Jutaan tahun,
Saat Tuhan menciptakan bumi dan alam semesta ini
Atau saat Adam dijatuhkan ke tanah yang penuh elegi
Andai garis temu tak menakdirkan nama kita di buku kehancuran
Andai seorang Ibu yang mengandung sembilan bulan tak pernah sudi terengah-engah
melahirkan anak yang tak lain itu ialah aku.
Mungkin, aku tak akan pernah merasa hancur
;air mataku tak akan pernah melebur
;Karena itu, senyum di wajahku kini bebas menganggur dan enggan untuk dihibur
Dan kini harapan-harapan pun sengaja kukubur
Detik—berdetak
Harapan berserak
Dunia terus maju menuju kehancuran
Aku terus hancur menuju lubang penderitaan
Lagi,
Aku seperti orang terbuang
Yang di balik angsana sengaja kau tinggalkan
Aku baru sampai di pelabuhan senyummu dan kau bilang ibu kota tak pernah
merindukanku
Maaf, katamu.
Kau usir aku selayak gelandangan yang tak pantas lagi hidup di setiap doa baikmu.
Diam-diam terlanjur kau hanyutkan aku pada khianat
Kuberi cinta kau bilang aku sesat
Kujanjikan kau sebuah tawa
Kaubilang aku pendusta
Aku beri kau jantungku
Kaubilang tak perlu
Kuberi lagi sejuta tawa
Namun kau hadiahi kecewa