Anda di halaman 1dari 72

Komunitas

Aku dan Sunyi


Judul Naskah

Aku dan Sunyi

Penulis : Rahma Barokah T.J.


Editor : Kreatif Publishing
Penyunting : Kreatif Publishing
Penerbit : Kreatif Publishing

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

2
Dean * Kalilla

Persembahan
Jangan memaksakan suatu keadaan untuk memahami
sebuah tatapan bila tak mampu mengurai setiap pergerak
perasaan.
Laksana peradaban hati, ia selalu mengikuti kehendak
naluri walau terkadang logika terpatah seperti sajak-sajak
ini.

Bibir adalah pintu dari segala kata yang tampak dari luar,
namun jangan lupakan jendela hati yang selalu
membutuhkan sirkulasi udara kasih sayang untuk bernapas
memahami antara kebenaran dan kepalsuan.

Jala sudah ditebar, entah sebagai perangkap ataukah


sebagai penampung sebuah hasrat.

Memilih, dipilih, memilah, dan mengurai. Kemudian


mencermati dengan seksama sebelum memutuskan suatu
permasalahan.

“selamat membaca!” jikalau berkehendak, bertandanglah


kerumah mimpi pada remahan masa lalu. Setidaknya
engkau akan tahu, langkah mana yang paling baik guna
menyongsong masa depan.

Sebab sejatinya kita adalah edaran masa yang selalu


berputar memunguti lembar cerita. Kemudian ditulislah
oleh segala pemikiran agar terbaca sebagai novel ataukah
puisi kehidupan.

3
Judul Naskah

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan dan
menuangkan bait-bait yang sederhana ini di atas kertas
putih berlumur kerinduan dengan tinta kedamaian.
Puisi adalah bahasa kalbu, curahan sanubari dari
relung jiwa yang terdalam. Ia menjadi teman di kala sepi,
menjadi kekasih di kala rindu tak temui penawarnya dan
menjadi setetes embun di kala dahaga. Puisi-puisi yang
ada dalam buku ini datang jauh dari dalam lubuk hati,
maka kami pun berharap kata demi katanya juga akan
diterima oleh hati pembacanya.
Kami sangat bergembira karena bisa
mempersembahkan sebuah karya yang termuat dalam
sebuah antologi puisi, meski kami menyadari bahwa
masih jauh dari hakikat sebuah puisi. Namun kami ingin
belajar dari ketulusan hati manakala rindu menyapa. Lika-
liku sebuah percintaan antara makhluk kepada sesama
makhluk atau pun makhluk kepada Tuhannya mewarnai
lembar demi lembar buku ini yang akan menjadikan
perasaan para pembacanya tersipu bahkan tersedu-sedu.
Itu semua datang silih berganti menghiasi perjalanan
hidup ini dan itu semua telah kami sajikan dalam
indahnya puisi kerinduan.

4
Dean * Kalilla

Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada seluruh penulis puisi bertema
“Rindu” yang berlangsung pada bulan Maret – April
2017.
Alhamdullilah project puisi pertama di tahun 2017
ini di ikuti oleh 11 penulis yang tersebar dari berbagai
kota di Nusantara yang tersaji di dalam buku antologi
berjudul “Aku & Sunyi.”
Buku antologi puisi pertama yang lahir pada April
2017 ini merupakan buah hasil karya komunitas yang
terbentuk dalam dunia maya. Bermodalkan kepercayaan
antar anggota dan keinginan besar dalam mewujudkan
impian, maka inilah hasil goresan sederhana persembahan
“Komunitas Penulis Mandiri Nusantara.”
Semoga buku yang kami sajikan ini dapat
memberikan motivasi dan sebagai pemicu semangat bagi
para penulisnya serta bermanfaat bagi pembacanya.
Lampung, 10 April 2017
Ayub Kumalla
(Founder Komunitas LIMA)

5
Judul Naskah

6
Dean * Kalilla

Daftar Isi
Bunga Terakhir [10]
Cinta Sebatas Angan [12]
Derai Rindu [13]
Di Balik Dinding Dingin [14]
Di Tugu Raya [18]
Edelweis [19]
Hujan pada Rindu [21]
Insan Jalang [22]
Jejak Kerinduan Seorang Kawan [24]
Karena Mengenalmu [25]
Kehilangan Tak Berdaya [26]
Kematian itu Katamu Bahasa Rindu [27]
Ketika Rindu Menyapa [28]
Kutukan Rindu [30]
Legenda Kali Bekasi [31]
Mabuk oleh Pesona dan Masa [32]
Memori dalam Sepi [33]
Menamai Rindu; Tanpamu [34]
Mengkhayal di Batas Kerinduan [35]
Menangisi Sajak-sajakmu [38]
Menunggu [40]
Nyanyian Rindu [41]
Pada Wajahmu yang Lugu [43]
7
Judul Naskah

Penantian Rindu [44]


Pendar Rindu [45]
Pesona Lelaki Bersarung [46]
Pintaku Pada-Mu [48]
Rindu Dia [50]
Rindu Kanda [51]
Rindu Tak Berujung [52]
Rindu untuk Ayah [53]
Rindu pada-Mu [54]
Risalah Hati [55]
Rotasi Hati [57]
Sang Murobi [58]
Satu Senja di Rumah Duka [61]
Secangkir Rindu [63]
Sepucuk Surat [65]
Tak Tertahan [66]
Tanpa Sahabat [67]
Tarian Hujan [68]
Terpesona [69]

8
Dean * Kalilla

Bunga Terakhir
Oleh : Mujahid Berpena
Aku melagukan kidung balada
Mengenang napak tilas si indah jelita
Bersama langit malam, sepi pekat, dan daun berguguran
Aku bercerita dalam kidung yang beraksara lara

Merintih, tertatih, hingga letih


Aku menguburnya
Namun, bayang masih berteman imaji
Melayat, menyayat ruang-ruang dimensi
Kita terpisah, dinding alam tanya

Aku menguburnya
Bersama bunga terakhir
Kusemai di atas gundukan nisanmu
Kekasih paling hebatku

9
Judul Naskah

Namun sukmaku masih kalut, tepat di ulu hati


Aku rasa nyeri, nyeri bagai disayat sembilu, berkali-kali
Padahal engkau hanya pergi sekali
Untuk tak kembali

Jiwaku merindui hangat cintamu, sayang ....


Ketika nalarku pun bertemu khayal
Aku menghidupkanmu dalam sekat ruang datar
Ku bersamaimu, kita berdua di ruang memori sambil
melempar tawa

Masih ingat, tepat di tanggal itu


Engkau berceloteh ini dan itu
Senyummu, tawamu, jadi milikku

Kenapa hatiku terus luka


Mengalirkan darah-darah tak kasat mata

10
Dean * Kalilla
Mengapa jiwaku terus melara
Disayat kepergianmu yang tiba-tiba

Bunga terakhir aku suguhkan


Penuh beserta cinta bersamanya
Biar namamu, bayangmu, dalam ingatku, kujaga
Nanti kita rajut kembali kisah kita
Kala lembar baru
kita dapati di nirwana

Lampung, 03 April 2017

11
Judul Naskah

Cinta Sebatas Angan


Oleh : Kiki Nurulhuda

Tampan
Juga menawan
Membuat hati tertawan
Serasa rindu tak tertahan
Angan pun kian melayang
Layaknya dedaunan nan terbang
Timggalkan bayang

Usang
Keruh
Wajah lusuh
Jiwa kian rapuh
Bening tak mampu membasuh
Sirnakan segala angan
Tiada lagi harapan
Asa terputus
Aku pun pupus

Lampung, 30 Maret 2017

12
Dean * Kalilla

Derai Rindu
Oleh : Radhiatul Umranah
Embun pagi menyapa di langit kelabu
Kicauan burung mengalun begitu syahdu
Tak seorang pun tahu kabar diriku
Merenung akan rindu, menanti akan cinta
Bertahun-tahun lamanya
Redup nian di hati
Gelisah di jiwa
Tanpa kehadiranmu
Kumenunggu membisu diputaran waktu
Tak tahu kapan akan bersua dan berdua

Bulukumba, 03 April 2017

13
Judul Naskah

Di Balik Dinding Dingin


Oleh : Lia Apriyani

Di balik dinding yang mendingin aku merintih bimbang


Saat rindu mengetuk kencang hatiku
Melemahkan denyut nadiku
Dan mengakhirinya dengan hujan air mata
Tak pernah dia pikirkan aku yang kelelahan menangis
semalaman
Sebab dirinya bersemayam di kamar ini bersamaku
Dirinya tetap saja menghantuiku
Bersama kesendirian yang semakin gila dibuat malam
Benturkan diri ini pada rasa sakit luar biasa
Saat tak ada seorang pun di sisiku
Tak ada seorang pun yang memelukku
Tak ada seorang pun yang menghapus air mataku
Tak ada seorang yang hentikan upaya bunuh diriku
Tak ada seorang pun yang rela obati rinduku
Hingga pada akhirnya tinggal aku
Berjuang sendirian membunuh rindu
Kuberdoa pada Tuhan yang mahamembolak-balikan hati
manusia
Tuhan lebih kuat dari rindu
Dia mampu membunuhnya bila aku mengingat-Nya
Dia lebih mampu menunjukkan kasih sayangnya

14
Dean * Kalilla
Dibanding orang yang mati-matian membuatku
merindukannya
Kala malam merangkak dan sadar masih tetap terjaga
Sementara hujan menusuk tulangku dengan kehadirannya
Mekmbuat dinding semakin mendingin
Sementara orang yang ada di balik dinding ini
Semakin membeku hatinya dibuat rindu
Kadang ku bertanya pada dinding dingin
Bagaimana rasanya berdiri kokoh dengan angkuhnya
Tapi jiwanya membeku
Tak bisa memeluk siapapun yang ingin dipeluknya
Bagaimana menjadi batas antara aku dan rinduku
Bagaimana rasanya jadi sekat antara aku dan orang-orang
terkasih
Apakah jarak dan waktu adalah temanmu?
Mengapa kalian mengutuk diri orang-orang yang
merindu?
Mereka yang merindukan mereka
Aku yang merindukannya
Dan dia yang merindukan dia lainnya
Siksaan kami sama, ada kau di antara kami semua
Aku juga ingin menyentuh ayah dan ibuku
Namun mereka punya dinding sendiri
Aku juga ingin temui kasihku
Namun dia juga punya dinding sendiri di ruang hatinya

15
Judul Naskah
Aku juga ingin memeluk nenekku yang punya dinding
besar buatan Tuhan
Hingga aku sama sekali tak bisa merengkuhnya
Apa dinding mereka berdiri menjulang tanpa batas
Hingga bias tentang mereka tak bisa ku lihat
Hingga aroma mereka tak bisa kucium
Apalagi raganya takkan bisa kurengkuh
Berdamailah hati dengan dinding dingin
Bukan maksudnya ciptakan sekat
Bukan salahnya bila tak ada temu
Salahkan saja aku yang merindukan seseorang
Yang belum tentu merindukanku

Yogyakarta, 04 April 2017

16
Dean * Kalilla

Di Tugu Raya
Oleh : Novriana Rahma Siagian
Semisal ada tempat yang mampu membuat kita bersua
Melihat kembali senyum di bibirmu
Melafazkan nama-Nya tanpa jeda
Teringat hal yang pernah kaucandai
Meramaikan suasana hening di desa kecil yang dingin itu
Sebenarnya, ada sesal dalam diriku yang menyedihkan
Berharap mampu menciumu kembali
Wajah yang dingin dengan keriput-keriput
Menambah harapku untuk bersua denganmu
Aku, pernah cemburu akan kasihmu yang berbeda
terhadapku dan mereka
Mungkin, sebab aku tak seakrab mereka terhadapmu
Tapi, ijinkan aku melihatmu di tiap-tiap malam
Menyapaku dari kejauhan
Untuk kemudian kita berpelukan

Medan, 04 April 2017

17
Judul Naskah

Edelweis
Oleh : Lia Apriyani

Putih bersih edelweisku


Selaras dengan rasa yang masih kujaga
Meski kepergianmu memukul mundur bahagiaku
Dan menempatkan rasaku pada rasa sakit luar biasa
Engkau masih cinta yang tak bisa ku ganti jalan ceritanya
Karena harapan tentangmu masih saja mengangkasa
Terbang lampaui batas mimpi dan imajinasi
Mengutuk hatiku tak pernah lupa
Dan diri tak pernah pergi

Edelweis
Kembaliku bersama busur waktu
Jatuhkan diri tepat di atas batas kerinduan
Mengerang kesakitan kala rindu menusukku terlalu dalam
Bagai menusuk diri sendiri dengan belati darimu
Hingga akan tiba saatnya aku membusuk
Berduka dalam bahasa kematian

Edelweis
Janjimu untuk mekar sekali untukku
Harus berujung terbunuhnya aku oleh kejamnya waktu
Menunggu mekarnya kuncup yang kutunggu
Ternyata ku terlanjur binasa
Termakan rindu di jiwa

Yogyakarta, 03 April 2017

18
Dean * Kalilla

Hujan Pada Rindu


Oleh : Adi Sasmita
Sejak pelangi malu-malu menampakan diri
Hanya hujan yang berkuasa disini
Sedang burung-burung tetap berteduh
dirimbun pepohonan

Dan rindu
Rindu menjadi begitu basah
Sabab kisut mata
Menjatuhkan rinai kerinduan nya
Pada bayu, surya, dan Chandra

Cilegon, 02 April 2017

19
Judul Naskah

Insan Jalang
Oleh : Mujahid Berpena
Dengarkan aku hendak berkisah
Maka rebahkanlah rungu bersama deru alam
Biar parau suaraku mengisinya
Sembari guratkan tentang penat menahan luka

Dia bidadari surga, t'lah jatuh pada curam kehampaan


Di mana koyak jiwaku yang bersenandung tentang rindu
tak bertuan
Tetibanya dia menguap bagai es dirayu udara
Raib dalam sekejap tak terpandang mata

Apakah sepadan cinta sempurnanya dengan luka yang


kutahan?
Apakah sepadan pipi ranum nan lembutnya dengan kulitku
yang legam kehitaman?
Aku bertanya pada deru ombak di laut lepas
Ihwal rinduku yang kian sekarat tak berbalas
Aku lemparkan pandang sinis pada langit
Lalu lidahku mengumpat bumi, tentang lelah bersenggama
sakit yang kulalui

Adakah yang lebih indah daripada desah bayi yang lelap


dibuaian?
Adakah yang lebih indah daripada paras bermata teduh
sang wanita pujaan?
Maka alam diam tak beriak
Bisu, menahan pilu seirama dengan isakku yang kian
sendu

Maka dengarlah kisahku


20
Dean * Kalilla
Kisah pilu insan jalang yang terbuang
Aku tak lagi hidup bagai manusia, terhina dengan
kehinaan yang sehina-hinanya
Lalu aku meratap lagi, ku gubahkan risalah hati
Aku lepaskan bebanku
Aku lepaskan penatku
Aku biarkan ia berlari pada penerimaan takdir
Aku biarkan ia tertawa lepas di perhentian akhir
Di taman, tempat manusia jalang dapat temukan
tempatnya
Di taman, di mana segala derita menemukan batas
lelahnya
Di sana di pusara, aku memanggilnya

Lampung, 31 Maret 2017

21
Judul Naskah

Jejak kerinduan seorang teman


Oleh : Siti Rahayu Fadilah
Hujan masih setia temaniku di petang yang nampak pasi
Menari-nari menghalau sepi
Gemerciknya bersenandung begitu merdu
Terngiang sendu perihal rindu ....
Di pelataran pondok bambu aku menantimu
Yang dahulu pernah disinggahi tawa kita
Bersama sajak cinta seorang teman lama
Kau menghilang ditelan kisah pelik romantisme
Tenggelam dalam pekatnya luka
Kecewa menanggapi kegagalan rasa
Kutengadahkan wajah menelisik bayangmu di antara derai
Menyapamu dengan untaian kekata kerinduan
Inginku gapaimu lagi,
Dalam ikatan pertemanan yang suci ....
Serupa masa kelingking kau dan aku menyatu
Tanpa hasrat cinta dalam sanubarimu ....

Bandar Lampung, 30 Maret 2017

22
Dean * Kalilla

Karena Mengenalmu
Oleh : Radhiatul Umranah
Dalam mimpi yang sama ....
Kita berjumpa
Dengan tampilan gagah berdasi
Kau menghampiriku
Seyummu menyilaukan pandanganku
Tatapanmu dan tatapanmu kini bertemu
Namun kini tak lagi mimpi ....
Kau hadir dikehidupan nyataku
Menghapus sedih gulana, memancarkan rasa
Kasihku telah tertanam dan terhunjam dalam dada
Sebuah bahasa rindu baru tercipta
Saat aku mencintaimu

Bulukumba, 04 April 2017

23
Judul Naskah

Kehilangan Tak Berdaya


Oleh : Agus Komarudin
Kau yang jauh disana
Apa yang kau rasakan
Rindu yang selalu membelenggu
Terpisah jarak dan waktu

Saat kau pergi jauh dariku


Seperti motherboard dipisahkan dengan processor
Tak dapat terpakai
Tak dapat dihidupkan

Ram yang mendampingi


Tidak dapat berbuat apapun
Aliran listrikpun
Tidak dapat menghidupkan
Begitulah rinduku
; padamu

Lampung, 31 Maret 2017

24
Dean * Kalilla

Kematian Itu Katamu Bahasa Rindu


Oleh : Ayub Kumalla
Jika cintaku tak dapat kau lihat,
Tak apa kubersegama laut
Desirnya, rayu menerjang sunyi
Dan ketika ku tak pulang di senja lalu
Guratan dinding telah penuh akan jingga dan violet
Dan saat rindu mengubur bisikku,
Seperti damai wajah bayi mungil yang mati di pangkuan
ibu
Aku tak mau mati sendirian ...!
Meski pun kita terlambat tuk sejajari waktu
Sebab, terlalu sakit melepas begitu banyak perasaan
“Apakah aku tak memiliki pilihan?”
Menyimpan cinta dalam diam
; sakit
Mengurai cinta dengan derangi tangis
; juga sakit
Mengapa tak hadiahkan sekuntum kemboja di musim
terbengkalai?
Jika parauku jua tak dapat kau dengar

Lampung, 01 April 2017

25
Judul Naskah

Ketika Rindu Menyapa


Karya: Kiki Nurulhuda

Ketika sepi menyapa,


Terbawa dalam lamunan ....
Lelah dalam Lillah,
Tertatih merengkuh lembayung senja,
Nan bertakbir pada daif-daif cinta
Di atas mimbar sebuah kemuliaan ....

Wahai Rindu,
Sampaikanlah sabda tawadhu cinta,
Pada kanvas obsesi sang esensi jiwa
Sebagai penakluk singgasana maya,
Dalam gerhana hasrat kasih semu ....

Wahai rindu,
Kufasihkan padamu harakat doa-Nya,
Sebagai pelengkap aksara hatimu
Ketika lena akan fatamorgana ....

Wahai rindu,
Kubisikkan di nadimu alunan dzikir keteguhan,
Sebagai pengikat setia pada-Nya,
Sebagai lantaran mengingat-Nya,
26
Dean * Kalilla
dan penghantar di gerbang magfirah-Nya,

Wahai rindu,
Ku ukirkan fajarmu pada indahnya dhuha,
Sebagai pembuka nikmat-Nya di pagi hari,
Jua penyempurna rahmat-Nya di hari abadi ....

Dan wahai rindu,


Terjagalah pagi malammu dalam genggam-Nya,
Di atas mufakat lima cinta,
Pada kalam-Nya, tahajjudmu,
Munajahmu, dzikirmu, dan dhuhamu,
Sebagai kesempurnaan iman,
Anugrah cinta tak berpamrih.

Bandarlampung, 04 April 2017

27
Judul Naskah

Kutukan Rindu
Oleh : Lia Apriyani
Kulihat sang surya menepi dalam heningnya wajah jingga
Tinggalkan sang bayu yang membisu
Menghalau setiap tabir
Bernama rindu
Kini tinggal aku
Gadis belia yang mengais sisa hati
Milik seorang adam yang tak lagi punya hati
Hingga tega tinggalkan diri di bawah tumpukan janji
Badanku lemas terdampar dalam himpitan kisah kita
Tak mampu suarakan isi hati yang mendesak diri
Lupakan diri ini bersama khayalan indah hari tua
Karena sosokmu tak pernah hadir kembali
Yang ada tinggal imajinasi tingkat dewa
Kepergianmu kutukan bagiku
Kala ku tak bisa bersuara
Karena tangisanku
Rindu untukmu

Yogyakarta, 03 April 2017

28
Dean * Kalilla

Legenda Kali Bekasi


Oleh : Heidir Royyan. F
Kupandangi kau, sayangku
Pipimu memerah ... meredam surya
Tersirat arti
Buaian?
Aku menunggu ....
Merindukanmu
Sudikah kau?
Mengembalikan semua itu?
Sejak kamu mengakui dirimu
Dan mengambil anakku
Memendam rasa
Lara, teracun cinta?
Setetes air itu ....
Jatuh dari bola mataku
Seakan kita benar?
Mungkin karena hati dan rasa bicara
Dan itu hal patut kita pertanyakan
Ah, kenapa aku menggurui diriku?
Siapa yang mampu mengatakan baik dan buruk?
Teman, lawan, pacar, tetangga, ustad, pendeta, pendidik?

Bekasi, 02 April 2017

29
Judul Naskah

Mabuk oleh pesona dan masa


Oleh : Heidir Royyan. F

Masih teringat dalam ingatan


Terbuai, mabuk aku dan mematung
Waktu itu, kuingin cumbu bayanganmu
Dalam fana, oh ... akankah ini adalah ilusi?
Menembus mimpi, mengurai ambisi
Di bawah pohon gersang tanpa daun
Kering akan kehadiran pesonamu
Menjadi bulan-bulanan perasaan
Aku terus menunggu
Terperangkap ... menggurutu
Rindu!
Sementara matahari memompa segala arti
Daun-daun bermekaran
Apakah aku akan terus menunggu?
Seperti malam menunggu esok pagi
Oh, wahai pelita mentari?
Di bawah pohon rindang
Sebagian dari daun-daun itu telah berguguran
Angin menyapu tersebut, entah kemana
Sejak kamu hilang dari mataku
Menghilang, termakan racun dilara
Jika aku ragu tak rugikan diriku
Bimbang ... tak ada cahaya pelita
Melangkah pergi
Hanyut
Rindu?

Bekasi, 03 April 2017

30
Dean * Kalilla

MEMORI DALAM SEPI


Oleh : Bella Ayu Julia Syari
Di taman ini bersamaku kau ucap janji setia
Nikmati hujan dalam canda tawa
Hingga hujan air bagai hujan cinta kurasa
Basahpun tetap hangat ku karenanya

Itu dulu, dua tahun yang lalu


Jauh sebelum kau pergi menggenggam tangannya
Juga jauh sebelum kurasa perih karena luka

Kini aku terduduk sepi di sini


Menerawang memutar kisah dalam memori
Menikmati hujan kusendiri
Seperti tahun lalu, namun tak sama
Bukan lagi hujan cinta melainkan hujan air mata

Lampung, 01 April 2017

31
Judul Naskah

MENAMAI RINDU;TANPAMU
Oleh : Siti Rahayu Fadilah
sunyinya ramai ....
Nampak mengeja beribu lesatan langkah
Kaki-kaki jenjang meliuk tak tentu arah
Deret wajah tak beri jawaban
Satu di antara sekian ....
Tak mampu ku terka tentangmu
Selarik asma dalam lauhul mahfudz
Meresapi ketenangan kisah cinta hakiki ....
Meski kebatilan kerap hantui heningku tanpamu
Mengecoh kesendiriandalam kepantasan
Inginku lontarkan rindu ....
Sang tuan yang lengkapi separuh agamaku
Namun, tak mampu ku garis sketsa wajahmu
Tuk temui senoktah rasa yang sukar kupahami
Hanya hakikat-Nya mendominasi penantian
Merangsak dalam garis hidup sepasang teman sejati
Mengepakkan sayap dari jauhnya pandangan
Kutanya perihal kita dalam doa
Menyentuhbunga tidur sepertiga malam
Malu-malu di sudut ruang yang remang
"Akankah rindu tercipta tanpa temu?"
Hening tanpa bahasa ....
Tak dapat ku namai rindu kecuali tanpamu ....

Bandar Lampung, 30 Maret 2017

32
Dean * Kalilla

Mengkhayal di batas kerinduan


Oleh : Siti Rahayu Fadilah

Sang awan berkaca-kaca ketika fajar terjebak nostalgia


Membuat tegar terseok di ujung netra
Kuresapi bulir lembut yang menari-nari ....
Membuat netraku memandang samar makna di balik kata
rindu
Tak nampak puan serta tuan seperjuangan masa abu-abu
Melangkah serupa pada seperdua episode ....
Beralaskan impian untuk melanjutkan kehidupan
Meninggalkan jejak-jejak gemilang ....
Di atap yang berbeda kujelajahi kisah serupa fase kita
Senyum simpul dan itikat baik mengalir tak rentankan
ingatan
Kalian, menorehkan tinta pada kalbuku membekas
Kian melekat seiring detik bergeser ....
Ketika tak mampu bertatap muka rajamku begitu tersiksa
Ingin kubersua, memenuhi kekosongan rindu karena jarak
Sketsa wajah yang berderet mengitari kepalaku
Senyum tulus manusia pilihan inginku rengkuh ....
Praja muda dan relawan setia dalam naungan ukhuwah
islamiyah
Mengukir petualangan yang tak ingin kuhempas dalam
damai ....
33
Judul Naskah
Mendaki acala diiringi tawa hingga terik menjadi lelah,
Menata cerita tuk sebuah rencana hingga pencapaian
tercipta ....
Tak ada alasan pasti untuk sebuah kerinduan.
Aku hanya ingin kembali pada hamparan cinta
berlabuhnya buih-buih mengambang
Altar ingatan beribu kenangan,
Begitu jauh ingin kusinggahi lagi
Ah, banyak hal terabaikan ....
Aku menjadi pecundang ketika rindu mengecoh ambisiku
Ingin aku hampiri mesin waktu di ambang batas kerinduan
....
Temui mereka manusia tersayang.
Aku mulai melayang perihal waktu yang bisa kuputar
Menikmati khayal begitu menenangkan ....
Desau angin menamparku berulang,
Merdunya debur ombak pun turut andil sekadar
menertawakan ....

Bandar Lampung, 04 April 2017

34
Dean * Kalilla

Menangisi Sajak-sajakmu
Oleh : Ayub Kumalla
Seperti sekawanan camar yang berterbangan
Selepas kepak terakhir mengitari awan biru
Dan laut keniscayaanmu yang tak berhingga
Aku bersimpuh, luruh dalam gigil tahajjud
Bibir yang kelu mengucap zikir pada-Mu
“Mari kekasihku!” Kau seru kegamanganku
Yang menggantungkan senyum di arasy-Mu,
“Kita tetap kembali silau rembulan itu, oh akankah
sejarah masih setia menuliskan setiap percik dari ombak
yang terus memburu sebelum pantai kembali memanggut
sunyinya?”
Tetapi kucium peluh kesangsian di sini
Yang mengalir dari sungai masa lalu
Irama jantung yang mengiris-iris kenangan
Titik-titik hitam –kabut yang kian mendinding
Bias cahaya keillahian-Mu selunas tangisku
“Kemarilah sekali lagi, kasihku ....” serumu
Dengan senyum yang menggetarkan rinduku,

35
Judul Naskah

“Mari kita cumbu kembali pergantian musim yang


berlarian
Menuju kedamaian cinta sebelum ombak kembali
memecah pantai ini,
Jua sebelum maut membekukan segala pinta!”
Menangisi sajak-sajakmu; samudera alifmu
Yang terus membuih dalam figura bahasa
Serasa sujudku tak sudah-sudah mengalirkan
Dingin airmata yang terus mengeja rahasia
Mengekalkan rindu sang ombak pada pantainya

Lampung, 02 April 2017

36
Dean * Kalilla

Menunggu
Oleh : Agus Komarudin

Setiap hari selalu menunggu


Ya, menunggu kau hadir
Kau pun mengungu
Menunggu ku datang ke rumahmu

Aku pun menunggu


Menunggu waktu
Waktu yang saat ini tak bersahabat
Aksesoris yang belum lengkap

Hanya doa yang kubisa


Kau pun begitu
Tentukan arah yang di mau
Bukanlah manusia penentunya

Lampung, 02 April 2017

37
Judul Naskah

Nyanyian Rindu
Oleh : Mujahid Berpena
Kicau burung masih merdu
Deru angin pun sepoi menyapa
Disenyap gemuruh dalam kalbu
Menggulung setiap jengkal (r)asa
Aku sembunyikan berjuta perih
Lukai batin, jiwaku merintih

Engkau tahu, bahtera Nuh t'lah terdampar


Setelah badai hempasnya dengan mesra
Pada saat cinta tulus dibalas kelakar
Kisah putusnya ikatan manusia
Pada jalur cinta berlandas ikhlas
Sang anak pilih pergi dalam bebas

Adapun Adam terjarak Hawa


Realisasi pertemuan paska perpisahan surga
Di mana waktu dan ruang menelantarkan
Tinggalah gamang jadi pandu lampu kerinduan

Pun Zulaikha pernah kalap


Melepas nafsu pada putra Yakub
Diburunya dada bidang berparas tampan
Terberangus syahwat yang membinasakan

Sesenyap cinta fathimah pada Ali


Setulus balas cucu Abdul Mutholib
Saat ruang dan waktu jadi saksi
Ketika rindu berpadu menjadi kasih

Aku gambarkan segala rindu beserta cinta


38
Dean * Kalilla
Pada kisah-kisah agung
Mereka nama besar digenggam sejarah
Tentang tulus rindu yang terpasung
Namun tulus selalu temukan jalan
'Tuk bertemu indah di muara kebahagiaan

Pabila sajakku tak mampu gugah sanubarimu


Biarlah ia dibawa angin
Kulemparkan pada dunia
Hingga ia memaksamu tuk merasakannya

Sajakku pun tak seindah Gibran


Tak seciamik milik si Anwar
Namun izinkan kumenyampaikan
Agar reda sekarat rindu tak berpenawar

Nyanyian rindu
Aku dendangkan
Bersama kisah-kisah yang terlewatkan
Hantar sekaratku yang kian parah
Agar kutak penasaran kala meregang nyawa

Lampung, 30 Maret 2017

39
Judul Naskah

Pada Wajahmu Yang Lugu


Oleh : Novriana Rahma Siagian
Ingat kau bagaimana kita memulai percakapan itu?
Dari sudut ruang yang entah
Kurasakan harap yang kaukirim lewat perantara
Seribu hal, sejuta cara, semilyar kata
Aku yang menganggapmu tidak lebih dari udara
Bukan untuk menghidupiku
Melainkan sesuatu yang tidak pernah kuanggap ada
Aku ingin kembali ke masa itu, Sayang
Merasakan teduh matamu
Rasa simpati pun peduli
Hanya darimu saja aku bisa mendapatkannya
Pada hatimu yang kukuh
Lalu aku yang acuh
Di rintik-rintik hujan yang syahdu itu
Kaubawa pergi wajahmu yang lugu
Kini, aku ayu dan merindu

Medan, 04 April 2017

40
Dean * Kalilla

Penantian Rindu
Oleh : Agus Komarudin
Entah apa yang sedang kurasakan
Seperti tak ada lagi sebagian jiwaku
Tak berdaya atas semua keputusanmu kala itu
Yang ku rasakan hanyalah hampa
Mungkin kau pun pernah merasakan hal ini
Saat penantianmu terhadapku
Asa yang selalu kau ucapkan dengan do‟a do‟a mu
Semogakan semogakan ku halal kan mu
Betapa rapuhnya aku
Saat semua berkicau tentang halalkan mu
Akupun tak menyangkal saat kerinduan itu
Kerinduan untuk bersanding dengan mu

Lampung, 02 April 2017

41
Judul Naskah

Pendar Rindu
Oleh : Adi Sasmita
Bara api
Ialah sejumput kehangatan hadirmu
Bersama rekam jejak sejarah
Kau berputar di alam imaji
Berdesir diterpa sang bayu
Membeku

Rindu
Ialah ngilu hati tak bertepi
Menangis merengek mesra
Tatkala jarak berkuasa
Dan tabah
Hanya satu diantara jalan
Ketika temu tak kunjung tiba
Sedang doa
Ialah pengantar rinduku padamu
Berharap rasa tereja
Dan Tuhan bersegera mempertemukan kita

Cilegon, 01 April 2017

42
Dean * Kalilla

Pesona Lelaki Bersarung


Oleh : Siti Rahayu Fadilah
Garis lembut berwarna jingga pada kain yang kau kenakan
Kala detik mengenalkan seutas tawa lirihmu
Mengecoh titik fokus celoteh lebih bermakna dari untaian
kata cinta ....
Tepat, sebelum kutemui asmamu dalam ruang.
Terpaku memaknai ilmu satu shaf dimuka puan yang
menanti lirik netramu menghampiri ....
Aku, diantara desak (r)asa menyimbul dari kibaran resah
Menerka mimik wajahmu dibalik punggung datar ....

Tuan ....
Tak mampu ku pejam netra dalam bekunya udara selarut
ini ....
Menerjang garis batas kerinduan
Benakku mengawang-awang menelisik puan dalam
lamunanmu
Terjaga menanti fajar menyeret kita dalam ruang yang
sama.

43
Judul Naskah

Tuan ....
Kharismamu melukai sanubariku
Inginkan kau menjadi keakuanku ....
Memenuhi sesak yang tertahan atas nama rindu
Ah ... namun, tanya terbesar masih mengganjal di sisi
angan
"dalam lamunanmu, adakah aku?"
Layaknya keping-keping kerinduan bersemayam dalam
kekosonganku,
samar wajahmu ....

Bandar Lampung, 31 Maret 2017

44
Dean * Kalilla

Pintaku Pada-Mu
Oleh Bella Ayu Julia Syari
Tuhan,
Malam ini aku sangat merindukannya
Merindukan senyumnya yang indah untukku
Ada rasa ingin memiliki dihati ini
Ingin kukejar kembali ia untukku

Tuhan,
Malam ini aku berdoa pada-Mu
Dan kuberharap pada sang bulan
Semoga dihari nanti dia akan kembali kepelukanku‟

Tuhan,
Kumohon sampaikanlah rinduku padanya
Selipkan namaku didalam hatinya
Tuangkan aku dalam mimpi indahnya
Dan hapuskan namaku dalam kebenciannya

Tuhan,
Bantulah ia menghilangkan rasa bencinya padaku
Jauhkanlah bayang akan rasa sakit karenaku
Bimbinglah ia menuju masa bersamaku
Dan yakinkan ia bahwa akulah tulang rusuknya

Lampung, 31 Maret 2017


45
Judul Naskah

Rindu Dia
Oleh : Radhiatul Umranah
Awan hitam kian bertabur menghiasi angkasa
Gemuruh angin dan desiran ombak bagai berlomba
Tuturan kerinduan kembali, Teringat akan kekasih
Hati resah gelisah sepanjang hari
Bermalam panjang dalam kesendirian
Terjebak dalam lamunan
Ketika dia akan pergi
Semula berpamit pergi
Tuk berguru di luar negeri
Kehadirannya senantiasa dinanti-nanti

Bulukumba, 31 Maret 2017

46
Dean * Kalilla

Rindu Kanda
Oleh Bella Ayu Julia Syari

Kanda ....
adakah kau disana seperti diriku ....
memasuki dunia fantasi bersama hujan ....
mendoakan kebersamaan yang tak tentu ....

Sungguh,
rindu ini menyiksaku kanda ....
tak ada pengobat lain selain dirimu
bukan harta jua emas berlian
melainkan kehadiranmu di sisiku.

pulanglah segera!
sebelum kau lihat dindamu mati ....
oleh racun rindu dari dirimu,
jua marasku karenamu ....

Lampung, 01 April 2017

47
Judul Naskah
Rindu Tak Berujung
Oleh Bella Ayu Julia Syari

Kala cinta tak mampu berkata


Mata ini selalu ungkapkan rasa
Isyaratkan rindu yang membara
Menampakkan candu yang berbisa

Kau ada disetiap jengkalku


Menemukanmu selalu disetiap sudutku
Hadirkan rasa dalam butiran tawa
Selipkan hasrat disetiap senyum terukir

Genggammu yang tak sengaja kudapat


Yang hanya sedetik k emudian berlalu
Meski bagai angin yang berhembus
Hati ini leleh dan melayang karenanya

Hingga mimpi ini terbawa nuansamu


Menyelipkan rindu yang mengharap satu
Sebabkan hati menjerit pilu
Kala rindu tak berujung satu
Lampung, 02 April 2017

48
Dean * Kalilla

Rindu Untuk Ayah


Oleh : Radhiatul Umranah
Aku terjebak dalam senyapnya malam
Di desa yang amat sunyi
Sambil menikmati gugusan bintang dan cahaya rembulan
Menghiasi gelapnya langit
Namun tak bersama ayahanda lagi

Ayah ....
Terima kasih telah menjadi matahariku
Senantiasa menyinari pagiku dengan senyum ikhlasmu
Terima kasih telah menjadi kapitenku
Mengarungi pekatnya malam dan teriknya siang
Rasa lelah yang kau bawa ketika pulang

Ayah ....
Aku butuh belaian kasihmu
Sepucuk rindu kukirimkan untukmu
Melalui alunan doa disetiap sholatku

Bulukumba, 31 Maret 2017

49
Judul Naskah

Rinduku pada-Mu
Karya: Kiki Nurulhuda

Kerinduan ....
Bak mata pedang nan menhancurkan dan melemahkan ....
Biarkanlah kalbu ini tetap merdeka,
Sebab, rindu pada-Mu membuat kecemasan dan
kekhawatiran pada kalbuku ..
Dalam s‟tiap hening malam,
Ku s‟lalu mendekap rindu nan tak tergenapi
Jiwaku „kan pergi
Ku tangisi rinduku pada-Mu ...
Ketika dada terasa tersenggal dan sesak
Mungkin, hidup t‟lah mengunci kalbuku
Kunikmati s‟tiap langkahku,
Dan nikmat dari Rabb-Ku,
Yaa Maliik,
Dadaku sesak karena keresahan dan kegelisahan
Mungkinkah menjadi kebaikan untukku?
Aku melihat gemintang dan teduhnya pepohonan
Ranting, daun begitu rimbun ...
Tanda Kebesaran-Mu.
Segalanya akan binasa ...
Namun, rindu ini menyiksa kalbu.
Tuhan ...
Ku benamkan kepasrahanku pada-Mu,
Sebagai tanda kerinduanku pada-Mu.
Bandarlampung, 04 April 2017

50
Dean * Kalilla

Risalah Hati
Oleh : Mujahid Berpena

Aku 'kan bertutur ihwal risalah hati


Pada dinding langit beserta lapis bumi
Saksikanlah ....
Sajak-sajak patahku merekah pada carik-carik kertas
Me-melodi di setiap bait dengan rimanya
Menyatakan kerinduan tentang sosok terbaik
Huwa khoirunnas ....

Kian pilu perihku dirundung rindu


Desah-desah keluh merelung di palung kalbu
Aku merintih dalam tafakur, mengirim salam pada insan
termansyur

Hati, ini hati


Kian merana terkikis dimensi
Pisahkan kita, tak sezaman
Hingga hangat senyummu tak kurasakan

Mereka bertutur, manusia sezamanmu ....


Dalam kisah-kisah kitab yang enam; bahkan yang
sembilan
Akan keindahanmu ya Nabiyulloh

Semakin gencar gemuruh dalam dada


Kian getir rinduku meronta
Bertanya pada dinding langit, gersang bebatuan, dan
tandus padang pasir
Apakah dapat kita berjumpa di hulu telaga kautsar?

S'lalu ....
51
Judul Naskah
Bulir bening pecah pada pelupuk mata
Ketika imaji menyatu dengan hati
Mengunyah rasa getir akan risalah rindu yang tak sampai

Apakah salamku menggapaimu?


Apakah cintaku padamu dapat kau rasa?
Berhakkah aku akan ulur tanganmu, kala penghakiman-
Nya disidangkan padaku?
Aku tak tahu ....

Biarlah risalah rindu ini kulantunkan


Pada langit, bumi, beserta apa yang di antaranya
Aku nisbatkan rindu tak bertara
Padamu wahai manusia terbaik sejagat raya

Lampung, 31 Maret 2017

52
Dean * Kalilla

Rotasi Hati
Oleh : Kiki Nurulhuda

Ketika senja kehilangan ronanya


Rembulan pun gerimiskan tanya
Di tengah denyar lentik gemintang
Pun gumpalkan cerita mega
Desau bayu desirkan angkasa
Pecahkan misteri kerinduan malam
Perlahan tirai suram pun tersibak
Tampakkan kilau sang surya pada celah-celah

Lihatlah ...!
Merak menari
Beo pun ikut bernyanyi
Di tengah wewangian kasturi
Bersaksi seri senyum semesta raya
Meski di dekap rindu berelegi

Lampung, 04 April 2017

53
Judul Naskah

Sang Murobi
Oleh : Siti Rahayu Fadilah

Rintihan kalbu mencuat melintasi kertas usang


Coretan lucu bertema keistiqomahan
Karenamu, damai mendekapku erat
Meski tak jarang lengan merenggang
Kefuturan tak mudah terelakkan ....

Kuhaturkan rindu ....


Atas lingkaran ukhuwah ini
Isyarat selaksa kasih dari sang murobi
Jua, terimakasih ....
Menyesatkanku ke jalan yang benar
Mengalihkan langkahku yang terasa hambar ....

Detik setia bergeser karena-Nya


Seonggok harapan selalu nampak dari nanar netramu
Meski satu sisi menjelaskan, kisah pelik bergelimang ....
Tawamu, selalu berhasil membodohi lawan bicara
Diwaktu yang lalu ... Langit nampak kelabu
Celotehmu memintaku berteduh
Sekedar anggukan kujadikan jawaban
Namun tak pernah ku realisasikan

54
Dean * Kalilla

Aku rindu, fase dimana kuusik lelahmu


Mengulangi pertanyaan yang sama
Mendengar jawaban arah langkahku
Sejauh ini ....
Tak dapat ku balas jasa
Menciptakan yang terbaik dari seonggok asa
Namun begitu, tetap dominasi iman dalam cakrawalaku
Semoga Allah memberi Jannah-Nya tanpa hisab
untukmu ....
Lampung, 05 Maret 2017

55
Judul Naskah

Satu Senja di Rumah Duka


Oleh : Lia Apriyani
Satu senja di rumah duka
Kulihat sosokmu mendingin dan membiru
Membisu meski tangisku pecah di ruang tengah
Kudapati wajahmu masih menyiratkan cinta untukku
Hangat kasih sayangmu masih erat memelukku
Senyum manis milikmu pun masih milikku
Yang tak kupunya hanya waktu
Satu senja di rumah duka
Jiwa ini terpukul hancur lebur lepaskanmu
Dirimu yang akan tinggalkanku dan semua kenangan kita
Tak ada satu kata yang mampu kuucap tuk sekadar
bisikkan doa
Hanya rasa sakit yang menancap pada sekujur jiwa
Mendadak tangis mengunci mulutku
Hingga bisu menjelma setia

Semua yang tersirat tentang senja


Adalah kenangan lalu tentangmu di rumah duka
Tak terasa hari berlalu tanpa membawa sedikit pun
rinduku
Rinduku yang tumbuh seiring berputarnya roda raksasa
bernama waktu
Masih kulihat luka dalam jiwa yang kini mulai sembuh
Karena aku bekerja keras hentikan tangisku kala itu
Menumpas kejamnya rasa pilu

56
Dean * Kalilla
Senja yang kutatap kini
Kukenang dirimu untukku sendiri
Hadirkan rindu yang menolak untuk pergi
Tinggalkanku yang tersudut di sudut lancip rumah duka
Menggenggam erat sosokmu yang kian pudar
Tersenyum meninggalkan kita
Dan aku yang terluka

Yogyakarta, 02 April 2017

57
Judul Naskah

Secangkir Rindu
Oleh : Ayub Kumalla
Baru saja hendak kutawarkan secangkir rindu yang pekat,
Ternyata matahari terlebih dahulu merenggutmu dalam
bayang,
Baiklah, akan kuseduh pahitnya
Perlahan-lahan, dan manisnya ....
Secangkir kopi hangat yang kuaduk searah jarum jam
Dan kepulan asap tipis yang menghilang perlahan,
Silaunya mulai redup menghilang; ketika senja muncul.
Tiba-tiba ...,
Aku pun lupa cara menuangkan rasa pada secangkir kopi
yang kau pesan,
Dengan isyarat perpisahan nan pasti dan perlahan
Beku di pelupuk anak kerinduan,
Bagaimana kubisa melihat dunia?
Saat mataku hanya tertuju padamu
Secangkir kopi manis dan pahit bertaut menjelma
Dusta mengulum asmara yang sempat terbaca walau tak
pernah kutegur sapa.
Kini ... cinta mulai memainkan not-not rindu,
Pada dawai senyum manismu, adakah kau lantunkan
untukku
Sebaris bait, “Aku mencintaimu.”
Ya, aku tidak tahu pasti kapan cinta itu hadir,
Seperti setiap orang yang bertanya; kapan detik pertama
kehidupan dimulai?
Yang jelas –aku hanya tahu satu
Aku, kau, dan rinduku padamu.

Lampung, 04 April 2017

58
Dean * Kalilla

Sepucuk Surat
Oleh : Kiki Nurulhuda
Di lembaran ketas putih
Kucoretkan tinta hitam
Kurangkai kata demi kata
Hingga menjadi kalimat nan indah
Nan Kutujukan padamu
Lantaran rasa menggebu di kalbuku

Sejak dirimu hadir,


Kau cairkan perasaan indah dalam kalbu
Bak sebuah angin,
Terasa, namun tak dapat ku lihat
Mungkinkah ini sebuah kerinduan?

Lewat sepucuk surat terindah ini,


Aku merindukanmu,
Bak langit yang merindukan pelangi
Aku merindukanmu,
Bak Langit yang merindukan hujan

Dalam s‟tiap deretan doa,


Aku s‟lalu menyelipkan namamu
Berharap Tuhan persatukan
Dua hati yang berbeda ini
Bukan hanya pada dunia yang fana
Namun, pada kehidupan yang hakiki jua

Bandarlampung, 04 April 2017


59
Judul Naskah

Tak Tertahan
Oleh : Adi Sasmita
Sekejap
Rindu ialah jurang kehancuran
Berbariskan runcingan batu ditiap sudut
Merobek segala ingatan tuk temu
Mengigau cemas harap
Kau masih milikku

Lembaran demi lembaran


Cerita demi cerita
Hanya pengorbanan pada altar tak bertuan
Tumbal bagi waktu
Dengan hati dan pikiran tertinggal merana didalam

Kamu
Sejumput kenangan
Bernoktah tinta merah kepedihan
Tanpa mengerti
Bahwa rindu begitu menyiksa
Cilegon, 04 April 2017

60
Dean * Kalilla
Tanpa Sahabat
Oleh : Radhiatul Umranah

Selepas rinai hujan berhenti jatuh ke tanah


Pelangi segera menunjukkan parasnya
Duduk di taman dan menatap barisan
pohon kian menari
Sesekali aku mainkan gawaiku
Mengharap dapat kabar darinya
Sengaja aku menjelajahi beranda dan melihat
postingannya
Berdoa agar kutemukan jawaban atas kepergiannya
Namun tak ada aktivitas terbaru darinya
Teleponku berdering tanda pesan
Masuk tak bernama
Kemudian, kubuka dan kubaca
Deraian air mata turut mengalir
Ternyata dia telah meninggalkankui tuk selama-lamanya

Bulukumba, 31 Maret 2017

61
Judul Naskah

Tarian Hujan
Oleh : Ayub Kumalla
Siapa lagi yang menoreh sepi di dada ini?
Ketika langit tak cukup ramah membaca senja
Siapa lagi yang terkubur di pintu luka?
Kalau angin pun selalu mengendap bisu.
Dingin hujan masih setia mengulum embun
Yang tersisa di dedaunan selepas kuncup pun bermekaran
menyongsong keniscayaan malam
di sini, kau pun berasa giris menatap
guratan wajah sendiri di bayangan musim
dan pada mungil bibir yang kehilangan kata
wahai engkau, masihkah cinta membelai semesta?
Dalam rinai hujan yang gigilkan dunia raya
Untai tasbihmukah terdengar kelu mengucap rindu?

Lampung, 02 April 2017

62
Dean * Kalilla

Terpesona
Oleh : Ayub Kumalla
Masih tentang semalam,
Kisaran angin merindui
Hingga sepagi ini sejuknya menyusup lereng-lereng pori
Siapakah dia?
Puan yang memecah sunyiku seraya berlayar sumringah
pada cakrawala
Netranya sungguh indah memesona
; warna putih perak berpadu dengan sayup biru laut pada
sang langit
Dan senyumannya ….
Layaknya pelangi yang turun seusai gerimis,
Yang membuat netraku enggan terjaga,
Demi temukan pasi wajah 63ana dun –bersahaja
“Apakah ini yang namanya cinta?”
Tapi mengapa riuh rindu dan risau masih saja meluruhku
pada perjalanan panjangnya?
Padahal … aku t‟lah terperangkap senyum manisnya
Yang kutemukan di lorong-lorong tak berpenghuni
Lampung, 01 April 2017

63
Judul Naskah

Biodata Penulis
Adi Sasmita

Lahir di Cilegon pada 6 Februari 1998.


Pemilik nama pena “Chandra
Purnama”. Memiliki hobi menulis,
Hiking, dan bermain game.

Agus Komarudin
Lahir di Tanjung Kesuma pada
6 Agustus 1990. Beralamat di
Perum Albi Residen Blok D
No. 8 Sukarame Baru. Pernah
menjadi juara 2 lomba
Kaligrafi tingkat SMA se-
Lampung Timur di Pesantren
Ahsanul Ibad Purbolinggo,
Lampung Timur. Merupakan
anggota Penulis Kreatif
(Kpkers) Lampung.

64
Dean * Kalilla

Ayub Kumalla (Sang Awan)


Lahir pada 25 Mei 1997 di
Kotadalam, Lampung Selatan. Sedang menyelesaikan
pendidikan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Merupakan salah seorang pencetus jenis puisi
kontemporer “Typografi Visual” yang sedang dalam tahap
penyempurnaan konsep, Ketua divisi puisi di Komunitas
Penulis Kreatif (Kpkers) Lampung, ketua Departemen
Jaringan Khobar (Jarkhob) di UKM-F Rumah Da‟i,
pendiri grup Penulis Remaja Berkreasi (PRB), dan juga
Pendiri Komunitas Penulis Mandiri Nusantara (KPMN).
Ia juga pernah menjadi Juara 2 dalam Event Artikel
“Pendidikan” yang diadakan oleh Ajrie Publishing tahun
2014, juara 1 Event puisi nasional yang diadakan oleh
gabungan grup maya KS dan Asrama Facebook tahun
2016, juara Favorit 1 Event Patidusa 2016, juara 1 event
puisi bebas yang diadakan oleh” Sastrawan angkatan
2015” tahun 2015, juara 1 event haiku yang diadakan oleh
grup Rass Sakura tahun 2013, serta beberapa kali lolos
sebagai kontributor terbaik.
Beberapa karyanya : Novel Mujahid Cinta terbit di Kekata
Publisher (2016) bersama Kiki Nurulhuda, Novel

65
Judul Naskah
Nyanyian Hari di Awal Musim terbit di RD Publishing
(2014), Novel Assalamualaikum Cinta terbit di IDM
Publishing (2016), Novel Muhasabah Cinta terbit mandiri
(2016), Antologi Cerpen “Kisah Singkat Teruntuk Cinta
Yang Panjang” terbit mandiri, antologi puisi solo “Sajak-
sajak Patah” terbit mandiri, dan beberapa buku antologi
bersama lainnya.
Email : Ayubdvikerz@gmail.com

Bella Ayu Julia Syari [Mawar Biru]


Lahir di Lampung Selatan, pada
tanggal 31 Juli 2000. Saat ini ia
tercatat sebagai siswi di SMAN 1
SIDOMULYO. Mulai tertarik
dengan dunia literasi sejak lulus
SMP, berawal dari hobi menulis
buku harian dengan kata-kata,
dan kini mencoba
mengaplikasikannya dengan menulis. Ia dapat dihubungi
melalui akun facebook: „Bella Ayu Julia Syari‟, e-mail:
bellasyari31@gmail.com, dan wattpad: @MawarBiru31.

Heidir Royyan Firdaus


Berusia 14 tahun. Kini sedang duduk
di bangku SMPN 12 Bekasi.
Beralamat di Bekasi, Jawa Barat.

66
Dean * Kalilla

Hendrik Chandra (Mujahid Berpena)


Lahir di Tanjung Karang, 27 april 1995.
Merupakan mahasiswa Universitas
Teknokrat Indonesia yang sedang
menempuh pendidikan pada jujurusan
sastra Inggris.
Dia juga merupakan salah satu anggota
Kpkers Lampung.

Kiki Nurulhuda (Dewi Purnama)


Lahir di Sinarbanten, 11
November 1997. Merupakan
mahasiswi Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung
yang sedang menempuh
pendidikan di jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI).
Ia juga adalah wakil sekertaris di
komunitas Penulis Kreatif
(Kpkers) Lampung dan anggota
UKMF Rumah Da‟i.

67
Judul Naskah
Prestasi yang pernah diraih antara lain : juara harapan 3
pidato bahasa Arab se-kecamatan Talangpadang (2015),
peraih penghargaan siswi teladan di MA. Sinar Harapan
(2015), Penulis novel Mujahid cinta yang terbit di Kekata
Publisher (2016) bersama Ayub Kumalla, juara 2 lomba
Puisi bertema “Janji” yang diadakan oleh Penerbit Harasi
via Online (2016), Kontributor terbaik dalam event cipta
puisi yang diselenggarakan oleh Santri Ngeblog (2017),
finalis Da‟i Pilihan Lampung di Festival Kampoeng
Nasyid (2017), juara 1 blogger dalam lomba gerakan
pramuka kreatif (2014).

Lia Apriyani
Lahir di Bantul, 15 April 1999.
Saat ini saya adalah seorang
siswa kelas XII dari SMAN 1
Bantul, yang merupakan salah
satu sekolah di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Beruntung sampai
saat ini saya masih bisa menetap
di Turi, Sidomulyo,
Bambanglipuro, Bantul.
Kesibukan saya saat ini adalah
berjuang lulus dari SMA N 1
Bantul dan lolos melanjutkan
kuliah ke salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta
(aamiin). Alasan saya ikut berkontribusi dalam proses
68
Dean * Kalilla
pembuatan buku antologi puisi dengan tema rindu kali ini
adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman saya yang
berkaitan dengan sastra Indonesia. Selain itu untuk
menuangkan hobi saya dalam membuat puisi maupun
cerpen yang beruntung kali ini temanya sama dengan
suasana hati saya (maaf curhat).

Novriana Rahma Siagian


lahir di Medan, 17 November
1996. Ia adalah alumni SMA
Harapan Mekar Medan. Saat ini
ia tercatat sebagai mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris (PBI), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di
Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Sedari duduk di bangku Sekolah
Menengah Atas, ia menyadari
betapa pentingnya menulis dan manfaat yang akan
didapatkan dari menulis. Diawali dari hobi menulis yang
ditekuninya, penulis telah memiliki satu karya Antologi
Puisi dan beberapa karyanya juga pernah dimuat di salah

69
Judul Naskah
satu situs tulis-menulis. Penulis juga aktif di beberapa
organisasi yang berkaitan dengan kepenulisan.
Kritik dan saran sangat diharapkan guna peningkatan
kualitas penulisan selanjutnya. Untuk itu, silahkan kirim
kritik dan saran ke: novrianarahma.siagian@yahoo.com
Penulis juga bisa dihubungi di;
Fb: Novriana Rahma Siagian
Blog: http://rahmaarrumi17.blogspot.co.id/?m=1
IG: @n.rahma17

Radhiatul Umranah
Orang akrab memanggilku
Radhia/Nanda. Aku lahir 16 tahun
yang lalu tepatnya di Kabupaten
Bantaeng 11 Oktober 2000. Saat
ini Aku masih menempuh
pendidikan di bangku SMA
tepatnya di MA Ma‟arif
Bulukumba. Aku dikenal dengan
sifat pendiam, pemalu dan cuek
saat di sekolah.

70
Dean * Kalilla

Siti Rahayu Fadilah


Rahayu, seorang penulis kamar.
Aktif di komunitas Tapis Blogger
dan menjadi ketua Lingkar
Literasi Mahasiswa (LIMA).
Telah menerbitkan dua buku solo,
berjudul Biarkan Takdir
Memainkan Perannya dan Naskah
Tentang Hati. @Rahayu.fdlh

71
Judul Naskah

72

Anda mungkin juga menyukai