Anda di halaman 1dari 87

Sebuah

Kary
a
Sederhana Milik

K I T A
1
P r o l o g

“Sahabat yang baik adalah


mereka yang senantiasa
menunjukkan pada jalan
kebaikan”

i
Judul Puisi

Masalah hidup (@DesiNovaNataliaGultom)...............................1


Lelah merindu (@DesiNovaNataliaGultom)...............................2
Hujan pagi itu(@DesiNovaNataliaGultom).................................3
Umur muda muka tua (@DesiNovaNataliaGultom)....................4
Cinta yang singkat (@DesiNovaNataliaGultom).........................5
Sahabat kecil (@DesiNovaNataliaGultom).................................6
Perantauan (@DesiNovaNataliaGultom).....................................7
Impian (@DesiNovaNataliaGultom)...........................................8
Rindu Kampung Halaman (@DesiNovaNataliaGultom).............9
Halusinasi sebuah cinta (@DesiNovaNataliaGultom).................10
Rangkulan Kehidupan (@DesiNovaNataliaGultom)...................11
Cinta Tak Sampai (@DesiNovaNataliaGultom)..........................12
Bak Kehidupan (@DesiNovaNataliaGultom)..............................13
Semangat Diri (@DesiNovaNataliaGultom)................................14
Aku (@DesiNovaNataliaGultom)................................................15
Ibuku tersayang (@DesiNovaNataliaGultom).............................16
Alam Desaku (@DesiNovaNataliaGultom).................................17
Berkat sang Illahi (@DesiNovaNataliaGultom)...........................18
Jauh Di Mata Dekat di Hati (@DesiNovaNataliaGultom)...........19
Rindu Yang Membekas (@DesiNovaNataliaGultom).................20
Hukum Alam (@AjengAyuniahSyahputri)..................................21

ii
Saujana (@AjengAyuniahSyahputri)...........................................22
Fana (@AjengAyuniahSyahputri)...............................................23
Ikhlas (@AjengAyuniahSyahputri)..............................................24
Jarak Pemisa (@AjengAyuniahSyahputri)...................................25
Tangis (@AjengAyuniahSyahputri)............................................26
Pulang (@AjengAyuniahSyahputri)............................................227
Hari Ini (@AjengAyuniahSyahputri)...........................................28
Tidak Manis (@AjengAyuniahSyahputri)...................................29
Sadar (@AjengAyuniahSyahputri)..............................................30
Salahku (@AjengAyuniahSyahputri)..........................................31
Rindu (@AjengAyuniahSyahputri)..............................................32
Ibu (@AjengAyuniahSyahputri)..................................................33
Hilang (@AjengAyuniahSyahputri)............................................34
Cinta yang hilang (@AsihSunarsih)............................................35
Asri desa ku (@AsihSunarsih).....................................................36
Untuk sahabatku (@AsihSunarsih)..............................................37
Yang Ku Rindu(@AsihSunarsih)................................................38
Nimat Bersyukur(@AsihSunarsih)..............................................39
Indah Pada Waktunya(@AsihSunarsih).......................................40
Ibuku Tercinta(@AsihSunarsih)..................................................41
Cinta Sejati(@AsihSunarsih).......................................................42
Petunjuk Hidup(@AsihSunarsih).................................................43
Tak Seindah negeriku(@AsihSunarsih).......................................44
Disepertiga Malam(@AsihSunarsih)...........................................45
Mentari Pagi(@AsihSunarsih).....................................................46

iii
Mengejar Mimpi(@AsihSunarsih)...............................................47
Sampai Pada Keabadian(@AsihSunarsih)...................................48
Sebuah Nasehat (@WidiaMarwa)................................................49
Menunggumu (@WidiaMarwa)...................................................50
Do’a Ku (@WidiaMarwa)...........................................................51
Kemabalilah (@WidiaMarwa).....................................................52
Luka Yang Semu (@WidiaMarwa).............................................53
Tuhan Tidak Diam (@WidiaMarwa)...........................................54
Negeriku (@WidiaMarwa)..........................................................55
Rasaku (@WidiaMarwa).............................................................56
Sahabat Surga (@WidiaMarwa)..................................................57
Waktu (@WidiaMarwa)..............................................................58
Makna suasana kerja (@WidiaMarwa)........................................59
Esa (@WidiaMarwa)...................................................................60
Untukmu ibu (@WidiaMarwa)....................................................61
Cinta sejati (@WidiaMarwa).......................................................62
Bintang dan harapan (@WidiaMarwa)........................................63
Hujan (@WidiaMarwa)...............................................................64
Pelabuhan Akhir (@WidiaMarwa)..............................................65
Langit (@WidiaMarwa)...............................................................66
Dunia(@WidiaMarwa)................................................................67
Seuntai Kata(@WidiaMarwa)......................................................68
Hati yang tak terpilih (@EvaNurFarida)......................................69
Pilu merindu(@EvaNurFarida)....................................................71
Siapa aku(@EvaNurFarida).........................................................72

iv
Lelakiku (@EvaNurFarida).........................................................73
Kota kecil(@EvaNurFarida)........................................................74
Penantian(@EvaNurFarida).........................................................75
Sahabat kita(@EvaNurFarida).....................................................76
Sinar senja(@EvaNurFarida).......................................................78
Egoisnya dirimu(@EvaNurFarida)..............................................79
Cinta matematika(@EvaNurFarida)............................................80

v
Masalah Hidup

Bagai pasang surut di lautan

Datang silih berganti menghempas daratan

Berombak besar Berombak kecil saling beradu kekuatan

Demikian pula masalah yang datang ke kehidupan

Bergantian bergelud dengan pikiran

Namun masalah hanyalah sementara

Lama kelamaan akan terbiasa

Mengalir tanpa putus asa

Untuk menjadikan kita lebih dewasa

Masalah tetap lah jadi masalah

Jika tak maju akan tercelah

Hidup bukan lah perjuangan yang mudah

Butuh kesabaran dan pantang menyerah

Agar mencapai kehidupan yang lebih bermakna

1
Lelah Merindu

Malam gelap tanpa bintang

Membuat hati melayang bebas tanpa penghalang

Duduk disudut ruangan yang pilu

Menanti suara yang berdering dari telepon genggam ku

Dimana dia yang dulu

Pujaan hati yang selalu ku rindu

Kini hilang lenyap di malam yang syahdu

Hati resah tak menentu

Pujuaan hati yang kurindu

Pulanglah lekas kepadaku

Lelah sudah hati ini menunggu

Ingin segera bertemu

Memadu cinta yang seperti yang dulu

2
Hujan Pagi Itu

Pagi hari…

Yang berpeluk hujan lebat

Seolah menahan diri untuk beranjak

Diatas pikiran yang penuh debat

Beradu hati untuk bertobat.

Namun demi sebuah upah,

Kutinggalkan semua kerabat

Walau dibalut hati yang begitu berat

Tapi sadar bapak ibu bukan pejabat

Yang mempunyai harta sejagat

Akhirnya,kuputuskan pergi walau masih subuh

Dengan badan berselimut bulu

Dengan batin yang dirangkul rindu

Berharap hari ini beruntung

Tanpa berdiri dengan bergantung.

3
Umur Muda Muka Tua

Terik yang menembus tulang pipi

Hangat seperti kobaran api

Yang seakan akan tidak perduli

Dengan zaman yang menghampiri

Walau menhujam setiap hari

Topi Lusuhku yang penuh Debu

Menjadi Tempat sebuah harapan

Bagaimana cara untuk berteduh

Diantara sinar yang tak berperasaan

Biarpun kantung mata terlihat menghitam

Keriput di wajah sudah berkerumunan

Seakan bumi sudah menelan

Wajah gelis nan rupawan

Namun kucoba untuk tertawa

Dikuatkan ilusi hidup sementara

Walau menghujam menikam jiwa raga

Yang dibaluti penuh sandiwara.

4
Cinta Yang Singkat

Teringat saat pertama kali melihatmu

Saat senja nan cerah hari itu

Cahaya mentari sundyakala memantul

Menambah pesona adiwarna dalam asmaraloka


yang sendu

Kala itu kau menatap lembut dengan


sedikit senyum dipipimu

Hempaskan hati pilu yang menderu

Tubuh seakan membeku diam tersipu malu

Kali pertama ku merasakan cinta yang


menggebu

Dersik yang bertiup dengan sayup

Membawa suasana masuk kedalam keheningan

Temeram mata memandang kau hilang dengan


perlahan

Pertemuan yang singkat tersimpan dalam ingatan

Nyata dalam kenangan yang sulit untuk dilupakan

5
Sahabat Kecil

Tak terhitung sudah berapa lama kita bersama

Melewati masa kecil yang penuh dengan cerita

Menggoreskan tinta cinta dalam jiwa

Sedih dan terluka, canda dan tawa

Menjadi sebuah kenangan yang nyata

Sahabatku

Tak terasa waktu membawa kita tumbuh dewasa

Berjanji bersama meraih mimpi kita

Berjuang menitih kesuksesan yang nyata

Namun, takdir Tuhan memisahkan kita dalam kehidupan


yang berbeda

Sahabatku

Hari yang ku lalui kini terasa sunyi

Mimpi bersama kan ku raih sendiri

Berharap pencapaian tinggi dari sebuah mimpi

Janjiku saat kita bertemu nanti

6
Perantauan

Berangkat dari kampung halaman

Berjuang di kampung orang

Kesendirian tak jadi penghalang

Menggapai sebuah kemenangan

Terkadang.....

Tubuh lemah tanpa sebuah dorongan

Menahan cacian dari sang pemegang kekuasaan

Tak dapat tersenyum menahan kesakitan

Air mata mengalir membasahi badan

Mengajarkan sebuah keikhlasan

Begini lah nasib anak rantau

Rasa pahit dan pedih bergejolak dalam kalbu

Rela menahan rindu kepada ayah ibu

Tak ada seorang pun tempat mengadu

Namun.....

Penderitaan akan ku tanggung

Demi kebahagian orang yang ku saying

7
Impian

Sinar mentari di pagi hari

Kilau bercahaya seperti kembang api

Langkah maju meraih mimpi

Yang ku simpan dalam hati

Sejuta cara akan ku hampiri

kan ku cari ilmu ke sana kemari

Demi cita cita yang lama ingin ku capai

Tuk kebahagiaan suatu saat nanti

Dukungan orang tua menambah gairah

Kobar membara membakar jiwa

Pantang menyerah dan tetap berdoa

Kuatkan jiwa dengan harapan kepada sang


pencipta

Yakinlah akan mimpi yang akan dicapai

Tuk mengubah jati diri

8
Rindu Kampung Halaman

Perjalanan hidup di negeri ini

Kala persaingan yang mengarungi

Di kehiduan yang menyendiri

Beralaskan Tumpuan sebuah imajinasi

Dalam kehidupan yang mesti dilewati

Hari demi hari dilalui

Rela tak urus diri demi sesuap nasi

Tekadang air mata menetes tak ada lagi

Diliputi rasa rindu yang menghampiri

Yang memberikan kepedihan dalam hati

Sungguh…

Di kesepian yang selalu menemani

Ingin rasanya terbang melewati samudera

Melihat kampung halaman tercinta

Tertawa bahagia bersama saudara

Walau itu hanya angan semata

9
Halusinasi Sebuah Cinta

Bagaikan matahari yang membawa cahaya

Melihat bumi ada dan bernyawa

Bagaikan kepala yang mempunyai mata

Melihat rasa yang penuh cinta

Dengan batin yang terbayang cinta

Kemarin seakan melihat dia

Dengan mata sipit rambut terurai

Berjalan menunduk melewati badai

Yang sekejap hilang dari bola mata

Aku teringat

Ternyata dia jauh disana

Yang terpisah oleh tempat dan suasana

Saat kupandang kelangit

Aku memikirkan waktu

Tentang sampai kapan akan berlalu?

Tentang seberapa lama lagi untuk menunggu?

Mejadikan dia seutuhnya milikku


10
Rangkulan Kehidupan

Di garis kehidupan

Aku berjalan sendirian

Dan di kesepian itu aku merasakan kerinduan

Air mata pun kunjung menetes bagai sebuah candu

Mengingat langkah kakiku yang tiada tertuju

Seperti batang mawar yang selalu tumbuh mekar

Yang terombang ambing di hembuskan angin

Layaknya daun daun segar

Yang pada musimnya akan berguguran

Sama dengan kehidupan

Yang tiada tempat bersandingan

Walau sudah terbiasa mengangkat kepala sendiri

Namun rasa kaku di batin tak bisa dipungkiri

Mengingat tiada yang abadi

Ingin terbang rasa tak peduli

11
Meninggalkan beban tertanam di bumi

Cinta Tak Sampai

Datang dalam angan angan

Pergi dengan kenangan

Mati dengan racun cinta

Yang tak pernah menjadi nyata

Hari hari yang pergi berpaling

Meninggalkan nyawa yang tak bersanding

Yang tiada lagi tempat bercerita

Kasihku yang tiada lagi meminta

Raga sepi arah tak tentu

Terhalang cinta yang tak bertamu

Menyiksa tubuh bagaikan lumpuh

Saat kutahu bahwa cinta ini rapuh

Tak seindah dengan suasana dalam hati yang sendu

Sungguh mustahil semua ini

Akan rasa yang ada di hati

12
Yang tiba tiba hadir tanpa kusadari

Dan yang tak pernah bisa ku miliki

Bak Kehidupan

Hidup hanyalah sementara

Usahakan hidup bahagia

Walau di penuhi dengan air mata

Ingatlah semua udah diatur sang pencipta

Kebutuhan harta dan tahta

Hidup hanyalah sementara

Yang butuh benyak perjuangan

Dimana tidak hanya berpangku tangan

Namun harus berani mengambil keputusan

Untuk menempati kursi kesuksesan

Dengan hidup yang bahagia dan nyaman

Hidup hanyalah sementara

Jangan merasa kurang dengan apa yang didapatkan

Syukuri apa yang diberikan

Membawa bahagia dalam kehidupan


13
Semangat Diri

Walaupun bukit itu tinggi

Tapi semuanya akan kudaki

Sedalam lautan di dasar bumi

Akan ku arungi

Walaupun hujan badai

Semuanya itu harus kulangkahi

Seindah kehidupan yang harus kujalani

Seperti menggali mimpi yang tertimbun

Dilembah hati yang rimbun

Dibisikkan angin di tetesi oleh embun

Kebahagian dan kesedihan yang datang silih berganti

Yang semuanya datang lalu pergi

Dan memaksaku untuk mengerti akan sebuah arti


14
Dimana harus meletakkan diri

Aku

Aku adalah aku

Yang mempunyai kepribadian dalam diri

Hidup simple tanpa harus ada rasa dengki

Dan yang tak punya banyak drama

Aku…

Aku yang bergegas setiap pagi hari

Mengejar jam yang sudah berlari

Jejak menghilang dengan tanpa berhenti

Meninggalkan bekas yang pernah dijalani

Aku…

Yang menjunjung tinggi rasa berbagi

Walau sadar bukan pejabat berdasi

Tinggi rendah dapat digapai

Tetapi hanya mengandalkan moral didalam hati

Aku…
15
Sadar bukan tentang siapa untuk sekarang

Tetapi sudah berbuat apa sekarang

Untuk akhir yang tidak ada penyesalan

Ibuku Tersayang

Rela menjadi tiang awan dikala sengitnya tengah hari

Meneduhkan hati yang penuh dengan emosi

Menjadi tiang api di kala gelapnya malam hari

Memberi kehangatan yang penuh damai

Ibuku Tersayang

Tak mampu ku ungkapkan kata yang indah

Menggambarkan kasih dan sayangmu

Berjuta Cinta kau tanamkan dalam jiwa

Memberi penopang dalam raga

Menjadi pelita menerangi langkah

Ibuku Tersayang

Selalu terlintas dalam sanubariku

Bersyukur terlahir dari malaikat sepertimu

16
Alam Desaku

Fajar yang menyinsing di pagi hari

Cerah memancar menyegarkan hati

Kicauan burung yang merdu seakan bernyanyi

Bunga bunga bermekaran pun ikut mengiringi

Pepohonan yang rindang memantulkan cahaya hijau


kemerlap

Memanjakan mata menikmati panorama

Desiran angin pagi yang menusuk nadi

Betapa sejuknya alam desaku yang permai

Kini jauh jarak antara ku dengan mu

Desa kecil tempat kelahiran ku

Kenyamanan dan kesejukan tak lagi terasa

Namun suasana indah tak lekas dari ingatan

17
Akan lekat dalam jiwaku

Hingga ku kembali menemuimu

Berkat Sang Ilahi

Bukan dengan kegagahan dalam diri

Datang menghampiri tahta yang Suci

Bak bunga yang usang dan kering

Merindukan ketenangan dalam sanubari

Dengan kerendahan yang timbul di hati

Sampaikan pilu pada sang Ilahi

Sesaat tersadar arti kata bersyukur

Yang tak mampu terucap beberapa saat lalu

Saat berkat yang tercurah dalam kalbu

Menaruh kesejukan dalam tubuh

Dalam kesederhanaan untaikan syukur

Pada Sang Ilahi tempat berseru

18
Jauh di Mata Dekat di Hati

Denting waktu yang terus berjalan

N’tah sampai kapan menunggu perjumpaan

Bak rembulan malam tanpa bintang

Sunyi sendiri tanpa berkawan

Terpisahkan jarak dan waktu

Berharap kasih masih menyatu

Ikatkan rindu dalam sanubari

Agar cinta tak sekedar hanya ilusi

Jauh di mata dekat di hati

Bayangan sendu selalu menghampiri

Kau yang jauh disana cepatlah kemari

19
Rindu Yang Membekas

Sesaat di keheningan malam yang dingin

Sinar rembulannya menyentuh batin

Kala tersirat rindu dalam hati

Kepada Ayah Ibu yang jauh di pulau yang berbeda

Oh Ayah dan Ibu....

Dalam diam aku rindu rangkulannya

Hangat membekas dalam dada

Dalam letih aku ingin bercerita dengannya

Tentang resah yang menghantui jiwa

Dalam lemah ku teringat senyumnya

Menambah semangat dalam raga

Dalam doa ku sebut nama

Panjatkan Harapan kepada sang Pencipta

20
Hukum Alam

Hidup adalah sebuah pengharapan

Satu demi satu doa diucapkan

Berharap Tuhan akan mengabulkan

Bangun sebelum ayam berkokok

Lelap setelah senja tenggelam

Begitulah siklusnya

Sebab hidup memang sebuah pilihan

Tapi pilihan itulah yang akan menghidupkan

21
Saujana

Tidak ada yang lebih indah kala sedang dimabuk asmara

Usia remaja memang yang paling dirindukan

Berkelana dengan sang kekasih dibawah rintikan air langit

Berharap waktu agar berhenti lebih lama

Untuk menikmati indahnya dunia bersama

22
FANA

Terbelenggu jiwa

Ujung jalan hilang, sudah.

Tertikam detik menit waktuku.

Ada tapi kosong,

Terasa tapi hampa,

Terlihat tapi jauh.

Esok hari masih ada,

Hilang usai, tidak bisa.

Bersinar, tugasmu.

23
Ikhlas

Satu kata yang sulit dipahami

Satu kata yang berat dimengerti

Namun mulia saat dijalani

Bukan hanya tentang hati

Namun tentang kesiapan diri

Siap untuk melangkahkan kaki

Dan siap menjalani hari demi hari

Ikhlas bukan soal siapa yang mudah melupakan

Tapi siapa yang mudah memaafkan keadaan.

24
Jarak Pemisah

Akankah raga ini bisa bertemu?

Bisakah pandangan ini melihatmu?

Harusnya aku menyadari

Bahwa ia hanya sekedar imajinasi

Rasa ingin memiliki

Sedetikpun tak pernah hilang dalam benak ini

Rindu? Sudah pasti.

Biarlah, hanya hati yang memahami

25
Tangis

Setiap tetes yang kau keluarkan

Setiap rasa yang kau gambarkan

Memiliki arti dan makna

Semakin deras

Semakin terlihat dalam rasamu

Bukan berarti kamu lemah

Namun menunjukkan betapa lembutnya hatimu

26
Pulang

Ingin pulang hanya angan,

Ingin berakhir namun perjuangan,

Menyerah diujung jalan,

Hilang arah kehidupan.

Derita yang tak hilang,

Jiwa t'lah lama pulang,

Dasi hitam bersenang-senang,

Debu hitam akan mengenang.

Imajinasi bersuara,

Mengenang yang pernah ada,

Terpecah harapan lama,

Harap pulang usai bersua.


27
Tidak Manis

Dua dekade lalu aku hadir

Rasanya tak bisa ku pikir

Ternyata aku bisa melewati banyak alir

Tumbuh, berkembang, dan saat ini jauh dari kata mahir

Terkadang aku terlalu egois

Memaksakan arus kehidupan yang manis

Aku sadar, hasil yang sadis

Membuat diri mengalahkan rasa pesimis

28
Sadar

Akhirnya ku menyadari

Akhirnya ku pahami

Cintamu bukan untuk diri ini

Terlalu bodoh jika terus menanti

Aku akan terbang bersama bintang

Mungkin menangisimu ditengah malam

Semua harapan terasa hilang

Kini ku melangkah tanpa tujuan

29
Salahku

Tuhan . . . Bukakan pintu hatiku

Sadarkan aku dari kesalahan

Bagai mesin waktu yang cepat berputar

Kenapa ini semua bisa terjadi

Pikiranku gelap tiada cahaya

Tak terlihat sesuatu yang baik

Tuhan . . . Beri aku kebahagiaan

Ajak aku ke dalam damai-Mu

30
Rindu

Di sudut ruang yang hampa

Aku berbicara pada angin

Tentang rindu yang kian mendalam

Tentang asa yang kian menjurang

Aku hanya berdiam diri

Menerka kabar yang hilang

Menunggu takdir mempertemukan

Serta mempertahankan hati agar tetap utuh

Kasih, rindu ini membunuhku

Dalam gelapnya bayangan

Sepi menyapaku dalam keramaian

Sungguh, rindu ini membunuh dalam diam


31
Ibu

Kau menjadi penenang

Kau menjadi penyemangat

Kau menjadi penghibur

Kau menjadi harapan

Ketika ku sendiri kau hadir

Ketika ku menangis kau menghibur

Ketika ku marah kau menenangkan

Kau bidadari surgaku

32
Hilang

Sudah pasti seperti kelopak bunga yang jauh

Berhamburan terbawa angin dengan rapuh

Siklus hati yang masih sama terjebak dalam sebuah derita

Yang mengatas namakan cinta dalam skenario yang paling


utama

Hatiku menunggu dengan setia namun hadirmu tak


kunjung jua

Memberi keputusan dalam asa menggores jiwa dengan luka

Menyayat kalbu dengan lara membuat aliran sungai dimata

Kuratapi kias redup rembulan

Dengan hati yang enggan merelakan

Dengan jiwa yang tak berperasaan

Dengan raga penuh kenangan


33
Bayangan dan penyesalan menyambut sebuah kehilangan

Cinta Yang Hilang

Saat langit biru memancarkan sinarnya nan indah

Namun tak seindah hatiku

Ada yang berbeda dan menghilang

Raga ini seketika runtuh

Saat kau memutuskan untuk menghilang dariku

Seketika kau berubah tak lagi sama

Sikap dinginmu tersampaikan padaku

Adakah yang salah padaku

Menjauh dan pergilah

Jika itu yang kau inginkan

Aku tak memaksa dirimu untuk selalu bersamaku

Dan aku akan menemukan seribu cahaya


34
Yang akan datang untuk menghampiriku

Asri Desaku

Fajar menyambut dipagi hari

Angin sejuk membawa diriku melayang tinggi

Burung burung berkicau

Terdengar sangat merdu

Pepohonan hijau nan asri

Sejuk terasa ku nikmati

Gemercik air mengalir nan jernih

Membawa indahnya desaku

Desaku yang kutempati

Membawa keindahan dan kedamain

Menghiasi alam ini

35
Untuk Sahabatku

Sejuta rangkaian kata

Yang tak mampu aku ungkapakan

Bagaikan siang dan malam

Yang saling melengkapi

Setia selalu bersama dalam suka maupun duka

Sahabat

Terima kasih selalu menghiasi hariku penuh warna

Dengan canda tawa penuh riang

Biarkanlah kisah kita terus terurai

Kini esok hingga masa depan

Teruslah melangkah bersama

Hingga bersama kita menggenggam dunia

36
.

Yang Ku Rindu

Saat ku melihat rembulan tersenyum kepadaku

Saat itu juga ku mengingat mu

Kini jarak memisahkan antara kita

Dikala selalu bertemu denganmu

Rindu ini tak bertepi

Sudah ingin bertemu

Saat ku melihat senyummu

Sungguh menawan laksana bunga yg bermekaran

Binar matamu bagaikan bintang yang menerangi malam

Bayangmu menghiasi fikiranku

Haruskah kita berjumpa

37
Untuk melepas rasa rindu

Yang bersemayam didalam kalbu

Nikmat Bersyukur

Ku panjatkan kepada sang ilahi

Begitu besar nikmat yang diberikan kepada umatnya

Lantas mengapa harus ingkar

Mengapa kita harus mengeluh atas nikmatnya

Haruskah mensyukuri yg telah diberikan

Nikmat suka maupun duka dalam kehidupan

Harus menjalani dengan ketulusan dan keikhlasan

Agar rasa syukur tertanam dalam hati

Sesungguhnya orang yang selalu bersyukur

Allah akan tambahkan nikmat nikmat-nya

Tiada paling indah untuk bersyukur


38
Atas nikmat-nya yang diberikan kepada umatnya

Indah Pada Waktunya

Saat ku menanti harapku

Namun tak kunjung menghampiriku

Sabar itu tak bertepi

Tetapi akan slalu ku nanti

Menanti hingga pintu dapat terbuka

Karena sesungguhnya hanya menunggu waktu yg tepat

Berusaha dan berdoa kuncinya

Menanti waktu yg indah

Waktu yg telah ditetapkan oleh sang pencipta

Karena setiap manusia mempunyai jalan hidup yang


berbeda

39
Roda kehidupan terus berjalan

Dan akan menemukan sesuatu yang indah

Dalam kehidupan ini

Hingga tiba indah pada waktunya

Ibuku Tercinta

Ibu

Engkau yg memberikanku penuh makna

Tidak ada yg bisa menggantikan posisimu

Yg memberikan penuh cinta serta ketulusan

Pengorbanan mu tanpa balas jasa

Tekadmu sungguh membara bagai api yang menyala-nyala

Berjuang untuk sang anak tercinta

Penuh keringat bercucuran

Untuk membesarkan anak tercinta

Pertaruhan nyawamu tak jadi masalah

40
Engkaulah surgaku yg akan slalu ku jaga

Suka dukamu menjadi bagian hidupku

Aku sangat menyayangimu

Tempat ku berbakti

Tempat menuju diri ini menuju jalan kesuksesan

Dengan ridhamu yg selalu menyertainya

Cinta Sejati

Senyummu seindah embun pagi yang menyegarkan

Menusuk hingga kedalam kalbu

Diri ini terpaut padamu

Tiada kata yg menggambarkanmu

Semanis itu perlakuanmu

Sedih tawamu merupakan bagian dari hidupku

Menjadikanku ratu dihatimu

Menghiasi hariku penuh makna

Tetaplah disampingku

Menjadi imamku

Menjadi teman hidupku


41
Hingga menua bersama

Tak ada yg dapat memisahkan

Sebelum ajal menjemput tiba

kita arungi dunia bersama

Dijalan yang terbaik

Untuk kita cinta sejati

Petunjuk Hidup

Ketika alam semesta berbicara

Rasa takut bergejolak didalam batin

Untuk apa hidup di dunia

Jika tidak melakukan kebaikan

Bersuka rialah

Namun tetap dalam petunjuk-Nya

petunjuk Alquran adalah rambu yang dapat memandu ke


hadirat Ilahi Rabbi.

Kita hidup di dunia layaknya seorang musafir yang tengah


singgah di suatu desa untuk mengisi bekal.

Bekal untuk diakhirat kelak

Apa yg kita tanam di dunia


42
Itulah yg akan kita petik di akhirat

Bersedekah di jalan Allah

laksana menanam sebuah biji pada lahan subur

Sesungguhnya tidak akan pernah merugi

Tak Seindah Negeriku

Negeriku subur nan elok

Terbentang daratan dan lautan nan luas

Keindahan alam yg menyejukkan hati

Yang membuat melihatnya terpana

Namun tak kah kau lihat

Penduduk yang tak terlihat

Sudahkah mereka hidup dalam kesejahteraan

Namun tak seindah negeriku

Mereka berjuang untuk terus bertahan hidup

Daya saing yg tak terhentikan

Ditengah kerasnya himpitan ekonomi

43
Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang
berlimpah-limpah

Haruskah kita melihat sesama

Untuk kesejahteraan bersama

Disepertiga Malam

Dalam kesunyian malam

Ku bersimpuh dihadapan ilahi Rabbi

Diatas bentang sejadah

Bermunajat sepenuh hati

Sampai hati ini teriris

Dengan syahdu ku panjatkan doa doa

Meminta yang ku yakini

Berharap untuk terkabul

Dua tangan yang menengadah

Kepada ilahi Rabbi di malam hari

Takkan pernah kembali

44
Dalam keadaan hampa

Itu lah yang ku yakini

Berharap semua harapan dapat terkabul

Bagaikan anak panah

Yang melesat dititik yang tepat

Mentari Pagi

Panorama pagi memanjakanku dan membangunkanku dari


tidurku.

langit pagi ini menyapaku dengan hangat

Matahari pagi ceria menyapa pagi indahku.

Sentuhan hangat munusuk jiwaku

Udara sejuk dan segar pagi ini terus menyemangatiku

Burung berkicau memanggil diriku

Membawaku terbang melayang

Angin pagi menggoyangkan rerumputan di taman

Pepohonan hijau melambai lambai

Sangat syahdu mentar pagi

45
Membuat hati berbunga-bunga

Mengejar Mimpi

Sang mentari menyongsong di pagi hari

Ku mulai mengikuti langkah kakiku

Berjalan di atas krikil tajam

Lika liku kehidupan tak ku hiraukan

Demi mimpi yang harus diwujudkan

Demi masa depan yang indah

Demi cita-cita yang harus ku gapai

Demi orang tua yang harus kubanggakan

Semangat begitu keras bagaikan baja.

tidak boleh menyerah

Terus maju ke depan


46
terobos segala halang rintang yang ada

pantang untuk mundur sebelum ku gapai

Sampai Pada Keabadian

Aku kira waktu akan selalu menggenggam.

Membiarkan semua orang tercinta berada dalam dekapan.

Aku mulai sadar, semakin dewasa pasti akan bertemu


dengan perpisahan.

Namun waktu kita begitu terasa sebentar.

Aku rindu saling memeluk penuh haru.

Saling mengucap do’a penuh khusu.

Banyak yang aku rindukan hari ini atau mungkin nanti.

Sapaan spesial yang sering aku dengar.

Doa yang sering terlontar.

47
Pelukan yang tak pernah lupa dilakukan.

Dan bahkan moment lainnya yang mungkin tak akan


terulang.

Dan kini raga kita tak saling menyapa.

Tapi semoga untaian doa ini sanpai sebagai penerang


engkau dikeabadian.

Sebuah Nasehat

Manusia diciptakan tak lain untuk beribadah.

Menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesuai


kaidah

Sayang terasa jika hidup tak sinkron dengan ibadah

Sayang terasa jika hidup hanya terlintas tentang hidup

Kau tau, apa yang menjadi proritas hidup?

Sungguh, harapanku kau tau.

Karna dengan pengetahuan itu,

48
Kau mampu menyusuri hidup lebih teliti

Namun disaat kau menapaki lorong gelap nan sunyi

Sendiri terasa pilu menyayat hati

Yakinlah, jalan menuju keindahan abadi sedang menanti.

Menunggumu

Gelap malam dan derasnya hujan

Membuat pandangan ku kabur

Genangan air disetiap jalan

Begitu dalam seperti lautan

Jua lalu lalang kendaraan

melaju bak ambulan yang menantang kematian

Dia, yang selalu menungguku

Kini tak tertangkap dalam pandanganku

49
Putih kau dimana?

Lantas bagaimana dengan ku?

Rasa khawatir ku,

Rasa takut ku,

Kini bergelut menjadi rasa jemu

Namun dengan keyakinan penuhku

Aku tetap setia menunggu mu

Membawa menuju keluargaku

Doaku

Yaa Allah Yaa Rabb

Kau adalah satu, Hingga tak seorangpun dapat


menandingimu

Perintahmu kujadikan motivasi tujuan hidupku

Laranganmu kujadikan batasan setiap langkahku

Berkatmu selalu memberkahiku

Penjagaanmu selalu melindungiku

Kebaikanmu selalu memaafkanku

Keindahan namamu selalu sejukan kalbu


50
Yaa Allah Yaa Rabb

Bantulah aku dalam setiap perjuanganku

Perjuangan melawan kejahiliyahanku

Perjuangan melawan setiap nafsuku

Perjuangan memaknai prihal keesaanmu

Hingga Teriring doa disetiap sujudku

Tersematkan makna dalam setiap ceritaku

Hanya kepadamu aku meminta restu

Semoga hijrahku berniatkan hanya kepadamu

Kembalilah
Kau pecahkan kepercayaan

Kau runtuhkan tembok hubungan

Tak berpikirkah akibat yang kau lakukan?

Tak malukah dengan drama yang kau tunjukkan?

Kembalilah,

kembali menjadi dirimu yang dulu

Kembali menjadi sosok yang  penuh haru

51
Kembali menjadi sosok yang selalu ku tunggu

Harapku semoga Tuhan mengabulkan pintaku

Harapku semoga bahagiaku tak selalu semu

Harapku semoga kau kembali dalam dekapanku dan


keluargamu

Luka Yang Semu

Gemuruh ombak dikala malam itu

Hembusan angin menerpa wajahku

Alunan musik yang syahdu

Membuat hatiku ingin mengadu

Tuhan

Apakah ini sudah menjadi takdirku

52
Apakah ini sudah menjadi jalanku

Apakah ini memang terbaik untukku

Tuhan

Hati ini terasa pilu

Pilu yang semakin membiru

Karna luka yang begitu semu

Tuhan Tidak Diam

Dikala kita merayakan kemenangan

Dikala itupun kau merasakan kepedihan

Kepedihan melawan kejamnya kejahatan

Kepedihan melawan doktrin dari insan

Kini demi membela keadilan Insan

Demi menyuarakan kebenaran Tuhan

Hidup, mati, celaka adalah


53
pengorbanan dalam perjuangan

Perjuangan yang kian menjadi tantangan

Perjuangan yang berdampak kematian

Perjuangan yang jadikan sebuah  kenangan

Hingga menjadi sebuah kemenangan

Untuk insan yang malang

Karna Tuhan tidak pernah diam

Negeriku

Hijau yang dulu menjadi obat mata

Kini menjadi gedung Penyiksa mata

Rindang yang dulu menentramkan

Kini menjadi sebuah pilihan pertikaian

Kemana semua itu?

Hilang menjadi tabu

Hilang yang menimbulkan pilu


54
Sungguh aku sangat rindu

Rindu negeriku yang dulu

Negeriku yang selalu bersatu

Bersatu menuai rasa haru jiwaku

Rasaku

Langkah kaki menapaki bumi

Menyusuri jalan yang dilalui

Sungguh mentari pagi menyinari

Seakan hidup selalu diwarnai

Derap langkah tiada henti

Mengiringi alun merpati dipagi hari

Menyongsong kekosongan hati yang sepi


55
Hati yang ingin di cari

Hati yang meratap sendiri

Karna lelah ingin berhenti.

Kan kemanakah langkah kaki ini

Berlari mencari kebahagian hati

Ataukah kembali menetap menjadi hati yang mati

Sahabat Surga

Kau hadir bagaikan air penghilang dahaga

Kau ada bagaikan rumah yang setia menunggu kedatangan


pemiliknya

Kau indah bagaikan bunga yang selalu menghiasi


pandangan mata

Kau hangat bagaikan mentari yang bersinar memberi


kehangatan jiwa

Sahabat

56
Doaku,selalu menyertakan namamu

Harapanku tak henti ingin selalu bertemu

Bertemu bersapa rindu

Bertemu membasuh pilu

Pilu lama yang mampu menjadi tabu

Ketika berjumpa denganmu

Waktu

Waktu bagai air yang terus mengalir

Menjadi siklus yang tak pernah berakhir

Lakukan!

Jika itu apa yang harus kamu kerjakan

Hindari!

JIka itu yang sudah diperingati


57
Hidup bukan tentang hari ini, esok, ataupun lusa

Maknai hidup dengan singkat yang bermakna

Hingga melahirkan sebuah nikmat yang nyata

Makna Suasana Kerja

Alun sebuah melodi mengiringi hati

Bunyi khas iron berderung terdengar kuat

Suara bor yang nyaring begitu menggema

Memenuhi ruang tempat kakiku menepi

Insan sibuk dengan aktivitas yang sama

58
Letih lelah tak pernnah dirasa raga

Keringat mengalir begitu deras terasa

Tak jadi penghalang mencari nafkah keluarga

Semua yang terasa akan menjadi bermakna

Makna masa tua menjadi cerita masa tua

Terdengar nyata dalam setiap kata-kata

Menggairahkan jiwa untuk tetap membara

Jiwa muda yang tak pernah putus asa

Esa

Kau ciptakan raga kau ciptakan jiwa

Kau ciptakan langit kau ciptakan arsi

Kau ciptakan lirik kau ciptakan nada

Kau ciptakan malah kau ciptakan siang

Cahaya rembulan menghiasi langit malam


59
Jiwa sepi menangis menggores hati

Luka perih menyayat hati diri ini

Merelakan kepergian sang pangeran hati

Izinkanku menunggu bersama rindu

Izinkanku berbagi hati suci bersama sang illahi Robbi

Izinkanku melangkah menuju ruang amanah

Disana berjuang menapaki arsi yang abadi

Disini berjuang melewati tangga bumi ini

Untukmu Ibu

Kau yang melahirkanku bertaruhkan nyawa

Kau yang menyusui penuh bahagia

Kau yang merawatku tak pernah merasa lelah

Penuh kasih pennuh saying seirama dengan nyanyian

Hingga beranjak dewasa kau tetap seorang ajudan


pahlawan

60
Ibu

Kau mengajariku tanpa rasa bosan

Kau membimbingku penuh kasih saying

kau mendidikku dengan sabar lewat nasehat yang


terkadang tajam

Ibu

Jasamu sungguh tak pernah dapat tergantikan olehku

Ragamu yang semakin renta membuatku ingin bersamamu

Selalu hingga tiba hari itu

Meninggalkanku sendiri dengan rasa pilu

Ibu, kau anugerah terbaik untukku

Cinta Sejati

Seindah mutiara ku ucapkan

Seindah bunga yang sedang bermekaran

Sehingga pelangi yang menghiasi langit

Seindah rembulan menghiasi malam

61
Rasa ini tertulis begitu nyata dan logis

Menghayati setiap raga nan asa

Bernyanyi beralun bak melodi menghias hati

Seirama senada manata mata jua hati

Rasa cinta bertepi dipelabuhan hati

Sampai berujung dipenghujung lautan mati

Ituah cinta sejati

Brmakna hati, beralunkan melodi

Bersemayam di lautan sampai mati

Bintang dan Harapan

Bintang

Warnamu terang menghias langit malam

Bentuk yang unik bervariasi menarik

Membuat hati selalu tertarik


62
Bintang

Kau pancarkan cahaya terang di luasnya cakrawala

Menyambut hati penuh bahagia

Menghiasi bumi penuh makna nyata

Bintang

Kilauan cahaya merata menghias alam semesta

Membuat jiwa raga teringat kata indah mutiara

Mendamba dia yang di utus Sang Esa

Bertemu bersatu lewat ijab yang nyata

Hujan

Tangis cakrawala

Pembawa luka jua tawa

Pembawa nestapa jua bahagia

Penggiring bencana jua rahmat


63
Hujan...

Pelipur lara petani desa

Bagaikan oasis digurun sahara

Pengisi sumur yang sudah renta

Bukti keagungan Sang Pencipta

Hujan..

Bentuk kasih dari Yang Terkasih

Untuk hambanya yang pengasih

Untuk hambanya yang lupa terimakasih

Juga untuk semua tanpa pilih kasih

Pelabuhan Akhir

Kau izinkan aku menepi di palabuhanmu

Bersandar di belahan samudra yang biru

Mengajarkan rindu sang pecinta madu

Kini aku bersamamu di penghujung waktu


64
Bersamamu dapati restu orangtuaku

Melangkah maju demi hari yang dirindu

Melangkah bersamamu bertautkan ilmu

Melaju bak perahu menyusuri laut biru

Kini anganku sudah realita yang nyata

Menjadi makmum bersamai sujudmu

Menjadi makmum mengamini setiap doamu

Menjadi teman hidup menuju surga bersamamu

Langit

Warna mu terang memikat hati

Warna laut birumu ku tunggu setiap hari

Terbingkai Awan terbingkai pelangi

Membuat diri ingin terbang menggapai tinggi


65
Langit

Warna mu background yang cantik

Dalam gelap malam kau menemani bintang

Dalam suasana siang kau terbingkai awan

Namun

Dalam deras hujan terkadang menyeramkan

Langit

Siangmu terbalutkan awan putih yang indah

Malammu terbungkus bintang bertebaran

Itulah keindahan menjadi sosok bagimu

Hidup

Angin malam tersipu begitu kencang

Langkah kaki membawa menapaki tahan kota

Terbaring di pinggir jalan tak ada tujuan

Gerobak yang usang menjadi harta berharga


66
Ibu jua anak yang sedang berjuang

Melewati rintangan tangga kehidupan

Penuh krikil liku yang tak pernah dirasa

Oleh insan yang menjadi penikmat saja

Tuhan...

Ku untai kata menjadi doa

Ku ukir lirik berbalutkan nada

Semoga bahagia menjumpai mereka

Semoga syukur tak pernah mati bersamanya

Seuntai kata

Secercah cahaya mentari pagi menyinari

Mengintip di balik pohon yang rindang

Langkah kaki menapaki bumi mencari rezeki

Melangkah dengan tenang jua riang


67
Hiruk pikuk riuh alun suara yang ramai

kendaran yang berserakan memenuhi jalanan

Angin bertiup tenang terasa aman

Menyusuri sepanjang jalan perkotaan

Langit biru membawa rasa candu kalbu

Berbagi pintu mencari nikmat yang syahdu

Jiwa hangat semangat membara

Demi menjemput nikmat yang ada

Pilu Merindu

Waktu begitu cepat berlalu.

Membawaku pada pengaharapan temu yang tak menentu.

Hingga rindu tertumpuk dalam kalbu.

68
Terasa jarak dan waktu menjadi penghalang antara kau dan
aku.

Pada siapa lagi ku adukan setiap kata pilu meminta temu.

Selain pada-NYA yang kupinta untuk terus menjagamu.

Tentangmu.

Tak pernah habis untuk mencurahkan kata.

Tersusun rapi dalam sajak penuh makna.

Berisikan semoga yang ku inginkan cepat menjadi nyata.

Agar aku menjadi bagian dari kisah tanpa jeda.

Agar tak ada lagi jarak untuk sekedar saling memeluk raga.

Semestapun mendengar seberapa sering ku adukan


namamu.

Pada tiap bait do’a yang berisikan pinta untuk kau dan aku
bersatu.

Berharap tak ada lagi jarak bahkan pilu tentang rindu.

Hati Yang Terpilih

Terdapat sebuah nama di dalam lebuk hati

69
Sungguh tertanam di jiwa

tanpa di duga di dalam hati

disetiap ucapan mengandung rasa

Rasa cinta di dalam hati.

Kuyakinkan ada gelombang cinta

Kuyakinkan aku sangat menyayanginya

Hati yang terpilih untuk dia

Kesetiaan selalu untuk nya.

Hanya menanti yang selalu ada

Kembang cinta yang selalu membara

Dia telah hadir dalam kehidupan

Hati yang terpilih untuknya

Jika hati berbicara

Aku ingin selalu bersamamu.


70
Tidak ada kata akhir diantanya

Keadaan yang akan membuktikan.

Pilu Merindu

Waktu begitu cepat berlalu.


71
Membawaku pada pengaharapan temu yang tak menentu.

Hingga rindu tertumpuk dalam kalbu.

Terasa jarak dan waktu menjadi penghalang antara kau dan


aku.

Pada siapa lagi ku adukan setiap kata pilu meminta temu.

Selain pada-NYA yang kupinta untuk terus menjagamu.

Tentangmu.

Tak pernah habis untuk mencurahkan kata.

Tersusun rapi dalam sajak penuh makna.

Berisikan semoga yang ku inginkan cepat menjadi nyata.

Agar aku menjadi bagian dari kisah tanpa jeda.

Agar tak ada lagi jarak untuk sekedar saling memeluk raga.

Semestapun mendengar seberapa sering ku adukan


namamu.

Pada tiap bait do’a yang berisikan pinta untuk kau dan aku
bersatu.

Berharap tak ada lagi jarak bahkan pilu tentang rindu.

Merangkai lebih banyak kisah yang tak lagi semu.

Berbagi lebih banyak cerita dengan nyata tak terhalang


waktu.

Saling menatap senyum tanpa merasa waktu seolah cepat


berlalu.
72
Siapa Aku

Aku bukan siapa-siapa

Dan harus menjadi siapa?

Berapa lama lagi

Aku akan memahami filosofi kehidupan

Ketika Fatamorgana itu ada.

Aku berdiri

Malam, siang, Dimana untuk tempat bangkit?

Dalam naungan yang terus bergelora

Api semangat dalam diri

Eoinia selalu membetengi fikiranku.

Aku akan merubah nasib!

Aku akan menembus Nabastala biru

Aku mampu!

Terus bergerak mencari arti siapa aku.

73
Lelakiku

Kau lelaki terindahku

Kau adalah pangeran tuk diriku

Kau adalah harta termahalku

Ku tak ingin menyakitimu

Ku tak ingin menderitakanmu

Ku tak ingin ada kesedihan dalam hidupmu

ku hanya ingin selalu disampingmu

Bayangmu selalu ada dalam fikiranku

Dirimu selalu menyinari hidupku

Kau berikan kata-kata indah

Yang membuatku lebih baik

Jika ini detik terakhirku Ku ingin ada dalam pelukmu

Dan dengan lembut ku katakan

Jangan bersedih sayang, ku kan terus bersamamu

Menemani hidupmu dalam duka

Dan mengubahnya menjadi senyum bahagia

Tiada kata selain I LOVE YOU untuk lelakiku.


74
Kota Kecil

Disana,

Kota yang terdapat bangunan puing tua

Kota yang asri dengan kehijauannya

Kota yang tidak besar namun berarti

Banyak kenangan manis

Terdapat suatu keindahan tersendiri

Kesederhanaaan memenuhu kehidupannya

Kota kecilku yang makmur

Jika waktu bisa diputar kembali

Tidak perlu kata atau sajak yang ku tulis

Namun, aku ingin menciptakan kebahagian

Kebahagiaan yang tiada tara di kota kecilku

Sampai saat ini aku tidak bisa berjumpa denganmu

Aku terus mengisi waktu dengan setiap kegiatan ku

Dakam benaku mengatakan aku ingin kembali kepadamu

Aku rindu kota kecilku.

75
Penantian

Dikala heningnya malam

Aku memilki satu buah harapan

Harapan yang begitu ku harapkan

Bila itu ditakdirkan

Aku sangat menantikan yang selama ini aku kenang

Dan bukan karena matahari yang berputar menentang arah

Bukan karena ombak yang kembali kepesisir

Jika bukan karena kepompong yang tak menjadi kupu-kupu

Tapi sekedar jawaban dari sebuah penantian.

76
Sahabat Kita.

Sahabat...

Tentu sahabat yang kucari

Berawal dari tak saling mengenal

Siapa tak kenal pendamping setia

Selalu ada untuk kita, saat suka atau duka

Siapa tak tahu perbuatan haru

Seorang penyeru ,dengan isi hati yang syahdu

Siapa tak senang melihat semua riang

Bahagia selalu ,meski saat saat tertentu

Duka bisa datang beribu.

Sahabat…

Namun kau adalah sahabat yang selalu melukiskan senyum


di hatiku

Menggoreskan seribu asa di benakku

Sahabat yang selalu menolongku saat ku terjatuh

Menorehkan sejuta inspirasi dalam ilusiku itulah dia


pendamping setiaku

Seseorang yang menjaga harkat martabat

77
Teman akrab sepanjang masa namun sahabatlah dermawan
dermawan tanpa uang.

Tanpa ragu tanpa paksaan

Kau datang, masuk ke dalam perasaan

Kau sirami hatiku yang layu

Jadikan diri ini segar kembali.

78
Sinar Senja

Matahari seakan lelah

Sedikit demi sedikit kian tenggelam di ufuk barat

Cakrawala menjelma menjadi kanfas senja

Yang dilukis Tuhan sebagai buah keindahannya

Selaksa langit memerah

Menampilkan lukisan maha indah

Yang tergores dari nafas sang alam

Angin laut berhembus

Membelai nyiur yang melambai lambai

Indahnya pantai saat senja

Hiasan terindah dengan segala penyempurnaannya

Sembagi menanti datangnya bintang bintang

Kuhadapkan wajah pada sang wajah senja

Saat inilah kusadari

Engkau, wahai Tuhan,

Selalu maha indah

Dengan karya yang terindah


79
Egoisnya Dirimu

Rasa ingin memiliki tentu

Rasa ingin puas tentu

Memiliki konsep selalu ingin yang diharapkan

Akan selalu terwujud dengan tak memikirkan perasaan


yang lain.

Hari tentu tak selamanya kokoh

Raga pun taj selamanya kuat

Rasa ingin tentui dimiliki oleh setiap insan

Maka mesti seimbang antara hati dan fikiran.

Kesabaran

Tentu, kunci dari pribadi yang baik yakni sabar

Namun, hal ini teramat sulit

Sulit untuk membentengi diri untuk sabar

Sabar akan menciptakan suasana hati tenang

Jiwa yang tentram

Mungin bila setiap insan memahami arti sabar akan tidak


adanya kata egois.

80
Cinta Matematika

Saat aku bersua dengan eksponen jiwamu,sinus kosinus


hatiku bergetar

Membelah rasa diagonal-diagonal ruang hatimu

bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku

Jika aku adalah akar-akar persamaan x1 dan x2

maka engkaulah persamaan dengan akar-akar 2×1 dan


2×2

Aku ini binatang jalang dari himpunan yang kosong

Kaulah integrasi belahan jiwaku

Kaulah kodomain dari fungsi hatiku

Beribu-ribu matriks ordo 2×2 kutempuh

Bagaimana kuungkap adjoinku padamu

kujalani tiap barisan geometri yang tak hingga jumlahnya

tiap barisan aritmatika yang tak terhitung…

Akhirnya kutemui determinan matriks hatimu

81

Anda mungkin juga menyukai