Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENGAJARAN KETERAMPILAN MENULIS

KUMPULAN PUISI

Oleh
Indra Yulianto
( NIM. 1610007743008 )

Dosen Pembimbing

Sri Mures Walef M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
ST-KIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN
PAYAKUMBUH
2018
1

Surga Dunia

Suatu hari kau akan mencarinya

Sebuah kehadiran yang diacuhkan

Ia yang peduli padamu

Yang selalu menyisihkan waktunya untukmu

Yang selalu menjadi pengobat luka pelipur lara

Pernahkah kau berfikir apa yang ia rasakan,

Ketika kau dalam perutnya 9 bulan

Pernahkah kau bayangkan penderitaannya

Ketika dia bersusah payah menjaga membesarkanmu

Dan pernahkah sekedip ada niat dihatimu untuk membalasnya, membahagiakan, dan
membanggakannya

Ketika ia sudah tak bersamamu lagi

Ketika bajunya sudah kain selembar putih

Ketika itu pula kau akan sadar

Betapa bodohnya menyia-nyiakan surga


2

Surat Untuk Tuhan

Tuhan

Izinkanku bersimpuh

Bersujud dihadapanmu

Menyebut asmamu, mengadu kepadamu

Tuhan

Sungguh lemah hambamu ini

Jauh dari kata suci

Banyaknya dosaku ini

Terhampar bagai buih

Tuhan

Apalah arti doaku

Apalah arti tobatku

Jika engkau tak mengampuni

Banyaknya dosa ini


3

Luka

Hati butuh cinta

Sama dengan bunga

Yang membutuhkan lebahnya

Hati bukan besi

Yang selalu kuat bagaimanapun disakiti

Ketika hati terluka

Disaat itulah dendam membara

Tak tau apa itu benar atau salah

Yang terfikir hanyalah mengembalikan padanya


4

Indonesia

Indonesia, kapankah kau akan kembali

Setelah lama pergi

Terkubur bersama mimpi

Mimpi yang tak kan mungkin kembali

Akibat ulah manusia di bumi

Perpecahan, pertikaian, permusuhan bak api yang selalu berdampingan dengan asap

Selalu terjadi di Indonesia ku ini

Indonesia

Kapankah kau akan kembali jaya

Ketika masa-masa dulunya, masa 45

Bersatu padu, membela bangsaku

Kau lihat sekarang yang terjadi di bangsaku

Mereka tidak lagi bersatu

Mereka beradu, mereka beradu

Menang jadi arang, kalah jadi abu


5

Luka Abadi

Angin berkesiur di senja yang uzur

Mengirimkan setumpuk daun yang gugur

Gambaran lukaku dalam diam yang terkubur

Hujan mengingatkan diriku

tentang silam masa lalu

di mana kenangan itu

menorehkan luka yang membiru

Rerintik tetes hujan itu….

Adalah selembar kenangan bagiku

Juga seribu lukaku beku

Yang tertulis abadi di hatiku…


6

Syukur

Hidup memang tak seindah cerita buaian

Kisahnya tak selalu berakhir indah bak cerita titipan

Hidup digambarkan seperti roda

terkadang diatas dan terkadang dibawah

Kita haruslah menerima

segala kebaikan-kebaikan tuhan

Manusia kadang lalai dari jalannya

hingga lupa berasal darimana

Pantaskah kau mencaci sang pencipta

hanya karena kerikil kecil yang menjegalnya

Percayalah, itu bukan seberapa

Dibandingkan yang akan kau terima nantinya

Ketika kau mendapatkannya

disitulah kau kan sadar betapa sesatnya jalanmu


7

Bertobat

Ya rabbi

Pencipta langit dan bumi

Yang menggantikan malam dengan pagi

Yang menyinarkan pagi dengan matahari

Yaa rabbi

Yang mentakdirkan ada dan tiada

Yang memiliki surga dan neraka

Lihatlah hamba yang berlumuran dosa

Terbuai dengan indahnya dunia

Tak terbayangkan jika esok kau panggil hamba

Amalan apa yang jadi bentengnya

Ya rabbi

Tunjukkan hamba ke jalan petunjukmu

Izinkan hamba bersimpuh di hadapanmu

Menyebut asmamu, dan bersujud kepadamu


8

Menjelang Subuh

Menjelang subuh

Fajar nampak terssenyum kecil

Di sepanjang sisiran jalan penghujung malam

Sepi, senyap tak ada manusia manusia

Menjelang subuh

Selimut jadi musuh,

Bisikkan nikmat yang menggetarkan

Tanda si makhluk tengah menggoda

Menjelang subuh

Ucapkan bismillah

Membuka pagi, menuntun hati bersujud di hamparan sajadah

Hawa dingin menggigit tulang

Itulah jadi lawan

Ketika berdiri menghadap ilahi

Sukurilah apa yang terjadi

Karena tlah selamat di pagi ini


9

Pulang Kampung

Burung menari-nari

Berkicau kian kemari

Menyambut riangnya hati ini

Sekian lama daku menunggu

Untuk kembali ke pangkuanmu

Duhai kampung halamanku

Tak sabar hati riang gembira

Berbalut baju sukacita

Lekas ingin sampai disana

Duhai betapa gembiranya


10

Kufur Kehidupan

Kutapaki langkah demi langkah

Puluhan kilo kulewati sudah

Bodohku pilih yang salah

Tak cukup untuk mensyukuri

Nikmat yang tiada henti

Kulangkahi jalan-jalan berduri

Dengn kesalahan menusuk kehidupan

Atas congkak ku melawan nikmat tuhan

Kurengkuh cinta dengn rakusnya

Kufurku dengan nikmatnya

Sekarang cukuplah sudah

Inginku kembali kepadanya

Mengejar keridhoannya
11

Rindu

Rindu

Ahh
Dia datang lagi

Pernah dibawah hujan

Berlindung dibawah payung hitam

Curi-curi pandang

Melangkah pelan

Menelusuri pekatnya jalan

Membentang sampai ketujuan

Rindu

Ahh, mengapa kau datang lagi

Tiada gunanya kau disini

Hanya mengiris luka dihati

Rindu

Kumohon pergilah

Rindu

Bawalah kenanganan bersamamu


12

Aku Kembali

Aku kembali

Aku kembali

Aku kembali bukan untuk mengulangnya lagi

Aku kembali bukan berarti aku berhenti

Terkadang aku harus berfikir jernih

Kalahkan ego yang begitu perih

Menusuk, mencabik-cabik kekuatan diri

Aku kembali

Aku kembali lagi

Sadarkan rasa yang tlah lama terkubur

Matikan ego hingga kau tersungkur

Kau tunggu waktunya ku kan kembali

Menanti kekuatan yg begitu berarti

Bertobatlah, sadarkan diri


13

Tentang Hati

Hati yang hampir mati

Di dalam jeruji yang terkunci

Sakit yang tak terasa

Di balik rasa yang terpenjara

Penyesalan tak kan berhenti

Selama bayangmu ada disini

Senyuman menyimpan duka

Dibalik jiwa yang terpenjara

Kesal, kecewa

Sedih, merana

Inginku berubah

Namun aku tak berdaya

Mengembalikan waktu

Sebelum kita tidak berseteru


14

Ujian Kesabaran

Dalam sabar,

Ada kepedihan dan keperihan

Ada pahit yang harus ditelan

Ada ego yang direlakan

Dalam sabar,

Ada maaf yang harus diberikan

Walau hati sakit tertahan

Aku sadar, itulah kehidupan

Wahai tuhan

Hadiahkan hamba kekuatan

Berikan hamba kesabaran

Disetiap qada yang kau tetapkan.


15

Makna Kehidupan

Betapa indahnya kehidupan

Jika selalu dalam kelurusan

Hati tak kenal arti khianat

Ketika sering memegang amanat

Berjalan lurus dijalannya

Meniti lintasan cahayanya

Langkah-langkah mulai diayunkan

Menuju sumber panggilan adzan

Bersujud dalam kekhusyukan

Meminta dalam ketenangan

Tak ada jalan pulang kecuali menemui-Nya

Mempersembahkan hidup dan mati

Dengan segenap peribadahan

Sebagai pernyataan cinta suci yang murni

So..
Bukankah makna hidup adalah beribadah
Kesetiaan memegang amanah
Kekhusyukan hati memenuhi panggilannya
16

Dengarlah Wahai Iman

Hai imanku

Dimanakah dikau ?

Saat aku terjatuh bangun dan tertatih

Bersama beban musibah yang tiada henti

Duhai engkau imanku

Sungguh hati ini lelah

Mengadu keluh kesah tiada lelah

Mengharap rahmat dan maghfiroh

Duhai imanku

Sejatinya dirimu adalah diriku

Tamparlah aku , cambuklah aku , pukul lah aku

Tatkala syahwat dunia memabukan ku

Anda mungkin juga menyukai