Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI SASTRA

“Marxisme dan Sastra”

Dosen Pengampu :

Edy Suprayitno, M. Pd.

Penyusun:

Nydia Ayu Arista 22882015246

Adelya Wulandari 22882015248

Nur Asfina 22882015260

Maulidda Eka Ardani 22882015276

Ardia Cindy H. P. 22882015280

Ratna Nuraini 22882015281

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA

STKIP PGRI PONOROGO

2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami panjatkan sholawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. beserta keluarganya, para sahabatnya,
dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sosiologi
Sastra dengan tema Marxisme dan Sastra.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
mendatang. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai
pihak. Aamiin.

Ponorogo, 20 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover Makalah .........................................................................................................................1


Kata Pengantar ..........................................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................6
A. Pengertian Marxisme .....................................................................................................6
B. Pengertian Sastra ...........................................................................................................7
C. Marxisme dan Sastra .....................................................................................................8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................10
A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................................10
Daftar Isi ..................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Marxisme adalah sebuah paham yang melihat pada sejarah dan budaya serta
kegiatan ekonomi masyarakat. Tokoh penting yang mempelopori teori Marxisme ialah
Karl Marx dan Frederick Engles.1
Awalnya Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem
ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis.
Teori ini memberi penekanan kepada kehidupan manusia yang sangat bergantung dan
ditentukan oleh sistem sosio ekonomi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, teori
Marxisme banyak membincangkan tentang persoalan sosial dan masyarakat, ideologi
dan struktur sosial, sehingga teori ini sangat relevan dalam penggambaran suatu karya
sastra. Disinilah letak signifikansi antara teori Marxisme yang ada dalam masyarakat
dan sastra yang mendasarkan pada kejadian dalam masyarakat sosial sehingga dapat
menjelaskan hubungan kesusastraan dengan elemen sosial dan Marxisme.
Didalam hubungan antara marxisme dan sastra, karya sastra berperan sebagai
kekuatan sosial ideologi yang berada di dalam wadah teori marxisme serta berisi
pandangan marxisme, yang bersumber pada pandangan Engel tentang ekonomi,
sejarah, masyarakat dan revolusi maka dengan ini para ahli marxisme melakukan
2
pendekatan kepada teori sastra. Sedangkan contoh karya sastra yang mengandung
teori marxisme, diantaranya terdapat dalam novel berjudul “Bumi Manusia” karya
Pramoedya Ananta Toer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan teori marxisme ?
2. Apa yang dimaksud dengan sastra ?
3. Bagaimana penerapan Marxisme dalam sastra ?

1
Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra. Jakarta
2
Endra wijaya, 3 September 2008. Pengantar Teori Marxisme Tentang Hukum. Jurnal Dinamika
Hukum. 8(3):185

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetehui pengertian dari teori marxisme
2. Untuk mengetahui pengertian sastra
3. Untuk mengetahui penerapan Marxisme dalam karya sastra

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Marxisme
Marxisme berasal dari dua kata, yaitu “Marx” diambil dari nama tokoh
Marxisme sendiri yaitu, Karl Marx. Dan “isme” berarti paham atau penganut.
Secara historis, Marxisme merupakan suatu pandangan yang diambil dari
pemikiran Karl Marx, di Jerman Marxisme berupaya menggabungkan antara ilmu
politik, sejarah, dan ekonomi. Marxisme juga merupakan perjuangan kelas buruh
untuk menumbangkan kapitalisme dan membawa sosialisme ke bumi manusia, salah
satu karya Marxisme yaitu dalam mengkaji dampak historis kapitalisme terhadap
tenaga kerja dan produktivitas serta pembangunan ekonomi, serta menggantikan
sistem komunisme, pengikut Marxisme ini juga di sebut sebagai paham Marxis.
Teori Marxisme juga merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini
tertuang dalam buku Manifesto Komunis yang dibuat oleh Mark dan Friedrich Engels.
Marxisme merupakan bentuk protes Mark terhadap paham kapitalisme, ia
menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum
proletar (buruh atau kalangan bawah). Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan
karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat
mereka dinikmati oleh kaum kapital/borjuis (kalangan atas). Sehingga banyak kaum
proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh serta serba kekurangan.
Mark berpendapat bahwa paham Marxisme harus diterapkan agar adanya keadilan
bagi seluruh kaum, bukan hanya menguntungkan kaum kapital/borjuis dan merugikan
kaum proletar, itulah inti dasar dari paham Marxisme.
Marxisme di Indonesia muncul pada tahun 1914 dibawa langsung oleh orang
berkebangsaan Belanda yaitu Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet (1883 –
1942), yang mendirikan organisasi Marxist pertama di Asia yang bernama Indische
Social Democratische Vereniging (ISDV) atau Perserikatan Sosial Demokrasi India
bersama J.A Brandsteder, H.W. Dekker, P. Bergsma. Mereka menyebarkan paham
Sosialis versi Marx ini hingga ke Syarikat Islam, bertemu dengan Semaun dan
Darsono dari Sarekat Islam Semarang yang bersedia menerima ideologi Marxis.

6
Dampaknya, pada tanggal 23 mei 1920 berdirilah Persyerikatan Komunis di Hindia
(dulu masih Hindia Belanda) cikal bakal Partai Komunis Indonesia.3
Teori marxisme memiliki beberapa gagasan-gagasan Marxis yang telah
dikembangkan dan diperkaya oleh pengalaman-pengalaman kelas buruh, dalam
sejarah gagasan-gagasan fundamentalnya tetap berdiri teguh, menyediakan landasan
yang kokoh untuk Gerakan Buruh masa kini. Sebelum, selama dan sesudah masa kini,
dalam hidup Marx dan Engels tidak ada teori yang lebih baik, lebih terang-terangan
dan lebih ilmiah yang pernah dikembangkan untuk menjelaskan pergerakan
masyarakat dan peran kelas buruh dalam gerakan itu. Pengetahuan Marxisme, oleh
karenanya, membekali kaum proletar secara teoritis demi tugas bersejarah yang besar,
yaitu perubahan masyarakat yang Sosialis. Teori-teori Marxisme menyediakan sebuah
pemahaman bagi para buruh yang berpikir mengenai sebuah benang yang mampu
menuntunnya melalui labirin kejadian-kejadian yang membingungkan, proses-proses
masyarakat, ekonomi, pertentangan kelas, dan politik yang rumit.

B. Pengertian Sastra
Sastra berasal dari bahasa Sansakerta, “sas” yang berarti, memberi petunjuk,
mengarahkan, mengajar, dan “tra” yang berarti, menunjukkan sebagai alat, dan
sarana. Sedangkan menurut Wellek dan Werren sastra adalah alat untuk mengajar,
buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran yang baik dan indah. Maksudnya
sastra merupakan sebuah karya seni yang berasal dari pemikiran seseorang serta
merupakan sebuah karya inovatif, imajinatif dan fiktif. Yang menurut keduanya acuan
karya satra bukanlah dunia nyata, melainkan dunia fiksi, imajinasi. Sedangkan sastra
menurut Ismawati adalah “Dunia rekaan yang disusun dari kata, dunia kata
maksudnya tokoh, peristiwa waktu atau tempat terjadinya peristiwa hanya ada dalam
kata” Supardi (Ismawati 2011:165).
Seperti kebanyakan pemikir abad kesembilan belas, Marx dan Engels memiliki
gambaran sastra sebagai cerminan masyarakat. Mereka sering menyebut-nyebut
bahwa sastra mencerminkan kenyataan dari proses sosial dengan berbagai cara.

3
Dawolo, Anjani Doretha. Analisis Eksploitasi Buruh Anak dalam Industri Tembakau Melalui
Kacamata Marxisme. Universitas Aairlangga.

7
Ada dua pokok penting dalam pikiran Engels (1975; 270) tentang sastra:
pertama, tendensi politik penulis haruslah disajikan secara tersirat saja. "Semakin
tersembunyi pandangan si penulis, semakin bermutulah karya yang ditulisnya."
Ideologi politik bukanlah merupakan masalah utama bagi si seniman, dan karya
sastranya akan menjadi lebih baik apabila ia berhasil membuat ideologi itu tetap
tersembunyi. Pokok kedua dalam pikiran Engels adalah lebih dogmatis. Ia men
jelaskan bahwa setiap sastrawan yang berusaha mencapai realisme harus mampu
menciptakan tokoh-tokoh yang representatif dalam karya karyanya, sebab pengertian
realisme meliputi reproduksi tokoh-tokoh yang merupakan tipe dalam peristiwa yang
khas pula.4
Dari pemaparan diatas, dapat kita lihat bahwa sastra adalah wujud dari proses
sosial yang terjadi dalam masyrakat dan di implementasikan dalam suatu karya sastra
yang diciptakan oleh pengarang berdasarkan kejadian di masyarakat.

C. Marxisme dalam Sastra


Marxisme adalah paham yang ada dalam masyarakat seperti politik, ekonomi,
sejarah, budaya, dll. Paham Marxisme memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi
seluruh kaum. Sedangkan sastra adalah suatu karya yang kebanyakan berdasarkan
proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Maka dengan itu, Marxisme erat
kaitannya dengan sastra, berikut adalah contoh dari paham Marxisme dalam karya
sastra :
Dalam novel Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer, terdapat nilai
Marxisme, yang dilukiskan penulis dalam dialognya.
”Tak bisa mereka melihat Pribumi tidak penyek terinjak-injak kakinya. Bagi mereka
Pribumi mesti salah, orang Eropa harus bersih, jadi pribumi pun sudah salah.
Dilahirkan sebagai Pribumi lebih salah lagi. Kita, menghadapi keadaan yang lebih
sulit, Minke, anakku!” Semua kalimat tersebut ia lontarkan supaya Herman Mellema
mengentikan hinaannya pada Minke dan agar tercipta keadilan.
Dalam kutipan tersebut menjelaskan nilai Marxisme yang kental akan nilai
perjuangan keadilan. Bagaimana tokoh Nyai Ontosoroh berupaya memperjuangkan

4
Damono, Sapardi Djoko. 1978. hal 34. Sosiologi Sastra. Jakarta

8
keadilan Minke seorang pribumi yang direndahkan oleh Herman Mellema, orang
Eropa.
Selain itu, nilai marxisme juga terdapat dalam karya sastra cerpen Ibu Kota
Tikus Karya Okky Madasari,
“Tujuh puluh lima tahun lalu ia diimingi-imingi pindah ke pulau ini, karena
pulau seberang sudah semakin sesak. Harus ada yang mau dipindahkan ke
pulau-pulau lain dengan imbalan sebidang tanah dan bahan pangan. Sementara di
pulau seberang, bekerja seumur hidup pun belum tentu bisa membeli rumah, apalagi
dengan pekarangan luas, belum lagi ladang-ladang yang bisa diolah. Tujuh puluh lima
tahun lalu, ada lima juta orang di pulau seberang. Tak mungkin semuanya mati begitu
saja.”
Cuplikan dari penggalan cerpen tersebut, mengisahkan Bandiman, seorang
kakek yang ditipu oleh negaranya sendiri dengan diiming-imingi sebuah kehidupan
layak, yang pada kenyataannya hanya sia-sia. Ternyata ia dimanfaatkan dan setelah
tujuan itu tercapai, ia dibuang. Cerpen ini, memiliki pesan tersirat bahwa, kaum
proletar atau kalangan bawah yang hanya dimanfaatkan oleh kaum borjuis atau
kapital.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paham marxisme merupakan suatu pandangan yang diambil dari pemikiran
Karl Marx yang menitik beratkan pada kesejahteraan ekonomi kaum buruh, dan
memperjuangkan kesetaraan semua kaum. Sastra adalah karya seni yang memiliki
nilai keindahan yang berasal dari pemikiran dan perasaan penulis yang diungkapkan
melalui karya sastra, Marxisme erat kaitannya dengan karya sastra, sebab sastra
adalah implementasi dari kejadian dalam masyarakat dan Marxisme membicarakan
itu, mulai dari, sejarah, budaya, politik, dan ekonomi.

B. Saran
Dalam mempelajari teori marxisme dan sastra membutuhkan pemahaman
yang mendalam serta referensi sebagai sumber bacaan yang dapat memberikan
pemahaman yang lebih terhadap para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra. Jakarta


Endra wijaya, 3 September 2008. Pengantar Teori Marxisme Tentang Hukum. Jurnal
Dinamika Hukum. 8(3):185
Dawolo, Anjani Doretha. Analisis Eksploitasi Buruh Anak dalam Industri Tembakau Melalui
Kacamata Marxisme. Universitas Aairlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai