Anda di halaman 1dari 13

ANTOLOGI PUISI

Karya guru-guru
SMA Negeri 20 Jakarta
dalam memperingati
Bulan Bahasa 2023
Square Root of Two
Karya: Seto Marsudi

I'm not sure


If it's okay to be square roots of two
Such an imperfectness
Going down to a random meaningless
What a sad irrationality i guess

Why can't i be number four?


For being a perfect square he is
With such a nice name
Rhyme with a word of amoure

Then you come, another roots of two


With such a beautiful smile you go through
You are dancing in my heart
Radiating a perfect warmth

Together we multiply
With a promise we forget the sign
Now we become a number of two
Together we are prime and odd will never
come through

Time goes by for us


For two become four
What a dream became true!
A perfect square for a family we build to
And now i am being the greatful number
Because of you, my perfect pair
Karya: Susi Nofia

The sunlight began to slowly disappear


Looks red like the color of red chilies Looks
beautiful but also holds memories that I
don’t want to remember Reminds me of you,
the person who once filled my heart The
person who promised to always wait for me
here In this place, under these
circumstances But now you’re gone Go
away leaving behind memories Gone
without being able to return from my sight
Especially when touched by hands Now you
can rest in peace God loves you more than
me God doesn’t want you to suffer any
more pain What should I do if I have to
compete with God?
Pagi Seorang Pekerja
Karya: Seto Marsudi

Kala bumi masih terlelap


Ketika kokok ayam pun belumlah siap
Tergeraklah ia dari peraduannya
Sesaat lagi,
Menyapa dinginnya pagi yang menusuk jiwa

Ia kira ia sendirian
Namun tidak,
Besi-besi beroda itu telah dibangkitkan
Menyusuri jalanan dalam keramaian
Warna warni dunia dalam balutan
Sebuah perjalanan
Menggapai rezeki dan impian

Ia tahu bahwa sungguh melelahkan


Namun ia tak punya pilihan
Takdir telah memutuskan

Peluh kantuk dan letih terasa


Namun ia bisa apa?
Dalam do’a ia selalu pinta
Tuhan berikan cahaya di ujung sana
Buah untuk segala kerja kerasnya
Mimpi yang Besar dari Rakyat yang Kecil
Karya : Moraliati Lase

Menangis pilu meratap kenyataan


Hancur berkeping-keping sebuah harapan
Tajam pisau farak kasta
Rakyat kecil kian menderita
Diri menangis menahan lapar dan dahaga
Menunggu keajaiban dari sang Pencipta
Wahai rakyat kecil tidak ada sebuah alasan
untuk tidak memiliki mimpi yang besar
Mimpi yang besar selalu berada di sisi ia
yang mempunyai tekad yang besar
Wahai rakyat kecil kesenjangan kasta
memang sangat menyakitkan
Tapi bukan berarti engkau selalu tersingkir
kan
Wahai rakyat kecil ingatlah engkau harus
berjuang untuk menggapai mimpimu yang
besar
Jika tidak engkau bagaikan sebuah hewan
dalam kandang di roda berputar, yang
mengganggap Sudah merasa jauh
melangkah padahal tidak kemana-mana.
Alur kehidupan memang sangat memberikan
sebuah pelajaran yang berharga untukmu.
Sebuah rasa yang awalnya memberikan
semangat pada akhirnya hanya bisa melebur
bersama lara
Menanti
Karya : Kurnia Asmiati

Dalam ramainya sudut kota


Dalam riuhnya gelak tawa
Hatiku masih tetap sama
Sepi, sendiri
Karena tiada hadirmu di sini

Detik berganti
Masa telah terlewati
Pernahkah kamu menyadari
Betapa aku selalu menanti
Hadirmu
Senyummu
Hingga kini tiada lagi asa di hati

Sungguh betapa sia-sia


Mereka berkata
Aku menunggu pada harap yang tak nyata
Akankah kau kembali?
Di sini aku masih menanti
KOSONG
Karya : Ranti Nilam Sari

Ada masanya aku terbelenggu egoku dan


menjadi sangat lelah.
Aku mulai melihat semua ini dari sisiku tanpa
melihatmu lagi.
Aku mulai membanding-bandingkan.
Aku mulai menuntut lebih dan
mengharapkan kesempurnaan.
Dan aku mulai menangis. Menyalahkanku
menyalahkanmu.

Ada pula masanya aku mengerti maumu dan


menjadi sangat tabah.
Aku mulai memikirkan inginmu tanpa melihat
ambisiku.
Aku mulai menimbang-nimbang.
Aku mulai menerima apa pun yang menjadi
kekuranganku dan kekuranganmu.
Dan aku mulai berfikir. Memahamiku
memahamimu.

Kini disinilah kita,


berada di bawah langit yang sama,
untuk tujuan yang sama.
Meski cinta takkan pernah sempurna,
Tapi jika tak bersama,
kita seperti raga tanpa jiwa,
kosong.
KERESAHAN
Karya : M Ismail Walid

Pagi yang ku rindukan


kembali menyapu luka
memendam keresahan
dalam setiap tanda tanya

Sungguh peluh hati ini


pemuda yang gagah berani
kini tak bertaji lagi
berdiri tak di kaki sendiri

Bangunlah wahai pemuda


bangkit dari keterpurukan
bergerak demi kemajuan bangsa
bertekad dalam kemandirian
IBU
Karya : Muhammad Mahshun

Kalau mendung hitam sudah diatas kepala,


Jangan larang hujan turun ke bumi.

Kalau angin bertiup dengan kencangnya,


Jangan larang daun-daun kecil berguguran

Kalau senyummu selalu mekar dalam hatiku,


Jangan larang aku tetap setia dan rindu
padamu.
HADIRMU
Karya : Dadan Moh Ramdani

Sudah terlalu lama


Sepi menjadi teman sejati
Perlahan menggerogoti
Menusuk dan menyakiti
Hingga ceria pun tiada lagi

Namun semua sirna


Di kala engkau menyapa
Dengan senyummu yang tiada tara
Tak mampu terlukiskan
Memancarkan hangat dan rasa nyaman
Sebuah perasaan
Yang baru aku kenal
Inikah jatuh hati?

Hari berganti hari


Hidupku semakin mewangi
Sepi tak lagi singgah
Ia hilang begitu saja
Karena hadirmu yang sungguh mempesona

Tak pandai aku mengawali pagi


Tiada romansa dapat ku beri
Namun ketahuilah
Aku sangat berterimakasih
Kepada Tuhan
Menciptakan kamu di sini
Bersamaku
GEOGRAFI RINDU
Karya : Putri Andriyeni

Ku tahu, disana kau pun tidaklah mudah


Kau akan merasakan Principia Deformasi
Principia Deformasi yang kau alami akan
membuatmu lebih berharga
dan sang waktu akan mengantarkan kau ke
batasnya

aku harus melepaskankan engkau pergi


kulepas rindu dengan rasa yang tak
tergapai
inginku mencintai dan membersamai mu
saat ini adalah mimpi terbesarku

ku ulangi
saat ini
Dalam sadar ku pilih memimpikan mu
rasanya mimpi lebih berharga dari pada
rasa
saat ini
merindukan mu seperti
menenggelamkan rasa didasar palung laut
mariana

Apa kau tahu di mana rinduku berada?


rinduku terhampar di jagad raya

dan ternyata benar adanya,


yang berat bukanlah Rindu, tapi Ikhlas
BISA
Karya : Monalisa

Apa yang harus aku puisi kan?


Aku sedang tidak kasmaran
Bukan juga pujangga
Sulit sekali kan?

Namun aku bisa


Bisa berkata-kata
Sungguh tak ku sangka
Walau tak sempurna
AKU DAN KENANGAN
Karya : Imas Gandasari

Pada suatu tempat dan ingatan yang


melekat

Untuk hari-hari yang terlewat dan semua


kisah hebat

Maka jika kau bertanya tentang penerimaan


Bisa jadi, akulah pemenangnya

Aku yang merayakan dalam diam


Dalam do'a yang kulangitkan
Dalam kesabaran yang aku renda

Hei.... bahkan aku sudah bisa memeluk semua


kenangan

Terimakasih semesta,
dari aku
yang selalu jatuh cinta pada setiap
takdirNYA

Anda mungkin juga menyukai