LANDASAN TEORI
Teori tindakan beralasan adalah teori yang menjelaskan hubungan sikap dan
perilaku. Teori Tindakan Beralasan dikembangkan oleh Fishbein, M., & Ajzen
(1975), teori ini adalah sebuah model yang digunakan untuk memprediksi
hubungan tujuan, sikap, dan niat seseorang dari sebuah awal terjadinya
laku tersebut.
Fishbein, M., & Ajzen (1975) menyatakan bahwa sikap (attitude) adalah
respon evaluatif (pandangan) tentang perasaan positif atau negatif dari seseorang
jika harus melakukan suatu tindakan tertentu. Teori Tindakan Beralasan muncul
karena kurang berhasilnya penelitian yang menguji teori hubungan antara sikap
dan perilaku karena banyak ditemui hubungan lemah antara pengukuran sikap
Niat adalah keinginan dalam diri seorang individu untuk melakukan suatu
perilaku. Mujiati & Dewi (2016) mengemukakan bahwa niat atau intensi
dipengaruhi oleh dua faktor penyebab yang mendasari yaitu sikap individu terhadap
perilaku (aspek yang berada dalam diri seseorang) dan norma subyektif yang
12
13
dipertimbangkan.
atau TRA merupakan proses berpikir yang bersifat rasional yang memiliki arti
bahwa tindakan atau sebuah perilaku yang bersifat sukarela ,sehingga akan menjadi
Fishbein, M., & Ajzen (1975) berasumsi bahwa suatu tindakan ditentukan
oleh keinginan/niat individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan
1. Motif dari sebuah tindakan atau “Intention of act” adalah faktor penyebab yang
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Teori Tindakan Beralasan yang
dikemukakan oleh Fishbein, M., & Ajzen (1975) menjelaskan sebab munculnya
tindakan tidaklah sikap tetap niat (Intention) untuk menjalankan tindakan tersebut.
Intention adalah keinginan atau niat yang timbul dalam diri seorang individu
untuk melakukan suatu tindakan. Turnover adalah tindakan menarik diri atau
keluarnya karyawan (resign) dari suatu organisasi kerja dan kemudian berpindah
berpindah kerja dan berhenti dari keanggotaan organisasi (Melky, 2015). Tavik et
Oleh karena itu turnover intention adalah keinginan karyawan yang muncul
sukarela dengan tujuan mencari alternatif pekerjaan lain yang lebih baik.
Oktaviani & Nurhayati (2014) membagi Turnover menjadi dua jenis dengan
menjadi dua yaitu avoidable Turnover (dapat dihindari) yang disebabkan karena
gaji yang lebih baik di tempat lain, kondisi kerja yang lebih baik di organisasi
lain, adanya masalah dengan kepemimpinan atau prosedur kerja, adanya kondisi
organisasi lain yang lebih baik ,sedangkan unavoidable Turnover (tidak dapat
arah karir, berpindah domisili untuk menjaga anak atau pasangan, kehamilan dan
berikut:
Karyawan yang memiliki pikiran untuk keluar dari pekerjaanya saat ini,
mencari pekerjaan yang lebih baik menandakan adanya turnover intention, jika
karyawan sering berpikir untuk keluar dari pekerjaan yang dimilikinya saat ini,
quit)
untuk keluar dari organisasi, misalnya niat untuk mengundurkan diri .Adanya
niat karyawan untuk mengundurkan diri dalam beberapa waktu mendatang yang
1. Kepuasan Kerja
2. Komitmen Organisasi
atau prospek kerja seperti demosi atau penurunan jabatan. Job Insecurity timbul
karena terjadi konflik,perasaan tidak puas dan tidak senang terhadap kondisi
lingkungan kerja yang berubah-ubah sehingga dapat memicu rasa tidak aman
karyawan untuk melakukan pekerjaan (Dwi Cahya Mulia & Supartha, 2018)
Turnover pada karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan karena dapat
ketidakstabilan terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya
manusia yakni biaya untuk proses rekrutmen, seleksi, orientasi, dan pelatihan
1. Beban Kerja
tinggi turnover karyawan, beban kerja dalam suatu organisasi juga akan
3. Biaya training
baru, jika turnover karyawan pada suatu perusahaan tinggi maka biaya pelatihan
yang sebenarnya dapat dihindari , oleh karena itu, perlunya mengelola SDM
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang karyawan dalam
puas atau terpenuhi oleh pekerjaanya . Pendapat lain dikemukakan oleh Manuel &
yang dirasakan karyawan di tempat kerja. Oleh karena itu dapat disimpulkan,
19
kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan senang seseorang yang diperoleh dari
untuk rekreasi dan umpan balik tentang seberapa baik pekerjaan mereka
melakukan pekerjaanya.
yang sama.
20
Kepuasan terhadap rekan kerja muncul karena suatu interaksi dalam satu
dari segi kompetensi yang dimiliki oleh rekan kerja dalam melaksanakan tugas
khawatir, dan stress dengan sifat dan keberadaan pekerjaan yang terancam yang
Kekesi & Collins (2014) yang menyatkan bahwa job insecurity sebagai kondisi
karyawan.
meliputi perasaan gelisah, tegang, khawatir dan stress yang dimiliki karyawan
21
dengan menunjukkan rasa tidak aman karena kondisi masa depan pekerjaannya
Dachapalli & Parumasur (2012) Job Insecurity terbagi menjadi dua yaitu
keberadaan sebuah pekerjaan dan job insecurity kualitatif berupa persepsi tentang
(Wiguna & Supriyatin, 2018). Mawei (2016) menjelaskan bahwa banyak karyawan
di beberapa negara yang mengalami rasa tidak aman dalam bekerja yang semakin
sebagai berikut:
seperti kenaikan gaji, promosi jabatan dan kenyamanan lingkungan kerja yang
3. Powerlessness (ketidakberdayaan)
pada aspek pekerjaan dan secara keseluruhan. Semakin tinggi atau rendahnya
Pendapat lain dikemukan oleh Amri & Riyanto (2017) bahwa Komitmen
untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi serta keinginan untuk tetap
Oleh karena itu, komitmen organisasi adalah keyakinan yang tinggi dari
tersebut dan bersedia untuk memberikan kontribusi yang terbaik demi kemajuan
organisasi.
yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena anggota organisasi yang
berkomitmen mengidentifikasi diri mereka ingin terlibat dan menjadi bagian dari
dan tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan organisasi, adanya kebanggaan
merupakan suatu kebutuhan, merasa rugi apabila keluar dari organisasi tersebut
pekerjaan lain.
didalam organisasi tersebut seperti rasa kesetiaan dan loyalitas dalam organisasi
tempat nya bekerja merupakan suatu hal yang dianggap penting dan tidak tertarik
pada tawaran pekerjaan lain yang lebih baik, ingin menghabiskan sisa karirnya
organisasi.
1. Penelitian dari Nasution (2017) dengan judul Pengaruh Stress Kerja, Kepuasan
Turnover Intention.
dan Stress Kerja Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Holiday
25
Inn Express mendapat hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif tidak
3. Penelitian dari Irawan Setiyanto & Nurul Hidayati (2017) dengan judul
Intention di industri Panbil Kota Batam mendapat hasil bahwa kepusan kerja
4. Penelitian dari Yücel (2012) dengan judul Examining the Relationship among
empirical study mendapat hasil bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan
5. Penelitian dari Waspodo (2013) dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja dan
intention.
7. Penelitian dari Elvianita & Muchtar (2020) dengan judul The Effect of Job
10. Penelitian dari Ardianto (2020) dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja ,Job
11. Penelitian dari Putri (2019) dengan judul Pengaruh kepuasan kerja,Komitmen
turnover intention.
13. Penelitian dari Tnay et al. (2013) dengan judul The influences of job satisfaction
keluar karyawan.
14. Penelitian dari Dewi (2019) dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
pada karyawan Nusa Penida Beach Inn mendapat hasil bahwa komitmen
terhadap intensi keluar , stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keluar.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Judul Hasil Penelitian
(Nasution, X1 : Stress Pengaruh Stress Kerja, Stress kerja memiliki
2017) Kerja Kepuasan Kerja, dan pengaruh positif dan
X2: Kepuasan Komitmen Organisasi significant terhadap
Kerja Terhadap Turnover Turnover
X3:Komitmen Intention Medical Intention.Kepuasan
Organisasi Representative kerja dan komitmen
Y:Turnover organisasi memiliki
Intention pengaruh negatif dan
significant terhadap
Turnover Intention,
(Dwihana X1: Kepuasan Pengaruh Kepuasan Kepuasan kerja
et al., Kerja Kerja dan Stress Kerja berpengaruh negatif
2017) X2:Stress Terhadap Turnover tidak significant
Kerja Intention Pada terhadap
Y :Turnover Karyawan Hotel TurnoverIntention,seda
Intention Holiday Inn Express ngkan stress kerja
berpengaruh positif
significant terhadap
Turnover Intention .
(Irawan X1: Kepuasan Pengaruh Kepuasan Kepusan kerja tidak
Setiyanto Kerja Kerja dan Komitmen berpengaruh secara
& Nurul X2: Komitmen Organisasi Terhadap significant terhadap
Hidayati, Organisasi Turnover Intention di Turnover Intention
2017) Y:Turnover industri Panbil Kota ,komitmen organisasi
Intention Batam berpengaruh secara
significant terhadap
Turnover Intention.
(Yücel, X1:Job Examining the Kepuasan Kerja
2012) Satisfaction Relationship among berpengaruh positif dan
Job significant terhadap
Satisfaction,Organizat komitmen organisasi
29
independen yang terdiri dari kepuasan kerja, job insecurity, dan komitmen
Kepuasan Kerja
(X1)
H1
(X2) (Y)
H3
Komitmen Organisasi
(X3)
Sumber : Pengaruh Kepuasan Kerja,Job Insecurity ,Komitmen Organisasi Terhadap Turnover
Intention (Ardianto, 2020)
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
pada penelitian. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat ditunjukkan
Analisis Data
Pengumpulan data
1. Uji Statistik Deskriptif
(Kuisioner)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heterokedastisitas
4. Uji Regresi Linear Berganda
5. Uji Hipotesis
a. Uji t
b. Uji F
c. Uji Koefisien Determinasi
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang karyawan dalam
menjelaskan bahwa manusia tidak selalu melakukan tindakan seperti apa yang ia
harapkan, apabila seorang karyawan tidak merasakan kepuasan kerja sesuai apa
yang mereka harapkan maka karyawan akan memiliki intensi untuk keluar sehingga
didukung oleh penelitian Yücel (2012) yang juga menemukan pengaruh negatif dan
signifikan kepuasan kerja terhadap turnover intention yang artinya semakin rendah
kepuasan kerja maka semakin tinggi tingkat keinginan karyawan untuk keluar.
merasa tidak pasti dalam kaitannya dengan sifat dan keberadaan pekerjaan
Teori Tindakan Beralasan menjelaskan bahwa niat dari sebuah tindakan atau
“Intention of act” adalah faktor penyebab yang paling menentukan dari sebuah
tindakan, jika karyawan menghadapi rasa tidak aman di tempat kerjanya dan
mengalami ketidakberdayaan dalam kondisi kerja yang terancam hal itu dapat
Penelitian ini juga didukung dalam penelitian Elvianita & Muchtar (2020) yang
intention yang artinya bahwa semakin tinggi job insecurity yang dirasakan
di dalam organisasi dan sepenuh hati memberikan kontribusi yang terbaik untuk
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui niat atau motif yang timbul dari
yang memiliki komitmen organisasi yang rendah dan tidak nyaman bekerja dalam
organisasi akan cenderung berniat mencari peluang pekerjaan yang lebih baik di
organisasi lain sehingga memiliki intensi keluar dari organisasinya saat ini,
loyalitas yang tinggi maka akan mengambil keputusan untutk tetap bertahan dalam
ini juga didukung oleh Ardianto (2020) yang juga menemukan pengaruh negatif
36
semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki karyawan maka semakin rendah
organisasi karyawan maka semakin tinggi niat karyawan untuk keluar dari
organisasi.