Anda di halaman 1dari 6

IBUKU

Ibuku dahulu pernah marah padaku


Diam ia tiada berkata
Pun aku lalu merajuk pilu
Tiada peduli apa yang terjadi
Matanya selalu mengawasi daku
Walau bibirnya sama sekali tiada bergerak
Rautnya masam menahan sedan
Hatinya pun pedih sebab lakuku
Aku berkesal hati
Menurutkan setan, mengkacau-balau
Jurang celaka sudah terpandang di muka
Kusongsing pula, agar cedera
Bangkit ibu dipeganglah aku
Dirangkumnya lalu segera dikucupnya aku
Serta dahiku berapi pancaran mereka
Sungguh sejuk sentosa turun kalbu
Begitupun engkau
Ibu, bapak, pula kekasih
Berpadu dalam dirimu
Mengawas dalam dunia daku
SETETES AIR

Setetes air mata seorang ibu

gejola hati yang seakan akan ingin menjerit

air mata terus mengair

membasahi kedua pipinya

yang sangat lembut

Dimalam yang sunyi gelap gurita

kedinginan yang merada ditubuhnya

hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan

seorang ibu terus

meneteskan air mata

dan ia mulai bertanya

kepada seorang anak

ia mulai mengucapkan

kata kata dengan lisan

mulutnya seakan akan ingin marah

penderitaan yang dirasakan

Ia mulai berbaring

dan meneskan air mata

apa yang ia rasakan

dan mulai merenung dan diam

tanpa kata kata


 Puisi Guru: Guruku pelita hatiku
Guru,… 

Dalam bingkai senyummu tertumpu sebuah harapan besar bagi kami,

dalam candamu terurai mutiara-mutiara indah.

Engkau taburkan pengorbanan tuk menata masa depan kami,

Guru…..

sungguh tak terjangkau tinggi kesabaranmu,

sungguh tak tergambar indah akhlakmu

dan sungguh tak terbalas semua jasamu

hanya engkaulah pahlawan haqiqi dalam hidup.

Guru….

Tabahkanlah hatimu dalam menjalani cobaan, mengajarkan arti


sebuah kehidupan, tuk menyulam pekerti hati yang rohani,

kaulah pelita untuk hati kami yang gelap

namamu akan selalu kekal di sanubari kami.


PENDIDIKAN

Manusia berakal yang jauh dari moral


Tercemari udara kontemporer
Sudah jauh dari norma dan aturan
Siapa lagi yang bisa selamatkan
Selain tanaman pendidikan
Kelak manusia akan paham
Bahwa dirinya bukan apa-apa
Jika hanya ingin menikmati
Tanpa berusaha mati
Dengan pendidikan manusia akan tahu
Bahwa berakit itu ke hulu
Dan berenang ke tepian
Dengan pendidikan manusia akan sadar
Bahwa mimpi harus terus berakar
Untuk mencapai hidup tanpa samar
Hanya dengan pendidikan
Seluruh makhluk terselamatkan
Cinta dan kasih bertebaran
Hanya pendidikan
Bunga yang terus bermekaran
Harumnya semerbak bertebaran
Hanya pendidikan
Mampu selamatkan pergaulan
Mencapai mutiara masa depan
Hanya pendidikan
Selamanya hidup aman.
#1. Senja Sore Itu
Kilau cahaya orange menyelimuti sore itu

Indah, tampak indah dan menyilaukan

Anggunmu mengalahkan anggunnya sang dewi

Meskipun hadirmu hanya sebentar

Namun, kehadiranmu akan selalu dinanti

Elokmu memberikan warna di langit sore itu

Penuh keagungan dari indahnya ciptaan yang maha kuasa

Penuh rasa syukur kuucapkan karena masih bisa menantimu

Untuk hari esok, esok dan seterusnya

Kini suryamu sudah siap untuk tenggelam

Menjemput rembulan yang akan menerangi malamku

Menanti pagi dengan munculnya dirimu

Hingga di sore hari ku kembali menantikan dirimu

Lembayung indah nan memanjakan mata

Gradasi warna yang tak bisa terlukiskan dengan sembarang cat

Sebuah hiasan besar penutup waktu siang

Anda mungkin juga menyukai