Anda di halaman 1dari 20

Makassar - Puisi Pendek adalah salah satu jenis karya sastra yang populer di kalangan

masyarakat. Contoh puisi pendek kerap kita temukan dalam berbagai tema seperti cinta,
kehidupan, lingkungan, dan lain-lain.
Umumnya orang menggunakan puisi untuk mengekspresikan perasaan dan buah pikiran ke
dalam kalimat yang indah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai
gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan
khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Adapun puisi pendek adalah jenis puisi yang di dalamnya menggunakan kata-kata yang singkat
dan tidak terlalu panjang. Meski begitu makna yang terkandung di dalamnya cukup dalam.

Baca juga:
Majas Adalah: Pengertian, Jenis dan Contohnya!
Nah, untuk lebih memahami tentang puisi pendek, berikut ini berbagai contoh puisi pendek
yang telah dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber;

Contoh Puisi Pendek Tentang Cinta


1. Cinta yang Agung - Kahlil Gibran
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain


dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu..

Apabila cinta tidak berhasil


...Bebaskan dirimu...

Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya


dan terbang ke alam bebas lagi..

Ingatlah... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..

Tapi..ketika cinta itu mati..


kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu


menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh

2. Aku Ingin - Sapardi Djoko Samono


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

3. Surat Cinta - Goenawan Mohamad


Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah


berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.

4. Balada Orang-Orang Tercinta - WS Rendra


Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

5. Lagu Gadis Itali - Sitor Situmorang


Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
1955

Contoh Puisi Pendek Tema Kesedihan


6. Elegi - Joko Pinurbo
Maukah kau menemaniku makan?
Makan dengan piring yang retak
dan sendok yang patah. Makan,
menghabiskan hatiku yang pecah.

Itulah makan malam terakhirnya


Di surga kecilnya yang suram.
Besok ia sudah terusir kalah
Dan harus pergi menuju entah

Lalu mereka berfoto bersama


Sementara mobil patrol berjaga-jaga
di ujung sana. Lalu hujan datang
memadamkan api di matanya.

Ia akan merindukan rumahnya


dan akan sering menengoknya
lewat mesin pencari kenangan
sebelum malam mimpinya.

7. Elegi Jakarta - Asrul Sani


Pada tapal terakhir sampai ke Yogya,
bimbang telah datang pada nyala
langit telah tergantung suram
Kata-kata berantukan pada arti sendiri
Bimbang telah datang pada nyala
dan cinta tanah air akan berupa
peluru dalam darah
serta nilai yang bertebaran sepanjang masa
bertanya akan kesudahan ujian
mati - atau tiada mati-matinya

O jenderal, bapa, bapa


tiadakah engkau hendak berkata untuk kesekian kali
ataukah suatu kehilangan keyakinan
hanya akan tetap tinggal pada titik-sempurna
dan nanti tulisan yang telah diperbuat sementara
akan hilang ditiup angin
ia berdiam di pasir kering

8. Senja di Pelabuhan Kecil - Chairil Anwar


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercayai mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan
Tidak bergerak dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap

9. Sia-Sia - Chairil Anwar


Penghabisan kali itu kau datang
Membawa kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu

Lalu kita sama termangu


Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti

Sehari kita bersama. Tak gampir-menghampiri.


Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

Februari, 1943

10. Derai-Derai Cemara - Chairil Anwar


cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku orangnya bisa tahan


sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan lagi

hidup hanyalah menunda kekalahan


tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

Contoh Puisi Pendek tentang Guru & Pendidikan


11. Guru - Kahlil Gibran
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri


Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

12. Guruku - Mustofa Bisri


Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
13. Bintang - Chairil Anwar
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku 'tuk melihat

Bahwa untuk hidup bahagia


Belajar adalah kuncinya

Kamu memahami muridmu


Kamu perhatian dan pandai

Kamu guru terbaik yang pernah ada


Aku tahu itu dari awal kita bertemu

Aku memperhatikan kata-katamu


Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang

14. Dengan Puisi, Aku - Taufik Ismail


Dengan puisi aku bernyanyi...
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta...
Berbaur cakrawala...

Dengan puisi aku mengenang...


Keabadian Yang Akan Datang...
Dengan puisi aku menangis...
Jarum waktu bila kejam mengiris..

Dengan puisi aku mengutuk...


Napas jaman yang busuk...
Dengan puisi aku berdoa..
Perkenankanlah kiranya...

15. Guruku - Gus Mus


Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

Contoh Puisi Pendek tentang Alam dan Lingkungan


16. Sajak Matahari - W.S. Rendra
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,


wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul


keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.

Matahari adalah cakra jingga


yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !

17. Malam Laut - Sudarto Bachtiar


Karena laut tak pernah takluk, lautlah aku
Karena laut tak pernah dusta, lautlah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali

Ah malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna


Beginilahh jika mimpi menimpa harapan banci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bias mendera

Karena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di mana
Karena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di mana
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali

18. Bunga Alang-Alang - Taufiq Ismail


Bunga alang-alang
Di tebing kemarau
Menggelombang

Mengantar
Bisik cemara
Dalam getar

Di jalan setapak
Engkau berjalan
Sendiri

Ketika pepohon damar


Menjajari
Bintang pagi

Sesudah topan
Membarut
Warna jingga

Dan seribu kalong


Bergayut
Di puncak randu

Di bawah bungur
Kaupungut
Bunga rindu

Sementara awan
Menyapu-nyapu
Flamboyan

Kemarau pun
Berangkat
Dengan kaki tergesa

Dalam angin
Yang menerbangkan
Serbuk bunga.

1963

19. Adakah Suara Cemara - Taufiq Ismail


Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah melintas sepintas
Gemersik daunan lepas

Deretan bukit-bukit biru


Menyeru lagu itu
Gugusan mega
Ialah hiasan kencana
Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah lautan ladang jagung
Mengombakkan suara itu.

20. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Contoh puisi Pendek tentang Perjuangan


21. Diponegoro - Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti


Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu


Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba


Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai


Jika hidup harus merasai.

Maju.
Serbu.
Serang.
terjang

22. Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu - Widji Thukul


apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu

23. Musium Perjuangan - Kuntowijoyo


Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.

Aku tahu sudah, di dalamnya


tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembali

Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.

Ingatlah, sesudah sebuah perang


selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.

24. Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari - Sitor Situmorang


Sederhana dan murni
Impian remaja
Hikmah kehidupan
berNusa
berBangsa
berBahasa
Kewajaran napas
dan degub jantung
Keserasian beralam
dan bertujuan
Lama didambakan
menjadi kenyataan
wajar, bebas
seperti embun
seperti sinar matahari
menerangi bumi
di hari pagi
Kemanusiaan
Indonesia Merdeka
17 Agustus 1945

25. Atas Kemerdekaan - Sapardi Djoko Damono


kita berkata : jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya : langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala

terjerat juga akhirnya


kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba

sebelum kita ciptakan pula Firdaus


dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu :
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

Baca juga:
3 Puisi Karya Chairil Tentang Kemerdekaan Buat Dibaca saat HUT RI ke-77
Contoh Puisi pendek tentang Tuhan & Agama
26. Doa - Taufik Ismail
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

27. Karena Kasihmu - Amir Hamzah


Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu

Aku anginkan rupamu


Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera

Berulang-ulang kuintai-intai
Terus menerus kurasa-rasakan
Sampai sekarang tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan

Pujiku dikau laguan kawi


Datang turun dari datuku
Diujung lidah engkau letakkan
Piatu teruna di tengah gembala

Sunyi sepi pitunang Poyang


Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana

Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya
28. Sajadah Panjang - Taufiq Ismail
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang


Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu


Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang


Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.

29. Gumamku ya Allah - W.S. Rendra


Angin dan langit dalam diriku,
gelap dan terang di alam raya,
arah dan kiblat di ruang dan waktu,
memesona rasa duga dan kira,
adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!

Serambut atau berlaksa hasta


entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara.
Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.

Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.


Agama adalah kemah para pengembara.
Menggema beragam doa dan puja.
Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.

30. Jadi - Suradji Calzoum Bachri


tidak setiap derita
jadi luka
tidak setiap sepi
jadi duri
tidak setiap tanda
jadi makna
tidak setiap makna
jadi ragu
tidak setiap jawab
jadi sebab
tidak setiap jangan
jadi pegang
tidak setiap kabar
jadi tahu
tidak setiap luka
jadi kaca
memandang Kau
pada wajahku

Puisi Tentang Kritik Sosial & Pemerintah


31. Aku Tulis Pamplet Ini - W.S. Rendra
Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah.
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng - iya - an.
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi.
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang.

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,


maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam.
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan.

Aku tulis pamplet ini


karena pamplet bukan tabu bagi penyair.
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku.
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Aku tidak melihat alasan


kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?


Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.


Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampah.


Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini


karena kawan dan lawan adalah saudara.
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca:
ternyata kita, toh, manusia!

32. Orang-orang Kecil - Sandy Tyas


orang-orang kecil
adalah bidak-bidak catur
benda permainan
tanpa jiwa
tanpa martabat
mereka bukanlah
mahluk Tuhan
yang bernama manusia

diperlakukan
bagai lembu
ditimbang
bagai arang batu
dikocok bagai dadu
diputar bagai rolet

benda-benda yang tak memiliki


hak-hak azasi
cuma bisa menyimpan suara
sebab tak berhak bicara

pada akhirnya
suara pun hilang
dari kerongkongannya
sebab kehabisan
tenaga

33. Kau Pun Tahu - Acep Zamzam Noor


Kau pun tahu, tak ada lagi cinta
Dalam pengembaraanku
Bintang-bintang yang kuburu
Semua meninggalkanku
Lampu-lampu sepanjang jalan
Padam, semua rambu seakan
Menunjuk ke arah jurang

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta


Dalam setiap ucapanku
Suara yang masih terdengar
Berasal dari kegelapan
Kata-kata yang kusemburkan
Menjadi asing dan mengancam
Seperti bunyi senapan

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta


Dalam puisi-puisiku
Kota telah dipenuhi papan-papan iklan
Maklumat-maklumat ditulis orang
Dengan kasar dan tergesa-gesa
Mereka yang berteriak
Tak jelas maunya apa

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta


Dalam doa-doaku
Aku sembahyang di comberan
Menjalani hidup tanpa keyakinan
Perempuan-perempuan yang kupuja
Seperti juga para pemimpin itu -
Semuanya tak bisa dipercaya

Kau pun tahu, tak ada lagi cinta


Di negeriku yang busuk ini
Pidato dan kentut sulit dibedakan
Begitu juga tertawa dan menangis
Mereka yang lelap tidur
Bangunnya pada kesiangan
Padahal ingin disebut pahlawan.

34. Pantun Zaman Batu - Taufiq Ismail


Inilah pantun-pantun zaman batu,
Pantun untuk mereka yang berkepala batu.
Lihatlah siluman dan preman bersatu,
Mencuri anggaran dengan bersekutu.

Semua mabuk batu akik batu bacan


Yang bawa senapan matanya mendelik cari sasaran.
Hati-hatilah wahai kalian para cendekiawan.
Hanya karena berpikir waras bisa dikriminalkan.

Tawuran, biasanya hujannya hujan batu


Tawaran, biasanya uangnya uang dolar
Jika akhirnya polisi dan koruptor bersatu
Harus dilawan biarpun pangkatnya Jenderal.

Hujan emas di negeri orang


Panen rejeki hatinya girang.
Presiden bilang kriminalisasi dilarang,
Tapi bawahannya tetap membangkang.

Hujan akik di negeri sendiri,


Hidup tercekik sudah menjadi ciri.
Presiden mimpi jadi bangsa mandiri,
Eh, import komoditi tetap jadi mainan menteri.

Hakim jujur bisa kehilangan palu,


Hakim lucu dengkulnya berotak batu.
Jika koruptor ketawa-ketiwi tak lagi punya malu,
Alumni perguruan tinggi harus mengganyang dan bersatu.

35. Betapa Lucunya Negeri Ini - Sam Haidy


Teroris menghilang
Tabung gas menerjang
Harga miras naik
Oplosan mencekik
Kasus video porno bikin kalut
Kasus korupsi ke laut.

Simak Video "Keseruan Lomba Makan Bakso Raksasa di Kabupaten Gowa"

(alk/asm)
puisi pendek
contoh puisi pendek
puisi chairil anwar
puisi ws rendra
puisi aku ingin
pengetahuan umum
Rekomendasi untuk Anda
Selengkapnya
detikJabar
Perjalanan Bisnis Bos Tekstil Berakhir Tragis Dimutilasi
Wolipop
7 Foto Seksi Anya Geraldine yang Sering Diceramahi Ibu Soal Siksa Kubur
detikInet
Deretan Foto Menyeramkan yang Terabadikan Kamera, Berani Lihat?
Wolipop
Tes Kepribadian: Gambar Tangan atau Mobil yang Pertama Kali Kamu Lihat?
Wolipop
7 Foto Cesen eks JKT48, Istri Marshel Widianto yang Jadi Sorotan
Wolipop
Foto Wanita yang Disebut Atlet Angkat Besi Terseksi, Dijuluki 'Little Beast'
Berita Terkait
25 Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema Lengkap dengan Jenis dan Unsur dalam Puisi
Penyebab Kecoak Kehilangan Nyawa Saat Tubuhnya Terbalik
Teks Argumentasi: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Jenis, dan Contohnya
Tentang Puisi WS Rendra yang Dibacakan Anies
Berita detikcom Lainnya
detikOto
Wujud Motor Mirip ADV160 tapi Lebih Canggih Dijual Mepet Rp 50 Juta
detikFood
Viral! Pelanggan Ngamuk Pukuli Pegawai Resto Gegara Ayam Goreng
detikTravel
Viral Warga Curhat 'Dipalak' Saat Lintasi Jalur Baru Pangandaran
detikFinance
Pelanggan 450 VA-900 VA Dapat Subsidi Motor Listrik, Bagaimana Ngecasnya?
Sepakbola
Kemenangan Persib Tak Puaskan Luis Milla
detikHealth
Viral di Media Sosial, Apa Sih yang Dimaksud Transable?
detikSport
Momen Komisi III DPR Sahkan Naturalisasi 4 Atlet Basket-Sepakbola
detikInet
ChatGPT Belajar Tipu Manusia untuk Bobol Tes Captcha

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Loker Makassar
detikcom Buka Loker Magang Kampus Merdeka di Makassar, Buruan Daftar!
Selasa, 17 Jan 2023 19:10 WIB
Rekrutmen BUMN 2022: Cara Daftar, Syarat Dan Alur Registrasinya
Senin, 05 Des 2022 17:25 WIB
Job Fair Makassar 2022 Berakhir Hari Ini, Buruan Daftar!
Kamis, 17 Nov 2022 12:00 WIB
Lihat Selengkapnya
Komentar Terbanyak
10
Komentar
5 Mahasiswa Ditetapkan Tersangka Buntut Bentrokan Antar Fakultas Unhas
6
Komentar
Terkuak 12 Kontraktor Beri Suap Rp 3,2 M ke Auditor BPK RI Gilang Gumilar
4
Komentar
Terkuak Alasan Polisi Pulangkan Remaja Pemerkosa Siswi SMP Bone hingga Tewas
Lapor Daeng
Derita Warga Parepare 5 Hari Kesulitan Air Bersih Pascabanjir Parah
Jumat, 25 Nov 2022 05:39 WIB
Pemkot Parepare Janji Air PDAM Pascabanjir Normal Kembali dalam 2 Hari
Jumat, 25 Nov 2022 00:00 WIB
Warga Parepare Sudah 5 Hari Kesulitan Air Bersih Akibat Banjir
Kamis, 24 Nov 2022 16:41 WIB
Ke Halaman Lapor Daeng
Berita Terpopuler
#1
Unggahan Satire Larang Gubernur Sulsel hingga Koni Dukung PSM Ramai di Medsos
#2
Banjir Rendam Jalan Trans Sulawesi di Polewali Mandar, Lalin Tersendat
#3
Kemenkumham Sulbar Fasilitasi 50 Disabilitas Daftar Usaha PT Perorangan
#4
Warga Tetap Berburu Cakar di Pasar Senggol Parepare, Cuek Larangan Pemerintah
#5
Demi Kucing, Wanita Ini Rela Makan Hanya Seminggu Sekali
Lihat Selengkapnya

part of
Connect With Us

Copyright @ 2023 detikcom.


All right reserved
Kategori
News

Edukasi
Finance

Teknologi

Entertaiment

Sport

Sepakbola

Otomo

Baca artikel detiksulsel, "35 Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema Lengkap dengan
Penjelasannya" selengkapnya https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6369006/35-contoh-puisi-
pendek-berbagai-tema-lengkap-dengan-penjelasannya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai