.........(break)
Kisah dimulai pada malam malam ini, entah malam sabtu atau jumat malam,
yang pasti cinta ini takkan pernah silam. Bagiku, segala sesuatu akan berkembang
menjadi lebih baik jika kita berpandang untuk berupaya memperbaiki dan mengevaluasi
apa yang perlu untuk dikembangkan secara lebih. Meski kutahu bahwa tak ada yang
abadi didunia ini, segalanya bersifat fana dengan bermacam variasi baik-buruk terhadap
diri dan sekitar. Tetapi kewajiban kita adalah tentang berupaya semaksimal mungkin,
aku juga setuju jika Tuhan akan menilai hamba-Nya lebih kepada prosesnya.
Sebagaimana cinta, ia akan menjadi fana bagi mereka yang hatinya sering terluka. Cinta
akan memfana bagi mereka yang miskin bahagia. Penderitaan diri karena salah dalam
arti cinta, lebih kepada balas jasa berjangka waktu. Aku menyadarinya jika dalam tidak
ada sebuah pengorbanan, karena ketika sudah merasa berkorban terhadap hal cinta,
maka gugurlah keikhlasan yang sesungguhnya merupakan pencapaian tertinggi dalam
cinta.
........(break)
Kala itu, kubertemu dirimu ditengah kegelapan hatiku, begitu nyenyak dalam
pejaman kasih hingga kau tak menyadari bahwa kau ditengah belantara gelap hatiku
yang usang. Tak pernah kusangka jika didalamnya terdapat dirimu yang enggan pergi
dari tempat seperti ini. Awalnya terasa mencekam jika mengingat sebelumnya aku yang
pernah bersarang dilubuk hati seseorang yang pada akhirnya justru meninggalkan luka
parah tersayat akibat terjal didalam gemerlap hatinya sehingga kulihat betapa segarnya
perih kurasa. Kali ini, setelah sedikit demi sedikit aku mulai mencoba bangkit untuk
pulih, cinta yang baik selalu berkembang dan seorang profesional adalah seorang yang
jatuh lebih dulu sebelum mampu tegak sempurna. Kuberanikan diri menyapamu,
membangunkanmu dari tidur panjangmu yang tak akan bisa kumengerti tentang kenapa
kau ada disini, dihatiku. Terlihat matamu yang sayu terbuka melihat kearahku dengan
kebingungan dan tak berselang lama kau tersenyum, suatu hal yang tak pernah kuduga
sebelumnya. Hati ini seketika bercahaya memendar lampu-lampu indah menyusur jalan
keluar menuju raga, lebih dari berbunga-bunga, aku sepertinya kasmaran dari cahaya
cinta.
Hari demi hari yang terlewati, memulai awal kisah indah dengan rasa suka cita.
Membumbung perasaan jauh untuk bahagia, bersimbiosis dalam ikatan kasih, hidup
dalam ekosistem damai di padang luas cinta. Selayaknya cerita diawali dengan
pengenalan setiap tokoh untuk digali lebih dalam agar setiap temu dan beradu kasih
tidak menjadi tanda tanya ketika selesai dan bergegas dibawa mimpi. Tanpa sebuah
iming-iming apapun, aku sangat mengimpikan akan perjalanan panjang dilika-liku
kehidupan disertai prahara. Kisah terbaik adalah perjalanan dengan lanskap realita dan
kita beradaptasi menguak satu demi satu makna yang tersirat dalam suatu peristiwa,
tetapi tangan kita tak saling melepas. Beginilah indah suatu sandingan hidup,
kesendirian yang terberkati Tuhan memuncak dalam indah cinta-Nya melalui seseorang.
.........(break)
Tepat pada malam setelah beberapa pekan yang sudah lampau, kita bertemu,
rutinitas sejoli yang kini sudah beranjak kearah-lain,dititik inilah mulai terjadi
singgungan antara sebuah perbedaan harapan dan cita yang sejak lama ditanam. Suka
duka yang telah dilalui dalam aliran air mata menetes di pundak, kini berbeda.
Ekspektasi kini telah lupa dengan raga, mabuk asmara, eros memanggil-manggil mesra
dan mulai beranjak pergi dari kesucian cinta sendiri. Semua benih-benih yang kita
semai itu perlahan berhenti tumbuh, perasaanku yang mengharap sama ternyata mulai
sejalan lagi dan berbanding terbalik. Semuanya layu, kau mulai acuh disetiap
kesenanganmu. Kau lupa tentang pertama kali bertemu, kala matamu terbuka kau mulai
lupa tentang rasa berbagi. Disinlah kau memaling walau masih sesekali kepalamu
tersandar di bahuku,tetapi itu sudah tidak seperti dulu lagi.
.........(break)
..........(mid. Break)