Ia mulai mengucapkan
Ia mulai berbaring
Tanpa kata-kata
Tangisan Air Mata Bunda
Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu
Bait Sajak untuk Ibu
Oleh: Kusnan
Tetes-tetes darah, keringat, dan air matamu
Cukup sudah menorehkan
Prasasti-prasasti indah di hidupku
Menggenapi di setiap celah ruang dan waktu
Gumam doa tulus nan sederhanamu
Jua, keriput di kening untuk menata asa
Demi anak-anakmu
Telah menjadi saksi
Pada hamparan permadani indah beranda surga
Akhirnya...
Maafkan bila belum sempurna baktiku padamu
Saat renta usia menjemputmu... ibu, maafkan kami anak-anakmu
Selamat jalan... ibu
Merengkuh jalan panjang menuju haribaan-Nya
Tuhan semesta jagad raya
Yakinlah suatu saat bersama takdir, nanti
Kita akan tersenyum bersama semerbak harum surga
Amien ...
Menyelami Laut Kasihmu
Oh ibu …
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan atas semua perbuatanku
Nasehat yang engkau beri tidak pernah aku dengarkan
Tersombongkan dengan kedewasaan yang terbebaskan
Dulu aku menolak semua perintah dari mu
Tidak ragu lisan ini mengejek batin dan sanubari
Dengan kata-kata kasar yang tak pantas ia terima
Dengan lantangnya aku menjawab
Dasar cerewet, diam saja ibu itu kalau tidak tau apa-apa
Aku sudah besar tidak perlu diatur-atur lagi