Anda di halaman 1dari 51

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan
antologi puisi ini. Adapun tujuan penulis membuat antologi puisi ini adalah
untuk memenuhi materi pada kegiatan Pengembangan Diri Drama dan Puisi
di SMA Negeri 1 Lubukpakam. Penulis sebagai guru pembimbing membuat
tulisan ini sebagai bahan pengajaran dalam membantu siswa SMA Negeri 1
Lubukpakam dalam materi pembelajaran sastra khususnya puisi,dan untuk
menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lubukpakam
dan seluruh siswa pada umumnya.
Semua puisi yang penulis tulis merupakan hasil karya penulis
sendiri. Penulis menyadari dalam antologi puisi ini masih banyak
kekurangan di sana-sini,karenanya penulis sangat berterima kasih kepada
yang bersedia membaca dan memberi pemasukan untuk perbaikan bagi
penulis.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak
Badaruddin Tarigan,M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Lubukpakam yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
memasukkan tulisan ini menjadi bagian ajar bagi siswa di perpustakaan
SMA Negeri 1 Lubukpakam.
Akhirnya semoga tulisan ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan
bagi siswa dan bagi yang memerlukannya.

Lubukpakam, Oktober 2013


Penulis

ZURIATI DAULAY,S.Pd
NIP 19680316 200701 2 02

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................i
Daftar Isi.................................................................ii
Balada Cinta Mencari Cinta…………………….1
Jihat Nurul Ittihadiyah………………………….5
Jihat Nurul Ittihadiyah …………………………8
Pusaka Indonesiaku……………………………...9
Pilar Muhammad…………………………………
Estafet Kelu………………………………………
INDONESIA BERPADU

ESTAFET KELU

PILAR MUHAMMAD

PILAR MUHAMMAD

TITISAN SANG DEWANTARA

PENYULUT NURANI
SANG PEMIMPIN

SANG LEGENDARIS

SEBAB KAU PAHLAWAN

2
Balada Cinta Mencari Cinta

Melayang ?
Aku melayang kemana ?
Daun-daun pun melayang sirna dari pandangan
Melayang ?
Telah gugurkah aku ke dunia yang berbeda
Di kehidupan hitam yang kerap kelam
Melayang ?
Adakah waktu untukku kembali berpicak untukmu cinta?

Sejak kutinggalkan kehidupan lama


Apakah asmara masih bisa dirasa ?
Apakah cinta masih tersisa disukma ?
Jangan tepis
Aku takut
Kehilalangan harapan untuk dicinta

Dimana aku bisa mencari hati untuk berbagi ?


Tentang rasa yang pernah gelisah
Yang pernah resah
Yang selalu gundah

Jangan……
Jangan usung aku
Dalam sepi pekat malam yang merambat

Aku diam,bimbang
Dalam jilatan asmara yang sesaat
Lewat detakan jantung yang bergemeretak resah
Lewat sisa kepingan cinta ku coba berdiri
Di ujung daun goyang diterpa desahan angin menganggukkan keragu-
raguan

Terpuruk dijurang terdalam


Paling suram terjal
3
Sejenak aku berpaling
Mencari cinta yang malu-malu
Yang ragu
Berdetak pilu
Bak nadi mencoba melawan detak jantung yang kian terus-menerus
menuntut kehidupan sendu

Lewat rintihan dedaunan,yang diinjak-injak butiran hujan


Yang sebentar menggeliat
Yang sebentar nikmat
Aku mencari celah yang tepat
Untuk menemukan sebuah cinta yang hilang

Mungkinkah cinta dipersembahkan untuk kekasih yang hilang


harapan?
Mungkinkah cinta berkehendak memberi kesempatan
Tuk berbagi pada ketakutan
Pada kepalsuan
Pada keraguan
Pada kebimbangan
Pada kesepakatan dua hati yang retak

Sayang beri aku kepastian !

Bahwa langit masih setia menaungi bumi


Bahwa petir masih menjaga hujan
Bahwa jantung masih setia menunggu kehidupan
Meski pungguk belum juga mencapai rembulan
Kesetiaanmu belum juga menghadirkan ketenangan
Untuk sebuah cinta yang dicumbu kebimbangan
Pulanglah kekasih yang mencinta
Bersama embun teteskan asmara dihati yang merindu
Tunaskan kasih dihati yang resah
Dalam aliran darah yang tersumbat seberkas penghianatan

4
Pulanglah kekasih yang mencinta
Pulang bersama mimpi
Meski mimpi,teramat nyeri

Kau tahu?
Apakah yang membuat luka hati begitu mengiris ?
Jangan katakan,karna itu terlalu pahit
Melilit raga hingga menerbangkan nyawa

Tak juga berartikah kesetiaan ini untukmu


Tak juga cukup kuatkah cinta ini menarikmu

Cinta….
Dimana cinta yang tumbuh
Dimana cinta yang hilang
Dimana cinta yang menyebut cinta

Begitu berartikah cinta itu untukmu?

Ya…lebih berarti dari kesetiaanmu yang anyir mengalir di darahku

Bersediakah engkau kutemani mencari cinta?

Tolonglah aku !
Jauhkan aku dari cinta yang menumbuhkan luka
Keluarkan aku dari penghianatan cinta !
Hindarkan aku dari karisma sesaat cinta !
Raih hati ku,dekap aku dalam pelukan cintamu
Bawa aku pada keabadian cinta
Hentikan pencarian cinta yang menimbulkan luka !

Luka ?
Apakah luka menimbulkan luka dicintamu ?
Lantas datanglah cinta meski tanpa kekasih.

5
Jangan ku mohon…..
Tak akan menjadi cinta selamanya !

Cinta,kepenghiatan,kekasih,luka,cinta
Pergilah….
Dan jangan kembali
Matikan nafsu,henti merayu

Akan ke mana cinta pergi


Mendatangi jurang atau samudrakah
Menunggung bukit yang melamun atau gunung yang muntahkah
Duduk di rerumputan atau menunggu pepohonan gugurkah

Cinta …..
Bawa ini serpihanmu
Bawa ini perihku
Berjalankah
Berlarikah
Pergilah

Untuk sebuah cinta


Dalam kolam jiwa yang membiru haru
Tak lagi mencari cinta
Karna ….
Telah gemetar kaki mengerjar cinta
Telah terbang cinta kesangkar semu cinta

Dengan cinta resahku


Kuceritakan namamu pada langit
Mengapa petir yang menyapa
Kau dimana
Barang kali lebih baik cinta diam kaku
Telan kenangan meski tak Satu
Atau hanya bisikan angin dikeabadian malam

6
JIHAD NURUL ITTIHADIYAH

Nurul Ittihadiyah….
Ini gelanggang tempat kita berperang
Berantas kebodohan,berantas akhlak hina durjana
Berantas sesal,berantas kafir bertopeng tehnologi
Berjalankah
Berlarikah
Tafakurkah
Marilah

Nurul Ittihadiyah….
Parkir hatimu ditempat ini
Sepertinya dunia sangat menginginkan mu
Lantunan ayat-ayat Quran yang kau senandungkan mengikis hitam
dihati ummat yang kelam
Sunnah Rasul yang kau sampaikan telah dibawa ribuan santri
Mendaki jurang kemunafikan
Merenangi samudra ilmu dan teknologi
Meremuk redamkan sebongkah kemunafikan anak negeri
Menahan pepohonan gugurkan generasi Islam yang amanah

Nurul Ittihadiyah….
Tak terkira banyak batu kau jadikan tugu
Layaknya dirimu kuat menahan generasi kini dan nanti

Di Nurul Ittihadiyah Ya….Rahman


Jadikan hamba bulan penuntun lautan samudra generasi jalan_MU

ya…. Rahim
Iman di dada tanamkan pedoman
Indah nian dalam naungan Mu Ya…Allah

7
JIHAD NURUL ITTIHADIYAH

Telak kubaca firman Mu di Nurul ittihadiyah Ya…..‘aliiim


Telah pula ku pahat firman Mu di Nurul ittihadiyah Ya….. aziiiz

Nurul Ittihadiyah……..
Untaian ilmu,teknologi hambur keluar di pintu citamu
Langkah generasi menanti merengut agama kau lantun
Zambrut iman tetap bertahta di kepala generasi membalut

Nurul Ittihadiyah……..
Ingatku langkah generasi tutupi nurani
Ingatku janji eksekutif teringkari
Ingatku devisa TKW tersembunyi
Ingatku amanah rakyat terludahi
Ingatku jua embun kan ditelan mentari
Bakar lalang istana bodohku di ruang kelas rongga dada

Nurul Ittihadiyah……..
Usahkan dera merasuk raga
Untaian ilmu kau beri terbalut di dada
Ubahkan cinta ke asa generasi
Ruah kemunafikan tutupi jilbab di denyut nadi
Ulahkan asa bersemayam di sukma
Ukirkan sajadah tertatap di mata
Umpamakan pena menuntun kalam cinta
Usungkan dada di bara menyala
Nurul Ittihadiyah jua tempat cita bertahta

8
Pusaka Indonesiaku

Hutan nusantara membentang menyusuri zambrut khatulistiwa


Himne Indonesia raya berkumandang memecah keramaian Deli
Serdang jaya
Ibu pertiwi merona bertahta prasasti aksara pallawa
Dianugerahi insan berbudi mulia,serampak menyungging tawa
Elok rupawan gunung sinabung laksana tampannya kesatria sisinga
mangaraja
Kepak sayap burung garuda mencekram kokoh alamku tak ingin
merenggang nyawa
Rindang hutan bakauku terlalu kemayu terlena di naungan pundak
tegap bandara

Telah usang bisikan lembut hutanku raib selaksa angan semu


Untaian rindang siulan burung gereja indah bersatu padu saling beradu
Ungkap semua memorandum khidmat sang surya,menggetarkan
melodi syahdu
Tari lentik tangan dara nelayan senandung melayu
merajut jala tanpa ragu
Gelagat bak pragawati melenggok jenis ikan dicaplok erosi harta
bangsaku
Asa hang tuah terbelenggu disayat gergaji durjana bisu
Lenyap terhempas angin,tenggelam ditelan lautan pantai labu
membiru

Rupawan pesona pantai sungai gunung Indonesia menggema berlahan


Kicau segelintir bangsaku memproklamirkan imunitas alamnya rentan
Debur ombak berdentang memecah pantai tak kuasa panggil
wisatawan
Lambaian pinus hangus binasa ditelan bongkah serakah manusia
ciptaan tuhan
Umpatan kian menyatu dengan eroni dituai zaman
Serumpun bak bambu tapi tak akur umpan keserakahan
Panorama sinabungku melambung tinggi jatuh dihujam keterpurukan

9
Kerutan terpampang di wajah negeriku ingin menantang
Angin pencemaran terbang melanglang buana sibuk berperang
Julukan paru-paru dunia kini meredup tergilas zaman menantang
Nelangsa kelam membuai hutanku sehitam arang
Banjir bandang melengkuh tak sabar menabuh genderang
Hutan organ vital bangsaku direngut binatang jalang
Nestapa terukir membunuh generasi bangsaku sekarang

Elegy mengalun diayuh dawai menyemayamkan buaian seberang


Menanam tak menebang meski dihujam batu karang
Pancarkan kembali perhiasan nusantara menggelepar takut dihembus
angin melayang
Pusaka bangsaku titipan generasi mendatang

10
PESAN

Muridku !
Waktu adalah detak jantung dan nadimu
Jika alpa sesal mengukir harimu
Sapa ramah ketika ia menyapamu
Tak akan menghampiri sesal dilangkahmu

Muridku !
Waktu tak pernah menoleh ke belakang
Raih meski kau harus terjungkang
Sesal menjelma jika waktumu hilang
Kesempatan jangan tunggu mengundang

Muruidku !

11
PILAR MUHAMMAD
Buah pena Zuriati Daulay

Pilar Islam tertanam digenerasi


Parkir hati berbaur dimensi asing
Sepertinya dunia sangat menginginkan mu ya Muhammad
Lantunan Quran senandung mengikis hitam dihati ummat yang kelam

Pilar mu ya habibullah
Jadikan gelanggang tempat kami berperang
Berantas kebodohan,berantas akhlak hina durjana
Berantas sesal,berantas kafir bertopeng tehnologi
Berjalankah
Berlarikah
Tafakurkah
Marilah

Sholat untaian asma Allah


Mendaki jurang kemunafikan
Merenangi samudra ilmu dan teknologi
Meremuk redamkan sebongkah kemunafikan anak negeri
Menahan pepohonan teguhkan generasi Islam yang amanah

Pilar perintis tonggak sholat


Tak terkira banyak batu kau jadikan tugu
Merangkai alur kehidupan yang berdetak
Layaknya Quran kuat menahan generasi kini dan nanti
Lentera cipta dekadansi moral
Jadikan Muhammad bulan penuntun lautan samudra generasi
jalan_MU
Zambrut iman tetap bertahta di kepala generasi membalut

Telak kubaca firman Mu Ya…..‘aliiim


Telah pula ku pahat firman Mu Ya….. aziiiz

12
Ingatku langkah generasi tutupi nurani
Ingatku janji eksekutif teringkari
Ingatku sarkastik tersembunyi
Ingatku amanah rakyat terludahi
Ingatku jua embun kan ditelan mentari
Bakar lalang istana paradigm ruang rongga dada

Usahkan dera merasuk raga


Untaian ilmu terbalut di dada
Ubahkan cinta ke asa generasi
Ruah kemunafikan tutupi jilbab di denyut nadi
Ulahkan asa bersemayam di sukma
Ukirkan sajadah tertatap di mata
Umpamakan pena menuntun kalam cinta
Usungkan dada di bara menyala
Mencipta rekarnasi akhlak yang bersahaja

13
ESTAFET KELU

Mentari menyingsing alur kehidupan genting


Kicauan generasi melengking memecah pagi hening
Tapak kaki penguasa menyusuri fana yang kering
Tetesan embun basahi nurani tak bergeming
Terkungkung terpelanting berbaur budaya asing
Dimamah generasi Islam yang tak ambil pusing

Mozaik kehidupan kafir dilakonkan amat apik


Dirangkai gema tehnologi berbalut sarkastik
Sarat makna melankolis penuh taktik
Membelai sukma jiwa yang munafik
Bertopeng Islam dengan karismatik

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Tangan generasi kecil mungil menengadah


Bawa sajadah
Dekadasi moral karismatik hijab dan kupiah
Berbalut debu selempang sampah
Batin goyah menjerit hingga berdarah
Mengharap sadar pemimpin Islam yang bersumpah
Raib di telan angin seonggok amanah

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Racuni generasi kian beradu usik kalbu


Menyingkap tabir hijab kelabu tak tabu
Senandung ekstasi sabu-sabu menuai rindu
Melantunkan melodi syahdu menyayat kalbu
Ubah budaya hingga layu

14
Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Ya….Robbi
Beri kami kekuatan dan harga diri
Jiwa dan tangan kecil kami yang masih suci
Merintih disentuh penguasa berbelati
Mengikrarkan senandung perih penyakit hati
Menggapai berkodi asa nan semampai
Melumpuhkan gelombang durjana tanpa budi
Meski berbadai tak bercerai
Dengan Quran dan Hadist Rosul langkah nurani
Siddik amanah pesona protatip dambaan sang Kholik

15
Dawai Indonesia

Indonesia naungan bangsa berkualitas laksana negara adidaya


Ibu pertiwi peraduan surga kian teraniaya
Generasi semarak kobarkan semangat gerilya
Tanah air kaya ragam agama budaya

Insani penyembah Sang Pencipta dengan paradigm berbeda


Tengadahkan tangan menundukkan kepala dalam doa
Mengintai secercah harapan negeriku penuh asa
Menitik setetes embun perdamaian pelepas dahaga

16
SEMANSA EMAS

Ahoii…….. SEMANSA emas


Generasi semarak kobarkan semangat gerilya
Kicauan generasi melengking memecah pagi hening
Kesempatan jangan tunggu mengundang
MIA, IS,IA,IPS meluap generasi emas

Ahoiii….. SMANSA emas


Do,re,mi bapak Besli tak gundah lantun suara emas
Pinalti pak Malango tak loyo cetak citra emas
Bunda Asrina torehkan bimbingan beradu usik kalbu
Menyingkap tabir moral kelabu tak tabu
Senandung paradigm pak Rusli menuai rindu
Melantunkan melodi syahdu menentramkan kalbu
Mencipta rekarnasi ahlak bersahaja tak layu
Bahkan I love you bapak Agustinus
Dalam kolam jiwa membiru merayu
Lahirkan nurani emas

Ahoiii…. SMANSA emas


Ini langkahmu tiap bercak
Tetes keringat asa bersorak
Beringas jiwa telah memuncak
Karakter pemimpin dan guru mengajak
Parker hati berbaur tehnologi dimensi asing karismatik

Ahoiii… SMANSA emas


Jiwa dipompa PR banyangi tugas
UH menyapa otak terperas
UTS ikut serta menghendus ganas
UAS tak puas ikut beringas
CBT tak kalah melenguh berkeliat berkelindan dalam gulungan warna
aroma buas
Meski didulang remedial kau tetap generasi emas

17
SEMANSA aku mencari hati untuk berbagi
Tentang rasa yang pernah gelisah
Yang pernah resah
Yang pernah gundah
Dibuai cinta sebatas hasrat
Dicerca dipuji mencari jati diri
Dari lagu,puisi,hingga sinetron basi
Dalam jilatan asmara yang sesaat
Mencari cinta yang malu-malu
Yang ragu berdetak pilu
Lewat rintihan dedaunan,yang diinjak-injak butiran hujan
Yang sebentar menggeliat
Yang sebentar nikmat
Mungkinkah cinta dipersembahkan untuk kekasih yang mencari
harapan

Ahoiii… SMANSA emas


Tetaskan generasi emas
Tak terkira banyak batu kau jadikan tugu
Layaknya dirimu kuat menahan generasi kini dan nanti

18
INDONESIA BERPADU
Zuriati Daulay

Kilas balik memo di dasar dahulu kala


Himne Indonesia raya berkumandang di antero nusantara
Ibu pertiwi merona bertahta prasasti aksara pallawa
Dianugerahi insan berbudi mulia,serampak menyungging tawa
Kepak sayap burung garuda mencekram kokoh bangsaku tak ingin
merenggang nyawa
Indonesia anak bangsa generasi beradat bermartabat
Horas!
Akulah orang Batak berwatak yang tak akan tersentak
Walau digertak perbedaan SARA pemberontak
Harahap aku sigap agar tak buta pada beda budaya membawa derita
Tambunan aku menahan beban untuk menjadi andalan
Sinaga aku berjaga untuk pusaka bangsa
Agar tetap berharga karenaaku orang bermarga milik Indonesia

Pak ketipak ketipung, suara gendang bertalu-talu


Ahooiiiiii…amboii…….ahoooiiiii
Jajaran budaya melayu tegak mendayu
Jari lentik dara melayu
Merajut persatuan bangsa tanpa ragu
Akulah bang alang pewaris asa hang tuah membuka belenggu
durjana bisu
Akulah bang Buyung pewaris Mariam puntung lentera cipta dekadensi
moral terpadu
Akulah uteh titisan puteri hijau rekarnasi akhlak bersahaya yang ayu
Takkan lenyap terhempas angin,tenggelam ditelan lautan Indonesia
membiru

Berdiri di tanah multikultural


Dimana etnosentrisme tak dijunjung
Pecal ku kecap nasi padang kurasa
Tari kecak ku dekap reok ponerego pun kupunya

19
Bergaul dengan Menado, Aceh, sampai beta punya rasa
Dari Sumatra Irian sudut Indonesia kurangkai bunga,kurapal-rapal
puja
Ranum bangsa dilumat generasi muda
Inilah aku generasi yang mengenyam pekik merdeka

Ini kali bukan reka cipta


Meski petir menyambar kabut gulita menyapada
Tahta Indonesia dijunjung mulia
Persatuan diagungkan konflik SARA dilenyapkan
Akulturasi berlangsung membawa kedamaian
Beragam dan beraneka tidak sebuah hambatan
Melainkan pemenuhan insan terhadap perbedaan
Berbeda bukan berarti perpecahan
Berbeda berarti berdampingan

Yaaa Robbi yaaaa tuhan kami


Bekam berahi dalam ceruk kalbu
Meski hasrat melagu pilu
Ini gelanggang tempat kita berperang
Mendung-terang,susah-senang,kalah-menang pasti datang
Menyebarkan riak pada pusat jantungku
Merangkai alur kehidupan yang berdetak
Yang menepis KKN,koruptor cendala purba
Yang meredam sesengguk budak negri terjarah
Yang menyulut obor di atas rebung koruptif
Yang bersenandung paradigma RI
Yang mencekram kokoh Pancasila
Meski rumit tabir bersatu mendegup dada
Meski tapak penguasa tampakkan taring kuasa
Biarkan persatuan kesatuan kokoh dilangkah kami

Yaaa Robbi yaaaa tuhan kami


Hadirkan idealisme bukan rasisme di hati kami
Kubungkus rapi dan kukirim lewat sebait doa
karena, tinta goresanmu Indonesia adalah kencana
20
Akhirnya kuungkap sakral petuah
Mari generasi perubah bangsa!
Mari generasi pelurus bangsa!
Bersama mewujudkan asa!
Sebab Indonesiamu,Indonesiaku,Indonesia kita jaya!

21
PILAR MUHAMMAD
Buah pena Zuriati Daulay

Pilar Islam tertanam digenerasi


Parkir hati berbaur dimensi asing
Sepertinya dunia sangat menginginkan mu ya Habibullah
Lantunan Quran senandung mengikis hitam dihati ummat yang kelam

Pilar mu ya habibullah
Jadikan gelanggang tempat kami berperang
Berantas kebodohan,berantas akhlak hina durjana
Berantas sesal,berantas kafir bertopeng tehnologi
Berjalankah
Berlarikah
Tafakurkah
Marilah

Sholat untaian asma Allah


Mendaki jurang kemunafikan
Merenangi samudra ilmu dan teknologi
Meremuk redamkan sebongkah kemunafikan anak negeri
Menahan pepohonan teguhkan generasi Islam yang amanah

Pilar perintis tonggak sholat


Tak terkira banyak batu kau jadikan tugu
Merangkai alur kehidupan yang berdetak
Layaknya Quran kuat menahan generasi kini dan nanti
Lentera cipta dekadansi moral
Jadikan Muhammad bulan penuntun lautan samudra generasi
jalan_Mu yaa robbi
Zambrut iman tetap bertahta di kepala generasi membalut

Telak kubaca firman Mu Ya…..‘aliiim


Telah pula ku pahat firman Mu Ya….. aziiiz

Ingatku langkah generasi tutupi nurani


22
Ingatku janji eksekutif teringkari
Ingatku sarkastik tersembunyi
Ingatku amanah rakyat terludahi
Ingatku jua embun kan ditelan mentari
Bakar lalang istana paradigm ruang rongga dada

Usahkan dera merasuk raga


Untaian ilmu terbalut di dada
Ubahkan cinta ke asa generasi
Ruah kemunafikan tutupi jilbab di denyut nadi
Ulahkan asa bersemayam di sukma
Ukirkan sajadah tertatap di mata
Umpamakan pena menuntun kalam cinta
Usungkan dada di bara menyala
Mencipta rekarnasi akhlak yang bersahaja

23
ESTAFET KELU

Mentari menyingsing alur kehidupan genting


Kicauan generasi melengking memecah pagi hening
Tapak kaki penguasa menyusuri fana yang kering
Tetesan embun basahi nurani tak bergeming
Terkungkung terpelanting berbaur budaya asing
Dimamah generasi Islam yang tak ambil pusing

Mozaik kehidupan kafir dilakonkan amat apik


Dirangkai gema tehnologi berbalut sarkastik
Sarat makna melankolis penuh taktik
Membelai sukma jiwa yang munafik
Bertopeng Islam dengan karismatik

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Tangan generasi kecil mungil menengadah


Bawa sajadah
Dekadasi moral karismatik hijab dan kupiah
Berbalut debu selempang sampah
Batin goyah menjerit hingga berdarah
Mengharap sadar pemimpin Islam yang bersumpah
Raib di telan angin seonggok amanah

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Racuni nafsu kian beradu usik kalbu


Menyingkap tabir hijab kelabu tak tabu
Senandung ekstasi sabu-sabu menuai rindu
Melantunkan melodi syahdu menyayat kalbu
Ubah budaya hingga layu

24
Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Ya….Robbi
Beri kami kekuatan dan harga diri
Jiwa dan tangan kecil kami yang masih suci
Merintih disentuh penguasa berbelati
Mengikrarkan senandung perih penyakit hati
Menggapai berkodi asa nan semampai
Melumpuhkan gelombang durjana tanpa budi
Meski berbadai tak bercerai
Dengan Quran dan Hadist Rosul langkah nurani
Siddik amanah pesona protatip dambaan sang Kholik

Ku abaikan rumahmu musholah ibbnu sina yaaaa Robbi


Berat nian kusisihkan sebagian rahmat yang kau beri ya rahmaaan
Hamba lebih memilih asasoris dunia
Meski kutahu itu hanya kerlap-kerlib setan durjana

Ya Rohiiim
Kuabaikan infak musholah tempat tundukku pada Mu yaaa akbar
Kusujudkan keningkan dihamparan sajadah yang tak layak ku bentang
Kusucikan diriku meski kutahu di air yang tak suci

Kuangkat takbir ke kiblat yang ku tak tahu arahnya

Begitu banyak rezki yang kau bei ya Rahmaaaan


Astagfirulllah Alaziiiim
Tetap saja kutepis tangan untuk mendirikan istanamu Ya
Mujibassailiiin

Meski jua kutahu


Andai kau jabut rezki dari tangan hamba,dari ayah bunda
Adakah kekuatan yang dapat mengembalikannya
25
Yaaaaa robb
Bukakan hati hamba untuk mensyukuir rezki_mu Ya rohmaaan
Ringankan tangan hamba membagi rezki membentuk istana-Mu yaa
rahmaaan

Yaaa Rahmaaan
Lapangkan rezki bagi kami untuk menegakkan Musholah Ibnu Shina
tercinta

26
PILAR MUHAMMAD
Zuriati Daulay

Sholatullah Salamullah Ala thoha rasulillah


Sholatulllah Salamulllah yasiiin ha bibillah

Perjalananmu ya Habibullah
Menjemput sholat dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho
Penuntun kami generasi Islam
Parkir hati berbaur dimensi asing
Jadikanmu ya Habibullah lentara segenap generasi
Lantunan Quran senandung mengikis hitam dihati ummat yang kelam

Hijrahmu ya habibullah
Jadikan gelanggang tempat kami berperang
Berantas kebodohan,berantas akhlak hina durjana
Berantas sesal,berantas kafir bertopeng tehnologi
Berjalankah
Berlarikah
Tafakurkah
Marilah

Subbhanallah Walhamdulillah walailahaillah huwallah huakbar

Sholat untaian asma Allah


Mendaki jurang kemunafikan
Merenangi samudra ilmu dan teknologi
Meremuk redamkan sebongkah kemunafikan anak negeri
Menahan pepohonan teguhkan generasi Islam yang amanah

Telak kubaca firman Mu Ya…..‘aliiim


Telah pula ku pahat firman Mu Ya….. aziiiz

Ingatku langkah generasi tutupi nurani


Dengarku muazim memanggilku keribaan-Mu
Sadarku berjuta nikmat-Mu berpura tak kurasa
27
Ingatku amanah terludahi
Ingatku jua embun kan ditelan mentari
Bakar lalang istana paradigm ruang rongga dada

Kutahu pula yaaaa Kholik


Mozaik kehidupan kafir dilakonkan amat apik
Dirangkai gema tehnologi berbalut sarkastik
Sarat makna melankolis penuh taktik
Membelai sukma jiwa yang munafik
Bertopeng Islam dengan karismatik

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Ku abaikan panggilan sholat tundukkan kepala pada-Mu ya robbi


Tak terbiasa menengadahkan tangan
Angkuhnya harga diri
Dekadasi moral karismatik hijab dan kupiah
Berbalut debu selempang sampah
Batin goyah menjerit hingga berdarah
Menunduk harap limpahan kasih-Mu
Memohon ampunan

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah
Racuni nafsu kian beradu usik kalbu
Menyingkap tabir hijab kelabu tak tabu
Senandung ekstasi sabu-sabu menuai rindu
Melantunkan melodi syahdu menyayat kalbu
Ubah budaya hingga layu

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Ya….Robbi
Beri kami kekuatan dan harga diri
28
Jiwa dan tangan kecil kami yang masih suci
Merintih disentuh penguasa berbelati
Mengikrarkan senandung perih penyakit hati
Menggapai berkodi asa nan semampai
Melumpuhkan gelombang durjana tanpa budi
Meski berbadai tak bercerai
Dengan Quran dan Hadist Rosul langkah nurani
Siddik amanah pesona protatip dambaan sang Kholik

Surah Arrahman

Astaghfirullah rabbal baroyan


Astahgfirulllah minal khothoyan

Ku abaikan rumahmu musholah ibbnu sina yaaaa Robbi


Berat nian kusisihkan sebagian rahmat yang kau beri ya rahmaaan
Hamba lebih memilih asasoris dunia
Meski kutahu itu hanya kerlap-kerlib setan durjana

Ya Rohiiim
Kuabaikan infak musholah tempat tundukku pada Mu yaaa akbar
Kusujudkan keningkan dihamparan sajadah yang tak layak ku bentang
Kusucikan diriku meski kutahu di air yang tak suci
Kuangkat takbir ke kiblat yang ku tak tahu arahnya yaaa akbar

Begitu banyak rezki yang kau bei ya Rahmaaaan


Astagfirulllah Alaziiiim
Tetap saja kutepis tangan untuk mendirikan istanamu Ya
Mujibassailiiin

Meski jua kutahu


Andai kau cabut rezki dari tangan hamba,dari ayah bunda
Adakah kekuatan yang dapat mengembalikannya
Astagfirulllah Alaziiiim

29
Yaaaaa robb
Bukakan hati hamba untuk mensyukuir rezki_mu Ya rohmaaan
Ringankan tangan hamba membagi rezki membentuk istana-Mu yaa
rahmaaan

Yaaa Rahmaaan
Lapangkan rezki bagi kami untuk menegakkan Musholah Ibnu Shina
Tempat sykur kami kepada-Mu

PILAR MUHAMMAD
Zuriati Daulay
30
Sholatullah Salamullah Ala thoha rasulillah
Sholatulllah Salamulllah yasiiin ha bibillah

Pilar Islam tertanam digenerasi


Parkir hati berbaur dimensi asing
Sepertinya dunia sangat menginginkan mu ya Habibullah
Lantunan Quran senandung mengikis hitam dihati ummat yang kelam

Pilar mu ya habibullah
Jadikan gelanggang tempat kami berperang
Berantas kebodohan,berantas akhlak hina durjana
Berantas sesal,berantas kafir bertopeng tehnologi
Berjalankah
Berlarikah
Tafakurkah
Marilah

Subbhanallah Walhamdulillah walailahaillah huwallah huakbar

Sholat untaian asma Allah


Mendaki jurang kemunafikan
Merenangi samudra ilmu dan teknologi
Meremuk redamkan sebongkah kemunafikan anak negeri
Menahan pepohonan teguhkan generasi Islam yang amanah

Telak kubaca firman Mu Ya…..‘aliiim


Telah pula ku pahat firman Mu Ya….. aziiiz

Ingatku langkah generasi tutupi nurani


Ingatku janji eksekutif teringkari
Ingatku sarkastik tersembunyi
Ingatku amanah rakyat terludahi
Ingatku jua embun kan ditelan mentari
Bakar lalang istana paradigm ruang rongga dada

31
Mozaik kehidupan kafir dilakonkan amat apik
Dirangkai gema tehnologi berbalut sarkastik
Sarat makna melankolis penuh taktik
Membelai sukma jiwa yang munafik
Bertopeng Islam dengan karismatik

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Tangan generasi kecil mungil menengadah


Bawa sajadah
Dekadasi moral karismatik hijab dan kupiah
Berbalut debu selempang sampah
Batin goyah menjerit hingga berdarah
Mengharap sadar pemimpin Islam yang bersumpah
Raib di telan angin seonggok amanah

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Racuni nafsu kian beradu usik kalbu


Menyingkap tabir hijab kelabu tak tabu
Senandung ekstasi sabu-sabu menuai rindu
Melantunkan melodi syahdu menyayat kalbu
Ubah budaya hingga layu

Astaghfirullah Al Aziiiiim
Lahaula walakuata illabillah

Ya….Robbi
Beri kami kekuatan dan harga diri
Jiwa dan tangan kecil kami yang masih suci
Merintih disentuh penguasa berbelati
Mengikrarkan senandung perih penyakit hati
Menggapai berkodi asa nan semampai
Melumpuhkan gelombang durjana tanpa budi
32
Meski berbadai tak bercerai
Dengan Quran dan Hadist Rosul langkah nurani
Siddik amanah pesona protatip dambaan sang Kholik

Surah Arrahman

Astaghfirullah rabbal baroyan


Astahgfirulllah minal khothoyan

Ku abaikan rumahmu musholah ibbnu sina yaaaa Robbi


Berat nian kusisihkan sebagian rahmat yang kau beri ya rahmaaan
Hamba lebih memilih asasoris dunia
Meski kutahu itu hanya kerlap-kerlib setan durjana

Ya Rohiiim
Kuabaikan infak musholah tempat tundukku pada Mu yaaa akbar
Kusujudkan keningkan dihamparan sajadah yang tak layak ku bentang
Kusucikan diriku meski kutahu di air yang tak suci
Kuangkat takbir ke kiblat yang ku tak tahu arahnya yaaa akbar

Begitu banyak rezki yang kau bei ya Rahmaaaan


Astagfirulllah Alaziiiim
Tetap saja kutepis tangan untuk mendirikan istanamu Ya
Mujibassailiiin

Meski jua kutahu


Andai kau jabut rezki dari tangan hamba,dari ayah bunda
Adakah kekuatan yang dapat mengembalikannya
Astagfirulllah Alaziiiim

Yaaaaa robb
Bukakan hati hamba untuk mensyukuir rezki_mu Ya rohmaaan
Ringankan tangan hamba membagi rezki membentuk istana-Mu yaa
rahmaaan
33
Yaaa Rahmaaan
Lapangkan rezki bagi kami untuk menegakkan Musholah Ibnu Shina
Tempat sykur kami kepada-Mu

TITISAN SANG DEWANTARA


Zuriati Daulay

Ibu bapak guru pahlawan cendikia…….


Dari sudut jiwa kurangkai bunga,kurapal-rapal puja
Memekur manikam segala jasa
34
Harummu semerbak di belantara jiwa
Jasamu terngiang memecah kemelut sukma
Budimu menyala nirmala segala insan
Hymne Pahlawan Cendekia, Hymne dari antero deli serdang
Ibu bapak guru pahlawan cendikia…….
Refleksi diriku merenung dibawah tudung bentala-menyala
Inilah aku pelajar yang mengenyam cecar dari buram harapan
Aku butuh insan lebih dari sekadar peredam cecar dan ruar
Penyambung keberhasilan, penggurat masa depan
Dan muara ku sua bersama kau, duhai pahlawan cendekia
Kau pecah hening alam yang berderik hampa
Kau obah benang hitam yang menjuntai berarak selimuti mega raya
Dan kau pijar lentera semangat berkarya

Beliak mata dijejal segala amunisi tahu


A..B..C aku terbebas dari kungkungan aksara
1..2..3 aku menakluk lihai tuna-angka
Ini b-u bu d-i di aku lepas dari palungan gagap bicara
Takzim bertutur terpatri pada jiwa
Lika-liku batin meraba rupa buana
Kami kaum yang belum matang menerawang arah mengikuti zaman
Masa depan diambang layang kesirnaan
Urunglah gamam gelisah wahai pelita bangsa
Hadir mereka menanamkan budi mulia
Rasa labil beruntut tingkahku mulai meronta
Tanpa dipinta kauiring daku keladang asa

Ini prasasti ku semat di atas abdimu titisan sang dewantara


Menepis cendala purba
Meredam sesengguk budak Deli serdang
Menyulut obor reformasi di atas rebung muda-muda cendikia
Gejolak kawula seketika melejit penuh tekad mencari tahta
Dan terhuyung lantaran ranah sekolah suguhkan potret lama
Baharu tanahku bersemarak dogma transisi Pallawa

35
Rajawali melepas paruh tumpul, bulu lusuh, hengkang dari segala buta
Menjelma murai-murai di langit khatulistiwa
Memperbaiki tradisi yang menyalahi akal dan sukma
Kini aku dan kaumku siap menikmati buah dari benih kerja keras
untuk ladang ilmu
Titisan Dewantara penenun pendidikan penghasil seragam nan baik
Titisan Dewantara arsitek ahlak mulia yang telah membangun pilar-
pilar pendidikan
Sang Dewantara pahlawan perwujudan asa para penggarap tanah air
yang akan datang
Pengrajin yang akan menuai insan mahakarya yang matang
Menolong pelita bangsa untuk menghidupkan lentera pendidikan
sebagai penerang
Bagi kecakapan bangsa yang akan datang

25 November ini haruslah menjadi tanggal penerus cita tonggak


sejarah baru tolak harapan bagi sang dewantara penerus cendikia
bangsaku
Saat pendidikan bermutu terus melaju
Ladangku membutuhkan penabur benih cendikiawan yang
mempunyai strategi
Untuk menciptakan buah generasi muda yang baik yang tak kalah
saing dengan buah di lain negeri

Mari generasi perubah bangsa!


Bersama mewujudkan asa
Membantu titisan Dewantara ibunda Wastianna Harap perwujudan
asa
Merajut seragam pendidikan Deli Serdang nan jaya
Namun, sesungguhnyalah aku tak patut merasa terusik
Sang Khalik telah mengirimkan penabur benih apik yang akan
menciptakan buah siap petik
Adalah ayahanda Hazhari Tambunan yang mempunyai taktik unik
untuk menciptakan buah yang cantik
Seperti Sang Dewantara Ibu bapak guruku Pahlawan yang hebat

36
Akhirnya kuungkap sakral petuah titisan dewantara
“Guru tiada bisa membenci siswa, tiada pula bisa membenci harapan
asa”
Jaya Pahlawan Cendekia, Hymne dari antero deli serdang jaya

TITISAN SANG DEWANTARA


Aldo Stepanus Dedi Ardianto Zuriati Daulay

Ibu bapak guru pahlawan cendikia…….


Dari sudut jiwa kurangkai bunga,kurapal-rapal puja
Memekur manikam segala jasa
37
Harummu semerbak di belantara jiwa
Jasamu terngiang memecah kemelut sukma
Budimu menyala nirmala segala insane
Hymne Pahlawan Cendekia, Hymne dari antero deli serdang
Ibu bapak guru pahlawan cendikia…….
Refleksi diriku merenung dibawah tudung bentala-menyala
Inilah aku pelajar yang mengenyam cecar dari buram harapan
Aku butuh insan lebih dari sekadar peredam cecar dan ruar
Aku butuh mereka, sang pengajar
Penyambung keberhasilan, penggurat masa depan
Dan muara ku sua bersama kau, duhai pahlawan cendekia
Kau pecah hening alam yang berderik hampa
Kau obah benang hitam yang menjuntai berarak selimuti mega raya
Dan kau pijar lentera semangat berkarya

Kilas balik ‘tika terputar memo di dasar dulu


Lugu tindakku diluap tulus sang pengungkap ilmu
Beliak mata dijejal segala amunisi tahu
A..B..C aku terbebas dari kungkungan aksara
1..2..3 aku menakluk lihai tuna-angka
Ini b-u bu d-i di aku lepas dari palungan gagap bicara
Takzim bertutur terpatri pada jiwa
Lika-liku batin meraba rupa buana
Rumit aljabar mendegup dada
Dalil Newton tampakkan taring kuasa
Logaritma, eksponen, kalkuluscapai limit otakkusudah
Termodinamika, hidrostatikameluappenuhgayamembebang
Tidak serupa Einstein kami diperbudak ilmu
Kami kaum yang belum matang menerawang arah mengikuti zaman
Masa depan diambang layang kesirnaan
Urunglah gamam gelisah wahai pelita bangsa
Hadir mereka menanamkan idealisme bukan rasisme
Rasa labil beruntut tingkahku mulai meronta
Tanpa dipinta kauiring daku keladang asa
38
Ini prasasti ku semat di atas abdimu titisan sang dewantara
Sesudah kau pampang guratan dahi luka-luka
Menepis cendala purba
Meredam sesengguk budak Deli serdang
Menyulut obor reformasi di atas rebung muda-muda cendikia
Gejolak kawula seketika melejit penuh tekad mencari tahta
Dan terhuyung lantaran ranah sekolah suguhkan potret nama
Bak pelita malam dalam gigirnya pekat
Baharu tanahku bersemarak dogma transisi Pallawa
Seruling nafiri bak lantunkan bahana pencetak asa
Rajawali melepas paruh tumpul, bulu lusuh, hengkang dari
segalajahiliyah
Menjelma murai-murai di langit khatulistiwa
Memperbaiki tradisi yang menyalahi akal dan sukma
Kini aku dan kaumku siap menikmati buah dari benih kerja keras
untuk ladang ilmu
Titisan Dewantara penenun pendidikan penghasil seragam nan baik
Titisan Dewantara arsitek ahlak mulia yang telah membangun pilar-
pilar pendidikan yang apik
Sang Dewantara pahlawan perwujudan asa para penggarap tanah air
yang akan datang
Pengrajin yang akan menuai insan mahakarya yang matang
Menolong pelita bangsa untuk menghidupkan lentera pendidikan
sebagai penerang
Bagi kecakapan bangsa yang akan datang

25 November ini haruslah menjadi tanggal penerus cita tonggak


sejarah baru tolak harapan bagi sang dewantara penerus cendikia
bangsaku
Sumbangsih terhadap kemajuan ilmu
Saat pendidikan bermutu terus melaju
Ladangku membutuhkan penabur benih cendikiawan yang
mempunyai strategi
Untuk menciptakan buah generasi muda yang baik yang tak kalah
saing dengan buah di lain negeri
39
Mari generasi perubah bangsa!
Bersama mewujudkan asa
Membantu titisan Dewantara ibunda Wastianna Harap perwujudan
asa
Merajut seragam pendidikan Deli Serdang nan jaya
Namun, sesungguhnyalah aku tak patut merasa terusik
Sang Khalik telah mengirimkan penabur benih apik yang akan
menciptakan buah siap petik
Adalah ayahanda Hazhari Tambunan yang mempunyai taktik unik
untuk menciptakan buah yang cantik
Seperti Sang Dewantara Ibu bapak guruku Pahlawan yang hebat

Akhirnya kuungkap sakral petuah titisan dewantara


“Guru tiada bisa membenci siswa, tiada pula bisa membenci harapan
asa”
Jaya Pahlawan Cendekia, Hymne dari antero deli serdang jaya

PENYULUT NURANI
Dedi Ardianto,Zuriati Daulay

Dihusung ke bentala peradaban Indonesia Raya


Alam merdeka,di ranah seribu budaya
Ibu pertiwi merona bertahta prasasti aksara pallawa
40
Dianugerahi insan berbudi mulia,serampak menyungging tawa

Malaikat pertiwi berdiri di antara kelam nurani suram


Bersimpuh di telapak penguasa semu
Membanting tulang sia-sia
Tiada sempat mencecap langit senja usia
Mereka menahan badik derita
Yang menohok dada betapa perihnya

Mereka petani,nelayan,pedagang,pengusaha
yang berkali bertanya “dimana keadilan?”
Sanggat tiada menahu “apa KKN?”

Ini kali bukan reka cipta


Saat puspawarna beradu dalam akut nestapa
Helatan lengkara diatas jana bejana mega
Terlalu lentur dibuas prahara negara
Yang menyengam tunas bangsa di trotoar temaram asa
Yang memagut nelangsa tak berkesudahan
Di geladak buntu pejabat publik menyimpang
Pejabat yang sembunyi di balik bilik kelompong
Enggan menginsafi guratan bordir di sumpah jabatan

Nelangsa kelam membuai koruptor sehitam arang


KKN melengkuh tak sabar menabuh genderang
kejujuran organ vital bangsaku direngut binatang jalang
Nestapa terukir membunuh generasi bangsaku sekarang
Nurani hangus binasa ditelan bongkah serakah manusia ciptaan tuhan

Korupsi yang meradang


KKN yang terbebang
Koruptor suguhi bangkai durjana usang
Di kolong-kolong kandang
Ini ku bawakan wiracarita
Ganjaran dongkolnya nalar pikiran

41
Indonesia yang makin purba
Kehilangan remang nirmala
Semasa ardi impikan secekak pelita
Tatkala tunas bangsa
Digerus kemarau akal janabijana

Tangisan orok lahir dari rahim bijaksana


Bak petir menyambar kabut gulita menyapada
Ia lah pahlawan cendikia
Ksatria legion keluhan Nusantara
Yang menepis,KKN,koruptor cendala purba
Yang meredam sesengguk budak negri terjarah
Yang menyulut obor di atas rebung koruptif
Senandung paradigma RI
Dari tembang pekat darah korupsi
Yang memacul intelegensi
Tiada lagi sebatang tubuh digelung angkara api
Numera mati, cendikiawan menjelajah nusantara

Di tengah bentala globalisasi pejabat abadi


Nurani generasi terbalut desau nurani
Yang menyejukkan peraja hingga berabad nanti

Lihat kini…
Nurani generasi sematkan cikal good govermance

42
SANG PEMIMPIN
Karya : Aldo stepanus,Zuriati daulay

Bapak Badaruddin Tarigan …..


Menoleh kembali ke masa lampau dan melihat betapa pilar sejarah
pendidikan SMANSAku
Mengingat betapa gigihnya perjuangan bapak memulai system
pengajaran bermutu

43
Kita jalan sama meski sudah larut
Di SMANSA Kita tembus kabut
Ini gelanggang tempat kita berperang
Mendung-terang,susah-senang,kalah-menang
Pasti datang
Sebelum senja membentang
Prestasi siswa sudah di pegang
Monument ilmu ahlah mulia pula Bapak panjang
Tower internet pula menjulang

Bapak Badaruddin Tarigan


Berulang-ulang Bapak intai-intai
Terus-menerus bapak telah gapai
Infokus,tanah luas pula bapak capai
Di antara sela-sela huruf sajak dalam lokal ini
Bapak tak akan letih-letihnya mencari
Dalam ruang pusaran pilihan yang merambat
yang sebentar-sebentar rumit
Bapak terus cari celah yang tepat
Lewat celah-celah yang bergemeretak cepat
Tukar wajah lokal dimakan hujan bertahun-tahun
tukar daun-daun melayang menggersangkan pandangan
untuk tempat embun menitik di ujung dedaunan.
Yang meneteskan kepastian
Bapak tak pernah kehilangan harapan

Bapak Badaruddin Tarigan


Karakter pemimpin dan guru mengajak
Parkir hati berbaur tehnologi dimensi tehnologi karismatik
CBT pula Bapak iring kami kearah sukses bertaktik
Memperbaiki tradisi yang menyalahi akal dan sukma
Kini aku dan kaumku hanya tinggal menikmati buah dari benih kerja
keras bapak untuk ladang ilmu
Bapak penenun pendidikan SMANSA telah menghasilkan seragam
nan baik

44
Bapak jua arsitek SMANSA yang telah membangun pilar-pilar
pendidikan yang apik
Sang Dewantara pahlawan perwujudan asa para penggarap tanah air
yang akan datang
Pengrajin yang telah menghasilkan insan mahakarya yang matang
Menolong pelita bangsa untuk menghidupkan lentera pendidikan
sebagai penerang
Bagi kecakapan bangsa yang akan datang

Bapak Badaruddin Tarigan namamu terpatri sebagai monument di hati


kami

5 September ini haruslah menjadi tanggal penerus cita tonggak sejarah


baru tolak harapan bagi pimpinan SMANSAku
Bapak ………………..peneerus dunia ilmu SMANSA
Sumbangsih terhadap kemajuan ilmu
Saat pendidikan bermutu terus melaju
Ladangku membutuhkan penabur benih cendikiawan yang
mempunyai strategi
Untuk menciptakan buah generasi muda yang baik yang tak kalah
saing dengan buah di lain negeri
Mari generasi perubah bangsa!
Bersama mewujudkan asa
Membantu Dewantara bapak ………….. perwujudan asa
Merajut seragam pendidikan
Namun, sesungguhnyalah aku tak patut merasa terusik
Sang Khalik telah mengirimkan penabur benih apik yang akan
menciptakan buah siap petik
Adalah bapak………… yang mempunyai taktik unik untuk
menciptakan buah yang cantik
Seperti Sang Dewantara Pahlawan yang hebat

SANG LEGENDARIS
Kaarya Zuriati Daulay

Kakanda alumni smansa …..


45
Menoleh kembali ke masa lampau dan melihat betapa pilar sejarah
pendidikan SMANSAku
Mengingat betapa gigihnya perjuangan kakanda membantu system
pengajaran bermutu

Kita jalan sama meski sudah larut


Di SMANSA Kita tembus kabut
Ini gelanggang tempat kita berperang
Mendung-terang,susah-senang,kalah-menang
Pasti datang
Sebelum senja membentang
Prestasi adinda sudah di pegang
Monument ilmu ahlah mulia kakanda pajang
Inspiratif pula kakanda dirikan menjulang

Kakanda alumni smansa …..


Berulang-ulang kakanda intai-intai
Terus-menerus kakanda telah ikut gapai
Gapura ,tanah luas pula kakanda ikut capai
Di antara sela-sela huruf sajak dalam perjalanan kini
Kakanda tak akan letih-letihnya mencari
Dalam ruang pusaran pilihan yang merambat
yang sebentar-sebentar rumit
Kakanda terus cari celah yang tepat
Lewat celah-celah yang bergemeretak cepat
Tukar wajah generasi dimakan hujan bertahun-tahun
tukar daun-daun melayang menggersangkan pandangan
untuk tempat embun menitik di ujung dedaunan.
Yang meneteskan kepastian di istana tuhan
Untuk kami Kakanda jangan pernah kehilangan harapan

Kakanda alumni smansa …..


Karakter pemimpin dan alumni mengajak
Parkir hati berbaur iman dimensi tehnologi karismatik
Alumni sukses kakanda iring kami kearah sukses bertaktik

46
Memperbaiki tradisi yang menyalahi akal dan sukma
Kini aku dan kaumku hanya tinggal menikmati buah dari benih
karisma nama akbar kakanda ukir
Kakanda penenun generasi SMANSA telah menghasilkan seragam
nan baik
kakanda jua arsitek SMANSA yang telah membangun pilar-pilar
prasasti yang apik
Sang legendaries perwujudan asa para penggarap generasi yang akan
datang
Pengrajin yang kelak menghasilkan insan mahakarya yang matang
Menolong pelita generasi untuk menghidupkan lentera iman sebagai
penerang
Bagi kecakapan alumni smansa yang akan datang

Kakanda legendaris alumni smansa Ifan Rizal


Ini kali bukan reka cipta
Saat puspawarna beradu dalam akut gempita
Yang menyengam tunas bangsa di trotoar semarak asa
Yang memagut nelangsa tak berkesudahan
Kehilangan remang nirmala
Semasa ardi impikan secekak pelita
Tatkala tunas smansa
Digerus kemarau akal janabijana
Kakanda semaikan tekad secekak pelita alumni nan bijak

Kakanda alumni smansa Ifan Rizal namamu terpatri sebagai


monument di hati kami

14 November ini haruslah menjadi tanggal penerus cita tonggak


sejarah baru tolak asa bagi kiprah alumni SMANSA ku
Kakanda Taufik Rizal penerus generasi SMANSA
Sumbangsih terhadap kemajuan smansa
Saat pendidikan bermutu terus melaju
Ladangku membutuhkan penabur benih cendikiawan yang
mempunyai strategi
47
Untuk menciptakan buah generasi muda yang baik yang tak kalah
saing dengan buah di lain negeri
Mari generasi alumni smansa perubah bangsa!
Bersama mewujudkan asa
Membantu Bapak Ramli Siregar perwujudan asa
Merajut seragam pendidikan
Namun, sesungguhnyalah aku tak patut merasa terusik
Sang Khalik telah mengirimkan penabur benih apik yang akan
menciptakan buah siap petik
Adalah kakand Taufik Rizal yang pasti mempunyai taktik unik untuk
menciptakan buah generasi alumni smansa yang cantik
Seperti kiprah kakanda Idris Sinaga pahlawan komite smansa yang
hebat

SEBAB KAU PAHLAWAN

Kilas balik ‘tika terputar memo di dasar dulu kala


Tahta bangsa dijamah loba
Ranum bangsa dilumat durjana
Doktrin aksara dibenam angkara
Lika-liku batin meraba rupa buana
Imperialisme meraung dibawah tudung bentala-menyala
Generasi semarak kobarkan semangat gerilya
Kau pecah hening alam yang berderik amunisi kolonial durjana
Sudah tergores guratan luka-luka
Menepis cendala purba
Inilah aku generasi yang tak mengenyam pekik merdeka
Dari sudut jiwa kurangkai bunga,kurapal-rapal puja
Memekur manikam segala jasa
Takzim bertutur terpatri pada jiwa
Harummu semerbak di belantara
Jasamu terngiang memecah kemelut sukma
Dan muara ku sua bersama kau, duhai pahlawan
Tanpamu takkan merindu indung menaung pusaka kurasa
Tanpamu takkan negeri merdeka kusua
Sebab kau pahlawan kemerdekaan
48
Sang Dewantara perwujudan asa
Penenun pendidikan seragam nan baik
Arsitek ahlak mulia pembangun pilar-pilar pendidikan yang apik
Menyulut obor reformasi di atas rebung muda-muda cendikia
Gejolak kawula seketika melejit penuh tekad mencari tahta
Baharu bangsaku bersemarak dogma transisi aksara
Pengrajin penuai insan mahakarya yang matang
Seruling nafiri bak lantunkan bahana pencetak asa
Inilah aku generasi yang mengenyam cecar dari buram harapan
Rasa labil beruntut tingkahku mulai meronta
Beliak mata dijejal segala amunisi tahu
Tanpa dipinta kauiring daku keladang asa
Tanpamu adakah anak negeri pencipta tercipta ?
Sebab kau pahlawan tanpa tanda jasa

Ini ku bawakan wiracarita


Ganjaran dongkolnya nalar pikiran
Saat puspawarna beradu dalam akut nestapa
Yang menyengam tunas bangsa di trotoar temaram asa
Yang memagut nelangsa tak berkesudahan
Di geladak buntu pejabat publik menyimpang
Enggan menginsafi guratan bordir di sumpah jabatan
Nelangsa kelam membuai koruptor sehitam arang
KKN melengkuh tak sabar menabuh genderang perang
kejujuran organ vital bangsaku direngut politikus jalang
Nurani hangus binasa ditelan bongkah serakah manusia ciptaan tuhan
Korupsi meradang
KKN terbebang
Koruptor suguhi bangkai durjana usang
Di kolong-kolong kandang

Ini kali bukan reka cipta


Tangisan orok lahir dari rahim bijaksana
Bak petir menyambar kabut gulita menyapada
TNI pagar ayu bangsaku
49
DI udara kau gatot kaca penudung Indonesia baharu
Di lautan kau cermin Hang Tuah pelindung ibu pertiwi ayu
Di darat kau perisai Sisingamangaraja baharu
Terbekam berahi dalam ceruk kalbu
Meski senjata melagu pilu
Menderu lumpuhkan ekstasi sabu-sabu
Meredam sesengguk rezim mengabu
Tentara,Polisi,….siapun kamu
Menyebarkan riak pada pusat jantungku
Yang menepis KKN,koruptor cendala purba
Yang meredam sesengguk budak negri terjarah
Yang menyulut obor di atas rebung koruptif
Yang bersenandung paradigma RI
Dari tembang pekat darah korupsi
Tiada lagi sebatang tubuh digelung angkara api
Numera mati, prajurit sejati jelajah nusantara
Di tengah bentala globalisasi pejabat abadi
Hati generasi terbalut desau nurani
Yang menyejukkan peraja hingga berabad nanti
Inilah aku generasi lugu tuk bersatu
Inilah aku generasi yang tak mengenyam pertahanan padu
Terlalu lentur dibuas prahara negara kelu
Laksana akar patriotisme, merayap kokoh ranting persatuan
Tanpamu adakah negeri damai kurasa?
Sebab kau pahlawan kesatria legion patriot nusantara

Ibu pertiwi peraduan surga kian menyala


Inilah aku generasi yang belum matang menerawang arah mengikuti
zaman
Meski rumit tabir merdeka mendegup dada
Meski tapak penguasa tampakkan taring kuasa
Hadirmu menanamkan idealisme bukan rasisme
Ini prasasti kusemat di atas abdimu
Kubungkus rapi dan kukirim lewat sebait doa
Untuk segenap ladang
Para penggarap tanah air yang matang
50
Pelita bangsa penghidup lentera penerang
Pesenandung bahana reformasi berkumandang
Akhirnya kuungkap sakral petuah
Mari generasi perubah bangsa!
Mari generasi pelurus bangsa!
Bersama mewujudkan asa!
Sebab kau pahlawan Indonesia !

51

Anda mungkin juga menyukai