Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu program untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan didapat tidak hanya di sekolah tetapi
diluar sekolah pun kita dapat memperoleh pendidikan, contohnya
sewaktu saya bersama teman-teman sekolah study tour ke Akademi
Kepolisian, Candi Borobudur dan Astana Giribangun. Dari tour
tersebut kami mengunjungi beberapa obyek wisata diantaranya candi
Borobudur.
Candi Borobudur adalah sebuah tempat wisata yang sangat
terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Namun tak banyak orang
yang mengetahui sejarah candi Borobudur.
Maka dari itulah saya membuat karya ilmiah ini yang berjudul
“Sejarah Akademi Kepolisian, Candi Borobudur dan Astana
Giribangun” yang didalamnya terdapat berupa sejarah-sejarah.
.
1.2 Tujuan Studi Tour
Kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai,
antara lain:
 Untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang sejarah bangsa
 Untuk Mengenang jasa pemimpin bangsa
 Untuk mengembangkan wawasan siswa dalam penulisan laporan
perjalan melalui observasi objek secara langsung
 Untuk menambah pengalaman.
 Untuk mengembangkan potensi,etika,estetika, dan pratika.
 Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
 Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat
sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
 Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan
mengenai seputar objek wisata.
1.3 Waktu Pelaksanaan
Study Tour ini dilaksanakan dalam beberapa hari, yaitu
hari : Minggu – Kamis
tanggal : 17 – 21 Desember 2017

1.4 Objek Wisata


Sedangkan objek wisata yang dikunjungi :
1. AKPOL
2. CANDI BOROBUDUR
3. ASTANA GIRIBAGUN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. AKADEMI KEPOLISIAN


Sejak tahun 1925, Sukabumi merupakan sebuah kota tempat
pendidikan dasar dan lanjutan bagi anggota kepolisian. Pada saat
Indonesia di proklamirkan dalam usaha keamanan dan ketertiban pada
tanggal 18 Agustus 1945 Jepang memerintahkan agar kepolisian tetap di
pertahankan. Di era kemerdekaan kebutuhan akan tenaga kepimpinan
kepolisian yang cakap dan bermoral tinggi terasa sangat mendesak untuk
segera dipenuhi, oleh karena itu pada tanggal 14 Juni 1946 dibukalah
secara resmi kursurs inspektur, perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Dengan
surat keputusan Perdana Menteri NO.POL.212/19/22 tanggal 17 Juni
1946 di Metroyudan, yang diresmikan oleh Presiden RI Ir.Soekarno dan
WAPRES Moh.Hatta. Dan diangkatlah Pembantu Komisaris Besar Polisi
Soebarkah sebagai Kepala Sekolah Polisi Negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 16 Februari 1947 di gedung Reksabajan Yogyakarta
diadakan rapat Dewan Guru Besar untuk uerencanakan pendirian
Akademi Kepolisian, dan diputuskan pada tanggal 29 April 1947 Dewan
Kurator Akademi Polisi diresmikan: Berdasarkan surat keputusan Kepala
Jawatan Kepolisian Negara NO.POL: 33/1/S/1947 tanggal 27 Nopember
1947 Akademi Polisi berdiri di Yogyakarta.
Sejalan dengan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda,
maka pemerintahan RI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, sehingga
pada bulan Juli 1950 Akademi Kepolisian dialihkan ke Jakarta
Perkembangan Akademi Polisi meenjadi Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian
Pada Tanggal 4 Juli 1950 diadakan rapat gabungan antara jawatan
Kepolisian Negara. Dewan Kurator dan Dewan Guru Besar memutuskan
pergantian nama Akademi Kepolisian menjadi Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian disingkat PTIK. Realisasi Pergantian nama dimulai tanggal 1
September 1950 dengan Surat Keputusan Perdana Menteri No: 47 J Ph I I
II/53. Sebagai tonggak Sejarah berdirinya PTIK pada tanggal 17 Juni 1952
awal lahirnya Sarjana Ilmu Kepolisian sebanyak 16 orang yang diberi
nama angkatan Parikesit.
P4ada tanggal 6 Juni 1953 ditetapkan peraturan Perguruan Tinggi
Ilmu Kepolisian yang baru dan Diperkuat dengan Surat Keputusan
Perdana Mentri No: 47/87/PM/II/1954 tanggal 7 April 1954 mengatur
tentang kedudukan mahasiswa PTIK.
Pada tanggal 3 Mei 1954 dalam sejarah PTIK sangat penting,
Karena lahirnya Tri Brata. Pembawa gagasan Tri Brata adalah
Prof.DR.Djoko Soetono. Semula Tri Brata hanya dianggap sebagai
Ucapan kaul bagi calon-calon Perwira Kepolisian yang meninggalkan
almamaternya guna mengabdi kepada masyarakat Nusa dan Bangsa.
Pertama kalinya Tri Brata diucapkan oleh Drs.Soeparno Soeryaatmadja.
Pada tahun 1960 Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) dengan ketetapan MPRS No.11/MPRS/1960, menetapkan bahwa
kedudukan Hukum (Civil Effect) lulusan PTIK disamakan dengan
kedudukan hukum lulusan Fakultas-fakultas negeri .Keputusan ini
kemudian diperkuat dengan Surat Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan (PTIP) Kepada ketua dewan Guru Besar PTIK
No.463/9/PTIP, tanggal 8 Agustus 1961. Pada tahun 1962 para lulusan
bagian Bakaroleat Perguruan PTIK untuk pertama kali diberi hak gelar
Sarjana Muda Ilmu Kepolisian (SMIK).

2.2. SEJARAH CANDI BOROBUDUR


2.2.1. Nama Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur,Magelang,Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih
100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat
laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra.Banyak teoriyang berusaha menjelaskan nama candi
ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari
kataSambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di
lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa
etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudurberasal dari ucapan
"para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan
"beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula
penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya
kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau
mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya
ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

2.2.2. Struktur Borobudur


Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari
enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu
tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas
filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur
menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk
mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia
yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian
besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat
konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat
120 panel ceritaKammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu
disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

2.2.3. Relief
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-
relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam
bahasa Jawa Kuna yang berasal daribahasa Sansekerta daksina yang
artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara
lain relief-relief cerita jātaka.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir
pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri
dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata
bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan
menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun
sisi-sisi lainnya serupa benar.

2.2.4. Tahapan pembangunan Borobudur


 Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti ( diperkirakan
antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun
bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi
kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
 Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak
persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa
induk besar.
 Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan
dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun
pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di
tengahnya.
 Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga
dan lengkung atas pintu.

2.3. ASTANA GIRIBANGUN


Astana Giribangun ialah salah satu obyek wisata religi yang terletak
di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Obyek wisata religi ini
merupakan kompleks makam keluarga mantan Presiden Indonesia,
Soeharto. Kompleks makam yang dibangun di atas bukit Ngaglik seluas
kurang lebih 4,3 hektar ini, dinamakan Astana Giribangun.
Sebelum Astana Giribangun dibangun, sudah ada kompleks
pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran, yaitu Astana Mangadeg. Di
dalam astana ini terdapat makam Kanjeng Pangeran Adipati Arya
(KGPAA) Sri Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran
Samber Nyowo. Pada masa hidupnya, sang pangeran ini ialah seorang
pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah keadipatian tinggi di wilayah Jawa
Tengah bagian timur.
Astana Giribangun dibangun pada tahun 1974, dan diresmikan pada
hari Jumat Wage, tanggal 23 Juli 1976. Astana ini memiliki tiga bagian
cungkup yang disebut Argotuwuh, Argokembang, dan Argosari. Satu
bagian cungkup utama dan dua bagian cungkup lainnya merupakan calon
makam yang diperuntukkan bagi keluarga dan para pengurus Yayasan
Mangadeg.
Jika dilihat dari letaknya, Astana Giribangun ini berada di bawah
Astana Mangadeg, hal ini menunjukkan arti bahwa masih terdapat garis
keturunan antara Sri Hartinah (Bu Tien) dengan keluarga Mangkunegaran
III. Di kompleks pemakaman keluarga Cendana inilah presiden kedua
Indonesia dimakamkan. Dan sekarang menjadi tujuan para pengunjung /
peziarah dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
Keistimewaan
Astana Giribangun berada di atas bukit yang memiliki pemandangan
alam yang indah, taman-taman yang menghijau, dan suasana yang
rindang. Kondisi ini membuat suasana nyaman bagi para peziarah saat
berada di kawasan kompleks makam. Banyak peziarah yang hilir mudik
keluar masuk pemakaman Astana Giribangun untuk berdoa dan
menaburkan bunga di dalam kompleks pemakaman keluarga cendana ini.
Dari kompleks pemakaman ini, pengunjung juga dapat melihat hamparan
sawah yang menghijau.
Untuk menuju Astana Giribangun, pengunjung harus melewati jalan
berundak-undak yang berkelok-kelok dan menanjak. Namun, Anda jangan
berpikir akan capek selama berjalan menyusuri tangga tersebut, karena
rasa capek itu akan terobati saat melihat keindahan pemandangan alam
bukit Ngaglik dari arah tangga ini.
Jika dilihat dari gaya arsitekturnya, Astana Giribangun dibangun
dengan mengadopsi model bangunan rumah khas Jawa, yaitu joglo.
Astana yang memiliki luas sekitar 200 m2 ini, terbagi ke dalam tiga
cungkup yang masing-masing bernama Cungkup Argotuwuh, Cungkup
Argokembang, dan Cungkup Argosari yang merupakan cungkup tertinggi
jika dibandingkan dengan kedua cungkup tersebut. Empat tiang utama di
dalam Cungkup Argosari ini terbuat dari beton yang dihiasai dengan
lapisan kayu ukiran asal Jepara. Selain itu, pada dasar tiang tersebut juga
dihiasi dengan cincin-cincin yang terbuat dari logam kuning yang
kilauannya mirip dengan emas. Sedangkan lantainya terbuat dari marmer
buatan Tulungagung.
Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana Giribangun
ini. Di cungkup inilah mantan Presiden Indonesia Soeharto beserta istrinya
dimakamkan. Selain itu, terdapat juga makam kedua orang tua ibu negara
Sri Hartinah. Bangunan yang berbentuk joglo khas gaya arsitektur
Surakarta ini berdindingkan kayu ukir dengan luas sekitar 81 m2.
Setelah mengunjungi makam mantan Presiden Soeharto dan ibu
negara ini, pengunjung juga dapat melanjutkan berziarah ke teras
Cungkup Argosari. Teras seluas 243 m2 ini rencananya diperuntukkan
sebagai makam anak dan para menantu Soeharto. Sedangkan di selasar
seluas 405 m2 merupakan calon makam para penasehat, pengurus
harian, serta anggota pengurus Yayasan Mangadeg.
Selanjutnya pengunjung dapat melihat-lihat Cungkup Argokembang.
Cungkup yang memiliki luas 567 m2 ini merupakan makam yang
diperuntukkan kepada pengurus pleno, para pengurus seksi Yayasan
Mangadeg, dan keluarga besar Mangkunegaran.
Setelah itu, pengunjung dapat menuju Cungkup Argotuwuh yang
merupakan cungkup terluar dari astana ini. Area cungkup seluas 729 m2
ini juga merupakan calon makam bagi para pengurus Yayasan Mangadeg
atau keluarga besar Mangkunegaran, sama seperti pada Cungkup
Argokembang.
Lokasi
Wisata Religi Astana Giribangun terletak di Bukit Ngipik, sekitar 40
km arah timur dari Kota Solo, tepatnya masuk dalam wilayah Kecamatan
Matesih, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Akses
Untuk menuju Astana Giribangun ini, perjalanan dapat dimulai dari
Terminal Tirtonadi atau Bandara Adisumarno Solo. Jika pengunjung
memulai perjalanan dari Terminal Tirtonadi, naik angkutan kota jurusan
Solo—Karanganyar atau naik bus jurusan Solo—Tawangmangu dan turun
di Karanganyar. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari
Bandara Adisumarmo, pengunjung dapat naik taksi untuk sampai ke
astana ini.
Harga Tiket
Untuk memasuki Astana Giribangun, setiap pengunjung tidak
dipungut biaya. Pengunjung hanya cukup menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk kepada pengelola astana agar diganti dengan izin masuk.
Namun, para pengunjung juga dapat mengisi kotak amal yang telah
disediakan oleh para pengelola astana di dekat pintu masuk itu.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di kompleks Astana Giribangun terdapat fasilitas di antaranya
mushala, kamar mandi, dua ruang tunggu, tempat istirahat pengunjung,
area parkir, kios suvenir, serta sejumlah pedagang makanan dan
minuman.
Untuk membuat rasa nyaman bagi pengunjung, di kompleks makam
ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung di antaranya serambi/balai
tempat istirahat yang disebut paseban timur dan paseban selatan.
Terdapat juga rumah untuk para juru kunci/pengelola harian.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami
simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam
berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang
akan mendatang, khususnya di bidang pendidikan, dan kebudayaan.
Dengan adanya pengamatan ini, siswa sebagai generasi muda dapat
mengenang dan lebih menghargai jasa jasa pemimpin Indonesia.
Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas
masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya
guna yang lebih luas.

3.2. Saran
 Bagi Sekolah
1. Sekolah diharapkan dapat menganjurkan kepada biro perjalanan
agar menyusun jadwal perjalanan dengan cermat, agar peserta
Study Tour dapat mengikuti Study Tour dengan teratur.
2. Sekolah sebaiknya dapat memberi keringanan biaya bagi siswa-
siswi yang kurang mampu atau kesulitan biaya untuk mengikuti
Study Tour sehingga tidak ada siswa-siswi yang tidak bisa
mengikuti Study Tour karena kendala biaya.
 Bagi Guru Pendamping
1. Lebih memperhatikan kesehatan murid, khususnya keadaan
murid yang kurang sehat selama perjalanan.
2. Diharapkan dapat menjadi orang tua dan teman bagi siswa-siswi
selama Study Tour sehingga dapat lebih akrab.
 Bagi Siswa
1. Siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan Study Tour
sebagai sarana rekreasi, namun juga sebagai sarana belajar
untuk menambah wawasan
DAFTAR PUSTAKA

Djamin, Awaloedin, “Beberapa Masalah dalam kepolisian Negara Republik


Indonesia” (1986)
http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur
http://ululnurulnr.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kunjung-museum.html
LAMPIRAN GAMBAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan
yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan
kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan karya tulis ini.
Di dalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu
yang bisa kami sajikan, sebagai syarat kenaikan kelas dengan judul
“Karya Tulis Study Tour Ke Akademi Kepolisian, Candi Borobudur dan
Astana Giribangun”. Dimana di dalam judul tersebut ada beberapa hal
yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di
Akademi Kepolisian, Candi Borobudur dan Astana Giribangun yang indah
dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman
kami tentang Akademi Kepolisian, Candi Borobudur dan Astana
Giribangun, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan
penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita,
setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang study
tour.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan ini. Terutama kepada rekan
satu kelompok atas kerjasamanya, dan Guru Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dalam penyusunan karya tulis ini.

Tangerang, Februari 2018

Penulis

ii
SEBUAH KAJIAN SEJARAH DAN BUDAYA
AKADEMI KEPOLISIAN, CANDI BOROBUDUR DAN ASTANA
GIRIBANGUN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kelulusan
Kelas XII SMA NEGERI 16 Kab. Tangerang

Disusun Oleh :

Nama : JUPRON MA’MUN

Kelas : XII-IPS-3

SMAN 16 KAB. TANGERANG


TAHUN AJARAN
2017/2018
Jl. Gandasari Km. 34 Jayanti Tangerang Banten
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Sejarah AKADEMI KEPOLIDIAN, CANDI

BOROBUDUR DAN ASTANA GIRIBANGUN” telah di setujui dan disahkan

oleh guru pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

Hasansin, S.P
NIP. ………...

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMAN 16 KAB. TANGERANG

Drs. ZAENAL ABIDIN, MM.


NIP. 19610901 199811 1 001

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………………….….….….….….….…………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. Iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..…………………………………………….. 1

B. Tujuan Studi Tour……………………………………………………… 1

C. Waktu Pelaksanaan ………………………………………………….. 2

D. Objek Wisata ………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Akademi Kepolisian………………………………………………….. 3

B. Candi Borobudur……………………………………………………… 4

C. Astana Giribangun…………………………………………………… 6

BAB III PENTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 9

B. Saran…………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PHOTO

iii

Anda mungkin juga menyukai