Mulia Azzahra
PERIHAL SENJA
Sebab sebuah luka fasih memperlambat jalannya masa
2
Mulia Azzahra
Perihal Senja
Penulis: Mulia Azzahra
Editor: Guepedia
Tata Letak: Guepedia
Sampul: Guepedia
Diterbitkan Oleh:
Guepedia
The First On-Publisher in Indonesia
E-mail: guepedia@gmail.com
Fb. Guepedia
Twitter. @guepedia
Website: www.guepedia.com
3
Perihal Senja
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirahim..
Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Pertama-tama kuucapkan terimakasih yang tak
pernah luntur kepada Allah swt., sebab atas izin dan
ridha-Nya naskah ini bisa bermuara pada titiknya.
Terimakasih kepada Allah swt., yang telah menciptakan
pelbagai fenomena yang indah salah satunya Senja.
Berkat senja, hujan, embun, malam dan pelangi
akhirnya mampu meningkatkan imajinasi dan
inspirasiku. Terimakasih atas nikmat yang tak pernah
terukur.
Terimakasih pula kepada Uswatun Khasanah,
panutan seluruh alam Nabi Muhammad saw., sebab atas
sabda beliau yang berbunyi ; “Sebaik-baiknya yang
tertanam di hati adalah keyakinan”, mampu membuat
saya yakin dan menjaga keistiqomahan saya untuk
menyelesaikan naskah ini.
Selanjutnya, terimakasih kepada Ibu,Bapakdan
Adikku yang senantiasa memberi support tanpa henti.
Tak lupa kepada seluruh teman-teman yang ada
di Boyolali, Jakarta dan Depok. Terimakasih atas
supportnya! Terimakasih untuk beberapa sekolah yang
sempat kusinggahi sesaat, dengan begitu aku dapat
membangun relasi lebih banyak : SDN. 014 Pagi Jakarta
Selatan, SDN. 01 Klewor Kemusu, MIM. Gunung Wates
dan MI. Nurul Huda Assuriyah
Tak lupa juga untuk beberapa teman yang
sempat menciptakan kenangan dan kesan yang menarik
di MTs. YAPINA The Real Islamic School, untuk Guru,
pengurus OSIS, dan anggota Pramuka, terimakasih
banyak kita telah lama memikul keeratan dan
kebersamaan yang begitu mendalam disana.
Terimakasih juga kepada : Guru-Guru & Teman-
teman SMA Darussalam, Pengurus OSIS SMA
Darussalam 2016/2017, IRMANDA Bojongsari, Kelas D
Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2017. Tak lupa kepada
4
Mulia Azzahra
Dekap hangat,
Mulia Azzahra
.
5
Perihal Senja
DAFTAR ISI
Berkenaan dengan kita
Pewujud imajinasi
Cassanova
Ambigu
Aku dan do‟a-do‟a itu
Kamuflase
Ranting yang retak
Daun gugur
Sepasang belati
Kau dan dia
Pemahat luka
Senja yang kelam
Petrikor
Melebur kisah
Sesalmu
Tamu ini namanya rindu
Bangkit
Aku yang hampir kepala dua
Eccedentesiast
Perihal senja
6
Mulia Azzahra
“ilusi”
Dalam pilu anganku membisu
Cerah semu dekapi hampa kelabu
Sunyiku berharap kasihmu..
7
Perihal Senja
8
Mulia Azzahra
9
Perihal Senja
10
Mulia Azzahra
11
Perihal Senja
PEWUJUD IMAJINASI
Biarkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri.
Ungkapkan segala apa yang kurasa dengan kata-kata,
supaya tak habis kau baca jka suatu saat kita tak lagi
bersama. Sebab ku tau memoriku tak cukup banyak
mengingat yang telah lalu‟ . Aku hanya mengekspresikan
rasa kehilanganku pada musim hujan Mei lalu. Dan
segala rindu yang masih membekas pada Juni itu.
Kehilangan sesuatu yang sebenarnya tak ku biarkan
hilang. Namun apa daya? Perasaanmu tak lagi memihak.
Pergi dan berlalu dari hidupmu, mungkin merupakan
pilihan yang terbaik.
--
Mencari nama apa yang tepat tuk
mendeskripsikan keberadaanmu saat ini. Aku
menjulukinya sebagai pewujud imajinasi. Karena telah
mewujudkan seluruh imaji menyenangkan yang
senantiasa ku tulis dalam bentuk puisi. Kedatanganmu
membawa segenap rasa yang rasanya perlu dijuluki
sebagai penyembuh luka lama. Hadirmu seakan
hidupkan kembali segala rasa yang sempat mati dalam
diri.
Sebelum mengenalmu, puisi itu bak gumam
abadi yang hanya tertulis, tak berdaya, dan tak nyata.
Bayangkan betapa lelahnya berkhayal tentang
kebahagiaan dan tak tau pasti kapan semuanya akan
menjadi nyata? Denganmu, puisi itu bukan hanya
imajinasi, ilusi, atau segala lamunan indah yang tidak
mungkin terjadi. Melainkan, hal nyata yang membuatku
merasa berharga, dan bahagia. Denganmu, bahagia itu
bukan lagi sebuah imajinasi.
Sejuta perasaan muncul menjelma ketakutan-
ketakutan. Ketakutan tuk patah, dan ketakutan tuk
menyayangi sosok baru. Kemudian kau hadir, kerap
berupaya keras menepis ragu dalam diri bahwa tak
semua lelaki itu sama. Dengan segenap keberanian
akhirnya kuberanikan diri tuk mulai menambatkan hati
lagi. Memulai kisah dengan orang baru lagi, mulai
12
Mulia Azzahra
13
Perihal Senja
14
Mulia Azzahra
CASSANOVA
Mereka bertanya mengapa harus hujan? Mengapa
harus senja? Mengapa harus malam? Kau tau?
Terkadang, mencari inspirasi aku hanya butuh saat-saat
yang sendu. Jika ada yang bilang bahwa rintik hujan
terlalu riuh untuk merusak ketenangan, maka lain
halnya aku. Bagiku, gemercik airnya adalah lagu paling
merdu. Semerdu suaramu. Kuingat cara bicaramu yang
manis, cara jalan yang menawan juga raut yang kata
mereka cukup rupawan. Namun apalah arti dari semua
itu? Kadang yang terlihat indah tak selalu membuat
bahagia bahkan yang memeluk erat pun malah
menancapkan pisau lebih dalam.
Sore itu – di bawah senja tempat yang
sebelumnya kau janjikan. Kuperhatikan, jemarimu lihai
memetik dawai, terlantun melodi dari dawai gitarmu
yang membuatku ikut bersenandung. Ah! Semerdu
itukah suaramu? Serupa candu yang membuatku ingin
terus dan terus mendengarnya lagi. Baru kali ini
kutemukan suara yang mampu melebihi merdunya rintik
hujan. Aku mengeja perihal apa yang terjadi pada kita.
Kadang kau berlaku seolah kau ini titik, namun tak
jarang sikapmu membuatku berpikir bahwa kau ini
hanya sebuah koma. Bahkan hadirmu yang hilir mudik
sempat membuatku bertanya-tanya. Sebenarnya kau ini
apa? Titik, koma atau tanda tanya?
Hubungan tak perlu ada status. Yang penting kita
tau kemana arah hubungan ini, komitmen itu nomor
satu. Katamu begitu. Tak lantas mengiyakan, aku tetap
butuh yang namanya kepastian. Bukan tak percaya
padamu, tak ada maksud meragukanmu. Bagiku, kita
tetap harus memulai. Agar kelak, jika suatu waktu aku
merasa cemburu, aku berhak mencemburuinya. Yang
mengalir itu air sayang, bukan hubungan.
Kita tergelak. Selain piawai main gitar, kau juga
lihai membuatku tertawa lepas. Dicintai olehmu tak
harus berubah menjadi orang lain, aku tetap dengan
adanya diriku. Kemudian, kau senandungkan lagu itu
lagi. Sebuah lagu yang popular tahun 2000‟an. Kau hafal
15
Perihal Senja
16
Mulia Azzahra
17
Perihal Senja
18
Mulia Azzahra
AMBIGU
Antara kopi dan bayangmu, mana yang lebih
lama membuatku terjaga? Tentu saja kamu. Suara, dan
segala hal tentangmu lebih fasih membuatku terjaga
daripada harus menengguk kopi berkali-kali. Lalu,
manakah yang lebih pahit? Sisa kopi di pagi hari atau
sebuah keadaan yang membuat kita terhimpit?
Mana yang lebih dingin? Gigil rindu atau
perangaimu yang mendadak beku? Mana yang lebih
tabah? Hujan Bulan Juni Sapardi, atau aku yang
senantiasa berusaha menepis resah?
Sesekali ajak aku ke pelabuhan, agar kutau
seperti apa bahagianya dermaga ketika kapal berlabuh
setelah ia lelah berlayar. Sejauh apapun pengembaraan
seseorang, tak ada yang lebih kuharap selain sebuah
kepulangan.
Selain itu, menjadikanku rumah ternyaman
hingga membuatnya betah singgah, lalu menobatkanku
sebagai titiknya bermuara saat kata-kata mulai lelah
menyusun tiap bait yang tercipta.
Kalau saja jarak itu selembar kertas, ketika ku
rindu, akan ku lipat agar kau terasa dekat. Dan
kubentangkan lagi manakala kau ingin bertualang.
Kalau saja jarak itu selembar kertas, mungkin aku tak
banyak menggerutu perihal rindu dan temu.
Jarak..aku tak bisa berdamai dengan
kilometernya, tak bisa mendekapmu tiap waktu, tak bisa
menatapmu semau yang ku ingin. Kepadamu yang
terhalang jarak, kini kau hanya terekam dalam
bayang..ketika hangat kau mahir membuatku enggan
beranjak. Namun ketika kau dingin, kau akan dapati
aku bak orang hipotermia yang tak kuat menahan gigil.
Aku tidak meminta apa-apa, pun tiada pernah
memintamu tuk jadi udara yang senantiasa ada
kehadirannya.Sebab, cukup bagiku untuk jadi senja saja
yang hangat hadirnya. Mengertilah. Bahagiaku adalah
ketika kita hangat, sehangat senja yang menyapa ketika
ingin berpamitan.
19
Perihal Senja
20
Mulia Azzahra
21
Perihal Senja
22
Mulia Azzahra
23
Perihal Senja
24
Mulia Azzahra
25
Perihal Senja
KAMUFLASE
Kau yang kerap bersembunyi dibalik kata “maaf”
Jika kecewaku memuncak entah mengapa aku
selalu luluh oleh genggaman. Pelukmu barang sedetik
mampu membuat amarah dan kecewaku hangus dalam
sekejab. Yang dilihat dari pria ialah janjinya. Perbuatan
dan ucapan harus sejalan. Cinta memang tak selalu
sempurna, kisahnya memang tak selamanya bahagia. Ini
wajar dan biasa. Anggap saja Tuhan memang sedang
menguji hati dan rasa, hatimu dan hatiku sedang porak-
poranda. Ada kalanya, ada masanya, ada saatnya kita
ditempatkan pada pilihan; bertahan atau meninggalkan?
Menyiram yang telah layu atau mencari bunga yang
baru? Aku tau ini memang tak mudah.
Telah ku gaungkan sejak awal bahwa aku
memberimu sayap, tak membatasi ruang gerak. Agar kau
bebas menikmati apa yang kau inginkan. Namun
sayangnya, kadang kita yang terlalu lugu dalam
mencintai menjadi rentan patah hati dan dibodohi.
Terlalu besar menaruh rasa percaya padamu kupikir
akan kau jaga baik-baik. Nampaknya kau begitu bebas
memanfaatkan semuanya hingga tak tau batasan bahwa
masih ada hati yang mesti kau jaga. Bebas tak berarti
lepas bukan? Entah tulus mana lagi yang hendak kau
cari? Kesabaran mana lagi yang sedang kau nanti? Setia
mana lagi yang tengah kau idamkan?
Cukuplah, aku muak dengan sandiwara yang kau
buat. Jika masih ingin benahi rumah, kemari… ku dekap
dan jangan pergi lagi. Jika ingin singgah di rumah yang
lain, silakan sana pergi. Aku hanya butuh dia yang
menetap, bukan sekedar merebah lalu membuatku
terkatung tak sudah-sudah. Sadarlah, pergilah dengan
bijak – pamitlah secara baik dan sopan.
Aku tau, yang lebih baik memang selalu ada.
Yang lebih menarik memang banyak. Kadang, kesetiaan
seseorang diuji hanya karena melihat yang lebih dari
kita. Termasuk kau. Kebohongan apalagi yang hendak
kau lakukan? Berapa kali kau pernah lakukan hal ini?
26
Mulia Azzahra
27
Perihal Senja
28
Mulia Azzahra
29
Perihal Senja
30
Mulia Azzahra
31
Perihal Senja
32
Mulia Azzahra
33
Perihal Senja
DAUN GUGUR
Puncak kesedihan paling tinggi ialah saat seseorang tak
lagi mampu menyuarakan tangis dengan airmata.
Entah aku tak mengerti apa yang tengah menjadi
inginmu kali ini. Sekeras apapun kita berjuang tuk
mempertahankan seseorang, tetap saja takdir Tuhanlah
yang paling besar donasinya dalam menetapkan suatu
ketentuan. Dunia terasa berhenti sejenak. Atmosferku
seakan membisu, mendengar kata pisah darimu
membuatku tak bisa berkata-kata lagi. Dengan
ringannya kau katakan ; “Cari saja yang lain.. banyak
yang lebih baik dariku..”.Pintamu. “Aku tak ingin cari
yang lebih. Aku tak ingin cari yang kurang, aku hanya
ingin kau seorang..” sahutku.
“Kalau tidak kita akhiri saja ya…”, katamu “Tidak
untuk pintamu yang satu ini….” lirihku. Bodoh sekali
aku. Ku pikir kita masih bisa memperbaiki rumahnya
lagi. Ketika itu aku meronta. Berbagai penolakan kau
lontarkan menegaskan bahwa apa yang tengah kita
jalani memang sudah seharusnya di akhiri.
Kalau kau tau, sebenarnya aku teramat
menyayangimu. Namun, lama kau hiraukan aku pilih
mundur perlahan.
Baru kemarin rasanya kita bertukar cerita.
Menertawakan hal yang sebenarnya amat sederhana
untuk ditertawakan. Menjalin interaksi layaknya
sepasang kekasih yang bahagia. Namun, di samping itu
sebenarnya kita sama-sama memendam. Menahan kata
pisah agar tak saling menyakiti.
Perang dingin terjadi. Sungguh! Perang ini
teramat menyakitkan untuk di alami. Tak ada
perdebatan hebat. Saaat bertemu pun seperti tak ada
apa-apa. Namun kutau, di balik diam aku bisa menguak
apa yang terjadi.
Semuanya terasa hambar. Perasaan kian pudar,
pikirku mulai tak karuan. Pada akhirnya, aku
memberanikan diri tuk mengiyakan pintamu yang
menyakitkan itu. Perpisahan yang terjadi sebenarnya
34
Mulia Azzahra
35
Perihal Senja
36
Mulia Azzahra
37
Perihal Senja
38
Mulia Azzahra
SEPASANG BELATI
Pagi itu kulalui sendiri. Menunggu angkutan
umum di tempat yang dulunya biasa kugunakan untuk
menunggumu berangkat bersama. Kali ini tidak, aku
harus membiasakan hari tanpamu. Hampa sekali,
semangat hidup seakan lenyap. Seperti tak ada gairah
tuk mengawali hari. Pagi hari yang biasanya disambut
dengan harum tubuhmu, sentuhan lembut dan senyum
manis yang tersembunyi di balik kumis tipismu, tapi
tidak untuk pagi dengan segala rasa yang telah memahat
hati. Mata sembab menemani, sesak dada masih terasa.
Malam tadi kata pisah itu kau ucap secara sopan.
Aku telah memikirkan matang-matang untuk
mengakhirinya. Masih tak ku sangka bahwa kita tak lagi
berada dalam satu kisah yang sama. Tidakkah kamu
heran? Hubungan yang tadinya baik-baik saja, tanpa
ada perdebatan hebat pada akhirnya berakhir dengan
keadaan damai, namun sebenarnya belum bisa
mendamaikanku di awal keadaan. Pelangi yang tadinya
menghiasi malah menjadi gemuruh yang ku benci.
Tepat di depan gerbang sekolah tak sengaja aku
berpapasan denganmu. Kita sama-sama melontarkan
senyum. Aku jalan kaki sendirian, dan kau menunggangi
motor sendirian. Dulu bagian yang kosong itu pernah ku
isi. Sudahlah! Apalagi yang istimewa dari sorot matamu?
Sorot mata yang dulunya selalu ku sebut tatapan sendu,
sorot yang menjadi sumber inspirasi tulisanku dan
kebahagiaanku. Kini yang kulihat dari sorot matamu
bukan lagi pandangan indah yang berbinar, melainkan
sepasang kilatan belati yang siap menyayat perasaanku
sekali lagi. Perih sekali! Mengiris secara perlahan atas
rasa yang sempat kau abaikan. Baiknya kau sediakan
pedang saja yang membuat hatiku patah jadi dua
sekaligus, daripada kau iris perlahan dengan belati; itu
rasanya perih sekali… amat menyakitkan. Senyum
simpul memang merekah dan tersungging rapi. Namun,
terlihat jelas di pelupuk mataku bahwa sesungguhnya
masih ada kesedihan yang tersisa bekas malam tadi.
Dan kali ini aku benar-benar merasakannya. Tabahkan
39
Perihal Senja
40
Mulia Azzahra
41
Perihal Senja
42
Mulia Azzahra
43
Perihal Senja
44
Mulia Azzahra
45
Perihal Senja
PEMAHAT LUKA
Istirahatkan perasanmu…buang belenggu itu. Sejenak
bebaskan ia dari berbagai hal yang menyesakkan dada.
Kalau kau ingat, dulunya aku adalah orang yang
menolak keras untuk kau tanggalkan. Kau tinggalkan
dan kau tanggalkan rupanya sama pedihnya. Pernah
tabah meski berkali, kali tabah. Pernah tetap singgah
meski kau terus berkata „sudah‟.
Luka yang semakin lama semakin ku peluk
memang sakit rasnaya. Perih, nyeri, terisak. Luka
bersemayam karena rasa kecewa. Anganku melambung
tinggi, kemudian jatuh tanpa tersendat. Tersungkur,
hilang kesadaran. Nyatanya, rasa sayang yang berlebih
bukanlah suatu jaminan bahwa engkau akan tetap
bertahan. Pergimu membuatku meratapi luka. Padahal
aku hanya ingin menyayangimu setulus hatiku saja, tapi
mengapa kau malah pergi dengan teganya? Mungkin aku
yang salah. Barangkali ada perlakuanku yang
membuatmu tak nyaman, namun ketahuilah! Rentetan
kata yang ku kirim melalui pesan singkat adalah arti dari
kepedulianku. Kenapa malah kau acuhkan? Baiklah,
bagaimana pun keadaannya situasi memaksaku untuk
merelakanmu, kali ini aku dipaksa untuk ikhlas. Aku
harus ikkhlas. Padahal kenyataannya seluruh rasa yang
pernah kita semai masih membekas. Sudah benar-benar
luputkah namaku dari hatimu? Rasaku yang kuat
menjadi penyebab atas belum hilangnya segala hal
tentangmu. Gurat senyummu, lekuk tubuhmu, cara
tertawa dan bicaramu masih terekam jelas. Perih!
Namun, aku sadar bahwa selama itu aku hanya
menciptakan kebahagiaan sendiri. kau berhenti terlibat
dalam pengharapan yang pernah kita sepakati. Lamanya
hubungan bisa kandas di tengah jalan hanya karena
kehadiranku sudah tak ada artinya lagi. Mungkin ini
skenario Tuhan, teguran untuk diriku. Bahwa sesuatu
yang berlebih akan menimbulkan sakit yang berlebih.
Aku rindu caramu mencintaiku…rindu caramu
memperjuangkanku. Maaf, jika beberapa waktu lalu rasa
sayangku pernah membuatmu tak nyaman.
46
Mulia Azzahra
47
Perihal Senja
48
Mulia Azzahra
49
Perihal Senja
50
Mulia Azzahra
51
Perihal Senja
PETRIKOR
Di luar, rintik hujan masih terdengar jelas.
Mataku sembab lagi, tangisku bersahutan dengan hujan.
Aku termangu dengan dagu yang menempel di lututku
yang tertekuk, sementara pelukanmu kala itu masih
membekas hangat di tubuhku malam ini. Memandangi
hujan yang menurutku kini tak lagi menampakkan
kesan bahagia. Dulu, melihat hujan adalah kamu. Kali
ini melihatnya hanya sanggup menggigit bibirku kuat-
kuat, sesekali memajamkan mata atau
mengerjapkannya. Aku tak boleh menangis lagi, lirihku
pelan. Salahku dulu terlalu meyakini bahwa kau benar-
benar mencintai sepenuh hati. Salahku terlalu bahagia
hingga tak sempat memikirkan duka. Kenangan
menghujam pikiranku untuk kembali mengingat-ingat
yang telah berlalu. Karena hujan adalah, saat-saat untuk
mengingatmu; mengingat semua yang telah terlewati.
Sepeninggalmu, sebagian dari mereka mengira
aku terserang depresi dan tengah dilanda sepi.
Mengingat seluruh postingan akun sosial media dipenuhi
oleh gambar-gambar sunyi bernuansa hitam putih,
dengan cepatnya mereka menyimpulkan bahwa aku
benar-benar sedang rapuh. Berbagai spekulasi timbul,
tak menampik memang ada benarnya. Lantas manusia
mana yang tak luka perasaannya bila yang didamba
meninggalkannya pergi begitu saja? Tak selamanya
benar, lukaku tak sedalam yang mereka pikirkan.
Sedihku tak semendalam yang mereka kira. Kisahku tak
sedramatis yang mereka bayangkan. Terimakasih untuk
yang telah berbagi peduli. Namun, rasa sedih ini tak
butuh belas kasih…ia hanya butuh sadarmu.
Mengertilah, apa yang kau lihat didunia maya memang
benar-benar maya. Yang terlihat bahagia tak selamanya
bahagia, pun sebaliknya. Mereka yang nampak sedih
nan murung bisa jadi tak benar-benar dilanda
kesedihan.
Hitam tak selamanya kelam, gelap tak selamanya
suram. Beberapa harap pernah kita do‟akan, beberapa
ingin pernah kita aamiinkan, setelah itu aku harus
52
Mulia Azzahra
53
Perihal Senja
54
Mulia Azzahra
55
Perihal Senja
MELEBUR KISAH
Tak banyak bintang malam ini. Awannya
lumayan pekat, membuat rembulan tak nampak. Cukup
mewakili kalbu yang kali ini mengharubiru. Perasaanku
kembali kalut lagi. Seolah lelucon televisi tadi tidak
menimbulkan dampak apa-apa bagiku. Benar adanya,
seriuh apapun suasana, selucu apapun sebuah lawakan,
semewah apapun tempat tak akan bisa memperbaiki
perasaan kita yang sedang gulana. Semua hal
bersumber dari dalam hati. Disanalah letak keinginan
tumbuh. Sama halnya denganku, akalku ingin
merelakannya namun hatiku belum siap melakukannya.
Kadang mungkin kamu pernah terjebak dengan hal-hal
yang mengingatkanmu pada kenangan. Entah benda,
atau lain sebagainya. Bau minyak wangi tertentu
terkadang bisa membuat kita melayang pada kenangan,
sebab bahunya dulu sempat kita gunakan untuk
bersandar hingga tak ada pilihan lain kecuali menghirup
harum tubuhnya.
Aku berubah menjadi pendusta paling ulung. Kau
tau apa sebabnya? Seringkali kubohongi diri sendiri
bahwa aku tak benar-benar merindukanmu.
Kenyataannya, rindu ini selalu menyapaku tak kenal
waktu dan tak pandang bulu.
Kepalaku menjelma dinding-dinding kenangan.
Tempat dimana seluruh kejadianku bersamamu
disematkan. Masih saja aku membaca ulang chat kita
yang tak kuhapus meski sudah bertahun lamanya. Pun
foto kita yang tengah memperlihatkan bahwa dulunya
kita adalah dua orang paling bahagia. Posemu
menunjukkan kebebasan berekspresi di depan kamera,
sementara aku menatap kamera dengan
ketidakpercayaan diri. Aku memang tak percaya diri.
Dulu berulang kali kau katakan padaku bahwa tak ada
hal aneh dalam diriku. Tak penting bila mereka tak
menyukaiku, lagi pula ada kamu yang siap mecintai
seluruh kurang dan lebihku. Karena bagimu, cara
terbaik mencintai orang adalah dengan menerima
56
Mulia Azzahra
57
Perihal Senja
58
Mulia Azzahra
59
Perihal Senja
SESALMU
-Dua hal yang kutemui kala hujan ialah „genangan‟ dan
„kenangan‟.
Aku pernah menangkap basah sepi tatkala ia
ingin menyergapku, mengajakku berkecimpung dalam
nuansanya. Sepi selalu tau saat-saat yang tepat untuk
bertandang. Ia datang ketika sendu menyapa, masuk
lebih dalam kemudian membenamkanku dalam sepi, lalu
aku terkapar dalam tumpukan sunyi. Sepiku adalah
ketiadaanmu. Keberadaanmu adalah riuhku. Menyikapi
sepi, cukup dengan menghibur diri. Agar tidak semua
orang mengerti bahwa dalam diri benar-benar merasa
sepi. Awalnya aku enggan mengakui, bahwa penawar
sepi sampai saat ini adalah kamu. Hanyalah kamu. Aku
bersikeras membunh sepi dengan melakukan segala hal
yang menurutku akan menuntaskan sepi. Tapi nihil! Aku
tetap merasa sepi.
Kamu. Sebenarnya apa definisi tentang kamu?
Apakah empat huruf yang sengaja Tuhan kirimkan
padaku untuk terus seperti ini? Apa Tuhan sengaja
menciptakan kamu agar aku sanggup memanage hati
supaya dapat mendewasai diri? Kamu. Kadang, aku
ingin seperti kamu. Tanpa degub kencang ketika
bertemu. Tidak seperti aku. Aku bisa merasakan degub
tak karuan walaupun jarakku denganmu terpantau lima
puluh meter saja. Aku ingin seperti kamu. Yang tetap
biasa-biasa saja ketika bertemu. Seperti tidak ada apa-
apa di antara kita.
Aku ingin bercerita padamu perihal hujan yang
turun sore ini. Keluarlah, meski keadaan sudah berbeda
setidaknya kita masih satu langit. Iya satu langit bukan
lagi satu rumah, pun sudah bukan satu atap.
Mendongaklah ke atas, rasakan rintiknya. Coba kau
selami lagi dalam-dalam. Biar aliran rintiknya
menyeretmu tuk mengingat tentang kita. Pernah kita
basah-basahan, sengaja bermain hujan. Akhirnya kita
jatuh sakit, tak perlu obat pun tak butuh penanganan
dokter. Perbincangan via ponsel kala itu cukup mampu
melebur sakit. Pernah kita saling menguatkan tapi
60
Mulia Azzahra
61
Perihal Senja
62
Mulia Azzahra
63
Perihal Senja
64
Mulia Azzahra
65
Perihal Senja
66
Mulia Azzahra
67
Perihal Senja
68
Mulia Azzahra
BANGKIT
Aku tau bagaimana rasanya berdarah, hancur,
remuk berkeping-keping. Belum lagi ditambah ketika
mengetahui kenyataan bahwa „dia‟ meninggalkan hanya
karena merasa dapat yang lebih sempurna. Rasanya,
seperti luka yang belum pulih lalu disayat belati berkali-
kali; lagi. Itu perih! Tapi, apapun-seperti apapun sebab
atau alasan yang menimbulkan sebuah „perpisahan‟
terimalah dengan tabah dan lapang dada.
Sebab, memaksakan sebuah kebahagiaan itu
tidak baik. begini; „apa kamu ingin bertahan sementara
dalam hatinya sudah tak ada lagi pengharapan
denganmu? Tidak bukan? Sudahi.. sebelum semuanya
terlanjur berdarah. Biarkan semuanya berlalu.
Ikhlaskan, jangan kau lupakan. Kelak, yang lebih baik
akan menghampirimu. Yang membuat kita kecewa
adalah terlalu berharap sementara dirinya tak mau lagi
terlibat dalam „harapan‟ tersebut.
Kemudian, seluruh angan yang pernah kalian
ciptakan harus rela kau lebur sendirian. Tak perlu
risaukan hal tersebut. Sebab, sesuatu yang menjadi
milikku akan datang kepadaku dengan jalan yang
mudah. Tidak rumit. Jika aku masih meragukan hal ini,
itu tandanya aku ragu akan Tuhanku sendiri.
Memanage perasaan ketika ia tidak bisa diajak
bernegosiasai lagi itu memang tidak mudah. Sebenarnya,
yang membuat semuanya terlihat rumit adalah cara
berpikir kita akan hal itu sendiri.
Yang telah berlalu itu pelajaran. Ketabahan,
keikhlasan juga kesabaran merupakan teman sejati
untuk bisa menerima kenyataan. Dari luka aku belajar
bahwa tak seharusnya menaruh harapan besar pada
orang lain, dari luka aku belajar untuk kedepannya aku
akan memperlakukan sesuatu yang sewajar-wajarnya
saja.
Kurasa butuh kemunafikan bertumpuk-tumpuk
untuk berpura-pura tidak merindukanmu. Pergilah
untuk tidak membayangiku. Peluklah bayangmu sendiri.
69
Perihal Senja
70
Mulia Azzahra
71
Perihal Senja
72
Mulia Azzahra
73
Perihal Senja
74
Mulia Azzahra
ECCEDENTESIAST
“Jadilah sabar, berhati lembut dan tegar dalam
menghadapi segala hal..”
Hidup memang selalu begitu. Kadang ada satu
ketetapan Tuhan yang bahkan enggan ingin kita terima
dengan hati dan akal sehat. Kemudian, kamu merasa
bahwa orang-orang yang ada di dunia ini tak lagi
berpihak padamu, kamu merasa bahwa semesta
menjauhimu dan taka da yang peduli lagi padamu.
Padahal, Tuhan tak pernah bermaksud untuk
begitu. Kita lupa sesungguhnya kita terlalu arogan dalam
meminta hal besar kepada Tuhan sehingga nikmat-
nikmat kecil seringkali kita abaikan.
Bersyukur dalam keadaan bahagia itu suatu
keharusan. Namun bersyukur dalam keadaan sulit
adalah suatu hal yang luar biasa. Barangkali ini adalah
sarana bagi kita untuk tabah dan berlapang dada.
Percayalah Tuhan tidak mungkin memberi cobaan di
luar batas kemampuan makhluknya. Segelap apapun
ruangan, Tuhan memberi kesempatan pada lentera tuk
memasuki ruang gelap sekalipun hanya celah yang kecil.
Bagimu, bagiku, bagi mereka mungkin suatu hal
yang tidak kita sukai merupakan hal yang tidak adil.
Namun, kita tidak bisa mengadili dan menghakimi
seperti itu. urusan keadilan itu hanyalah milik Yang
Maha Adil. Jika kamu menyayangi diri kamu, kamu
takkan membiarkan dirimu terjerembab dalam luka.
Dia yang datang belum tentu dia yang
ditakdirkan. Maka, jika suatu saat dia pergi dengan cara
yang paling tragis dan menyakitkan terimalah dengan
baik serta hati yang lapang. Memang, tak semua yang
kita inginkan itu diridhai oleh Tuhan. Sayangi dirimu
lebih dari apapun. Jangan biarkan mereka menyisihkan
luka lagi. Jangan beri mereka peluang untuk
menyakitimu ke-sekian kali. Karena kamu diciptakan
Tuhan untuk hal yang baik-baik. Inilah waktunya,
sudah saatnya kau beri ruang pada dirimu tuk mencintai
diri sendiri dengan baik.
75
Perihal Senja
76
Mulia Azzahra
77
Perihal Senja
Perihal Senja…
Mulai detik ini, percayalah..
Tuhan yang mempertemukan, Tuhan pula yang
mengizinkan sebuah perpisahan.
Tuhan itu pemilik segala rasa, Tuhan pulayang
mengizinkan rasa itu ada.
Maka, jika hari ini Tuhan masih menitipkan rasa itu
singgah…kelak Tuhan pula yang akan mencabut rasa
tersebut.
Jadi, untuk apa kau takut tak bisa berhenti
mencintainya?
Kita sedang bicara persoalan waktu. lambat laun, pelan
tapi pasti..tiap detik yang berlalu pasti akan
memudarkan rasamu sedikit demi sedikit.
Justru dengan ini kita bersyukur. Ada hikmah yang kita
dapatkan setelah jatuh tersungkur. Ini adalah
serangkaian takdir yang telah Ia tetapkan.
Tidak ada orang jahat, dia tidak jahat. Hanya saja yang
selama ini kau anggap baik belum tentu orangyang
tepat.
Jadilah orang yang pandai mencari hikmah pada tiap
ketetapan yang Tuhan titipkan.
--
Senja tak lagi engkau
Hangat tak lagi engkau
Jingga tak lagi engkau
Malam bukan lagi aku
Dan, semesta tak lagi tentang kita.
78
Mulia Azzahra
TENTANG PENULIS
Mulia Azzahra, wanita yang akrab disapa Kiki ini lahir
pada 23 Desember 1999. Dia adalah perempuan
melankolis, peka, perasa, pecinta hening tidak suka
bising. Hoby membaca dan menulis. Beberapa karyanya
sempat terbit dalam bentuk antologi. Menyukai musik
mendayu, musik klasik dan beberapa lagu ciptaan Melly
Goeslaw. Lagu favoritnya adalah Dealova, sebab liriknya
penuh akan kiasan dan makna. Pengagum senja, malam
dan hujan. Baginya, menulis adalah cara menuang emosi
paling elegan.
79
Perihal Senja
80
Mulia Azzahra
81
Perihal Senja
82