Anda di halaman 1dari 8

ju

ke
ju
ke
ke
so mbatnya difusi
inovas

me
set
Mi
m
me
pi
fa
in
ke
su i, baik keputusan opsional, kolektif,
maupun

sis
ke
m ara langsung terlibat dalam keputusan
inovasi opsional.

B. Proses Inovasi Pendidikan


1. Pengertian
Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisasi,
mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan
(implementasi) inovasi pendidikan (Sa’ud, 2015:45).
Selanjutnya dijelaskan Sa’ud bahwa kata proses
mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan
memakai waktu dan setiap saat tentu terjadi perubahan.
Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu
berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi
satu dengan yang lain tergantung pada kepekaan orang
atau organisasi terhadap inovasi. Demikian pula selama
proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi
perubahan yang berkesinambungan sampai proses itu
dinyatakan berakhir.

25
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
2. Model Proses Inovasi Pendidikan
Para ahli mengidentifikasi kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh individu ataupun organisasi selama proses
berlangsung serta perubahan apa yang terjadi dalam proses
inovasi, maka hasilnya ditemukan pentahapan proses yang
menjadi model dari proses inovasi tersebut. Dalam hal ini
Rusdiana (2014:75) mencatat dua model proses inovasi
yaitu: (1) model proses inovasi yang berorientasi pada
individual, dan (2) model proses inovasi yang berorientasi
pada organisasi. Berikut gambarannya dipaparkan pada
tabel berikut:

Tabel 2.1 Model Proses Inovasi Berorientasi Individual.


Tokoh Orientasi
Lavidge dan Steiner (1961)  Menyadari
 Mengetahui
 Menyukai
 Memilih
 Mempercayai dan membeli
Colley (1961)  Belum menyadari
 Menyadari
 Memahami
 Mempercayai
 Mengambil tindakan
Rogers (1962)  Menyadari
 Menaruh perhatian
 Menilai
 Mencoba
 Menerima (adoption)
Robertson (1971  Persepsi tentang masalah
 Menyadari
 Memahami
 Menyikapi
 Mengesankan
 Mencoba
 Menerima
 Disonansi

Di samping model di atas, Sa’ud (2015:46)


menambahkan model proses inovasi berorientasi individual
lainnya adalah:
a. Rogers dan Shoemakers (1971)
 Pengetahuan
 Persuasi (sikap)
 Keputusan (menerima atau menolak)
 Konfirmasi

26
~ INOVASI PENDIDIKAN ~

b. Klonglan dan Coward (1970)


 Menyadari
 Informasi
 Evaluasi (menolak secara simbolik)
 Menerima simbolik
 Mencoba (diterima dan ditolak)
 Percobaan diterima
 Menggunakan

c. Zaltman dan Brooker (1971)


 Persepsi
 Memotivasi
 Menyikapi
 Legitimasi
 Mencoba
 Evaluasi (menerima atau menolak)
 Resolusi

Tabel 2.2 Model Proses Inovasi Berorientasi Organisasi


Tokoh Orientasi
Milo (1971)  Konseptualisasi
 Tentatif adopsi
 Penerimaan sumber
 Implementasi
 Institusionalisasi
Shepard (1967)  Penemuan ide
 Adopsi
 Implementasi
Hage dan Aiken (1970)  Evaluasi
 Inisiasi
 Implementasi
 Rutinitas
Wilson (1966)  Konsepsi perubahan
 Pengusulan perubahan
 Adopsi dan implementasi

Di samping model di atas, Sa’ud (2015:48)


menambahkan model proses inovasi berorientasi organisasi
adalah:
a. Rogers (1983)
 Inisiasi
 Agenda setting
 Penyesuaian (matching)
 Implementasi
 Re-definisi/re-strukturisasi.

27
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
 Klarifikasi
 Rutinisasi

b. Zaltman, Duncan dan Holbeck (1973)


 Tahap permulaan (inisiasi):
1) Langkah pengetahuan dan kesadaran.
2) Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi.
 Tahap implementasi:
1) Langkah awal implementasi.
2) Langkah kelanjutan pembinaan.

Berikut penjelasan dari kedua model di atas.

The Innovation Process In An Organization


Decision
I. Initiation II. Implementation

3.
1. 2. 4. 5.
Redefining/
Agenda Setting Matching Clarifiying Routinizing
Restructuring

Mencocokkan Inovasi
Masalah organisasi Inovasi adalah Hubungan
agenda menjadi
modifikasi dan antara
yang mungkin organisasi
penerbitan organisasi suatu unsur
dapat dipahami dengan inovasi
kembali dan berkelanju
sebagai kebutuhan dan
Mengatur inovasi tan dalam
inovasi struktur aktivitas
organisasi organisasi

Gambar 2.2. Proses Inovasi Dalam Organisasi Menurut


Rogers
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa
proses difusi dalam suatu organisasi terdiri dari dua bagian
utama yaitu:
a. Inisiasi.
Secara umum tahapan inisiasi adalah proses
menggumpulkan, mengkonsep, merencanakan,
mengarahkan, mendahului keputusan untuk
mengadopsi inovasi dalam organisasi.
Tahapan inisasi terdiri dari dua aktivitas utama
yaitu:
1) Agenda setting yaitu terkait dengan masalah
organisasi yang mungkin dapat dipahami sebagai
kebutuhan akan suatu inovasi didefinisikan.
Proses agenda setting berlangsung sepanjang
waktu dalam setiap sistem. Agenda setting adalah
cara di mana kebutuhan, masalah dan isu

28
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
menggelembung ke atas sampai ke suatu sistem
dan diprioritaskan dalam suatu hirarkhi untuk
diperhatikan. Tahapan agenda setting dalam
proses inovasi dalam organisasi adalah untuk
mengidentifikasikan dan membuat prioritas
kebutuhan di satu sisi, dan untuk meneliti
lingkungan organisasi untuk menempatkan
inovasi yang berdaya guna potensial bertemu
dengan masalah organisasi.
2) Matching yaitu mencocokkan agenda organisasi
dengan inovasi yang akan diadopsi dan
penyesuaian ini telah direncanakan dan didesain
penerapan inovasi yang sudah sesuai dengan
masalah yang dihadapi.

b. Implementasi.
Tahapan implementasi merupakan peristiwa,
tindakan, dan keputusan untuk menggunakan
inovasi dalam organisasi.
Tahapan implementasi terdiri dari tiga aktivitas
utama yaitu:
1) Redefining/restructing yaitu inovasi adalah
modifikasi dan penerbitan kembali dan mengatur
struktur organisasi. Pada tahap ini, inovasi yang
diambil dari luar organisasi secara bertahap
mulai menghilang karakter luarnya.
Redefining/restructuring terjadi ketika inovasi
direkayasa kembali untuk mengakomodasi
kebutuhan dan struktur organisasi lebih dekat
lagi dan ketika struktur organisasi
dimodifikasikan agar sesuai dengan inovasi dan
struktur organisasi. Tidak hanya inovasi yang
dimodifikasi ke dalam organisasi, struktur
organisasi mungkin dirubah untuk menyesuaikan
dengan inovasi. Dalam kasus yang lain, inovasi
mungkin mempengaruhi struktur dari
keseluruhan organisasi, sebagaimana ketika
sistem e-mail diperkenalkan dalam suatu
organisasi. Tiba-tiba, setiap personil organisasi
mempunyai akses komunikasi langsung dengan
top level organisasi. Teknologi telah sering
diasumsikan menjadi suatu sasaran dan
kekuatan eksternal yang mempengaruhi struktur
organisasi. Sesuatu yang lebih baru dan realistik
memandang teknologi dalam suatu organisasi
dilihat sebagai produk dari hubungan manusia,
sebagaimana artinya adalah secara perlahan-
lahan pekerjaan diambil setelah melewati diskusi.

29
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
2) larifying (klarifikasi) yaitu hubungan antara
organisasi dan inovasi. Klarifikasi terjadi
sebagaimana inovasi diletakkan ke dalam
penggunaan secara lebih menyebar dalam suatu
organisasi, maka makna dari ide-ide baru secara
bertahap menjadi terungkap pada anggota
organisasi. Terlalu cepat implementasi dari suatu
inovasi pada tingkat klarifikasi sering
menghasilkan malapetaka. Tahapan klarifikasi
dalam proses inovasi dalam suatu organisasi
mengandung konstruksi sosial. Ketika suatu ide
baru pertama kali diimplementasikan dalam
suatu organisasi, hal itu mempunyai sedikit
makna bagi anggota organisasi.
3) Routinizing (rutinitas) yaitu menjadikan inovasi
menjadi suatu unsur berkelanjutan dalam
aktivitas organisasi. Rutinitas terjadi ketika
inovasi telah menjadi bagian dari organisasi ke
dalam aktivitas-aktivitas sehari-hari dalam
organisasi dan inovasi kehilangan sebagian
identitasnya. Pada point ini, proses inovasi dalam
organisasi telah komplit. Anggota organisasi tidak
berpikir panjang tentang inovasi sebagai suatu
ide baru.

Kelima tahapan (agenda setting, matching,


redefining/restructing clarifying dan routinizing) ini biasanya
muncul dalam kerangka yang berurutan, tetapi ini tidak
selalu terjadi. Ketika aktivitas pada suatu tahap telah
diselesaikan dengan baik, hanya secara implisit, tahapan
berikutnya tidak dapat dimulai. Proses inovasi dapat
berjalan dengan sangat lambat ataupun cepat, ia juga dapat
bekerja secara mundur (surut) sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya dalam kategori permasalahan yang
tidak dikenal. Hal ini akan sangat memungkinkan satu atau
dua tahap dalam lima tahapan yang sebelumnya dijelaskan
menjadi tertunda.

Selanjutnya proses inovasi dalam organisasi


menurut Zaltman, Duncan dan Holbeck sebagai berikut:
a. Tahap permulaan (intiation stage).
Langkah-langkah pada tahap permulaan ini adalah:
1) Langkah pengetahuan dan kesadaran.
Jika inovasi dipandang sebagai suatu ide, kegiatan
atau material yang diamati baru oleh unit adopsi
(penerima inovasi), maka tahu adanya inovasi
menjadi masalah yang pokok. Sebelum inovasi dapat
diterima calon penerima sudah menyadari bahwa

30
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
ada inovasi, dan dengan demikian ada kesempatan
untuk menggunakan inovasi dalam organisasi.
2) Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi.
Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk
sikap terhadap inovasi. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap terhadap inovasi
memegang peranan yang penting untuk
menimbulkan motivasi untuk ingin berubah atau
mau menerima inovasi. Paling tidak ada dua hal dari
dimensi sikap yang dapat ditunjukkan anggota
organisasi terhadap adanya inovasi yaitu:
 Sikap terbuka terhadap inovasi yang ditandai
dengan adanya: (1) kemauan anggota organisasi
untuk mempertimbangkan inovasi, (2)
mempertanyakan inovasi, dan (3) merasa bahwa
inovasi akan dapat meningkatkan kemampuan
organisasi dalam menjalankan fungsinya.
 Memiliki persepsi tentang potensi inovasi yang
ditandai dengan adanya pengamatan yang
menunjukkan: (1) bahwa ada kemampuan bagi
organisasi untuk menggunakan inovasi, (2)
organisasi telah pernah mengalami keberhasilan
pada masa lalu dengan menggunakan inovasi,
dan (3) adanya komitmen atau kemauan untuk
bekerja dengan menggunakan inovasi serta siap
untuk menghadapi kemungkinan timbulnya
masalah dalam penerapan inovasi.

Dalam mempertimbangkan pengaruh dari sikap


anggotaa organisasi terhadap proses inovasii, maka
perlu dipertimbangkan juga perubahan tingkah laku
perbedaan antara sikap individu terhadap inovasi
dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan
oleh pimpinan organisasi, maka terjadi disonansi
inovasi yaitu penerimaan disonan dan penolakan
disonan.
Penerimaan disonan terjadi jika anggota tidak
menyukai inovasi tetapi organisasi mengharapkan
menerima inovasi, sedangkan penolak disonan
terjadi jika anggota menyenangi inovasi tetapi
organisasi menolak inovasi.
Disonansi dapat dikurangi dengan dua cara
sebagaimana dijelaskan Roger dan Shoemaker
sebagaimana dikutip Sa’ud (2015:51) yaitu: (1)
anggota organisasi merubah sikapnya menyesuaikan

31
~ INOVASI PENDIDIKAN ~
dengan kemauan organisasi, dan (2) tidak
melanjutkan menerima inovasi, menyalahgunakan
inovasi atau menerapkan inovasi dengan
penyimpangan, disesuaikann dengan kemauan
anggota organisasi.
3) Langkah pengambilan keputusan.
Pada langkah ini segala informasi tentang potensi
inovasi dievaluasi. Jika unit pengambil keputusan
dalam organisasi menganggap bahwa inovasi itu
memang dapat diterima dan ia senang untuk
menerimanya maka inovasi akan diterima dan
diterapkan dalam organisasi.

Demikian pula sebaliknya jika unit pengambil


keputusan tidak menyukai inovasi dan menganggap
inovasi tidak bermanfaat maka ia akan menolaknya.
Pada saat akan mengambil keputusan peranan
komunikasi sangat penting untuk memperoleh
informasi yang sebanyak-banyaknya tentang inovasi,
sehingga keputusan yang diambil benar-benar
mantap dan tidak terjadi salah pilih yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi organisasi.

b. Tahap implementasi (implementation stage).


Pada langkah ini kegiatan dilakukan oleh anggota
organisasi ialah menggunakan inovasi atau menerapkan
inovasi. Dalam tahap ini terdapat dua langkah yaitu:
1) Langkah awal implementasi.
Pada langkah ini organisasi mencoba menerapkan
sebagian inovasi. Misalnya setelah Dekan Fakultas
memutuskan bahwa semua dosen harus membuat
persiapan mengajar dengan model satuan acara
perkuliahan, maka pada awal penerapannya setiap
dosen diwajibkan membuat untuk satu matakuliah
dulu, sebelum nanti akan berlaku untuk semua
matakuliah.
2) Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi.
Jika pada penerapan awal telah berhasil, para
anggota telah mengetahui dan memahami serta
memperoleh pengalaman dalam menerapkannya,
maka tinggal melanjutkaan dan menjaga
kelangsungannya.

32

Anda mungkin juga menyukai