niat yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover
atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain. Dengan demikian,
Turnover intention (niat untuk keluar) adalah kecenderungan atau niat karyawan
Menurut Abdillah (2012) dalam I Nyoman Agus Setiawan dan Made Surya
karyawan memliki keinginan atau niat untuk mencari suatu pekerjaan lain sebagai
Menurut Harnoto (2007), turnover intention adalah kadar atau intensitas dari
terhadap suatu pekerjaan yang dapat memicu keinginan seseorang untuk keluar
a. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merujuk pada proses mental dan perilaku karyawan, seperti
faktor yang dipengaruhi oleh emosi karyawan, sikap atau persepsi. Faktor
- Kontrak psikologis
- Kepuasan kerja
- Komitmen organisasi
- Job insecurity
b. Faktor Ekonomi
- Upah
- Peluang eksternal
- Ukuran organisasi
c. Faktor Demografis
yaitu:
- Usia
Faktor usia berkorelasi negatif dengan intensi turnover. Orang yang lebih
- Masa Jabatan
Sementara Donald dan Pandey (2007) dalam Ayu (2017) mendefinisikan person-
organization fit adalah adanya kesesuaian atau kecocokan antara individu dengan
kebutuhan pihak lain, atau b) memiliki karakteristik dasar yang serupa. Dalam
Kristof (1996) berpendapat pendekatan person-job fit ini kurang baik dalam
Menurut Kristof (1996) dalam Ayu (2017), person-organization fit (P-O Fit)
individu dengan organisasi dalam hal ini adalah pemimpin dan rekan
sekerja.
1. Karyawan memiliki sikap yang baik (seperti: kepuasan kerja yang tinggi,
2. Perilaku individu yang lebih baik (seperti: kinerja lebih baik dan rendahnya
turnover).
3. Memperkuat desain organisasi (seperti: dukungan rancangan kerja dan budaya
organisasi).
Sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari karir itu sendiri.
Menurut Anoraga (2005), karir dalam arti sempit (sebagai upaya mecari nafkah,
Sedangkan menurut Handoko (2011), karir adalah semua pekerjaan jabatan yang
tentang karir, sebagaimana diuraikan sebagai berikut: Dari satu perspektif, karier
disebut dengan karir objektif. Sedangkan dari perspektif lain, karier meliputi
perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi seiring dengan bertambahnya
usia yang disebut dengan karir subjektif. Kedua perspektif ini meletakkan fokus
karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang ditempati seseorang
yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki sejumlah harapan sebagai
balas jasa atas pengorbanan atau prestasi yang telah diberikannya. Salah satu
diantaranya adalah harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih tinggi atau
individu. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan
keahliannya.
perusahaannya.
Pengembangan karir suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan
Pengembangan karir dapat menjadikan turnover rendah dan begitu pula biaya
kepegawaian.
karir, yaitu:
1. Tahap pertumbuhan.
Tahap ini berlangsung kira-kira sejak lahir sampai usia 14 tahun. Dalam
dengan dan interaksi dengan orang lain seperti, keluarga, teman, dan guru.
2. Tahap penjelajahan.
Tahap ini terjadi pada periode usia 15 - 24 tahun. Individu secara serius
a. Subtahap percobaan
bidang pilihan yang cocok, dan jika tidak cocok berusaha mengubahnya.
b. Subtahap pemantapan
Tahap ini berlangsung pada usia 30 – 40. Selama periode ini, tujuan
tujuantujuan tersebut.
Tahap ini berlangsung pada usia 40-an. Selama periode ini orang sering
4. Tahap pemeliharaan.
Tahap ini berlangsung pada usia sekitar 45-65 tahun. Selama periode ini
5. Tahap kemerosotan.
Tahap ini disebut juga usia pensiun, di mana individu menghadapi prospek
Perlakuan yang adil itu hanya bisa terwujud apabila kriteria promosi
keperdulian itu adalah memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang
penting bagi para pegawai mengenai langkah awal apa yang perlu diambilnya
sangat penting terutama apabila lowongan yang tersedia diisi melalui proses
jenis kelamin, jenis dan sifat pekerjaan sekarang. Pendidikan dan pelatihan
mengembangkan karirnya.
e. Tingkat kepuasaan
Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih
tertentu dalam karirnya meskipun tidak banyak anak tangga karir yang
berhasil dinaikinya
merasa puas akan menunjukkan sikap positif, sedangkan seseorang yang tidak
merasa puas akan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap ini dalam unia
Menurut Veithzal Rivai (2004), gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang
dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seorang karyawan
karena kedudukannya dalam perusahaan. Menurut Sharma dan Bajpai (2011), gaji
adalah bentuk pembayaran berkala dari pemberi kerja kepada seorang pegawai,
balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
didefinisikan sebagai keadaan dimana seorang individu merasa bahwa gaji yang
diterima dari perusahaannya telah sesuai dengan apa yang dikerjakan atau telah
Menurut Gim dan Cheah (2020) kepuasan gaji mengacu pada kekuatan
perasaan positif terhadap imbalan moneter yang diterima pegawai dari tempat
kerja mereka. Menurut Singh & Loncar (2010) Gaji jelas penting dalam hal
memuaskan kebutuhan ekonomi pegawai dan mereka harus puas dengan gaji
keseluruhan karena hal ini dapat memengaruhi sikap dan perilaku mereka.
Menurut Gim dan Cheah (2020), kepuasan gaji memiliki beberapa aspek
antara lain:
langsung individu seperti cuti tahunan, cuti sakit, asuransi, dan tunjangan
kesehatan.
2. Kepuasan tingkat gaji (pay level satisfaction), mengacu pada gaji individu saat
ini.
3. Kepuasan kenaikan gaji (pay raise satisfaction), mengacu pada perubahan gaji
satisfaction), mengacu pada tingkat gaji di setiap jabatan yang mengacu pada
hierarki perusahaan dan prosedur yang terlibat dalam menentukan gaji untuk
karyawan.
2.2 Telaah Penelitian Terdahulu
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Teori
Fenomenologi
Harapan
Penyesuaian Kendala
Generasi Z Generasi Z
Generasi Z Generasi Z di
berpindah- dengan tempat
dengan tempat tempat kerja
pindah kerja kerja di masa
kerja yang baru yang baru
yang mendatang