Anda di halaman 1dari 90

PUISI KELAS XII IPA 2

1.NINDIA FINUHZIA
2.KARINA
3.DEANDRA FIONARI
4.PAUZIA
5.ABDUL BARIRAHIM
6.M.KHOLIL SETIAWAN
7.NIKEN ANANDA
8.RAFIKA ANGGRAINI
9.KEVITA WURDININGSIH XII IPA 3
10.HELMALIA JELITA PUTRI XII IPA 3
11.RAHMAT HADIRIANSYAH
Datang dan Pergi
Cipt. Nindia Finuhzia

Bagai batu diserang air


Bagai air tak mengalir
Sendu pilu datang bergilir
Kesenangan datang namun tak hadir

Mencoba membuat harmoni


Agar melodi dapat dimaini
Derai tawa yang diharapi
Tapi, kepiluan tersusun rapi

Kata duka bukan harapan


Kata suka tak terterapkan
Hanya lirik tertuliskan
Biar waktu yang menentukan
Arah datang kebahagiaan

Pertemuan bukan pertama


Perpisahan bukan dilemma
Kisah kasih tak harus di sana
Tapi kasih harus tetap sama

Bara emosi tertutup layar


Konser emosi mulai digelar
Kata-kata kecewa mulai terpapar
Keputusan harus terpancar
Agar kebahagiaan dapat terpancar

Tak perlu ada badai agar hujan turun


Tak perlu retak baru dibenah
Tak perlu mekar untuk dikenang

Keberadaan yang diinginkan


Kekecewaan yang dihindarkan
Kebersamaan yang dinantikan
Biar perpisahan awal pertemuan

Tinggal pucuk yang belum mekar


Tinggal api yang belum berkobar
Bendera hati belum berkibar
Bentuk hati yang belum tergambar
Biar cinta menjadi tanda
Tanda awal kesempurnaan berada
Biar sakit di awal cerita
Asal akhirnya kesembuhan menjadi berita
PURNAMA
Cipt. Nindia Finuhzia

Suara air yang terpercik


Suara daun yang bergemerisik
Suara angin yang berbisik
Menyuarakan elok tanah nan cantik

Gambar siluet di lembar hitam


Terlihat dari dinding kokoh yang kusam
Misteri ini mulai terdengar
Memancing mata untuk berputar

Leher memanjang bagai jerapah


Mata melotot mencari arah
Arah siluet dan misteri berada

Tumpuan kaki tak kokoh lagi


Saat siluet mulai pergi
Mata mulai mencari
Namun yang di cari sudah pergi

Takdir tak bekerja hari ini


Namun harapan selalu bereaksi
Bereaksi pada setiap asa yang ku alunkan

Keindahan yang berubah sesuai jalurnya


Gelombang cantik mekar saat ia kembali
Para penasib mencari nasibnya

Dia selalu datang dan pergi silih berganti


Dia mengasihi malam hari ku
Sinar diberikan
Sejuk ditambahkan
Sunyi dinyamankan
Lalu hilang saat fajar

Begitulah purnama
Selalu timbul tenggelam sesuka hati
Aku harus menahan sakit
Sakit untuk mencintainya

Namun apa daya


Hati telah terenggut
Senyum menggantikan cemberut
Satu hal yang pasti
Aku telah jatuh di pangkuannya
Cahayaku
Cipt. Nindia Finuhzia

Jika cinta buta itu nyata


Maka jatuh cinta itu cita-cita
Jika pandangan pertama itu indah
Maka cinta pertama itu sempurna

Perasaanku terperangkap
Hatiku terbentak
Sunyiku hilang
Terterangi secercah sinar

Menunggu……
Menunggu takdir menjemput cahaya
Agar ia menjadi takdirku
Menemani awal perjalananku

Aku tahu
Terlalu dini untuk mencintai
Tetapi adakah larangan untuk menyukai
Terlalu manusiawi bagiku untuk mencintai

Ia begitu mempesona
Untaian katanya sangatlah indah
Tak pernah ku jumpai sebelumnya
Cahaya seterang dia

Terpukau ku dibuat oleh sinar itu


Terpana aku dalam keterpesonaan
Tanpa jeda ku menatapnya
Terlupa bahwa silaunya melukai mata

Hingga semua sirna


Kegelapan mulai menghampiri
Menenggelamkan sisi terangnya

Kalimatnya tak lagi berwarna


Sapa manisnya tak lagi terasa
Semua hanyalah topeng belaka
Tampaklah wujud asalnya

Elok rupa tak lagi terlihat


Lembut hati terlupa
Meski hati tetap terbuka
Namun tak sanggup menerimanya

Meski kata maaf tergaungkan


Hati ini tak bisa kembali utuh
Bagai kaca yang retak
Tak kan dapat kembali utuh

Suara suram yang terpancar


Air terjun yang mengalir
Mengalirderas tanpa sekatan

Kibasan air yang berlinang


Suram yang terpancar
Merasa terusik
Terusik rasa sakit rasa dilemma

Kata awal semanis buah


Gombalan lalu selebat hujan
Perhatian seaktif rembulan
Hingga lampu tak mampu padam

Ikrar kau buat


Kau sulap bencana menjadi bahagia
Kau pancing derita
Dengan kail untaian kata

Terlalu sulit tak tertarik


Umpan yang kau beri terlalu berisik
Membuat hati terusik
Terusik gila
Terombang-ambing
Hingga tak terelak
Tersangkut jala penuh duri

Tak ada perangkap yang indah


Yang ada hanya sengsara
Mereka terlihat sangat menarik
Meskipun tak lebih dari sekedar perangkap

Jika hujan turun sebagai berkah


Biarkan bencana sebagai langkah
Meski petir menyayat
Walau kilat melarat
Hanya satu hal yang pasti
Percayalah
Sehabis hujan itu ada pelangi
CATATAN PUTIH ABU DALAM DEBU
Cipt.(Nindia & Karina)

Ku berpijak di hari baru


Terpaksa ku terpaku
Berada di bumi baru
Semua hal menyusahkanku

Ku lupakan cita dan impianku


Ku buang harapan pada angin lalu
Ku hentikan imajinasiku
Di kota tua yang ku tak tahu

Ingin ku akhiri semua


Namun aku terbelenggu
Orang baru tak sama denganku
Tak tergambarkan kisahku

Ketika lembaran terbuka


Takdir pun terbaca
Tumbuh sepucuk asa
Di dalam kepasrahan

Di dalam debu
Kutemukan catatan putih abu
Bertuliskan ketangguhan asa
Ketangkasan sebuah mimpi

Aku lebih beruntung darinya


Aku pesimis punya kesempatan
Dia optimis tidak punya kesempatan

Dia kehilangan
Aku menemukan
Kehidupannya yang keras
Kehidupanku yang nyaman

Impiannya yang besar


Menggerakkan hatiku
Ingin ku meneruskannya

Catatan putih abu mengubahku


Menggores egoku
Pesimisku hilang
Gelap berubah terang
Terus ku baca
Kisah yang membahana
Itulah cerita yang dimilikinya

Lembar demi lembar


Tak memuaskan rasa
Tertera cerita namun tak semua

Catatan putih abu


Berhenti di tempat tak tentu
Putusnya cerita pilu
Timbul cerita baru
Itulah kisahku
Rindu
Cipt. Nindia Finuhzia

Resah menanti kepastian


Rindu mengingat penantian
Semu mendengar curhatan
Sendiri akhir loncatan

Mengapa?
Mengapa rinduku berubah
Kasih nyataku tertelan kepahitan
Mengapa?

Apakah kurang jelas rindu yang tertuliskan


Sudah ku buat tulisan yang paling indah
Agar kau mudah memahaminya
Tapi mengapa?
Mengapa kau meremehkan kasihku?

Kau beralasan ku tak mengerti


Tak paham akan kasihmu
Terlalu tipis tulisanmu
Terlalu sulit tuk dipahami

Berapa kesulitan lagi yang harus ku coba


Haruskah ku berubah haluan
Untuk menaklukanmu
Atau haruskah aku berhenti berlayar
Memilih menyerah dan melepaskanmu

Namun kini kusadari


Kata menyerah tak ada dalam kamusku
Tetapi kata menyerah itu
Terus terselip di kehidupanku

Biarlah semua ini terkisah begini adanya


Dikenang bagi insan yang sudi mengingatnya
Biar luka terbuka ini dapat terpulihkan

Untuk kau
Kuingatkan
Tak semua senja itu indah
Tak semua semu itu samar

Entah aku atau kau yang resah


Tapi yang pasti kita sama-sama tak menyerah
Tahukah engkau
Apa yang terluka
Itu adalah rindu yang terlupakan
Kehadiranmu
Cipt. Karina

Bunga bermekaran
Kupu-kupu beterbangan
Semilir angin menyambut sinar mentari
Apa gerangan yang terjadi

Dari sini dapat kurasakan


Hangatnya sinar surya
Hembusan sang bayu
Mendayu-dayu mengalunkan rindu

Maniknya yang membiusku


Senyumnya yang menyenandungkan irama kasih
Derai tawa yang sangat misterius
Gerak manis dari rasa cemburu

Tak pernah ku sadari


Semua itu hanya untukku
Hanya untuk hidupku
Cuma untuk cintaku

Berawal dari harapan yang menggebu


Sebuah asa biasa yang tak menentu
Tak ada keinginan untuk meminta lebih
Tak ada kemauan untuk memiliki

Hingga ternyata pucuk di cinta ulam pun tiba


Tiada bertepuk sebelah tangan cinta ini
Terbalas lah rindu yang menderu-deru
Hembusan kasih pun dilayangkan jua

Meski tanpa disadari


Tembok itu belum runtuh juga
Meski dua namun belum sepasang
Tak kasat mata penghalang

Tak meleleh oleh panasnya bara hati


Buntu jalan menuju ke sana
Tiada kira letihnya
Menunggu disini
Duduk menanti
Tak mengerti apa kiranya penyebabnya
Antara aku kau dan sang pencipta
Cipt. Karina

Katanya cinta itu tak bisa di persalahkan


Katanya cinta anugerah terindah dari sang pencipta
Terucap kata cinta itu dengan lugas
Tanpa memikirkan sisi pandang lainnya

Apa jadinya jika ternyata kita berbeda


Kita berada di sisi yang berlawanan
Tak kan ada alasan untuk bersama
Hanya akan ada air mata

Percuma kau berucap akan bertahan


Karena tak ada yang dapat dipertahankan
Sia saja kau bilang tak kan ada pedih
Nyatanya kita berdua bersedih

Tak perlu berduka lagi


Maafkanlah aku
Semua rasa ini memang membuat kita tersiksa
Tak dapat kau paksa

Aku tak kan bisa mendekapmu


Sejauh apapun kau menjangkauku
Aku tak bisa menghapus air mata mu
Sekeras apapun suara tangismu

Tiada maksud menyakitimu


Tetapi aku pun tak berdaya
Menyingkirkan semua aral ini
Kita tidak tertulis dalam takdir Yang Kuasa

Benang merah kita tak saling berkaitan


Jalan kita tidaklah sama
Tujuan kita berbeda
Tiada yang akan kita dapatkan

Kau bukanlah kesalahan


Tak pernah ku menyesali perkenalan
Tetapi engkau lah rasa sedih terbesarku
Kau membuatku termakan perasaan bersalah ini

Perasaan yang menghantui hidupku


Terus mengharap semua selesai baik-baik saat itu
Saat aku memintamu pergi
Memaksamu menjauh
Merenggut senyum kekanak-kanakanmu
Menyisakan serpihan rasa sakit di hatimu

Tak kan pernah terbersit di benakku


Untuk memintamu bertahan
Tak kan ku buat engkau tersesat

Maaf karena kesempurnaan cinta hanya milikNya


Kita tak kuasa melawannya
Kesetiaan kita hanya untukNya
Tak kan ku minta kau mengkhianatiNya

Kau harus tetap pada jalanNya


Dia yang ada pada keyakinanmu
Maka aku pun akan begitu
Menetapkan hati pada Nya
Dia yang ada pada keimananku

Maaf jika hanya menjadi mimpi burukmu


Aku tak ingin kau berubah menjadi gelap
Aku tetap ingin melihat senyummu
Tawa jenaka mu
Wajah polosmu

Aku berharap tak menyisakan dendam pada relung kalbu mu


Meski tak dapat dipungkiri hati mu tak lagi utuh kini
Lantunan maaf akan selalu ku layangkan padamu
Karena hanya itu yang dapat kulakukan
Untuk mendapat sedikit pengampunanmu
Keegoisan kita
Cipt. Karina

Apa yang telah kau lakukan padaku?


Terberai sudah imajinasiku
Terkuak rasa asing yang terpendam
Tersingkap persembunyian sang dewi rindu
Terjangkit oleh penyakit yang indah

Kau datang dan membiarkan semua ini hadir


Menjalari jeruji kasih
Merambati hati yang membeku
Merayapi dinding-dinding kalbu ku

Kau silaukan mata hatiku


Kau lingkupi sanubariku dengan kehangatan
Kau rangkai puisi untukku
Kau nyanyikan lagu tentang hidupku

Namun ternyata tak sesuai ekspektasi


Kau hancurkan angan
Kau gelapkan kenangan
Kau torehkan sakitnya goresan

Dulu bagiku kau adalah anugerah


Kini bagiku kau adalah bencana
Dulu kau bagai pelangi yang indah
Kini kau bagai badai tak terduga
Kau tawarkan madu
Namun racun yang kau berikan untukku
Kau tawarkan penawar racun
Namun bisa yang kau sodorkan

Kini kusadari
Betapa jahatnya kau padaku
Perasaan kita tak sama besarnya
Kita tak berimbang

Ketimpangan telah menjatuhkan kita


Terlihat sudah secercah kebenaran
Kau dan aku telibat kisah yang rumit
Terperangkap keegoisan yang runyam

Sudahlah
Tak ada yang dapat diperbaiki
Layaknya cermin yang telah hancur
Hubungan kita pun sama luluh lantaknya

Kini aku membencimu


Meski tak sebesar cinta kasihku
Tapi aku tetap benci kau
Saat kau tertawa dan aku menangis
Ketika kau bahagia dan aku berduka
Dan yang paling menyakitkan
Alasanmu melakukannya
Bukanlah demi kita
Bukan demi diriku
Tapi hanya untuk keegoisanmu

Kita sama keras kepalanya


Hingga tak ingin mengakui
Bahwa kita sama terlukanya
Kita sama tersiksanya

Menanggung rindu berkepanjangan


Memanggul kasih tak sampai
Menopang tubuh yang bagai tak bernyawa
Menghirup udara tapi tak bernapas

Bukankah ini saatnya untuk mengakhiri


Bukankah ini waktunya untuk lepas
Ya
Ini adalah saat yang tepat
Kita harus tetap melangkah

Meski mungkin jiwa kita akan tetap terikat


Walau hati kita akan tetap saling melekat
Untuk saat ini itu adalah hal yang terbaik
Terbaik untuk kita
Untuk semua yang terlibat

Dan percayalah satu hal


Cinta akan tahu rumahnya untuk pulang
Kita akan bersama kembali
Jika kita memang rumah bagi satu sama lain
Kita
Cipt. Deandra Fionari

Tak terasa
Sudah bertahun-tahun kita bersama
Menapaki jalan yang sama
Berbagi suka dan duka

Dari yang dulu malu-malu


Hingga sekarang yang berani sekali maju
Dulunya merasa tak mampu
Sekarang lincah terbang hingga langit biru

Waktu berjalan begitu cepat


Takkan menunggu walau kita terlambat
Tak terasa
Manis pahit yang kita rasa
Akan hilang ditelan masa

Kita akan pergi


Menuju mimpi-mimpi
Entah kemana kita harus melangkah
Entah jalan yang benar ataupun salah

Setidaknya kita pernah merangkai mimpi bersama


Walau dirasa terlalu tinggi
Namun tak akan pernah mustahil
Dengan tekad pasti akan berhasil
Mencintaimu
Cipt. Deandra Fionari

jika aku tau


bahwa mencintaimu sesakit ini
aku lebih memilih untuk membenci
mengakhiri segala hal yang kurasakan sendiri
memilih untuk pergi

meninggalkanmu yang bahkan tak pernah mengerti


bahwa aku mencintaimu setulus hati
meninggalkan segala keremukan hati

kesesalan atas semua yang telah aku lewati


waktu yang sungguh sangat berarti
terbuang sia sia dengan pengorbanan selama ini

aku tau
bahwa kau tak akan pernah berada disisiku
seberapa pun lamanya aku menunggu
kau tak akan pernah kunjung hadir disisiku
karena kau telah menutup mata hatimu

tak pernah sekalipun menghargai segala pengorbanan ku


atas apa yang telah aku berikan kepadamu
meski tak pernah terucap dimulutku
pernyataan bahwa aku mencintaimu

aku ingin kau tau


bahwa aku menunggu
kata kata itu teruntai indah dari dirimu

namun
biarlah
segala hal telah usai sudah
biarkan segala lelah
berubah menjadi indah
Terimakasih
Cipt. Deandra Fionari

terimakasih telah menemaniku


saat- saat itu adalah hari paling indah dalam hidupku
terselip kata-kata indah serta penyemangat darimu
namun tak jarang juga terlontar guyonan yang menyakitkan untukku

apa peduliku? asalkan aku senang aku tak peduli apa katamu
juga terimakasih telah sabar menjadi temanku
teman dalam suka maupun dukaku
teman dalam kegalauan serta ketidakjelasanku

kamu juga tak terlalu peduli


karena kita sama-sama anak kecil yang baru berlari
pernah aku katakan pada diriku
bahwa aku tak mau mengungkapkan perasaanku dahulu

namun aku gagal


karena aku pikir menunggumu terlebih dahulu membuatku ragu
dan hari itu
adalah hari dimana aku merasa bimbang
antara mengatakan itu membuatku lega sekaligus malu

dan apa jawabmu?


kamu tidak bilang apa-apa
dan aku paham
karena kamu tidak menyukaiku
kamu hanya menghargai diriku
tidak lebih.
Telah Sirna
Cipt. Deandra Fionari

aku baru menyadari


bahwa segala kebaikanmu kepadaku sungguh tak berarti
dahulu pernah terpikirkan olehku
tentang perasaanku padamu hanya angin lalu

namun seiring dengan waktu


perasaan itu bukannya pergi berlalu
malah semakin kuat untukmu
dan sekarang
baruku tau
bahwa cintamu benar benar tak pernah ada untukku

selama apa pun aku menunggu


sekeras apapun aku berjuang
segalanya akan sia sia
segalanya tak akan berarti apa apa

meski begitu aku sangat bersyukur


aku telah diperlihatkan bagaimana sebenarnya dirimu
karena sebelumnya aku telah dibutakan olehmu
oleh tipu dayamu
dan pengkhianatan yang kau lakukan kepadaku

dan juga terimakasih


telah menjadi pemanis di masa remajaku
aku berusaha untuk melupakanmu
dengan berbagai cara
ku habiskan sisa waktuku
untuk mewujudkan mimpiku yang ada

tak ada lagi kesesalan atas dirimu


di dalam anganku
bahkan bayangan wajahmu tak akan ada
benih cinta masih belum mereda
tak akan ku biarkan muncul meski masih terasa

habis sudah penantianku


atas dirimu yang tak kunjung datang
kamu bahkan tak akan pernah tau
ujian besar yang pernah menghadang
tak boleh aku sesali
semua yang telah mati
atau bahkan yang telah tertinggal jauh pergi

terimakasih
sudah menyadarkanku
bahwa aku punya kasih
bukan tertuju untukmu
Aku Ingin
Cipt. Deandra Fionari

aku ingin menjadi sepatu


agar dapat melangkah bersamamu
aku ingin menjadi buku
agar dapat mencerdaskanmu

aku ingin menjadi jam


agar dapat kau ingat tentang masa silam

aku ingin menjadi tas


agar kau bawa kemanapun tanpa kau lepas

aku ingin menjadi rumah


agar aku menjadi tempat kau melepas lelah

aku ingin menjadi angin


agar dapat memeluk erat dirimu meski kau akan merasa dingin

tapi
aku ingin menjadi diriku sendiri
untuk mencintaimu setulus hati
Tak Apa
Cipt. Deandra Fionari

tak apa aku hanya jadi sahabatmu


asalkan kau selalu menyapa ku
tersenyum kepadaku
memanggil namaku

tak apa aku hanya jadi sahabatmu


asalkan kau selalu berterus terang kepadaku
bercerita banyak hal tentangmu
serta ingin mendengarkan segala curhatku

tak apa aku hanya jadi sahabatmu


asalkan jangan mendiamiku
hanya melihat tanpa ada sapa untukku
hanya berlalu tanpa melihat kearahku

karena kau tau


itu menyakitkan untukku
tak apa aku hanya jadi sahabatmu
memang benar

aku hanya bisa jadi sahabatmu


bukan untuk memilikimu

tak apa
meski hanya menjadi sahabat
aku sangat bahagia
bisa bersama denganmu
Atas Segalanya
Cipt. Deandra Fionari

terima kasih atas apa yang telah kita lewati


terimakasih atas kepercayaannya, kesetiaan, kebersamaan,dan kebahagiaan
atas hari hari indah yang telah kita jalani bersama

maafkan aku yang terkadang menyakitkan hati,


membangkitkan amarah, dan terkadang juga tak mempercayai
berilah teladan yang baik kepadaku agar aku bisa menirunya
bersikap baiklah padaku agar aku juga bisa bersikap baik kepada kalian

ajari aku untuk melangkah


tuntunlah aku di jalan yang semestinya
agar aku tak tersesat
tegurlah aku bila aku salah

tariklah aku dari kesesatan yang menjerumuskanku


berikanlah pencerahan kepadaku
agar aku sadar dari keburukan yang aku perbuat
sayangilah aku, cintailah aku

berjanjilah
untuk percaya bahwa aku sangat menyayangi kalian
lebih dari apa yang kalian pikirkan.
Akhir Dari Kita
Cipt. Deandra Fionari

Ketika aku beranjak pergi


Kau menarikku kembali
Aku seolah tunduk
Kembali duduk untuk mengetahui
Apa yang selanjutnya akan terjadi

Kau diam
Hening seketika
Ruangan seperti tak berudara
Waktu seperti berhenti

Aku berdegup
Sembari menutup mata
Mengharap apa yang akan kau katakan nanti
Seperti apa yang aku ingini

Maaf, katanya
Aku tak bisa
Hatiku sudah menjadi milik yang lain
Tapi apakah kita masih tetap bisa seperti ini?

Aku pula yang terdiam


Mencoba berkata tanpa menitihkan air mata
Menahan sesak di dada
Mengarahkan pandangan jauh ke jendela

Aku paham
Aku mengerti
Tapi kita tak bisa seperti ini lagi
Kita harus segera beranjak pergi

Demi kebaikan diri kita sendiri


Aku akan menemukan jalanku tanpamu
Karna jika aku disini
Aku akan tetap tersakiti
HARAPKU DENGANMU
Cipt. Pauzia

Aku tahu kamu


Kamu tahu aku
Kita sama-sama tahu
Aku tahu kebiasaanmu
Kamu tahu kebiasaanku

Aku pikir dulu kita cocok saat bersama


Tapi itu hanya pikiran ku saja
Kita berbeda
Beda keadaannya
beda pandangannya
beda dari berbagai arah

maaf ini sudah terlanjur


kata orang nasi sudah menjadi bubur
yaaa…aku memang tak mujur
dan aku tak bisa jujur
dengan perasaan yang ingin selalu aku kubur
aku pun juga tak bisa kabur
dan ini sudah menjadi alur

aku mencoba untuk diam


mengurung diri dalam kelam
hingga aku sendiri jadi geram
rasanya ingin menyelam
dan terjun ke jurang yang curam

aku kadang berharap


bersamamu aku lengkap
tapi aku pun takut berharap
harapan tinggi bisa buat ku jatuh tengkurap
tak ada yang menangkap
tak ada yang mendekap
sampai pikiranku jadi pengap

berdiri sendiri disini


dengan harap kamu kemari
tapi hanya ada angin yang menghampiri
dan berlirih
kamu tak seharusnya begini
kamu tak perlu merasa sepi
kamu hanya perlu berjalan lagi
dan menemukan kebahagiaan sejati
dengan seseorang yang akan menemani
LIHATLAH
Cipt. Pauzia

hei
tunggu dan lihatlah
aku yang dimasa depan
akan kutunjukkan
aku tidak akan sama
seperti sekarang

ingatlah aku
dan aku akan selalu mengingatmu
aku yang menyukaimu
seperti orang bodoh
namun, sekarang aku sadar
tak seharusnya balik

tak ada timbal balik


tak ada yang perlu ditunggu
kau tak akan datang
aku sudah mulai belajar
dan aku tak bodoh lagi

terima kasih
karenamu aku tahu
orang yang sepertimu
tak pantas untukku
kamu bukan jalanku
sudah cukup kau jadi masa laluku
takperlu jadi masa depanku

aku akan tulis kisah baru


tentu tidak denganmu
tapi dengan orang baru
yang lebih baik darimu
yang menghargaiku
yang mencintaiku
yang menjagaku

ingatlah
karma itu ada
kau tak boleh lupa
bersiaplah
memang sekarang kau bahagia
tapi lihatlah
ketika karma menjalankan tugasnya
Katakanlah
Cipt. Pauzia

Seakan ada badai salju


Kemudian menutupi tubuh
Malam terasa beku
Tanpamu disisiku
Kau menjauhiku

Ada apa denganmu?


Ada yang salah dari ucapanku?
Kau bosan denganku?
Kalau kau terus begitu
Diam membeku
Aku tak tau
Bicaralah padaku

Maafkan aku
Jikalau sikapku melukaimu
Aku ingin kita kembali satu
Seperti dulu
Dengarlah aku
Kumohon dengarlah aku

Aku merindukanmu
Aku rasa kau juga merindukanku
Bulan dan matahari tak bisa bersatu
Namun bulan dan bintang selalu bertemu
Kau bulanku
Dan aku bintangmu
Kita hanya terpisahkan oleh waktu
Jarak tak akan mengganggu

Lalu apa masalahmu?


Kenapa kau begini padaku
Aku akan menunggumu
Bicara padaku
Mendengarkan keluh kesahmu
Dan memulai kisah kita yang baru
Aku Bintangmu
Cipt. Pauzia

Langit malam yang indah


Bintang-bintang yang berpesta
Rasi-rasi bintang bertebaran di angkasa
Rasi chamaeleon salah satunya
Simbol dari bunglon katanya

Aku seperti bunglon


Aku berubah saat ada di sekitarmu
Agar terlihat lebih baik denganmu
Tertarik dengan semua minat dan hobimu
Mengubah rutinitas agar punya waktu denganmu

Semua itu kulakukan untuk beradaptasi


Supaya kau tak meninggalkanku
Dan aku akan bahagia
Ingin membuatmu bahagia
Walau ku harus berubah
Mencari peluang agar bisa bersamamu
Memanfaatkan kesempatan
Sehingga momen-momen berharga
Tak lepas di depan mata

Ku harap usahaku tak sia-sia


Biarpun tak ada hasilnya
Tapi tak apa
Saat kita bersama
kita punya momen-momen berharga

aku tak ingin jadi bunglon


ku ingin jadi rasi bintang chamaeleon
walaupun nanti kita jauh
setidaknya masih terlihat indah
masih bisa menghiburmu walau jauh
jika kau sedih
pandanglah aku
aku akan menghiburmu
Diamku
Cipt. Pauzia

Zona teman itu zona aman


Tapi tak nyaman
Aku punya perasaan
Saat mulai akrab sebagai teman
Aku ingin mengungkapkan
Tanpa merusak pertemanan

Jika begini
Tak bisa mulai dari awal lagi
Kalau begini
Hanya bisa mengakhiri
Dan mengiringi
Ku ingin menjaga hubungan ini

Bila bisa mengulang waktu


Ku akan berbicara pada diriku
Kuatkan hatimu
dia baik padamu
sebab dia temanmu
jangan harap dia akan luluh
dan akan jatuh kepadamu

Kau punya cinta sepertiku


Itu bukan untukku
Aku tau itu
Kau pernah cerita padaku
Kau tak pernah tau
Bagaimana perasaanku kala itu

Menumpuk sudah rasa sakitku


Ketika aku mencintaimu
Sengaja diam membisu
Agar kau tak tau
Aku takut saat kau tau
Bagaimana sikapmu
Apa yang terjadi padaku
Jika sudah waktunya akan ku beritahu
Kesungguhan hatiku
Kepadamu
Saat Pagi
Cipt. Abdul Barrirrahim

Mentari pagi menyemburkan sinarnya


Menembus ruangan mimpiku
Menggerakkan tubuh yang beku
Menjalani hari-hari ku yang biasa

Masih remang redup mata ini


Diambang batas sadarku
Senyumnya terlintas di fikir ku
Membuatku tersadar dari angan-angan ini
Menumbuhkan spirit misteri di tubuhku

Terkadang dinginlah musuh di kala fajar


Menusuk ke sumsum tulang
Air terasa membekukan darah

Beruntunglah kalian
Siapa saja yang punya pemanas air
Hingga air tak terasa begitu menyakitkan

Ku keringkan badan
Ku rapikan pakaian
Berangkatlah aku dengan semangat

Semangat yang berarti untukku menjalani hari


Ku sapa mereka yang memberikan senyum
Ku hormati mereka yang lebih tua
Ku sayangi yang lebih muda

Dan
Ku sayangi ia yang istimewa

Ia yang berada di hati ku


Wanita yang kucintai setelah ibundaku

Walau ia tak menghiraukanku


Tak kan henti ku menebar kode-kode cinta

Terkadang disaat sendiri


Saat itulah kehadiran makhluk lain terasa penting
Tetapi ketakutan selalu muncul
Saat tak ingin kehilangannya
Dia yang penting di hidupku
Dia yang membuatku memblokir diri
Ketakutan membuatku tak acuh pada sekitar

Hingga aku menyadarinya


Semua ini palsu
Hampir semuanya adalah kepalsuan
Dari A hingga Z

Aku muak akan kepalsuan ini


Terkadang ingin ku limpahkan kekesalanku
Sampai pada titik ini
Aku mulai berfikir
Apakah diriku ini juga sebuah kepalsuan?

Terberai fokus terbuai kesenangan


Tak kuasa ku mengacuhkan
Terlalu banyak godaan
Untuk dilihat,didengar dan dilakukan

Meski berusaha bersikukuh pada satu titik


Apalah daya hatiku tetap tergoda

Terkadang ingin ku menjauh


Tapi saat di kejauhan
Aku merasakan kekosongan
Sendiri dan dingin
Aku tak suka itu
Pada hal yang sangat ku takutkan
Malam
Cipt. Abdul Barrirrahim
Malam
Sungguh sangat gelap dan hening
Saat dimana fikiran tenang
Waktu dimana raga beristirahat

Menentramkan kalbu
Mengobati lelah dan penat
Dari hiruk pikuk cakrawala
Dari kepadatan sang bumi

Termenung aku di malam hari


Terbersit di benak ide yang hebat
Apalagi jikalau hujan mengunjungi bumi
Kilas balik hidup akan hadir di otakku

Berbagai memori muncul


Tentang dia yang terkasih
Tentang kenangan bahagia bersamanya

Melodi menyayat hati


Dirinya tampak di alunan jiwa
Aku mendekap erat iramanya
Melekat pekat didalam jiwa dan raga

Meski hanya sesaat


Malam adalah keajaiban
Selalu istimewa
Meski terkadang tampak sepele

Malam
Sebuah media bagiku
Untuk mengirimkan perasaaan-perasaan
Angan-angan yang belum tersampaikan
Kemarin,saat ini, dan esok hari
LUKA
Cipt. M. Kholil Setiawan

Menyusur malam
Lebur mentari pagi di penghujung tahun

Di seberang laut
Terkapar kuda pejantan
Di bungkus rapi tulang pada kulit
Detak jantung mengalun lembut
Memantul papan pembaringan

Liur dan air tidak menemui aliran


Apalagi beras dan singkong?

Guratan luka terpancar


Pada bola mata bunda yang usang
lebar senyum ayah
Pudar oleh tetesan air mata yang mengering
Kasihan Kuda pejantan

Sang mentari telah sembunyi


Tiba-tiba langitpun menjadi gelap
Awan menjadi kelabu
Petir menggelegar bersahut-sahutan seakan ingin didengar sampai ke langit

Alampun menjadi mencekam


Kaki menjadi rapuh tak bertulang
Tubuhpun rapuh bagai tak bertenaga
Jantung pun berdetak kencang bagai beduk dipukul kuat
Akupun hanya bisa menatap sang mentari yg telah tenggelam

Kini sang mentari tak terbit lagi


Kini ia tak menyinari hidup ini lagi
Tak ada lagi yg menyinari kehidupanku lagi
Rindu
Cipt. M. Kholil Setiawan

Malam menurunkan hujan kesunyian


Sayup-sayup rintik mengerang
Petir menggelagar
Hujam!

Nada kelam napas bersahutan


Hiruk canda menjauh
Lebih jauh
Dijauhkan

Rindu bergelantung antara sunyi


Mencekam jerat-jerat
Beradu kebisingan
Memuakkan

Disaat Sukma memendam tanya


Akankah kumala mampir
Menghangat cinta
Bertika

Sauh lusuh tak berlabuh


Menanti kasih terbasuh
Nyata bersentuh
Terengkuh
Hujan
Cipt. M. Kholil Setiawan

Aku suka hujan


Ia mengingatkanku pada ratap
Ia mengikatku pada cinta
Ia membawaku pada senja

Aku suka hujan


Dinginnya mengoyak jiwaku
Basahnya melarutkan dukaku
Lecapnyamenyamari airmataku

Aku suka hujan


Di bawah hujan
Cerita indah kulukis
Bersama ia yang takhenti mengais

Aku suka hujan


Dengannya ratusan puisikubuat
Ribuan kata terngiang di otak
Milyaran bayang berjalan di sana

Aku suka hujan


Karena di setiap air yang jatuh
Kuikat sepucuk doa kecil
Jatuh ke bumi membawa semuanya
Kenangan di Basah Hujan
Cipt. M. Kholil Setiawan

Di basah itu ingatan tersangkut


Menyanyut ingat bayang
Nampak warna di pucuk mata
Kurasa ingatan menari bernyanyi

Masih teringat olehku


Kenyataan yang tergenggam
Hangatmelawan dingin
Terbawa hingga ke hulu hati

Aku tak ingin terlupa


Rasa dihati masih menyenja
Di bayang bayang rasa itu kugantung
Bersama hujan ia hancur

Hujan deras terasa


Merangkak mencari celah
Batu keras memukulku
Tergiang ingin mengapak

Aku belum larut menjadi kelabu


Aku masih menjadi memori yang takkan raib
Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam
Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya.
Hujan
cipt. Kholil Setiawan

Di sini hujan cinta


dibalut selimut menghangati tubuh
Dingin terasa hingga sampai ke tulang
Merambah mencari celah

Hujan ini begitu berbeda


karena di ujung malam
Sepi mencekam sunyi
Bermain kantuk membutakan mata

Aku di sini
Masih beku yang tak hangat
Terasa sesak takkala tertatap
Mungkin dingin jadi penawar

Atap dan daun rimbun jadi saksi


Bahwa bening mencumbu hijau
Terlarut basah meninggal subur
Penawar di musim kemarau.
SUARA YANG HILANG
Cipt. Niken Ananda

Pagi........
Dikala tubuhku memberanikan diri bertemu terik matahari
Bunga-bunga menyapa diriku seakan akan diriku merupakan tamu bangsawan
Gemuruh angin terbangun mengeluarkan seluruh kedinginannya

Siang........
Matahari mengimbau kepada sang bumi agar mencari kesejukan
Diriku masih saja kebingungan seperti anak ayam mencari induknya
Enzim-enzim didalam tubuhku mulai merasakan rindunya pencernaan

Malam.......
Tak terasa malam berganti gelap dibawah cahaya kecil bintang
Ku menangis malu dibawah beton raksasa
Tak sadar ku bahwa selama ini telah kehilangan seseorang

Terimakasih engkau wahai teman hidupku


Maafkan aku telah sedih karenamu
Aku berjanji akan selalu menjaga namamu dihatiku
Hingga tuhan memberhentikan waktu hidupku
DULU
Cipt. Niken Ananda

Ingatkah angin kencang


hujan lebat dan dingin
Selalu ku kumandangkan
namamu di hatiku.........

Ku tiup lilin setengah redup


hingga gemerlap menyelimuti suasana
Jam dinding berdetik perlahan
Lagi dan lagi namamu bedengung
Perlahan mata berkedip
Tak lagi membuka........
Ku mimpikan dan kutitip
senyum dikemudian hari
AKHIR CERITA
Cipt. Niken Ananda

Dulu........
Kita pernah menatap langit bersama
Mengelilingi dan merasakan indahnya kota kecil yang kita tempati
Menghirup segarnya udara tanpa polusi

Tetapi....
Kini semua tlah berubah
Semenjak jarak memisahakan kita
Dan segala kesibukan kita masing-masing
Seakan merubah segalanya menjadi bosan
Tak ada lagi alasan untuk bersama
Cinta dan bahagia tak lagi kita rasakan
Ketika cerita berakhir dengan air mata
Dan kini hal terpahit yang tak diinginkan itu terjadi
Yaitu....... perpisahan
Dan sekarang kebersamaan kita dulu hanya sebatas kenangan
KERINDUAN
Cipt. Niken Ananda

Langit yang dulu kita lihat bersama kini tlah berbeda


Kita memandang, tapi tak bersama
Kota yang dulu sangat indah saat kita kelilingi bersama
Seakan berubah menjadi kapal pecah
Senja yang dulu kita lihat bersama
Kini tlah aku melihatnya tenggelam sendiri
Semua itu berubah semenjak jarak memisahkan kita

Untuk dirimu disana


Aku selalu menunggu saat bertemu
Mengulang kembali hal yang pernah kita lakukan bersama
DALAM DIAM
Cipt. Niken Ananda

Semenjak kita tak bersama lagi


Magic hour yang kini tlah tenggelam
Seakan menghilangkan semangatku membuatmu kembali
bersamaku

Mungkin sekarang
Kisah yang dulu kita rajut bersama kini harus berhenti
Kini ku harus menyimpan semua indahnya masa saat kita bersama dalam benakku
Berjalan dibawah teriknya matahari sambil membawa kerinduan
Menatap langit dengan kepedihan

Mungkin.......
Kenangan yang dulu sangat ku ingat
Saat pertama kau mengenggam tanganku

Kini.......
Kau tlah berbahagia dengan orang baru
Orang yang mungkin bisa membuatmu lebih bahagia
Dan sekarang aku hanya menjadi orang asing
Perjalanan cinta
Cipt. Rafika Anggraini

Saat cinta datang berkumandang


Seakan-akan seperti kuntum melati
Angin yang bawa wangi bunga
Saat dihirup bisa menimbul motivasi
Merpati saja menari" bersama nuris
tak secuil pun iri dengan cerita ini
Terpesonalah ia akan kisah cinta kita walau rumit namun begitu indahnya
Karena itu adalah semangatku
Untuk memacu kita untuk maju
Bersama cinta sejati
Rindu penyesalan
Merindukanmu.....
Dulu tugasku bagaikan bulan yang setia pada malam
Bagaikan sebuah tembok baja yang mampu berdiri kuat dan kokoh...
Pada akhirnya rindu adalah bayang paling semu
Aku adalah seorang hamba yang kehilangan cinta
Yang hanya bisa mengiris kalbu
Hingga sakitnya bertahun-tahun
Bagaimana mungkin aku merengkuhmu
yang menantimu pulang bersama nirwana yang hilang diufuk barat
Ikhlasnya cinta
Di hantar mimpi di jemput pagi
Dengan keikhlasan yang diberi lewat perhatian
Memejamkan mata ini memimpikan
Hanyutmu akan menuntun rinduku
Dengarlah suara khusyu pecintamu ini
Tak pernah letih pena menari
Mengikuti rima dan irama syair penyejuk
Bait demi baik terukir indah penuh harapan
Dengan hati yang memberi arti keikhlasan
Semoga terciptanya tawa dan hikmah cahaya
Luka yang terdalam
Air mata menetes dengan derasnya dipipi
Saat teringat dirimu pilu
Yang mencampahkan pengorbanan ini
Kau yang terlihat tenang setenang angin yang berhembuh lirih
Setelah kau membuat seperti sayatan luka ditubuh
Hari-hari ku menyimpan rasa ini terasa begitu amat perih
Akan ku baluti kepedihan dengan senyuman
Sampai terasa kau sadar aku la pantas yang kau cintai
Pergi menjauh
Bukan karena tidak mencintai
Kerena hati sudah letih untuk saling menyakiti
Mencintai seseorang tidak semua berhasil memikat dan memilikinya
Yang terbaik pergi agar tidak bertambah perih
Menjadi mata air hujan dimataku

Keberadaan mu lah yang menjadi alasan


mengapa awan mendung muncul pagi ini
memaksaku menumpahkan hujan untuk kesekian kalinya
Ingin memelukmu walau semua cuma ilusi
IBU
Cipt. Kevita Wurdiningsih

Ibu…
Ketika aku baru berbentuk segumpal darah di dalam rahimmu
Kau telah menyediakan tempat yang hangat untukku
Kau memberikan perlindungan
Kau memberikan makan dan minum
Bahkan engkau telah memberiku ketenangan dengan cara kau perdengarkan aku
Dengan ayat – ayat suci Al qur’an
Bahkan engkau telah mengajariku untuk sujud kehadapan Sang Pencipta
Ketika engkau melaksanakan sholat
Ibu…
Kau selalu menjagaku
Bahkan ketika aku dilahirkan
Nyawamu menjadi taruhan
Tangan lembutmu selalu membelaiku
Doa-doa mu selalu mengiringi jalanku
Kau jaga aku setiap waktu siang malam
Bahkan seekor nyamuk pun tak boleh hinggap di tubuhku
Ibu…
Kau tak pernah lelah dalam segala hal
Kau bekerja siang malam
Demi hidupku
Demi masa depanku
Tangan mu yang lembut selalu menuntun ku ke jalan yang seharusnya aku lalui
Ibu…
Engkau tempatku menghapus perih dan pedih
Tempatku belajar menjadi manusia yang baik
Tempat pelarianku dan tempatku mengadu
Disaat aku rapuh dan terjatuh
Tak dapat ku bayangkan
Jika aku tanpa mu dalam hidup ini
Aku tersesat dalam kegelapan
Karena tak ada cahaya penerangan darimu
Tuhan…
Tak banyak permintaan ku
Aku hanya minta
Tolong beri ketenangan dan kebahagiaan untuk ibuku
Tolong jaga di setiap langkahnya
Tolong ampuni segala dosanya
Tolonh ampuni segala kekhilafannya
Tolong maafkan semua kesalahannya
Tolong beri kesehatan padanya
Ku tak ingin ibu sakit
Aku selalu ingin bersamanya sampai akhir hayatku
Tuhan…
Kalaupun itu mungkin ku ingin hidup bersamanya di akhirat nanti
Ibu…
Walau seandainya pun seluruh isi dunia ini
Ku persembahkan untukmu
Itu tak akan cukup untuk membalas jasa dan kasih sayangmu
Karena kasihmu tiada tara
Karena kasihmu tiada tandingannya
Karena kasihmu sepanjang masa
Karena kasihmu membawaku ke syurga
Terimakasih atas segalanya
Terima kasih atas air susu yang mengalir dalam darahku
Kasih sayangmu yang kau curahkan tiada henti
Maafkan aku ibu yang telah membuatmu bersedih
Kau adalah matahariku
Sinar kasih sayangmu menerangi hidupku
Menghangatkan raga ku
Memberikan kekuatan dan memberikan cahaya di setiap kegelapan
Doa mu adalah kunci hidupku
Doa mu mengalir mengiringi ku di sepanjang hayat
Ribuan kilo jarak yang kau tempuh dengan segala rintangan demi aku anakmu ibuku
Terima kasih Tuhan…
Engkau telah menitipkanku kepada malaikatmu, yaitu ibuku
Ibu…
Ketika ku pandang kerutan disudut matamu
Tersimpan derita yang sangat mendalam
Tersimpan air mata yang kau tumpahkan untukku
Mungkin karena keegoisanku
Mungkin karena aku sering menolak segala nasihat – nasihatmu
Dan mungkin aku sering melawan apa yang engkau perintahkan
Maafkan aku ibu…
Atas jasa – jasamu yang telah aku lupakan
Maafkan aku ibu…
Belum bisa membuatmu meneteskan air mata bahagiamu
Maafkan aku ibu…
Atas sakit hatimu yang telah ku perbuat
Kau akan selalu menjadi syurgaku
Ibu…
Aku akan berusaha sekuat tenagaku
Walaupun nyawaku menjadi taruhannya
Tapi aku sadar itu belum cukup untuk membalas kasih saying dan pengorbananmu
Ibu…
Aku tak tau jadi apa aku tanpamu
Kau selalu mengerti aku
Kau lah orang yang selalu ada untukku, selalu menjagaku
Tanpamu aku takkan bisa hidup di dunia yang kejam ini
Tanpamu aku bukanlah apa – apa
Aku hanya seorang manusia lemah
Yang membutuhkan kekuatan, kekuatan cinta kasihmu ibu
Engkau sangat berharga bagiku
Aku akan selalu menyayangimu
Ibu…
Maafkan aku ibu, aku yang sangat jarang untuk menemui mu ibu
Semuanya terhalang oleh kesibukanku, pekejaanku
Yang menuntutku demi hidup dan masa depan ku
Betapa sedihnya aku membayangkan kesendirianmu
Tanpa anak – anakmu,
Yang selalu menghibur di kala sepi
Tuhan lindungi ibuku
Lindungi kesendiriannya
Berilah kekuatan
Berilah kesehatan dalam kesendiriannya
Aku benar – benar tak berdaya
Aku hanya mampu berdoa kepadamu untuk ibuku
Setiap nafas istighfarku
Aku selalu gelisah akan ibuku
Berilah aku kekuatan dan kesehatan agar aku bisa membahagiakan ibuku
Walaupun itu tak seberapa dibandingkan jasa ibuku selama ini
Tuhan…
Aku tak ingin ibuku sengsara di dunia dan akhirat nanti
Perintahkan malaikatmu untuk menjaga ibuku dimanapun ia berada
Jangan sampai kulitnya tergores meskipun sebesar biji sawi sekalipun
Ibu…
Maafkan aku yang telah dan pernah membuatmu menangis
Betapa egonya aku, betapa sombongnya aku
Oh…. Betapa, betapa dan betapa banyaknya betapa dan alasan – alasan yang ku berikan
kepadamu
Maafkan aku yang selalu memberikan pengharapan kepadamu
Tetapi tidak untuk mengabulkannya
Karena kelalaianku
Karena ku yang sibuk mengejar dunia ini yang tiada habisnya
Padahal
Kau selalu berjuang tanpa lelah demi hidupku dan demi masa depanku
Masa depan semua buah hatimu
Bahkan setelah merekan berhasil dan ingin menjeputmu untuk tinggal dirumah megah mereka
Kau hanya mengatakan
“Rumah kita lebih nyaman “
“Ibu lebih suka tinggal dirumah kita”
“Rumah yang penuh kenangan, susah senang kita”
Itu adalah kebohongan mu ibu
Kebohongan seorang ibu demi anaknya
Dan kau juga selalu mengatakan
Saat makan, jika makanan itu berkurang
Dan kau memberikannya kepada ku dan berkata
“cepatlah makan nak ibu sedang tidak lapar”
Kau selalu menyisihkan lauk pauk ikan atau sayur untuk ku anakmu
Dan kau berkata
“Ibu sedang tidak suka ikan, makanlah nak”
Sungguh mulia hati mu malaikatku
Ibu…
Saat tengah malam saat kau menjaga anakmu yang sakit
Kau berkata “Istirahatlah nak, ibu masih belum mengantuk.”
Saat anak – anakmu sudah mempunyai penghasilan
Dan akan mengirimkanmu uang
Kau berkata lagi “simpanlah nak, ibu masih ada uang”
Itulah kebohonganmu
Kebohongan seorang ibu demi anaknya
Kata – katamu yang lemah lembut, menyejukkan, memberi kedamaian
Memberi ketenangan untukku jalani kehidupan ini
Terkadang aku takut ibu
Aku takut kehilanganmu
Aku takut membayangkan hidup tanpa mu
Membayangkannya pun aku tak akan pernah sanggup
Aku tak kuat membayangkan kepergianmu
Kepergianmu adalah tangisku,
Kepergianmu adalah dukaku,
Duka yang sangat terdalam, perih, layaknya luka di perasi jeruk nipis
Kepergianmu adalah penyesalanku yang tiada artinya lagi
Kepergianmu yang tidak mengubah semuanya
Sehingga membuat aku sangat takut ibu
Ibu...
Sekali lagi ampuni aku ibu
Maafkan semua kesalahan dan kehilafanku selama ini
Tuhan…
Aku bertasbih
Ibuku telah menyampaikan amanatmu dengan kasih saying dan pengorbanannya
Maka kasihanilah ibuku
Seperti ia mengasihi kami di waktu kecil
Dan jika suatu saat nanti telah tiba
Tempatkanlah ibuku di syurga Mu
Berilah kebahagiaan yang tiada tara untuknya
Terimalah semua amal ibadahnya
Dan pertemukanlah kami
Karena aku ingin selalu hidup bersama ibuku
Dan kalaupun mungkin Engkau memberikan ku kesempatan untuk kedua kalinya
Aku akan selalu berusaha meneteskan air mata bahagia dari mata kerutan ibuku
Negeri di penghujung usia
Cipt. Kevita Wurningsih

Kisah dari pada tanah bangka


Tanah tuan yang seharusnya sudah merdeka
Sejak 74 tahun lamanya
Namun kemerdekaan seolah hanya ucapan dibibir
Karena bumi
Masih merasa getir
Oleh ulah tangan anak tuan
Yang pongah akan kejayaan
Yang bernamakan kekayaan
Tuan…
Bumi yang kau perjuangkan
Tanah surga yang dinyanyikan
Memang benar
Bumi ini kaya akan hasil alamnya
Namun
Anak cucumu
Merusak perjuangan engkau
Yang bahkan rela bertaruh nyawa
Demi menyelamatan bumi tercinta
Oleh tangan kotor dan hina
Yang datang jauh dari negeri belanda
Namun kini
Musuh negri
Terlahir dari bumi pertiwi
Dari rahim istri tuan
Yang rela menanggung beban 9 bulan
Tuan…
Mungkin kau sedang sedih
Melihat kelakuan anak cucumu ini
Yang semakin hari
Semakin tak terkendali
Merusak demi memperkaya diri
Tuan…
Bangku sekolah yang dulu susah engkau dapatkan
Lalu engkau perjuangankan
Supaya anak cucumu
Bisa belajar
Mencari ilmu pengetahuan
Namun ternyata
Mereka
Anak cucumu
Berkhianat
Tanpa segaja
Mereka
Tak hiraukan bangku sekolah
Karena kaya bukan tentang kertas dan pena
Tapi bagaimana engkau berusaha
Itulah pikiran yang sudah menggema didalam jiwa Anak cucu Tuan
Tuan yang malang
Semalang nasib negeri yang kau perjuanngkan
Yang kini semakin usang
Karena ulah tangan kasar
Yang berjiwa sangar
Tuan…
Bagaimana nasib bumi ini kedepannya
Bagaimana keturunan selanjutnya
Bagaimana mereka akan hidup
Di negeri yang sekarang semakin larut
Larut oleh kelimang harta
Larut oleh kehidupan mewah
Yang mereka tak tau
Padahal itu semua malah membawa petaka
Bagi diri yang sudah serakah
Bumi ini memang diam
Namun ia tak mati
Selama ini ia hidup
Mennggung beban
Namun
Bukankah semakin hancur
Yang dia rasakan
Sungguh
Sungguh terlalu
Hati anak cucu Tuan
Karena tak memikirkan nasib
Manusia selanjutnya
Harta itu bisa habis
Begitu juga kekayaan bumi yang dicuri
Tuan…
Anak cucumu yang buta pengetahuan
Hanya berpikir sejengkal
Mereka pikir
Tanah hitam legam
Akan terus ada
Setiap galian yang semakian dalam
Padahal itu semua bisa merusak bumi yang kita cintai ini
Wahai saudaraku
Marilah kita jaga
Negeri yang kaya
Untuk kejayaan kita bersama.
Timah
Cipt. Kevita Wurdiningsih

Emas hitam dari pulau bangka


Yang memperkaya manusia
Namun juga memperbudak penerus bangsa
Anak-anak yang seharusnya menempuh bangku sekolah
Malah berkeliaran dilubang-lubang besar
Yang bahkan bisa merengkut nyawa empunya
Tanah yang semula subur
Berubah menjadi hancur
Karena ulah tamak manusia
Yang serakah
Tak tau batas
Tak pernah merasa puas
Jiwa yang serakah
Terus merobek perut bumi
Mengambil semua isinya
Lalu ditinggalinya
Lubang-lubang bernanah
Yang membuat bumi murka
Jiwa itu terus saja mencari
Sumber kekayaan negeri
Timah…
Yang harganya semakin meninggi
Membuat jiwa-jiwa tamak terus berkobar liar
Memperkaya diri
Tanpa tau akibat nya nanti
Karena masa kecilnya
Tak diajari tentang benda yang bisa habis
Tentang benda yang bisa musnah
Dan tentang bumi yang semakin menua
Karnanya tangan-tangan liar itu
Terus saja tak tau diri
Pasir hitam yang mahal harganya
Yang membuat manusia serakah semakin pongah
Mereka
Manusia serakah itu
Membuat bangunan menjulang tinggi
Diatas bumi yang mereka lucuti
Apakah memang tak ada ilmu yang membekali?
Atau memang karena ketamakan yang sudah mendarah daging
Hingga bumi yang memberi mereka kehidupan
Bumi yang memberi mereka kesejukan
Mereka rusak
Dengan tangan hina
Tangan yang sudah buta oleh gelimang harta
Tangan yang tak tau berterimaksih
Oh pulau ku...
Pulau bangka
Yang menyimpan sejuta luka
Yang diciptakan oleh
Anak-anak manusia yang serakah
Tak tau balas budi kepada semesta
Pulau ku...
Negeri yang kaya
Namun kini mulai usang dan menua
Karna usia dan ketamakan tangan manusia
Sedih hati ini
Sakit jiwa ini
Perih luka ini
Tak seberapa
Jika dibandingkan dengan pulau ku
Jika saja ia bisa bersuara
Mungkin akan sumpah serapah yang terdengar
Atau tangis yang mengiris pendengaran
Wahai saudara ku
Teman sebangsa
Teman satu kota
Teman satu naungan
Tolong berhentilah
Menyakiti negeri kita ini
Bumi memang tak bisa mengelurkan suarah amarah
Namun ia tak mati
Ia terus hidup bersama luka
Yang kau ciptakan
Berhentilah sekarang teman
Sebelum bumi yang damai ini
Sebelum bumi yang tercinta ini
Murka terhadap kelakuan tamak manusia.
Semesta dan Senja Ku
Cipt. Helmalia Jelita Putri

Dikala itu aku masih sangat terpaku


Belum mengerti arti semesta ini
Ingin ku cari tahu apa arti nya
Ingin ku cari tahu lebih dalam
Apakah semesta bersedia menerima ku

Bagaimakah sebenarnya arti nya


Akankah dia bersikap lembut
Bagaikan bubur
Atau dia akan bersikap keras
Bagaikan batu

Ku cari tahu lah dia secara mendalam


Ku cari tahu disetiap malam
Sampai aku berkelam
Hingga timbullah rasa terpendam

Ternyata semesta menyambut ku sepenuh hati


Oh senangnya perasaan hati ku
Tak teduga
Terima kasih semesta

Terimalah kehadiran ku dengan baik


Akan ku jaga kau selalu baik baik
Tetap teratur
Dan tak akan terbalik balik

Tetaplah engkau bersamaku


Oh semesta
Kenalkan aku lebih banyak lagi tentang mu

Pada detik ke dua puluh dua


Dikenalkan lah dia
Oleh semesta
Si senja namanya

Senja senja senja


Mulailah pula aku membuka pikiran
Membuka hati
Untuk berkenalan dengan si senja
Didekatinya lah aku
Di puji nya aku dengan pujian pujian
Dilontar kan rayuan nya
Diberinya aku segala perhatian ini itu
Membuat ku sangat terkesan akan si senja

Oh senja ku oh senja ku
Begitu kagum aku padamu
Keluarkan semua senjata mu
Buatlah aku semakin kagum
Terkangum kagum aku
Tiada henti nya
Ingin ku peluk erat
Tak akan ku lepas lagi engkau
Senja ku

Kebersamaan aku bersama si senja


Berjalan dengan lurus
Bagaikan anak parah yang meluncur tepat di tengah tengah
Dan menempel tak bisa terlepas

Diajak nya aku bertemu


Duduk bersama
Sambil menikmati keindahan sang semesta
Yang sangat sudah berjasa

Karena semesta lah


Yang telah mempertemukan ku
Oleh nya
Si senja

Diajak nya aku berkelana kemana mana


Oh hati ku begitu senang
Rasanya tak ingin pulang
Ingin selalu bersama
Si senja

Setelah sekian lama kami bersama


Di saat itu
Ada yang berbeda dari si senja
Tak seperti biasa nya dia
Tiada lagi pujiannya
Rayuan nya pada ku
Perhatiannya berkurang
Aku heran terheran heran
Ada apa dengan senja ku
Mengapa dengan nya
Sikap nya terhadap ku tak lagi sama

Oh sang semesta beritahu aku


Ada kejutan apa dari nya
Dia marah kah
Ingin mengetes aku kah
Atau bagaimana

Aku bertanya tanya pada nya


Mengapa engkau wahai senja ku
Jelaskan padaku
Apa masalahmu
Ku lontarkan serbagai pertanyaan
Di setiap waktu
Bagaikan jarum jam tak pernah berhenti berputar
Hingga si waktu bosan

Entah lah
Si senja membuat aku begitu bingung
Tapi tetap saja tak henti henti
Aku bertanya pada nya

Hingga lah si waku sudah benar benar bosan


Bak kayu yang telah lapuk bertahun tahun lamanya
Senja ku pun menjawab
Ternyata dia bosan pada ku

Tekejut kejut aku mendengar nya


Tak pernah ku sangka sebelumnya
Begitu jahat dia pada ku
Oh senja ku

Aku sangat terpukul


Ku rasa pilu
Sedih tak berkesudahan
Memikirkan nya

Sedih rasa hati ini


Remuk jantung ku
Retak hati ku
Tak berkesudahan
Oh senja ku
Tega nya engkau pada
Tak ku kira engkau begini pada ku
Setelah sebelum nya tak begini

Apa lagi yang harus ku perbuat


Untuk mu
Demi mu
Kembali utuh seperi sediakala

Tak henti henti lagi air mengalir dari mata


Di setiap malam ku
Memohon kepada sang kuasa
Berharap engkau kembali lagi
Besikap seperti dahulu

tapi oh tetapi
senja ku
aku tak pernah ingin membenci mu
rasaku tetap sama seperti mula pertama
pekenalan kita berdua
oleh sang semesta
biarlah sakit ini aku yang rasakan
biarlah aku yang tetap bertahan akan mu

tak akan sedikit pun ingin ku melepasmu


tetap menjadi senja
yang aku kagumi

segala cara telah aku lakukan


semua pinta
semua harap
semua usaha ku
untuk tetap mempertahankan mu
ku buat kau tak merasa bosan lagi
ku yakin engkau tetap senja yang aku kenal
nan lembut
akan segala rayuan mu

sudah ku duga sebelum nya


tak sia sia semua usaha ku
perjuangan meguras tenaga
pengorbanan menggeringkan air mata
engkau kembali bersikap normal
seperti engkau di waktu itu
oh betapa senang kembali hati ini
terima kasih semesta
engkau tak mengecewakan ku
telah mengenalkan aku kepada
senja ku

kehidupan ku di semesta ini


kembali normal
tak uring uringan
sudah kembali semenggah
tak terpuruk
apalagi

tak timbul lagi keraguan di hati ini


tetap lah dia di hati
tak bisa berpindah lagi
senja ku
miliku ku
utuh

semakin lama bersamanya


dunia semakin terasa sejuk nan elok nya
terasa nyaman aku berada di dekta nya
hinggap tak mampu terucapkan lagi

entah mengapa aku bisa merasa sebegini dalamnya


entah lah
mungkin dia memang terlalu istimewa bagiku
tentu nya begitu

oh senja ku
kau yang sudah membuat hidupku menjadi berwarna
menjadi lebih berarti
dari aku sebelumnya

pernah terbesit sedikit


di kepala ku
bagaimana jadi nya aku
kalau aku tanpa mu
entah lah
bisa jadi semesta ini akan
terbelah menjadi dua

hari ke hari
minggu ke minggu
bulan ke belum
sampai tahaun ke tahun
berlalu
berlanjut
tak berhenti
tak akan ku biarkan terhenti
kebersamaan aku dan kau senja ku

walau pun tak sehari hari nya


kemesraan diantara kita terjalin
tapi tak mengapa
asalkan kau tetap menjadi miliku ku
senja ku

jangan biarkan kebersamaan ini berakahir


wahai sang semesta
wahai si waktu
setujui lah
aku dan dia
senja ku

entah mengapa
di kepala ku hanya dia saat itu
hingga saat ini
bahkan sampai nanti
tak ada henti
untuk memikirkan nya

tetapi oh tetapi
kembali lagi senja ku berulah
apalagi
semesta ku harap kau mau membantu ku
jangan kau biarkan aku berjalan sendiri
mengahadapi si senja
pujaan hati ku

setelah ku selidiki bagai detektif


kau tegoyah
kau menjadi rapuh
tak kuat lagi
akan kita berdua
kau mendekati sosok lain

wahai semesta
kali ini aku benar benar hancur
hancur semua nya
pengorbanan ku
perjuangkan ku
terbuang sia sia

ketika itu dia tetap ingin bersama ku


mengapa
telah ada sosok lain
dia mengaku menyesal pada ku

dia tetap ingin kebersamaan


aku dan dia berlanjut
apa dia ingin mengujiku
menguji kesabaran ku
menguji kesetiaan ku

begitu kesal hati ku


ah sudah lah
aku tak ingin ini berlarut larut
tetap berpikir yang baik tentang nya
setidak nya dia menyesal
akan perbuatannya
dan memilih tetap bersamaku

biar ku beri tahu kalian


senja tak selalu bersikap baik pada ku
selama ini
kami bersama
sudah tak terhitung lagi
berapa banyak lagi
ulah
masalah
yang dibuat oleh nya

begitu tak berdaya lagi jiwa ku ini


harus melihat mata bengkak di setiap pagi
tubuh yang lemas ini
pikiran yang kacau balau
tak ada artinya lagi

jikalau dia mulai berulah


begini lah yang aku rasakan
setengah jiwa ku hilang
pergi entah kemana

tapi aneh nya


rasa ini tetap tak pernah hilang untuk nya
entah lah
aku juga merasa aneh
tapi aku tak ingin lagi
memikirkan nya lagi
dikala itu

tapi aneh nya lagi


kebersamaan kami tak berakhir begitu saja
bagaikan ketapel yang di lemparkan
kembali lagi

jari jari ini tak berguna lagi


untuk menghitung
sudah berapa banyak
berapa kali
hati ini tergores oleh nya

berkali kali ucapan maaf pun


keluar dari mulutnya
jangan kau tanya lagi
semesta
aku pasti memaafkan nya
senja ku
tanpa perlu dia meminta maaf

pernah dikala itu


dia hilang entah kemana
dia pergi kemana
mendaki gunung?
Bersembunyi di goa?
Menyelami lautan?

Sejauh apapun raga nya pergi


Jiwa nya tetap duduk manis di samping ku
Dugaan ku salah akanya
Sangat sepele
Alat komunikasi nya rusak
Oh senja
Kau begitu membuat aku khawatir akanmu

Setelah aku selalu dicurangi oleh nya


Memang begitu sikpanya
Semenjak dahulu
Tapi hati ku ini tetap yakin pada nya
Oh semesta mengapa sesulit ini
Mungkinkah kau ingin menunjukkan sesuatu padaku
Memberi ku hadiah
Untuk segala nya ini
Mungkin begitukah semesta

Beri tahu aku


Harus berapa lama lagi
Berapa kali lagi
Sakit ini akan berakhir
Hingga tidak terulang lagi

Kembali aku dicurangi oleh nya


Kali ini kesalahan ku
Bukan dari nya
Tapi tetap saja
Terlewati oleh kami berdua
Aku dan dia
Si senja

Oh semesta begitulah kisah ku


Selama ini
Kami bersama sama
Aku dan dia
Senja ku

Hingga tak bisa terucapkan lagi


Oleh kata kata
Bagaikan air yang terus mengalir
Tiada putus putus nya

Yang jelas dia sangat telah mencuri hati ini


Hingga tak bisa berpindah ke hati yang lain
Seisi semesta ini
Aku merasa nyaman
Ketika bersama dia
Senja ku

Tak henti henti nya pula


Aku minitihkan doa
Kepada sang pencipta
Semesta ini
Selalu didekatkan aku pada
Si senja ku
Selalu jaga dia
Berikan yang terbaik untuk nya
Oh senja ku
Suka duka
Tertawa terpuruk
Bahagia sedih
Telah kita lalui bersama
Selama ini

Biar lah kau tetap menjadi satu untuk ku


Dan biarkan rasa sayang ini juga hanya untuk mu
Kalau pun kita harus terpisahkan
Oleh takdir dan si waktu
Aku tetap berterima kasih pada sang semesta
Dan aku
Pasti akan merindukanmu..
PURNAMA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Dia yang dipeluk awan


Begitu erat dan makin terjerat
Sesekali mengintip lewat rangkulan
Meronta dari tangan yang kasat
Indahnya membuat posesif
Rebutan hingga agresif
Tapi itu bukan rasa yang pasif
Semesta menyatukan seluruh negatif dan positif
Ah, malu rasanya ia tersenyum padaku
Lagi-lagi aku hanya berdiri terpaku
Tersihir hingga membisu
Hanya purnama yang mampu membuatku begitu
Senyumnya tak luputdari ingatanku
Hingga menggoncang detak jantungku
Inilah rasa yang tak bisaku jelaskan
Hanya purnama yang mampu membuatku begitu
10 JULI HARI BERDUKA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Bunga wangi indah bersemi


Dimusim kemarau yang panjang ini
Bagai putri malu menari-nari
Kelopak mawar mekar menghias mentari
10 Juli hari berduka
Inilah sekelumit bait senja
Ditengah-tengah gerimis rimba
Hati siapa yang tak luka
Ditinggal pergi kekasih tercinta
10 Juli hari berduka
Menapak kerikil penuh luka
Walau ia telah tiada tapi hati tak dapat melupakan dia
Kemarau akan menjadisaksi
Bahwa aku tetap mencintai
Meskipun semesta tak merestui
DIA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Rindu yang selalu hadir menemani sang malam


Tanpa ada kehadirannya yang tak kukenal
Dia yang selalu hadir dalam lamunan
Bahkan dalam gersangnya kehidupan
Dia yang selalu menyebutku dalam doa
Memohonkan kehadiranku dalam hidupnya
Aku tak mengenalinya
Tapi kita selalu terhubung atas benang yang tak terlihat dari-Nya
Aku akan tetap setia dalam penantian ini
Hingga sang pemilik hati meridhai
Aku tak tau suatu saat nanti
Apakah kita akan bertemu di dunia atau di akhirat ?
Aku tak pernah tahu siapa yang akan menemuiku dulu
Entah kamu, ataupun ajalku
ALBUM KITA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Kala itu aku menikmati waktu


Waktu pertama aku bertemu denganmu
Hatiku seperti terombang-ambing mendengar suara indahmu
Aku tak tahu harus bagaimana
Aku hanya bias bersyukur kepada sang pemilik hati
Karna telah menghadirkan rasa ini
Rasa yang tak pernahku alami sebelumnya
Kita sepakat mengambil beberapa kenangan dari bidikkan kecilmu itu
Yang hanya memiliki warna putih abu
Ku abadikan setiap kenangan itu di dalam albumku
Maksudku album foto kita
Setiap lembaran ada senyuman yang tak bias kulupakan
Suatu kehidupan manis atau peristiwa indah tak dapat ku lukis dengan kata
Tapi hanya dapat ku kenang dalam album kita
RINDUKU
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Hari semakin larut


Kegelapan mulai menghampiri
Tak terasa dingin menerpa tubuh kecilku
Terlintas wajahmu di pikiranku
Sudah lama tak bertemu
Bagaimana keadaanmu saat ini
Jika kamu ingin melihatku
Lihatlah langit malam itu
Aku berada diantara ribuan bintang disana
Sedang menatapmu di gubuk kecilku ini
Sudah lama tak bertemu
Bagaimana keadaanmu
Kamu jauh sekali
Sampai kita tak bias bertemu
Tunggu, aku akan kesana menembus waktu
Menghampirimu mungkin suatu saat nanti
PENANTIANKU
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Ku buka lagi almanak yang hamper usang


Mencari-cari kenangan yang terkekang
Membuang rinduku yang lekang
Melesap di sisa hari yang datang
Di hari- hari penantian
Sendiriku berdiri memandang hamparan
Yang mulai menguning seperti kenangan
Ku cari engkau di sepanjang jalan
Namun, menemuimu ternyata hanyalah angan
Dengung suaramu di sekitar
Yang nyatanya semakin memudar
Degup jantungku yang makin berdebar
Dari kejauhan kulihat sorot matamu yang memancar
JARAK
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Andai tak ada jarak


Mungkin pertemuan akan terasa sangat mudah
Hari ini rinduku lengkap
Entah kapan akan bertemu, membuatku semakin gagap
Setiap hari serasa pengap
Bernapas diantara udara yang masuk
Dan rindu yang makin menguap
Apalah dayaku hanya bias meratapi jarak
Kamu hilang sudah
Dan aku merasa terlalu gundah
Tak tahukah kamu, matahari itu menyiksa?
Dingin malam menggerogoti aksara
Isi dunia yang tak lagi bercengkrama
Jarak jahat, rinduku tak punya etika
UNTUK IBU
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Untuk ibu…
Demi senja yang berwarna jingga kala itu
Kerinduan ini seperti benalu
Membuncah dikala mendengar suaramu
Untuk ibu…
Demi burung di sawah yang melayang-layang
Tawamu selalu terngiang meski nyatanya hanya di ujung seberang
Untuk ibu…
Demi padi yang mulai kekuningan
Rindu ini lebih besar dari kepalan tangan
Namun yang ku tau bertemu denganmu hanyalah angan
Demi hamparan sawah, rinduku ini adalah barang yang mewah
Yang tak akan pernahku bagi meski dengan yang lain ku dalam satu wadah
Untuk ibu…
Demi awan yang berwarna kelabu
Mengucapkan rindu sesunggguhnya bukan hal yang tabu
Namun hanya doa yang selalu bisa ku bisikkan, ibu.
Aku bias apa, Tuan?
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Aku bias apa, Tuan?


Ku lihat kau sudah berkarat malam ini
Merengek meminta pagi
Tersedu mengharapkan mentari
Aku bias apa, Tuan?
Terlalu banyak bintang di sekelilingmu
Terlalu jauh aku menggapaimu
Terlalu indah untuk tak mengagumimu
Aku bias apa, Tuan?
Jika kau bersinar terlalu terang, menyilaukan
Hingga aku bahkan yang berada di dekatmu pun tak kelihatan
Aku bias apa, Tuan?
Rasa ragu yang tiba-tiba datang
Sering kali terluka dan dikecewakan
Mungkin itu pesan dari Tuhan
Bahwa ada yang lebih baik untukku
HUJAN
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Hujan mengingatkanku akan perpisahan kala itu


Hujan kembali sadarkan lelapku
Dibalik jendela kayu tempat kita bergurau, aku diam
Menghirup aroma tanah yang basah karena hujan
Menatap rintiknya yang selalu bersama, aku cemburu
Melihat diriku yang hanya seorang diri
Yang terdiam menikmati hujan di dalam gubuk ini
Kejam, aku yang terluka oleh perpisahan
Tapi mengapa dia yang engkau rawat dengan cinta
Mengapa bukan diriku saja
Meski sakit, aku akan menikmatinya
Iya, aku masih disini mencintaimu layaknya hujan
Meski jatuh berkali-kali ia tak pernah mengeluh
Agar kau tau bahwa setia itu ada
DEMI SENJA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Demi senja…
Yang selalu memenuhi janjinya pada malam
Yang hanya dating sebentar demi mempersilahkan malam untuk hadir lebih lama
Demi senja…
Yang selalu membuat rindu bertemu
Yang selalu membuatku ingat padamu akan masa lalu
Demi senja…
Hari ini aku benar-benar merindukanmu
Rindu nasihatmu
Rindu suara besarmu
Rindu ketika kau menunggu kepulanganku
Rindu saat kau mengajariku apapun
Rindu wangi tubuhmu, juga rindu memelukmu
Demi senja…
Bertahun-tahun sudah kulewati tanpamu
Aku masih saja belum bias menemukan orang lain
Yang mampu menambal lubang yang kau buat
Tapi selalu rasa syukur juga terima kasihku padamu, Pak.
TENTANG PERASAAN
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak


Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka
Cinta yang suci dapat dilihat dari pengorbanan
Bukan dari pemberian semata
Ku akui, tak ada memang usaha untuk bersama
Barangkali engkau yang ingin menyendiri
Atau aku yang tak tau diri
Aku mengerti suatu hal bahwa perasaanku tak terbalaskan
Kala senja menciptakan jingga harapan datangnya malam
Kini hati gelisah meratapi kenyataan
Bahwa takdir tak sesuai keinginan
Entahlah berapa purnama lagi yang harus ku musnahkan
BIARLAH MENJADI RAHASIA KITA
Cipt. Rachmad Hadi Riansyah

Puluhan jam yang pernah dilewati bersama


Puluhan senja yang pernah dikagumi bersama
Puluhan jarak yang pernah ditempuh bersama
Jika ada yang bertanya,
Biarlah menjadi rahasia kita
Diantara lampu jalanan dan hati yang berpijar
Diantara senja dan tatapan yang meneduh
Di antara desingan asap kendaraan dan bidikkan kamera
Jika ada yang bertanya,
Apa gerangan perasaan antara kita berdua?
Biarlah menjadi rahasia kita
Cerminan pepohonan di tepian sungai
Cerminan wajah ibu pada wajahku
Cerminan dirimu pada diriku?
Jika ada yang bertanya,
Biarlah menjadi rahasia kita
Asal tetap sama-sama beribadah pada Yang Kuasa
BIODATA

Nama Rachmat Hadi Riansyah, biasanya dipanggil Rahmat. Saya lahir di Lubuk Linggau, 25
April 2001. Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke 4.
Didalam puisi ini saya juga menulis puisi untuk orang tua saya yaitu: Ayah saya Alm. Hadi
Suyitno dan Ibu saya Almh. Ernawati. Hobi saya Bermain Sepak Bola. Alamat saya Jl. Siswa,
Kec. Muntok, Kab. Bangka Barat, Prov.Bangka Belitung.
s
Nama saya Nindia Finuhzia, biasanya dipanggil Nindia. Saya lahir di Muntok, 20 September
2001. Saya sekarang duduk di kelas XII IPA2 SMA N 1 MUNTOK. Nama ayah saya Fitriyadi
dan ibu saya Nurmega. Saya mempunyai dua saudara yaitu M. Abie Rizky dan Fatin Syahira.
Hobi saya Karate, Dance, Menulis Puisi. Puisi saya berhasil masuk ke daftar puisi terbaik dalam
lomba cipta puisi sekolah rujukan. Dan telah dibukukan. Judul puisinya, yaitu “ Ketika Teguran
Tak Dihiraukan” dan “Kuasa Ilahi”. Alamat saya Kp. Teluk Rubiah Laut.
Nama saya Abdul Barrirrahim, biasanya dipanggil Bari. Saya Lahir di Muntok, 18 April 2001.
Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-3 dari 3 bersaudara.
Nama ayah saya Alm. Suherman Bosimin dan ibu saya Masnun. Hobi saya Membaca. Alamat
saya Kp. Puput.
Nama saya Kevita Wurdiningsih, biasanya dipanggil kevita. Saya lahir di muntok, 18 Mei 2001.
Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 3 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Nama ayah saya Muhammad Syafe’i dan ibu saya Sri Kemarawati. Hobi saya Mendengar Musik.
Alamat saya Kadur, Desa Air Belo.
Nama saya Karina. Saya lahir di Selindung, 04 Maret 2002. Saya sekarang duduk di kelas XII
IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak tunggal. Nama ayah saya Sulaiman.Ak dan ibu saya
Rohani. Hobi saya Membaca,menulis dan menonton. Saya tinggal di Dusun V Selindung, Desa
Air Putih.
Nama saya Pauzia. Saya lahir di Muntok, 02 Februari 2002. Saya sekarang duduk di kelas XII
IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-1 dari 3 bersaudara. Hobi saya Menggambar. Alamat
saya Desa Air Belo.
Nama saya M.Kholil Setiawan, biasanya dipanggil Kholil. Saya lahir di Sungailiat, 17 Mei 2001.
Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-1 dari 3 bersaudara.
Nama ayah saya Suyudi dan nama ibu saya Restu Ningsih. Hobi saya Menonton Film dan
Bermain Game. Alamat saya di Pait Jaya
Nama saya Niken Ananda, biasanya dipanggil Niken. Saya lahir di Muntok, 25 Juni 2001.
Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-2 dari 4. Nama
ayah saya Rajulaini dan ibu saya Sri Maharani. Hobi saya Traveling. Alamat Kp. Sawah.
Nama saya Rafika Anggraini, biasanya dipanggil Bombom. Saya lahir di Muntok, 26 Desember
2000. Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-1 dari 3
bersaudara. Nama ayah saya Deni Sufriatmin dan ibu saya Lisa Silfitri. Hobi saya Memasak.
Alamat Kp. Teluk Rubiah.
Nama saya Deandra Fionari, biasanya dipanggil Dean. Saya lahir di Muntok, 13 September
2001. Saya sekarang duduk di kelas XII IPA 2 SMA N 1 MUNTOK. Saya anak ke-2 dari 2
bersaudara. Nama ayah saya Budiarso dan ibu saya Fartini. Hobi Menonton Film dan Membaca
Novel. Alamat Kp. Keranggan Tengah.
Nama saya Helmalia Jelita Putri, biasanya dipanggil Elma. Saya lahir di Muntok, 08 Agustus
2001, saya sekarang duduk di kelas XII MIPA 3. Anak pertama dari 3 bersaudara. Nama ayah
saya Arfan Syukri Lubis dan ibu saya Linda Oktavia. Hobi saya menari, mendengarkan musik,
berselfi ria. Alamat saya di Kp. Air Samak.

Anda mungkin juga menyukai

  • Retak (Kumpulan Puisi)
    Retak (Kumpulan Puisi)
    Dari Everand
    Retak (Kumpulan Puisi)
    Belum ada peringkat
  • KISAH SEDIH DIHARI MINGGU
    KISAH SEDIH DIHARI MINGGU
    Dokumen137 halaman
    KISAH SEDIH DIHARI MINGGU
    Ajun Junaedi
    Belum ada peringkat
  • Mimpi (Kumpulan Puisi)
    Mimpi (Kumpulan Puisi)
    Dari Everand
    Mimpi (Kumpulan Puisi)
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi Me
    Kumpulan Puisi Me
    Dokumen67 halaman
    Kumpulan Puisi Me
    natasya
    Belum ada peringkat
  • Bukan Aku Saya
    Bukan Aku Saya
    Dokumen9 halaman
    Bukan Aku Saya
    nysh
    Belum ada peringkat
  • Nostalgia Part 1
    Nostalgia Part 1
    Dokumen135 halaman
    Nostalgia Part 1
    keroit motoling
    Belum ada peringkat
  • Sudirman
    Sudirman
    Dokumen10 halaman
    Sudirman
    Nor Shahira Kamaruzman
    Belum ada peringkat
  • 50 Karya Puisi
    50 Karya Puisi
    Dokumen51 halaman
    50 Karya Puisi
    tiaraagatha
    Belum ada peringkat
  • Puisi Cinta
    Puisi Cinta
    Dokumen4 halaman
    Puisi Cinta
    Iwan
    Belum ada peringkat
  • BALADA PELAUT
    BALADA PELAUT
    Dokumen20 halaman
    BALADA PELAUT
    Anonymous YQZF2qu
    Belum ada peringkat
  • Untuk Gitarangi
    Untuk Gitarangi
    Dokumen71 halaman
    Untuk Gitarangi
    Adib Ubaidillah
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi
    Kumpulan Puisi
    Dokumen20 halaman
    Kumpulan Puisi
    Arta Rizki
    Belum ada peringkat
  • BUKTIBERBUNGA
    BUKTIBERBUNGA
    Dokumen21 halaman
    BUKTIBERBUNGA
    P Budi Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu Dangdut
    Lirik Lagu Dangdut
    Dokumen11 halaman
    Lirik Lagu Dangdut
    M Wahyu Satryawibowo
    Belum ada peringkat
  • Antalogi Puisi MGMP
    Antalogi Puisi MGMP
    Dokumen69 halaman
    Antalogi Puisi MGMP
    Sri Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Kecewa
    Kecewa
    Dokumen10 halaman
    Kecewa
    jaysyur rahman
    Belum ada peringkat
  • Poetry
    Poetry
    Dokumen24 halaman
    Poetry
    Louie Dewi M. Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Lirik Nostalgia Bokap
    Lirik Nostalgia Bokap
    Dokumen23 halaman
    Lirik Nostalgia Bokap
    Semaun Trotsky
    Belum ada peringkat
  • 38] Bidadari Surga
    38] Bidadari Surga
    Dokumen17 halaman
    38] Bidadari Surga
    Yustie Amelia, SpRad
    Belum ada peringkat
  • Puisi Cinta
    Puisi Cinta
    Dokumen7 halaman
    Puisi Cinta
    PriBrengos
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen5 halaman
    Lirik Lagu
    Anonymous aLhOY1
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi Cinta
    Kumpulan Puisi Cinta
    Dokumen13 halaman
    Kumpulan Puisi Cinta
    Bambang Setiawan II
    Belum ada peringkat
  • Puisi
    Puisi
    Dokumen41 halaman
    Puisi
    Yudhi Septian
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi Bukan Karna Hujan Kau Tertahan-Dikonversi
    Kumpulan Puisi Bukan Karna Hujan Kau Tertahan-Dikonversi
    Dokumen51 halaman
    Kumpulan Puisi Bukan Karna Hujan Kau Tertahan-Dikonversi
    Sabar -
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi
    Kumpulan Puisi
    Dokumen15 halaman
    Kumpulan Puisi
    Tri Cahyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Sisitipi
    Sisitipi
    Dokumen6 halaman
    Sisitipi
    alfonsxxx
    Belum ada peringkat
  • LAGU
    LAGU
    Dokumen12 halaman
    LAGU
    evawidnyani
    Belum ada peringkat
  • Perjalanan Cinta
    Perjalanan Cinta
    Dokumen33 halaman
    Perjalanan Cinta
    bayu_cabi
    Belum ada peringkat
  • Puisi
    Puisi
    Dokumen47 halaman
    Puisi
    Nawab Hartanto
    Belum ada peringkat
  • Lagu Lagu Jiwang
    Lagu Lagu Jiwang
    Dokumen10 halaman
    Lagu Lagu Jiwang
    Ita Fai
    Belum ada peringkat
  • 4 Lyla
    4 Lyla
    Dokumen11 halaman
    4 Lyla
    fayeunamh
    Belum ada peringkat
  • Setia Ku Korbankan (38
    Setia Ku Korbankan (38
    Dokumen4 halaman
    Setia Ku Korbankan (38
    Fatimah Hanis Mohammad Uzir
    Belum ada peringkat
  • Kicau Burung
    Kicau Burung
    Dokumen27 halaman
    Kicau Burung
    Rezky Nur Fajrialita Musdar
    Belum ada peringkat
  • Puisi MM
    Puisi MM
    Dokumen10 halaman
    Puisi MM
    Taufik Qurrohman
    Belum ada peringkat
  • Buku Lagu
    Buku Lagu
    Dokumen31 halaman
    Buku Lagu
    aldo renata
    100% (1)
  • Rasa Cinta Rinto
    Rasa Cinta Rinto
    Dokumen13 halaman
    Rasa Cinta Rinto
    DRS ABDUL KADIR, M.A.
    Belum ada peringkat
  • PUISI
    PUISI
    Dokumen12 halaman
    PUISI
    Ardi Sudipta
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen9 halaman
    Lirik Lagu
    Syafii
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Puisi
    Kumpulan Puisi
    Dokumen15 halaman
    Kumpulan Puisi
    Gojim Ganteng
    Belum ada peringkat
  • Kliping Puisi
    Kliping Puisi
    Dokumen8 halaman
    Kliping Puisi
    lomier
    100% (4)
  • Rasa Rindu
    Rasa Rindu
    Dokumen35 halaman
    Rasa Rindu
    Erica Fitri
    Belum ada peringkat
  • Project Puisi Kelas X
    Project Puisi Kelas X
    Dokumen10 halaman
    Project Puisi Kelas X
    v.a
    Belum ada peringkat
  • Rasa Yang Terlukai
    Rasa Yang Terlukai
    Dokumen30 halaman
    Rasa Yang Terlukai
    Asna Didik
    Belum ada peringkat
  • BINTANG-BINTANG Malam yang ramah
    BINTANG-BINTANG Malam yang ramah
    Dokumen17 halaman
    BINTANG-BINTANG Malam yang ramah
    Egik Gik
    Belum ada peringkat
  • Kata Kata Indah Sang Pujangga Cinta
    Kata Kata Indah Sang Pujangga Cinta
    Dokumen27 halaman
    Kata Kata Indah Sang Pujangga Cinta
    sofian
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen12 halaman
    Lirik Lagu
    Agus Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Naskah Puisi
    Naskah Puisi
    Dokumen55 halaman
    Naskah Puisi
    Erlikasilniy Mery
    Belum ada peringkat
  • PUISI
    PUISI
    Dokumen13 halaman
    PUISI
    nine six
    Belum ada peringkat
  • Puisi Perpisahan
    Puisi Perpisahan
    Dokumen11 halaman
    Puisi Perpisahan
    Ahmad Fakhrurrazi Bbl
    Belum ada peringkat
  • 1 Tak Sengaja Jatuh Cinta
    1 Tak Sengaja Jatuh Cinta
    Dokumen26 halaman
    1 Tak Sengaja Jatuh Cinta
    adittyadwiyoga24
    Belum ada peringkat
  • Puisi PKK
    Puisi PKK
    Dokumen13 halaman
    Puisi PKK
    Yanti Devy96
    Belum ada peringkat
  • Jiwa
    Jiwa
    Dokumen9 halaman
    Jiwa
    Anonymous ivPxrxVZQ
    Belum ada peringkat
  • Puisi Perjalanan Hidup
    Puisi Perjalanan Hidup
    Dokumen21 halaman
    Puisi Perjalanan Hidup
    muhammad arief
    Belum ada peringkat
  • Puisi
    Puisi
    Dokumen10 halaman
    Puisi
    M Alif Surya Maulana
    Belum ada peringkat
  • Korpus Puisi Cinta
    Korpus Puisi Cinta
    Dokumen36 halaman
    Korpus Puisi Cinta
    Anonymous 5WK05e
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lirik Lagu
    Lirik Lirik Lagu
    Dokumen10 halaman
    Lirik Lirik Lagu
    Dwi restika
    Belum ada peringkat
  • Lirik
    Lirik
    Dokumen12 halaman
    Lirik
    Dalila Della
    Belum ada peringkat
  • Antara Cinta Dan Dusta
    Antara Cinta Dan Dusta
    Dokumen4 halaman
    Antara Cinta Dan Dusta
    Satuudara Ajah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Puisi Ibd
    Tugas Puisi Ibd
    Dokumen9 halaman
    Tugas Puisi Ibd
    Firdaus Palau
    Belum ada peringkat
  • Tahap Paroksismal
    Tahap Paroksismal
    Dokumen12 halaman
    Tahap Paroksismal
    Yohana Novelia Christin
    Belum ada peringkat