Disusun Oleh :
1. Fariha Nihayatul Fuada (2201036102)
2. Hikmatiar Abdullah (2201036112)
3. Zikhra Dwi Imania (2201036117)
4. Muhammad Syauqi Muhibbi (2201036118)
A. Latar Belakang
Kompensasi sebagai balas jasa (reward) perusahaan terhadap pengorbanan
waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan.
Dengan demikian, kompensasi tidak hanya sekedar berbentuk finansial saja, seperti
gaji, upah, komisi, bonus, asuransi, bantuan sosial, uang cuti, uang pensiun, tetapi
juga non finansial seperti perhatian terhadap kesejahteraan karyawan, kesempatan
dan penghargaan, kondisi kerja, pembagian kerja yang adil dan kebijakan pemberian
kompensasi yang fleksibel. Pemberian kompensasi bertujuan memenuhi kebutuhan
karyawan, mendorong karyawan untuk bekerja lebih produktif, memudahkan
perusahaan mendapatkan karyawan yang qualified, menjaga stabilitas karyawan,
mengurangi kemungkinan terjadinya protes dari serikat buruh. Kompensasi yang
ditetapkan perusahaan harus mencerminkan upaya mempertahankan sumber daya
manusianya dengan memperhatikan aspek kewajaran dan keadilan. Perusahaan yang
memberikan kompensasi yang dirasa karyawan tidak wajar dan adil, akan
menimbulkan kemungkinan terjadinya demonstrasi atau mogok kerja, sehingga
aktivitas perusahaan berhenti, dan bila dibiarkan terjadi terus-menerus, maka tujuan
perusahaan tidak tercapai. Akan tetapi, jika pemberian kompensasi dinilai wajar dan
adil oleh karyawan, maka mereka lebih sungguh-sungguh dalam mengerjakan
tugastugasnya sehingga prestasi kerjanya akan meningkat. Komitmen organisasional
karyawan menggambarkan keinginan anggota organisasi untuk mempertahankan
keanggotaannya dan berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi. Cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi adalah
menjadikan visi dan misi organisasi dasar bagi setiap karyawan dalam berperilaku,
bersikap dan bertindak; segala sesuatu yang baik di organisasi jadikanlah sebagai
suatu tradisi, menjalin komunikasi dengan bawahan, membangun nilai-nilai yang
didasarkan adanya kesamaan, memperhatikan karier karyawan, dan pimpinan
menjadi teladan bagi bawahan. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi,
biasanya jarang mangkir bekerja, keinginan pindah ke perusahaan lain rendah, selalu
berperilaku positif, memiliki loyalitas terhadap perusahaan, dan selalu berusaha
meningkatkan prestasinya agar tujuan perusahaan tercapai. Prestasi kerja karyawan
mencunjukkan hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ciri-ciri karyawan yang
memiliki motif berprestasi tinggi adalah senang bekerja dan siap menghadapi
berbagai tantangan, senang memperoleh umpan balik dari hasil kerjanya,
bertanggungjawab inovatif dan kreatif dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Setiap
perusahaan mengharapkan agar karyawannya berprestasi, karena dengan memiliki
karyawan yang berprestasi akan memberikan sumbangan yang optimal bagi
perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Prestasi kerja karyawan
dipengaruhi oleh kompetensi individu, dukungan organisasi dan dukungan
manajemen.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian kompensasi
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap organisasi. Sebaik-
baiknya program yang dibuat oleh perusahaan akan sulit untuk dapat dijalankan
tanpa peran aktif karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Dari pernyataan
1
tersebut dapat diketahui arti penting karyawan dalam suatu perusahaan. Sebuah
perusahaan atau organisasi tidak akan lepas dari hidup perusahaan itu tergantung
manajemen yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Banyak perusahaan yang
awalnya jaya tetapi perjalanannya kurang baik dalam mengatur organisasi atau
perusahaan tersebut pasti akan mengalami kerugian, bahkan kebangkrutan. Akan
tetapi sebaliknya apabila dalam manajemennya baik, maka perusahaan tersebut akan
jaya dan meningkat Produksinya.
Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah
perusahaan. Semua kalangan harus menyadari bahwa sumber daya manusia itu unsur
manusia dalam suatu perusahaan yang dapat memberikan keunggulan dalam
berorganisasi. Maksudnya sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang tak
ternilai perusahaan. Jadi sumber daya manusia harus dipelihara dan dipertahankan
melalui pelatihan keterampilan, dan diperhatikan kesejahteraannya seperti pemberian
kompensasi yang layak. Sebab kalau tidak diperhatikan setelah mahir sumber daya
manusianya maka akan pindah, bahkan akan keluar dari perusahaan tersebut. 2
Kompensasi adalah hal yang sangat penting dimana merupakan dorongan atau
motivasi utama bagi seorang karyawan atau sumber daya manusia untuk bekerja
dalam suatu perusahaan. Hal ini berarti bahwa karyawan menggunakan pengetahuan,
keterampilan, tenaga dan waktu bukan semata-mata ingin membuktikan atau
mengabdikan diri terhadap perusahaan tersebut, tetapi ada tujuan lain yaitu
1
S.P. Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar Dan Kunci Keberhasilan, (Jakarta: PT
Toko Gunung Agung, 1995), 134.
2
Mulyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: IN MEDIA, 2015), 1.
mengharapkan imbalan atau balas jasa atas hasil yang telah diberikan. Selain itu juga
kompensasi yang diberikan kepada karyawan berpengaruh pada kondisi kerja
karyawan tersebut. Hal ini berarti bahwa dalam menerapkan kompensasi terdapat
dua kepentingan yang harus diperhatikan yaitu kepentingan organisasi dan
kepentingan karyawan.3
Kompensasi dapat didefinisikan sebagai berikut: Kompensasi adalah setiap
bentuk yang diberikan pada seluruh karyawan sebagai balas jasa atau kontribusi yang
diberikan kepada perusahaan yang bersangkutan. Dan dalam hadits juga di jelaskan
tentang memberikan pembayaran atau upah terhadap pekerja atau karyawan: “Dari
Ibnu Umar R.A. bahwa Rosulullah SAW. bersabda: ‘Berikanlah kepada pekerja
upahnya sebelum mengering keringatnya.’ (H.R. Ibnu Majah)”. 4
Semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.Salah satu aspek yang dapat menunjang keberhasilan karyawan dalam
mencapai kesuksesan bekerja adalah kompetensi karyawan.
Robbins mengungkapkan bahwa kompetensi mempengaruhi langsung tingkat
kinerja seorang karyawan lewat kesesuaian kompetensi pekerjaan. Untuk mencapai
kinerja yang memuaskan diperlukan kompetensi profesional dan untuk mencapainya
harus melalui beberapa tahapan atau kondisi. Pendidikan formal masih belum
memadai untuk mencapai kompetensi yang profesional. Untuk itu kompetensi SDM
(Sumber daya Manusia) karyawan harus diberdayakan melalui pelatihan, pendidikan
dan pengembangan. Dengan kompetensi kerja yang memadai diharapkan
memberikan implikasi terhadap peningkatan kinerja karyawan sehingga mendukung
pelaksanaan tugas secara efektif, efisien, dan profesional.Kompetensi dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan penempatan kerja karyawan.
Karyawan yang ditempatkan pada tugas tertentu akan mengetahui kompetensi apa
yang diperelukan, serta jalan yang harus ditempuh untuk mencapainyadengan
3
H. Suwatno, Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Cetakan ke-4,
(Bandung: ALFABETA, 2014), 219.
4
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2014), 118.
mengevaluasi kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan tolak ukur penilaian kerja.
Sehingga sistem pengelolaan
Sumber Daya Manusia (SDM) lebih terarah, karyawan dapat dikembangkan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, tingkat kompetensi, dan
kinerjanya pemberian kompensasi dan kompetensi pada karyawan dilakukan supaya
lebih termotivasi dalam meningkatkan kinerja mereka yang berprofesi sebagai
5
karyawan. Kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang yang berkenaan
dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja dapat pula dipandang
sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh seseorang) dan
kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).6
Kompetensi dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan penempatan
kerja karyawan. Karyawan yang ditempatkan pada tugas tertentu akan mengetahui
kompetensi apa yang diperelukan, serta jalan yang harus ditempuh untuk
mencapainyadengan mengevaluasi kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan tolak
ukur penilaian kerja. Sehingga sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
lebih terarah, karyawan dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, keahlian, tingkat kompetensi, dan kinerjanya.
Kompensasi diartikan sebagai semua bentuk kembalian (return) finansial, jasa-
jasa, tunjangan-tunjangan yagn diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah
hubungan kepegawaian. Suatu organisasi dalam memberikan sejumlah kompensasi
kepada para karyawannya, tentu saja mempunyai maksud atau tujuan-tujuan tertentu,
di mana tujuan tersebut merupakan konsekuensi yang harus dipikul oleh para
karyawan. Dilihat dari nilai koefisien regresinya, diketahui bahwa pengaruh
pemberian kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 0,513. Artinya, jika
pemberian kompensasi berubah, maka prestasi kerja akan berubah. Dengan demikian,
terdapat pengaruh positif antara pemberian kompensasi terhadap prestasi kerja
karyawan.
6
Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2, (Bandung: ALFABETA, 2014), 228.
B. Prosedur Pemberian Kompensasi
Menurut konsep yang ada pada buku Dessler bahwa prosedur dalam menetapkan
kompensasi itu ada lima tahapan7, proses atau tahapan yang dilalui dalam pemberian
kompensasi supaya terasa adil terdiri atas:
1. Menyelenggarakan survey kompensasi, yaitu survei mengenai jumlah kompensasi
yang di berikan bagi pekerjaan yang sebanding dari perusahaan lain.
2. Menentukan nilai pekerjaan dalam perusahaan melalui evaluasi pekerjaan.
3. Mengelompokkan pekerjaan yang sama atau sejenis ke dalam tingkat kompensasi
yang sama pula
4. Menetapkan harga tiap tingkatan kompensasi dengan menggunakan garis
kompensasi
5. Menyesuaikan tingkat kompensasi dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
C. Bentuk-Bentuk Kompensasi
Pada dasarnya kompensasi itu dapat di bagi menjadi dua aspek yaitu kompensasi
langsung dan kompensasi tidak langsung
1. Kompensasi Langsung
7
Etta Mamang Sangadji, Metode Penelitian-Pendekatan Praktis Dalam Peneliti, (Yogyakarta: PT. Andi
Offset, 2010), 73.
Adapun indikator dalam pengertian bentuk-bentuk kompensasi langsung adalah:
a. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang di terima karyawan sebagai
konsekuensi dari kedudukan sebagai seorang karyawan yang memberikan
sumbangan dalam kedudukannya di dalam perusahaan8.
b. Upah
Sejenis balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan harian
(tidak tetap) yang besarnya telah di sepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Upah tersebut juga di bayarkan setelah pekerjaan selesai dan di terima dengan
baik oleh pemberi kerja.
Upah adalah balas jasa yang di bayarkan kepada karyawan harian dengan
berpedoman atas perjanjian yang di sepakati membayarnya.
c. Insentif
Insentif adalah kompensasi yang di berikan kepada karyawan tertentu,
karena keberhasilan atas prestasinya. Contohnya, seorang karyawan melakukan
penjualan melampaui target yang telah di tentukan perusahaan.
Insentif merupakan imbalan langsung yang di bayarkan kepada karyawan
karena kinerja melebihi standar yang di tentukan.
Dalam pemberian kompensasi kita mengenal istilah upah dan gaji, kedua istilah ini
tidaklah sama keduanya memiliki prinsip yang ber beda, perbedaan prinsip antara upah
dan gaji sebagai berikut:
a) Upah: pembayaran itu tidak terikat pada waktu, bisa harian, mingguan, bulanan.
b) Gaji: pembayaran tetap tiap bulan. Ada atau tidak ada prestasi, tetap di bayarkan
setiap bulannya.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta Grafindo,
2006), 118.
Seperti tidak bisa di aingkari bahwwa supply dan demandtetap
mempengaruhi untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi, dimana
biasanya jumlah tenaga kerja yang tersedia tidak begitu besar atau langka,
sehingga upahnya cenderung tinggi. 9
b) Labor Union (organisasi pekerjaan)
Ada tidaknya organisasi buruh atau lemah tidaknya organisasi buruh tetap
ikut mempengaruhi terbentuknya tingkat upah bahkan labor union yang kuat
dapat terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan ikut menentukan
tingkat upah yang di bayar.
2. Kompensasi Tidak Langsung
Selain kompensasi langsung kompensasi tidak langsung juga mempunyai peranan
yang tak kalah pentingnya untuk meningkatkan kinerja karyawan.
b) Tunjangan karyawan
Tunjangan adalah pembayaran dan jasa yang melengkapi gaji pokok dan
perusahaan membayarkan semua atau sebagian dari tunjangan ini.
9
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005), 67-68
10
Anoki Herdian Dito, Pemahaman Tentang Kompensasi, tanggal 20 Oktober 2011
D. penegasan kompensasi yang di lakukan di lingkungan eksternal jangan dilakukan
secara batil karena sudah ada penjelasanya didalah alquran surat al baqarah ayat
188.
188. Maksudnya, janganlah kalian mengambil harta sebagian kalian, artinya, harta orang
lain. Allah menyandarkan harta itu kepada mereka, karena sepatutnya seorang muslim
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, ia menghormati hartanya
sebagaimana hartanya dihormati, dan karena tindakannya memakan harta orang lain
membuat orang lain akan berani memakan hartanya saat ia mampu. Dan karena
tindakannya memakan harta itu ada dua macam; pertama, dengan hak dan kedua, dengan
batil, dan hal yang diharamkan dari kedua macam itu adalah ketika ia memakan harta
orang lain dengan cara yang batil, maka Allah membatasinya dengan hal tersebut.
Termasuk dalam hal itu adalah memakan harta orang lain dengan cara pemaksaan,
pencurian, penghianatan pada suatu titipan atau pinjaman atau semacamnya, dan juga
termasuk dalam hal itu adalah mengambilnya dengan cara barter yaitu dengan barter yang
diharamkan, seperti akad akad riba, perjudian secara keseluruhan; semua itu adalah cara
memakan harta orang lain dengan batil, karena bukan dalam bentuk pertukaran imbalan
yang dibolehkan. Juga termasuk di dalam hal ini adalah mengambil dengan cara berbuat
curang dalam jual-beli, penyewaan, dan semacamnya, dan termasuk dalam hal ini juga
adalah menggunakan orang-orang upahan lalu memakan hasil upah mereka. Demikian
juga mengambil upah atas suatu pekerjaan yang belum ditunaikan. Termasuk dalam hal
C.Kesimpulan
Makmur Syarif. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas Organisasi.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mangkunegara A.A. Anwan Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Perusahaan. Bandung: Rosdakarya.
Martindas R. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: lewat Konsep A.K.U. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti
Meldona. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Prespektif Integratif, Malang: UIN-
Malang Press
Pandiangan, B. (2017). PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN
ORGANISASIONAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.
EDP MULTI MEDAN. JURNAL MUTIARA MANAJEMEN, 2(1), 118-128.
Hasanah, J. N. (2012). Prosedur Pemberian Kompensasi Di Pt. Kusumahadi
Santosa Karanganyar.