Anda di halaman 1dari 2

Deferensiasi sosial meruapakn pengelompokan atau penggolongan masyarakat secara horizontal

yang didasari dengan ciri-ciri tertentu.

 Ketidaksamaan sosial horizontal merupakan perbedaan yang tidak menunjukkan tinggi


rendahnya posisi seseorang
 Ketidaksamaan sosial merupakan perbedaan individu yang menunjukkan perbedaan
posisi sosial seseorang
Adapun faktor pembentuk ketidaksamaan sosial yaitu ciri fisik, kemampuan atau potensi diri,
geografis, budaya, dan latar belakang sosial.
Klasifikasi perbedaan-perbedaan atau pun bentuk dari deferensiasi sosial terdiri dari
kemajemukan sosial (ras, etnis, budaya, klen, agama, dan suku bangsa) dan heterogenitas sosial
(pekerjaan dan gender). 
Diferensiasi sosial merupakan sesuatu yang tidak menunjukkan bahwa satu individu lebih tinggi
dibandingkan individu lain. Namun mengapa pada kenyataannya seseorang dianggap lebih tinggi
dari orang lain, misalkan seorang dokter lebih tinggi dari seorang buruh tani atau pria lebih tinggi
daripada wanita. Hal ini dapat dikatakan sebagai diferensiasi pekerjaan dan gender yang dimana
profesi atau pekerjaan tersebut berhubungan dengan sebuah keahlian atau keterampilan khusus
yang dimiliki orang tersebut. Oleh sebab itu, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang Iebih baik
maupun lebih tinggi kedudukannya antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Karena
setiap orang yang menduduki posisi di dalam suatu pekerjaan sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh individu tersebut. Kemudian tentang pria lebih tinggi daripada wanita, sebenarnya
jika dilihat dari sisi gender, laki-laki maupun perempuan, keduanya sama-sama mempunyai
kedudukan dan juga hak yang sama. Baik itu dalam segi politik, agama, serta segal hal yang
berhubungan dengan sistem kehidupan dalam masyarakat.
Deferensiasi sosial seharusnya mengajarkan untuk bagaimana setiap perbedaan dan fungsi
individu di masyarakat untuk saling menghargai. Yang mana seharusnya masyarakat dapat saling
menerima perbedaan dan memerankan fungsinya dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya,
masyarakat khususnya di Indonesia masih memiliki pandangan bahwa kelompok sosial tertentu
memiliki kedudukan yang lebih tiggi daripada kelompok sosial lain. Hal ini menjadi
permasalahan tersendiri bagi masyarakat. Maka dari itu perlu adanya pendidikan multikultural.
Menurut James A.Banks pendidikan multikultural merupakan ide, gerakan pembaharuan
pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur
lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan
siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu
akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.
Memberlakukannya pendidikan berwawasan multikultural akan membawa konsekuensi
perubahan paradigma manajemen dan kurikulum pendidikan di Indonesia. Paradigma pendidikan
berwawasan multikulturalisme tersebut bermuara pada terciptanya sikap siswa yang mau
menghargai, menghormati perbedaan etnis, agama dan budaya dalam masyarakat. Kemudian
juga, pendidikan multikultural memberikan penyadaran pada siswa bahwa perbedaan suku,
agama dan budaya serta lainnya tidak menjadi penghalang bagi siswa untuk bersatu dan
bekerjasama. Pendidikan berwawasan multikulturalisme dinilai penting utamanya dalam
memupuk rasa kebersamaan dalam keberagaman untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa sesuai dengan semangat kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai