Anda di halaman 1dari 9

M AK ALAH

Tentang
Kebudayaan Masyarakat Jawa

Oleh :
Nama : ASLIAH
Kelas : XI-IPS.1

SMA PGRI BALARAJA


TAHUN AJARAN
2015 - 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul KEBUDAYAAN MASYARAKAT JAWA.
Makalah ini berisikan tentang informasi Masyarakat jawa dan kebudayaan di
dalamnya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua apa
saja yang ada pada kebudayaan masyarakat jawa sehingga kita bias mengetahui
keunikan yang terkandung di dalam kebudayaannya dan menjadikannya berbeda dengan
kebudayaan kebudayaan lain yang tersebar di Indonesia.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Balaraja, 21 April 2016

Penulis1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. 1
DAFTAR ISI.

BAB I ( PENDAHULUAN )
1.1

Latar Belakang .

1.2

Maksud dan Tujuan...

1.3

Rumusan Masalah.....

BAB II ( PEMBAHASAN )
2.1

Pengertian masyarakat jawa..

2.2

Bahasa

2.3

Kepercayaan .

2.4

Profesi ..

2.5

Stratifikasi social...

2.6

Kesenian

2.7

Stereotipe..

BAB III ( PENUTUP )


3.1

Kesimpulan

3.2

Kritik dan Saran.

PENUTUP.

BAB I
( PENDAHULUAN )
1.1

LATAR BELAKANG
Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak

lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, maka peradaban bangsa tersebut tinggal
menunggu waktu untuk punah.
Disini, saya mencoba untuk peduli dengan budaya dari mana kami berasal yaitu
jawa. Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan, kami mencoba merangkum berbagai
tulisan yang berkaitan dengan budaya Jawa dari berbagai sumber.
1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi

salah satu tugas mata pelajaran IPS, juga bertujuan untuk dijadikan bahan presentasi
sehingga siswa siswa lainpun bisa merasakan ilmu yang terdapat dari makalah ini.
1.3

RUMUSAN MASALAH
Apa itu suku jawa ?
Bahasa apa yang digunakan oleh masyarakat jawa ?
Apa kepercayaan yang di anut mereka ?
Apa profesi profesi yang mereka geluti ?
Stratifikasi social seperti apa yang ada di dalam kebudayaannya ?
Apa kesenian yang lahir dan berkembang di masyarakat tersebut ?
Bagaimana stereotif masyarakat jawa ?

BAB II
( PEMBAHASAN )
2.1

PENGERTIAN
Suku Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku

bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di
ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan
Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan
Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.
2.2

BAHASA
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur

sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa
1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan
Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan
hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh.
Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan
membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
2.3

KEPERCAYAAN
Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa

meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang
bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini sangat dijunjung
tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi dan budaya ini
adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib,
keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi ziarah ke makam
orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual yang bertujuan untuk
persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta terkabulnya permintaan tertentu.
Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan
tatacara melakukan ritus-nya, jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Tuhan yang mereka tuju dalam keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam
bentuk dewa dewi seperti Dewi Sri, Ratu Pantai Selatan, roh-roh leluhur, atau yang
4

lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual yang mereka lakukan jelas bertentangan
dengan ajaran ibadah dalam Islam yang sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran
dan hadis Nabi Saw. Karena itulah, tradisi dan budaya Jawa seperti itu sebenarnya tidak
sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan atau sekalian ditinggalkan.
Selain itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap
kegiatan kegian besar, seperti :

Kematian ( Mendhak )

Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan )

Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan
leluhur mereka yang telah meninggal dunia )

Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara


Midodareni, Upacara diluar kamar pelaminan, Srah-srahan atau Peningsetan,
Nyantri, Upacara Panggih atau Temu, Balangan suruh Penganten, dll )

Upacara untuk kelahiran bayi, seperti :


- Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat.
-

Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.

Truntum.
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi.

Sidoluhur.
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.

Parangkusumo.
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh.

Semen romo.
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya.
5

Udan riris.
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang,
dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya.

Cakar ayam.
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya,
sehingga kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.

Grompol.
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol : berkumpul).

Lasem.
Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan
YME.

Dringin.
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat,
dan berguna antar sesama.

2.4

PROFESI
Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka

mendominasi pegawai negeri sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif,


pejabat legislatif, pejabat kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling
banyak di dunia artis dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri,
sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga
kerja Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang,
Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan Eropa.
2.5

STRATIFIKASI SOSIAL
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya.

Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an
membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi.
Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah
penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah
kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia
mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga
sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia
6

lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa, dan
India.
2.6

SENI
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh

agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon
sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh
India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua
bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali
memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
Contoh kesenian yang berkembang di mastarakat jawa adalah :

Topeng (topeng madura, topeng malang, topeng dongkrek, )

Angklung

Bali-balian

Wayang ( kuli, klitik, purwo, godog, golek, dll )

Trian (tari topeng kuncaran, tari merak, tari serimpi, tari blambangan cakil, tari
remong, reog ponorogo dan jaipong )

2.7

STEREOTIPE ORANG JAWA

Orang Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi
mereka juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat
ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian
dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak
membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.

BAB III
( PENUTUP )

3.1

Kesimpulan
Suku jawa yang berada di daerah pulau Jawa merupakan suku yang memiliki

berbagai kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan
lain-lain.
Semua itu membuktikan bahwa suku jawa merupakan suku yang kaya akan
budaya daerah. Dan dari kekayaan budaya yang di miliki suku jawa itulah yang
menbuatnya berberda dengan kebudayaan kebudayaan lain yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai