Anda di halaman 1dari 21

Sekapur Sirih

i
P

BY MUHAMMAD YUSUF

ii
Daftar Isi

iii
iv
“Ingin Aku”

Ingin aku pergi jauh, Takutku jadi candu,

Inginku terasa dekat, Tapi tak ingin terikat,

Inginku menyapa, namun entah kepada


siapa..?!!

Terasa inginnya tersenyum, sayangnya karena


apa..?!!

Tercurah rasa, tertanam jiwa

Bayangan sepi, tak akan menepi

Untaian kata, tuturan sabda

Ikatan indah, berbalut luka

Janganlah kau ucap..!!

Dan janganlah kau diam..!!

1
Kaukah Itu…?

Kaukah sang rembulan itu..?!!


Yang bersinggasana di langit dengan pasukan
bintang.

Kaukah sang mentari itu..?!!


Yang cahayanya tembus ke seluruh persada
bumi.
Kaukah si hujan itu..?!!

Yang tetesannya larut menyatu dalam


kenangan.
Kaukah si pemilik senyuman itu..?!!
Yang menyayat rindu dengan kelopak asmara.
Kaukah sang pujangga itu..?!!

Yang tiap katanya tertutur dari hati..


Kaukah itu..?!!
Kaukah itu..?!!

2
Datang dan Pergimu

Engkau datang dengan penuh kabut

Berselimut dengan penuh rasa takut

Bagaikan gula yang dikerumuni oleh semut

Terselungkup di bawah kalut

Lalu engkau pergi tanpa permisi

Berjalan dengan mata penuh ambisi

Menghempaskan semua rasa sakit hati

Layaknya engkau telah menghampiri mati

Sudah terlalu jauh engkau berharap

Hingga ingin terbang tanpa sayap

Namun nantinya akan hilang dan lenyap

Dan yang tersisa hanyalah penyesalan dengan


mata sembab.

3
Hujan

Datangnya dari atas

Berbaris menyerbu bagaikan serdadu

Membawa serta angin dan hawa dingin

Membuat lawan hanya bisa berbaring dalam


buaian

Meracuni lubuk hati dengan candu masa lalu

Demikian nantinya pergi entah kemana..?

Hanya berbekas lengkungan cahaya indah

Andai aku seperti dirimu

Yang menjadi penghubung antara langit dan


bumi

Mendekapkan jiwaku dan dirimu

Walau tak bisa bersatu, tapi akan tetap


bertemu

4
Andai Saja

Andai ini sebuah mimpi belaka

Ironi ini tak akan membawa luka

Dan luka ini tak akan membawa celaka

Andai ini Cuma khayalan semata

Akan kuhapuskan segala derita

Lalu berhias dengan selendang semesta

Andai dirimu tidak pernah singgah

Hati ini juga tidaklah bertingkah

Tidaklah bimbang dalam melangkah

Andai saja itu bukan dirimu…

Andai saja itu bukan dirimu…

5
Engkau dan Ambisimu

Jangan kau buat diriku berbicara,

Jangan kau buat diriku takut melangkah,

Karena engkau hanyalah bayangan semu


semata,

Ada dan tiadamu pun Cuma dengan dusta.

Angin tak pernah mengaku dirinya sang


penerpa

Air takkan mengaku dialah sang penyegar

Rembulan pula takkan berkata bahwa ia indah

Serta senyummu selalu membungkam kalau


dialah penghapus nestapa

Karena kehebatan dan kemampuan hanyalah


hal yang akan sirna

6
Lemahku di mata hatimu
Lemah aku mengungkap

Lelah aku menatap


Dirimu tak akan pernah mengerti
Tentang apa keinginan hati.
Telah lama aku menahan
Rasa sakit sebab kerinduan
Hingga akhirnya engkau tetap pergi

Bagai masa lalu yang tak pernah kembali lagi


Bersimpuh aku mengadu
Memohon dengan rayuan bagai madu
Berharap hatimu terbuai syahdu
Engkau menjauh, engkau berlari
Hanya berpikir tentang kesenangan diri

Membunuh diriku dengan racun diujung duri

7
Usaha

Tasbih dan doa membasahi bibir

Berharap impian terwujud nan hadir

Segala usaha terkerah juga tercurah

Membuka jiwa yang pantang menyerah

Bayang masa lalu telah sirna

Tiba saatnya diri harus berbenah

Menyongsong masa depan yang cerah

Lalu hidup di jalan terarah

8
Pagiku

Terbaring menyongsong pagi

Menyeka tangan dingin membeku

Lantunan tasbih doa menggema di surau

Menyirami mata yang kantuk

Kini tiba malam harus turun tahta

Sebab singgasana langit akan tunduk pada


mentari

Silih berganti umpama penari

Selalu mengejar tapi tak pernah bersatu dalam


diri

9
Aku bukan harapanmu

Aku bukanlah langit luas

Yang dihampari taburan bintang menyihir


matamu

Aku bukanlah rembulan indah

Yang akan memetik indah senyum pipimu

Aku bukanlah bumi beralas

Tempat engkau akan memijakkan kakimu

Aku bukanlah pohon yang rimbun

Tempat engkau bersandar menaungkan dirimu

Tapi aku hanyalah tampakkan bayangan

Selalu mengikuti namun tak pernah di perduli

Tapi aku hanyalah hembusan angin

10
Selalu menyejukkanmu lalu pergi tak kembali

Tapi aku hanyalah tetesan hujan

Membahagiakanmu dengan pelangi namun


selalu kau sesali

Tapi aku hanyalah rangkaian udara

Selalu hadir dalam dirimu tapi tak pernah kau


sadari

11
Kertas putihku

Engkau putih…

Tapi tak pernah kontradiktif

Engkau kosong…

Tapi tak pernah selektif

Diammu…

Akan selalu terasa aktif

Nestapa menimpa…

Maka dirimu akan jauh dari kata pasif

12
Malam..! Aku ingin..

Malam…! Aku ingin bertanya padamu,

Dapatkah engkau menjawab keluh kesahku..?

Malam…! Aku ingin mengadu padamu,

Dapatkah engkau mendengar ratapanku..?

Malam…! Aku ingin duduk bersamamu,

Tapi mengapa hanya anginmu yang menusuk

tulangku..?

Malam…! Aku harap bersua denganmu

Tapi mengapa gelapmu menyihir mataku

dengan kantuk..?

13
Engkau bungkam tak akan berucap

Engkau menghilang di dalam lelap

Engkau perupa penuh dengan gelap

Engkau datang hanya untuk mendekap

Malam…! Aku ingin…

Malam…! Aku ingin…

14
Kupu-kupu

Membentang indah dikala melayang

Berputar bermain dalam senang

Bersayap rapuh namun tetap tenang

Datang dan hinggap tiada kata

Serta mendekat tanpa berucap

Layaknya hanya ingin meminta

Lalu akan pergi tanpa menoleh dan menatap

Berkelana nan jauh entah kemana

Tinggallah ia hanya sekuntum yang layu


merana

Kering berguguran lunturan pesona

Terinjak dan terabaikan penuh hina

15
Santri

Bibirmu basah akan lantunan dzikir

Langkah kakimu akan selalu tercatat ibadah

Munajatmu bak penduduk surga

Selendangmu melambangkan kesucian

Engkau adalah generasi penerus bangsa

Engkau adalah penopang tegaknya agama

Di dirimu, pelita yang menerangi dunia

Di dirimu, cakrawala ilmu bersahaja

Bersama, engkau kuat

Di doa, engkau dekat

Pandanganmu, penuh akan semangat

Karena dirimu dalam agama layaknya shalat

16
Detik jam

Tik…tik…tik…tik…

Itulah suaramu dikala berputar

Hidup tidak pernah lepas darimu dalam


mengitar

Masa lalu dan masa depan bagai ikatan yang


melingkar

Tumbuh tapi tidak mengakar

Mengikat seluruh ruang bagai semak belukar

Menggenggammu bagai bara yang membakar

Ketiadaan akan dirimu membawa mata


tersadar

17

Anda mungkin juga menyukai