2
Dean * Kalilla
Persembahan
Jangan memaksakan suatu keadaan untuk memahami
sebuah tatapan bila tak mampu mengurai setiap pergerak
perasaan.
Laksana peradaban hati, ia selalu mengikuti kehendak
naluri walau terkadang logika terpatah seperti sajak-sajak
ini.
Bibir adalah pintu dari segala kata yang tampak dari luar,
namun jangan lupakan jendela hati yang selalu
membutuhkan sirkulasi udara kasih sayang untuk bernapas
memahami antara kebenaran dan kepalsuan.
3
Judul Naskah
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan dan
menuangkan bait-bait yang sederhana ini di atas kertas
putih berlumur kerinduan dengan tinta kedamaian.
Puisi adalah bahasa kalbu, curahan sanubari dari
relung jiwa yang terdalam. Ia menjadi teman di kala sepi,
menjadi kekasih di kala rindu tak temui penawarnya dan
menjadi setetes embun di kala dahaga. Puisi-puisi yang
ada dalam buku ini datang jauh dari dalam lubuk hati,
maka kami pun berharap kata demi katanya juga akan
diterima oleh hati pembacanya.
Kami sangat bergembira karena bisa
mempersembahkan sebuah karya yang termuat dalam
sebuah antologi puisi, meski kami menyadari bahwa
masih jauh dari hakikat sebuah puisi. Namun kami ingin
belajar dari ketulusan hati manakala rindu menyapa. Lika-
liku sebuah percintaan antara makhluk kepada sesama
makhluk atau pun makhluk kepada Tuhannya mewarnai
lembar demi lembar buku ini yang akan menjadikan
perasaan para pembacanya tersipu bahkan tersedu-sedu.
Itu semua datang silih berganti menghiasi perjalanan
hidup ini dan itu semua telah kami sajikan dalam
indahnya puisi kerinduan.
4
Dean * Kalilla
Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada seluruh penulis puisi bertema
“Rindu” yang berlangsung pada bulan Maret – April
2017.
Alhamdullilah project puisi pertama di tahun 2017
ini di ikuti oleh 11 penulis yang tersebar dari berbagai
kota di Nusantara yang tersaji di dalam buku antologi
berjudul “Aku & Sunyi.”
Buku antologi puisi pertama yang lahir pada April
2017 ini merupakan buah hasil karya komunitas yang
terbentuk dalam dunia maya. Bermodalkan kepercayaan
antar anggota dan keinginan besar dalam mewujudkan
impian, maka inilah hasil goresan sederhana persembahan
“Komunitas Penulis Mandiri Nusantara.”
Semoga buku yang kami sajikan ini dapat
memberikan motivasi dan sebagai pemicu semangat bagi
para penulisnya serta bermanfaat bagi pembacanya.
Lampung, 10 April 2017
Ayub Kumalla
(Founder Komunitas LIMA)
5
Judul Naskah
6
Dean * Kalilla
Daftar Isi
Bunga Terakhir [10]
Cinta Sebatas Angan [12]
Derai Rindu [13]
Di Balik Dinding Dingin [14]
Di Tugu Raya [18]
Edelweis [19]
Hujan pada Rindu [21]
Insan Jalang [22]
Jejak Kerinduan Seorang Kawan [24]
Karena Mengenalmu [25]
Kehilangan Tak Berdaya [26]
Kematian itu Katamu Bahasa Rindu [27]
Ketika Rindu Menyapa [28]
Kutukan Rindu [30]
Legenda Kali Bekasi [31]
Mabuk oleh Pesona dan Masa [32]
Memori dalam Sepi [33]
Menamai Rindu; Tanpamu [34]
Mengkhayal di Batas Kerinduan [35]
Menangisi Sajak-sajakmu [38]
Menunggu [40]
Nyanyian Rindu [41]
Pada Wajahmu yang Lugu [43]
7
Judul Naskah
8
Dean * Kalilla
Bunga Terakhir
Oleh : Mujahid Berpena
Aku melagukan kidung balada
Mengenang napak tilas si indah jelita
Bersama langit malam, sepi pekat, dan daun berguguran
Aku bercerita dalam kidung yang beraksara lara
Aku menguburnya
Bersama bunga terakhir
Kusemai di atas gundukan nisanmu
Kekasih paling hebatku
9
Judul Naskah
10
Dean * Kalilla
Mengapa jiwaku terus melara
Disayat kepergianmu yang tiba-tiba
11
Judul Naskah
Tampan
Juga menawan
Membuat hati tertawan
Serasa rindu tak tertahan
Angan pun kian melayang
Layaknya dedaunan nan terbang
Timggalkan bayang
Usang
Keruh
Wajah lusuh
Jiwa kian rapuh
Bening tak mampu membasuh
Sirnakan segala angan
Tiada lagi harapan
Asa terputus
Aku pun pupus
12
Dean * Kalilla
Derai Rindu
Oleh : Radhiatul Umranah
Embun pagi menyapa di langit kelabu
Kicauan burung mengalun begitu syahdu
Tak seorang pun tahu kabar diriku
Merenung akan rindu, menanti akan cinta
Bertahun-tahun lamanya
Redup nian di hati
Gelisah di jiwa
Tanpa kehadiranmu
Kumenunggu membisu diputaran waktu
Tak tahu kapan akan bersua dan berdua
13
Judul Naskah
14
Dean * Kalilla
Dibanding orang yang mati-matian membuatku
merindukannya
Kala malam merangkak dan sadar masih tetap terjaga
Sementara hujan menusuk tulangku dengan kehadirannya
Mekmbuat dinding semakin mendingin
Sementara orang yang ada di balik dinding ini
Semakin membeku hatinya dibuat rindu
Kadang ku bertanya pada dinding dingin
Bagaimana rasanya berdiri kokoh dengan angkuhnya
Tapi jiwanya membeku
Tak bisa memeluk siapapun yang ingin dipeluknya
Bagaimana menjadi batas antara aku dan rinduku
Bagaimana rasanya jadi sekat antara aku dan orang-orang
terkasih
Apakah jarak dan waktu adalah temanmu?
Mengapa kalian mengutuk diri orang-orang yang
merindu?
Mereka yang merindukan mereka
Aku yang merindukannya
Dan dia yang merindukan dia lainnya
Siksaan kami sama, ada kau di antara kami semua
Aku juga ingin menyentuh ayah dan ibuku
Namun mereka punya dinding sendiri
Aku juga ingin temui kasihku
Namun dia juga punya dinding sendiri di ruang hatinya
15
Judul Naskah
Aku juga ingin memeluk nenekku yang punya dinding
besar buatan Tuhan
Hingga aku sama sekali tak bisa merengkuhnya
Apa dinding mereka berdiri menjulang tanpa batas
Hingga bias tentang mereka tak bisa ku lihat
Hingga aroma mereka tak bisa kucium
Apalagi raganya takkan bisa kurengkuh
Berdamailah hati dengan dinding dingin
Bukan maksudnya ciptakan sekat
Bukan salahnya bila tak ada temu
Salahkan saja aku yang merindukan seseorang
Yang belum tentu merindukanku
16
Dean * Kalilla
Di Tugu Raya
Oleh : Novriana Rahma Siagian
Semisal ada tempat yang mampu membuat kita bersua
Melihat kembali senyum di bibirmu
Melafazkan nama-Nya tanpa jeda
Teringat hal yang pernah kaucandai
Meramaikan suasana hening di desa kecil yang dingin itu
Sebenarnya, ada sesal dalam diriku yang menyedihkan
Berharap mampu menciumu kembali
Wajah yang dingin dengan keriput-keriput
Menambah harapku untuk bersua denganmu
Aku, pernah cemburu akan kasihmu yang berbeda
terhadapku dan mereka
Mungkin, sebab aku tak seakrab mereka terhadapmu
Tapi, ijinkan aku melihatmu di tiap-tiap malam
Menyapaku dari kejauhan
Untuk kemudian kita berpelukan
17
Judul Naskah
Edelweis
Oleh : Lia Apriyani
Edelweis
Kembaliku bersama busur waktu
Jatuhkan diri tepat di atas batas kerinduan
Mengerang kesakitan kala rindu menusukku terlalu dalam
Bagai menusuk diri sendiri dengan belati darimu
Hingga akan tiba saatnya aku membusuk
Berduka dalam bahasa kematian
Edelweis
Janjimu untuk mekar sekali untukku
Harus berujung terbunuhnya aku oleh kejamnya waktu
Menunggu mekarnya kuncup yang kutunggu
Ternyata ku terlanjur binasa
Termakan rindu di jiwa
18
Dean * Kalilla
Dan rindu
Rindu menjadi begitu basah
Sabab kisut mata
Menjatuhkan rinai kerinduan nya
Pada bayu, surya, dan Chandra
19
Judul Naskah
Insan Jalang
Oleh : Mujahid Berpena
Dengarkan aku hendak berkisah
Maka rebahkanlah rungu bersama deru alam
Biar parau suaraku mengisinya
Sembari guratkan tentang penat menahan luka
21
Judul Naskah
22
Dean * Kalilla
Karena Mengenalmu
Oleh : Radhiatul Umranah
Dalam mimpi yang sama ....
Kita berjumpa
Dengan tampilan gagah berdasi
Kau menghampiriku
Seyummu menyilaukan pandanganku
Tatapanmu dan tatapanmu kini bertemu
Namun kini tak lagi mimpi ....
Kau hadir dikehidupan nyataku
Menghapus sedih gulana, memancarkan rasa
Kasihku telah tertanam dan terhunjam dalam dada
Sebuah bahasa rindu baru tercipta
Saat aku mencintaimu
23
Judul Naskah
24
Dean * Kalilla
25
Judul Naskah
Wahai Rindu,
Sampaikanlah sabda tawadhu cinta,
Pada kanvas obsesi sang esensi jiwa
Sebagai penakluk singgasana maya,
Dalam gerhana hasrat kasih semu ....
Wahai rindu,
Kufasihkan padamu harakat doa-Nya,
Sebagai pelengkap aksara hatimu
Ketika lena akan fatamorgana ....
Wahai rindu,
Kubisikkan di nadimu alunan dzikir keteguhan,
Sebagai pengikat setia pada-Nya,
Sebagai lantaran mengingat-Nya,
26
Dean * Kalilla
dan penghantar di gerbang magfirah-Nya,
Wahai rindu,
Ku ukirkan fajarmu pada indahnya dhuha,
Sebagai pembuka nikmat-Nya di pagi hari,
Jua penyempurna rahmat-Nya di hari abadi ....
27
Judul Naskah
Kutukan Rindu
Oleh : Lia Apriyani
Kulihat sang surya menepi dalam heningnya wajah jingga
Tinggalkan sang bayu yang membisu
Menghalau setiap tabir
Bernama rindu
Kini tinggal aku
Gadis belia yang mengais sisa hati
Milik seorang adam yang tak lagi punya hati
Hingga tega tinggalkan diri di bawah tumpukan janji
Badanku lemas terdampar dalam himpitan kisah kita
Tak mampu suarakan isi hati yang mendesak diri
Lupakan diri ini bersama khayalan indah hari tua
Karena sosokmu tak pernah hadir kembali
Yang ada tinggal imajinasi tingkat dewa
Kepergianmu kutukan bagiku
Kala ku tak bisa bersuara
Karena tangisanku
Rindu untukmu
28
Dean * Kalilla
29
Judul Naskah
30
Dean * Kalilla
31
Judul Naskah
MENAMAI RINDU;TANPAMU
Oleh : Siti Rahayu Fadilah
sunyinya ramai ....
Nampak mengeja beribu lesatan langkah
Kaki-kaki jenjang meliuk tak tentu arah
Deret wajah tak beri jawaban
Satu di antara sekian ....
Tak mampu ku terka tentangmu
Selarik asma dalam lauhul mahfudz
Meresapi ketenangan kisah cinta hakiki ....
Meski kebatilan kerap hantui heningku tanpamu
Mengecoh kesendiriandalam kepantasan
Inginku lontarkan rindu ....
Sang tuan yang lengkapi separuh agamaku
Namun, tak mampu ku garis sketsa wajahmu
Tuk temui senoktah rasa yang sukar kupahami
Hanya hakikat-Nya mendominasi penantian
Merangsak dalam garis hidup sepasang teman sejati
Mengepakkan sayap dari jauhnya pandangan
Kutanya perihal kita dalam doa
Menyentuhbunga tidur sepertiga malam
Malu-malu di sudut ruang yang remang
"Akankah rindu tercipta tanpa temu?"
Hening tanpa bahasa ....
Tak dapat ku namai rindu kecuali tanpamu ....
32
Dean * Kalilla
34
Dean * Kalilla
Menangisi Sajak-sajakmu
Oleh : Ayub Kumalla
Seperti sekawanan camar yang berterbangan
Selepas kepak terakhir mengitari awan biru
Dan laut keniscayaanmu yang tak berhingga
Aku bersimpuh, luruh dalam gigil tahajjud
Bibir yang kelu mengucap zikir pada-Mu
“Mari kekasihku!” Kau seru kegamanganku
Yang menggantungkan senyum di arasy-Mu,
“Kita tetap kembali silau rembulan itu, oh akankah
sejarah masih setia menuliskan setiap percik dari ombak
yang terus memburu sebelum pantai kembali memanggut
sunyinya?”
Tetapi kucium peluh kesangsian di sini
Yang mengalir dari sungai masa lalu
Irama jantung yang mengiris-iris kenangan
Titik-titik hitam –kabut yang kian mendinding
Bias cahaya keillahian-Mu selunas tangisku
“Kemarilah sekali lagi, kasihku ....” serumu
Dengan senyum yang menggetarkan rinduku,
35
Judul Naskah
36
Dean * Kalilla
Menunggu
Oleh : Agus Komarudin
37
Judul Naskah
Nyanyian Rindu
Oleh : Mujahid Berpena
Kicau burung masih merdu
Deru angin pun sepoi menyapa
Disenyap gemuruh dalam kalbu
Menggulung setiap jengkal (r)asa
Aku sembunyikan berjuta perih
Lukai batin, jiwaku merintih
Nyanyian rindu
Aku dendangkan
Bersama kisah-kisah yang terlewatkan
Hantar sekaratku yang kian parah
Agar kutak penasaran kala meregang nyawa
39
Judul Naskah
40
Dean * Kalilla
Penantian Rindu
Oleh : Agus Komarudin
Entah apa yang sedang kurasakan
Seperti tak ada lagi sebagian jiwaku
Tak berdaya atas semua keputusanmu kala itu
Yang ku rasakan hanyalah hampa
Mungkin kau pun pernah merasakan hal ini
Saat penantianmu terhadapku
Asa yang selalu kau ucapkan dengan do‟a do‟a mu
Semogakan semogakan ku halal kan mu
Betapa rapuhnya aku
Saat semua berkicau tentang halalkan mu
Akupun tak menyangkal saat kerinduan itu
Kerinduan untuk bersanding dengan mu
41
Judul Naskah
Pendar Rindu
Oleh : Adi Sasmita
Bara api
Ialah sejumput kehangatan hadirmu
Bersama rekam jejak sejarah
Kau berputar di alam imaji
Berdesir diterpa sang bayu
Membeku
Rindu
Ialah ngilu hati tak bertepi
Menangis merengek mesra
Tatkala jarak berkuasa
Dan tabah
Hanya satu diantara jalan
Ketika temu tak kunjung tiba
Sedang doa
Ialah pengantar rinduku padamu
Berharap rasa tereja
Dan Tuhan bersegera mempertemukan kita
42
Dean * Kalilla
Tuan ....
Tak mampu ku pejam netra dalam bekunya udara selarut
ini ....
Menerjang garis batas kerinduan
Benakku mengawang-awang menelisik puan dalam
lamunanmu
Terjaga menanti fajar menyeret kita dalam ruang yang
sama.
43
Judul Naskah
Tuan ....
Kharismamu melukai sanubariku
Inginkan kau menjadi keakuanku ....
Memenuhi sesak yang tertahan atas nama rindu
Ah ... namun, tanya terbesar masih mengganjal di sisi
angan
"dalam lamunanmu, adakah aku?"
Layaknya keping-keping kerinduan bersemayam dalam
kekosonganku,
samar wajahmu ....
44
Dean * Kalilla
Pintaku Pada-Mu
Oleh Bella Ayu Julia Syari
Tuhan,
Malam ini aku sangat merindukannya
Merindukan senyumnya yang indah untukku
Ada rasa ingin memiliki dihati ini
Ingin kukejar kembali ia untukku
Tuhan,
Malam ini aku berdoa pada-Mu
Dan kuberharap pada sang bulan
Semoga dihari nanti dia akan kembali kepelukanku‟
Tuhan,
Kumohon sampaikanlah rinduku padanya
Selipkan namaku didalam hatinya
Tuangkan aku dalam mimpi indahnya
Dan hapuskan namaku dalam kebenciannya
Tuhan,
Bantulah ia menghilangkan rasa bencinya padaku
Jauhkanlah bayang akan rasa sakit karenaku
Bimbinglah ia menuju masa bersamaku
Dan yakinkan ia bahwa akulah tulang rusuknya
Rindu Dia
Oleh : Radhiatul Umranah
Awan hitam kian bertabur menghiasi angkasa
Gemuruh angin dan desiran ombak bagai berlomba
Tuturan kerinduan kembali, Teringat akan kekasih
Hati resah gelisah sepanjang hari
Bermalam panjang dalam kesendirian
Terjebak dalam lamunan
Ketika dia akan pergi
Semula berpamit pergi
Tuk berguru di luar negeri
Kehadirannya senantiasa dinanti-nanti
46
Dean * Kalilla
Rindu Kanda
Oleh Bella Ayu Julia Syari
Kanda ....
adakah kau disana seperti diriku ....
memasuki dunia fantasi bersama hujan ....
mendoakan kebersamaan yang tak tentu ....
Sungguh,
rindu ini menyiksaku kanda ....
tak ada pengobat lain selain dirimu
bukan harta jua emas berlian
melainkan kehadiranmu di sisiku.
pulanglah segera!
sebelum kau lihat dindamu mati ....
oleh racun rindu dari dirimu,
jua marasku karenamu ....
47
Judul Naskah
Rindu Tak Berujung
Oleh Bella Ayu Julia Syari
48
Dean * Kalilla
Ayah ....
Terima kasih telah menjadi matahariku
Senantiasa menyinari pagiku dengan senyum ikhlasmu
Terima kasih telah menjadi kapitenku
Mengarungi pekatnya malam dan teriknya siang
Rasa lelah yang kau bawa ketika pulang
Ayah ....
Aku butuh belaian kasihmu
Sepucuk rindu kukirimkan untukmu
Melalui alunan doa disetiap sholatku
49
Judul Naskah
Rinduku pada-Mu
Karya: Kiki Nurulhuda
Kerinduan ....
Bak mata pedang nan menhancurkan dan melemahkan ....
Biarkanlah kalbu ini tetap merdeka,
Sebab, rindu pada-Mu membuat kecemasan dan
kekhawatiran pada kalbuku ..
Dalam s‟tiap hening malam,
Ku s‟lalu mendekap rindu nan tak tergenapi
Jiwaku „kan pergi
Ku tangisi rinduku pada-Mu ...
Ketika dada terasa tersenggal dan sesak
Mungkin, hidup t‟lah mengunci kalbuku
Kunikmati s‟tiap langkahku,
Dan nikmat dari Rabb-Ku,
Yaa Maliik,
Dadaku sesak karena keresahan dan kegelisahan
Mungkinkah menjadi kebaikan untukku?
Aku melihat gemintang dan teduhnya pepohonan
Ranting, daun begitu rimbun ...
Tanda Kebesaran-Mu.
Segalanya akan binasa ...
Namun, rindu ini menyiksa kalbu.
Tuhan ...
Ku benamkan kepasrahanku pada-Mu,
Sebagai tanda kerinduanku pada-Mu.
Bandarlampung, 04 April 2017
50
Dean * Kalilla
Risalah Hati
Oleh : Mujahid Berpena
S'lalu ....
51
Judul Naskah
Bulir bening pecah pada pelupuk mata
Ketika imaji menyatu dengan hati
Mengunyah rasa getir akan risalah rindu yang tak sampai
52
Dean * Kalilla
Rotasi Hati
Oleh : Kiki Nurulhuda
Lihatlah ...!
Merak menari
Beo pun ikut bernyanyi
Di tengah wewangian kasturi
Bersaksi seri senyum semesta raya
Meski di dekap rindu berelegi
53
Judul Naskah
Sang Murobi
Oleh : Siti Rahayu Fadilah
54
Dean * Kalilla
55
Judul Naskah
56
Dean * Kalilla
Senja yang kutatap kini
Kukenang dirimu untukku sendiri
Hadirkan rindu yang menolak untuk pergi
Tinggalkanku yang tersudut di sudut lancip rumah duka
Menggenggam erat sosokmu yang kian pudar
Tersenyum meninggalkan kita
Dan aku yang terluka
57
Judul Naskah
Secangkir Rindu
Oleh : Ayub Kumalla
Baru saja hendak kutawarkan secangkir rindu yang pekat,
Ternyata matahari terlebih dahulu merenggutmu dalam
bayang,
Baiklah, akan kuseduh pahitnya
Perlahan-lahan, dan manisnya ....
Secangkir kopi hangat yang kuaduk searah jarum jam
Dan kepulan asap tipis yang menghilang perlahan,
Silaunya mulai redup menghilang; ketika senja muncul.
Tiba-tiba ...,
Aku pun lupa cara menuangkan rasa pada secangkir kopi
yang kau pesan,
Dengan isyarat perpisahan nan pasti dan perlahan
Beku di pelupuk anak kerinduan,
Bagaimana kubisa melihat dunia?
Saat mataku hanya tertuju padamu
Secangkir kopi manis dan pahit bertaut menjelma
Dusta mengulum asmara yang sempat terbaca walau tak
pernah kutegur sapa.
Kini ... cinta mulai memainkan not-not rindu,
Pada dawai senyum manismu, adakah kau lantunkan
untukku
Sebaris bait, “Aku mencintaimu.”
Ya, aku tidak tahu pasti kapan cinta itu hadir,
Seperti setiap orang yang bertanya; kapan detik pertama
kehidupan dimulai?
Yang jelas –aku hanya tahu satu
Aku, kau, dan rinduku padamu.
58
Dean * Kalilla
Sepucuk Surat
Oleh : Kiki Nurulhuda
Di lembaran ketas putih
Kucoretkan tinta hitam
Kurangkai kata demi kata
Hingga menjadi kalimat nan indah
Nan Kutujukan padamu
Lantaran rasa menggebu di kalbuku
Tak Tertahan
Oleh : Adi Sasmita
Sekejap
Rindu ialah jurang kehancuran
Berbariskan runcingan batu ditiap sudut
Merobek segala ingatan tuk temu
Mengigau cemas harap
Kau masih milikku
Kamu
Sejumput kenangan
Bernoktah tinta merah kepedihan
Tanpa mengerti
Bahwa rindu begitu menyiksa
Cilegon, 04 April 2017
60
Dean * Kalilla
Tanpa Sahabat
Oleh : Radhiatul Umranah
61
Judul Naskah
Tarian Hujan
Oleh : Ayub Kumalla
Siapa lagi yang menoreh sepi di dada ini?
Ketika langit tak cukup ramah membaca senja
Siapa lagi yang terkubur di pintu luka?
Kalau angin pun selalu mengendap bisu.
Dingin hujan masih setia mengulum embun
Yang tersisa di dedaunan selepas kuncup pun bermekaran
menyongsong keniscayaan malam
di sini, kau pun berasa giris menatap
guratan wajah sendiri di bayangan musim
dan pada mungil bibir yang kehilangan kata
wahai engkau, masihkah cinta membelai semesta?
Dalam rinai hujan yang gigilkan dunia raya
Untai tasbihmukah terdengar kelu mengucap rindu?
62
Dean * Kalilla
Terpesona
Oleh : Ayub Kumalla
Masih tentang semalam,
Kisaran angin merindui
Hingga sepagi ini sejuknya menyusup lereng-lereng pori
Siapakah dia?
Puan yang memecah sunyiku seraya berlayar sumringah
pada cakrawala
Netranya sungguh indah memesona
; warna putih perak berpadu dengan sayup biru laut pada
sang langit
Dan senyumannya ….
Layaknya pelangi yang turun seusai gerimis,
Yang membuat netraku enggan terjaga,
Demi temukan pasi wajah 63ana dun –bersahaja
“Apakah ini yang namanya cinta?”
Tapi mengapa riuh rindu dan risau masih saja meluruhku
pada perjalanan panjangnya?
Padahal … aku t‟lah terperangkap senyum manisnya
Yang kutemukan di lorong-lorong tak berpenghuni
Lampung, 01 April 2017
63
Judul Naskah
Biodata Penulis
Adi Sasmita
Agus Komarudin
Lahir di Tanjung Kesuma pada
6 Agustus 1990. Beralamat di
Perum Albi Residen Blok D
No. 8 Sukarame Baru. Pernah
menjadi juara 2 lomba
Kaligrafi tingkat SMA se-
Lampung Timur di Pesantren
Ahsanul Ibad Purbolinggo,
Lampung Timur. Merupakan
anggota Penulis Kreatif
(Kpkers) Lampung.
64
Dean * Kalilla
65
Judul Naskah
Nyanyian Hari di Awal Musim terbit di RD Publishing
(2014), Novel Assalamualaikum Cinta terbit di IDM
Publishing (2016), Novel Muhasabah Cinta terbit mandiri
(2016), Antologi Cerpen “Kisah Singkat Teruntuk Cinta
Yang Panjang” terbit mandiri, antologi puisi solo “Sajak-
sajak Patah” terbit mandiri, dan beberapa buku antologi
bersama lainnya.
Email : Ayubdvikerz@gmail.com
66
Dean * Kalilla
67
Judul Naskah
Prestasi yang pernah diraih antara lain : juara harapan 3
pidato bahasa Arab se-kecamatan Talangpadang (2015),
peraih penghargaan siswi teladan di MA. Sinar Harapan
(2015), Penulis novel Mujahid cinta yang terbit di Kekata
Publisher (2016) bersama Ayub Kumalla, juara 2 lomba
Puisi bertema “Janji” yang diadakan oleh Penerbit Harasi
via Online (2016), Kontributor terbaik dalam event cipta
puisi yang diselenggarakan oleh Santri Ngeblog (2017),
finalis Da‟i Pilihan Lampung di Festival Kampoeng
Nasyid (2017), juara 1 blogger dalam lomba gerakan
pramuka kreatif (2014).
Lia Apriyani
Lahir di Bantul, 15 April 1999.
Saat ini saya adalah seorang
siswa kelas XII dari SMAN 1
Bantul, yang merupakan salah
satu sekolah di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Beruntung sampai
saat ini saya masih bisa menetap
di Turi, Sidomulyo,
Bambanglipuro, Bantul.
Kesibukan saya saat ini adalah
berjuang lulus dari SMA N 1
Bantul dan lolos melanjutkan
kuliah ke salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta
(aamiin). Alasan saya ikut berkontribusi dalam proses
68
Dean * Kalilla
pembuatan buku antologi puisi dengan tema rindu kali ini
adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman saya yang
berkaitan dengan sastra Indonesia. Selain itu untuk
menuangkan hobi saya dalam membuat puisi maupun
cerpen yang beruntung kali ini temanya sama dengan
suasana hati saya (maaf curhat).
69
Judul Naskah
satu situs tulis-menulis. Penulis juga aktif di beberapa
organisasi yang berkaitan dengan kepenulisan.
Kritik dan saran sangat diharapkan guna peningkatan
kualitas penulisan selanjutnya. Untuk itu, silahkan kirim
kritik dan saran ke: novrianarahma.siagian@yahoo.com
Penulis juga bisa dihubungi di;
Fb: Novriana Rahma Siagian
Blog: http://rahmaarrumi17.blogspot.co.id/?m=1
IG: @n.rahma17
Radhiatul Umranah
Orang akrab memanggilku
Radhia/Nanda. Aku lahir 16 tahun
yang lalu tepatnya di Kabupaten
Bantaeng 11 Oktober 2000. Saat
ini Aku masih menempuh
pendidikan di bangku SMA
tepatnya di MA Ma‟arif
Bulukumba. Aku dikenal dengan
sifat pendiam, pemalu dan cuek
saat di sekolah.
70
Dean * Kalilla
71
Judul Naskah
72