Anda di halaman 1dari 10

Karam di lautan duka

Dapatkah putik kan menjadi bunga Kiranya cuaca sering gerhana Dapatkah kasih bersemi selamanya Ataupun aku harus berserah kepadaNya Yang Maha Esa Mestikah ada satu perngorbanan Sehingga terjadinya perpisahan Kiranya itu satu permintaan Perlukah kau dan ku merelakan Kita hanya insan yang selalu mengharpkan Suatu yang indah dalam percintaan Di kala tiba dugaan mendatang Aku kau tinggalkan Karam aku di lautan duka Bila wajahmu hilang di mata Tiada berita pengubat rindu Di kala sendu Kubiarkan luka di hati berdarah Sehingga kering dimamah mentari Apakah salahku Disakiti begini Perlukah aku terus mengharapkan Camar yang hilang kembali ke sarang Apakah masih ada kerinduan Yang tersimpan di hatimu sayang...

Aduhai!seribu kali sayang


Berdosakah diriku Terpaksa melepaskan Cintamu yang serapuh Dahan nan kering usang Yang akhirnya kan patah Terhempa gemeretap Oh sungguh memilukan Tak dapat ku bayangkan Seribu kali sayang Sangkaku kan ke mati Cerita kasih kita Rupanya seketika Setelah merelakan Setelah kau bisikkan Segugus janji-janji Tergamak kau mungkiri Apakah sebenar yang terjadi Hingga kau bersikap demikian Sedangkan kau Sesungguhnya percaya Kasihku tak berbelah bagi ( korus ) Aduhai Tak sanggup ku kenangkan Semua telah nyata Cintamu gurauan Datang dan hilang Semahu hatimu Itulah falsafah Pegangan cintamu Namun harus kau ingat Hati yangmanakah Selamanya kan sabar

LANGKAH DEMI LANGKAH


Langkah demi langkah Aku teruskan jua Masa demi masa Sampai akhirnya Terima kasih Atas penghinaan Yang kau lemparkan Tangga demi tangga Kita daki bersama Jatuh terluka Bangun semula Terima kasih Atas kesakitan Yang telah kau berikan Kerana itu penghinaan Juga cemuhan Diganti dengan kepujian Dan kemuliaan Airmata menjadi permata Kebencian menjadi cinta Inilah hidup di dalam dunia Bak sandiwara Selamat tinggal kesengsaraan Selamat tinggal penderitaan Terima kasih atas pengalaman Yang kau berikan Kini terbukti Cinta yang kualami Bukannya mimpi Lautan api boleh menjadi Oh! taman salji...

TAKKU SANGKA TAKKU DUKA


Malam ku tidur tak lena Teringatkan dirimu Terimbas kembali kenangan lalu Alangkah indahnya bersamamu Mengalir airmataku Menemani malam sepiku Ku rindu saat bersamamu Sukarnya untuk ku melupakanmu Dahulu engkau berikan cinta Mengapa kini engkau berubah Manakah janji akan setia menanti Jikalau engkau tak lagi cinta Katakan saja aku tak kisah Dari kau terus membuat ku menunggu Tak ku sangka Tak ku duga Perpisahan yang akan melanda Dah kucoba pertahankan Namun dirimu pergi jua Cintamu bagaikan rembulan Yang hadir bila malam menjelma Kau hilang bila siang mendatang Begitulah sikapmu oh sayang Kau lontar cintaku ditepian Ku bagaikan hanyut dilautan Yang lemas di dalam percintaan Dipukul gelombang keresahan Mengalir airmataku Menemani malam sepiku Ku rindu saat bersamamu Sukarnya untuk ku melupakan mu

NIAT HATI TAK NAK BERPISAH


Dah lama tak berjumpa Rindu rasa hati Inginku bertemu denganmu Biarpun hati ini Menyatakan benci Namun hakikat Kau masihku sayang (1) Mengapa kita berjumpa Dan mengapa kita bercinta Niat hatiku nak kekal lama Hidup denganmu wahai kasih Niat hatiku tak nak berpisah Apakan daya jodoh tiada ( korus ) Kenangan demi kenangan Menjelma diingatan Sukarnya melupakan dirimu Rintihan demi rintihan Menyeksakan hidupku Aku derita... keranamu Oh kekasih Sungguh tidakku sangka Akhirnya begini Sebuah ikatan asmara Engkau yang aku sayang Yang aku kasihi Mungkinkah bersatu kembali ( ulang dari 1 )

HANYA SATU PERSINGGAHAN


Di sini kasih pernah berbunga Tiada harum tiada warna Di sini cinta pernah membara Tanpa bahang dan tanpa apinya Begini yang ku rasa Hidup kita berdua Di sini langit mendung selalu Tiada cahaya menyinariku Di sini aku tiada berdaya Mengikut kata tanpa bicara Kerana engkau tahu Aku tidak sepadan denganmu Hubungan kita suatu persinggahan Bukan pengabadian yang rela Pemergianku oh kerana terpaksa Demi hidup yang lebih sempurna Anggaplah kehadiranku Hanya satu persinggahan Aku tidak menjanjikan Mahligai impian Sebagaimana kau harapkan Biarlah jauh dari pandangan Daripada dekat penuh seksa Biar berduka biar melara Dari sengketa sepanjang masa Janganlah engkau harapkan Ku menghambakan diri Nanti kau tahu ertinya sepi Bagaikan pisau menghiris api Nanti kau tahu ertinya rindu Bagai tertusuk duri sembilu Batin akan tersiksa Jasad pasti merana

BILA CINTA DIDUSTA


Bila cinta didusta Hati mula gelisah Hilang kekasih hati Hidup jadi merana Insan jadi idaman Kini dimilik orang Cinta yang diimpikan Putus di tengah jalan Terpaksa mengalah (1) Mengapa menyinta Andainya tak setia Tak usahlah bercinta Jika hanya berpura Bila hati dah jemu Mula berpaling tadah Tak pernah difikirkan Orang yang ditinggalkan Tersiksa sayu pilu (2) Ooo...oo merayu-rayu Ooo...oo ingin kembali Ooo...oo meratap sayu Tidak mungkin orang simpati Menoleh pun tak sudi ( ulang 2 ) Andainya ditakdirkan Cintamu didustai Pastinya kau mengerti Siksanya perpisahan Hanyalah penyesalan ( Ulang 1 )

BUKAN AKU TAK CINTA


Saat kita berpisah Kau pegang erat tanganku Sepertinya tak merelakan Kepergianku untuk meninggalkanmu Dermaga saksi bisu Waktu ku kucup keningmu Perlahan kau lepaskan pegangan tanganku Aku lihat kau menangis... Lambaian tanganmu Masih ku ingat selalu Itu yang terakhir Ku melihat dirimu Sudah sering kau kirim surat Namun tak pernah aku jawab Lalu kau kirimkan undangan Agar kau tak berharap Bukannya aku tak tega Bukan pula aku tak cinta Kerana orang tua Yang tak merestui cinta kita

GERHANA CINTA LUKA


Sinar mentari senja Mendung menyelubungi Melingkar jiwa Kau hadir bagai mimpi Laksana embun pagi Yang menyirami Pintamu keterlaluan Mahligai puncak kayangan Tak bisa ku tunaikan Hanyalah syair sendu Yang dapat kudendangkan Untukmu... 1 .Kita hanyut di buai gelora Kita layarkan kamar bahtera Akhirnya tenggelam Karam di lautan cinta 2 .Patah tumbuh hilang berganti Mengertilah oh... Walaupun berbeza akhirnya Terimalah... ( ulang 1, 2 ) Jangan dikesal Kiranya kau tersiksa Suratan takdir Yang telah menimpa Kita... Terlerai janji setia Musnahlah segalanya Mahkota impian Andainya aku tiada Usahlah ditangiskan Kehilangan... Kilauan cinta yang suci Yang kau surahkan dulu Kini gerhana... Biarpun sebak di dada Relakan kumelangkah Selamanya...

CINTA PANTAI MERDEKA


Telah bertahun lama Tenggelam arus masa Di dalam ingatanku Masih segar terasa Terkadang aku sama Mengatur bunga cinta Keadaan memaksa Kita terpisah jua Andainya aku berdaya Kan kucoretkan untukmu Sebagai kenangan kita Kan ku buktikan untukmu Akan aku buktikan ( Korus ) Kuukir namamu Di awang Gunung Jerai Disaksikan laut daun nyiur melambai Jauh pandangan permai Di situ Tanjung Dawai Terkenang peristiwa Cinta kita terurai Oh! Indahnya... peristiwa... Cinta kita di Pantai Merdeka... Oh... oh... (1) Masih ingatkah oh kekasih Biarpun kini kau di mana Namun dengarlah lagu ini Cinta kita di Pantai Merdeka ( solo ) ( ulang 1 & korus )

BUKAN NIATKU
Tertutupkah sudah hatimu Untuk menerima ku lagi Apakah keras hatimu Tak bisa lentur lagi Bukan ku sengaja mahu kau terluka Bukan niatku Kalau pun memang aku bersalah Namun sebesar manakah Begitu susah untuk kau maafkan Hingga ingin kau singkirkan Bumi yang manakah Yang tak pernah basah Bila hujan mencurah Aduh usah berubah Usah diturutkan hati marah Di hati kecilmu Ku tahu kau tak begitu Sudah lumrah cinta Suka bersulamkan air mata Kita digilis bencana Terpetik cinta seutuhnya Kita buang keruh yang melanda Kasih pasti jernih semula Tak siapa di dunia merasa Cinta terlepas sengsara Tanpa rajuk hiba Tak bertemu makna Nikmatnya cinta

CINTA PANTAI TASIK SELATAN


Tiada apa yang dapat kurasakan Selain dari cintaku padamu Tiada lafaz sendu yang terindah Yang dapat kugambarkan padamu Bersama janji kita padukan Seindah rindu yang dirasakan Iringan bayu senja yang bertiup Membisikkan cintaku padamu Mengapakah perpisahan Terjadi dalam cintaku Ketika ku memerlukan kasihmu Bandar Tasik Selatan Mencermin kenangan syahdu Berderai airmata piluku Mengapakah perpisahan Terjadi dalam cintaku Ketika ku memerlukan kasihmu Bagaikan dedaun layu Yang gugur kekeringan Dahaga mengharapkan rindumu Senyum tangis sendamu Sentiasa di hatiku Namun kini kau tiada bersama Oh! Berikanku sinaran Agar dapat ku tempuh Perjalanan hidupku Bandar Tasik Selatan Mencermin kenangan syahdu Berderai airmata piluku

CINTA TERLARANG
Mengapa ditangisi Jika takdir sudah begini Janji yang terlafaz di bibir Bukan kata kata pasti Kita yang berlari Di taman yang berduri Sedangkan hakikatnya Mimpi tak pernah serupa Biarpun kata hati Engkau masih aku sayangi Namun rindu sudah terluka Kasih menjadi sejarah Di dalam terpaksa Ku cari erti rela Fahami pengorbanan Cinta yang terlarang Bukan tewas perasaan Bukan punah rasa sayang Apa ertinya semua Jika restu itu hilang Bukan patah pendirian Bukan jua ku beralah Kasih ku layarkan Di pukul gelombang Diriku bukannya lalang Diriku bukannya bintang Sekadar lilin sebatang Di kamar mu yang terang Biar dari kejauhan Biar senyum dalam tangisan Ku bawa hati kecundang Kernamu ku relakan

LEPASKAN MU KERANA TERPAKSA


Tak Dapat ku lupakan kenangan silam Susah dan senang kita harungi berdua Bersumpah setia hidup mati bersama Sehingga ke penghujungnya Tergamak engkau meninggalkan diriku Disaat aku memerlukan kasih sayangmu Kini aku sendiri meneruskan hidup ini Bersama hati yang telah kau lukai (Korus) Menyesalnya aku menyintai dirimu Kini ku sengsara akibat perbuatanmu itu Kini kau bahgia hidup disampingnya Mudahnya aku kau lupakan Betapa sakitnya pedihnya Kau kata kau cinta dia Mengapa diriku akhirnya Menjadi mangsa dalam percintaan Oh pilunya Terpaksalah aku sendiri Mengundurkan diri demi Keluargamu mengharapkan Agar ku berlalu pergi Untuk sidia pilihan hatimu Dengan rela ku lafazkan Selamat tinggal sayang Ku doakan agar engkau bahagia (Ulang Korus)

KU RELAKAN DIKAU PERGI


Dengan rela ku lafazkan Selamat tinggal sayang Ku doakan agar engkau bahagia Indahnya sewaktu kita bersama Terasa bagai di syurga Engkaulah sinaran cahaya ilhamku Penawar kedukaanku Sehingga kini ku masih terbayang Ketika memadu cinta Tak daya ku melupakan segalanya Kenangan cinta kita Setelah ku kehilangan dirimu Seluruh hidupku kegelapan Tanpa kasih sayang darimu Aku tenggelam dan karam di lautan Cinta suci Biarlah ia pergi Demi kebahagianmu Ku relakan dikau Pergi dariku Oh kasih mengertilah Hatiku ini yang terluka Nantikan ku di pintu syurga Hanya airmata Menjadi teman hidupku

PAHIT AKAN MANIS AKHIRNYA


puas aku mencuba Menepis semua dugaan Malah ada yang anggap Aku lupa daratan Peritnya aku lalui Kemelut yang panjang Hingga ke saat ini Ku tidak ketentuan Wanita manakah Sanggup berkongsikan kasih Walau madu bagiku Tapi hempedu bagimu Terkadang harus terima Suratan dariNya Tidak salah kalau kasih dibahagi Seadilnya (Korus) Telah haaa.. Kufikir sedalamnya.. haaa.. Untuk membuat keputusan Harus aku berterus terang Jujur dalam perbuatan Dan haaa Jatuh airmataku haaa Mendengar pengakuan ikhlasmu Sanggup bersaudarakan dia walau hakikatnya Hatimu terluka (Ulang Korus) Moga suatu hari sembuhlah luka Dan kembali ceria walau hati aku ini Milik engkau dan dia Dan kembali ceria walau hati aku ini Milik engkau dan dia

SIAPA YANG RAMPAS CINTAMU


Harapan hatiku ingin hidup bahagia Tetapi mengapa sering saja hati ini diluka Baru ku cuba nak bercinta lalu engkau pun buat angkara Mengapa mesti aku yang menjadi mangsa Harapan untuk kekalan hanya tinggal igauan Walaupun telah aku bertahan tapi apa kan daya Retak akhirnya kasih kita tanpa ku tahu apa punca Mudah benar kau mematah dahan asmara ( korus ) Sampai bila harus diri ku begini... oh kekasih Sampai bila mesti kau dera hatiku Dimanakah janjimu yang kau tabur dulu Sebelum kuserahkan cinta Betapa... hancurnya hatiku Siapa yang ganggu hatimu Siapa yang rampas cintamu Katakan padaku biarlah jelas segalanya Siapa yang sedang kau sayang Siapa yang sedang kau buru Berterus teranglah dari kau terus menyiksaku

DISANA MENANTI DISINI MENUNGGU


Seumur hidup aku Ini yang pertama Pintu hatiku diketuk Oleh dua wanita Punyai ciri selama ini ku cari Berbeza wajah ayunya tetap asli Kalau ku pilih di sini Apa kata di sana Kalau ku pilih di sana Di sini akan terluka Perlukah aku pilih keduanya Bahagi kasih adil-adilnya (*) Sungguh ku merasa resah Untuk menilai sesuatu yang indah Namunku ada pepatah Yang aku gubah.. Di sana hanyalah menanti Sampai bila pun ku tak pasti Bertanya khabar melalui tinta Jarang sekali bertemu muka Namun ku tahu dia setia Dan di sini tetap menunggu Berada jelas di mataku Kasih tak luak terhadap aku Sanggup menunggu kata putusku Sayang ketabahanmu menawanku (ulang *) Ku terima satu nota Ringkas tulisannya Dia sedia undur diri Dan memaafkanku Katanya anggap ini satu mimpi Yang datang sekadar.. Untuk menguji..

TAMAN ASTAKONA
Umpama mimpi ku kecap kenangan Taman permainan masa kecil dulu Sisip senyum mu Kemanisan tanpa gula Meninggalkan seribu keresahan Kala gerimis menitis di hati Kenangan lenyap tanpa sedar Mungkinkah ada lagi Saat saat indah itu Agar dapat kita bersama lagi ( bridge ) Dalam kelam engkau datang Memujuk hati yang sepi Dalam terang engkau hilang entah ke mana Andai kata hanya mimpi Mengusik kenangan silam Mengapa hangat tangan mu ku terasa ( korus ) Namamu kuukir di pohon di tepi taman Sebagai hiasan lambang cinta yang terlarang Semoga kau terlihat tika melintasi taman Sebagai tanda percintaan abadi Ataupun pada malam Namun nan cahaya purnama menyuluh Ukiran yang memanggil sejuta seri Yang menghias taman ini Penuh dengan cahaya misteri Kekosongan hingga ia Kesepian Harumnya mawar menyulam asmara Harum cempaka kesayuan Di taman astakona yang tiba-tiba menyepi Mungkinkah akan begini selamanya ( ulang bridge dan korus )

Anda mungkin juga menyukai