Anda di halaman 1dari 79

KUMPULAN

PUISI
PUDJI ASTUTI, SPd

SERPIHAN HATI

SMP NEGERI 4 PATI


Jalan Panglima Sudirman No. 18 Pati
PRAKATA

Allhamdulliah saya panjatkan kepada


Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyanyang. Hanya dengan karunia-Nya,
buku kumpulan puisi ini dapat saya
selesaikan.
Buku ini berisi kumpulan puisi yang
menceritakan kisah hidup saya ketika suami
saya meninggalkan saya selama-lamanya dan
menceritakan kisah saya bersama orang-orang
yang saya sayangi.
Saya ucapkan terima kasih kepada
sahabat-sahabat saya dan anak-anak saya
yang telah memotivasi saya untuk menulis
Buku Kumpulan Puisi ini.
Buku ini masih belum sempurna. Untuk
itu, saran dan masukan sangat saya harapkan
agar buku ini menjadi lbih baik.
Harapan saya, buku ini bermanfaat bagi
pembaca dan dapat digunakan sebagai buku
literasi di sekolah dalam pembentukan siswa
berkarakter.
Pati, 5 November 2018
Penulis
JANUARI YANG KELAM

Di keheningan malam ini


ku termenung dalam sunyi
yang diterkam rindu
pada belahan jiwa

anganku melayang dan terbayang


pada goresan cerita dihari kelam
tujuh belas Januari 2012
yang melekat dalam sanubari

Hari itu ulang tahunku yang ke 44


kau terbaring sakit
kau koma dalam tidurmu

Tak ada ucapan selamat ulang tahun


tak ada untaian bunga
dan kecupan dikeningku
darimu , belahan jiwaku

Dinding rumah sakit


selang oksigen, perekam detak jantung
menjadi saksi bisu kebersamaan
terakhir kita

Kau pergi setelah ku bisikkan


permintaan maaf dan untaian terima kasih
untuk dua puluh dua tahun
kebersamaan kita

Masih terbayang deretan kenangan


yang kurajut bersamamu
sedih bahagia canda tawa
mewarnai hari-hari kita

Bulir – bulir menetes di pipi


mengingat dan mengenang perhatian
kesabaran dan ketulusanmu
saat menjadi nahkoda kami

kangmasku,
semoga Allah memberi surga
terindah untukmu
semoga aku bisa mewujudkan mimpimu
mengankan buah hati dan cinta kita
tuk menggapai kesuksesan
KEPADA SENJA

Semburat senja di ufuk jingga


menggelayut sukma
menghujam jantung
menoreh kepedihan
Aku terpaku dalam diam
aku terpana dalam angan
aku merindu dalam kalbu
aku mengharap dalam khayal
Lidahku kelu tuk berucap
tanganku lunglai tuk menggapai
kakiku berat tuk menapak
langkahku tertahan dan tertatih
Tapi aku harus bangkit
tuk menghimpun impian dan asa
yang berserakan
diujung kesedihan dan
kegalauan
Kepada senja
kutitipkan sepotong rindu
dan seuntai do’a
semoga kau bahagia di sana
bersama - NYA
DI UFUK SENJA

Dalam kepekatan membiru


senandung rindu berjalan lunglai
lewat dinding hati
sekilas memandang sinyal cahaya
sebening kemilau tetes embun
meski diufuk senja
rindangnya kebahagiaan
rindangnya kedamaian
rindangnya ketulusan
mewarnai kegalauan
sunyi ......
sunyi menerpa batin
dan terus berjalan
menembus batas rinduku
tak lekang meski deretan waktu
jauh meninggalkan
ku berjalan menembus batas rindu
meraih cahayamu
LELAH KU

Ranting dedaunan yang kini mendesah


dengan terpaan angin yang selalu menyapa
meski bulan kan selalu
bersembunyi dibalik rerimbunan malam
entah mengapa ?
dan bilakah tiba resah sirna ?
lelah
merana
mengemudikan angan
mengejar seribu impian
akankah lelahku tak berujung ?
merana menggelayut sukma ?
aaah ...... aku tak tahu
kuratapi nasibku
dalam diam
terpaku
membisu
5

FATAMORGANA

Terlukis di kanvas usang


tersorot cahaya redup di relung
hati
tergores sebuah impian
terbersit noktah indah
biarkankan bersemayam warna warni
menempel melekat dikesunyian
dering suara rindu pada kenangan
memecah sendu perlahan
bergetar mengangkasa nun jauh
di kejingga jinggaan yang kian memutih
mengikis makna kepedihan
dan sinar kemilau senja
berpendar mengurai gelap
dalam seribu angan
‘biarlah mengembara dalam kata
meski luka menganga
aaah ..............
hanyalah fatamorgana

6
BERSIMPUH

Mengurai dosa yang terlalu jenuh


yang menghuni lorong kegelapan
jiwa-jiwa hampa nan rapuh
bangunkan dari tidur
lepaskan dari hamparan padang gersang
terlalu jenuh memikul dosa-dosa
yang bercecer disela nafas
kering
tandus
lapar dari siraman air kesucian
Ku dahaga
masih adakah waktu ku buka
tabir kegelapan panjang ini ???
Ku kan bersimpuh dikaki-Mu
sejauh dosa-dosa yang melekat
7

ANUGERAH CINTA

Bila tiba anugerah cinta


siapa ?
diriku .......
dirimu ......
adakah jawaban ?
tak kan ada kata terlukis
diam membisu
terpaku
semua berada dikamus lembaran hati
semua terbaca dengan mata hati
semua berseri dalam nyanyian hati
semua merangkum pujian sepenuh hati
dan .........
kan kubuka lembaran baru
tuk meraih ridha Allah
bersama hadirmu
dalam hari-hariku

8
SECUIL HARAPAN

Nada kelepak sayap


memadu warna alam
harmoni
menyambut pelangi menghias langit rindu
mencabik rasa yang mengharu
dalam deretan waktu
gejolak rasa menerpa relung hati
dan tembang jiwa yang dalam
menghidupkan mahkota harapan
meski secuil
sangat berarti
untuk ku
untuk mu
untuk kita
dalam merajut warna warni
cerita hidup penuh makna
9

TEMBANG
KASMARAN

Lukisan senyum silam


Tertelan debu dilintasan waktu
Membiru dalam endapan rindu
Dan ketika cahaya berpendar
Menggilas arti seribu kebekuan
Bersinarlah ......
Menerangi langit – langit angan
Menyibak memori panjang
Catatan tembang kasmaran
Menghias dinding – dinding kalbu
Mewarnai arti sebuah asa
Merajut kedamaian di ujung senja
Tuhan ......
Bawalah daku menggapainya

10

KEMILAU SENJA
Meski berada diujung waktu
tetap ku berjalan menembus
dinding kesunyian
dan ketika kegundahan mengguncang
dilanda kelelahan panjang
di sana ada nyanyian kasmaran
di sana ada keceriaan
di sana ada senyum tulus
Ku merangkum kata hati
Ku merenda makna kedamaian
Ku singgah padanya
biarlah semua semakin berarti
hingga pupus senja beralu
11

TERATAI DI UJUNG SENJA

Semilir angin menyentuh lembut

Di keheningan malam ini

Getarannya merasuk di relung hati

Kunyanyikan syahdu lagu kemesraan

Kubisikkan puisi kesetiaan

Teratai menjadi saksi bisu

Dan perlu kau tahu

Meski ujung senja menghampiri


Walau keriput mulai terlukis

Disetiap sisi wajahmu

Guratan-guratan sayu mengiba

Relung hatimu

Yakinlah cintaku tak kan pernah sirna

Meski senja beranjak keperaduan

12
KERLIP DIAN

Malam kian menjelang

‘ kuberjalan tertatih

berusaha meraih asa

yang hampir sirna

tak terasa ada kerlip dian

menerangi relung hati

yang gundah gulana

kerlipmu semakin bercahaya

menerangi langkah gontaiku

dalam gelap

tetaplah kau bercahaya

untuk menerangi jiwaku

yang lelah dan kosong


ku ingin menapaki jalan masa depan

ku ingin merajut angan

menggapai impian

bersamamu .....

13

KARUNIA – MU

Malam selalu berlalu penuh sepi

tanpa asa yang bersemi

kasih tulus tiada pernah kurasakan

sunyi, sepi sendiri


Semoga semua kan sirna

semoga ku dapat meraih asa

yang lama sirna

bersama hadirnya dirimu

Kan kujelang hari-hari indah

penuh warna

bahagia penuh cinta

yang lama tiada kurasa

Ya Allah, segala puji untuk-Mu

segala syukur untuk-Mu

terimakasih untuk karunia-Mu

mempertemukan aku dengannya


14

CAHAYA JINGGA
MERONA

Dalam keheningan malam

Ku melangkah gontai dalam gelap

Kutelusuri sunyi hati nan redup

Cahaya jingga disana merona

Kupacu langkahku

Tuk meraih asa

Jalan penuh onak duri

Kerikil-kerikil tajam menghampiri

Kakiku penuh luka menganga

Ketika dewi malam membuka wajah


Kusapa dengan senyum penuh makna

Kutatap asa nun jauh disana

Walau luka menganga

Tetap ku langkahkan kaki ini

Mencari ridha - Mu

15

MENGEJAR
BAYANGAN
Tak terhitung hari

Ku selalu menanti dirimu

Lelah pun tak kuhiraukan

Rintangan yang sengaja kau ciptakan

Membuatku tergores luka

Pedih ......

Perih ........

Menyayat sukma

Ku mencoba bertahan

Namun sia-sia

Apa sesungguhnya yang aku cari

Kebahagiaan ?

Penderitaan ?

Ku hanya bisa merajut asa

Sedalam angan dan impian


16

MEMOAR SUARA

Meski suara itu nyaris tak terdengar lagi


namun tetap memberi banyak arti
yang tersimpan dan terselip
pada lembar usang ditumpukan catatan
yang mulai aus ditelan waktu
suara indah itu tetap abadi
meski waktu menggulung
suara itu tetap rapi tersimpan
berada diruang jiwa
pengorbanan yang sangat bermakna
kau tiada
ku berada menyelusuri di setiap kegelapan
suara itu tetap menggaung
perjuangan tanpa sia-sia
kini jejak yang terpatri
adalah memoar suara berarti
pada noktah yang terus bercahaya

17
TEMBANG RINDU

Nafas-nafas terlepas tanpa arah


perjalanan rasa meradang
tanpa mengerti dimana berada
hanya sedikit sudut waktu
dengan tertiupnya sang bayu
terhempas di mata yang layu
perlahan ...........
mengurai sebuah pandang
ada rajutan benang-benang yang tersisa
masih tak terputus
meski ditelan baris-baris waktu
yang mengalir hingga tepian senja
asa bergelayut pada sukma jingga
mengusik senyum dalam tembang rindu
dan nafas-nafas mengayun damai
tanpa lelah
hingga malam menjemput tepian senja
menyatu dalam naung - Mu
18

KANDAS

Indahnya senja ini

tak seindah hati dan batinku

yang kini luluh lantah

dan terlanjur kelam

Ku tahan air mata

Ku lapangkan dada

Ku belajar iklas

Ku mencoba tersenyum
Segala impian kandas

semu dan tabu

hati tertunduk lesu

melihatmu pergi menjauh

Semua telah berlalu

dan menyisakan bayang semu

maafkan aku ......

telah membuatmu lelah

disampingku

19

SAYAP PELINDUNGKU
Gumpalan awan hitam
menyelimuti langit

hembusan angin membuyarkan

lamunanku tentangmu

Tentangmu tersimpan dalam relung


hati

tanpamu rasaku gelap

tubuhku lunglai

langkahku gontai

Tapi aku harus tegak berdiri

membangun kepakkan semangat

demi buah hati kita

jagoan dan peri kecil kita

Jagoanku, peri kecilku

kau motivasi dan inspirasiku

untuk tegar dan tersenyum

menjemput bahagia

Maafkan aku yang hanya memberi

kesederhanaan keterbatasan
dan secuil kebahagiaan

Semoga aku bisa mengantar kalian

meraih asa dan impian

meraih kesuksesan dan


kkebahagiaan

mas Duta dan Mbak Tyas,

jangan lelah menemani ibu

hingga masa nanti

tetaplah menjadi sayap Pelindungku

..20

SEPOTONG RINDU

Selaksa rindu membelenggu

membayang di pelupuk mata

Ku melempar angan dan khayal

diantara lelahku
diantara kebimbangan titian langkah

diantara sepiku

Kucoba tuk mencari makna kesetiaan

Kejujuran keiklasan

Ku bimbang, gamang ......

wahai sang mentari

wahai sang bayu

kutitipkan kepadamu

sepotong rindu untuknya

tolong sampaikan

Aku ingin bertemu


21

SETEGAR BATU
KARANG

Ada sesuatu yang menoreh kalbuku


Hasrat yang begitu besar
Telah pudar bertebaran
Di sepanjang jalanku
Entah sampai kapan
Waktu menikamku
Rindu membelengguku
Gundah menyiksaku
Kadang aku ingin seperti batu karang
Yang tegar dihantam ombak
Yang kuat diterjang badai
Namun apa dayaku
Aku letih untuk berjuang
Menggapai asa yang tak pasti
Aaaah ..... andaikan saja
Aku bisa setegar batu karang !
22

MENEPI

Bulir bening menetes


membasahi pipi
diantara kebimbangan dan kegalauan
lidahku kelu tuk merangkai kata
penuh makna
anganku melayang tak tentu arah
kau biarkan kumerindu
hingga menyesakkan dada
menunggumu ......?
atau meninggalkanmu ?
tak kubiarkan diriku
larut dalam kebimbangan
biarlah ku menepi
menata hati
tuk meraih masa nanti
bersama senyum sang mentari
teriring nyanyian hati

23
DERAI HUJAN

Ingin ku luapkan rasaku


bersama derai air hujan
yang membasahi tanah kering

ingin ku tumpahkan kesalku


bersama hembusan angin
yang beterbangan di tanah berdebu

terkadang ingin ku palingkan


sepi yang meyiksaku
galau yang merisaukanku

aku tak berdaya


gamang dalam bimbang
diam dalam kelam

ku ingin menghapus dosa masa lalu


ku kan melukis masa depan
yang membentang

derai hujan
sejukkanlah jiwaku yang dahaga
kering kerontang
agar hidupku lebih bermakna

24

PESONAMU

Mawar merahku bermekaran


butiran embun melekat di kelopakmu
kau menebar aroma mewangi
di taman hati ku

Harummu mengingatkanku
tentang kenangan manis dan pahit
bersamanya

Pesonamu menjadikanku
melupakan kesedihan
yang menghimpit rasa
Warna indahmu
pelipur lara dan gundahku

Janganlah kau layu


sebelum aku memantapkan
kata hati

Janganlah berguguran
sebelum aku mampu tegak berdiri
diantara serpihan hati

25

MELATI DI TAMAN
HATI

Melati ......
warna putihmu berseri
harum mewangi
menggetarkan hati
Kau selalu berseri dan mewangi
ditamanku
meskipun sinar mentari menyengatmu

Saat kumbang hitam mengusikmu


menghisap madumu
kau diam tak berdaya
kau tetap menebarkan wangi

Melati .....
jangan mudah layu berguguran
di tanah tandus nan kering

Tetaplah mewangi di taman hati


tetaplah indah berseri
menanti hadirnya sepoi angin
yang menyejukkan hati

26
PASIR BERBISIK DI
KAKI BROMO

Di kaki Bromo
Ku lewati lautan pasir
sengatan mentari membakar kulitku
debu-debu menyapa wajahku
dari kejauhan ku lihat gugusan bukit-bukit
kokoh nan hijau
Kuterpana melihat keindahan ciptaan-Nya
Ku pacu langkah kakiku
menapaki pasir yang seakan berbisik
mengingatkanku untuk semangat berjuang
merenda kebahagiaan yang tertunda
bisakah aku sekokoh gugusan bukit-bukit itu ?
bisakah kutemukan bahagiaku
diantara lautan pasir yang berdebu ?
Aaaah ..... aku tak tahu
biarlah sang waktu
kan menjawabnya
dan ......
Kuyakin Allah mewujudkan bahagiaku
suatu saat nanti
27

DILERENG DIENG KU
MERINDU

Di lereng Dieng
Ku berdiri terpaku
semilir angin membuai tubuhku
bulir-bulir embun menetes perlahan
diantara dedaunan
semburat mentari membias
menyambut pagi
aku tertegun diantara hamparan hijau
yang membentang
Ku biarkan paru-paruku mencumbu
beningnya udara
Ku biarkan sepoi-sepoi angin
menusuk kalbuku
degub jantungku berpacu mengenang masa itu
bersamamu dilereng ini
waktu itu binar-binar mataku
menyiratkan kebahagiaan
Kau belai rambutku
Kau kecup keningku
Kau genggam tanganku
Kau bisikan kata berjuta makna
namun, kini tingal kenangan
yang membayang
semua sirna tertiup sang bayu
di sini kumerindu
hadirmu
28

DOA KAMI
Ya Allah ya Robbi
jangan biarkan kemilau dunia ini
menghalangi kami
untuk menuju surga – Mu
jangan biarkan penderitaan dunia ini
menghentikan langkah kami
menuju Firdaus-Mu
teguhkan hati kami
dengan Asma-Mu yang agung
angkat kefakiran hati kami
angkat kebodohan akal kami
angkat kemunafikan kami
Ridhoi setiap langkah kami

Aamin yaa Robbal’Alamin


29

MENGAGUNGKAN NAMA
– NYA

Tertatih gerak jiwa menengadah


di sudut alam yang menganga
dengan aneka kerikil kehidupan
berjalanlah pada garis lurusmu
disana menanti sabda Tuhan
dalam keindahan
dan ketika jurang terjal
dengan semak-semak dan belokan tajam
menghujam hati angkara
maka Sabda Tuhan kan berbicara
dengan serpian api yang membakarnya
dan angkatlah tasbih
cairkan doa di setiap nafas
mengagungkan nama – NYA
30

DIPENGHUJUNG
RAMADHAN
Dalam dekapan Ramadhan ini
hari-hariku sarat dengan rezeki-Mu
bahagia, sedih, sakit, kecewa
menghiasi ramadhanku ini
Maafkan aku yang terkadang
lupa
mensyukuri nikmat-Mu
maafkan aku yang sering lalai
mengagungkan Asma-Mu
Berilah hamba maghfiroh-Mu
berilah hamba kesabaran keiklasan
payungi hamba dengan hidayah-Mu
dekaplah hamba dalam ridgo-Mu
Ku yakin takdirmu lebih baik
dari semua yang aku inginkan
beri aku kekuatan untuk
memahami
sebagai anugerah-Mu
Ku yakin ada mutiara hikmah
yang Engkau berikan
dipenghujung ramadhan ku ini
untuk menguatkan aku
31

DOA DAN HARAPAN

Ketika takbir berkumandang


Allahu Akbar, Allahu Akbar
kami bersujud syukur
atas segala nikmat-Mu
hingga kami dapat menyaksikan
Keagungan hari nan fitri
kami mohon ampun atas khilaf
dan dosa kami
Mungkin hati kami penuh dengki
lidah kami penuh caci maki
jiwa kami penuh amarah
langkah kami salah arah
kami mohon ampun Ya Allah
Tak ada apapun yang berarti
dalam hidup yang hanya sejenak ini
kecuali berlari tuk menggapai surga-Mu
berilah kami kesempatan untuk berbenah diri
agar hati kami penuh dengan keiklasan
agar jiwa kami penuh dengan kesabaran
agar langkah kami selalu terarah
menuju ke jalan yang Engkau Ridhoi.

32

HARMONI
KEHIDUPAN

Lantunan suara azan menggema


panggilan umat tuk menghadap-Nya
dengan kepasrahan jiwa yang mendasarinya
sebagai bekal tuk hari nan baka

Lonceng nyaring memanggil jemaat


untuk bersenandung puja puji
di Katedral nan penuh damai
persembahan umat bagi kristus
sang penyelamat

Senandung syair-syair pujian membahana


sanjungan umat kepada Sang Hyang Widi
yang selalu menuntun langkah
hidup penganut-Nya
Wihara dan Pura sebagai sarana

Lilin-lilin kecil menerangi


sudut-sudut ruang
bersama aroma dupa mewangi
di Kelenteng Agung
patung para dewa seakan mengiyakan doa
setiap umat yang datang

33

Semua mengisi khasanah Indonesia


keragaman harmoni kehidupan
meskipun cara mereka berada
tujuan tetap sama
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Agama kan menjadi pengisi jiwa
dan pengendali raga
untuk bersama membawa Indonesia
menuju damai nan sejahtera

34
ORANG
PINGGIRAN

Durjana
Kebohongan
Kemunafikan
Kebiadaban
Mewarnai kepiawaian pecundang negeri
Lelah mendengar celoteh manis tak terperi
Berpuluh anak
Beratus ibu
Berjuta bapak
Merintih nestapa penghuni pinggiran kota
Kumuh berjaga berteduh
Pada barak-barak kardus pelindung
Bersenandung
Bercengkerama
Anak, ibu dan bapak
Dan disana ......
Bergelimang dengan gemerlap
Gerah rasa ini
Adakah tersisa kebahagian
Untuk mereka ?
35

SEMANGAT SATRIA
MUDA

Satria, potret anak Indonesia


yang sarat dengan perjuangan hidup
usianya 12 tahun
setiap hari mengais rezeki di jalanan

Kulitnya legam terbakar sinar mentari


wajahnya lusuh tersapu debu-debu jalanan
bibirnya menahan senyum kepedihan
namun terselip semangat yang membara

Tangan kanannya memegang gitar


Dengan penuh semangat
‘kaki kecilnya memanjat tangga bis
Berdiri diantara penumpang

Jemari manisnya memetik dawai gitar


bibirnya melantunkan lagu sendu
menyayat kalbu
mengurai cerita hidupnya

Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi


walau air mata dipiiku
ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa
walau hanya dalam mimpi

36

Tiba-tiba seorang ibu memeluk Satria


matanya berkaca-kaca
“kamu menyanyikan lagu Rinto Harahap
dengan penuh penghayatan,” kata si ibu

Ibu itu memberi selembar lima puluh ribu


terima kasih ibu semoga Allah merindhoi
Alhamdullilah bisa menebus obat
untuk ibuku yang terbaring sakit

Sungguh mulia hatimu, nak


kau ksatria bagi keluargamu
tapi .......
haruskah kau korbankan cita-citamu ???

mari kita renungkan ......

37

ASA GADIS PEMULUNG


Ketika mentari menyapa pagi
aku bergegas mencari sesuap nasi
diantara gundukan sampah yang berbau
diantara tanah kering yang berdebu

Penderitaan melengkapi hidupku


kemiskinan selalu menyapaku
membuatku tak bisa merasakan
indahnya masa sekolah dan masa remaja

Ketika aku mengais sampah


tanganku menyentuh buku Sejarah Indonesia
ku bersihkan buku itu dari debu
ku baca halaman demi halaman

Aku tersentuh dan terharu


ternyata kemerdekaan Indonesia
dipertaruhkan dengan darah dan nyawa
para Pahlawan bangsa

Mereka bergerilya dan berperang


menyerang, menerjang
tak kenal putus asa
demi tumpah darahku Indonesia
38

Aku tersadar ..............


Aku harus semangat meneruskan perjuangan
Para pahlawan bangsa
Untuk mengisi kemerdekaan

Aku tidak boleh meratapi nasib


aku harus bangkit
melawan penderitaan dan kemiskinan
melawan cercaan dan hinaan

Kan ku gapai cita-cita dan mimpiku


agar hidupku menjadi bermartabat
dan bermanfaat bagi bangsaku
Indonesia tercinta

Tuhan ........
bantulah aku mewujudkan
asa dan mimpiku.....
39

PEREMPUAN
TERHEBAT

Bulir – bulir air hujan menetes deras


menghujam hamparan tanah kering
menyejukkan hati yang gundah
seperti hadirnya kau dalam hidupku

Rasanya aku tak mampu bercerita


tentang perjuanganmu
mengisahkan semua pengorbananmu
melahirkan, membesarkan
mendidik dan menyayangiku

Maafkan aku yang sering mengecewakanmu


maafkan aku yang jarang menengokmu
maafkan aku yang terkadang lupa
menyebut namamu dalam do’aku

Mungkin jutaan maaf


tak mampu menghapus dosaku
izinkan aku memelukmu
mendekap erat tubuh rentamu

Ibuk ....
kau perempuan terhebat dalam hidupku
kau penguat jiwaku saat rapuh
penentram hatiku saat gundah

40

Semoga kau selalu sehat, Buk


agar bisa menemaniku
melihat kelucuan cucu buyutmu
suatu saat nanti
41
RINDUKU

Terbayang dalam ingatanku


masa kecil masa remajaku
bersamamu

Kedisiplinanmu mendewasakanku
kemarahanmu menguatkanku
nasihatmu menuntun langkahku
perhatianmu menentramkanku

Gurat-gurat tuamu semakin terlihat


ketika engkau terbaring sakit
tatapan mata sayumu
menyiratkan kesedihan

Ku tak mampu membendung airmataku


ketika engkau merintih
menahan sakit dan pedih

Bapak .....
kini engkau telah tiada
terlepas dari derita yang mendera
dari rasa sakit yang menghimpit

Terimakasih untuk disilinmu


marahmu, nasehatmu perhatianmu
semua kan terbingkai dan terpatri
dalam relung hati

42

Ku hanya bisa memandang nisanmu


dan mendoakanmu
semoga engkau bahagia di surga
bersama - Nya
43

TERIMA KASIH UNTUK SEBUAH


PENGABDIAN
( Puisi untuk Bapak Untung
Kusmanto, SH, S.Pd )

Bapak,
Ketika engkau datang di SMP N 4 Pati
kau membawa berjuta semangat dan harapan
semangat untuk maju
harapan untuk menjadi lebih baik
Semua asamu
tertulis dan terprogram
seiring waktu yang berjalan
asa dan harapanmu semakin terwujud

Kau antarkan sempati menjadi SSN


gedung-gedung tua yang rapuh
bertambah megah dan gagah

Kebersamaan diantara kita


menjadi lebih erat tak terpisahkan
Pati Blitar dan Pati Bali
Menjadi kenangan terindah
Tak terlupakan

Candamu, meluluhkan amarah


senyum yang selalu mengembang
menyejukkan hati kami
menentramkan jiwa kami

44

Kini, kau alih tugas nan jauh disana


namun kau tetap tersenyum
kau hadapi kenyataan ini
dengan lapang dada dan kebesaran jiwa

Selamat jalan, Bapak


terima kasih untuk semua kesan dan
kenangan
yang engkau tinggalkan
semua itu tak kan sirna oleh waktu

Semoga Allah senantiasa melindungi


setiap langkahmu
untuk mengabdi dan berkarya
di tempat tugas yang baru
45

TERIMA KASIH PAK


GUN
( Puisi untuk Bp. Drs. Gunawan
Setiadi, M.Pd )

Dua puluh empat November 2007


tak kan kami lupakan
ketika itu kau datang dengan penuh semangat
kami menyambut dengan penuh harap

seiring waktu yang berjalan


sempati bertambah gagah
dengan berdirinya Mushola yang megah
fasilitasnya lebih lengkap
dan bermanfaat

Bapak,
Engkau selalu bersahaja
dan halus dalam bertutur kata
Kau jadikan kami teman kerja dan sahabat
untuk bertukar pikiran dan berbagi cerita
Jika kami gagap teknologi
kau ajari kami dengan sepenuh hati
ketika kami dirundung kesedihan
kau sejukkan hati kami dengan nasihat

Nasihatmu .....
kesabaran awal kesuksesan
pantang menyerah kunci keberhasilan

46

kini kau akan tinggalkan kami


dengan beribu kesan dan kenangan

Pak Gun,
selamat berkarya ditempat tugas yang baru
tetap semangat mengabdi untuk negeri
hingga masa purna bakti
47

KAU TETAP DI
HATI
( Puisi untuk Ibu Dra. Sofia
Bardina, M.Pd )

Kau memberikan hal baru


kami suka tegasmu
disiplin dan kemadirianmu

Kau tuangkan ide cemerlangmu


tuk memberi warna baru
kau menginspirasi kami
kau mevotivasi kami

Kau isi hari-hari kami


dengan senyuman dan teguran
agar kami mampu tegak berdiri
menghadapi rintangan dan tantangan
yang menghadang

Hari ini ....


saat – saat yang mengharukan
kau tinggalkan kami
dengan berjuta kenangan
yang menjadi kepingan hidup tak terlupakan

Tentang cerita – ceritamu


tentang ide-ide cemerlangmu
kami rangkum dan bingkai
dalam hati

48
Ibu ....
Tugas baru sudah menjemputmu
Jalani hari-harimu dengan semangat
Hingga kelak kau raih kesuksesan

Terima kasih Ibu Dra Sofia Bardina, M.Pd


Untuk semangat dan perhatian
Yang telah kau ukir di SMP N 4 Pati
Walau jauh ..... KAU TETAP DIHATI
49

MENJEMPUT GEMA TEKNOLOGI

Waktu terus begulir


bagaikan mata air yang senantiasa mengalir
bumi terus berubah
dan mahkluk hidup pun semakin bertambah
Manusia menciptakan segala
macam karya
teknologi canggih dan modern
menggema di seantero jagad raya
menggilas kesederhanaan
peradaban
Mesin ketik berirama tak tik tak tik
tergantikan oleh komputer yang tak berisik
surat untuk sahabat bersampul merah muda
tergantikan oleh SMS, WA, BBM, Chutting
untuk si dia
Namun terkadang kita lupa diri
tak sanggup mengimbangi
kemajuan teknologi
tenggelam dalam hingar bingar
zaman
diperbudak oleh teknologi
nilai-nilai agama tak terjaga
nilai-nilai moral terabaikan
Haruskah kita kehilangan kesederhanaan ?
haruskah kita terbelenggu oleh perubahan
zaman ?
haruskah kita terpenjara oleh kecanggihan
teknologi ?
jangan !!!
Marilah gema teknologi masa
kini
kita jadikan sebabagi sarana
agar lebih smart
lebih bertaqwa kepada Allah
dan lebih berkualitas
50

untuk menapaki jalan masa


depan
menyibak onak dan duri yang
menghadang
Ayo, semangat berjuang dan berkarya
mengurai mimpi dan masa depan
yang membentang
51

PROFIL PENULIS

Pudji Astuti, S.Pd lahir di Madiun, 17


Januari 1968, anak pertama dari empat
bersaudara. Penulis memulai pendidikannya
di SDK Santo Yusuf Jatingaleh Semarang dan
lulus tahun 1980. Kemudian melanjutkan di
SMP N 11 Semarang lulus tahun 1984.
Setelah itu melanjutkan di SPGN Semarang,
lulus tahun 1987 dan pada tahun 1987 juga
berhasil diterima menjadi mahasiswi D2
Bahasa Jawa di IKIP Negeri Semarang, lulus
tahun 1989. Desa Plangitan RT 9/2 Pati.
Pada bulan Maret 1990, penulis
mengawali karirnya sebagai guru Bahasa
Jawa di SMP N 1 Pucakwangi. Pada tahun
2000 berhasil menyelesaikan S1 jurusan
Bahasa Indonesiadi IKIP PGRI Tuban. Dua
tahun kemudian tepatnya pada bulan Maret
2003, penulis pindah tugas di SMP N 4 Pati
sampai sekarang.
Prestasi yang diraihnya antara lain
juara 2 lomba mengarang Emansipasi Wanita
dalam rangka peringatan Hari Kartini tingkat
Kabupaten Pati dan membimbing siswa
hingga menjadi juara 2 dalam lomba baca
puisi dan lomba Bercerita Tingkat Kabupaten.

52
SINOPSIS
SERPIHAN HATI

Buku kumpulan puisi ini


mengungkapkan isi hati penulis. Sebagian
puisi menggambarkan kesedihan penulis
ketika kehilangan belahan jiwa pada tahun
2012.
Kumpulan puisi ini juga menceritakan tentang
pertemuannya dengan seseorang dari masa
lalunya. Ada juga puisi tentang perjuangan
hidup dan puisi untuk orang-orang tercinta
yang berarti bagi penulis.
Semoga Buku Kumpulan Puisi ini dapat
memotivasi pembaca untuk tegar dan
semangat dalam menghadapi warna – warni
cerita hidup.
53
iii

Anda mungkin juga menyukai