Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia- Nya kepada penulis,
sehingga penulis karya sastra puisi yang berjudul “ Rasa yang Terlukai” dapat selesai tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan buku kumpulan puisi “ Rasa yang Terlukai “ penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada orang tua, teman, sahabat dan lingkungan alam sekitar yang sudah mendukung untuk
menciptakan judul ide pada puisi, sehingga penulis dapat mencurahkan segala suasana hal pada karya
sastra puisi ini.
Kumpulan puisi yang tersusun dalam antalogi “Rasa Yang Terlukai” ini adalah kumpulan puisi bebas yang
disatukan melalui buku yang telah dicetak . Penulis mengalami berbagai macam kendala dalam
menyelesaikan buku kumpulan puisi, mulai dari kesulitatan mencari ide,mengungkapkan kata dengan
gaya bahasa yang jarang digunakan, bahkan untuk mengumpulkan niat dalam menulis puisi ini
membutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh agar buku ini dapat di terbitkan.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya sastra puisi ini masih belum sempurna, sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat diperlukan demi memperbaiki karya sastra puisi selanjutnya. Penulis juga
berharap agar buku kumpulan puisi ini dapat bermanfaat bagi orang yang membaca.
Penulis
PELUK YANG TAK BERTUAN
Negri ini hanya gurun gersang yang di penuhi pasir dan debu
Jika tak bertemu dengan mu aku hanya seonggok daging tak berharga
Butuh perjuangan lebih agar tumbuhan hidup di gurun tanpa unsur hara
Kamu adalah tropis, kayu yang di buang saja bisa tumbuh dengan mudah di sana
Masuklah ke dalam
Kondisiku memprihatinkan
Lebih tepat nya tak layak di pedulikan Kapal kecil, kumuh,tak ada gunanya di beri bantuan
Tujuanmu ke tepian hanya sebatas mengantar Setelah nya kau kembali berlayar
tenggelam dalam lautan. Kini aku sudah lebih baik dari sebelumnya Memperbarui layar,menukar
kemudi Mamutuskan mengarungi camudra
KETIKA KU TETAPKAN TUJUAN ITU KAMU
Di bawah langit kota yang sedang mendung Hawa dingin yang merasuki berubah hangat seiring suara
Rasanya aku adalah orang yang paling sempurna jika bisa memilikimu selamanya
Saat terlukis di wajahmu senyum, seketika berubah sendu Ketika kau menceritakan penderitaan yang
membuat hati ku pilu
Andai aku bisa menjaga mu dari semua yang kau jalani saat itu Tapi itu dulu
Ku kira kita adalah dua insan yang saling jatuh Pada harap yang menginginkan cinta utuh.
KEPING HATI
Tak bisa melupakan bukan karena tak bisa menemukan cinta yang baru
Tapi nyaman yang tumbuh berubah rasa tak ingin kehilangan Ada sesuatu yang lebih
Tak mendengar kabar dari mu membuat kelabakan Aku terjebak dalam angan yang hanya sebatas
ingin Memulai sesuatu yang sejatinya tak harus di mulai hanya akan menyeret pada jurang kesengsaraan
Menjadi penguasa pada kerajaan yang tak mesti ada Aku salah peran
Panasnya gesekan antara ban dan sakit hati harus membuat rasa itu bebal
RUANG GERSANG
puan, kamu lihat bunga yang di sana?aku mencintai nya ambillah tuan tak usah! aku lebih memilih untuk
dia di miliki orang yang lebih paham cara merawatnya itu lebih membuatku senang ketimbang
memilikinya
Mengukir senyum kala mentari menghampiri dan perlahan menghilang melewati senja yang hampir
menjadi
Semburat merah merona menghias pipi, yang pergi berlalu tanpa menyisakan satu jawab yang pasti
Berjalan menyisakan suara khas yang menggema di lorong jalan ini
Tersenyum bagai bulan purnama, yang tak selalunya datang dalam malam yang sunyi
Selaras dengan auranya kala memakai pakaian taqwa saat bermunajat kepada Sang Illahi
Yang pernah menuliskan aksara kosong dalam kertas putih tanpa nyawa
Yang pernah teruntai sepotong harapan nan semu dalam bisikan angin tak nampak nyata
Dia yang kini hanya kutemukan dalam doa Meski hanya sesaat, doa itu kan terpanjat
Kunantikan kembali caramu yang pernah hadirkan bahagia kala tersenyum dalam petang
BISAKAH KEMBALI!!
Memang jujur aku belum sanggup menjalani kisah cintaku tanpa cintamu
Ku kira ku sanggup
Sperti dulu Kali ini aku tak akan melepaskan tangan itu
Hai tuan...
Tuan…
Tuan...
Aku memang tak bisa menjadi seperti tuan diluaran sana Yang mungkin jauh lebih baik dariku
Tuan...
Tapi percayalah tuan Bahwa diriku ini sangat takut kehilangan dirimu
LOVING YOU
Akulah sibodoh yang terus melompat tanpa sadar kakiku telah patah
Karena aku menikmati setiap rasa sakit kala tertusuk pecahan kaca
Karena aku menikmati saat bisa lebih tinggi untuk mendekatimu meski harus terjatuh Lagi dan lagi
Dimana aku menari di antara rintik hujan yang tak membuatku basah.
Aku tak ingin lagi menyebutnya Cinta" Dia yang menyebutku sampah...
Aku,
aku tahu jika hanya aku yang berjuang tapi tetap bertahan
aku tahu bahwa kau tak mungkin melihatku namun kumasih mendambamu
aku sadar aku terlalu bodoh untuk bertahan pada apa yang tak menganggapku
terlalu bodoh untuk mencintai yang tak memandangku dengan cara yang sama
meski begitu,
"Pernah kubilang padamu aku jatuh cinta, sekarang, aku kebagian jatuhnya saja.
Barangkali cintanya sudah hilang, ya? Sudah terbang ke rumah baru. Padahal rumah hatiku selalu
Kau tertawa, aku diam sambil menahan sakit di dadaku yang tertikam. Berhentilah tertawa seperti itu,
Bagaimanapun upayamu untuk biasa saja, aku terlanjur pandai merasa bahwa kau sedang tak
baik-baik saja
"Asa, betapa peliknya seseorang itu, ia meramu keputusan tanpa bumbu-bumbu alasan.."
Kau tertawa lagi, kali ini aku ikut terbahak-bahak, kalau saat ini kau di hadapanku, mungkin kau
bertanya-tanya perihal tawaku yang ajaib sebab kali ini bisa menerbitkan mata air di mata--di satu-
Kau menyuarakan hujan, bukan lagi gerimis dan di sini aku kian meringis.
"Bukan kau yang bodoh.."
Sebab sampai detik ini pun aku tak punya alasan untuk tak bertahan mencintaimu sendirian, bertahan
tak mengungkapkan
Kapanpun kau minta, suaraku kan tetap tersedia; menjagamu, dan kau tak perlu tahu itu
JANGAN PERGI DULU
ingin berkelana bersama angin, jangan pergi dulu, sebab kepalaku masih menderu melaung ingin.
sedikit lebih lama, sebab bila mekar sayap-sayapmu telah tiba, pada akhirnya melanglang buana jua.
kau akan
Rindu yang telah kuracik masih bersisa untuk diseduh atau tiga yang bersedih. tak bisa menemui empat
Sanggup singgah,
melangkahlah sejauh tungkaimu sebab rumah mungil membalutmu begitu hangat ini saban hari tiada jeda
mendambamu mengulang tandang.
Dimana kisah kita yang dulu saling mencintai kini seperti orang asing
Apakah rasaku juga kau rasa?? Atau mungkin telah benar" kau musnahkan kenangan bersamaku
Karna kita bukan lagi dua orang yang sama memiliki satu tujuan
Dan biarkan waktu perlahan menjadi alat yang tepat untuk menghapuskan
BUKAN DIA
Bukan dia juga yang harus menanggung hinaan dari semua orang
Tapi...
Kamu harus mengerti lebih banyak kepahitan untuk bisa lebih menghargai
Pahamilah
Entah sampai kapan aku begini Ada kesempatan namun tidak berkesempatan
Sulit sekali
Memelukku
Sungguh lucu mengharapkan seseorang yang tidak pernah memikirkan atau merindukan diri kita malah
selalu kita jaga rasa untuknya
Itulah aku
Meskipun demikian aku akan menyimpan semua sebagai kenangan dan mencari kisah sejati yang benar-
NO.TELEPON: 085738160212