Persepsi
tentang Menyadari Memahami Menyikapi Mengesahkan Mencoba Menerima Disonasi
Masalah
MODEL PROSES INOVASI YANG
BERORIENTASI PADA INDIVIDU
(ROGERS AND SHOEMAKERS, 1971)
Pengetahuan
Persuasi
Menerima
Keputusan
Menolak
Konfirmasi
MODEL PROSES INOVASI YANG BERORIENTASI
PADA INDIVIDU (ZALTMAN AND BROOKER,
1971)
Memotivas Evaluasi
Persepsi Menyikapi Legitimasi Mencoba Resolusi
i
Menolak Menerima
MODEL PROSES INOVASI
YANG BERORIENTASI PADA
ORGANISASI (MILO, 1971)
Agenda Re-definisi/re-
Keputusan Rutinisasi
• Pengumpulan Setting • Penyesuaian masalah strukturasi • Perumusan inovasi
informasi, dengan kebutuhan, dgn organisasi yang
konseptualisasi, • Perumusan dan perencanaan desain • Modifikasi inovasi/re- telah sesuai harapan • Pembiasaan
perencanaan menerima analisis masalah serta implementasi invensi disesuaikan dan siap guna implementasi inovasi
kebutuhan inovasi, dgn situasi dan dalam organisasi
analisi lingkungan dan masalah organisasi
nilai potensial inovasi
Penyesuaian
Inisiasi Implementasi Klarifikasi
(Matching)
MODEL PROSES INOVASI YANG
BERORIENTASI PADA ORGANISASI
(ZALTMAN, DUCAN AND HOLBEK, 1973)
Tahap Permulaan
(inisiasi) Langkah Pengetahuan dan kesadaran
• Unit adopsi mengetahui, mengamati dan muncul kesadaran mengenai inovasi
Faktor internal
KBM Sistem pendidikan
dan eksternal
STRATEGI DALAM
INOVASI PENDIDIKAN
PERANAN STRATEGI DALAM
INOVASI PENDIDIKAN
Strategi merupakan bagian yang menentukan efektivitas pelaksanaan inovasi,
keberhasilan dan pengaruhnya tehadap sasaran inovasi, capaian keberhasilan tujuan
perubahan sosial.
STRATEGI FASILITATIF
(FACILITATIVE STRATEGIES)
Startgei fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan memiliki
kondisi berikut:
1. Mengenal masalah yang dihadapi
2. Menyadari perlunya perubahan dan perbaikan
3. Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
4. Memiliki kemauan untuk beradaptasi dalam usaha merubah dan memperbaiki
dirinya.
Strategi fasilitatif diorientasikan pada tindakan memfasilitasi sasaran untuk
menyadari adanya fasilitas yang diperlukan untuk melakukan perubahan
Perlu dukungan dari berbagai pihak baik yang sifatnya material maupun non
material
Hambatan strategi fasilitatif yakni bila perubahan berjalan dengan cepat sedangkan
sasaran tidak siap dengan perubahan tersebut.
STRATEGI PENDIDIKAN (RE-
EDUCATIVE STRATEGIES)
Strategi pendidikan akan efektif digunakan bila sasaran memiliki kondisi sebagai
berikut:
1. Perubahan sosial yang diinginkan tidak terjadi dalam waktu yang singkat
2. Sasaran perubahan belum memiliki keterampilan atau pengetahuan yang
diperlukan untuk melaksanakan program perubahan sosial
3. Dikehendaki adanya perubahan pola tingkah laku
Strategi pendidikan akan efektif digunakan bila:
1. Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip dasar tindakan sesuai dengan
tujuan perubahan sosial yang ingin dicapai
2. Melibatkan berbagai pihak
3. Memfasilitasi sasaran untuk berada di jalur program inovasi
4. Dilandasi kepercayaan dan sikap optimis dalam memecahkan masalah menuju
perubahan sosial
Hambatan strategi pendidikan:
1. Minim sumber untuk melaksanakan program
2. Penerapan strategi pendidikan tidak disertai dengan strategi yang lain
STRATEGI BUJUKAN
(PERSUASIVE STRATEGIES)
Strategi bujukan tepat digunakan bila kondisi sasaran:
1. Berada pada tahap legitimasi atau evaluasi dalam proses pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perubahan sosial
2. Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari suatu kegiatan
ke kegiatan yang lain
Strategi bujukan tepat digunakan jika:
1. Pelaksanaan program tidak memiliki alat control secara langsung terhadap
sasaran
2. Dimanfaatkan untuk mempengaruhi sasaran saat awal diperkenalkan perubahan
sosial yang diharapkan
STRATEGI PAKSAAN (POWER
STRATEGIES)
Strategi paksaaan akan efektif bila:
1. Ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien
2. Tersedia berbagai alternative untuk mencapai tujuan perubahan
3. Tersedia falitas yang memadai
TERIMA KASIH