Anda di halaman 1dari 72

Siang Pertemuan

Ada seorang bijak nan ramah


Seketika berbagi ilmu dan pengetahuan
Tentang kasih sayang Allah dan perjuangan hidup
Betapa banyak kejutan-kejutan hidup
Terhadirkan bagai kejora-kejora di gulita malam
dan semilir sejuk di bawah teriknya matahari
Bahkan segarnya udara di tengah polusi yamg menyesakkan
Semua bisa melihat, merasakan, dan menyaksikan
Peluang usaha yang terbuka pada siapa saja
Pun sering memandang dari sudut pandang yang beragam
Namun tidak mengkerdilkan peluang
yang terlahir di semesta
Pada siapapun yang menghadirkanNya
Meraih kehidupan yang lebih baik
Untuk semakin dekat kepadaNya
dalam semesta yg bertasbih...

Bandung, 19 Juni 2018


Susi Agustini Hargono
Kebaikan yang kutemui hari ini
Sungguh berkesan dan menampilkan multidimensi
Yang terasa nyaman
Namun kadang mengundang tanya yang bergema

1
MozaikNYA

Hariku telah beranjak di peraduan malam


Ketika para malaikatpun telah berkemas
membawa amalan anak-anak Adam di bumi
Banyak yang bercahaya menerangi malam buta di bumi hingga nampak
benderang
Namun ada juga yang nampak suram dan rapuh
seperti hendak hancur luluh lantak mengotori bumi
Ada hati yang bertafakur berkontemplasi tentang amalan hari itu
Mencoba menyusunnya menjadi satu rumah masa depan
yang masih belum jelas pemiliknya
Bisa saja setiap insan berambisi mengakuinya
Namun Sang Ahad Maha Teliti
dengan segala kasih sayangNya, IA selalu membantu rumah masa depan
tercipta dengan mozaik terindah
Yang setiap insan berkesempatan untuk berkiprah
dan mengeksplore segala potensi diri
Penuh cinta dengan frekuensi dan gelombang yang tidak pernah seragam
Rumah Masa Depan adalah milik Semesta
Alam paham siapa yang penuh keikhlasan
Siapa yang perhitungan karena dunia
Siapa yang cerdas menyikapi, dengan segala keterbatasan kemanusiaan
Rumah masa depan senantiasa siap digarap
Menjadi kediaman ukhrawi....
10 Juli 2017, di depan RS GPI Depok
terima kasih untuk yang telah berbaik hati
pada diri yang hanya merindukanNya..

2
LELAH
Di sekolah harapan para pejuang cinta ini
Senja membulirkan cerita hati tentang pendidikan
Juga suara anak-anak bangsa yang penuh mimpi
Bersinergi dengan obsesi yang kadang naif
Menyiratkan keinginan dunia tanpa batas
Namun berujung pada gelapnya malam
Yang siap memeluk semua mimpi
dalam cahaya seraut rembulan pucat
untuk beristirahat di haribaanNya
Depok, 30 Juli 2017

PAHLAWANKU
Ketika nurani terkoyak
Dibasuh dengan harga diri yang terusik ranjau kolonial
Kau begitu tegar bangkitkan api perlawanan
dengan semangat yang bernyawakan Keilahian
Pun kekalahan masih setia
Namun perjuanganmu tidaklah menjadi hina
Bahkan wangi surga sudah berhasil kau cium
pada harga diri sejati dan kesyahidan yang menanti
Ruh pahlawanku yang setia pada KebenaranNya...
Bulak Timur, 30 Juli 2017, menjelang Subuh

LELAP
3
Lelap raga terusik oleh jiwa yang rindu
Belaian Sang Ahad pada 1/3 malam
Satu persatu tetes air membasuh mata hati
yang baru saja bangkit melawan ubud dunia
Takbir demi takbir terpanjatkan seiring nafas dan pengharapan
dalam sepi yang gaduh dengan 1000 asa
ILAHI, yang selalu sibuk menyiram kasih sayangNya
Peliharalah kesucian hati, jiwa dan langkah ini
dalam mengarungi bahtera kehidupan
dengan gelombangnya yg sering menjatuhkan
juga melenakan bahkan memabukkan
Beri kami keimanan sejati
yang tak lengkang oleh waktu, tak pupus oleh silau dunia,
tak sirna oleh goresan nikmat semu
yang memimpin pada keselamatanMU
Peluklah diri ini, dalam KasihMU
Sehingga kami mampu berkata
Cukuplah Engkau Pemimpin, Pelindung dan Penolong kami
dengan kebersahajaan hidup yang paripurna
Mendapat siraman EmpatiMU
Sampai rindu ini terjawab
dengan perjumpaanMU, kelak...

Jatijajar, 6 Agust 2017

SALING SILANG

4
Dalam setiap pikiran ada persepsi
Dalam setiap raga ada spirit
Dalam setiap jiwa ada nurani
yang menjadi cahaya diri berupa mata hati
Persepsimu, persepsiku, persepsinya tak selalu identik
Semua berlatar belakang eksistensi diri
Pengalaman pribadi, kecenderungan,
penerimaan realitas - yang beragam
Kadang bersinergi, sering juga tidak
Kita bersama, berjuang tentang hal yang sama
Namun chemestry tidaklah hadir
Nurani dan mata hatipun sering tertutup kabut keakuan
Yang sering menjulang tinggi lupa diri
Walau rapi dalam kemasan kebersamaan
Namun tiada tersirat kepedulian
Bahkan empatipun sangat langka
Langkah kita seolah bersama
Namun hati kita bersaling silang
Nurani kita menjadi semu
dan Mata Hatipun hanyalah sejumput perhitungan untung-rugi
Kita semua masih saling silang
Memperjuangkan ego masing-masing
Mungkinkah kita capai RidhoNya???
Dalam situasi saling silang
Yang hanya berbuah ambisi ankara???
Menyuarakan kekecewaan
Minggu, 6 Agustus 2017

KERJA ZIKIR di UJUNG SENJA

5
Terpateri pada aspirasi kemanusiaan
Kerja 6 hari penuh ihtiar berpacu
Menyentuh kognisi dan afeksi anak bangsa
Agar memiliki kesantunan berakhlaqul karimah
Terampil dalam menangani tugas kedinasan
Hingga permasalahan hidup yang makin kompleks
Nafas yang mengkristal di jiwa menyurat asa pasti
Tentang ghirah yg bukan rutinitas
Namun kreatifitas yang lahir karena kedisiplinan
Tekad, komitment dan manajemen diri
Bersinergi dengan kepedulian tiada akhir
Horizon langitpun tidak membatasi apapun
Karena mimpi sejati takkan pernah sirna
oleh gelap malam
Yang sering menyiratkan ketakutan, keraguan
bahkan kemunafikan
Pun lelah tiada terhindarkan
Namun kerja zikir sang hamba sarat permohonan
Ridho Keilahian
Ketika hari mencapai ujung senja
Kerja zikir bermetamorfosis menjadi detak kerinduan
yang belum terjawab sampai ke haribaan rembulan
Setia lembut membelai hati sang pemimpi sejati

Jakarta-Cipayung Depok,
13 Agus 2017,
pada paruh malam
PUISI PARA HATI
Menatap gedung sekolahku
6
Merambat tinggi, di balik pepohonan yang tidak rimbun
Namun menyisakan separuh keasrian
Para hati menyimak dengan asa sesaat yang menyesakkan
Ada yang merasa itu jerih upayanya
Hingga bersahabat dengan kesombongan diri
Ada yg mengkritisi hingga merasuk ke sum-sum zaman
yang bergulir tanpa kompromi
Juga ada yang terkoyak, terkapar dalam kesia-siaan
Mengharap sang bayu membawa keberuntungan langit
Untuk mengangkat mimpi sang pembelajar semu
Namun semua itu hanyalah permainan waktu
Bagi para hati yang lalai
Tertinggal dalam obsesi tak berujung
Pun polemik tak berkesudahan setia mendampingi
Hidup singkat yang butuh pemaknaan utuh
Kita masih punya hati
yang sempurna bentuk namun cacat dalam memaknai
Pembelajaran ini butuh hati yang utuh
Paripurna untuk mengeja pesan-pesan Keilahian
Untuk mengangkat prestasi dan jiwa usaha
Tak sekedar slogan belaka, misi dan visi kosong
Para hati layak berbenah
Membangun diri yang bermartabat
Menuju hakikat kemanusiaan
yang menyelamatkan
Subuh, 13 Agust 2017, Bulak Timur
LUKA BATIN

Luka batin menatap nanar


7
Realitas yg tidak bersahabat
Terkapar, berdarah
Hingga kata tak lagi punya makna
Yang tertatih meraih impiansemu
Di tengah pameran kesombongan semata
Nihil…………
13 Agustus 2017

Harap Bayangan

Waktu berlalu waktu


Hari menyatakan eksistensinya dalam bayangan semu
Memastikan ketidakpastian
Membahanakan kediaman
di tapal keterbatasan
Harap bayangan semu
Mencapai kesejatian
Hidup kita
PPM, Cipayung Depok, 13 Agust 2017
ketika matahari mulai unjuk kehangatannya

MATAHARI Separuh Baya

di antara dedaunan yang rindu kehangatan

8
Matahari separuh baya tengah bersiap menyinari sang bumi,
tempat menyemaikan bibit kehidupan
Pada daun yang siap berfotosintesis
Kelopak bunga bergeliat penuh cinta menyambut matahari separuh baya
Siap menghias paras bumi yang semakin renta
dan buah-buahpun semakin ranum, mengikhlaskan diri untuk dipanen
Matahari separuh baya semakin memancarkan aura kehangatannya
Sebelum membakar tetes embun yang menyapa lembut pagi
Matahari separuh baya menyelinap di antara pepohonan, dedaunan yang hijau
maupun berwarna-warni
Memberi energi pada harap dan cemas para pengembara
di desa, kota, daratan dan lautan
Tak ragu menerpa bebatuan, pasir dan gelombang
yang menari luwes pada semesta raya
Mengingatkan al insan di batas eksistensinya
Untuk tetap tunduk dan sujud pada keubudiyahan Sang Empunya Hidup
Sehingga ketika matahari separuh baya beranjak
menuju kedewasaannya
Manusia tidak terbawa terbakar bara apinya
yang menyelimuti bumi
Matahari separuh baya tetap menginginkan keselamatan
bagi sang khalifah
Hingga usianya menjelang senja
Matahari sadar peran yang diamanahkanNya
Jakarta, 13 Agustus 2017, 14.19...di antara deru ibu kota
BULAN Sunyi

Dalam keheningan malam

9
Mengendap keterbatasan insani
Berkawan bulan di langit tak terbatas
Berkata banyak dalam kesunyian
Menyapa hati hati yang merindu
Tanpa keinginan untuk memiliki
Karena semua ini hanya fatamorgana
Tiada keabadian kecuali DIA
Pada saatnya, segalanya akan lenyap
Hanya Sang Pencipta Jagad
Sang Pemilik Sejati
Ukhrawi

Depok, 5 Sept 17, untuk saudara-saudaraku Rohingya yang


sedang berjuang untuk kehidupan yang mulia, dan hati yang merindu
karena DIA

Langit Bulan Juni

Hari- hari kita telah menyampaikan salam keselamatan


Pada detik-detik Fajar yang selalu bergegas
10
ke horizon cakrawala
Seolah bocah yang selalu ingin segera bercerita
Pada ibunda yang menantinya dengan senyum
Kata-katanya sering tergesa dan terdengar tidak runtun
Namun senantiasa terdengar indah pada telinga ibunda
Begitu pula dengan kisah sang fajar
yang membawa kisah bumi
Pada langit yang setia dan menaungi
dalam diam dan empati tanpa batas
Penuh cinta hingga sang fajar lelah bertutur
Langit bulan Juni selalu peduli
Karena ia arif memandang segalanya

Cikaso, 2 Juli 2017


Puisi bulan Juni

Danauku butuh Cinta

Danauku tak selalu mampu biru

11
di pinggiran kampus yang sedang bergeliat
Ia nampak terabaikan
Entah apa yang tengah dirasakan
Sebagai salah satu saksi perjalanan almamater anak bangsa
Danauku seolah hilang kata, rasa, dan warna alaminya
Dalam hening, ia berbincang dengan pepohonan,
angin dan matahari
Mencoba untuk memberi makna tentang
pembangunan berkelanjutan
Yang sarat dengan pesan-pesan nilai kemanusiaan
Danauku mencoba untuk bersinergi dengan alam sekitarnya
Pun masih jauh dari titah semesta
Danauku tetap kucinta
Karena ia tak ingin
Tinggal dalam keterabaian

Jatinangor, 3 Juli 2017

PURNAMAKU Beranjak

Rintik air hujan masih menghendaki perbincangan malam


Mencoba mengeja serpihan doa yg akan beranjak menuju arsy

12
Dingin malampun sudah mulai meleleh
siap menyambut tembang sang fajar
Teriring purnama yang mulai pucat berjinjit di langit keabadian
Walau terpaksa, bersama sepi perlahan pergi
Membawa linu serambi jantungku
Untuk dibasuh dengan zikir-zikir para malaikat
Sebelum matahari menyapa, embun pagi ingin bertahan
Di hijau daun, rerumputan, sekawanan bunga
dan pohon-pohon yang merindu
Hari-hari cinta keabadian
Lewat hembusan angin surga
yang menguak sepi
Untuk jiwa-jiwa yang bergeliat bangkit
Pada semesta fana
Setia, selalu...

Cikaso,Bandung, 4 Juli 2017

Sepi Kembang Kuningku

Kembang kuningku bertahan dalam kesepiannya


Anginpun semakin menambah linu hatinya
13
Ketika hembusannya hanya menyiratkan
empati yang tak utuh
Kembang kuningku bertahan dalam takdir CintaNya
Bersama batang, dedaunan sepi yang
dilingkupi kabut bulan Juli
yang hanya menyuarakan eksistensinya
Tanpa sapa ramah yang mencerahkan
Tapi kembang kuningku tak menyiratkan kecewa
Karena ia yakin tetap dicinta dan dihargai
oleh Sang Empunya Cinta
di alam tak berbatas

Jatinangor, 4 Juli2017

POHON ILMUKU MENJULANG


Setengah kuterpana
Menatap susunan batu-batu di kampus kebanggaan kita
Mengingatkanku pada kemegahan candi Borobudur

14
yang dibangun tanpa adukan semenpun
Namun lekat batu-batunya satu sama lain
Betapa karya anak bangsa yang menakjubkan
Kini semua itu tersusun kembali
Pada pagar kampus kebanggaan Indonesia
Institut Teknologi Bandung di Jatinangor
Merestrukturisasi kehebatan Borobudur kita
Berjajar-jajar berdampingan dengan pepohonan belia
Tiada ragu membangun ekosistem yang lestari
Di kaki gunung nan menjulang bersahaja
Seolah ingin menegaskan bahwa
Kuingin menjadi saksi
Lahirnya putra-putri bangsa terbaik
dari kawah candradimuka kampus kita ini
Mengukir prestasi-prestasi negeri ini,
Mengembara sambil mengeja nama Sang Pencipta
Setinggi langit menjulang
Sejauh mata memandang
Sekokoh gunung di lautan
dengan hati seputih awan di pagi cerah
Agar kami mampu bersujud syukur
"Maka nikmat Allah mana lagi yang engkau dustakan"
Kampus ITB Jatinangor,
3 Juli 2017

Sekolahku Harapanku
dalam setiap helaan nafasmu,
detak jantung, dan mungkin desah nafas
yang mengejar impian pagi
Taman sekolahku selalu menyambut ramah
15
dengan segala keindahan bunga-bunga taman yang ditata rapi
tempat curhatan siapa saja yang singgah
di taman SMK Pembangunan Jaya-Yakapi
kadang kecewa kurasa
dalam kesendirian yang penuh kontemplasi
menghadapi hari-hari penuh beban kerja
silih berganti tiada henti, tiada jeda
namun jiwa ini harus merdeka
pikiran ini harus berselancar
menemukan serpihan2 makna pengetahuan, cinta & kasih sayang
dalam pencarian diri sejati
yang sering terombang-ambing obsesi semu
merangkai makna di antara panas, angin dan hujan
mencoba menemukan arti kebersamaan,
kesuksesan dan keselamatan
pun tidak selalu berhasil
kadang keluar kotak adalah pilihan bijak
untuk mengasah nurani dan ide pada cakrawala hari
siap menerima keterbatasan
Kurela untuk terus belajar...

Jakarta, 5 Juli 2017..

Matahariku Menyambut Senja


Matahariku bersiap pamit
Pada bumi dan al insan yg mencermatinya
Kilau cahayanya tidak lagi berdaya menyinari bumi
Pun bumi masih menikmati kehangatan dan sisa terangnya
Dalam perjalanan hidup selalu ada naik dan turun
16
Akan nasib manusia yang selalu ingin bahagia
Namun takdir sering bicara berbeda
Seolah tak peduli dengan rintihan serpihan hati
Dalam ruang waktu yang beranjak senja
Matahariku seolah berbisik lembut
Wahai al insan yang serba lemah
Banyak2lah besyukur pada Yang Maha Pengasih
Karena semua akan berakhir musnah
Berpikirlah tentang bekal hari akhir
Yang dapat datang sewaktu-waktu
Matahariku lebih paham
Tentang keterbatasan peluang ruang dan waktu manusia
Matahariku masih bertutur
Seolah enggan beranjak pergi
Namun tetap pada kepatuhan semesta
Matahariku siap menyambut senja
Bersama usia al insan
Pondok Labu-Depok,
7 Juli 2017, utk mengingatkan diri sendiri ...

GEDUNG SATE Kebanggaan Kita

Ketika hati berjalan menelusuri kota Bandung


di dekat jantung kota, pasti sosokmu menunjukkan eksistensi diri
Penuh keyakinan, kau sapa siapapun yang lewat
Dengan bahasa arsitekturmu yang bernuansa etnis

17
Anggun, berwibawa tak tergoyahkan
Namun tetap bersahaja dan bersahabat bagi semua orang
Gedung Sate di jantung kota Bandung
Rakyat berharap banyak pada kiprah Pengabdi bangsa
Yang engkau beri kenyamanan dan
keluasan ruang dan hati
Menyampaikan amanah, membangun negeri
di tanah Priangan nan berseri
Untuk generasi kini dan nanti
Menggapai Ridho Ilahi semata
Tujuan tertinggi kehidupan fana...

Bandung-Jakarta 7/7/2017

IBU PAPA adalah CAHAYA

Kuingat ketika kecil


Kasih sayang ibu papa bersemi pada segala musim
Sabar menuntun dari tertatih hingga berjalan
Rajin menyirami jiwa kami yang kering dalam ketidakpahaman

18
Hingga kami fasih menyebut dan tersibghah dalam AsmaNya
Bahasa kasih sayang senantiasa mereka ajarkan
Menerima diri putra-putri apa adanya
Memupuk bakat dengan penuh rasa syukur
Mengasah kemampuan kami hingga mampu meniti hidup yang
pelik
Ibu Papa selalu bertutur santun dalam kelembutan
Berjiwa tegar dalam perjuangan tak putus
Bak mentari yang menerangi hari dalam kehangatan
Dan siap melindungi ketika hujan badai menerpa hidup kami
Ibu Papa mengajarkan KeesaanNya
Dengan bahasa sederhana penuh kejujuran
Dalam humor yang mendominasi komunikasi kami
Tersirat 1001 kebijakan hidup yang bersahaja
Ibu Papa menyampaikan banyak nilai-nilai kemanusiaan
Lewat silahturahmi penuh kasih sayang
Lugas, tanpa diskriminasi
Begitu cerdas menghadapi perbedaan kelas
Ibu Papa adalah rembulan yang menerangi langit sampai ke bumi
Menyampaikan cahaya mentari dari Sang Maha Pencipta
Agar malam tetap mampu membawa kehangatan
Dengan redup yang penuh empati
Mengantarkan kami ke gerbang kedewasaan
Hingga pada saatnya
Ibu Papa harus kembali ke pangkuanNya

19
Rasa kehilanganpun tak terhindari
Namun demi kasih sayangNya yang memberikan kami nyawa
Hanya keikhlasan dan doa terbaik layak kami haturkan
Dalam kerukunan hidup karena CintaNya
Semoga Allah perkenankan kita semua
Penuh ampunan dan naungan ridhoNya
Abadi, insya' Allah ...

PPM Depok, 31 Agustus 2017,


untuk Bubu dan Papa tersayang di haribaanNya.
Al Fatihah.....

di Penghujung Senja

Malaikat telah berbisik siapkan malam


Ketika keretaku menjelang tiba
Ada gairah syukur yang terpanjatkan
di antara relung hati yang kadang lalai

20
Karena pengharapan dunia masih begitu lekat
Wahai jiwa yang harus merdeka
Siapkah untuk terus menjadi
Pun usia semakin membayangi senja
Namun nafas masih terasa hangat
Tuk mengukir mimpi di atas kanvas masa lalu
Bukan untuk membawa luka
Tapi tuk merentas jalan langit insani
di sana kutemukan surga kita
Sta Depok Baru, 15 Sept 17,
dalam penantian sang kekasih

MENGGARAP MIMPI
Tak selalu kelabu
Ada cahaya berpendar
Bagi penghuni semesta
Tuk tetap menggarap mimpi
Baik yg tertinggal, maupun
21
yang telah mengangkasa
Karena DIA selalu ada
Untuk mewujudkannya
Depok, 30 Sept 17
untuk seluruh saudaraku, yang meyakiniNYA

MENDUNG dan PELANGI


di balik mendung
Kutemukan pelangi
Menyurat impian fana
yang berbaur dengan suara alam semesta
Membangkitkan asa
Menghembuskan kedamaian
Pada bumi yang panas
Pasar Minggu, 1 Oktober 2017
Untuk para pecinta kemanusiaan sejati

SAPA RINTIK HUJAN


Detak air hujan menyapa dengan rasa rindu
pada pepohonan nan asri di samping sekolahku,
ingin bercerita tentang mimpi katulistiwa
yang tak lelah bermunajat pada Sang Pengasih
Ada kegalauan masih kuat terasa
karena kesepahaman dengan semesta gagal tercipta
Namun bumi tetap setia
22
untuk menjadi Ibu Pertiwi Anak Bangsa Sejati
di Sekolahku
Menjelang Senja, 2 Okt 2017

Kopi, Sepi dan Rembulan


Kuhirup secangkir kopi hitam
yang diramu dengan sedikit madu pahit
disaksikan sinar bulan sepi merindu,
bersama hati perawan suci yang tertawan,
pada kekasih di balik purnama malam
Ada cinta yang berbisik lembut
ingin berbincang dengan kesunyian
di bawah naungan kasihNya
Selalu.....
Bulak Timur, Depok, 2 Oktober 2017
Untuk sahabat yg senang bertafakur

RINTIK KENANGAN

Kuterseok karena lamunan masa kecil


Ketika gelak tawa bocah ringan berderai
Ada banyak permainan tradisional
Jiwa bebas tanpa sekat tak tersentuh sekeping larapun
Walau kadang ada pertengkaran bocah
Namun kenangan manisnya mampu memecah
durasi setengah abad

23
Ingin jiwa kembali merasakan itu
Menyapih keegoisan yg sering menyusup tanpa suara

Panorama Putra Mandiri,


Depok, 3 Oktober 2017 menyambut senja

Bunga Cantikku

Kau yang hadir di semesta ini


dengan sapamu yang lembut
dan kecantikan yang utuh
Tak ragu berbagi cinta dalam kefanaan hidupmu
Seolah mengajarkan kami untuk
senantiasa utuh dalam mensyukuri hidup

Bulak Timur, Fajar, 5 Oktober 2017


MenyambutNYA

Adzan Subuh berkumandang


Menggugah hati
Tuk bersyukur dan merunduk padaNya
Bekal meniti hidup yang fana
dalam kebersahajaan
Ukhrawi....
5 Oktober 2017

24
Jika Kau Punya Hati
Kau akan berkata jujur
Kau mengakui kebenaran
Jika kau punya hati
Kau memiliki kemanusiaan
Kau tidak diskriminatif
Jika kau punya hati
Perkataanmu bisa dipahami
Perbuatanmu tidak menimbulkan polemik
Kemarin, kini dan nanti

di Sekolahku, 5 Oktober 2017


Sebuah kritik diri agar mampu
membangun diri

Rembulan yang Tersisa

Masih terlihat rembulan semalam


yang telah menemani mimpiku
Setia menanti sang Fajar
Menyambut harapan baru
Al Insan.....
Depok, 7 Oktober 2017

Senyum Waktu Dhuha


25
Dhuha menyirat asa paruh matahari
Yang mendoakan keberkahan rizki
Tidak untuk materi semata
Namun ide, kreatifitas, kepedulian dan
silahturahmi yang berkah
Dhuha adalah bukti kasih sayang Allah
Disambut insan yang paham bahasa ikhtiar
Dalam kerja, karya dan pengabdian
Detik-detik Dhuha tak layak dilewati
Bagi hamba yang rindu NaunganNya

Depok, 7 Oktober 2017

SUJUD Anyerku
“Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan
cahaya merah di waktu senja” {QS Al-Insyiqaq(84) 16}

Dalam temaram senja, hatiku bergetar


Tak mampu mengelak tanda kuasaNya
Senja-ku di pantai Anyer tengah bersujud
Tiada menonjolkan ego-keakuannya
Bersinergi cahaya merah jingga kekuningan, dan biru bernuansa abu-
abu
Senandung apakah hendak kau sampaikan
Pada manusia sang khalifah bumi

26
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang
dan malam, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
{QS Al Imron (3) : 190}
Ya Ilahi, Pencipta Semesta Raya
KasihMu tak lengkang oleh waktu
Engkau Rahman kepada semua mahluk
dan Rahim kepada yang mengimaniMu dan para Rasul
Sehingga disempurnakan melalui kekasihMu Muhammad
untuk menjadi al-insan yang berakhlaq karimah dan pandai bersyukur
(yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk,atau
berbaring,sambil memikirkan kejadian langit dan bumi, seraya berkata Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci
Engkau,peliharalah kami dari siksa neraka)
{QS Al Imron (3): 191}
Depok, 9 Oktober 2017

Kereta Rindu
Keretaku melaju
Hatiku merayap
Senjapun terpejam
Rindu ini terpendam
dalam malam gelap
Berlangitkan kelabu kelam
Semoga segera datang kekasih hati
yang akan jadikan jiwa benderang
Bagai kerlingan gemintang
Sambil menanti pulang
Stasiun Depok Baru, 13 Oktober 2017

27
Ya Allah, lindungilah ia selalu. Engkaulah sebaik - baik pemberi
perlindungan dan keselamatan. Maka selamatkanlah ia
Aamiin...
SAHABAT
Yang sedikit bicara tapi banyak paham
Yang selalu menjaga perasaan hati
Yang jiwanya seluas lautan
Yang setia mendampingi bagai langit yang menaungi bumi
Yang kata-katanya bagai hembusan angin surga
Memandang penuh makna bagai purnama menatap pegunungan
Kubersyukur punya sahabat yang baik seperti engkau
20 Oktober, 2017
Untuk sahabat2 terbaikku

KEPERGIAN
Kepergian itu dekat
Kadang ia memberi tandanya, kadang tak diduga
Al insan memang harus selalu bersiap
dalam situasi apapun
Mengumpulkan amal shaleh-bekal perjalanan menujuNYA
Kepergian itu nyata
Senyap namun sarat makna
Banyak kehilangan dirasa
Namun perjalanannya tak bisa ditunda
Berdoa, ikhtiar dan bersyukur
Akan apa yg DIA ridhokan
Nampak sederhana
Namun kadang kita terpeleset
Tuk sekedar menyiapkan bekal untuk pemberangkatan
28
Ketika tiba saatnya
Kasih sayangNYAlah yang layak terasa
Karena saatnya IA memeluk

...............DEPOK, Cipayung, 21 Oktober 2017


Untuk saudara2ku yg mendambakan Husnul
Khatimah, dan Doa untuk Orang Tua kami yg sudah
berpulang, insyaa' Allah Akhir yg baik....

(Al-Fajr):27-30.
” Hai jiwa yang tenang., Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhaiNya-Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-
hambaKu,masuklah ke dalam surga-Ku”.

di Batas Kota
Aku termenung di batas ibukota
Bersahabat dengan rintik hujan yang menari gemulai
Merenungi perjalanan hati yang terbebas dari ruang dan waktu
Yang kadang menyirat sepi sekaligus kegaduhan tanpa batas
di sana ada wajah-wajah yang sulit ditebak hatinya
penuh perhitungan, kepalsuan, kebohongan, bahkan arogansi
Oh betapa menyeramkannya hidup ini
yang dimainkan oleh fatamorgana dunia
Ingin diri ini terbebas
dari belenggu ambisi dan persaingan tanpa batas
Sungguh ku tak punya hati untuk kemunafikan
Karena ia terlalu jahat untuk djadikan teman

KAU dan AKU


Berikan mimpi terbaikmu
Pada rembulan yang menghantarkan malam
Sejumput asa siap menemani
Rasa rindu yang hadir di antara pepohonan yang menaungi
29
Rumah masa depan kita
Siap untuk kembali digarap
Janganlah engkau lari dari kenyataan hidup
Apalagi lari dari tanggung jawab hidup
dan kembali pada kelemahan diri
Hal yang sangat memalukan dalam hidup
Sadarlah, hai sayangku
Untuk bersiap arungi samudera CintaNYA
Jauhkan kesalahpahaman dan kebodohan
Kembali berjuang dalam kebersahajaan
Meraih ridhoNYA dalam kebersamaan
Kau dan Aku
Depok, 3 Desember 2017, 11.00
Untuk suamiku tercinta

POTRET PENDIDIKAN

Senja datar di batas kota


Telah menyentak lamunan bayang semu
Cerita perjuangan anak bangsa
Dengan 1001 mimpi terindahnya
Hari-hari telah terukir dengan kerja kerja dan kerja
Sepakat dengan prinsip pak Jokowi yang tawadhu
dengan target pemberdayaan seluruh insan dalam suasana berkasih
sayang
Walau sering berbalas keluh, kecam dan kritik tak berdasar
Namun amanah harus ditunaikan
Sudah 1/3 jalan dilalui, terbentang 2/3 masih menanti asa
Tapi langkah terpaksa terhenti

30
Karena diri tak kenal introspeksi
Akhirnya anak2 bangsapun menjadi korban
Seperti ini selalu potret pendidikan kita
Yang kebangkitannya tak pernah terjadi
Suka berpolemik, kasak-kusuk, jauh dari sikap elegant
Hanya materi jadi tujuan, obsesi semu dalam kesia-siaan
ILAHI, ku hanya mampu bersimpuh padaMU
Berharap amal kami terselamatkan
Dahulu, kini dan nanti
KAU ridhoi. Amiin

PPM, DEPOK, Senin, 23 Oktober 2017

ANUGERAH SI SULUNG

Putra sulung sering menimbulkan tanda tanya


Akan seperti apakah ia kelak
Belum ada contoh yang bisa ditiru
Berjalan atas prinsipnya sendiri
Menapak dunia penuh pencarian
Jati diri adalah kata yang mahal
Karena pergulatan batinnya menjadi jalan berliku
Rahasia yang hanya didengar ruang dan waktu
Namun ketika titik itu terlampaui
Si sulung menjadi pribadi yang tegar
Penuh perenungan dan menjadi mutiara hikmah
Hidup adalah ladang persemaiannya

31
Dan kesempatan menjadi pupuk yg menyuburkannya
Matahari, air dan bumi memberi nutrisi tanpa batas
Si sulung mulai paham tanggung jawab diri
Juga perjuangan yang tak berakhir
Terima kasih nak, engkau telah berubah
Kedewasaan telah kau jelang
Peduli adalah sikapmu sekarang
Tanggung jawab telah menjadi nafasmu
Komitment adalah pilihanmu
Selalu belajar adalah itikadmu kini
Disiplin, yang sudah engkau jalankan
Janganlah berhenti mencari jati diri
Karena surgamu ada di sana
Maafkan bunda yang tidak sempurna
Hanya sawang sinawang dalam hidupmu
Bersama ayah yang sesungguhnya sangat sayang engkau
Terus jelanglah masa depanmu yg bersahaja
Ajarkan adikmu untuk paham hidup yang singkat
Padamu ananda sulungku
Terimalah harapan kami
Dari orang tua yg tidak sempurna

Bulak Timur, Depok, 24 Oktober 2017


Untuk Ananda Muh. Allif Nurman,
juga para generasi muda yang telah mencoba
untuk hidup lebih baik. Doa Bunda bersamamu

32
di Batas Kemanusiaan
Ketika pelangi berpamitan pergi
Pada senja yang hendak memeluk malam
Di salah satu tepi pantai Tanah Lot
Menyapa untuk entah kapan kembali
Al waktu tetap setia menatap kepergiannya
Seraya berujar untuk perjumpaan mendatang, yang tak bisa dijanjikan oleh
sang langit
Hati al insan melekat pada hijau Nusantaraku
Nan asri dengan bebek-bebek yang berbaris rapi
di tengah pematang yg menjembatani sawah-sawah kita
Sederhana, apik, bersemangat tanpa pamrih
Akankah bisa manusia tertata mengikuti gerak semesta
Nan jujur patuh selalu pada orbitnya
Nyata seringkali jiwa ini gagal
karena ketinggian hati yg mengabaikan nurani
Rabbi, ku telah sampai pada keterbatasan diri
Merenungi makna kemanusiaan yang tidak paripurna
Tak mampu lagi akal berbicara
Karena keduniaan masih lekat pada ruh-ruh yang tidak mau berkiblat
Hanya zikir yang mampu membangkitkan jiwa
Untuk menyucikan diri dan tetap istiqomah, di batas kemanusiaan, langit dan
bumi,
Sebelum pulang kepadaMU
Depok, 26 Oktober 17,
mencoba bersyukurdalam keterbatasan diri,
berharap ridhoNYA, abadi

33
Hutang pada Pengemis
Ketika perut kita kenyang
Mungkin yang terasa adalah kantuk
dan sekian kenikmatan yang berbaris mengikutinya
Namun adakah terbayang wajah-wajah berpengharapan di tepi jalan
di bawah dan atas penyebrangan orang
atau di tepi-tepi mall-mall
yang menanti uluran belas kasih
Memberi rizki pembersih harta mereka.
Kumerasa ada rizki mereka pada harta kita
Apabila tidak kita penuhi hak mereka
Artinya kita berhutang pada mereka
Betapa diri ini sering tidak sadar
Bahwa kita sering memakan harta pengemis.
Betapa miris hati ini, dan malu diri ini
Melihat ketidaklayakan saudara-saudara kita
Serta ketidakadilan situasi sosial.
Ya Rabbi, Pemilik alam raya
Sumber rizki, yang menghidupi sang penerima hidup
Ampuni para diri yang sering lalai ini
Untuk berbagi dengan para pengemis
Baik pengemis, spiritual dan do'a yang ikhlas
Agar kehidupan mereka membaik
Dapat merasakan nikmat yang Engkau anugerahkan pada kami
34
Ajari kami bersyukur pada-Mu
Serta paham bagaimana cara berterima kasih pada sesamanya....
Angkatlah do'a kami ke haribaan-Mu
Sehingga kami mampu melunasi hutang ini
Pada pengemis yang bertahan dalam keterbatasannya......
Menerima takdir-Mu
Mengingatkan kami
Kini dan nanti.....
Bandung, 26 Oktober 2017

ERA KEBANGKITAN

Kebangkitan selalu berkonotasi Semangat, untuk melakukan Pembaharuan


Menata kembali puing-puing kehancuran yang telah meluluhlantakkan harapan
dengan tekad dan kemampuan Evaluasi dan Manajemen Diri
Berbekal history yang pahit, penuh ketidakberdayaan
dengan kebangkitan, al insan menjadi terlahir kembali, memiliki hidup yang
baru,
dan membuang sampah masa lalu yang kelam
Kebangkitan masa kini tidak boleh menyurut ke belakang
yang sekedar bangga dengan kejayaan masa lalu
Namun tak pernah sungguh belajar dari pengalaman berharga
Baik kesalahan maupun keberhasilan yang nyata
Zaman Kebangkitan adalah Era,
ketika diri berani mengevaluasi langkah-langkah terdahulu
Untuk ditata ulang sehingga menghasilkan sinergi yang saling menguatkan
Dialog antar generasi masa lalu, masa kini dan masa depan
35
Pada zaman Millenial ini, yang bukan hanya milik generasi millenial
Namun Era Kebangkitan hanya akan terjadi
Ketika tidak ada arogansi bicara akan keunggulan kelompok, juga tiada budaya
penindasan dan pembunuhan karakter...
Al Waktu selalu memberi kesempatan untuk bangkit
Namun manusia lemah sering menyia-nyiakan kesempatan
Sehingga hidup hanyalah rutinitas yang berulang
Ramadhan memberi kesempatan para muslimah untuk .....
Menyambut kebangkitan diri yang berTauhid,
sekaligus berempati dan berkasih sayang
Memohon Rahmat, Maghfiro dan Ampunan Allah Ta'ala
Sehingga menjadi pribadi yang siap bangkit
Membangun Peradaban Ukhrawi, insyaa'Allah

Bandung, 26 Oktober 2017

HARAPAN untuk si Bungsu

Engkau masih berkelana, nak


Kami paham, namun berharap engkau kembali
Hidup ini singkat
Bahkan seperti fatamorgana
Ibarat perjalanan panjang
Tapi bisa berakhir tiba-tiba
Nak, engkau tetap harapan kami
Mutiara kami, masa depan kami
Sebenarnya tidak ada kata gagal
Sepanjang manusia mau berusaha
Untuk menjadi manusia yg lebih baik
Nak, berhitunglah untuk masa depanmu
36
Belajarlah karena itu Sunnatullah
Iqro adalah naluri manusia
Untuk menjadi mahluk yg manusiawi
Paham asal usul dirinya
Tau harus berbuat apa untuk mensyukuri hidup
Karena kembali pada Sang Pencipta adalah keniscayaan
Tinggal kita mau berbekal apa
Nak, berjalanlah dengan nalar dan nurani
Masa depan butuh persiapan
Tidak mungkin menuai hasil jika tidak pernah menanam
benih kebaikan
Jangan mudah tergoda dengan silau dunia
Yang selalu berbisik dan membuatmu makin salah melangkah
Pulang dan tekuni pendidikanmu kini
Selagi kesempatan masih ada
Jangan terus mengejar kesilauan dunia
Atau kenyamanan dan kesenangan sesaat
Cukuplah masa lalu yg kurang gemilang
Menjadi bahan renungan untuk langkahmu kini
Kembali tata dirimu, kelola waktumu, lihat potensimu, datangi
sekolahmu dan buka bukumu
Ananda bungsu yang kami sayangi
Ibumu setia merawatmu, ayahmu mencari rizkimu, bunda tak lepas
mendoakanmu
Semua menyayangimu, walau mungkin kami agak keras mendidik
Agar engkau paham hidup yang penuh tantangan
Maafkan kami jika belum bisa sempurna mendampingimu
Pulang dan renungilah hidupmu yang lalu
Untuk membuat cahaya masa depanmu
Keberhasilan ada pada cahaya di hatimu
Uang bukan segalanya
37
Percayalah pada keluargamu
Hanya ALLAH tempat bergantungmu
Kembalilah pada fitrah sucimu
Ingin belajar, belajar dan belajar
Kami ingin melihatmu berhasil, nak
Hanya ALLAH tempatmu merintih
Biarkan IA ada di hatimu
Sehingga engkau menjadi terpimpin

Depok, 29 Oktober 2017


Untuk bungsu kami yg sedang berkelana...
Semoga ALLAH bersamamu.
Aamiin

Pelayanan Hati
Hati memulai suatu perjalanan Ihtiar, mengemban amanah pendidikan
Lewat pembenahan kurikulum yang bermimpikan surgawi
Namun sering hanya fatamorgana
Kucoba menyelami para hati pendidik putra/i
Yang kaya potensi dan inspirasi
Namun sering terblokir dengan misinterpretasi
Akan keanekaragaman eksplorasi diri, dan obsesi instan yang dangkal
Rabbi, maafkan ketidaksempurnaan diri
dalam menyelami nurani dan hakikat bahasa Iqro'MU
Hingga sering tereduksi
Menjadi ceremonial semata yang dangkal makna,
38
sepi tafakur, dan sangat materialistik
Kawan2ku, putra/i-ku, kubahagia melihat dan merasakan kita
berkembang
Walau baru sedikit bergerak maju
Namun pondasi kita terasa kokoh
Karena Q dan Kau saling peduli
Ini yang ingin kujaga asih, asah dan asuh adalah sederhana
yang tidak menuntut Namun sering tidak terjaga
Karena arogansi manusia,
yang tak paham bahasa budaya

Q ingin menuntaskan amanah itu


Tapi segalanya berubah
Masih adakah pelayanan itu?
Semua jadi terasa semu
Karena amanah jadi bahasa politik
Walau politik manajemen sekolah
yang kehilangan nyawa pelayanan
Karena kebutuhan akan pengakuan yang terlalu dini
Mengisi hari-hari yang absurd
Ya ILAHI, ampuni ketidaktuntasan ini,
dengan segala ketidaksempurnaan kami
Berharap Engkau angkat segala amal
Menjadi bernilai shaleh dan menerangi masa depan
39
Padamkan api arogansi, yg selalu memenangkan logika,
dan mengalahkan kesungguhan yang bersahaja
Begitu harapan hamba
Ya Maliki, jadikan langkah ini membuat terang
Pun sering dipadamkan sang munafiqin
Sehingga akan bersinergi menuju KaruniaMU
Selalu......
DEPOK, 21 November 2017
Q tak berjanji, namun berharap tak putus, akan masa depan anak bangsa,
di sini dan di manapun Bersama hati yang setia, dengan kebaikan
bersahaja, selamanya, insyaa'Allah 7:21 PM

ZAMAN NOW

Belajar pada zaman now mudah-mudah sulit


Tidak perlu tuntas belajar bahasa, tapi bisa bicara stylish
Zaman now telah membuktikan itu
Segala gejala anak muda kekinian
Diidentifikasi sebagai fenomena zaman now
yang modern, update dan memberikan pride
Bagi pembelajar sejati Fenomena ini menggelikan sekaligus mengkhawatirkan
Namun juga tidak bisa dibendung
Karena juga hal yang biasa saja
Hanya masalahnya, terlihat budaya instan yang tinggi
Serba ingin mudah bertutur, tak peduli aturan kebahasaan yg standar
Zaman now seolah solusi
Untuk tampil trendi tanpa serius belajar bahasa
Tidak ada larangan pada 'zaman now'
Namun tidak selayaknya kita terjebak
dalam budaya setengah hati ini
Agar bisa menjadi penggagas sejati
Yang bukan seolah keren berbicara
Tapi tidak menyampaikan apa-apa

40
Zaman Now harus disikapi cerdas, kritis, berwawasan, berkepribadian dan
sungguh-sungguh Untuk mampu bermetamorfosis di Puncak Zaman
Sehingga saat tanggung jawab ditanya
Kita mampu menjawab dengan benar
Sesuai pandangan Sang Empunya Hidup
Hingga selamat sampai pada Zaman Nanti
Kapanpun itu datang
26 November 2018 di Jakarta
Zaman Now Entah sejak kapan istilah 'zaman now' mulai digulirkan. Yg jelas,
istilah itu saat ini sedang mengalami popularitas yg menanjak. 'Zaman now' terasa
familiar di telinga kita, dan seolah siapapun yg mngucapkan mendapat aliran update
pada diri seseorang. Saya mcoba mngkritisi fenomena pencampuran 2 bahasa yang
umum terjadi belakangan ini, dan terjadi tdk baku, mengapa bisa bgitu ngtrend dan
seolah harus diikuti untuk bisa menggaul style'. Dari zaman ke zaman selalu
muncul istilah2 yang dibuat semau-maunya oleh mayoritas remaja di Indonesia

MOZAIK KEBERSAMAAN

Padamu jiwa yang lapang


Terpateri selalu hikmah kebersamaan
di bawah terik sang mentari
Ataupun derasnya hujan menerpa
Pun mendung kelabu yg tidak menjanjikan pelangi
Selalu ada peduli dan kasih saying
Merentas jalan ukhrawi, merambah mardhotillah
Walau tak senantiasa mudah ku-akan berjalan
dan terus berjalan
Tak ingin diri terjerembab
Dalam obsesi semu duniawi
Walau bertopengkan kebersamaan
41
9:11 AM, 11/27/2017

Pesan Langit
Hujan yang membawa pesan langit
Jatuh di halaman sekolahku
Menyatakan eksistensi dirinya
di antara gemuruh alam yg memaknai hari
Bergulir dan menyatu dengan butiran debu di udara
Menjumpai takdirnya yang tak terelakan
Untuk menjadi satu dengan sang bumi
Menyapa hati yang luka
Menyapu kekecewaan yang bersemayam di jiwa
Seolah mengajarkan keikhlasan hidup
yang sering sulit diperoleh di tengah kemunafikan manusia berhati
lemah
Hentinya membuka kembali langit cakrawala
Untuk mendapatkan sinar mentari separuh baya
Seperti itulah layaknya al insan
Membuka diri akan banyak perubahan hidup

42
Wahai hati yang harus tafakur
Bersiaplah kau songsong matahari akhir zaman
yang entah akan bersinar sampai kapan
Mungkin memutar haluan geraknya
Memberi tanda pertaubatan
30 November 20 17
Sebelum zaman berpamitan
Untuk kembali kepadaNya
SENANDUNG LARA HATI

Perjalanan hari telah melewati paruh baya matahari


Ketika hati menatap nanar langit kelabu
Tak ada kehangatan terasa dalam kekecewaan hati
Yang mencoba mencari jati dirinya
dalam kesenyapan semesta
di tengah hiruk pikuk ambisi duniawi
Sebuah hati masih berikhtiar memegang
kendali nafsu angkara
Para munafikun yang berorasi
bak pahlawan paling berjasa
Ingin menghapuskan prestasi & jejak
masa lalu pendahulunya
yang telah memberinya tempat
Tuk menapak dan mengukir langkah ke depan
Ingin menghapuskan panas setahun oleh hujan sehari
Mengeluarkan aura kesombongan diri
Jauh dari rasa empati
Namun ditepisnya segala keengganan hati
Untuk terus bebenah dan berkarya bagi anak bangsa
Karena pun hari tinggal menunggu asar
dan akan berlanjut pada senja temaram
Rembulan tetap menanti pada malam dingin
Karena ia percaya akan nurani
yang ikut menerangi malam pekat
Membangun nurani-nurani anak bangsa yang beranjak dewasa
Hingga pada saatnya
43
Malam tidak lagi gelap
Namun berbinar benderang
Karena IA telah menerangi
Pun mungkin usianya tidak lama lagi
Namun senandung lara hati
Akan lenyap bersama gelap
Selamanya....
Jkt-Depok, 30 November 2017

Melukis Matahari

Bumi Nusantara Ibu Pertiwi


Adalah tempat melukis matahari terindah
Karena letak katulistiwanya
Telah memberikan sudut pandang terkaya
Untuk mengekspresikan segala bentuk
Baik yang beragam warna alam
Maupun beraneka budaya multikultural
Matahari selalu memancar kekayaan alam
Simbol pengharapan hidup yang berotasi konstan
Bukti kasih sayangNYA yang total tiada akhir
Wahai jiwa yang memegang kendali diri
dan cinta akan ilmu pengetahuan semesta
Sampaikan salam merdekamu
Pada Bumi Nusantara Ibu Pertiwi
nan tak pernah khianat pada cita cinta alam raya
Bangkitlah jiwa yang bersahaja
Walau sakitnya duri pengkhianatan
Sering gagal untuk 'self-healing'
44
Namun kau layak untuk membangun jati diri Insan yang berwawasan
Tuk harga diri Bangsa dan Negara sehingga matahari
akan selalu mampu kulukis dengan bahasa alam untuk Indonesiaku
Depok, 2 Desember 2017
Untuk semua yg ingin bangkit
membangun Indonesiaku
Menjaring Rembulan

Kukira bulanku tak hadir malam ini


Karena cuaca mendung berawan
Yang mewarnai hari dan hati nan biru
Ternyata dikau ada di balik pepohonan depan rumah
Kembali menyapa dengan jenaka
Menerangi gelap malam nan semakin pekat
Siap menemani detik-detik mimpi senjaku
Walau tanpa kata yang menjanjikan
Rembulan cantikku berbicara bahasa rasa
Mengukir aura kehangatan, siap menyajikan mimpi terindah
Dalam biru semilir angin malam
Rembulanku menyebarkan aroma wangi surgawai
Karena ia menyampaikan sinar mentari dengan penuh cinta
Paham bahwa manusia merindukannya
Rindu yang terpateri di relung hati terdalam
Hingga menyusup tulang-tulangku yang dimakan usia
Rembulan purnamaku tetap setia
Karena ia paham, tuk membalut hati nan biru
Terima kasih ya Ilahi akan bulan purnamaMu
Karena mengingatkanku tuk bersyukur kepadaMU

Bulak Timur, 3 Desember 2017


8:29 PM

45
Rembulan Langit Kelabu

Kutepis rasa sakit ini


Dengan hangat rembulan di langit kelabu
Sinarnya menyampaikan optimisme
Hidup yang fana ini memang keniscayaan
Pun penuh dinamika dibalut retorika keduniaan
Yang sering dimuati ambisi angkara berselimutkan kesantunan semu
Rembulan langit kelabu bertahan dalam keyakinan kebaikan sejatinya
Untuk tetap menyebar cahaya nurani semesta
Wahai jiwa yang komitmen pada perubahan
Bertahanlah pada prinsip yang memberdayakan
Dengan cara nan elok dan bersahaja
Pun akal sehat sering dikesampingkan
Menjadi awal strata keilmuanNya
Semakin menjauh dari kesinergiannya
Akhirnya melemahkan karakter anak bangsa
Meredup ditelan kebanggan keilmuan semu
Lantaran pola manajemen yg tiada nyali
Oh rembulan penerus cahaya mentari
Sampaikan kata hati yang bersinergi dengan akal sehat
Agar prestasi mampu didongkrak
Tak terpengaruh manajemen munafik
Tetap tegak dan tegar dalam kepribadian sejati
Duta kebenaran dan kebersajaan
Semesta raya...
46
Depok, 3 Desember 2017
dalam kesepakatan dengan rembulan di langit kelabu yang bersahaja
Bertahan diam memastikan Iqro kepadaNya 11:06 PM

AKU AKAR RUMPUT

Hidupku biasa saja


Selalu melangkah dengan banyak harapan
di tengah hiruk pikuk jalanan
Juga strukturisasi kota dan orasi politik
Aku dapat menikmati hangatnya mentari
Hanya dengan membawa barang daganganku
Atau menawarkan jasa dan keterampilanku
Atau ilmu pengetahuan untuk beberapa siswaku
Juga ide-ide yang belum tentu laku dijual
Namun aku optimis dengan semua itu
Pun ku tak pernah diundang ke istana Presiden Atau ke
gedung Dewan Perwakilan Rakyat Hidupku sungguh kaya
Karena matahari adalah jiwaku
Langit adalah sumber inspirasiku
Hujan adalah sahabatku
Debu dan polusi adalah pakaianku
Sementara masjid adalah naunganku
Kaki ini adalah kendaraanku
Aku sungguh merasa kaya
Karena mata mampu memandang realita
Akan lingkungan alam maupun sosial sekitarku
Hati bisa merasa, bahagianya dengan nikmat iman, sehat dan
selamat
Wajah bisa tersenyum, ketika bertegur sapa dengan saudara
47
Khayal bisa berkelana, membangun mimpi masa depan
Aku bukan siapa-siapa
Hanya seorang akar rumput
Yang mungkin terombang-ambing
Antara takdir baik dan buruk
Tidak dilirik oleh pejabat, petinggi atau pengusaha
Namun kuyakin selalu dipentingkan
Oleh Sang Penguasa Jagad Raya
Karena Dia sang Pencinta akar rumput
Yang mengangkat harkat dan martabat mereka
Lewat KekasihNya yang Agung Muhammad SAW.....
Menebarkan cinta semesta……
Cipayung Depok, 6 Desember 2017
Untuk sang pencinta kemanusiaan sejati Never ending
struggle for real humanity

Doa Meong Manisku....


Mereka nampak lelap
Dalam tidur masa kecil
Bersaudara, rukun, saling melindungi
Tiada persaingan
Saling asih asah dan asuh
Damainya masa kecil meong2ku
Hanya ketenangan hidup yg dicari
Tiada ambisi, obsesi dan nafsu angkara
Hiduplah selalu dalam kerukunan, meong2 manis
Agar manusia bisa belajar tentang harmoni hidup
dan doa2 yg kalian panjatkan
Untuk mereka

48
PPM, Bulak Timur – Depok
9:17 AM,11 Desember 2017

Kejora yang Hilang

Malamku semakin larut


Sunyi menyelimuti muka bumi
Hingar bingar kosmopolit ibu kota
Tak lagi menarik bagi penjelajah semesta
Karena mata hati tengah mencari kejora yg hilang
Sudah 3 malam kejoraku tak nampak
Jangankan berbinar menerangi gulita malam
Sekedar menyapa saja, tiada terjadi
Oh hidup yg sarat penantian
dan jiwa yg mencari kiblat alam raya
Kejoramu ada dalam hati yg bersinar
Pun tak nampak di langit
Namun ia senantiasa berpendar
Menerangi kabut dalam kalbu
Hingga jiwamu terpimpin
Oleh nurani bak kejora di langit
Depok-Jakarta, 7 Desember 2017
Untuk siapapun yg mau introspeksi
diri dalam kerendahatian 9:08 AM

49
TAMAK

kau tak pernah merasa


bahwa dirimu sering salah paham
Pemimpin yang sejatinya amanah
kau anggap khianat dan penentang al Islam
kau berusaha menyebar hoax
dengan bahasa yang sinis dan sarkasme
Hingga akhirnya Allah buktikan
Bahwa dirimulah yang khianat, suka fitnah juga tamak
kau selalu berpikir - orang lain membutuhkanmu
kau mejadi dewa penolong
seolah orang harus selalu berterima kasih kepadamu
Fakta berbicara- engkau butuh bantuan orang lain
kau bukan manusia penolong, juga tidak bersyukur
Lelah memiliki teman sepertimu
yang memandang diri benar sendiri
Tak sadar memakan hak orang, dan menyakiti saudara
Sadarlah hai kawan untuk bertaubat dan mengaku salah
Dunia belum terbalik dan berakhir
masih ada kesempatan perbaiki diri
sebelum pintu taubat merapat
atau matahari terbit di ufuk barat
Sadarlah akan kesempatan yang terbatas
untuk menyesal dalam hati atau terungkapkan
keadilan datang dari Sang Pemberi Hidup
Jauhkan kebiasaan menghitung ria
Yang akan berakhir pada kesia-siaan
Hentikan prasangkamu itu
Belajarlah untuk bersyukur dan berterima kasih
50
KepadaNya dan orang2 yg baik kepadaMu
Mari songsong keikhlasan dan totalitas hidup
Pada Sang Empunya Hidup
Tangkap esensi dari setiap peristiwa dan pengalaman
Jadilah pembelajar sejati
Yang punya pemikiran mandiri, kreatif dan teruji
Bukan hanya pandai mencela dan menghalangi akal sehat
Aku sudah lama merasa aneh dengan
segala reason-reasonmu,
yg selalu penuh pembelaan diri yang tak masuk akal
Jadilah lelaki sejati
yang tiada berkhianat pada kebaikanNya
Karena hidup hanya sementara
Takdir adalah keniscayaan
Melalui alam IA bicara Selalu......
Selesai dini hari 12 Desember 201712:18 AM

Perjalanan Keretaku

Terkesima oleh lautan manusia


Yang memadat di stasiun Pasar Senen
Betapa semangat pulang kampung halaman
Mengisi hati-hati para warga ibu kota
Kereta berderet berjajar
Ada Singosari, Majapahit, Brantas, Kertajaya, dan banyak lagi
Seolah berkata untuk siap mengantar
Para hati yang merindu
Untuk berwisata atau
kembali pada kampung halaman tercinta

51
Selalu ada ASA

Setiap hari matahari yang terbit


Adalah sama dengan hari kemarin
Namun asa yang dibawanya berbeda
Selalu baru dan menyebarkan aura kebangkitan
Setiap hari langit adalah yang lalu juga
Namun cakrawalanya selalu memberi inspirasi baru
Setiap hari ketika awan berkondensasi
Akan menurunkan rintik hujan seperti hari kemarin
Namun selalu membawa pesan langit yang baru
Untuk yang peduli pada alam dan isinya
Di antara banyak fenomena alam yang berulang
Yakinlah bahwa Sang Pencipta selalu memberi kemungkinan baru
Maka jangan engkau padamkan asamu
Karena hidup adalah semesta
Yang menguak setiap mimpi
dari bumi menuju langit, diberkahi, dan kembali ke bumi
Agar manusia bersyukur dan berterima kasih
Selalu pada Sang Empunya Hidup
Untuk selalu dalam kendali berkahNya
Amiin Ya Rabbal 'Alaamiin...

52
Aksara Dini Hari

Langkah ini kuayunkan pada dini hari

Untuk menyampaikan hasrat yang terpateri

Dalam diri yang penuh keterbatasan

Sekedar untuk melihat kilatan kebesaranNya

Melalui matahari yang mulai menyingkap hari

di perkampungan para nelayan di pantai sari Pekalongan

Yang melahirkan seperangkat keprihatinan

Sekaligus harapan yang enggan beranjak

Oh mentari yang tiada ragu menerangi Jagalah asa kami tetap


bersinar

Teriring zikir yg selalu kami lantunkan Mengantar senja hidup


kami...

Pekalongan, 21 Desember 17 di Pantai Sari

Duka Pantai Sari


53
Kuning mentari timur bersinar di desa nelayanku
Pantai Sari Pekalongan yang baru dihantam banjir rob
menyapa kering dedaunan
berseberangan dengan gudang-gudang pelelangan ikan, terbengkelai
Seolah ingin melupakan luka-luka masa lalu
yang menggelitik langkah masa depan
Di sana ada kepasrahan sekaligus semangat
untuk memperjuangkan hari esok
yang masih abu-abu hingga tangis bayipun
tak mampu memadamkan spirit
masyarakat nelayan yang berjibaku
dengan alam, infrastruktur, hegemoni elit terselubung,
yang masih kental dengan dominasi non pribumi
Oh negeriku Nusantara yang tiada kurang hasil laut
Mengapa nelayan kami harus selalu termarginalkan
di tengah pro kontra reklamasi - anti reklamasi
Mereka tetap ramah, santun, dan mensyukuriNya
Betapa miris hati nurani - merasakan nafas kehidupan laut,
yang tak selalu bersahabat seiring
goncangan bumi yang makin renta
Wahai para pejabat yang membenahi negeri
Kebijakan, permodalan, pendidikan, pemberdayaan adalah
kata-kata kuncimu yang harus dibalut kesabaran
di atas amanah yang engkau emban
Sehingga kami, kau dan kita mampu merajut Indonesia
yang berdaya, dan memberdayakan nilai-nilai kemanusiaan sejati
yang berkeadilan
Bagi seluruh anak negeri sejati
Pekalongan, 22 Des 2017,
Untuk Indonesiaku yang sedang bergeliat dan Pekalongan kota
Batik yang bersahaja, namun belum pernah real berdaya Doaku
bersama kalian, selalu...2:18 PM

MASJID WALI SONGO

54
Kau berdiri kokoh
di tepi jalan Kusuma Bangsa kota Batik
Kau menampakkan aura keteduhan
dan menyiratkan kesejarahan pengemban risalah yang
bersahaja
Yang tiada mengklaim kebenaran sepihak
Namun paham kebenaran semesta
dibawa oleh UtusanNya Sang Pembawa Cinta
Mengalir menenangkan lewat pembauran budaya yang
berakulturasi,
berasimilasi maupun berdifusi
Lewat bahasa-bahasa alam yang memberdayakan
Mereka, para Wali Songo menuturkan tembang Ilahi
yang menuntun tapi tidak menuntut
Merasuk hati, pikiran yang semakin memperkuat
Syahadatain
Kini, kiprah para wali berbuah hasil
dalam budaya yang tidak parsial
Juga tidak berkhianat pada semesta
Menyampaikan pesan dari Yang Mulia
Agar hidup menjadi mulia

Sekilas pandang Masjid Besar Walisongo


Pekalongan, 22 Des 17....
Semoga tetap menjaga eksis nilai-nilai Qur'ani
sampai akhir zaman.
Aamiin Ya Rabbal 'Aalaamiin...2:40 PM
REKLAMASI PRIBUMI

Pasang naik dan pasang surut adalah perilaku alam

55
Karena kehendak Sang Pencipta
Namun tangan manusia bisa mempengaruhi
Bagaimana alam menyapa ekosistem kita
Keteraturan bersifat relatif
Namun bisa dipelajari
Bagaimana pantai bisa ditata
Itu adalah keterampilan al insan
Yang tidak pandang suku, agama dan ras
Alampun bisa merasa
Serta diajak bekerjasama menurut sunnahNya
Reklamasi pantai bisa netral dan harmoni
di tangan mereka yg paham kearifan lokal
serta mumpuni dalam teknologi tata pantai
Oh mengapa Indonesiaku menjadi berpolemik
Tentang yang layak melakukan reklamasi itu
Haruskah para nelayan pribumi tersingkirkan
dan reklamasi menjadi hak pemilik modal asing?
Kemana pribumi yang berdaya, dan mumpuni
dalam tata kelola kota dan daerah
Kemudian menata pantai kita
Entah dengan bahasa apapun yang dimengerti masyarakat
Pantai kita menjadi tertata dan tetap memberdayakan
Untuk mereka para nelayan pejuang kelautan
dan seluruh stake holders kemaritiman
Tidak dikuasai pemilik modal yang sering curang
dan melemahkan bangsa pribumi
Bangkitlah saudaraku seNusantara
Membangun seluruh pantai Indonesia...
Selamanya...
Pekalongan, 22 Desember 2017
dalam keprihatinan 6:43 PM

Sinar Harap Pagi

Lewat Gelap Malam


56
Kutemui kembali sinar di ufuk timur
Alhamdulillah, matahari kita siap menerangi bumi kita
yang menua seiring waktu berjalan
Masih Allah curahkan Kasih SayangNya
Untuk manusia berbenah diri,
Siapkan bekal hari esok
Agar kita sampai RidhoNya
Dunia akherat
Bersinergi bumi dan langit Semesta
Madiun, 23 Desember 2017, 6.04
di ka Brantas menuju Blitar

BLITAR Berkepribadian
Awal ku melihatmu
Semua biasa saja
Bahkan cenderung tertinggal, juga tak tertata
Abang becak yg menyapa kedatangan kami
Terasa memaksa dan tidak berikan pilihan
Sampai akhirnya kujumpai kedai soto kuali
Yang beresonansi dengan perut kosong kami
Terlepas dari kerumunan para supir
Menikmati rehat sarapan
Terasa nyaman, perut terisi, pikiran tenang
Tidak emosi dan bisa becanda
Janji dengan Bjek mobilpun kami tolak
Nego dengan abang becak yg lebih santun
Peristirahatan Bung Karno kami jelang
57
Ada rasa takut akan banyak larangan ini itu
Tapi semua tidak terbukti
Sambutan hangat dan ramah oleh para petugas pemakaman
Terhadap kami yg bukan siapa-siapa
Sungguh rasa haru tak terelakkan
Kota bersih, teduh, kreatif, masyarakat ramah
Telah melenyapkan kelelahan kami
Walau belum lengkap penjelajahan kami
Namun hatiku terpateri di kota ini
Tiada kemacetan, tenang walau sedikit panas
Pasti akan sangat kurindukan Blitar kota peristirahatan Bung Karno dan
keluarga
Tetaplah dalam kebersahajaan sejati
Membawa kepribadian bangsa
Menuju Indonesia sejati
Stasiun Blitar, 24 Des 17, 17.07,
untuk Indonesiaku gemilang.

Pekalongan Nusantaraku

Dikenal sebagai kota santri


dengan kerendahhatian karakter

58
Ia tumbuh dengan bersahaja
Menjadi kota kabupaten yang tangguh
karena di sana tumbuh subur nilai-nilai religi
Kemanusiaan yang dijunjung tinggi
Keramahan yang dijumpai dimanapun
Kemudahan akses yang ramah lingkungan
Walau cobaan rob pasang laut menerpa Pekalonganku bertahan
dalam kesabaran
Untuk tetap eksis menjalankan tugas kekhalifahan
Batik-batiknya yang berani berekspresi
Menampilkan corak etnis kebahariaan
Beragam hias yang berbentuk geometris
Menggunakan yang cerah dan menarik
merah, kuning, biru, hijau, violet dan orange
yang berpadu dengan semangat kesaudagaran
Sehingga banyak negara berakulturasi
dengan motif-motif lokalnya
Tidak enggan bersaing dengan batik Solo dan Yogja
Semua bersinergi membentuk karakter bangsaku
Pekalongan Nusantaraku bangkit mandiri
dalam konteks history dan peran internasional
Membangun Indonesia bermartabat di semesta raya
Karena Allah semata..
Subuh, 27 Desember 2017

Madinah Al Munawaroh

Ketika alunan adzan Subuh berkumandang


Di Madinah suci tempat hijrah Rasulullah
59
Dimana ku pertama menjajaki kaki di kota mulia ini
Subhanallah, rasa haru penuh syukur yang mengalir di tubuh asli Nusantara ini
Seperti mimpi tak percaya
Menyaksikan para hamba Allah, dengan langkah penuh jiwa, menuju Masjid
Nabawi yang bersejarah
Aura keagungannya begitu dahsyat mengusir kelelahan perjalanan panjang
Dari berbagai belahan dunia di titik terjauh sekalipun
Penuh cinta dan antusias, kaum Muslimin bergegas menyambut seruan Illahi
Oh Madinah Al Munawaroh......., dengan
Masjid Nabawi yang sarat perjalanan panjang perjuangan Rasulullah
Menyebarkan risalah Al Islam penuntun hidup mustaqiem....
Betapa kasih sayang dan keindahanmu senantiasa terpateri
Di hati siapapun yang memandangmu
Masjid Nabawi yang menyebarkan Aura Surgawi
Kurindu kembali padamu.....

30 Maret 2018

Mekkah Al Mukaromah

Zikir syukur ke hadirat Allah Ta'Ala


Kupanjatkan padaNya ketika kaki ini menginjak....
60
Kota suci Mekkah Al Mukaromah
Bergetar hati dan qalbu ini
Sebagai insan yang dha'if
Memandang Masjidil HaramMu yg mulia ya Allah
Nyaris tidak percaya bahwa ini fakta
Terima kasih ya Illahi atas kesempatan emas ini
Memantaskan diri menjadi tamuMu
Yang masih sering khilaf dan salah
Kadang terlibat konflik yg tidak perlu
Tak paham menyusun prioritas hidup
Sering silau dengan keduniaan
Yang diselimuti dengan rasa malas beribadah
Kini memberanikan diri mengunjungi RumahMu ya Allah
2 Tanah Haram yang Kau jaga kesuciannya
Kini Kau buka untuk tamumu yang merasa tak pantas ini
Untuk bersyukur, bersujud, dan berthawaf, dan sa'i memenuhi SunnahMu
Mengingat perjuangan Kanjeng Nabi Ibrahim as
Bapak Tauhid nan tiada menyerah pada raja Namrud yang dzalim
Bahkan memilih dibakar api yang berubah dingin karena mu'zizatMu
Hingga meninggalkan istri terkasih, Siti Hajar dengan bayi Ismail yg
merupakan permata hidup
di bukit Safa dan Marwah
Karena keyakinan bahwa Kau Pemelihara Terbaik
Ya Illahi, rasa syukur tak hingga kami dapat beribadah di dalam Masjidil
Haram
Memandang Ka'bahMu yang Engkau jaga langsung eksistensinya
Bersujud di bawahnya memohon keselamatan hidup, kelancaran urusan dan
keberkahan rizki yang halal
Menyampaikan maksud hati, segala hayat, dan keinginan terpendam di setiap
hati al insan
61
Allah, Engkau sambut kami dengan Kasih SayangMu yang sempurna
Engkau lembutkan hati kami, dan Engkau perkuat persaudaraan Islamiyah
kami
Pun kami lakukan belum sempurna
Engkau bangkitkan keimanan kami,
Engkau kuatkan tekad kami dan kesehatan kami
NikmatMu tak terbatas
Ya Ghaffaar, Ya Mu'izzu, Ya Lathiifu
Ya Qawiyyu, Ya 'Aziizu, Ya Razzaaq
Ya Quddusu, Ya Waliyyu, Ya Maajidu
Pun tak sempurna ibadah ini
Terimalah karena Kasih SayangMU
Pada seluruh semesta yang bertasbih
Salam dan shalawat untuk yang Terkasih
Para Rasul yang awal dan yang menutup, Rasulullah saw
Serta kami yang mencoba istiqomah...
Rindu ridho dan naunganMu
Kini dan nanti, selalu....
Amiin Ya Rabbal 'Alaamiin....
Depok, 30 Maret 2018
Rinduku bersujud di RumahMu..

Antara Mekah dan Madinah


Kau yang hadir di bumi laksana bintang
Yang telah disucikan oleh para malaikat, utusanNYA
Telah selalu berjalan dengan nurani yang benderang
di Mekkah Mukaromah, engkau mulai menyampaikan RisalahNya

62
Adalah wanita mulia Khadijah nan bersahaja
yang selalu memperkuat jiwamu
Saat harus menerima Wahyu-Wahyu Qur'ani
dari Gua Hira di Jabal Nur, berlanjut dukungan para keluarga, sahabat-
sahabat terbaik
Serta sumpah setia kaum Anshar, sampai keputusan Hijrah ke Madinah
Munawaroh
Betapa perjuanganmu yang sarat momen penuh bahaya
Tak pernah sedetikpun kau hindari
Tak lepas dari permohonan akan perlindungan Sang Khaliq
Kau tak pernah gentar menghadap musuh2 kaum Kafirin, penentang
utama -,
kaum musyrikin yang enggan berTauhid, dan kaum munafikin yang
banyak berbohong dan selalu mencari aman
Kau perlakukan semua dengan ketegasan, rasa kemanusiaan, bahkan
kasih-sayang
Sejatinya kau memang manusia pilihan
Yang paham betul bagaimana harus memimpin umatmu, dan seluruh
manusia di muka bumi
Engkau perlakukan sesuai dengan Titah dan RidhoNya
Ya Rasulullah, perjalananmu menuju Madinah
Telah membuka jalan terang da'wah sejati
Yang Spirit dan Jiwamu tak pernah merasa lemah
Namun menguatkan para pengikutmu yang istiqomah
Jika ada kekalahan pasca perang Uhud
Itu akibat para pengikutmu yang silau dengan harta ghanimah,
dan tidak patuh pada titahmu tuk bertahan di garis pertahanan

63
Madinah kota suci yang memancarkan kasih
Telah Allah pilih sebagai tujuan Hijrah kekasihNya
Kau berhijrah dengan penuh tanggung-jawab ya Habibillah
dengan didampingi sahabat Abu Bakar ra, dan Ali bin Abi Thalib ra
di Madinah, kau lakukan da'wah dengan penuh kasih
Akhlaqul Karimah disampaikan dengan sangat indah
Terhadap suku Auz dan suku Khazraj
Hingga terjadilah ba'iat mereka
akan kommitmen terhadap Syahadat
di hadapanmu ya Utusan Allah....
Antara Mekkah dan Madinah
Terbentang jarak yang sangat relatif
Namun di antaranya
Semangatmu mengalir dalam darah kami
Membawa bekal untuk melangkah ke depan
Menyongsong kebahagiaan Ukhrowi
Insya'Allah.....
Kopdit Sehati Pasar Minggu
Rabu, 4 April 2018
Susi Agustini Hargono

AWAN di ATAS SAMUDERA

Ketika kita melanglangbuana


Jauh di atas awan yg memayungi samudera Hindia
Segala rasa diri lenyap seketika
Yang ada hanyalah wujud nyata semesta raya
64
Yang begitu anggun, lembut dan bersahaja
Menampilkan isyarat2 KemahakuasaanNya
Bergetar segenap qalbu menyaksikan lukisan langit berisi
awan-awan putih bergelombang
Antara gelombang awan dan samudera nampak mirip dan dekat
Ibarat tidak terpisahkan oleh jarak beratus kilometer
Yang ada hanyalah KeagunganNya
dan kebenaran Tauhid MulkiyahNya tidak terbantahkan
Ya Allah, Rabb semesta alam
Jadikan diri ini mampu memandang keterbatasan diri, mentafakuri
ketidakterbatasanMu
Hingga kami mampu bersyukur dan berterima kasih
PadaMu dengan segala karunia yang penuh CINTA

Pasar Minggu, 3 April 2018,

TEMAN itu Rembulan dan Matahari

Ada tawa, canda beriring rasa syukur


pada sela senja paruh Ramadhan
Bermandikan aura rembulan yang paham suara para hati
Saling empati, saling melayani
65
dalam keterbatasan al waktu
Rembulan senja terasa menyampaikan wangi surgawi
Yang sabar memikul harap para pencari keridhoanNya
Disimpannya dalam malam yg mengantarkannya
pada pagi yang mengikis sinarnya
Berganti dengan matahari pagi yang hangat menyapa
Siap memeluk jiwa-jiwa yang menggapai harap surgawi
Matahari sadar akan takdirnya untuk
menjadi sahabat al insan mulia
Rembulan dan Matahari adalah teman2 sejati
Bagi para hati dan jiwa yang rindu dipelukNya
Pasar Minggu, 19 Ramadhan 1439 H
Susi Agustini FA,
percaya pada Takdir BaikNya

SENJA BUMI KRAKATAU

Temaram senja di atas samudera


Yang berselimutkan awan kelabu
Bermandikan cahaya mentari
Beranjak menuju peraduan malam
Memantulkan alunan zikir semesta
66
Seolah mendongeng tentang kisah perjalanannya
“Bagaimana Dia menancapkan gunung di bumi,
agar ia kokoh dan tidak goncang, juga diciptakanNya sungai2
dan jalan2, supaya manusia mendapat petunjuk”
(QS An Nahl 15).
Krakatau yang semula tinggi dan kokoh
Tegar menatap nusantara yang menjadi ibu pertiwinya
Harus berbagi menjadi 3 pulau besar :
P Sertung, P Rakata dan P Panjang

Cahaya kuning mentari yang semakin hilang


berganti kelabu
Seolah mengingatkan usia manusia yang semakin senja
Ada malam yang menanti di bumi krakatau ini
Namun ada juga fajar yang bermandikan embun
di bumi yang lain

Senja di bumi Krakatau yang baru kualami


Telah menyiratkan makna terdalam hidup yang fana
Bahwa perjalanan waktu adalah relatif
Dapat menyimpan atau membawa kisah sejarah peradaban manusia
Dengan perjuangan anak2 bangsanya
yang tercatat al Waktu
Tiada dilalaikan oleh Sang Khalieq
Pemilik Tunggal kehidupan fana
di bumi semesta raya yang tak terbatas ini
Menuju kehidupan abadi
67
Pada senja di bumi Krakatau
dalam keterbatasan dan kekerdilan diri yang dha'if
Kutersentak dan tersadarkan
Akan ketakterbatasanMu, ya Maliku
Tentang bumi yang Kau anugerahkan
Nusantara Permaiku.....
Lukisan kecil SurgaMu
Yang harus kami capai dengan amalan2 nan shaleh
Nan ikhlas tak berbatas materi
Sampai perjumpaan denganMu...
Ya Rabbi Izzati, peluklah jiwa kami
Ke haribaanMu kelak, abadi....
Depok, 9 April 2018,
Susi Agustini Hargono

Permata Rembulan Bangsa

Ketika kita terjajah


Kau berani nyatakan jati diri
Tentang hak-hak sejati bangsa Indonesia
Nilai kemanusiaan yang layak dijunjung tinggi
dan Kemerdekaan yang menjadi hak setiap bangsa
Kau bergerak dengan gelora cinta membara
68
Mempersatukan berbagai kepentingan yang kadang berbenturan
Semata untuk masa depan negara yang baru seumur jagung
Sekian lama menjadi tahanan politik kolonialist
Tiada kau berduka atau padam semangat
Namun ketika bangsa sendiri yang menghukummu
Menjadi tahanan politik dengan perlakuan yg di luar batas kemanusiaan
Nurani ini sungguh memberontak
Dan hanya kepadaNya kita berharap
Keadilan sejati tiada cacat
Untuk siapapun yg mendambakannya
Dunia dan Akherat..

Masjid Al Ikhlas, ba'da. Magrib, 27 Sept 18,


u Bung Karno yg Pemberani,
semoga dalam Naungan RidhoNya... Aamiin

RINDU YANG TERJAWAB

Hari ini bumi mendapat curahan kasih sayangNya


Karena langit telah menjawab rindu bumi
Yang lama terpapar kemarau
Tasbih dan puji syukur memenuhi sudut-sudut hati yang
bersyukur
Juga sudut semesta yang bergulir seiring hujan, tak putus
Ya Rabb, telah Engkau jawab doa-doa kami
Yang menggema sepanjang kering
Yang merindukan mata air
69
Terbayang kembali saat-saat perjuangan menghalau hujan
Di tengah hambaMu yang punya 1001 harapan
Jadikan hujan ini Kau berkahi
Menutup lubang-lubang kekosongan dan kerinduan bumi seisinya
Jadikan hujan ini manfaat, memenuhi kebutuhan hidup kami
Yang masih harus menata ruang batin dan lahir kami
Serta belajar tentang keseimbangan semesta makro dan mikro
kami
Pemukiman-pemukiman kami di desa maupun di kota
Kami yang masih sering serakah dengan ruang-ruang hidup kami
Dan sumber-sumber daya alam yang Engkau anugerahkan
Jadikan kami pandai bersyukur
Memanfaatkan segala nikmat-nikmatMu tak terbatas
Kini, selalu, dan kelak

Aamiin 3x Allahumma Aamiin


29 Agustus 2019, 15.51 WIB

Aksara Lembayung Senja

Rindu yang dibawa angin senja


Telah mengukir rasa yang tak pernah surut
Dari aliran waktu yang mengalir deras
Tak peduli dengan jiwa yang berjuang mencapai kesejatian

Sebentar lagi langit akan gelap


Tanda al insan harus bergegas ke peraduan diri
Yang sangat ingin dipeluk rembulan bersinarkan gemintang
Diselimuti dengan aura keridhoanNya
70
Sehingga tiada lagi merana karena aksara rindu
Akan keindahan fitrah diri, kapanpun itu
Melanglangbuanakan jagad raya

Dalam perputaran 8 musim pengembaraan


Lembayung senja tiada menyerah pada al-waktu
Aksaranya menjadi kinanti malam yang bersujud padaNya

Depok, 11 Desember 2019


20.15 WIB

KIDUNG AKSARA RINDU

Kemarin tetes hujan menitipkan salam


Untuk sawah kita yang belum terairi
Seiring doa semesta yang lirih
Penuh harap curahan yang menjawab rindu

Wahai pelangi senja yang tersembunyi


Cinta siapakah gerangan yang kau bawa ?
Di balik sekelebat senyum yang samar
Diri ini menanti hijaunya sawah kita

71
Dalam kesenyapan senja temaram
Menjaring bintang malam yang tidak terikat pada rembulan
Karena gelappun mampu berikan asa

Akan kesuburan tanah ibu Pertiwi


Pun hanya berkawan malam kalam
Pada ranting dedaunan yang bergesek seraya berbisik
Mendengarkan kidung aksara rindu
Pada 1001 malam kita

Pasar Minggu, 12 Desember 2019


16.33 WIB

72

Anda mungkin juga menyukai