Anda di halaman 1dari 12

Puisi Valentine Untuk Pacar – Perahu itu –

Saat, keinginan berlayar tak tertahan

Kubawa hati mengarungi samudera nan terbungkus awan


Indah, seindah rasa menyelimuti harapan
Tentang asa, cita-cita dan masa depan

Kupenuhi perahu dengan segumpal CINTA


Kugantungi secercah cahaya sebagai penyerta
Kuhiasi dinding-dindingya dengan rindu yang sejuta
Kukayuh sesekali dengan cemburu dan air mata

Dan….
Ketika perahu terlalu sarat akan beban
Ketika terbentuk hasrat memiliki perahu tambahan
Ketika aku tak sanggup mengayuh sendirian

Aku tergulung ombak demikian kencang


Terguncang keras menerpa bebatuan karang
Meninggalkan cerita tentang harapan, terbuang
Mengikis gumpalan CINTA yang terlanjur memberi terang

Aku tenggelam
Perahuku karam
– Puisi Valentine Untuk Pacar – Merah, mawar merah –
Oh kekasih ku yang merah, merah mawar
Ini adalah awal musim semi di bulan juni
Oh kekasih ku yang seperti melodi
Ini merupakan permainan nada yang manis

Engkau adalah seni nan cantik, engkaulah gadisku


Terlalu dalam cinta yang kumiliki.
Dan aku akan tetap mencintaimu,sayangku
Hingga lautan menjadi kering

Hingga lautan menjadi kering, sayangku


Dan batu meleleh oleh matahari
Aku akan terus mencintaimu sayang ku
Sementara pasir akan berlari

Dan kau tetap cinta ku seorang


Dan aku akan datang lagi, cintaku
Walaupun jarak nya ribuan mil

– Puisi Valentine Untuk Pacar – Maukah menjadi kekasihku? –


Jadilah Valentine ku, untuk ku
Sepanjang hari selalu bersama mu
Seluruh hidupku takkan mampun mengaturnya
Namun senyummu membuatku mampu.

Menakhlukkan kesendirianku
Layaknya sebuah cayaha baru
Biarkan aku menjadi valentine mu
Dan menjadi milikmu

Membutuhkan apa yang bisa kuberi


Saling menguatkan, saling memberi
Dalam persahabatan dalam harmonisasi
Sekarang kau dan aku dalam alunan melodi

Saling membantu, saling menyinari


Kemana saja aku pergi
Kau tetap selalu di hatiku
Kemanapun aku pergi

Di hari valentine, seperti yang ku bilang


Aku perduli melebihi yang kau tahu

– Puisi Valentine Untuk Pacar – Cinta Pertama –


Aku belum pernah berhenti dalam waktu
Dengan cinta yang mendadak dan sangat manis
Wajarnya mekar seperti bunga yang manis
Menggetarkan hatiku dengan sempurna

Wajahku memucat, pucat kematian


Kakiku tak lagi mampu berjalan
Dan ketika dia terlihat kesakitan
Hidupku dan semua nya terlihat seperti tanah liat

Dan kemudian darahku menyerbu wajahku


Dan membutakan pengelihatanku
Pohon pohon dan semak mengelilingi
Terlihat bagai tengah malam di tengah hari

Aku tak bisa melihat satu benda pun


Banyak kata kata dari mataku
Mereka berbicara seperti utaian ragkaian nada
Dan darah menggelegak di hatiku

Apakah ini pilahan bunga bunga musim dingin?


Apakah taman cinta selalu bersalju?
Dia seperti tahu apa isi hatiku
Cinta tak berseru untuk tahu

Aku tak pernah melihat wajah yang manis itu


Seperti tempatku berdiri sebelumnya
Hati ku seperti tempat tak berpenghuni
Dan tak ada yang dapat kembali lagi

PUISI

Takkan selamanya mentari itu kelam..


Ataupun rembulan hilang cahayanya ,
Karena waktu dan masa terus bergulir
Mengikuti kehendak alam
Qodrat dan rahasia Maha Pencipta
Jangan kau berhenti berharap..
Atau memupus Asa..
Karena hidup pasti berubah
Bila kita terus berusaha
Di atas keyakinan dan keinginan yg kuat
Butir – butir embun menetes di dedaunan
Membuka kehidupan..
Walau hanya sebentar..kehadirannya
Tetapi tak pernah resah
Memberi kesejukan ,
Di tarian takdir yang berjalan
Janganlah engkau resahkan..
Ataupun kalutkan ,
Kenyataan yang berjalan..tak semestinya
Dan cinta yang selalu tenggelam
Teruskan di langkah hebatmu
Memacu asa..
Membuka mentari..
Agar tak lagi terjatuh ,
Di dalam ….kegelapan diri .
Kumpulan Puisi Remaja Indah dan Keren
Khilaf Menerka
Lailatul Izza

Berawal dari hasrat berkenalan


Delegasi karib hampiri sapa malu-malu
Tak tahu menahu jati diri sebenarnya
Asing gelisah resah yang akan terjadi
Gentar tatkala akan dekati
Tangan menghadang antipasti derita

Tajam rambutnya papak hitam


Sipit matanya dalam menerjang
Legam kulitnya kilat pesona
Tinggi semampai postur perkasa
Lelaki penduduk kursi panjang
Semenjak dikejauhan memusatkan pandangan
Menjadikan tindak harus berada sikap sempurna
Tatapan berbeda isyaratkan sebuah makna

Imajinasi terbang angkasa salami lembah samudera


Pikiran kacau semburat tak karuan
Gelombang rasa luar biasa
Akibat lemparan senyum melalui bibir manisnya
Sukma mustahil ku setir terkagum pancaran aura
Anugerah kasih mengalir begitu saja
Menebarkan benih pada insan kesepian
Kini perasaan nyata terpaut hatinya

Rinai gerimis basahi jemari


Mengendap curi secercah perhatian
Berlari mengejar seribu cara
Terjebak lingkaran membius dorongan jiwa
Pertikaian batin menghasilkan jalan kesadaran
Penantian harap pupus merangkak pergi
Pandangan serta tatapan kembali asli
Terkenang cerita tak miliki awal dan akhir
Kusudahi cinta menerka-nerka
Lihat Aku
Karya : Sheila Adelia

Kita bukan siapa-siapa


Dan harus menjadi siapa-siapa

Berapa lama lagi


Aku selalu melihatmu dan bersembunyi
Jendela itulah yang saat itu kau lihat
Aku berdiri menunggumu
Malam, siang, pagi

Apakah pantas ini disebut ingatan


Yang kau lihat bahkan tak pernah kau panggil
Maaf tapi aku tidak pernah menyerah

Kau bertanya puisi kah ini?


Bagiku ini hanyalah kalimat biasa
Kau baca dan kemudian kau hapus
Seperti halnya puisi-puisi yang ingin kau dengar

Kutipan
Karya : Sheila Adelia

Wanita dengan kakinya


Pria dengan kepalanya
Tidak kah semua itu sama?
Saat ia berdiri di bawah pohon waru
Dapatkah orang lain merasakannya?

Dia mengatakan jika kita akan bertemu


Bisakah kita menjadi kenangan?
Itu semua adalah pertanyaan
Yang harusnya kau jawab
Agar tak ada lagi tanya
Semoga kau menuliskannya
Berburu Waktu
Karya : Sheila Adelia

Dimana adanya tempat untuk kita saling merasa?


Dalam naungan yang terus bergelora

Aku mencarinya
Tempat dimana malamku bersembunyi
Disinikah harus ku bersandar?
Kepada senja yang iba

Katakan!
Kepada siapa harus ku persalahkan
Cinta, cita, dan tangis ku

Kini aku beusaha menatap langit


Agar dia tahu jika aku salah satunya
Tempat kau menunggu

Jatuh Cinta
Tak ku sadari rasa itu tumbuh
Semakin lama
Semakin ku rasakan
Ada getaran dihatiku
Saatku dekat dengannya
Ada pancaran indah
Di dirinya
Saat ku tatap matanya
Apakah maksud semua ini
Apakah aku jatuh cinta?
Apakah dia mendengarkan
Dan merasakan suara hatiku
Suara hatiku berkata
Aku cinta dia
Akankah cinta ini terjadi
Seiring berjalannya waktu
Hingga saling bersama
Jalani hidup bahagia
Buat hari hariku
Lebih indah dan terkenang
Hidup dalam
Pelangi kebahagiaan
Meraih Mimpi
Oleh:Nastrid Khairunnisa
Kugoreskan tinta lewat lembaran-lembaran cerita
Penuh makna dan sangat berharga
Tersirat sebuah harapan besar
Terukir indah semasa remaja
Kelak kan kujelajahi seisi dunia
Demi meraih segala mimpi
Walau penuh dengan segala romantika
Takkan gentar kulawan semua
Lewat untaian doa
Kan kusingkirkan semua keluh kesah
Agar tercapainya cita-cita
Demi bahagia orang tua

Binjai, 11 maret 2016

Tema Puisi: Romantika Masa Remaja

Malaikat Pembohong

Sepi, tapi kurindukan


Suasana sendirian tanpa kegelisahan dan kesunyian memuncakkan ketenangan
Hanya... tidak ada kebaikan di dalam dan dirasakan

Melepasnya, bukan pilihan


Hanya saja, lebih dari menakutkan
Ungkap kata kebersamaan, cakap cerita kehangatan, dan rasa tak tentu tentang sentuhan

Lengah bukan alasan tuk tertangkap keindahan


Tak suka, tak cinta, tak perlu pengorbanan
Sesal saja, asa selanjutnya dalam pembaringan

Mematung memandangnya, kuasaku bergelimpangan...


Porak poranda, seluruh keyakinan yang kucipta sejak telah terlupakan...
Rasa – rasa kenikmatan senyuman, senyumku, dan caranya merasakan...
Gejolak amarah hati, menghantui tiap gerak mata pada lekuk aura gemerlapan
Dia mendobrak batas kesengsaran yang kuciptakan
Dia melayang terbang menguasai kurungan kenikmatan
Dia sedekat ketakutan ancaman tak tertahankan

Aku sudah telak terkalahkan


Kehangatan jemarinya, menjalin ikatan tak terlepaskan...
Tiap jariku menyerah lelah pada perbudakan,
Yang dia rencanakan, dia inginkan...
Memilikiku hinggap dalam pelukan
Menyerah lelah, sudah tak terselamatkan
Jatuh, mengaduh, tanpa harapan
Pada rasa tak tentu tentang percintaan

Hati Yang Terpilih


Karya : Prasetyo Hari P

Tertulis nama di hati


sentuh rasa tertanam di jiwa
tak kuduga jadi begini
dalam ucap kuandalkan rasa
rasa cintaku dalam benciku

Sesungguhnya aku masih cinta


sesungguhnya aku masih sayang
yang terjadi dalam cinta kita
karna angkuh hati

Hanya aku yang persis merasa


bunga cinta masih harap cemas
walau ada yang lain tlah hadir
hatimu yang terpilih

Jika hati boleh memilih


ingin ku sapa dirimu di hati
Akhir kisah apa terjadi
hanya hati kita yang menjawab
Pantun Cinta Kasih Sayang Untuk Cinta Jarak
Jauh
Air arak diharamkan,
karenanya banyak nyawa melayang.
Meskipun jarak memisahkan,
semua itu bukan penghalang.
Kalau ikan di dalam kolam,
bunga tumbuh di tengah taman.
Kalau cinta sudah dalam,
jarak jauh terasa nyaman.

Langit biru terlihat sendu,


warna hijau biru dan semu.
Jarak jauh tumbuhkan rindu,
ingin selalu dekat denganmu.
Burung melayang burung nuri,
hingga sebentar di pohon kenari.
Kasih sayangku amat murni,
seperti embun di pagi hari.

berlabuh orang menunggu,


hendak berlayar ke Siantar.
Kalau jauh terasa rindu,
jika berjumpa terasa sebentar.
Ambil bambu buat sembilu,
terbang debu dari cerutu.
Namamu kusebut selalu,
dalam doa setiap waktu.

Belajar lukis dengan pensil,


mengapa kertas tidak rata.
Semoga engkau berhasil,
meraih segala cita-cita.
Bunga kenangan di selasar,
hadiah dari Raja Tuban.
Kasih semakin sayang besar,
melihat engkau banyak berkorban.
Patah dahan disambungkan,
hendak hati disatukan.
Kepada Tuhan kita mohonkan,
agar cepat dipertemukan.

Pantun Kasih Sayang Cintaku Hanya Untukmu


Beribu-ribu para pelukis,
hanya satu memakan roti.
Beribu-ribu cewek yang manis,
hanya engkau di dalam hati.

Syair puisi pantun dan madah,


pujangga ciptakan sepenuh rasa.
Engkau tetap yang terindah,
dalam hidupku sepanjang masa.
Surya terbit datanglah pagi,
terbit dari Tanjung Meranti.
Hanya untukmu cinta ini,
tetap untukmu hingga nanti.

Bunga wangi bernama selasih,


tumbuh liar di pinggir kali.
Saat dirimu curahkan kasih,
hidup hampa gairah kembali.
Pinggir sungai banyak nipah,
sayang airnya terasa sepah.
Kasih sayang semakin berlimpah,
jadikan hidupku semakin indah.

Anak kecil jadi pemayang,


malam hari menonton wayang.
Ketahuilah wahai sayang,
cinta ini penuh kasih sayang.
Pita merah panjang sekilan,
jatuh satu ke dalam rantang.
Cintaku bagaikan rembulan,
dipagari bintang-bintang.
Dari jauh para tamu,
datang untuk mencari ikan.
Izinkan aku mencintaimu,
cinta sepanjang putaran zaman.

Anda mungkin juga menyukai