PAPPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Perubahan.
OLEH
Rahajeng Dwijayanti
1810103021
Dinamika organisasi merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Fungsi dari dinamika organisasi itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Memudahkan segala pekerjaan. Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa
bantuan orang lain.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Pekerjaan
besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
2
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat. Setiap individu bisa
memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat).
John Kotter (dalam Amin&Richard 2009) mengembangkan model tiga tahap Lewin
untuk menciptakan sebuah pendekatan yang lebih terinci guna menerapkan perubahan,
yaitu:
a. Membangun sense of urgency dengan cara menciptakan alasan yang kuat yang
mendukung perubahan.
b. Membentuk suatu koalisi sehingga memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan.
c. Menciptakan suatu visi baru untuk mengarahkan perubahan dan strategi untuk
mewujudkan visi tersebut.
d. Mengomunikasikan visi tersebut ke semua anggota organisasi.
e. Mendayai orang lain untuk bertindak sesuai visi tersebut dengan cara menghapuskan
hambatan-hambatan untuk berubah serta mendorong mereka untuk mau mengambil
risiko dan mencari solusi terhadap persoalan secara kreatif.
f. Merencanakan, menciptakan, dan merayakan “kemenangan-kemenangan” jangka
pendek yang mengarahkan organisasi menuju visinya yang baru.
5
g. Mengonsolidasi perbaikan, meninjau kembali perubahan, dan membuat berbagai
penyesuaian yang dipandang perlu dalam program-program baru.
h. Menambahkan pendekatan baru dalam budaya .
Delapan tahap dari Kotter dapat diringkas menjadi empat tahap pertama pada
hakikatnya meringkas tahap pelepasan dari Lewin, tahap 5 sampai 7 menggambarkan
pergerakan, dan tahap terakhir merepresentasikan pembakuan kembali.
3. Riset tindakan.
Riset tindakan adalah proses perubahan yang dilakukan mengacu pada suatu proses
berdasarkan kepada pengumpulan data secara sistematis dan tindakan perubahan
berdasarkan kepada data yang sudah dianalisa. Tahapan-tahapan dalam riset tindakan
adalah diagnosis, analisa, feedback (umpan balik/ masukan), tindakan dan evaluasi.
Keuntungan dari riset tindakan adalah lebih menekankan atau memfokuskan
permasalahan ketimbang solusi. Keuntungan lainnya adalah riset tindakan meningkatkan
keterlibatan karyawan sehingga dapat meminimalisir resistensi karyawan.
4. Pengembangan organisasi.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan
kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah,
sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota
organisasi. (Rifa‟i,2017)
Ciri-ciri pegembangan organisasi yang efektif adalah
a) Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan peubahan organisasional,yang
memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh organisasi
b) Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak
perubahan yang akan terjadi
c) Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi
d) Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi
bagian terpenting
6
e) Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan
pentingnya interaksi dan interpendensi antara berbagai satuan kerja sebagai
bagian integral di suasana yang utuh
f) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas
organisasi
a. Pelatihan kepekaan.
7
Pelatihan kepekaan adalah teknik pengembangan organisasi yang dilakukan untuk
peningkatan pemahaman pekerja atas perilakunya sendiri dan dampaknya terhadap
orang lain.Pelatihan kepekaan merupakan teknik latihan dalam kelompok untuk
mempertajam daya peka,kecepatan reaksi,mempertajam perasaaan dalam menghadapi
berbagai masalah yang timbul
b. Umpan balik survei.
Suatu teknik pengembangan organisasi dimana kuisioner dan interview digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait dengan organisasi
c. Konsultasi proses.
Merupakan proses dimana konsultan luar membantu klien, biasanya seorang manajer,
untuk mencerap, memahami, dan bertindk berdasarka proses kejadian yang harus
dihadapi manajer tersebut. Kejadian-kejadian ini dapat berupa aliran kerja, hubungan
informal antaranggota unit, dan saluran-saluran komunikasi formal
d. Pembangunan tim.
Menggunakan kegiatan-kegiatan kelompok interaksi tinggi untuk meningkatkan rasa
saling percaya dan terbuka antaranggota tim. Pembangunan tim dapat diterapkan di
dalam kelompok atau tingkatan antarkelompok, yang kegiatan-kegiatannya saling
tergantung. Sasarannya adalah memperbaiki koordinasi anggota, yang nantinya akan
meningkatkan kinerja tim.
e. Pengembangan antarkelompok.
Pengembangan antarkelompok (intergroup development) adalah upaya-upaya OD
untuk mengubah sikap, stereotip, dan persepsi satu kelompok terhadap kelompok
lain.
f. Penyelidikan apresiatif.
Menekankan pada upaya untuk mencari kualitas unik dan kekuatan khusus dari suatu
organisasi yang dapat diolah lebih jauh untuk memperbaiki kinerja
8
Adanya perubahan akan menimbulkan penolakan,selain itu salah pengertian sebagai
akibat dari salah informasi menjadikan orang enggan untuk menerima perubahan
(Sugandi,2013). Orang sering menolak penerapan strategi karena mereka tidak mengerti
apa yang sedang terjadi, penerapan strategi akan berhasil bergantung pada kemampuan
manajer untuk mengembangkan suatu iklim organisasi yang kondusif bagi perubahan.
Perubahan harus dipandang oleh manajer dan karyawan sebagai peluang dan bukannya
ancaman bagi karyawan.
Resistensi terhadap perubahan bisa muncul ditahap atau ditingkat manapun dari proses
penerapan strategi. Menurut David Fred R. (dalam Sugandi,2013) untuk menerapkan
perubahan ada tiga strategis yang lazim digunakan yaitu:
a. Strategi perubahan paksa(force change strategy)
b. Strategi perubahan edukatif(educative change strategy)
c. Strategi perubahan rasional atau kepentingan sendiri.
9
strategi ini menghasilkan komitmen yang lebih tinggi dan resistensi yang lebih sedikit
daripada strategi perubahan paksa. Terakhir strategi perubahan rasional demi kepentingan
sendiri (rational or self interest change strategy) adalah strategi yang berusaha
meyakinkan individu-individu bahwa perubahan itu perlu demi keuntungan atau
kepentingan pribadi mereka. Jika upaya ini berhasil, Strategi perubahan rasional adalah
yang paling baik, sehingga pendekatan ini akan kita cermati sedikit lebih mendalam.
10
STUDI KASUS
Menurut Kotler (dalam Hamzah dan Firman,2020) menyatakan sebuah perubahan dalam inovasi
akan punya potensi kegagalan yang besar jika tidak sesuai dengan kecenderungan sosial yang
ada.
Menurut Anwar(dalam Hamzah dan Firman ,2020) faktor penyebab dan penunjang perubahan
sosial adalah teknologi dan masyarakat itu sendiri.Berubahnya sistem transportasi konvensional
ke sistem online merupakan pengaruh kecanggihan teknologi dan keinginan masyarakat yang
senantiasa menghendaki kemudahan dan kecepatan.Fenomena urban tersebut,memancing
pemain industri-industri transportasi ,memunculkan solusi berbasis online seperti Gojek.Namun
demikian,riwayat perjalanan perkembangan transportasi online yang memunculkan ekosistem
baru seperti Gojek mendapatkan beragam pertentangan.
Kehadiran Gojek sebaai pemain industri penyedia transportasi dinilai mengganggu tatanan
sistem transportasi konvensional yang ada saat itu.Pemicu pertentangan tersebut adalah
“keengganan menerima perubahan”.Perubahan yang dimaksud adalah perubahan ekositem yang
tercipta akibat introduksi teknologi informasi yan cepat.Ini terbawa oleh restrukturisasi
kapitalisme,yang diberdayakan oleh teknologi informasi dan aktif digunakan individu.Bagi
masyarakat yang awam dengan teknologi informasi tersebut, kehadirannya dirasa sebagai
ancaman. Faktor utama yang melatarbelakangi pengemudi ojek pangkalan enggan berpindah ke
Gojek adalah kehilangan kendali (loss of control). Para pengemudi transportasi konvensional
menilai ketika mereka memutuskan untuk bergabung dengan Gojek merasa kehilangan kendali
atas wilayah dan kebebasan mereka. Perbedaan dengan kondisi awal ini terletak pada sistem
transportasi konvensional sebelumnya dimana “penumpang mendatangi pengemudi” menjadi
“pengemudi mendekati penumpang”. Pengemudi ojek pangkalan menilai lebih nyaman dengan
menunggu penumpang di pangkalan daripada mencari penumpang
11
Kondisi tersebut juga dilatar belakangi oleh ketidakmampuan pengemudi ojek pangkalan untuk
beradaptasi dengan teknologi atau dikenal dengan istilah “Gaptek”.Selain itu, mereka enggan
bertransformasi menjadi mitra Gojek karena terdapat bagi untung. Gojek memberlakukan sistem
bagi untung pada setiap transaksinya. Pembagian tersebut adalah 80 dan 20 persen. Sebanyak 20
persen untuk perusahaan, lalu 80 persennya untuk pengemudi itu sendiri .
Solusi
Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Gojek kepada mitra pengemudi
dengan memberikan remunerasi yang bisa diperoleh, asalkan mitra pengemudi tersebut
mencapai poin tertentu. Jadi, ““pengemudi mendekati penumpang” bukanlah masalah,
justru jadi sarana bagi pengemudi untuk mencapai remunerasi tersebut. Artinya, beban
biaya bahan bakar nantinya bisa tertutupi dari bonus yang didapatkan.
Gojek tidak hanya memberikan cicilan smartphone bagi mereka yang belum memiliki.
Akan tetapi, pemberian cicilan yang diikuti pemberian pelatihan penggunaan smartphone
untuk mengakses aplikasi Gojek. Sehingga masalah utama bagi pengemudi ojek
pangkalan yang tidak mau berubah atau enggan bergabung dengan Gojek akibat tidak
bisa mengakses atau menggunakan smartphone, sudah bukan jadi masalah
Melakukan sosialisasi ketika Gojek akan masuk wilayah perluasan yang baru. Gojek
melakukan sosialisasi dari pangkalan ke pangkalan. Sosialiasi ini juga berfungsi untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya kegagalan pembentukan persepsi pengemudi
ojek pangkalan, terhadap produk dan layanan yang ditawarkan Gojek kepada mereka.
Mula-mula Gojek melakukan sosialiasi kepada pengemudi ojek pengakalan untuk
pengenalan awal. Setelah itu, Gojek memberikan insentif keistimewaan bagi mereka yang
akan bergabung
12
DAFTAR PUSTAKA
Romadona, M. R., & Setiawan, S. (2020). Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan
Organisasi di Lembaga Penelitian dan Pengembangan .Communication of Organizations in
Organizations Change‟s Phenomenon in Research and Development Institution. Jurnal
Pekommas, 5(1), 91–104.
13
Rosmala Dewi , Teguh K.2019. Manajemen Perubahan Organisasi Publik: Mengatasi Resistensi
Perubahan.Jurnal Natapraja.Vol 7(1)
14