Anda di halaman 1dari 30

KEARIFAN LOKAL DALAM BAHASA DAN BUDAYA JAWA MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELATAN KEBUMEN (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK)

DISERTASI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Doktor Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif

Oleh: Wakit Abdullah T110908007

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

KEARIFAN LOKAL DALAM BAHASA DAN BUDAYA JAWA MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELATAN KEBUMEN (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK)

DISERTASI

Oleh: Wakit Abdullah T110908007 Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal

Promotor

Prof. Dr. H. D. Edi Subroto ....................... NIP. 194409271967081001

....................

Kopromotor

Dr. Inyo Yos Fernandez ....................... NIP. 194609211980031001

....................

Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal...........2013

Mengetahui Ketua Program Studi Linguistik S-3 Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Djatmika, M.A. NIP. 196707261993021001

ii

KEARIFAN LOKAL DALAM BAHASA DAN BUDAYA JAWA MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELATAN KEBUMEN (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK)
DISERTASI Oleh: Wakit Abdullah T110908007 Tim Penguji Jabatan Ketua Sekretaris Anggota Penguji Nama : Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S. NIP. 195707071981031006 : Prof. Dr. Achmad Yunus, M.S. NIP 196107171986011001 : 1. Prof. Dr. Djatmika, M.A. NIP 196707261993021001 2. Prof. Dr. H. D. Edi Subroto NIP 194409271967081001 3. Dr. Inyo Yos Fernandez NIP 194609211980031001 4. Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana NIP 194406021965112001 5. Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S. NIP 196203091987031001 6. Prof. Dr. Marsono, S.U. NIP 194908101977031001 Tanda Tangan ...

Telah dipertahankan di depan penguji pada sidang Senat Terbuka Terbatas Universitas Sebelas Maret dan dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal 2013 Mengetahui Universitas Sebelas Maret Rektor

Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S. NIP. 195707071981031006 iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama NIM Program Program Studi Tempat dan tanggal lahir Alamat Rumah Telepon Alamat e-mail : Wakit Abdullah : T110908007 : Pascasarjana (S3) Universitas Sebelas Maret : Linguistik : Ngawi, 1 April 1960 : Jl. Diponegoro, D.228, RT.08/RW.XVI Josroyo Indah, Jaten, Karanganyar (57771) : (0271) 826754, HP.08170442080 : abdullahwakit@yahoo.com

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa disertasi berjudul Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawa Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen (Sebuah Kajian Etnolinguistik) ini adalah asli (bukan jiplakan) dan betul-betul karya saya sendiri dan belum pernah diajukan oleh penulis lain untuk memperoleh gelar akademik tertentu. Semua temuan, pendapat, atau gagasan orang lain yang dikutip dalam disertasi ini saya tempuh melalui tradisi akademik yang berlaku dan saya cantumkan dalam sumber rujukan dan atau saya tunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Surakarta, 15 Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Wakit Abdullah NIM. T110908007

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah s.w.t. Yang Maha Pengasih dan Penyayang sebagai Tuhan seru sekalian alam, karena limpahan berkah, rahmat, hidayah dan ridoNya penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini, meskipun berbagai

keterbatasan penulis dan tantangan lahir-batin merintangi. Proses penulisan disertasi ini bagi penulis merupakan tugas yang tidak mudah, karena berbagai hambatan lahir-batin menghadangnya, seperti sakit jantung, perasaan jenuh, pikiran tidak pernah berhenti yang dihinggapi rasa was-was dan ragu-ragu karena berbagai sebab, dan cobaan berat lainnya yang tidak mungkin penulis bahasakan di lembaran ini. Berbagai tantangan tersebut dengan bekal kesabaran, ketabahan, dan ketawakalan kepada Allah s.w.t. semata serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya semua itu dapat penulis lalui dengan selamat. Berbagai pihak terkait yang telah berperan dan memberikan andil besar dalam penulisan disertasi ini antara lain sebagai berikut. 1. Kemendikbud Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan beasiswa melalui program BPPS untuk program doktor selama enam semester dan bantuan keuangan untuk penyelesaian penulisan disertasi, baik bantuan keuangan secara langsung pada semester tujuh dan delapan maupun melalui program penelitian multi tahun Hibah Fundamental dan Hibah Pascasarjana. 2. Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S. sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta dan jajarannya yang telah mengizinkan dan memberikan bantuan sebagian dana pelaksanaan studi S-3 selama delapan semester, dana untuk penyelesaian disertasi dan untuk ujian terbuka, dan fasilitas yang lain kepada penulis untuk menyelesaikan program doktor, serta sebagai ketua penguji pada ujian terbuka telah mengantarkan penulis menuju penyelesaian studi S3. 3. Prof. Dr. Achmad Yunus, M.S. dan pendahulunya Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph. D., sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan jajarannya yang telah memfasilitasi perolehan bantuan untuk studi, penelitian multi tahun Hibah Pascasarjana, dan memberikan kesempatan serta

kemudahan kepada penulis untuk menempuh program doktor, serta sebagai ketua penguji pada ujian tertutup dan sekretaris penguji pada ujian terbuka telah mengantarkan penulis menuju penyelesaian studi S3. 4. Prof. Dr. Djatmika, M.A. dan pendahulunya Prof. Dr. H. D. Edi Subroto sebagai Ketua Program Studi Linguistik S-3 Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan jajarannya yang telah memfasilitasi aktivitas studi S3 maupun perolehan bantuan penelitian, memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk menempuh program doktor, serta sebagai sekretaris penguji pada ujian tertutup dan anggota penguji pada ujian terbuka telah mengantarkan penulis menuju penyelesaian studi S3. 5. Prof. Dr. H. D. Edi Subroto sebagai Promotor yang telah memberikan kemudahan dan motivasi besar kepada penulis teriring kedisiplinan dan upaya untuk memberikan pemahaman mendalam terhadap berbagai konsep teoretis tentang kearifan lokal, semantik kultural dan etnolinguistik serta bimbingan secara periodik demi terarahnya dan segera menyelesaikan penulisan disertasi. Di samping itu, sebagai Ketua Tim Peneliti pada program penelitian multi tahun Hibah Pascasarjana telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran dalam dua kunjungannya pada tahun 2011 dan tahun 2012 untuk mendampingi penulis ke lokasi penelitian di sepanjang pesisir selatan Kebumen. 6. Dr. Inyo Yos Fernandez sebagai Kopromotor yang telah merelakan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan dengan sabar untuk memberikan arahan yang mendalam terhadap konsep teoretis kearifan lokal, bahasa dan budaya di daerah konservatif dan inovasi untuk etnolinguistik kepada penulis beserta fasilitas buku-buku lengkap dengan pemahamannya, serta teriring motivasi besarnya kepada penulis dalam suka dan duka agar segera menyelesaikan penulisan disertasi. Di samping itu, sebagai Anggota Tim Ahli pada program penelitian multi tahun Hibah Pascasarjana telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran dalam dua kunjungannya pada tahun 2011 dan tahun 2012 untuk mendampingi penulis ke lokasi penelitian di sepanjang pesisir selatan Kebumen dan proses pengumpulan data pembanding ke pedalaman Pegunungan Mahmeru di Desa Watu Agung Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas.

vi

7.

Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana, Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S., Prof. Dr. Marsono, S.U., sebagai Tim Penilai draf disertasi dengan peduli, sabar, teliti, cermat dan menyeluruh telah memberikan koreksi yang sangat berarti demi sempurnanya penulisan disertasi, dan sebagai anggota penguji pada ujian tertutup dan terbuka telah memberikan masukan yang bermanfaat kepada penulis untuk perbaikan disertasi ini.

8.

Prof. Dr. H.D. Edi Subroto; Dr. Inyo Yos Fernandez; Prof. Dr. Maryono Dwi Raharjo, S.U. (almarhum); Dr. Oesma Arief, M.Pd.; Prof. Drs. H.B. Sutopo, M.Sc., M.Sc., Ph.D. (almarhum); Dr. Sudaryanto; Dr. Sugiyono, M.Hum. yang telah berkenan memberikan wawasan keilmuan dalam proses pendalaman teori kepada angkatan tahun 2008 di Program Studi Linguistik Deskriptif (S3) di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9.

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dengan caranya telah memberikan peluang kepada penulis untuk mencari tambahan dana untuk S3 melalui berbagai peluang penelitian seperti Hibah Pasca, Hibah Fundamental, Hibah Madya dan Hibah Unggulan Perguruan Tinggi. Demikian pula dengan jajarannya telah memotivasi, memfasilitasi, mengizinkan dan memberikan bantuan kepada penulis untuk menempuh program doktor.

10. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan tugas-tugas akademik, dan bapak/ibu dosen Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan motivasi, baik langsung maupun tidak langsung. 11. Mbok Semi dan Bapak Ahmad Rais (almarhum) orang tua penulis yang sangat saya hormati dan saya cintai, pengorbanannya yang tidak akan pernah terbalas, serta doanya yang senantiasa mengalir bak mata air siang dan malam telah menguatkan lahir dan batin penulis untuk menyelesaikan berbagai tugas, terutama dalam proses penulisan disertasi untuk memenuhi syarat memperoleh derajat doktor.

vii

12. Dra. Sri Lestari Handayani istri penulis yang tercinta, ananda tersayang Maulida Niken Maharini dan Nazila Syifa Mutiarasiwi dengan setia telah rela mendampingi penulis dalam suka dan duka, meskipun haknya telah banyak terampas dan dikorbankan demi cita-cita penulis. Demikian pula cucunda tersayang Nareswari Probo Respati yang lucu tingkahnya telah membuat penulis selalu dapat tersenyum dalam keprihatinan, dia terlahir dari berkah perkawinan ananda Maulida Niken Maharini dengan Pujonggo Irawanto Widodo yang telah melengkapi hidup penulis. 13. dr. Trisula W., Sp.Jp. yang telah memberikan perawatan jantung penulis pada tanggal 16-27 September 2011, selama tujuh hari di ICU dan tiga hari di ruang observasi PKU Muhammadiyah Surakarta; dr. Sodiqur Rifky, Sp.Jp (K) di RSUD Kariadi Semarang yang dengan familier telah menolong penulis memasangkan tiga buah ring jantung pada tanggal 24-25 Oktober 2011; dan dr. Muhammad Triady Nugroho, Sp.Jp. di RSUD Muwardi Surakarta dengan ramah, sabar, ikhlas ketika memberikan jawaban konsultasi dan selalu memotivasi dalam proses perawatan jantung penulis yang telah berlangsung 2 tahun; PT. Askes yang telah memberikan bantuan sebagian dana untuk membiayai perawatan jantung penulis; serta paramedis di tiga rumah sakit tersebut yang tidak terlupakan jasanya. 14. Dr. Mulyoto, M.Hum. dan Drs. W. Hendrosaputro, M.Si. dua orang senior di Jurusan Sastra Daerah FSSR Universitas Sebelas Maret yang telah meluangkan waktu untuk menjadi teman berbicara disaat-saat kritis. Drs. F.X. Sawardi, M.Hum., Drs. Henry Yustanto, M.A., Dr. Giyoto, M.Hum., Muhammad, S.S., M.Hum, Suparto, S.S., M.Hum, serta Dra. M.V. Sri Hartini, M.Hum. sebagai kawan dalam suka dan duka yang telah memberikan rasa dan semangat kebersamaan dalam menempuh studi S3 di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Demikian pula Drs. H. Bagiya, M.Hum. yang telah memberikan peluang mengajar di PBSJ FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo, dan Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. yang telah memberikan peluang mengajar di PBSID STKIP PGRI Ngawi.

viii

15. Para pelibat nelayan di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Kebumen (dari barat ke timur di Kecamatan Ayah, Buayan, Puring, Petanahan, Klirong, Bulupesantren, Ambal dan Mirit), khususnya Kyai Sajadi, Pak Sarpin Muhtadi, Pak Barjo, Pak Darmuji, Pak Abdulrahman, Pak Dirun, Bu Suprapti, Bu Ngainah, Pak Nasikun dan Pak Nasimin, Pak Misdam. Mereka dalam statusnya sebagai pelibat masyarakat tani-nelayan atau nelayan-tani terpilih menjadi informan penelitian telah merelakan waktu untuk menolong penulis pada saat membutuhkan kemudahan hidup di lokasi penelitian Kebumen. Tenaga dan pikirannya direlakan untuk membantu penulis siang dan malam pada waktu mengumpulkan data penelitian untuk disertasi ini selama 18 bulan. Demikian pula para pejabat terkait di Kabupaten Kebumen, khususnya Drs. Ahmad Bahrun, M.Si., Camat Ayah Kebumen yang bijaksana telah mengizinkan penulis untuk penelitian di wilayahnya. 16. Masyarakat di pegunungan Mahmeru, Desa Watu Agung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, khususnya Pak Lurah Sugito dan Pak Darmaji (Mantan Kebayan) yang terpilih menjadi informan pembanding untuk penelitian di pesisir selatan Kebumen telah merelakan waktu dan tempat untuk membantu penulis siang dan malam dalam mengumpulkan data penelitian untuk disertasi ini. Demikian pula para pejabat terkait di Kabupaten Banyumas yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian di wilayahnya. 17. Siapapun mereka yang tidak mungkin penulis bahasakan satu-persatu di halaman ini, baik langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berperan besar dalam upaya menyelesaikan disertasi penulis. Kepada berbagai pihak yang telah disebutkan di atas, penulis merasakan dengan rido Allah s.w.t. mereka telah berperan besar dalam penulisan disertasi untuk penyelesaian S3. Oleh karena itu, teriring rasa mendalam dengan senantiasa mengenang jasa mereka, akhirnya penulis secara tulus hanya dapat menyampaikan rasa terima kasih. Penulis menyadari sepenuhnya tidak akan pernah bisa membalas jasa berbagai pihak yang telah penulis sebutkan di atas. Untuk itu, harapan besar penulis terekspresikan dalam doa, semoga Allah s.w.t. melipatgandakan balasanNya lantaran rasa syukur penulis kepadaNya, ucapan terima kasih penulis

ix

kepada berbagai pihak tersebut atas jasa yang telah diamalkan, karena mereka telah berkenan dan rela memfasilitasi kesempatan, berkah ilmu yang bermanfaat dan otoritas yang dimiliki serta terbangunnya silaturahim yang terjalin selama dan sesudah menempuh program doktor, semoga terjaga keberlangsungan pahala dan berkahNya lantaran niyatan ikhlas. Penulis menyadari sepenuhnya apa yang terwujud dalam penulisan disertasi ini merupakan hasil kerja besar penulis dengan bantuan berbagai pihak tersebut di atas, terutama yang terhormat Promotor dan Kopromotor, namun segala isi yang terkandung di dalam disertasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Oleh karena itu, beberapa hal yang dipandang masih menunjukkan kekurangan, keterbatasan dan kelemahan dalam penulisan disertasi ini penulis mengharapkan masukkan, kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan disertasi, dan penulis ucapkan terima kasih atas kepeduliannya. Akhirnya penulis berharap hasil kerja keras yang penulis lakukan dengan bantuan berbagai pihak tersebut di atas yang terwujud dalam karya ilmiah disertasi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya linguistik (etnolinguistik) dan ilmu pengetahuan umumnya yang terkait dengannya. Penutup kata, semoga Allah s.w.t. senantiasa memberkahi hidup kita semua. Amin. Segala puji bagiMu ya Allah Tuhanku, karena Engkau telah memberkahi jalanku; dan terima kasih kepada semuanya.

Surakarta, 15 Januari 2013

Wakit Abdullah NIM. T110908007

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5); sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6); maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7); dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (8) (terjemahan Al-Quran, Surat Alam Nasyrah, ayat 5-8).

Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar merupakan kezaliman yang besar. (terjemahan Al-Quran, Surat Al-Luqman, ayat 13).

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada: Allah s.w.t. Tuhan Yang Maha Penyayang dan Pemurah Nabi Muhammad sebagai uswah (teladan) A. Rais dan Semi orang tua penulis dengan segala pengorbanannya para guruku sang pembawa cahaya kehidupan dengan ilmu istri dan anak-anak yang setia dalam suka dan duka para pecinta bahasa dan budaya Jawa pembaca

xi

ABSTRAK Wakit Abdullah NIM. T110908007, Pembimbing Prof. Dr. H. D. Edi Subroto (Promotor) dan Dr. Inyo Yos Fernandez (Kopromotor), 2013, Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawa Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen (Sebuah Kajian Etnolinguistik). Disertasi Linguistik Program Pascasarjanan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini secara deskriptif kualitatif mengkaji kearifan lokal (local wisdom) dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan di pesisir selatan Kebumen dari perspektif etnolinguistik. Adapun tujuannya untuk mendeskripsikan (1) sistem pengetahuan dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan yang mengandung kearifan lokal, (2) kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan sebagai bagian integral bahasa dan budaya Jawa Banyumas, (3) faktor sosial budaya yang berdampak pada resistensi bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan di pesisir selatan Kebumen, dan (4) kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa yang tercermin dalam ekspresi verbal maupun nonverbal serta persepsi masyarakat nelayan terhadap folklor di pesisir selatan Kebumen. Secara teoretis untuk menyelesaikan permasalahan kearifan lokal nelayan di pesisir selatan Kebumen mengacu konsep etnolinguistik atau linguistik antropologi (anthropological linguistics), sebagai disiplin ilmu yang bersifat interpretatif yang lebih jauh mengupas bahasa untuk mengemukakan pemahaman budaya, dengan memanfaatkan metode etnografi dengan model etnosains (ethnoscience) atau the new ethnography untuk mencermati berbagai fenomena dalam kajian cognitive anthropology (termasuk etnolinguistik). Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan model etnosains untuk mengungkap aspek pengetahuan manusia yang membimbing perilakunya sehari-hari, karena etnosains sebagai pengetahuan yang dimiliki suatu bangsa (suku bangsa atau kelompok sosial tertentu), dan memanfaatkan metode linguistik sesuai keperluannya. Data dan sumber data penelitian meliputi primer dan sekunder, pengumpulan data dengan teknik observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Validitas data dengan teknik triangulasi (triangulation), meliputi triangulasi data, peneliti, metodologis, dan teoretis. Analisis data menggunakan model analisis etnossains (meliputi analisis domain, taksonomi, dan komponensial). Data empiris dianalisis dengan teknik formulasi (sejenis rekonstruksi) berdasarkan tema-tema budaya untuk menemukan kearifan lokal nelayan, kemudian disajikan dengan metode formal dan informal. Hasil penelitian ini meliputi (1) sistem pengetahuan (cognition system) nelayan di pesisir selatan Kebumen meliputi aspek pengetahuan terkait potensi laut, organisai, tanggung jawab sosial-ekonomi-budaya, fenomena ekologis, aktivitas rumah tangga, perlengkapan melaut, alternatif mata pencaharian, sistem kekerabatan dan kepercayaan, persepsinya terhadap sosok gaib, mantra dan gaman pusaka, keyakinan, leluhur, pepesthen nasib, hari-baik dan hari-buruk, persepsinya terhadap folklore, dan aktualitas bahasa dan budaya Jawa mereka. (2) Kearifan lokal nelayan di pesisir selatan Kebumen sebagai bagian integral dari bahasa dan budaya Jawa Banyumas, karena adanya bukti empiris kemiripan antara tradisi Banyumas dengan tradisi di Pesisir Selatan Kebumen yang besifat konservatif di daerah periferal. Kemiripan tersebut tercermin dalam (a) Aktivitas xii

mata pencaharian dalam proses transformasi dari petani menjadi nelayan, tradisi agraris terbawa dalam tradisi nelayan, (b) Bahasa dan budaya Jawa nelayan yang berciri Banyumas di Kebumen, tercermin dalam ekspresi verbal maupun nonverbal terkait mata pencaharian, dan aktivitas spiritual dan kultural. Di sisi lain, sebagian ada pengaruh dari bahasa dan budaya Jawa Surakarta-Yogyakarta tercermin dalam bahasa bandek dan ciblek yang bersifat inovasi. (3) Faktor sosial-budaya yang berdampak pada resistensi bahasa dan budaya Jawa nelayan di pesisir selatan Kebumen dipengaruhi oleh (a) Faktor sosial geografis terkait bahasa dan budaya Jawa Banyumas yang bersifat konservatif ditemukan di Kebumen, ditandai oleh kesederhanaan bahasa karena kurang mengenal tingkat-tutur bahasa Jawa, mereka hidup dengan memanfaatkan lingkungan ekologis, bahasanya bersifat ikonik (iconic) yang mencerminkan pola-pikir masyarakat agraris, ditemukan desa yang ada nelayan, namun belum ditemukan desa khusus nelayan, karena mereka beraktivitas tani-nelayan dan nelayan-tani, menderes dan beternak. (b) Faktor sosial kemasyarakatan, seperti organisasi, memilih lokasi dan strategi, upacara ritual, astronomis agar memiliki daya tawar kuat. (c) Faktor historis, spiritual, lingual, kultural berdampak pada resistensi bahasa dan budaya Jawa nelayan di pesisir selatan Kebumen. (4) Kearifan lokal (local wisdom) nelayan di pesisir selatan Kebumen dapat dibedakan berdasarkan sifat, jenis dan aplikasinya. (a) Kearifan lokal nelayan berdasarkan sifatnya meliputi (i) bersifat verbal (verbal wisdom) yang tercermin dalam kata-kata, frasa, klausa, wacana dan unit lingual yang lain; dan (ii) bersifat nonverbal (nonverbal wisdom) yang tercermin dalam lambang, simbol, perangkat sesaji, upacara ritual dan folklor. (b) Kearifan lokal nelayan berdasarkan jenisnya meliputi (i) Kearifan kultural (cultural wisdom), praktiknya meliputi kearifan filosofis (philosophical wisdom), kearifan religius (religious wisdom), kearifan moral (moral wisdom), kearifan sopan-santun (ethical wisdom), kearifan pengharapan (hope wisdom), kearifan tawakal (tawakal wisdom), kearifan perlindungan (protective wisdom), kearifan simbolis (symbolic wisdom), kearifan pengetahuan (cognitive wisdom), kearifan spiritual (spiritual wisdom), kearifan pendidikan (educative wisdom), kearifan sosial (social wisdom), kearifan sejarah (historical wisdom), kearifan kasar (sarcasm wisdom), kearifan cinta tanah air (nationalism wisdom), kearifan proses (process wisdom), kearifan kualitas (quality wisdom), dan kearifan kesehatan (medical wisdom). (ii) Kearifan ekologis (ecologic wisdom), praktiknya meliputi kearifan lahan (farm wisdom) atau kearifan agraris (agraris wisdom), kearifan lingkungan alam (environmental wisdom), kearifan strategis (strategic wisdom), kearifan praktis (practical wisdom), dan kearifan lokasi (location wisdom). (iii) Kearifan ekonomis (economic wisdom), praktiknya meliputi kearifan ekonomi petani (farmer economic wisdom), kearifan ekonomi nelayan (fisherman economic wisdom), kearifan ekonomi menderes (menderes economic wisdom), kearifan ekonomi beternak (breeding animals economic wisdom), kearifan teknis (technic wisdom), kearifan konsumtif (consumptive wisdom), kearifan astronomi ekonomi (astronomic economic wisdom), kearifan geografi ekonomi (economic geographic wisdom), dan kearifan astronomi (astronomic wisdom). (c) Kearifan lokal nelayan berdasarkan aplikasinya meliputi dengan metode (i) konservasi, (ii) rekovery, (iii) adaptasi, (iv) inovasi, dan (v) resistensi (resistance). Kata kunci: Kearifan lokal, nelayan, pesisir selatan Kebumen, etnolinguistik. xiii

ABSTRACT Wakit Abdullah, NIM. T110908007, Principal Promotor: Prof. Dr. H. D. Edi Subroto, Co-Promotor: Dr. Inyo Yos Fernandez. 2013.The Local Wisdom in the Javanese Language and Culture of the Fishing Community at Kebumen Southern Coast (An Etnolinguistic Study). Dissertation: The Postgraduate Program in Linguistics, Sebelas Maret University. This research aims at studying the local wisdom in the Javanese language and culture of the fishing community at Kebumen southern coast from the perspective of ethnolinguistics, the cognition system behind the Javanese language and culture of the fishing community which contains local wisdoms, the local wisdoms behind the Javanese language and culture of the fishing community as an integral part of Banyumas Javanese language and culture, the social and cultural factors which have impacts on the resistance of the Javanese language and culture of the fishing community at Kebumen southern coast, and the local wisdom behind the Javanese language and culture as reflected in the verbal and non-verbal expressions as well as the community perception on the folklore existing at Kebumen southern coast. Theoretically, to solve the problem of local wisdom of the fishing community at Kebumen southern coast this study refers to the ethnolinguistics and anthropological linguistics, as a interpretative discipline which further deals with a language to convey the cultural understanding and utilizes ethnoscience or the new ethnography or cognitive anthropology. Methodologically, the ethnographic method with the ethnoscience is viewed relatively adequate to undercover the cognition aspects of human beings, which guide their daily life because ethnoscience plays role as cognition owned by a nation (a certain nation or a certain social group). Besides, this research utilizes the linguistic method as required. The data of the research included primary and secondary ones. The data of the research were gathered through participatory observation and in-depth interview. The data of the research were validated by using data, methodology, and theory triangulations. The data were analyzed by using the ethnoscience analysis model which included domain analysis, taxonomy analysis, and componential analysis. The data were analyzed by using the cultural themes to find the local wisdoms of the fishing community and then displayed with the formal and informal methods. The outcomes of this research include (1) Cognition system of the fishermen in the southern coast of Kebumen covering cognition system related to sea potentials, organisation, social-economical-cultural responsibility, ecological phenomena, household activities, fishing instruments, alternative income, filial system and trust, perception to supernatural figurers, chants and, heirlooms arms (gaman), beliefs, predecessors, fate or fortune in life (pepesthen, nasib), fine days and bad days, perception toward folklores, and their actualization of Javanese language and culture. (2) The fishermens local wisdom in the southern coast of Kebumen as an integral part of the Javanese language and culture in Banyumas, because there are similar empirical evidences between the tradition in Banyumas and the tradition in southern part of Kebumen which is conservative in the pheripheral area. Such similarities are reflected in (a) The activities of earning for xiv

living in the transformation process from farmers to firshermen, agricultural tradition is brought into fishermens tradition; (b) The fishermens Javanese language and culture characterized by Banyumas dialect as reflected in verbal and non-verbal expressions related to earning for living, and spiritual and cultural activities. On the other hand, it is partly influenced by Solo-Yogyakarta Javanese language and culture as reflected in the innovative bandek and ciblek language. (3) The social-cultural factors which give effect upon the resistance of Javanese language and culture in the southern coast of Kebumen are influenced by (a) socialgeographical factors as related to the conservative Banyumas Javanese which is characterized by its language simplicity, lack of speech levels in Javanese language, they live by taking benefit from ecological environments, their iconic language reflects of the agricultural communitys thought patterns found in a village where those fishermen live. But there isnt any particular fishermens village because they have their activities in farming and fishing (tani-nelayan) and in fishing and farming (nelayan-petani), getting coconuts sweet sap (menderes) and breeding cattle (berternak). (b) The social-communal factors, such as organization, choice of location and strategy, ritual ceremonies, astronomy in order to get strong bargain. (c) The historical, spiritual, lingual, cultural factors give effect upon the resistance of the fisheremens language and culture in the southern coast of Kebumen. (4) The local wisdom of the fishermen in the southern coast of Kebumen can be differentiated, based on its characteritics, kinds, and their applications. It covers (a) Based on its characteristics, the fishermens local wisdom covers: (i) verbal wisdom as can be seen in words, phrases, clauses, speeches, and other lingual units, and (ii) non verbal wisdom as reflected in the signs, symbols, offering instruments, ritual ceremonies, and folklores. (b) Based on its kinds, the fishermens local wisdom includes: (i) Cultural wisdom whose practice covers philosophical wisdom, religious wisdom, moral wisdom, ethical wisdom, protective wisdom, symbolic wisdom, cognitive wisdom, spiritual wisdom, educative wisdom, social wisdom, historical wisdom, sarcasm wisdom, patriot wisdom, process wisdom, quality wisdom, and medical wisdom. (ii) Ecologic wisdom whose practices cover: farm wisdom, agricultural wisdom, environmental wisdom, strategic wisdom, practical wisdom, and location wisdom. (iii) Economic wisdom whose practices include: farmers economic wisdom, economic geographic wisdom, fishermens economic wisdom, getting coconuts sweet sap wisdom (menderes wisdom), animals breeding economic wisdom, technical wisdom, consumptive wisdom, astronomic economic wisdom, astronomic geographic wisdom, and astronomic wisdom. (c) Based on its application, the fishermens local wisdom whose methods includes: (i) conservation, (ii) recovery, (iii) adaptation, (iv) innovation, and (v) resistance. Key words: local wisdom, fisheremen, southern coast of Kebumen, ethnolinguistic

xv

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis 2. Manfaat Praktis BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Karya Ilmiah Terkait Bahasa dan Budaya Jawa Kebumen dengan Berbagai Perspektifnya 2. Karya Ilmiah yang Terkait Nelayan Objek Kajiannya di Luar Kebumen dengan Segala Perspektifnya 3. Karya Ilmiah yang Terkait Kearifan Lokal Objek Kajiannya Selain di Kebumen dengan Segala Perspektifnya 4. Karya Ilmiah yang Kajiannya Etnolinguistik, tetapi Objeknya Selain Nelayan di Kebumen B. Landasan Teori 1. Kearifan Lokal (Local Genius, Local Wisdom) 2. Etnolinguistik 3. Kajian Etnolinguistik melalui Etnosains 4. Kajian Etnolinguistik melalui Dimensi Makrolinguistik dan Mikrolinguistik 5. Kajian Etnolinguistik Melalui Bahasa, Budaya, dan Folklor 6. Kajian Etnolinguistik Melalui Konsep Pola-pikir 7. Kajian Etnolinguistik Melalui Semantik Leksikal, Semantik Gramatikal dan Semantik Kultural 8. Kajian Etnolinguistik Melalui Semiotik C. Kerangka Pikir

ii iii iv v xi xii xiv xvi xxvii xxx 1 1 17 18 19 19 20 22 22 23 28 38 45 51 51 54 57 58 60 62 63 65 68

xvi

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian di Kabupaten Kebumen 2. Waktu Penelitian B. Jenis Penelitian C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian a. Data Primer b. Data Sekunder 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer b. Sumber Data Sekunder D. Teknik Sampling E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Partisipasi 2. Wawancara F. Validitas Data G. Analisis Data H. Penyajian Hasil Analisis Data I. Perpaduan antara Metode Etnografi dan Metode Linguistik BAB IV EKOLOGI PENELITIAN A. Ekologi Sosial 1. Ekologi Sosial Geografis 2. Ekologi Sosial Budaya 3. Ekologi Sosial Historis a. Terbentuknya Masyarakat Nelayan Kebumen b. Sejarah Kebumen 1) Sejarah Kebumen Secara Umum 2) Sejarah Kebumen Berdasarkan Versinya a) Menurut Versi Pertama b) Menurut Versi Kedua c) Menurut Versi Ketiga 4. Ekologi Sosial Ekonomi 5. Ekologi Sosial Demografis a. Jumlah Penduduk b. Hunian Nelayan B. Ekologi Pikiran 1. Ekologi Pikiran Spiritual 2. Ekologi Pikiran Material 3. Ekologi Pikiran Praktikal BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sistem Pengetahuan (Cognition System) Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen yang Mengandung Kearifan Lokal 1. Potensi Kenelayanan di Pesisir Selatan Kebumen xvii

71 71 71 74 75 76 76 76 77 77 77 78 78 79 79 80 82 82 87 87 89 89 90 93 99 99 101 103 105 105 107 108 109 110 110 111 112 112 114 115 118 118 118

2. 3.

4.

5.

6.

7. 8.

a. Nelayan Laut b. Nelayan Darat Organisasi, Sosial, Budaya dan Ekonomi Komunitas Nelayan Pandangan dan Perhitungan Nelayan terhadap Fenomena Alam di Pesisir Selatan Kebumen a. Jenis Angin b. Hitungan Astronomi c. Air Laut d. Jenis Laut dan Gelombang Laut e. Jenis Perbintangan Potensi dan Pertanda Terkait Ikan di Laut di Selatan Kebumen a. Potensi Ikan Berdasarkan Kebutuhan Nelayan b. Potensi Ikan Berdasarkan Lokasi Ikan c. Mencermati Manuk Mliwis Burung Belibis sebagai Pertanda Adanya Ikan di Laut Aktivitas dan Sarana Melaut Nelayan a. Jenis Ikan dan Alat Tangkapnya b. Aktivitas Nelayan dan Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen c. Perlengkapan Melaut Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen Mata Pencaharian Masyarakat Nelayan dan Alternatifnya di Pesisir Selatan Kebumen a. Hal-hal Terkait Mata Pencaharian Nelayan 1) Jenis Nelayan 2) Tanggung Jawab Nelayan dalam Mata Pencaharian Alternatif 3) Organisasi Nelayan dan Nama Perahu 4) Alat Melaut a) Prahu Perahu b) Ubarampe Prahu Kelengkapan Perahu c) Jenis Ikan d) Musim dan Ombak gelombang laut e) Segara laut dan Gisik pesisir f) Kerigan gotong-royong b. Terkait Alternatif Mata Pencaharian Nelayan 1) Tani-nelayan sebagai petani menjalani alternatif menjadi nelayan 2) Nelayan-tani sebagai nelayan menjalani alternatif menjadi petani 3) Bedhel-wala Sebagai Penderes 4) Open-open Sebagai Peternak Sistem Kekerabatan Sistem Kepercayaan a. Agama b. Gaman pusaka 1) Nagasasra pusaka seribu naga 2) Hiulave pusaka tulang ikan hiu yang sudah membatu xviii

118 119 121 123 123 124 126 128 129 131 131 131 132 133 133 135 138 140 140 140 141 143 145 145 146 151 153 154 155 156 157 164 168 173 175 177 177 179 179 182

3) Watu-kenthong pusaka batu (mirip) kentong 4) Watu-kembar pusaka batu kembar 5) Pacul pusaka cangkul 6) Thothok pusaka dari pembungkus manggar bunga kelapa 7) Pusaka Kaca-paesan pusaka seperti cermin (untuk) berhias c. Makhluk Gaib 1) Ratu Kidul Ratu Selatan 2) Hiu Trotol Hiu Tutul d. Panepen tempat bertapa e. Dhanyang penunggu tempat tertentu f. Leluhur g. Pepesthen garis kehidupan h. Hari-baik dan Hari-buruk 9. Hal-hal yang Mengandung Makna Simbolis a. Jenis Kembang bunga 1) Kembang-setaman berbagai macam bunga, seribu bunga 2) Kembang-telon tiga macam bunga (mawar, kanthil,kenanga) b. Jenis Woh-wohan buah-buahan 1) Dawegan/Degan/Komaran buah kelapa muda 2) Gedhang-raja pisang-raja, Gedhang-ambon pisang-ambondan Gedhang-(e)mas pisang emas c. Jenis Makanan dan Minuman 1) Ingkung ayam dimasak sedemikian rupa 2) Sega-megana nasi megana 3) Kupat-lepet kupat-lepet 4) Kinang kinang 5) Banyu-putih air putih 6) Gula-klapa gula-kelapa d. Jenis Benda Alat Rumah Tangga 1) Pacul cangkul 2) Takiran Umah Bandhungan bagian di atas saka-guru tiang pokok Rumah Bandungan e. Jenis ingon-ingon binatang piaraan 1) Endhel mentok 2) Wedhus kambing 10. Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Posisinya Menurut Tradisi a. Umah rumah 1) Umah Madhep Ngidul rumah menghadap selatan 2) Umah Bandhungan rumah bandungan 3) Pilihan Hari dan Pasaran Mendirikan Rumah 4) Rumah Menghadap Selatan Wujud Perilaku Tirakat bertapa b. Sumur c. Lemah/Bumi tanah 11. Perhitungan Cara Mendapat Berkah Menurut Tradisi a. Dadi Manten/Nikah menikah b. Barokah berkah xix

184 185 186 188 189 190 190 192 194 196 197 199 201 203 203 203 205 209 209 211 215 215 216 221 222 224 225 227 227 231 234 234 236 237 238 238 239 244 246 247 249 250 250 252

12. Jenis Tanaman dan Rumput yang Dikenal Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen a. Pohon Johar b. Pohon Nyamplung c. Pohon Klaraside d. Pohon Cemara e. Gandhul-kalifornia kates-kalifornia f. Pandan g. Tiris bibit kelapa h. Suket rumput 13. Mantra mantra a. Mantra Ketika Melaut b. Mantra untuk Menjaring Ikan c. Mantra untuk Mengobati Pasien d. Mantra untuk Upacara Ritual Sedekah-Laut sesaji-laut e. Mantra untuk Menanam Tanaman f. Mantra untuk Menyampaikan Hajat Hidup g. Mantra untuk Menghadapi Lawan h. Mantra untuk Merukunkan i. Mantra untuk Menundukkan Jiwa Orang Lain j. Mantra untuk Melihat Makhluk Gaib k. Mantra untuk Menolak Hama Tanaman l. Mantra untuk Memegang Makhluk Gaib (Thuyul) m. Mantra untuk Melihat Tempat Lain 14. Tempat Personifikasi Gaib a. Pangumar Santajaya Batas Santajaya b. Punthuk Nyi Ronggeng Bukit Nyi Ronggeng c. Alas Tegalretna hutan Tegalretna 15. Pengetahuan terkait Aktivitas di Laut dan di Darat a. Ekspresi Verbal Aktivitas Tani-nelayan dalam Bentuk Kosa-kata b. Ekspresi Verbal Aktivitas Nelayan-tani dalam Bentuk Kosa-kata c. Ekspresi Pengetahuan Masyarakat Nelayan yang Berciri Ikonik di Pesisir Selatan Kebumen d. Ekspresi Verbal Pengetahuan Masyarakat Nelayan yang Berciri Banyumas di Pesisir Selatan Kebumen e. Ekspresi Verbal Terkait Wawasan Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen f. Ekspresi Verbal Terkait Upaya Mengembangkan Usaha Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen B. Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen sebagai Bagian Integral dari Bahasa dan Budaya Jawa Banyumas 1. Karakteristik Mata Pencaharian sebagai Warisan Tradisi Leluhur Pengaruh Banyumas di Pesisir Selatan Kebumen 2. Bahasa dan Budaya Jawa Nelayan sebagai Warisan Tradisi leluhur xx

254 255 256 257 258 260 261 262 264 270 271 273 274 276 278 278 279 280 281 283 284 285 286 287 287 289 290 292 294 297 298 299 306 312

315 315 322

Pengaruh Banyumas di Pesisir Selatan Kebumen C. Faktor Sosial-budaya yang Berdampak pada Resistensi Bahasa dan Budaya Jawa Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen 1. Faktor Sosial Geografis dan Evidensi Bahasa dan Budaya Jawa Banyumas di Pesisir Selatan Kebumen 2. Faktor Sosial Kemasyarakatan Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen 3. Faktor Historis, Spiritual, Lingual, dan Kultural D. Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan yang Tercermin dalam Ekspresi Verbal (Kosakata, Frasa, Klausa, Wacana) dan Ekspresi Nonverbal serta Persepsinya dari Sisi Folklor di Pesisir Selatan Kebumen 1. Kelompok yang Persepsinya Positif terhadap Berbagai Folklor dan Kekuatan Magis Pusaka di Pesisir Selatan Kebumen 2. Kelompok yang Persepsinya Negatif terhadap Berbagai Folklor dan Kekuatan Magis Pusaka di Pesisir Selatan Kebumen BAB VI EKSPRESI VERBAL DAN NONVERBAL YANG MENGANDUNG KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELATAN KEBUMEN 324 324 327 331 335

338 349

355

A. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal (Local Wisdom) 356 Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen 1. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal 356 Nelayan Tercermin dalam Alternatif Mata Pencaharian a. Ekspresi Verbal Kearifan Nelayan Terkait Alternatif Mata 356 Pencaharian b. Ekspresi verbal Kearifan elayan Terkait Sarana Mlebu melaut 358 c. Ekspresi Verbal Kearifan Nelayan Terkait Perhitungan Melaut 361 1) Mencermati Situasi di Laut 361 2) Memilih Waktu untuk Berangkat Mlebu melaut 363 3) Mengekspresikan Hasil Tangkapan dan Perilaku Nelayan 364 4) Mengekspresikan Perhitungan Spiritual Nelayan Terkait Prediksi 366 Hasil Mlebu melaut 5) Mengekspresikan Strategi untuk Memperoleh Nafkah dengan 368 Memanfaatkan rob banjir 6) Mengekspresikan Saling Menghargai Kelompok Nelayan 370 2. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal 373 Nelayan Tercermin dalam Ekspresi Ritual Mata Pencaharian a. Ekspresi Verbal Prosesi Upacara Rritual Nelayan yang Mengandung374 Kearifan Lokal b. Ekspresi Verbal Pengharapan Kepada yang Dianggap Tinggi 375 dalam Upacara Ritual yang Mengandung Kearifan Nelayan 3. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal 377 Nelayan Tercermin dalam Ekspresi Pilihan Obat dan Pengobatan xxi

4.

5.

6.

7. 8.

a. Praktik Pengobatan yang Bersifat Tradisional 1) Kearifannya Memanfaatkan Obat Herbal dari Lingkungan Alam Sekitar 2) Memanfaatkan Jasa Dhukun orang-pintar atau Kyai b. Pengobatan yang Bersifat Modern: Berobat kepada Petugas yang Mendapat Izin Praktek dari Pemerintah Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin dalam Aktivitas a. Ekspresi Verbal yang Menunjukkan Kerja Keras Ketika Menderes b. Ekspresi Verbal dalam Sistem Predhilan bagi hasil c. Ekspresi Verbal Kerja Keras dalam Menyikapi Musibah Rob banjir d. Ekspresi Verbal Kerja Keras yang Mengacu Nilai Spiritual Pacul cangkul Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin dalam Ekspresi Tradisi Pernikahan a. Ekspresi Verbal yang Tercermin pada Ketaatan Mengikuti Pamali larangan, pantangan Terkait Pernikahan 1) Larangan Berjodoh karena Takut Terimbas Kisah Buruk Leluhur 2) Larangan Berjodoh Berciri Dhadhung Kepuntir bersilang-sengkarut 3) Larangan Berjodoh Berciri Gotong Kliwon 4) Larangan Berjodoh Berciri Besan-balik a) Perjodohan Berciri Besan-balik Ditandai Hari lahir Calon Pasangan Berurutan b) Perjodohan Berciri Besan-balik Nomor Urut Anak Sama 5) Larangan Berjodoh Berciri Batih-karang/Gandheng-pager Bertetangga Dekat 6) Orang Tua Pengantin Laki-laki pada Hari H tidak Diizinkan Menuju Rumah Besan b. Ekspresi Verbal yang Tercermin dalam Keserasian Hitungan Naga-dina nilai hari lahir Calon Pengantin Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin dalam Ekspresi Upaya Pelestarian Lingkungan Alam a. Kearifan Nelayan untuk Menjaga Lingkungan Alam Darat 1) Tanaman Gandhul Kalifornia Pepaya Kalifornia 2) Tanaman Pohon Pandhan pandan 3) Tanaman Pohon Tiris bibit kelapa 4) Tanaman Berbagai Suket rumput 5) Memanfaatkan Musibah Rob banjir Menjadi Berkah untuk Tambak Lahan/Tambak Gisik b. Menjaga Kebersihan Lingkungan Alam Pesisir Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin Ekspresi Menerima Nasib Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin dalam Ekspresi yang Dianggap Tinggi xxii

378 378 380 381 381 381 382 383 384 385 386 386 387 388 388 389 389 391 392 393 395

395 395 396 397 398 399 400 402 404

9. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Tercermin dalam Ekspresi Familier 10. Ekspresi Verbal yang Mengandung Kearifan Lokal Nelayan Terkait Pelestarian Tradisi dengan Persepsi Positif terhadap Folklor a. Mengandung Pesan Agar Tidak Sombong dan Serakah b. Mengandung Pesan Agar Anak Cucu Tidak Meremehkan Orang Lain c. Mengandung Pesan Agar Anak Cucu Mengetahui Asal-usul dan Tradisi Tempat Tinggalnya d. Mengandung Pesan agar Berlaku Jujur dan Mendekatkan Diri kepada Tuhan e. Mengandung Pesan agar Mengendalikan Hawa-nafsu f. Mengandung Pesan untuk Berbuat Lurus g. Mengandung Pesan Agar Mensyukuri Nikmat h. Berbakti Kepada Negara i. Mengandung Pesan untuk Ngawekani mengerti Dhanyang penunggu tempat tertentu sebagai Upaya Harmoni Kehidupan B. Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen yang Bersifat Nonverbal 1. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Ubarampe Perangkat Sesaji a. Ekspresi Nonverbal Kearifan Nelayan dalam Wujud Simbolis Perangkat Sesaji Kembang bunga 1) Kembang-telon tiga macam bunga (kanthil, kenanga, mawar) 2) Kembang-setaman berbagai macam bunga, seribu bunga b. Ekspresi Nonverbal Kearifan Nelayan dalam Perangkat Sesaji Buah dan Sayuran 1) Woh-wohan buah-buahan hasil panen 2) Kacang-dawa kacang panjang 3) Gedhang buah pisang 4) Dawegan/degan/komaran kelapa muda c. Ekspresi Nonverbal Kearifan Nelayan dalam Perangkat Sesaji Binatang Ternak/Piaraan 1) Endhel mentok 2) Wedhus kambing d. Ekspresi Nonverbal Kearifan Nelayan dalam Perangkat Sesaji Makanan dan Minuman 1) Banyu putih air putih 2) Kinang kinang 3) Kupat-lepet 4) Jenang Abang-putih jenang merah-putih 5) Gula-klapa gula-kelapa 6) Ingkung ayam yang dimasak sedemikian rupa xxiii

406 408

409 410 411 412 413 414 415 416 417

420 420 420 421 421 423 423 424 425 429 431 431 432 433 433 434 436 437 438 440

7) Pincukan Sega-megana bungkusan nasi-megana e. Ekspresi Nonverbal Kearifan Nelayan dalam Perangkat Sesaji Berupa Benda 1) Watu batu, Godhong-tawa daun-tawa dan Kacang-dawa kacang- panjang 2) Gombal Pakaian Bekas 3) Taburan Ikan di Tengah Laut untuk Hiu Trotol Hiu Tutul 4) Mimitan pengantin padi 2. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Wujud Bukan Ubarampe Perangkat Sesaji a. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Werna warna b. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Takiran Rumah Bandhungan c. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Arah Menghadap Rumah ke Selatan d. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Ekspresi Sosok Pelabuh juru-kunci e. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Ekspresi Lemon pupuk f. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Ekspresi Nyetiti Tengara Tanduran mencermati tanda tanaman g. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Ekspresi Prau Pecah Kapal Patah h. Kearifan Nelayan yang Bersifat Nonverbal Tercermin dalam Cara Memilih Lokasi, Waktu dan Ukuran Jaring untuk Menangkap Ikan BAB VII SIFAT, JENIS DAN APLIKASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR SELATAN KEBUMEN A. Sifat Kearifan Lokal Nelayan 1. Kearifan Nelayan yang Bersifat Verbal a. Kearifan Nelayan yang Bersifat Verbal dalam Wujud Kosa-kata b. Kearifan Nelayan yang Bersifat Verbal dalam Wujud Frasa c. Kearifan Nelayan yang Bersifat Verbal dalam Wujud Klausa d. Kearifan Nelayan yang Bersifat Verbal dalam Wujud Wacana 2. Kearifan Lokal Nelayan yang Bersifat Nonverbal B. Jenis Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan 1. Kearifan Kultural (Cultural Wisdom) Nelayan a. Kearifan Filosofis b. Kearifan Religius c. Kearifan Moral d. Kearifan Sopan-santun e. Kearifan Pengharapan f. Kearifan Tawakal xxiv

441 442 442 444 445 447 449 449 451 454 455 457 458 460 461

463

463 464 464 466 467 468 470 472 473 473 474 475 475 476 477

g. Kearifan Perlindungan Diri h. Kearifan Simbolis i. Kearifan Pengetahuan j. Kearifan Spiritual k. Kearifan Pendidikan l. Kearifan Sosial m.Kearifan Sejarah n. Kearifan Kasar o. Kearifan Cinta Tanah Air p. Kearifan Proses q. Kearifan Kualitas/Bobot r. Kearifan Kesehatan 2. Kearifan Ekologis (Ecologic Wisdom) a. Kearifan Lahan/Kearifan Agraris b. Kearifan Lingkungan Alam c. Kearifan Strategis d. Kearifan Geografis e. Kearifan Lokasi f. Kearifan Astronomi 3. Kearifan Ekonomis (Economic Wisdom) a. Kearifan Ekonomi Cakar-bumi Petani b. Kearifan Ekonomi Mlebu Melaut,Nelayan c. Kearifan Ekonomi Bedhel-wala Penderes d. Kearifan ekonomi Open-open beternak e. Kearifan Teknik f. Kearifan Konsumtif g. Kearifan Astronomi Ekonomi h. Kearifan Geografi Ekonomi C. Aplikasi Kearifan Lokal Nelayan di Pesisir Selatan Kebumen 1. Metode Konservasi 2. Metode Recovery 3. Metode Adaptasi 4. Metode Inovasi 5. Metode Resistensi BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tentang sistem pengetahuan (cognition system) dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan yang mengandung kearifan lokal 2. Tentang kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan di pesisir selatan Kebumen sebagai bagian integral bahasa dan budaya Jawa Banyumas 3. Tentang Faktor sosial-budaya yang berdampak pada resistensi bahasa dan budaya Jawa masyarakat nelayan di pesisir selatan Kebumen 4. Kearifan lokal dalam bahasa dan budaya Jawa yang tercermin xxv

478 479 480 480 481 482 482 483 484 485 486 487 488 488 489 490 490 491 493 493 493 494 494 495 496 497 497 498 500 500 501 503 503 505 507 507 507 508

510

514

dalam ekspresi verbal (kosa-kata, frasa, klausa, wacana) dan ekspresi nonverbal masyarakat nelayan serta persepsinya terhadap folklor di pesisir selatan Kebumen. B. Saran 1. Untuk Pemerintah 2. Untuk Nelayan dan Pembaca Umumnya 3. Untuk Peneliti Selanjutnya 516 516 517 518

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta Jawa Tengah 2. Peta Kabupaten Kebumen 3. Nama Informan 4. Nama Ikan 5. Nama Perahu 6. Jenis Nelayan 7. Lahan Pesisir 8. Jenis Pantai 9. Kisi-kisi Pertanyaan 534 534 535 536 542 545 551 551 552 553

520

xxvi

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 2.1: Alur Kerangka Pikir Penelitian 2. Gambar 3.1: Peta Kabupaten Kebumen 3. Gambar 3.2: Tabel Waktu Penelitian 4. Gambar 3.3: Perpaduan Metode Etnografi dan Metode Linguistik 5. Gambar 4.1: Pantai di Pesisir Selatan Kebumen 6. Gambar 4.2: Peta Pesisir Selatan Kebumen 7. Gambar 5.1: Air laut 8. Gambar 5.2: Jenis Ikan 9. Gambar 5.3: Nelayan Darat 10. Gambar 5.4: Nelayan Laut 11. Gambar 5.5: Jaring 1 12. Gambar 5.6: Jaring 2 13. Gambar 5.7: Perahu Nelayan 14. Gambar 5.8: Bagian Dalam Perahu 15. Gambar 5.9: Mesin Perahu 16. Gambra 5.10: Jligen/Teng tempat bensin 17. Gambar 5.11: Pelampung 18. Gambar 5.12: Blong tempat ikan 19. Gambar 5.13: Pangumar batas, pengapung jaring 20. Gambar 5.14: TPI Baru 21. Gambar 5.15: TPI Lama 22. Gambar 5.16: Gisik Cerung pantai curam 23. Gambar 5.17: Gisik mBera pantai datar 24. Gambar 5.18: Segara laut dan Gisik pesisir 25. Gambar 5.19: Perahu pecah 26. Gambar 5.20: Nelayan menuju laut 27. Gambar 5.21: ikan mambung berat 3 kg, di atas keramik 40 cm x 40 cm 28. Gambar 5.22: Sumpil 29. Gambar 5.23: Wrutuk/yrutuk 30. Gambar 5.24: Padi sistem gaga 31. Gambar 5.25: Jagung, tumpangsari,kacang tanah 32. Gambar 5.26: Jagung Kapal-terbang 33. Gambar 5.27: Wijen Usia Berbunga 34. Gambar 5.28: Kacang Tanah Dipanen 35. Gambar 5.29: Kacangpanjang 36. Gambar 5.30: Pare 37. Gambar 5.31: Lombok 38. Gambar 5.32: Gandul-Kalifornia 39. Gambar 5.33: Penderes 40. Gambar 5.34: Sajeng/badheg 41. Gambar 5.35: Merebus sajeng 42. Gambar 5.36: Ciri/cowek/kodhek alat cetak gula 43. Gambar 5.37: Gula-klapa gula kelapa 44. Gambar 5.38: Cedhok/ciwuk sajeng/badheg 45. Gambar 5.39: Kebok/ubleg sajeng/ badheg xxvii 70 72 74 88 91 93 126 133 140 140 146 146 147 148 148 149 149 150 150 151 151 153 154 155 155 157 158 160 160 164 164 165 165 165 166 166 167 167 168 168 169 169 169 170 170

46. Gambar 5.40: Thothok bungkus manggar bunga kelapa 47. Gambar 5.41: Tiris/ Cikal 1bibit kelapa dengan lemon 48. Gambar 5.42: Tiris2bibit kelapa kurang lemon cukup 49. Gambar 5.43; Menjual jasa naik kuda 50. Gambar 5.44: Ternak ikan air tawardi lahan yang tergenang rob 51. Gambar 5.45: Ternak iwak ikan ditambak 52. Gambar 5.46: Pusaka Nagasasra 53. Gambar 5.47: Pusaka Hiulave 54. Gambar 5.48: Pandankuning 55. Gambar 5.49: Warga nelayan sedekah-laut/larung-sesaji/mbethek 56. Gambar 5.50: Pusaka Watu-kenthong 57. Gambar 5.51: Pusaka Watu-kembar 58. Gambar 5.52: Pak Sarpin Muhtadi, 58 th, pelabuh juru-kunci Ayah 59. Gambar 5.53: Pusaka pacul 60. Gambar 5.54: Tani-nelayan, daun kelapa, thothok kelapa 61. Gambar 5.55: Patilasan Pandankuning 62. Gambar 5.56: mBah Manten/Abdulrahman dan peneliti 63. Gambar 5.57: Pesisir curam di Ayah, Kebumen 64. Gambar 5.58: Legok Santajaya tempat Santajaya di Petanahan 65. Gambar 5.59: Tempat Ki Bagussetu 66. Gambar 5.60: Sesaji di pojok gudang penyimpanan mesin 67. Gambar 5.61: Hiu-trotol hiu-tutul 68. Gambar 5.62: Kembang telon tiga buah jenis bunga (kanthil, melati, mawar) 69. Gambar 5.63: Guwa Karangbolong Gua Karangbolong 70. Gambar 5.64: Tempuran sungai dan laut di Suwuk, Puring, Kebumen 71. Gambar 5.65: Kembang setaman 72. Gambar 5.66; Kembang telon 73. Gambar 5.67: Dawegan/ degan/ komaran kelapa muda 74. Gambar 5.68: Pisang, Kupat-lepet 75. Gambar 5.69: Ingkung ayam yang dimasak sedemikian rupa 76. Gambar 5.70: Sega-megana nasi-megana 77. Gambar 5.71: Kupat-lepet makanan tradisional Jawa yang dibungkus daun kelapa muda (janur) 78. Gambar 5.72: Perahu pecah di tengah laut 79. Gambar 5.73: Kinang kinang 80. Gambar 5.74: Banyu putih air putih 81. Gambar 5.75: Gula-klapa gula-kelapa 82. Gambar 5.76: Pacul cangkul 83. Gambar 5.77: Endhel mentok 84. Gambar 5.78: Wedhus kambing 85. Gambar 5.79: Menyantuni Anak Yatim 86. Gambar 5.80: Umah bandhungan rumah bandungan 87. Gambar 5.81: Petak rumah 88. Gambar 5.82: Sumur 89. Gambar 5.83: Kayu tahun 90. Gambar 5.84: Pohon johar 91. Gambar 5.85: Tempat mesin pengolah nyamplung xxviii

171 172 172 173 174 174 179 182 182 183 184 185 186 187 188 189 189 190 191 191 192 193 194 194 195 203 205 209 212 215 217 221 221 222 224 226 228 234 236 236 239 246 247 255 256 256

92. Gambar 5.86: Pohon nyamplung 93. Gambar 5.87: Biji nyamplung 94. Gambar 5.88: Pohon Klaraside 95. Gambar 5.89: Pohon cemara 96. Gambar 5.90: Pak Dirun (46 tahun) Petani Gandhul-kalifornia dan Peneliti 97. Gambar 5.91: Pandan 98. Gambar 5.92: Tiris bibit kelapa 99. Gambar 5.93: Rumput Teki 100. Gambar 5.94: Rumput Pulutan 101. Gambar 5.95: Rumput Dhepleng 102. Gambar 5.96: Rumput Dileman 103. Gambar 5.97: Rumput Dhukut gulung 104. Gambar 5.98: Rumput Jalantrang 105. Gambar 5.99: Suket Kapukan 106. Gambar 5.100: Rumput Kemangian 107. Gambar 5.101: Rumput Sandhuria 108. Gambar 5.102: Rumput Gajah 109. Gambar 5.103: Nelayan Menuju Laut 110. Gambar 5.104: Pangumar Santajaya 111. Gambar 5.105: Punthuk Nyi Ronggeng tempat gaib Nyi ronggeng 112. Gambar 5.106: Alas Tegalretna tempat Ki Bagussetu 113. Gambar 5.107: Wedhus kambing 114. Gambar 5.108: Menyantuni anak yatim 115. Gambar 5.109: Ilustrasi gelombang daratan pesisir selatan Kebumen 116. Gambar 5.110: Sedekah laut sesaji laut 117. Gambar 5.111: Warga Watuagung, Tambak, Banyumas 118. Gambar 5.112: Prasasti kerjasama Penghijauan di Pesisir Selatan Kebumen antara UGM dengan Pemkab Kebumen 119. Gambar 5.113: Rumah Ketua Desa 120. Gambar 5.114: Takiran umah bandhungan empat lapis kayu di atas Saka-guru empat tiang tengah rumah bandhungan 121. Gambar 5.115: Endhel mentok 122. Gambar 5.116: Wedhus kambing 123. Gambar 5.117: Menyantuni Anak Yatim

256 257 258 258 260 261 262 264 265 245 266 267 267 268 268 269 269 287 288 289 290 303 305 315 317 319 321 323 418 431 432 433

xxix

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG A. DAFTAR SINGKATAN ABK BIg BP Cm DIY g KB KBBI Kg m NK 33 NKRI PAD PAI PK PKL PNS POLRI PPL SDM SRI swt tt TKI TKW TNI TPI UGM VOC : Anak Buah Kapal : Bahasa Inggris : Bahasa Perancis : Centi meter : Daerah Istimewa Yogyakarta : gram : Keluarga Berencana : Kamus Besar Bahasa Indonesia : kilogram : meter : NK nama jenis jagung 33 : Negara Kesatuan Republik Indonesia : Pendapatan Asli Daerah : Persatuan Astronom Internasional : Ukuran mesin Suzuki : Pedagang Kaki Lima : Pegawai Negeri Sipil : Polisi Republik Indonesia : Petugas Penyuluh Lapangan : Sumber Daya Manusia : System of Rice Intensification : Subhanahu wa tangala : tanpa tahun : Tenaga Kerja Indonesia : Tenaga Kerja Wanita : Tentara Nasional Indonesia : Tempat Pelelangan Ikan : Universitas Gadjah Mada : Verenigde Oost-Indische Compagnie kongsi dagang Belanda di Hindia Timur B. DAFTAR LAMBANG .......... ........... /.........../ [...........] (...........) : tanda pengapit ekspresi nonverbal; kutipan langsung : tanda pengapit makna leksikal : tanda pengapit unsur fonemis : tanda pengapit unsur fonetis : tanda pengapit sitilah lain; penanda atau; ekspresi verbal yang mengandung makna kultural nelayan; bagian dari; menunjuk sumber acuan; menunjuk nama informan. : tanda pengapit unsur morfologis

{..........}

xxx

Anda mungkin juga menyukai