN
23
Ingin jiwa kembali merasakan itu
Menyapih keegoisan yg sering menyusup tanpa suara
Bunga Cantikku
24
Jika Kau Punya Hati
Kau akan berkata jujur
Kau mengakui kebenaran
Jika kau punya hati
Kau memiliki kemanusiaan
Kau tidak diskriminatif
Jika kau punya hati
Perkataanmu bisa dipahami
Perbuatanmu tidak menimbulkan polemik
Kemarin, kini dan nanti
SUJUD Anyerku
“Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan
cahaya merah di waktu senja” {QS Al-Insyiqaq(84) 16}
26
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang
dan malam, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
{QS Al Imron (3) : 190}
Ya Ilahi, Pencipta Semesta Raya
KasihMu tak lengkang oleh waktu
Engkau Rahman kepada semua mahluk
dan Rahim kepada yang mengimaniMu dan para Rasul
Sehingga disempurnakan melalui kekasihMu Muhammad
untuk menjadi al-insan yang berakhlaq karimah dan pandai bersyukur
(yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk,atau
berbaring,sambil memikirkan kejadian langit dan bumi, seraya berkata Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci
Engkau,peliharalah kami dari siksa neraka)
{QS Al Imron (3): 191}
Depok, 9 Oktober 2017
Kereta Rindu
Keretaku melaju
Hatiku merayap
Senjapun terpejam
Rindu ini terpendam
dalam malam gelap
Berlangitkan kelabu kelam
Semoga segera datang kekasih hati
yang akan jadikan jiwa benderang
Bagai kerlingan gemintang
Sambil menanti pulang
Stasiun Depok Baru, 13 Oktober 2017
27
Ya Allah, lindungilah ia selalu. Engkaulah sebaik - baik pemberi
perlindungan dan keselamatan. Maka selamatkanlah ia
Aamiin...
SAHABAT
Yang sedikit bicara tapi banyak paham
Yang selalu menjaga perasaan hati
Yang jiwanya seluas lautan
Yang setia mendampingi bagai langit yang menaungi bumi
Yang kata-katanya bagai hembusan angin surga
Memandang penuh makna bagai purnama menatap pegunungan
Kubersyukur punya sahabat yang baik seperti engkau
20 Oktober, 2017
Untuk sahabat2 terbaikku
KEPERGIAN
Kepergian itu dekat
Kadang ia memberi tandanya, kadang tak diduga
Al insan memang harus selalu bersiap
dalam situasi apapun
Mengumpulkan amal shaleh-bekal perjalanan menujuNYA
Kepergian itu nyata
Senyap namun sarat makna
Banyak kehilangan dirasa
Namun perjalanannya tak bisa ditunda
Berdoa, ikhtiar dan bersyukur
Akan apa yg DIA ridhokan
Nampak sederhana
Namun kadang kita terpeleset
Tuk sekedar menyiapkan bekal untuk pemberangkatan
28
Ketika tiba saatnya
Kasih sayangNYAlah yang layak terasa
Karena saatnya IA memeluk
(Al-Fajr):27-30.
” Hai jiwa yang tenang., Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhaiNya-Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-
hambaKu,masuklah ke dalam surga-Ku”.
di Batas Kota
Aku termenung di batas ibukota
Bersahabat dengan rintik hujan yang menari gemulai
Merenungi perjalanan hati yang terbebas dari ruang dan waktu
Yang kadang menyirat sepi sekaligus kegaduhan tanpa batas
di sana ada wajah-wajah yang sulit ditebak hatinya
penuh perhitungan, kepalsuan, kebohongan, bahkan arogansi
Oh betapa menyeramkannya hidup ini
yang dimainkan oleh fatamorgana dunia
Ingin diri ini terbebas
dari belenggu ambisi dan persaingan tanpa batas
Sungguh ku tak punya hati untuk kemunafikan
Karena ia terlalu jahat untuk djadikan teman
POTRET PENDIDIKAN
30
Karena diri tak kenal introspeksi
Akhirnya anak2 bangsapun menjadi korban
Seperti ini selalu potret pendidikan kita
Yang kebangkitannya tak pernah terjadi
Suka berpolemik, kasak-kusuk, jauh dari sikap elegant
Hanya materi jadi tujuan, obsesi semu dalam kesia-siaan
ILAHI, ku hanya mampu bersimpuh padaMU
Berharap amal kami terselamatkan
Dahulu, kini dan nanti
KAU ridhoi. Amiin
ANUGERAH SI SULUNG
31
Dan kesempatan menjadi pupuk yg menyuburkannya
Matahari, air dan bumi memberi nutrisi tanpa batas
Si sulung mulai paham tanggung jawab diri
Juga perjuangan yang tak berakhir
Terima kasih nak, engkau telah berubah
Kedewasaan telah kau jelang
Peduli adalah sikapmu sekarang
Tanggung jawab telah menjadi nafasmu
Komitment adalah pilihanmu
Selalu belajar adalah itikadmu kini
Disiplin, yang sudah engkau jalankan
Janganlah berhenti mencari jati diri
Karena surgamu ada di sana
Maafkan bunda yang tidak sempurna
Hanya sawang sinawang dalam hidupmu
Bersama ayah yang sesungguhnya sangat sayang engkau
Terus jelanglah masa depanmu yg bersahaja
Ajarkan adikmu untuk paham hidup yang singkat
Padamu ananda sulungku
Terimalah harapan kami
Dari orang tua yg tidak sempurna
32
di Batas Kemanusiaan
Ketika pelangi berpamitan pergi
Pada senja yang hendak memeluk malam
Di salah satu tepi pantai Tanah Lot
Menyapa untuk entah kapan kembali
Al waktu tetap setia menatap kepergiannya
Seraya berujar untuk perjumpaan mendatang, yang tak bisa dijanjikan oleh
sang langit
Hati al insan melekat pada hijau Nusantaraku
Nan asri dengan bebek-bebek yang berbaris rapi
di tengah pematang yg menjembatani sawah-sawah kita
Sederhana, apik, bersemangat tanpa pamrih
Akankah bisa manusia tertata mengikuti gerak semesta
Nan jujur patuh selalu pada orbitnya
Nyata seringkali jiwa ini gagal
karena ketinggian hati yg mengabaikan nurani
Rabbi, ku telah sampai pada keterbatasan diri
Merenungi makna kemanusiaan yang tidak paripurna
Tak mampu lagi akal berbicara
Karena keduniaan masih lekat pada ruh-ruh yang tidak mau berkiblat
Hanya zikir yang mampu membangkitkan jiwa
Untuk menyucikan diri dan tetap istiqomah, di batas kemanusiaan, langit dan
bumi,
Sebelum pulang kepadaMU
Depok, 26 Oktober 17,
mencoba bersyukurdalam keterbatasan diri,
berharap ridhoNYA, abadi
33
Hutang pada Pengemis
Ketika perut kita kenyang
Mungkin yang terasa adalah kantuk
dan sekian kenikmatan yang berbaris mengikutinya
Namun adakah terbayang wajah-wajah berpengharapan di tepi jalan
di bawah dan atas penyebrangan orang
atau di tepi-tepi mall-mall
yang menanti uluran belas kasih
Memberi rizki pembersih harta mereka.
Kumerasa ada rizki mereka pada harta kita
Apabila tidak kita penuhi hak mereka
Artinya kita berhutang pada mereka
Betapa diri ini sering tidak sadar
Bahwa kita sering memakan harta pengemis.
Betapa miris hati ini, dan malu diri ini
Melihat ketidaklayakan saudara-saudara kita
Serta ketidakadilan situasi sosial.
Ya Rabbi, Pemilik alam raya
Sumber rizki, yang menghidupi sang penerima hidup
Ampuni para diri yang sering lalai ini
Untuk berbagi dengan para pengemis
Baik pengemis, spiritual dan do'a yang ikhlas
Agar kehidupan mereka membaik
Dapat merasakan nikmat yang Engkau anugerahkan pada kami
34
Ajari kami bersyukur pada-Mu
Serta paham bagaimana cara berterima kasih pada sesamanya....
Angkatlah do'a kami ke haribaan-Mu
Sehingga kami mampu melunasi hutang ini
Pada pengemis yang bertahan dalam keterbatasannya......
Menerima takdir-Mu
Mengingatkan kami
Kini dan nanti.....
Bandung, 26 Oktober 2017
ERA KEBANGKITAN
Pelayanan Hati
Hati memulai suatu perjalanan Ihtiar, mengemban amanah pendidikan
Lewat pembenahan kurikulum yang bermimpikan surgawi
Namun sering hanya fatamorgana
Kucoba menyelami para hati pendidik putra/i
Yang kaya potensi dan inspirasi
Namun sering terblokir dengan misinterpretasi
Akan keanekaragaman eksplorasi diri, dan obsesi instan yang dangkal
Rabbi, maafkan ketidaksempurnaan diri
dalam menyelami nurani dan hakikat bahasa Iqro'MU
Hingga sering tereduksi
Menjadi ceremonial semata yang dangkal makna,
38
sepi tafakur, dan sangat materialistik
Kawan2ku, putra/i-ku, kubahagia melihat dan merasakan kita
berkembang
Walau baru sedikit bergerak maju
Namun pondasi kita terasa kokoh
Karena Q dan Kau saling peduli
Ini yang ingin kujaga asih, asah dan asuh adalah sederhana
yang tidak menuntut Namun sering tidak terjaga
Karena arogansi manusia,
yang tak paham bahasa budaya
ZAMAN NOW
40
Zaman Now harus disikapi cerdas, kritis, berwawasan, berkepribadian dan
sungguh-sungguh Untuk mampu bermetamorfosis di Puncak Zaman
Sehingga saat tanggung jawab ditanya
Kita mampu menjawab dengan benar
Sesuai pandangan Sang Empunya Hidup
Hingga selamat sampai pada Zaman Nanti
Kapanpun itu datang
26 November 2018 di Jakarta
Zaman Now Entah sejak kapan istilah 'zaman now' mulai digulirkan. Yg jelas,
istilah itu saat ini sedang mengalami popularitas yg menanjak. 'Zaman now' terasa
familiar di telinga kita, dan seolah siapapun yg mngucapkan mendapat aliran update
pada diri seseorang. Saya mcoba mngkritisi fenomena pencampuran 2 bahasa yang
umum terjadi belakangan ini, dan terjadi tdk baku, mengapa bisa bgitu ngtrend dan
seolah harus diikuti untuk bisa menggaul style'. Dari zaman ke zaman selalu
muncul istilah2 yang dibuat semau-maunya oleh mayoritas remaja di Indonesia
MOZAIK KEBERSAMAAN
Pesan Langit
Hujan yang membawa pesan langit
Jatuh di halaman sekolahku
Menyatakan eksistensi dirinya
di antara gemuruh alam yg memaknai hari
Bergulir dan menyatu dengan butiran debu di udara
Menjumpai takdirnya yang tak terelakan
Untuk menjadi satu dengan sang bumi
Menyapa hati yang luka
Menyapu kekecewaan yang bersemayam di jiwa
Seolah mengajarkan keikhlasan hidup
yang sering sulit diperoleh di tengah kemunafikan manusia berhati
lemah
Hentinya membuka kembali langit cakrawala
Untuk mendapatkan sinar mentari separuh baya
Seperti itulah layaknya al insan
Membuka diri akan banyak perubahan hidup
42
Wahai hati yang harus tafakur
Bersiaplah kau songsong matahari akhir zaman
yang entah akan bersinar sampai kapan
Mungkin memutar haluan geraknya
Memberi tanda pertaubatan
30 November 20 17
Sebelum zaman berpamitan
Untuk kembali kepadaNya
SENANDUNG LARA HATI
Melukis Matahari
45
Rembulan Langit Kelabu
48
PPM, Bulak Timur – Depok
9:17 AM,11 Desember 2017
49
TAMAK
Perjalanan Keretaku
51
Selalu ada ASA
52
Aksara Dini Hari
54
Kau berdiri kokoh
di tepi jalan Kusuma Bangsa kota Batik
Kau menampakkan aura keteduhan
dan menyiratkan kesejarahan pengemban risalah yang
bersahaja
Yang tiada mengklaim kebenaran sepihak
Namun paham kebenaran semesta
dibawa oleh UtusanNya Sang Pembawa Cinta
Mengalir menenangkan lewat pembauran budaya yang
berakulturasi,
berasimilasi maupun berdifusi
Lewat bahasa-bahasa alam yang memberdayakan
Mereka, para Wali Songo menuturkan tembang Ilahi
yang menuntun tapi tidak menuntut
Merasuk hati, pikiran yang semakin memperkuat
Syahadatain
Kini, kiprah para wali berbuah hasil
dalam budaya yang tidak parsial
Juga tidak berkhianat pada semesta
Menyampaikan pesan dari Yang Mulia
Agar hidup menjadi mulia
55
Karena kehendak Sang Pencipta
Namun tangan manusia bisa mempengaruhi
Bagaimana alam menyapa ekosistem kita
Keteraturan bersifat relatif
Namun bisa dipelajari
Bagaimana pantai bisa ditata
Itu adalah keterampilan al insan
Yang tidak pandang suku, agama dan ras
Alampun bisa merasa
Serta diajak bekerjasama menurut sunnahNya
Reklamasi pantai bisa netral dan harmoni
di tangan mereka yg paham kearifan lokal
serta mumpuni dalam teknologi tata pantai
Oh mengapa Indonesiaku menjadi berpolemik
Tentang yang layak melakukan reklamasi itu
Haruskah para nelayan pribumi tersingkirkan
dan reklamasi menjadi hak pemilik modal asing?
Kemana pribumi yang berdaya, dan mumpuni
dalam tata kelola kota dan daerah
Kemudian menata pantai kita
Entah dengan bahasa apapun yang dimengerti masyarakat
Pantai kita menjadi tertata dan tetap memberdayakan
Untuk mereka para nelayan pejuang kelautan
dan seluruh stake holders kemaritiman
Tidak dikuasai pemilik modal yang sering curang
dan melemahkan bangsa pribumi
Bangkitlah saudaraku seNusantara
Membangun seluruh pantai Indonesia...
Selamanya...
Pekalongan, 22 Desember 2017
dalam keprihatinan 6:43 PM
BLITAR Berkepribadian
Awal ku melihatmu
Semua biasa saja
Bahkan cenderung tertinggal, juga tak tertata
Abang becak yg menyapa kedatangan kami
Terasa memaksa dan tidak berikan pilihan
Sampai akhirnya kujumpai kedai soto kuali
Yang beresonansi dengan perut kosong kami
Terlepas dari kerumunan para supir
Menikmati rehat sarapan
Terasa nyaman, perut terisi, pikiran tenang
Tidak emosi dan bisa becanda
Janji dengan Bjek mobilpun kami tolak
Nego dengan abang becak yg lebih santun
Peristirahatan Bung Karno kami jelang
57
Ada rasa takut akan banyak larangan ini itu
Tapi semua tidak terbukti
Sambutan hangat dan ramah oleh para petugas pemakaman
Terhadap kami yg bukan siapa-siapa
Sungguh rasa haru tak terelakkan
Kota bersih, teduh, kreatif, masyarakat ramah
Telah melenyapkan kelelahan kami
Walau belum lengkap penjelajahan kami
Namun hatiku terpateri di kota ini
Tiada kemacetan, tenang walau sedikit panas
Pasti akan sangat kurindukan Blitar kota peristirahatan Bung Karno dan
keluarga
Tetaplah dalam kebersahajaan sejati
Membawa kepribadian bangsa
Menuju Indonesia sejati
Stasiun Blitar, 24 Des 17, 17.07,
untuk Indonesiaku gemilang.
Pekalongan Nusantaraku
58
Ia tumbuh dengan bersahaja
Menjadi kota kabupaten yang tangguh
karena di sana tumbuh subur nilai-nilai religi
Kemanusiaan yang dijunjung tinggi
Keramahan yang dijumpai dimanapun
Kemudahan akses yang ramah lingkungan
Walau cobaan rob pasang laut menerpa Pekalonganku bertahan
dalam kesabaran
Untuk tetap eksis menjalankan tugas kekhalifahan
Batik-batiknya yang berani berekspresi
Menampilkan corak etnis kebahariaan
Beragam hias yang berbentuk geometris
Menggunakan yang cerah dan menarik
merah, kuning, biru, hijau, violet dan orange
yang berpadu dengan semangat kesaudagaran
Sehingga banyak negara berakulturasi
dengan motif-motif lokalnya
Tidak enggan bersaing dengan batik Solo dan Yogja
Semua bersinergi membentuk karakter bangsaku
Pekalongan Nusantaraku bangkit mandiri
dalam konteks history dan peran internasional
Membangun Indonesia bermartabat di semesta raya
Karena Allah semata..
Subuh, 27 Desember 2017
Madinah Al Munawaroh
30 Maret 2018
Mekkah Al Mukaromah
62
Adalah wanita mulia Khadijah nan bersahaja
yang selalu memperkuat jiwamu
Saat harus menerima Wahyu-Wahyu Qur'ani
dari Gua Hira di Jabal Nur, berlanjut dukungan para keluarga, sahabat-
sahabat terbaik
Serta sumpah setia kaum Anshar, sampai keputusan Hijrah ke Madinah
Munawaroh
Betapa perjuanganmu yang sarat momen penuh bahaya
Tak pernah sedetikpun kau hindari
Tak lepas dari permohonan akan perlindungan Sang Khaliq
Kau tak pernah gentar menghadap musuh2 kaum Kafirin, penentang
utama -,
kaum musyrikin yang enggan berTauhid, dan kaum munafikin yang
banyak berbohong dan selalu mencari aman
Kau perlakukan semua dengan ketegasan, rasa kemanusiaan, bahkan
kasih-sayang
Sejatinya kau memang manusia pilihan
Yang paham betul bagaimana harus memimpin umatmu, dan seluruh
manusia di muka bumi
Engkau perlakukan sesuai dengan Titah dan RidhoNya
Ya Rasulullah, perjalananmu menuju Madinah
Telah membuka jalan terang da'wah sejati
Yang Spirit dan Jiwamu tak pernah merasa lemah
Namun menguatkan para pengikutmu yang istiqomah
Jika ada kekalahan pasca perang Uhud
Itu akibat para pengikutmu yang silau dengan harta ghanimah,
dan tidak patuh pada titahmu tuk bertahan di garis pertahanan
63
Madinah kota suci yang memancarkan kasih
Telah Allah pilih sebagai tujuan Hijrah kekasihNya
Kau berhijrah dengan penuh tanggung-jawab ya Habibillah
dengan didampingi sahabat Abu Bakar ra, dan Ali bin Abi Thalib ra
di Madinah, kau lakukan da'wah dengan penuh kasih
Akhlaqul Karimah disampaikan dengan sangat indah
Terhadap suku Auz dan suku Khazraj
Hingga terjadilah ba'iat mereka
akan kommitmen terhadap Syahadat
di hadapanmu ya Utusan Allah....
Antara Mekkah dan Madinah
Terbentang jarak yang sangat relatif
Namun di antaranya
Semangatmu mengalir dalam darah kami
Membawa bekal untuk melangkah ke depan
Menyongsong kebahagiaan Ukhrowi
Insya'Allah.....
Kopdit Sehati Pasar Minggu
Rabu, 4 April 2018
Susi Agustini Hargono
71
Dalam kesenyapan senja temaram
Menjaring bintang malam yang tidak terikat pada rembulan
Karena gelappun mampu berikan asa
72