Anda di halaman 1dari 3

Conifera Fitriani

190711637256

Offering A

Mereview Film Pendek “KTP”

Pada film pendek keseluruhannya menceritakan tentang Darso seorang pegawai kecamatan
yang ingin mendata penduduk di Desa Rojoalas untuk dibuatkan kartu kesehatan manula. Salah
satu penduduk manula di Dusun Rojoalas yang bernama Mbah Karsono pada saat mendata untuk
membuat KTP banyak mengalami kendala seperti usia, tanggal lahir, dan juga agama dari Mbah
Karsono. Mbah Karsono tidak mengetahui umur dan juga tanggal lahirnya sendiri. Selain itu,
Mbah Karsono tidak memiliki agama, beliau hanya menganut suatu kepercayaan yaitu
kepercayaan kejawen. Saat Darso mengusulkan untuk mengisi agama Mbah Karsono dengan
Islam beliau menolak karena beliau beralasan bahwasannya beliau tidak pernah sholat. Dan saat
diberikan pilihan agama lainpun Mbah Karsono tetap menolak. Hingga mereka memanggil
Ketua RT, lalu memangil ketua badan musyawarah warga, dan juga bebarapa warga desa
setampat untuk meminta usulan mengenai kepercayaan Mbah Karsono. Dan setelah melakukan
musyawarah mereka memutuskan bahwasannya Mbah Karsono tidak perlu memiliki KTP
ataupun kartu sehat manula, karena mereka yang akan merawat dan juga mnejaga Mbah Karsono
secara bersama-sama.

Kejawen merupakan suatu kepercayaan yang ada di Pulau Jawa dan dianut oleh suku jawa
atau suku lainnya yang menetap di Pulau Jawa. Penanaman kejawen bersifat umum karena
bahasa pengantarnya menggunakan bahasa jawa. Kejawen mengakui adanya tuhan Gusti Allah
tetapi juga mempercayai mistik yang berkembang dari tasawuf dari agama-agama yang ada.
Tindakan tersebut dibagi menjadai tiga tindakan yaitu tindakan simbolis dalam religi, tindakan
simbolis dalam tradisi dan tindakan simbolis dari seni.
Contoh tindakan simbolis dalam religi yaitu kebiasaan orang jawa yang mengakui Tuhan
merupakan zat yang tidak mampu dijangkau oleh pemikiran manusia. Contoh tindakan simbolis
dalam tradisi yaitu adanya kebiasaan mendoakan orang yang sudah meninggal pada 7 hari, 40
hari, 100 hari dan lainnya. Contoh pada tindakan simbolis dalam seni yaitu berbagai warna yang
aa pada wajah setiap wayang kulit yang berbeda-beda.

Dalam konteks umum, kejawen sebagai filsafat yang memiliki tertentu yang memilii ajaran-
ajaran tertentu dalam mengajarkan tata karma yang baik. Kejawen sebagai agama dikembangkan
oleh agama Kapitayan jadi sangat tidak arif apabila mengatasnamakan kejawen sebagai sebuah
agama dimana semua agama yang dianut leh orang jawa memiliki sifat-sifat kejawaan yang
kental. Kejawen dalam opini umum berisikna tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap, serta
filosofi orang-orang jawa.

Menurut sudut pandang Pancasila flim pendek tersebut masuk dalam semua sila dalam
Pancasila. Pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” terdapat nilai-nilai Pancasila yang
menjelaskan bahwa penduduk Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut kemanuisaan yang adil dan
beradab. Dalam nilai ini dapat dijelaskan bahwasannya Indonesia mempercayai adanya
kepercayaan yang ada salah satunya yaitu kepercayaan kejawen.

Pada sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” terdapat nilai-nilai Pancasila
menjelaskan kalau masyarakat Indonesia mengakui persamaan hak dan kewajiban setiap manusia
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya. Pada film pendek tersebut para warga sekitar mengakui adanya
perbedaan dalam kepercayaan yang dianut Mbah Karsono. Mereka tetap menghargai Mbah
Karsono meskipun beliau tidak menganut agama yang ditetapkan di Indonesia dan menganut
kepercayaan yang sudah turun temurun ada.

Pada sila ketiga “Persatuan Indonesia” terdapat nilai-nilai Pancasila yang menjelaskan untuk
saling mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Masyarakat Dusun
Rojoalas tetap menjaga persatuan diatas perbedaan yang ada di Dusun Rojoalas. Pada sila
keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan” yang didalamnya terdapat nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan musyawarah
mufatat dalam pengambilan keputusan dengan diikuti semangat kekeluargaan. Dimana dalam
film pendek tersebut menejlaskan adanya musyawarah dalam mennetukan agama Mbah Karsono
yang akan ditulis di KTP. Dan mereka pun menghasilkan suatu keputusan bahwasannya Mbah
Karsono tidak perlu memiliki KTP dan juga tidak perlu memiliki kartu sehat manula.

Dan yang terakhir pada sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang
menjelaskan tentang menghormati hak orang lain. Pada film pendek tersebut kita diajarkan untuk
saling menghormati hak-hak orang lain. Pada film pendek tersebut penduduk Dusun Rojoalas
memiliki rasa hormat pada hak yang dianut oleh Mbah Karsono. mereka semua tidak menilai
kepercayaan yang dianut Mbah karsono itu salah dan tetap menghormatinya.

Sumber:

Aji Kusuma. Kejawen. dari https://www.academia.edu/36332977/KEJAWEN diakses pada 13


november 2019.

Anda mungkin juga menyukai