Anda di halaman 1dari 10

Merisik Khabar

Terkapar2 ku kelemasan
Sakit dilambung ombak kerinduan
Di dalam tidur di dalam jaga
Diburu oleh mimpi yang serupa
Mengapa aku jadi tidak menentu
Keranamu

Ku menyusuri jalan berliku


Membiarkan hari2 berlalu
Tiada salam tiada pesan
Memaksa diri untuk melupakan
Namun wajahmu bermain dimataku
Tiap waktu

Malam ku suram siang ku kelam


Ku kegelisahan
Mencari2 ke mana pergi
Harga diri ini

Bertanyakan berita
Merisik khabar
Mendengar cerita
Melaluinya
Kau ku hampiri
Tiap hari
Bersama luka dihati

Salam Terakhir

Sampaikan salam buat semua


Salam terakhir salam teristimewa
Kepada kau yang tersayang
Pada teman yang kukenang
Pemergianku ini tak dirancang

Usah ditanya mengapa aku


Mengucap salam terakhir kepadamu
Kerna waktu berputaran
Bimbang tak berkesempatan
Melahirkan kerinduan terhadapmu

Demi sebuah kenyataan yang amat menyakitkan


Aku yang tidak berdaya
Hanya berserah padanya

Salam akhir
Salam yang teristimewa
Bersamanya ku memohon keampunan
Melaluinya kuberi kemaafan kepadamu

Andainya aku punya waktu


Masih kuingin mengulangi semula
Saat indah bersamamu
Sayang tak berkesempatan
Abadikan saja salamku diingatan
Salamku yang terakhir

Pelangi petang

Ku menitip awan yang kelabu


Kutempuhi lorong yang berliku
Mencari sinar yang menerangi kegelapanku
Ku percaya nanti suatu masa
Sang suriakan menyinar jua
Membawa harapan yang menggunung bersamanya

Engkau tiba bagaikan pelangi


Tanpa cahya namun kau berseri
Tapi cukup menghiburkan hati ini

Seharian waktu bersamamu


Tak terasa saat yang berlalu
Bagai pelangi petang kau kan pasti pergi jua

Warisan

Disini lahirnya sebuah cinta


Yang murni abadi sejati
Di sini tersemai cita2
Bercambah menjadi warisan

Andai ku terbuang tak diterima


Andai aku disingkirkan
Kemana harusku bawakan
Kemana harusku semaikan
Cinta ini

Bertapak di bumi ini ku melangkah


Ke utara selatan timur dan barat ku jejaki

Aku bukanlah seorang perwira


Gagah menghunus senjata
Namun hati rela berjuang
Demi cinta ini

Kuingin kotakan seribu janji


Sepanjang kedewasaan ini
Kuingin sampaikan pesanan
Akulah penyambung warisan

Dari jauh kupohon maaf

Dalam dingin subuh hatiku terusik


Kerna nasib diri dirantauan
Bergema takbir raya
Menitis air mata
Terbayang suasana permai desa

Rindu hati ini inginku kembali


Pada ayah bonda dan saudara
Tetapi aku harus menjadi rezeki
Membela nasib kita bersama

Hanya ku sampaikan doa dan kiriman tulus ikhlas


Dari jauh ku pohon ampun maaf
Jangan sedih pagi ini tak dapat kita bersama
Meraikan aidilfitri yang mulia

Restu ayah bonda ku harap selalu


Hingga aku pulang kepadamu

Demi anakmu yang kini jauh

Hilang berganti

Bila kukenangkan masa yang berlalu


Tidak ku kesalkan pedih pilu
Tidak ku menduga tidak ku percaya
Perpisahan ini jadi nyata

Usahlah kau rayu usahlah kau pinta


Kepada hatiku yang luka
Kini aku puas kini aku bebas
Dari seksa pedihnya cintamu

Pergilah kau pergi ku takkan menanti


Yang patahkan tumbuh yang hilangkan berganti

Terasing

Kegelisahan di dalam kedinginan


Meniti sepi keseorangan
Sebuah kematian yang tiada bernisan
Sendu mengiringi perpisahan

Ruang nan luas diri bergerak bebas


Namun keupayaanku terbatas
Segala mimpi menjadi api
Perit membakar diri

Sebuah cinta dan harapan


Menjadi debu berterbangan
Tersekat nafasku kabur pandangan mataku
Amat terseksa diriku kerna kehilanganmu
Oh mengapakah terus mengharap menanti
Walau cukup ku sedari kau takkan kembali

Pemergianku mengisi permintaan


Biarpun dikau masih ku perlukan
Kita dikatakan pasangan bahagia
Kini terasing luka

Gerimis di lautan

Gerimis di lautan
Mendayung sampan ke kuala
Pada rembulan pungguk merayu
Menangis kesiangan menanggung rindu pada si dia
Apakan daya orang tak mahu

Apalah guna ke bendang padi seberang takkan menjadi


Apalah diharap sayang kasihnya orang orang tak sudi

Gerimis di lautan
Kuubati luka ku sendiri
Namun parutnya terpandang jua

Ohh biarlah.. Ku sendiri..


Oh.. Tinggallah... Ku kan pergi..
Oh.. Biarlah.... Oh.. Tinggallah

Apa Khabar Orang Kampung

Apa khabar orang kampung


Lama sudah tak berjumpa
Minta2 semuanya di dalam sihat sejahtera

Apa khabar orang kampung


Bilakah dapat berjumpa
Kirim2lah berita
Janganlah senyap sahaja

Orang kampung merantau jauh


Mencari ilmu di kota
Orang kampung merantau jauh
Mencari rezki di kota
Asal ada kemahuan
Semua jadi kenyataan

Cukuplah sampai di sini


Lain kali cerita lagi
Doa restu untuk kita
Panjang umur kita berjumpa

Chow kit road

Chow kit road


Di tengah bandaraya orang merata2
Dari segala bangsa tua atau muda
Ada yang berkereta ada yang jalan saja ada yang cuci mata hahaha

Di tengah bandaraya Yang miskin dan yang kaya


Bagai satu keluarga bersama gembira
Ramai orang berniaga menjual apa saja
Semuanya murah2 hahaha

Indahnya petang di chow kit road kuala lumpur

Di tengah bandaraya walau baik orangnya


Perlu berhati2 ditipu pencuri
Bila melintas jalan jangan sesuka hati
Ditangkap mata2 baru padan muka

Patah hati

Patah hatiku
Membawa derita
Merajuklah diri tak tentu haluan

Ku harap janjimu
Bahagia selalu sayang
Rupanya patah di tengah jalan

Hendak diulang resah menanggung sayang


Kenanglah jangan disebut jangan

Hancur hatiku
Di dalam nestapa mengenangkan nasib
Diri ku malang

Maksud hatiku
Bahagia bersama sayang
Apakan daya diriku miskin harta tak punya

Ingin ku petik
Bintang yang tinggi sayang
Tanganku hangus disambar petir

Hujan

Hujan yang turun bagaikan mutiara


Berkilau bersinar berkerdipan
Subur menghijau bumi terbentang
Dan bayu berpuput lembut

Cinta yang bersemi di waktu hujan turun


Menyirami ketandusan hati
Dan hujan turut mengiringi engkau pergi
Selembut hujan bercurahan
Begitulah cinta ini
Semesra bumi yang disirami begitulah hati ini

Hujan yang turun bersama air mata


Bersama pedih bersama rindu
Kau datang dan kau pergi jua rindu lagi

Di dalam sepi itu

Serasa diri ini terpinggir di batas nan sepi


Tak sesiapa menemani
Di dalam sepi itu kembaliku mengingati dirimu
Lalu hati jadi rindu

Aku terperangkap dalam diri


Aku terpedaya oleh mimpi
Aku dikejari bayang2 keterpaksaan menyeksakan

Lama ruang hati kekosongan


Lama ku menangis sendirian
Lama hanyalah hitungan masa
Dan terluntur kenangan indah di antara kita

Di dalam sepi itu bertakhta bayangan dirimu


Mencengkam sanubariku

Antara hujan dan air mata*

Selebat hujan yang turun


Mencurah membasahi bumi
Tidak selebat hujan di dalam jiwaku

Sehebat halilintar membelah langit yang kelabu


Tidak sepanas petir yang membakar hidupku

Oh hujan di antara air mataku


Menitis laju
Bersama ___
Ku cuba menghapuskan kenangan waktu silam
Namun bertambah
Rindu yang ku sengkamkan

Semakin aku mencuba semakin terasa seksa


Inikah yang kau tinggalkan untuk diriku oh kasih
Senja berulang rindu

Senja berulang rindu


Dan ku sebut namamu
Dalam suara yang bisu
Engkaukah itu
Dan ku ulang kembali
Sewaktu dalam sunyi
Nyanyian kata hati
Rindukah itu

Biarkan kemesraan berlalu


Bersama kesunyian yang padu
Akan ku sebut namamu selalu
Namun ada rindu yang lebih dari itu
Kasih dimana janji
Dan kau teruskah lari
Dari ku yang menanti
Engkaukah itu

Tak perlu diucapkan

Di raut wajahmu telahpun ku tahu


Dari sinar mata
Ku telah menduga
Ada rasa yang membara
Ada cinta yang menyala
Tak perlu lagi kau nyatakan

Dari kemesraan yang telah ku rasa


Dari tutur kata yang mesra mengoda
Tak dapat ku merahsiakan
Haruskah aku nyatakan
Cintamu telah berbalas

Biar saja tak perlu dinyatakan


Biar saja tak perlu diucapkan
Rahsiamu rahsiaku bersama

Ku hulurkan tangan kan ku pimpini mu


Ku luangkan hati isikan cintamu
Dari wajahmu yang ayu
Dari mata mu yang sayu
Tak perlu ucapan itu

Biarlah aku sengsara sendiri

Biarlah aku hidup sendiri


Usah kau ganggu lagi diriku
Ku ingin damaikan hati ini
Bertahun peristiwa berlalu
Tak guna kau sebut2 lagi
Menambah sakitnya hati yang lara

Masa engkau pergi dulu


Tiada pesan kau tinggalkan
Ku berduka ku merana
Hidup sepi tanpa teman

Hanyut sudah impianku


Dalam arus air mata kerana kau
Mengapa kau tanyakan kisahku
Insani yang hidup penuh sendu
Biarlah aku sengsara sendiri

Joget kenangan manis

Riuh kicau unggas rimba


Langit biru kala senja
Kini engkau jauh dari mata
Hatiku merindu tiap masa

Birds
Blue skies on sunset
Now you are far from my sight
My heart is missing you

Pagi hari pergi pekan


Pakai baju bunga2
Bila hati sedang kesepian
Ku tulis untukmu surat cinta

Early morning I go to town


Donning a flowery shirt
When my heart feels lonely
I write love letter for you

Memanglah hai adat berkasih


Berpisah selalu gelisah
Terbayang kenangan yang manis
Terasa kau ada bersama

This the norm of every lovers


When apart we always feel anxious
Reminsicing sweet memories
It feels like you are here with me

Padamu hai si jantung hati


Dalam tidur ku termimpi2
Selagi kita berjauhan
Hati rindu tiada tertahan

To you my sweetheart
I keep dreaming of you in my sleep
As long we stay apart
My heart keeps longing you

Kalau pergi kuala kubu


Tulis nama atas batu
Saban hari ku menanti waktu
Pulanglah segera kepadaku

If we go to Kuala Kubu
Crave our names on stone
Every day I'm counting the clock
Hurry and come back to my side

Kehadiranku

Dulu kau pernah dilukai


Dan engkau pernah dinodai
Tapi semuanya kau renangi
Beriring air mata segala derita

You once was hurt by someone


And you too was violated
But you stormed through it all
With your tears against heartache

Sungguh terharu hati ini


Dengan apa yang kau lalui
Inginku merangkai jiwamu
Agar luka lama tak berdarah kembali

My heart
With what you went through
I wish to
So old wound won't bleed again

Hadirnya ku di sisi mu
Dengan hati tulus suci
Ku belai sepenuh jiwa
Tiada lagi air mata

My presence at your side


With goodwill intention
I'll treasure my whole life
No more tears for you

Selagi ada hayat ini


Ku junjung kebahagiaanmu
Tapi bila sampai waktuku
Doa dan restuku menjagamu selalu

I will uphold your happiness


But when my time finally comes
My prayer & blessing will always protect you
31 ogos*

Tanggal 31 bulan 8 57
Merdeka2 tetaplah merdeka
Ia pasti menjadi sejarah

Tanggal 31 bulan 8 57
Hari yang mulia hari yang bahagia
Sambut dengan jiwa yang merdeka

Mari kita seluruh warga negara


Menyambut hari merdeka

Sepetang di pinggir bukit

Sepetang di pinggir bukit


Anak dagang di perantauan
Terkenang adik bukan2nya sedikit
Nasi terhidang tidak tertelan

Ulang2 sayang pergi ke titian


Tambat kaki tekukur yang lalu
Alang2 sayang kita bercintaan
Hasrat hati sekubur denganmu

Pinggan retak di tapak lah tangan


Makanlah sireh berpinang tiga
Jalan semak sayang tanah berlumpuran
Kerna kasih ku harungi jua

Sepetang di pinggir bukit


Anak dagang sebatang kara
Rindukan adik bukan2nya sedikit
Tidur bertilam si air mata

Anda mungkin juga menyukai