Indah
Wahyu
Suprayogo
Mustaqim
Djasmailis
Djalil
Ade Permana
Hani
Rengganis
Liqa
Setiawati
Mohamad
Budi W
Triwahono
Erlita
Kurniawaty
Suradi Jaya
Wyndi
Novianti K
Ahmad
Suminarti
Sutrisno
Rahmayanti
Ni Made Artini
Asep Dede
Priatna
Arief Agus H
Altha Marissa
Reza Andriani
Satria Bayu
Ajie
Firmansyah
Oktaviliani
Hikmat
Setiaman
Citoko Maskur
Ismayantih
sdm organisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan
yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga
spesifikasi pekerjaan / job specification.
c. Seleksi tenaga kerja /Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat
dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup / CV / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari CV pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja /
interview dan proses seleksi lainnya.
d. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation.
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan
suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di
bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu
proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai
dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
e. Kompensasi/ gaji/ upah
Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and
protection kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara
teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting
dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat
menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal
dari waktu ke waktu.
(2012)
dalam
kertas
kerjanya
yang
dipublikasikan
melalui
kehilangan motivasi kerja. Bagi yang lainnya, konflik dalam rumah tangga
maupun hubungan dengan kekasih bisa mengakibatkan mereka kehilangan
motivasi kerja. Ada juga faktor-faktor lainnya seperti faktor atasan (misalnya
cuek terhadap bawahannya, terlalu doyan kerja dan menuntut bawahan untuk
bekerja sekeras dirinya padahal gaji tidak seimbang, atasan yang tidak disiplin
sehingga berimbas pada suasana kerja yang tidak terkontrol, atasan yang punya
banyak side job sehingga mengabaikan tugas-tugas utamanya di kantor, dan
lain sebagainya), faktor pribadi (kesehatan yang menurun, hubungan suamiistri yang tidak harmonis, masalah yang dialami anak-anak mereka, terlalu
banyak
tuntutan
dari
keluarga
yang
membuatnya
kelabakan
untuk
jabatan
manajerial.
Pengertian
Pengembangan
dan
karir
sejalan
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan
perusahaan.
dalam
pencapaian
tujuan
individu
dan
perusahaan
Membantu
karyawan
Pengembangan
karir
menyadari
membantu
kemampuan
menyadarkan
potensi
mereka.
karyawan
akan
Memperkuat
hubungan
antara
karyawan
dan
perusahaan
6) Membantu
memperkuat
Pelaksanaan
Program-program
Perusahaan
8)
9) Menggiatkan
analisis
dari
keseluruhan
karyawan
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi
untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus
oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara
optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen
(Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam
pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin
dan mengendalikan. Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari
waktu
ke
waktu
akan
semakin
strategis
dengan
ucapan
berikut:
For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing
industry. I dont think this any longer holds true. I think its the work force and
the companys inability to recruit and maintain a good work force that does
constitute the bottleneck for production. I think this will hold true even more
in the future.
Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi
human capital yang semakin santer kita dengar.Tantangan manajer masa kini
adalah
merespons
perubahan-perubahan
eksternal
agar
faktor-faktor
mendapatkan
added
value
yang
maksimum
yang
dapat
globalisasi:
perusahaan
manufaktur
Amerika
Serikat
apalagi
mau
mengubahnya.
Perampingan
personalia
dan cara penanganan (manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu
kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja
perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu
lampau.Dalam ketegori workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan
umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki
angkatan kerja.
Di AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median
dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun
2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak kepada
meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun
terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8
(1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005[7]. Demikian pula
tenaga kerja wanita termasuk wanita berkeluarga dan dual career secara global
cenderung meningkat. Bank teller, operator telepon, juru tik, semua kini
menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi
fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar
sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia
juga tidak ketinggalan.
Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator
telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas
komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja
white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di
Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo
Strategic Consulting, yang membuka pelamar kerja untuk Information
Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network
Security Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall
etc.); Enterprise Solutions Risk Management Consultants (pengalaman dalam
implementasi SAP review/audit, Oracle, project management); Banking
Systems
Specialist,
Telecommunications
System
Consultants
(a.l.
Bagaimana aturan
Menurut pasal 61 Undang Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja,
perjanjian kerja dapat berakhir apabila :
1. pekerja meninggal dunia
2. jangka waktu kontak kerja telah berakhir
3. adanya
putusan
pengadilan
atau
penetapan
lembaga
Misalnya
bila
perusahaan
memutuskan
melakukan
efisiensi,
dalam
praktek
sering
digunakan
untuk
Kembali kepada isu mengenai MNC yang mengundang banyak polemik dari
berbagai kalangan, terutama mengenai kehadirannya di Negara-Negara Dunia
Ketiga. Perusahaan-perusahaan Multinasional dianggap sebagai ancaman bagi
usaha-usaha lokal di negara tempat ia berada. Namun, meskipun demikian,
pemerintah negara-negara tersebut tetap saja saling berlomba-lomba (bidding
wars) untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya di negara
mereka dalam bentuk Foreign Direct Investment. Kehadiran MNC terkadang
memang membawa keuntungan dan kerugian. Hal inilah yang menjadi
perdebatan antara pihak-pihak yang pro dan kontra atas kehadiran Perusahaan
Multinasional di negara mereka.
Pihak yang kontra berpendapat bahwa Perusahaan Multinasional dalam
praktiknya membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan bagi negara
mereka. Salah satu isu yang paling kontroversial mengenai kehadiran MNC
terutama di negara-negara berkembangadalah isu mengenai outsourcing.
Selain itu, terkadang kedaulatan nasioal juga tergadaikan dengan adanya upaya
MNC untuk masuk ke dalam negara tersebut. Upaya alih teknologi yang pada
mulanya diisukan sebagai keunggulan dari masuknya perusahaan multinasional
di negara-negara berkembang ternyata tidak terbukti. Di samping itu, masih
banyak lagi reaksi-reaksi negatif lainnya yang bermunculan akibat masuknya
perusahaan multinasional di negara-negara dunia ketiga.
Namun, terkadang orang menjadi lupa bahwa kehadiran Perusahaan
Multinasional sebenarnya tidak hanya membawa dampak yang negatif saja
bagi negara penerima. Selain membawa modal asing dan pemasukan berupa
pajak, MNC sebenarnya juga membawa dampak positif lainnya. Perbincangan
mengenai MNC tidak akan berkembang jika hanya mengenai dampak negatif
yang dibawa oleh MNC saja. Kehadiran MNC sebenarnya bisa menjadi
stimulus bagi berkembangnya usaha-usaha lokal sejenis yang ada bagi negara
penerima. Salah satu contoh kasus yang disajikan dalam tulisan ini adalah
kehadiran DunkinDonuts yang memacu hadirnya usaha-usaha donut lokal
seperti J.CO, I-Crave, Java Donut, dan lain sebagainya.
BAGIAN KEDUA
REKRUTMENT
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang profesional adalah terletak pada proses Rekrutmen,Seleksi, Training and
Development calon tenaga kerja. Mencari tenaga kerja yang profesional dan
berkualitas tidaklah gampang. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah
organisasi dan perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk
anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja
dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam organisasi,
rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan baik
tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
A. Definisi Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:212) Rekrutmen (Recruitment)
adalah
serangkaian
aktivitas
mencari
dan
memikat
pelamar
kerja
Menurut
Schermerhorn,
1997
Rekrutmen
(Recruitment)
adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.
Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari
orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
Menurut
Faustino
Cardoso
Gomes
(1995:105)
Rekrutmen
Menyediakan
sekumpulan
calon
tenaga
kerja/karyawan
yang
memenuhi syarat;
Untuk
memenuhi
tanggungjawab
perusahaan
dalam
upaya
Namun
hendaknya
manajemen
dan
karyawan berupaya
lingkungan
akan
mempengaruhi
nasib
organisasi
secar
tempat yang tersebar yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Organisasi dapat pula membuka lowongan dimana calon tenaga kerja yang
berkualitas terkonsentrasi. Masalah biaya dapat menjadi kendala tersendiri bagi
organisasi yang ingin memperbaharui tenaga kerja karena tuntutan pekerjaan.
Ada alternatif baru bagi organisasi yang memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin
memperoleh pelamar-pelamar yang berkualitas dan handal, yaitu dengan melalui
biro pencari tenaga kerja online atau bursa kerja online yang di Indonesia masih
terglong barang baru. Namun di negara maju sudah banyak perusahaanperusahaan besar memanfaatkan jasa ini.
e. Kompensasi
Kompensasi ini bisa bertindak sebagai perangsang atau insentif untuk
menarik calan tenaga kerja. Kebijakan kompensasi organisasi biasanya
menetapkan batasan upah atau gaji yang berbeda pada berbagai pekerjaan.
Besarnya kompensasi akan memengaruhi minat pelamar untuk menjadi karyawan
pada sebuah organisasi. Kebijakan kompensasi di pasar kerja internasional yang
cenderung lebih tinggi menjadi perangsang bagi tenag kerja Indonesia untuk
bekerja di luar negeri.
f.
Kebiasaan rekrutmen
Kebiasaan perekrutan pada masa lalu yang dianggap sudah baku dan
dilakukan
berulang-ulang akan
mampu
meningkatkan
keahlian
seorang
perekrutan dapat berjalan lebih baik. Sementara kebiasan yang salah dan kurang
baik mungkin akan terulang kembali sehingga proses pencarian calon karyawan
yang berkualitas tidak tercapai. Oleh karena itu, para pelaksana perekrutan
hendaknya menerima masukan yang positif maupun negatif agar tidak bergantung
pada kebiasaan yang buruk yang sudah terbentuk.
g.
sebagai karyawan. Pasar tenaga kerja merupakan wilayah dimana penawaran dan
permintaan bertemu dan memengaruhi terbentuknya harga tenaga kerja.
h.
Tuntutan tugas
Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam kaitan ini antara
lain:
1. Para manajer yang memerlukan tenaga kerja baru sering hanya mengatakan
agar para pencari tenaga kerja berusaha mencari tenaga kerja baru yang
paling memenuhi syarat. Pernyataan yang terlalu umum seperti itu sering
menempatkan pencari tenaga kerja pada posisi yang sulit karena sukarnya
menerjemahkan keinginan para manajer itu dalam praktek rekrutmen.
2. Sering dalam mengelola sumber daya manusia pengertian berpengalaman
sekian tahun diidentikkan dengan memiliki masa kerja sekian tahun.
Padahal kedua hal tersebut berbeda sekali. Artinya, jika seseorang tidak
bertumbuh dalam kemampuan, keterampilan dan kematangan jiwa,
seseorang bisa saja mempunyai masa kerja bertahun-tahun, tetapi
sesungguhnya yang bersangkutan tidak punya pengalaman apa-apa.
tidak
berminat
bekerja
pada
organisasi
yang
berusaha
merekrutnya,
5. Jika ternyata kemudian bahwa tenag kerja baru itu dipekerjakan pada
satuan kerja yang tidak menuntut pengalaman seperti dipersyaratkan pada
waktu direkrut, sangat mungkin tenaga kerja baru itu akan bosan atau
bahkan tidak bertahan lama dalam organisasi. Jika hal seperti itu terjadi
berarti waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk merekrutnya
merupakan pemborosan yang sulit dipertanggungjawabkan.
Jelaslah bahwa berbagai kendala yang mungkin dihadapi dalam rekrut tenaga
kerja baru harus dipertimbangkan secara matang karena hanya dengan
demikianlah waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang
dicapai, yaitu tersedianya tenaga kerja baru yang memenuhi berbagai persyaratan
dan tuntutan tugas yang akan dilaksanakan.
B.3. Sumber-sumber rekrutmen
Manajemen memulai proses perekrutan dengan mengingat uraian jabatan
dan spesifikasi jabatan. Perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
a.
Internal
Dengan cara internal, calon pengisi posisi tertentu dicari dan diseleksi dari
tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara ini memiliki
keuntungan. Pertama, tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi
dengan baik sehingga proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan kemungkinan
berhasil semakin tinggi. Kedua, cara ini akan mendorong semangat kerja,
loyalitas, dan komitmen kerja yang semakin tinggi. Ketiga,biasanya rekrutmen
internal lebih murah dibandingkan dengan cara eksternal. Rekrutmen internalpun
memiliki keuntungan karena apabila satu orang dipromosikan maka akan ada
promosi berantai untuk jabatan-jabatan di bawahnya. Rekrutmen ini dapat
dilakukan melalui sistem informasi tenaga kerja yang ada dalam organisasi atau
melalui bagan pergantian untuk tingkat manjemen yang lebih tinggi. Perekrutan
ini dilakukan oleh organisasi karena beberapa alasan, seperti untuk penyegaran
manajemen atau reformasi manajemen.
1) Job postings
Salah satu teknik rekrutmen dari dalam adalah job postings, dimana
organisasi mengumumkan posisi jabatan yang kosong dalam organissai
sehingga memberikan peluang kepada pegawai untuk bersaing secara
sehat dengan mengajukan lamaran secara formal. Kelebihan teknik ini
adalah memberikan kesempatan yang sama pada semua karyawan yang
memenuhi kualifikasi untuk menjadi calon dan organisasi pun akan
mempunyai banyak calon untuk dipilih. Adapun kelemahan cara ini adalah
waktu yang dibutuhkan lebih lama.
2) Referensi manajemen
Dalam cara ini rekrutmen dilakukan melalui referensi dari karyawan lain
dalam organisasi karena telah mengetahui potensi dan keahlian karyawan
yang
direkomendasikan pada
manajemen
untuk
pekerjaan yang
3) Serikat buruh
Teknik ini masih sangat jarang dipakai, terutama di negara berkembang
seperti Indonesia. Tetapi metode ini sudah cukup sering diterapkan di
negara maju, dimana organisasi serikat buruh (union) memiliki kekuatan
yang solid dan mempunyai hak serta kedudukan yang sama dengan
manajemen. Untuk itu manajemen dengan organisasi buruh hendaknya
mempunyai visi yang sama dalam mencapai sasaran organisasi. Tujuan
yang berbeda tidak lagi menjadi suatu pertentangan yang besar.
b.
Eksternal
Perekruten tenaga kerja eksternal berusaha menarik tenaga kerja dari luar
organisasi. Dapat dilakukan dengan menggunakan iklan posisi pekerjaan melalui
surat kabar atau universitas yang akan menghasilkan lulusan yang dihendaki.
Proses rekrutmen dapat menjadi mahal terutama banyak tenaga kerja baru yang
meninggalkan organisasi setelah kerja hanya satu atau dua tahun. Organisasi akan
rugi investasi pelatihan pada tenaga kerja tersebut. Rekrutmen dengan cara lain
adalah dengan bekerja sama dengan lembaga swasta, baik formal maupun
informal, departemen tenaga kerja, atau kelompok swadaya masyarakat untuk
merekrut calon yang potensial.
a) Iklan surat kabar dan majalah
Media ini sudah sangat umum digunakan dan dikenal sebagai cara
yang cukup efektif untuk merekrut pelamar. Menggunakan metode ini
membutuhkan dua publikasi, yaitu penggunaan sarana media dan
konstruksi iklan. Iklan sebagai media untuk mencari pelamar yang
potensial dapat dengan mudah didapat. Namun kelemahannya organisasi
akan dibanjiri oleh panggilan orang yang mencari posisi pada iklan
tersebut. Penggunaan iklan bisa menyumbangkan terbentuknya citra
organisasi dan prestise. Tetapi kadang-kadang diperlukan tenggang waktu
yang lebih lama untuk publikasi ini.
b) Agen tenaga kerja pemerintah
Agen-agen
tenaga
kerja
yang
dikelola
pemerintah
biasanya
lebih
bisa
dipercaya
dalam
pekerjaan
tugas.
Namun
Teknik-teknik rekrutmen
Ada
dua
kemungkinan
mengapa
terjadi
hal
yang
pada pekerjaan yang berada pada anak tangga terendah dalam hierarki
organisasi.Kedua, karena sifat pekerjaan yang menuntut spesialisasi tinggi
sehingga tidak banyak pencari kerja yang memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan meskipun imbalannya cukup tinggi pula.
Dengan perkataan lain, mungkin saja perbandingan antara pelamar dan
terpilih besar atau kecil. Dalam hal perbandingan itu kecil, perlu diperhatikan
bahwa penyebabnya mungkin karena persyaratan yang harus dipenuhi memang
berat, atau karena mutu para pelamar rendah.
b.
Tantangan etika
Proses seleksi terdiri dari paling sedik tujuh langkah yang dapat ditempuh,
seperti di bawah ini :
a.
Penyaringan pelamar
Tes
Tes ditujukan untuk melihat kemampuan sebenarnya dari pelamar. Hal ini
dapat pula untuk menguji respons pelamar yang sebenarnya terhadap pekerjaan
dan tugas yang akan dijalaninya. Tes ini bisa bervariasi pada beberapa organisasi,
antara lain tes pengetahuan, tes kecerdasan, tes kepribadian, tes psikologis, tes
kemampuan komputer, tes minat serta bakat dan lain-lain. Tes tersebut tergantung
pada jenis pekerjaan yang akan diisi pelamar. Kita juga dapat menggolongkan
jenis-jenis tes menurut kemampuan mental, motorik, serta fisik, kemampuan
individu dan prestasi teknik, berikut uraiannya :
1. Tes kemampuan pemahaman (mental). Tes ini tergolong tes kecerdasan
dan kemempuan spesifik mental, seperti kemampuan memori dan
mengutarakan pendapat.
2. Tes kecerdasan. Tes ini merupakan tes kemampuan pengetahuan umum
yang mencakup kemampuan daya ingat, pembendaharaan kata,
kemampuan lisan dan kemampuan kuantitatif.
3. Tes kemempuan mental khusus. Ada juga ukuran tentang kemampuan
mental khusus seperti pertimbangan induktif dan deduktif, pemahaman
verbal yang menyeluruh, daya ingat dan kemampuan kuantitatif. Tes
pada kategori ini dapat juga disebut tes bakat, karena mereka
menanyakan bakat pelamar.
4. Tes kemampuan motorik dan fisik. Tes kemampuan motorik meliputi
keterampilan manual, kecepatan gerakan tangan dan waktu untuk
demikian
kemampuan
sebenarnya
dari
pelamar
tidak
kerja.
Wawancara
semacam
itu
diharapkan
dapat
melihat
Tes ini tidak kalah penting dengan tes lain. Meskipun begitu, semua calon
tenaga kerja harus menjalankan tes untuk melihat apakah calon memiliki penyakit
atau tidak. Tes ini dapat dilakukan pada saat awal atau akhir, tergantung pada apa
yang diharapkan organisasi dari program seleksi secara keseluruhan.
g.
BAGIAN KETIGA
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Manusia adalah suatu kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang yang
menjalankan aspek Orang atau sumber daya manusia dari posisi seorang
manajemen, meliputi, perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan
penilaian.
Mencuplik pendapat Dessler di atas, maka Pelatihan merupakan salah
satu fungsi yang dijalankan oleh Manajemen Sumber Daya Manusia. Pelatihan
merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilaksanakan dalam upaya membantu
Pelatihan
diharapkan
Aspek
Ketrampilan
karyawan
meningkatkan, dengan adanya input kualitas yang lebih baik diharapkan akan
terjadi peningkatan kuantitas output.
Selain Pelatihan, perlu juga dilakukan proses Pengembangan karyawan.
Pengembangan sendiri dilihat dari tujuan akhirnya lebih banyak dinikmati oleh
karyawan yang bersangkutan. Singodimedjo (2000) menyatakan bahwa
Pengembangan SDM adalah proses persiapan individu-individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi didalam organisasi, biasanya
berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik.
B. Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan
Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan yang tepat bagi setiap Individu
dalam Organisasi akan membuahkan hasil positif bagi kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Oleh sebab itu menjadi tugas dari Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk menentukan kegiatan yang tepat sasaran, agar biaya Pelatihan
yang telah dikeluarkan dapat digolongkan sebagai Investasi, bukan sekedar biaya.
Beberapa kegiatan perlu dilakukan dalam menyusun suatu program
Pelatihan, yang meliputi :
Melalui suatu
pelanggan atas suatu produk atau jasa, dapat juga menjadi dasar
pelaksanaan suatu Pelatihan.
2. Metode pelatihan yang tepat. Metode ini sangat terkait dengan jenis
pelatihan yang akan disampaikan. Contoh dalam operasional Hotel,
sering terjadi keluhan kamar kotor dari tamu-tamu yang datang. Maka
Pelatihan yang tepat dalam hal ini adalah melakukan Pelatihan
Pembersihan kamar bagi seluruh Roomboy /maid yang ada.
3. Mengumpulkan dan mengembangkan materi Pelatihan.
Terkait
dengan no. 3 diatas, dalam hal ini materi utama adalah Standard
Operation Procedure (SOP). Agar pelaksanaannya pelatihan lebih
efektif, pihak-pihak terkait dilibatkan dalam menyusun materi
pelatihan, bukan hanya oleh Divisi SDM semata, misalnya dipandang
perlu untuk mengganti alat kerja, cara kerja dan lain sebagainya.
Prinsipnya bagian atau Divisi SDM perlu menyusun materi pelatihan
yang komprehensif atau lengkap. Pelatihan yang sifat nya ketrampilan,
biasanya diberikan dalam bentuk Roleplay yang melibatkan semua
peserta.
4. Evaluasi Pelatihan. Awal maupun akhir pelatihan harus dilakukan
Evaluasi, untuk mengetahui apakah pelatihan yang telah dilaksanakan
dapat dimengerti dan dipahami oleh semua peserta.
Dari proses diatas kita lihat, bahwa suatu Pelatihan diadakan tidak hanya
untuk memenuhi persyaratan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia semata,
namun harus berdasarkan alasan atau dasar yang kuat.
Tugas seorang Trainer (Pelatih) untuk mencari tahu pelatihan apa yang
dibutuhkan, proses ini disebut sebagai Training Need Analysis, biasanya disusun
bersamaan dengan saat Perusaan menyusun suatu program kerja tahunan. Sang
mencakup
jenis
kegiatan
dan
biaya
yang
dibutuhkan
untuk
6. Menunjang
pertumbuhan
pribadi.
Karyawan
yang
cerdasakan
BAGIAN KEEMPAT
KOMPENSASI
A. Definisi Kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi juga merupakan salah satu cara yang
paling efektif bagi departemen personalia guna meningkatkan prestasi kerja,
motivasi serta kepuasan kerja karyawan. Sistem kompensasi yang baik akan
mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Sebagian besar masyarakat khususnya karyawan menganggap kompensasi
sangat penting, sebab besarnya kompensasi bagi mereka mencerminkan ukuran
nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat.
Tingkat kompensasi absolut karyawan menentukan skala kehidupannya,
sedangkan kompensasi relatif menunjukkan status, martabat, dan harga diri
mereka. Jadi bila para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai,
prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bias turun secara dramatis.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena
mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya.
Selain itu kompensasi sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling
besar dan penting. Bila pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan secara
tepat, perusahaan bisa kehilangan para karyawannya yang baik dan harus
mengeluarkan biaya untuk menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan
penggantinya. Bahkan apabila karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi
tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka.
B. Tujuan dan Fungsi Kompensasi
Secara umum kompensasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
a. Memperoleh Personalia Yang Qualified
Dalam penarikan karyawan, biasanya calon pekerja yang memiliki
kemampuan yang cakap dalam bekerja akan lebih tertarik pada kompensasi yang
lebih tinggi maka disinilah peran pengusaha untuk Kompensasi perlu ditetapkan
cukup tinggi untuk menarik para pelamar tersebut. Seain itu untuk karyawan yang
sudah bekerja maka kompensasi tinggi akan mendorong karyawan untuk bekerja
lebi baik.
b. Mempertahankan Para Karyawan Yang Ada Sekarang
Apabila kita menginginkan kayawan baik kita tidak keluar atau berpindah
ke perusahaan lain maka tingkat kompensasi harus dijaga agar tetap kompetitif
c. Menjamin Keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip
keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting
diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
d. Menghargai Perilaku Yang Diinginkan
bahwa
perusahaan
mengalami
kemajuan.
Menunjukkan
tersebut
mampu
menarik
atau
mempertahankan
Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih,
diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. Menjamin kepastian
penerimaan upah secara periodik. Tidak memandang rendah karyawan yang
cukup lanjut usia.
c. Sistem Kontrak/Borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak/borongan didasarkan atas
kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan
kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai
konsekuensi bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik
secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini
biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila
dikerjakan oleh karyawan tetap dan/atau jenis pekerjaan yang tidak mampu
dikerjakan oleh karyawan tetap.
C.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
1. Faktor Intern Organisasi
jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya
kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan
besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah
biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama dengan
atau diatas biaya hidup minimal. Jika kompensasi yang diberikan lebih rendah
dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi rakyatnya
dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya dengan kompensasi,
pemerintah menentukan upah minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita,
pada batas umur tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin
berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktekpraktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
kerja lembur, dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan
beberapa contoh kendala kebijaksanaan kompensasi yang berasal dari pemerintah
Keadilan dan kelayakan Dalam Pemberian Kompensasi
Selain hal-hal diatas, dalam pemberian kompensasi perlu dipertimbangkan
unsur keadilan dan kelayakan.
1. Keadilan
Dalam pemberian kompensasi apakah itu berupa upah, gaji, bonus atau
bentuk-bentuk lainnya, penting sekali diperhatikan masalah keadilan terebut.
Keadilan bukan berarti sama rasa sama rata tanpa pandang bulu, tetapi harus
terkait adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan output.
Semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan yang diharapkan,
sehingga oleh karenanya yang harus dinilai adalah pengorbanan (input) yang
diperlukan suatu jabatan. Input dalam satu jabatan ditujukan dari persyaratanpersyaratan (spesifikasi) yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan
tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula penghasilan (output) yang
diharapkan. Output ini ditunjukkan dari upah yang diterima para karyawan yang
bersangkutan, dimana didalamnya tercantum rasa keadilan yang sangat
diperhatikan oleh setiap karyawan penerima kompensasi tersebut. Bila tuntutan
keadilan seperti seperti ini telah terpenuhi ini berarti perusahaan telah memiliki
internal consistency dalam sistem kompensasinya.
2. Kelayakan
Di samping masalah keadilan dalam pemberian kompensasi perlu
diperhatikan masalah kelayakan. Pengertian layak ini berkaitan dengan standar
hidup seperti kebutuhan pokok minuman atau upah minimum sesuai dengan
ketentuan pemerintah. Kelayakan juga dilihat dengan cara membandingkan
pengupahan di perusahaan lain. Bila kelayakan ini sudah tercapai, maka
perusahaan sudah mencapai apa yang disebut external consistency (Konsistensi
Eksternal). Apabila upaya di dalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah
dari perusahaan-perusahaan lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kesulitan bagi
perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja. Oleh karena itu untuk memenuhi
kedua konsistensi tersebut (internal dan eksternal) perlu digunakan suatu evaluasi
pekerjaan.
BAGIAN KELIMA
MOTIVASI KERJA & KARYAWAN
A. Definisi Motivasi
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap
dan nilai tersebut merupakan suatu yang tidak terlihat yang memberikan kekuatan
untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini
motivasi kerja adalah menjelaskan tentang kegiatan seseorang yang ingin
mencapai tujuan dan cita-citanya dengan dorongan yang tumbuh dari dalam
dirinya yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkan dalam sebuah
pekerjaannya.
Dibawah ini merupakan hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi kerja
karyawan adalah sebagai berikut:
a. Rasa aman dalam bekerja
b. Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif
c. Lingkungan kerja yang menyenangkan
d. Perhargaan atas prestasi kerja
e. Perlakuan adil dari manajemen
Karyawan adalah seseorang yang ditugaskan sebagai pekerja dari sebuah
perusahaan dan melakukan operasional perusahaan dan selanjutnya mendapatkan
kompensasi, salah satunya berupa gaji.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terdapat dalam 2 bagian yaitu
faktor internal dan faktor external, berikut ini penjelasannya:
1) Faktor internal
Adalah salah satu faktor yang berada dalam diri manusia yang terbagi
menjadi 5 (lima) bagian yaitu:
Kepuasan kerja adalah salah satu motivasi yang muncul dari diri
seseorang untuk mencari kepuasan dalam dirinya sendiri.
2) Faktor external
Berasal dari luar diri kita yang terbagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:
Situasi
lingkungan,
adanya
kemampuan
berinteraksi
dengan
untuk
mengambil
keputusan
dalam
menjalankan
BAGIAN KEENAM
PENGEMBANGAN KARIER
A. Definisi
Pada dasarnya pengembangan karir berorientasi pada perkembangan
perusahaan/ organisasi dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang.
Setiap organisasi harus menerima kenyataan, bahwa ekstensinya di masa depan
tergantung pada SDM yang kompetitif, sebuah organisasi akan mengalami
kemunduran dan akhirnya dapat tersisih karena ketidak mampuan menghadapi
pesaing. Kondisi seperti itu mengharuskan organisasi untuk melakukan
pembinaan karier pada pekerja, yang harus dilaksanakan secara berencana dan
berkelanjutan. Dengan kata lain, pembinaan karier adalah salah satu kegiatan
menejemen SDM., harus dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan
secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya. Dari uraian diatas berarti
pembinaan karier tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan perencanaan
SDM, rekrutmen, dan seleksi dalam rangka pengaturan staf (staffing). Dari
kegiatan-kegiatan manajemen SDM tersebut, harus diperoleh sejumlah tenaga
kerja yang potensial dengan kualitas terbaik. Tenaga kerja seperti itulah yang
harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya, agar dengan
kemampuannya yang terus meningkatkan sesuai dengan tuntutan lingkungan
bisnis, tidak saja mampu mempertahankan eksistensi organisasi, tetapi juga
mampu mengembangkan dan memajukan.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian pengembangan karir, yaitu :
1) Pengembangan karier adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan
yang ditempati seseorang selama masa kehidupan tertentu. Pengertian
menempatkan posisi/ jabatan seseorang pekerja di lingkungan suatu
organisasi, sebagai bagian rangkaian dari posisi/ jabatan yang ditempati
selama masa kehidupannya. Posisi itu ditempatnya selama kehidupannya,
sejak awal memasuki suatu organisasi/ perusahaan, sampai saat berhenti,
baik karena pensiun atau berhenti/ diberhentikan maupun karena
meninggal dunia.
2) Pengembangan karier adalah perubahan nilai-nilai, sikap, dan motivasi
yang terjadi pada seseorang, karena dengan penambahan/ peningkatan
usianya akan menjadi semakin matang. Dari pengertian ini, focus
pengembangan karier adalah peningkatan kemampuan metal, yang terjadi
karena pertambahan usia. Perkembangan mental itu dapat juga
berlangsung selama seseorang menjadi pekerja pada sebuah organisasi,
yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas
pokoknya.
Prestasi kerja
Exprosure
Permintaan berhenti
Kesetiaan organisasional
well-informed
mengenai
upaya-upaya
karier
personalia
dalam
organisasinya.
Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier
Perencanaan Karier
Jalur-Jalur Akses
Sasaran-Sasaran Karier
Pengembangan Karier
Umpan Balik
Catatan:
1) Jalur karier (career path): pola pekerjaan berurutan yang membentuk karier
seseorang.
2) Sasaran karier (career goals): posisi di waktu yang akan datang di mana
seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari kariernya.
Memang sangatlah panjang liku-liku dalam menggapai karier puncak. Titik
central untuk memungkinkan meniti jalur karier tersebut diatas pada dasarnya
terletak pada 2 (dua) hal:
1) Kemampuan intelektual
2) Kepribadian intelektual
Oleh karena itu kedua hal tersebut perlu senantiasa dibina oleh setiap
karyawan/ anggota organisasi apapun terutama mereka yang professional, kalau
ingin maju dalam kariernya. Semua itu pada dasarnya merupakan bagian dari
perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam suatuorganisasi.
Pengembangan karir itu sendiri mempunyai arah atau jalur-jalur serta
pilihan yang akan memberikan kepada setiap karyawan untuk mengembangkan
karirnya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan kemampuannya. Pilihan
arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan yang baik bagi karyawan
itu sendiri di manapun dan kapanpun. Pilihan arah atau jalur pengembangan karier
meliputi :
Enrichment
Lateral
Vertical
Relocation
Exploration
Realignment
Pengembangan karir seharusnya tidak hanya tergantung pada usaha-usaha
individu saja, karena tidak selalu sesuai dengan kepentingan organisasi. Sebagai
contoh: karyawan mungkin minta berhenti atau pindah ke perusahaan lain. Atau
karyawan bisa tidak acuh terhadap kesempatan-kesempatan karier mereka dan
kebutuhan-kebutuhan staffing organisasi. Untuk mengarahkan pengembangan
karier agar menguntungkan organisasi dan karyawan, departemen personalia
sering mengadakan program-program latihan dan pengembangan bagi para
karyawan. Disamping itu, departemen personalia perlu mengusahakan dukungan
manajemen, memberikan umpan balik kepada karyawan dan membangun suatu
lingkungan kerja yang kohesif untuk meningkatkan kemampuan dan keinginan
karyawan dalam melaksanakan pengembangan karier.
Selenggarakan
pusat
sumber
pengembangan
karier
merupakan
b. Pelatihan
c. Rotasi jabatan
d. Program beasisiwa/ ikatan dinas
Jadi karier merupakan suatu yang harus diwujudkan dan terus dikejar bagi
diri karyawan, dan keadaan karier macet harus dihindarkan. Untuk itu manajemen
harus secara bersungguh-sungguh memperhatikan dan memperlakukan karyawan
dengan menghargai potensi prestasinya.
Penggunaan arah, jalur proses dan pengembangan karier harus sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingan antara karyawan dengan perusahaan kearah
saling menguntungkan.
Proses dan pengembangan karier harus dapat memberikan kepastian
kepada karyawan lebih transparan dan terjamin serta dapat menumbuhkan dan
mengembangkan semua kemampuan, intelektual, wawasasan, motivasi, dan
dedikasi karyawan pada posisi pekerjaan yang diemban. Lewat proses dan
pengembangan karier tersebut dapat diupayakan pembinaan karyawan kearah
the right man on the right place.
BAGIAN KETUJUH
PENGEMBANGAN SDM BERBEDA BUDAYA
dapat
didefinisikan
sebagai
perencanaan,
pengorganisasian,
merespon
tantangan
perkembangan
dan
perubahan
Ilmu
kambing hitam kegagalan proyek dan aturan permainan. Maka posisi budaya
melemah berkepanjangan dan pembangunan jauh dari wawasan budaya.
Menurut Budi Paramita, mendefinisikan budaya kerja adalah sekelompok
pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
efisiensi kerja dan kerjasama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan
masyarakat.
Menurut Budi Paramita selanjutnya, budaya kerja dapat dibagi menjadi
dua :
1. Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan
kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasan
dari kesibukan pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan
sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.
2. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung
jawab, berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari
tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, atau
sebaliknya.
Dalam pengembangan SDM Global, para riset menanyakan para manajer
senior SDM di delapan perusahaan besar, faktor-faktor yang mempengaruhi
praktek MSDM di perusahaan antara lain :
1. Penyebaran, mudah menempatkan keterampilan yang tepat di tempat yang
dibutuhkan, dengan mengabaikan lokasi grafisnya.
2. Desiminasi pengetahuan dan inovasi, menyebarkan pengetahuan dan
praktek yang paling canggih ke seluruh organisasi dengan mengabaikan
dari mana asalnya.
3. Mengenali dan mengembangkan bakat secara global, mengenali siapa
yang dapat berfungsi secara efektif dalam sebuah organisasi dan
mengembangkan kemampuannya.
BAGIAN KEDELAPAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Apabila kita mendengar istilah PHK, yang biasa terlintas adalah pemecatan
sepihak oleh pihak perusahaan karena kesalahan karyawan. Karenanya, selama ini
singkatan PHK memiliki konotasi negatif. Padahal, kalau kita tilik definisi di atas
yang diambil dari UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, dijelaskan PHK
dapat terjadi karena bermacam sebab. Intinya tidak persis sama dengan pengertian
dipecat.
Menurut Tulus (1993:167), pemutusan hubungan kerja (separation)
adalah mengembalikan karyawan ke masyarakat. Hal ini disebabkan karyawan
pada umumnya belum meninggal dunia sampai habis masa kerjanya. Oleh karena
itu perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu
yang timbul akibat dilakukannya tindakan pemutusan hubungan kerja. Menurut
Hasibuan (2001: 205), pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja
seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan. Tergantung alasannya,
PHK mungkin membutuhkan penetapan Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (LPPHI) mungkin juga tidak. Meski begitu, dalam praktek
tidak
semua
PHK
yang
butuh penetapan
dilaporkan
kepada
instansi
ketenagakerjaan, baik karena tidak perlu ada penetapan, PHK tidak berujung
sengketa hukum, atau karena karyawan tidak mengetahui hak mereka.
Sebelum Pengadilan Hubungan Industrial berdiri pada 2006, perselisihan
hubungan Industrial masih ditangani pemerintah lewat Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) dan Panitia Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan Daerah (P4D) serta Pengadilan Tata Usaha Negara.
dapat
menyebabkan
seorang
karyawan
harus
Tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
3. Keinginan karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan
mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara lain:
a. Pindah ke tempat lain
b. Kesehatan yang kurang baik
c. Untuk melanjutkan pendidikan
d. Berwiraswasta
e. Turnover karyawan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. jika
banyak karyawan berhenti atas keinginan sendiri, maka manajemen
perusahaan dapat dikatakan kurang baik dan perlu dilakukan
instrospeksi diri dari manajer. (Hasibuan, 2001: 208-209).
4. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan,
undang-undang, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan
mempesiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat
usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dsb.
5. Kontrak kerja berakhir
Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja tidak menimbulkan
konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka
diterima.
6. Kesehatan karyawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan.
Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan
karyawan.
7. Meninggal dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya
dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi
keluarga yang ditinggalkan sesuai dengan pearturan yang ada.
8. Perusahaan dilikuidasi
Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena
bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas harus mendapat pesangon sesuai
dengan ketentuan pemerintah (Hasibuan, 2001: 2007-2009).
B. Jenis-jenis PHK
B.1. PHK Pada Kondisi Normal (Sukarela)
Dalam kondisi normal, pemutusan hubungan kerja akan menghasilkan
sesuatu keadaan yang sangat membahagiakan. Setelah menjalankan tugas dan
melakukan peran sesuai dengan tuntutan perusahaan, dan pengabdian kepada
perusahaan maka tiba saatnya seseorang untuk memperoleh penghargaan yang
tinggi atas jerih payah dan usahanya tersebut.
Akan tetapi hal ini tidak terpisah dari bagaimana pengalaman bekerja dan
tingkat kepuasan kerja seseorang selama memainkan peran yang dipercayakan
kepadanya. Ketika seseorang mengalami kepuasan yang tinggi pada pekerjaannya,
maka masa pensiun ini harus dinilai positif, artinya ia harus ikhlas melepaskan
segala atribut dan kebanggaan yang disandangnya selama melaksanakan tugas,
dan bersiap untuk memasuki masa kehidupan yang tanpa peran.
Kondisi yang demikian memungkinkan pula munculnya perasaan sayang
untuk melepaskan jabatan yang telah digelutinya hampir lebih separuh hidupnya.
Ketika seseorang mengalami peran dan perlakuan yang tidak nyaman, tidak
memuaskan selama masa pengabdiannya, maka ia akan berharap segera untuk
melepaskan dan meninggalkan pekerjaan yang digelutinya dengan susah payah
selama ini. Orang ini akan memasuki masa pensiun dengan perasaan yang sedikit
lega, terlepas dari himpitan yang dirasakannya selama ini.
Selain itu ada juga karyawan yang mengundurkan diri. Karyawan dapat
mengajukan pengunduran diri kepada perusahaan secara tertulis tanpa
paksaan/intimidasi. Terdapat berbagai macam alasan pengunduran diri, seperti
pindah ke tempat lain, berhenti dengan alasan pribadi, dan lain-lain. Untuk
mengundurkan diri, karyawan harus memenuhi syarat: (a) mengajukan
permohonan selambatnya 30 hari sebelumnya, (b) tidak ada ikatan dinas, (c) tetap
melaksanakan kewajiban sampai mengundurkan diri.
Undang-undang melarang perusahaan memaksa karyawannya untuk
mengundurkan diri. Namun dalam prakteknya, pengunduran diri kadang diminta
oleh pihak perusahaan. Kadang kala, pengunduran diri yang tidak sepenuhnya
sukarela ini merupakan solusi terbaik bagi karyawan maupun perusahaan. Di satu
sisi, reputasi karyawan tetap terjaga. Di sisi lain perusahaan tidak perlu
mengeluarkan pesangon lebih besar apabila perusahaan harus melakukan PHK
tanpa ada persetujuan karyawan. Perusahaan dan karyawan juga dapat membahas
besaran pesangon yang disepakati.
Karyawan yang mengajukan pengunduran diri hanya berhak atas
kompensasi seperti sisa cuti yang masih ada, biaya perumahan serta pengobatan
dan perawatan, dll sesuai Pasal 156 (4). Karyawan mungkin mendapatakan lebih
bila diatur lain lewat perjanjian. Untuk biaya perumahan terdapat silang pendapat
antara karyawan dan perusahaan, terkait apakah karyawan yang mengundurkan
diri berhak atas 15% dari uang pesangon dan penghargaan masa kerja.
B.2. PHK Pada Kondisi Tidak Normal (Tidak Sukarela)
Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh lingkungan dimana
perusahaan beroperasi dan memperoleh dukungan agar dirinya tetap dapat survive
(Robbins, 1984). Tuntutan yang berasal dari dalam (inside stakeholder) maupun
tuntutan dari luar (outside stakeholder) dapat memaksa perusahaan melakukan
perubahan-perubahan, termasuk di dalam penggunaan tenaga kerja. Dampak dari
perubahan komposisi sumber daya manusia ini antara lain ialah pemutusan
hubungan kerja. Pada dewasa ini tuntutan lebih banyak berasal dari kondisi
ekonomi dan politik global, perubahan nilai tukar uang yang pada gilirannya
mempersulit pemasaran suatu produk di luar negeri, dan berimbas pada
kemampuan menjual barang yang sudah jadi, sehingga mengancam proses
produksi.
Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan hubungan
kerja dapat memberikan beberapa pengertian, yaitu:
1) Termination : yaitu putusnya hubungan kerja karena selesainya atau
berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati. Berakhirnya kontrak,
bilamana tidak terdapat kesepakatan antara karyawan dengan manajemen,
maka karyawan harus meninggalkan pekerjaannya.
2) Dismissal : yaitu putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan
Tindakan pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan. Misalnya : karyawan
melakukan kesalahan-kesalahan, seperti mengkonsumsi alkohol atau obatobat
psikotropika,
madat,
melakukan
tindak
kejahatan,
merusak
pengembangan
dengan
menggunakan
mesin-mesin
e. Karyawan ditahan.
f. Pengusaha tidak terbukti melakukan pelanggaran yang dituduhkan
karyawan melakukan permohonan PHK. Selama belum ada penetapan
dari LPPHI, karyawan dan pengusaha harus tetap melaksanakan segala
kewajibannya.
Sambil menunggu
penetapan, pengusaha
dapat
Apabila gagal dicapai kesepakatan, maka karyawan dan pengusaha mungkin harus
menghadapi prosedur penyelesaian yang panjang melalui Perundingan Tripartit.
2) Perundingan Tripartit
Dalam pengaturan UUK, terdapat tiga forum penyelesaian yang dapat
dipilih oleh para pihak yaitu:
a. Mediasi.
Forum Mediasi difasilitasi oleh institusi ketenagakerjaan. Dinas tenagakerja
kemudian menunjuk mediator. Mediator berusaha mendamaikan para pihak, agar
tercipta kesepakatan antar keduanya. Dalam hal tercipta kesepakatan para pihak
membuta perjanjian bersama dengan disaksikan oleh mediator. Bila tidak dicapai
kesepakatan, mediator akan mengeluarkan anjuran.
b. Konsiliasi
Forum Konsiliasi dipimpin oleh konsiliator yang ditunjuk oleh para pihak. Seperti
mediator, Konsiliator berusaha mendamaikan para pihak, agar tercipta
kesepakatan antar keduanya. Bila tidak dicapai kesepakatan, Konsiliator juga
mengeluarkan produk berupa anjuran.
c. Arbitrase
Lain dengan produk Mediasi dan Konsiliasi yang berupa anjuran dan tidak
mengikat, putusan arbitrase mengikat para pihak. Satu-satunya langkah bagi pihak
yang menolak putusan tersebut ialah permohonan Pembatalan ke Mahkamah
Agung. Karena adanya kewajiban membayar arbiter, mekanisme arbitrase kurang
populer.
BAGIAN KESEMBILAN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan
sumberdaya.
Multinational Corporations atau MNC adalah perusahaan yang beroperasi
di dua atau lebih negara. MNC menjadi fenomena yang dominan dalam hubungan
internasional saat ini terkait dengan adanya globalisasi perdagangan dan
perkembangan perekonomian dunia. Dalam hal perkembangan perekonomian
domestik suatu negara, MNC memiliki pengaruh yang signifikan sebab
keberadaan MNC pada suatu negara menjadi salah satu penyumbang pajak
tertinggi bagi pendapatan suatu negara sekaligus bagi perkembangan ekonominya.
MNC adalah bentuk korporasi baru yang tidak dapat di hindari sebagai sebuah
konsekuensi logis dari adanya globalisasi itu sendiri. MNC merupakan wujud dari
perdagangan modern dimana profit merupakan orientasi utama dari keberadaan
setiap MNC di suatu negara.
a. Ciri ciri perusahaan multinasional antara lain :
1) Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan)
perusahaan multinasional melampau batas- batas Negara.
2) Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi
di dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.
3) Control terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat
diutamakan
mengingat
kedua
factor
tersebut
merupakan
3.
atau tidak tumpang tindih sehingga kita merasa nyaman dalam pekerjaan kita
d. Persyaratan Agar di Terima di Perusahaan Multinasional
Persyaratan umum sebenarnya sama dengan perusahaan lainnya yakni
kemampuan teknis sesuai bidangnya maupun kompetensi pendukung yang
dimiliki dari seorang calon karyawan. Bedanya, perusahaan multinasional juga
akan melihat kompetensi non teknis sebagai bagian penting dalam proses
perekrutan karena akan menentukan apakah seseorang akan sesuai di organisasi
tersebut dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Terkait
penguasaan bahasa asing, pada perusahaan multinasional akan menjadi nilai
tambah dan hampir menjadi sesuatu yang wajib meskipun nantinya keahlian
berbahasa bisa terus diasah ketika sudah bekerja.
Proses seleksi tentu saja relatif lebih ketat dan persaingan antar kandidat
juga cukup berat. Hal bisa dimaklumi karena yang mendaftar juga merupakan
orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi bergengsi dalam dan luar
negeri. Walaupun demikian, lulusan Indonesia memiliki kualitas yang baik dan
tak jarang memenangkan persaingan dibandingkan kandidat yang pernah kuliah di
luar negeri. Salah satu proses seleksi yang ada adalah Focus Group Discussion
(FGD), di mana para kandidat diberi sebuah persoalan dan diminta untuk
menyelesaikan dengan interaksi antar individu dalam sebuah grup.
Pertama tentu saja harus menguasai bidang ilmu yang dipelajari dengan
baik. Jika kuliah di Teknik Mesin, kuasailah bidang tersebut dengan baik. Jika
kuliah di Ekonomi, kuasai pula bidang tersebut dengan baik. Selain pengetahuan
yang sesuai dengan jurusan yang dijalani, seorang mahasiswa harus
memanfaatkan
waktu
untuk
belajar
hal-hal
lain
seperti
kemampuan
yang tersebar ke seluruh dunia itu cenderung dikelola secara terpusat oleh para
pemimpinnya di kantor pusatnya yang berkedudukan di Negara asal. Ukuran
mereka yang sedemikian besar tentu memberikan kekuatan ekonomi (dan
terkadang juga kekuatan politik) yang sangat besar, sehingga mereka merupakan
kekuatan utama (sekitar 40%) yang menyebabkan berlangsungnya globalisasi
perdagangan duniua secara pesat. Dengan kekuatan yang begitu besar, merekalah
yang sebenarnya seringkali mendominasi aneka komoditi dagang di Negaranegara berkembang (tembakau, mie, bubur gandum instant, dsb).
Dari gambaran ini, maka bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan
ekonomi (dan terkadang politik) yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaa
multinasional tersebut, apalagi jika dibandingkan dengan pemerintahan di Negaranegara berkembang di mana mereka menjalankan bisnisnya. Kekuatan mereka ini
juga ditunjang lagi oleh posisi oligopolitik yang mereka genggam dalam
perekonomian domestic atau bahkan internasional pada sektor atau jenis-jenis
produk yang mereka jalankan.
C. Contoh-contoh Perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia
1. DUNKIN DONUTS
DunkinDonuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman
Modal Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta.
Dunkin Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise)
di berbagai negara, seperti negara-negara di Eropa. DunkinDonuts pada mulanya
tumbuh dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940
(dengan nama awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970, DunkinDonuts telah berhasil
menjadi perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun 1983
perusahaan DunkinDonuts dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang
juga membawahi Togos dan Baskin Robins. Di bawah Allied Domecq, perluasan
pasar DunkinDonuts secara internasional semakin diintensifkan. Hingga akhirnya
gerai DunkinDonuts tersebar tidak hanya di benua Amerika saja, tetapi juga
meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia. Di Indonesia sendiri, Dunkin
Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985 dengan gerai pertama
didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Indonesia, master
franchise DunkinDonuts dipegang oleh Dunkin Donuts Indonesia[10]. Saat
pertama kali DunkinDonuts membuka gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun
1980-an), tidak ada reaksi keras dari masyarakat yang menentang perusahaan
tersebut untuk masuk. Masyarakat cenderung menganggap positif atas upaya
perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya. Mereka
justru
berada di bawah bendera Daiwa Kogyo. Kala itu, Seiko amat terkenal akan
keunggulannya dalam teknologi presisi kinetiknya. Teknologi ini sangat
memperhatikan detail, ketepatan, serta keakuratan secara mekanis dan berulang.
Sebuah teknologi yang mencerminkan gaya hidup orang Jepang.
4. KFC
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu
merek dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville,
Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal
terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col.
Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939
di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup
usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada
awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete
Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan
restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya
tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada
tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga
kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi
perusahaan Tricon Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum!
Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia,
pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX:
FAST) yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan
terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di
Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.
5. LG
Didirikan pada 1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang disebut
LG Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di Korea.
Perusahaan ini merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo, yang
telah memiliki bisnis yang saling bersaing satu sama lain untuk beberapa generasi.
Grup ini memperluas ke peralatan rumah tangga pada 1958 di bawah nama
berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan sumbersumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara
lebih baik.
Dampak positif ketiga adalah, perusahaan multinasional tersebut tidak
hanya akan menyediakan sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja
kepada Negara-negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi
mereka juga menyediakan suatu paket sumber daya yang dibutuhkan bagi
proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan
kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti
dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestic
Dampak positif keempat adalah, perusahaan multinasional juga berguna
untuk mendidik para manajer local agar mengetahui strategi dalam rangka
membuat relasi dengan bank-bank luar negeri, mencari alternative pasokan
sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran sampai ke tingkat
internasional. Dampak positif kelima adalah, perusahaan multinasional akan
membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu saja dinilai sangat maju dan
maju
oleh
Negara
berkembang
mengenai
proses
produksi
sekaligus
kaitannya
multinasional.
dengan
penanggulangan
Program-program
dampak
penanggulangan
negative
dampak
perusahaan
negative,
bisa
dicontohkan asuransi kesehatan pegawai, pajak lingkungan hidup (di luar negeri),
jamsostek, reservasi lingkungan, akan dianggap sebagai suatu inefisiensi karena
sifat profit orientednya tadi, dimana perusahaan berusaha mencari keuntungan
yang
sebesar-besarnya
sebagai
bentuk
pertanggungjawabannya
terhadap
shareholder. Sehingga tidak akan tercapai titik temu antara tujuan perusahaan
dengan tujuan masyarakat. Disinilah pemerintah mengambil peranannya. Namun,
tidak selamanya hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah apalagi pemerintah yang
korup. Demi peningkatan usaha penanggulangan dampak negatif MNC, harus
dicari akar masalah dari hambatan atas penanggulangan ini. Ekonom dan peraih
nobel, Joseph E stiglitz dalam bukunya Making Globalization Works (2006)
mengemukan 4 dilema yang dialami perusahaan sehingga mereka sebenarnya
tidak mau melakukan usaha penanggulangan dampak negatif atas aktivitas yang
mereka lakukan.
1. Sifatnya yang profit oriented, sebagaimana penjelasannya di atas.
2. Kompetisi. Ini mengakibatkan perusahaan harus melakukan operasi
seefisien mungkin dengan cara menghasilkan untung yang sebesarbesarnya dan menekan biaya dalam waktu singkat agar dapat tetap
survive. Dalam kondisi seperti ini, tentu perusahaan akan menghindari
segala biaya yang tidak esensial bagi operasi seperti, misalkan biaya
pembangunan rumah sakit bagi warga sekitar.
3. Kekuatan
ekonomi
dan
politik,
mengingat
kekuatan
peusahaan
persepsi
dan
kepentingan
dan
secara
bersama-sama
BAGIAN KESEPULUH
TURNOVER
luas, Turnover diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar
perusahaan(Ronodipuro dan Husnan, 1995:34).
Sedangkan Mobley (1993:13) mengemukakan bahwa batasan umum tentang
pergantian karyawan adalah : berhentinya individu sebagai anggota suatu
organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi
bersangkutan.
Terjadinya Turnover merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh
perusahaan. Turnover karyawan merupakan masalah klasik yang sudah dihadapi
para pengusaha sejak era revolusi industri. Kodisi lingkungan kerja yang buruk,
upah yang terlalu rendah, jam kerja yang melewati batas serta tiadanya jaminan
sosial merupakan penyebab utama terjadinya Turnover pada waktu itu (Mc
Kinnon, 1979).
B. Indikasi Terjadinya Turnover
Menurut Harnoto (2002:2) Turnover ditantai oleh berbagai hal yang
menyangkut perilaku karyawan, antara lain : absensi yang meningkat, mulai malas
kerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk
menentang atau protes kepada atasan, maupun keseriusan untuk menyelesaikan
semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya. Indikasi
indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksikan Turnover
karyawan dalam sebuah perusahaan.
1. Absensi yang meningkat
Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya
ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab
karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumnya.
2. Mulai malas bekerja
Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malas
bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yang
dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan bersangkutan.
Dalam aspek ini tersedia pilihan pilihan pekerjaan lain dapat menjadi
faktor untuk kemungkinan keluar.
b. Aspek individu
Dalam aspek ini, usia muda, jenis kelamin dan masa kerja lebih
singkat, besar kemungkinannya untuk keluar.
2. Faktor internal
Dari faktor internal ini, ada lima sisi yang bisa dilihat :
a. Budaya organisasi
Kepuasan tehadap kondisi kondisi kerja dan kepuasan terhadap
kerabat kerabat kerja merupakan faktor faktor yang dapat
menentukan Turnover.
b. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, kepuasan terhadap pemimpin dan variabel
variabel
lainnya
seperti
sentralisasi
merupakan
faktor
yang
menentukan Turnover.
c. Kompensasi
Penggajian dan kepuasan terhadap pembayaran merupakan faktor
faktor yang dapat menentukan Turnover.
d. Kepuasan kerja
Kepuasan terhadap pekerjaan, secara menyeluruh dan kepuasan
terhadap bobot pekerjaan merupakan faktor yang dapat menentukan
Turnover.
e. Karir
Kepuasan terhadap promosi merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan Turnover.
karyawan
oleh
perusahaan
lain
apalagi
sebagai
netlabour turnover, yang menekankan pada biaya perputaran tenaga kerja untuk
menarik dan melatih karyawan pengganti.
Sekali lagi Turnover bukan satu satunya indikator keberhasilan dalam
mengelola SDM tetapi yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan
kinerja perusahaan atau mempertahankan kinerja perusahaan agar tetap tinggi
walaupun dengan kondisi adanya frekuensi masuk karyawan yang tinggi, untuk
itu kerja keras para pengelola SDM dalam mempertahankan karyawan yang ada
dengan segala kemampuannya namun sekali lagi kompetitor tidak akan pernah
tinggal diam, jadi kembali kepada kita lagi , harus bagaimana menyikapinya.
BAHAN BACAAN
Abdullah, Maruf, Prof. Dr, SH, MH, (2014) Manajemen dan Evaluasi Kinerja
Karyawan, CV. Aswaja Presindo.
Basri, Faisal dan Haris Munandar, 2009, Lanskap Ekonomi Indonesia Kajian dan
Renungan terhadap masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru
dan Prospek Perekonomian Indonesia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Dessler, Gary (2000): Human Resource Management, International Edition, 8th
Ed. Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Drucker, Peter (1988). The Coming of the New Organization. Harvard Business
Review. Jan-Feb 1988, p. 45.
Fullerton, Jr., H. (1993). Another Look at the Labor Force. Mo
Fahmi, Irham, (2010) Manajemen Kinerja, Alfabeta, Bandung
Foulkes, Fred K. (1975). Harvard Business Review, March-April 1975
Kanter, Rosabeth Moss (1989). The New Managerial Works. Harvard Business
Review, Nov-Dec 1989, p. 88.
Kuneifi, Amin Elfachmi, (2010), Evaluasi Kinerja Karyawan, LTSM Indonesia
Malang
Kotler, P.2000a. Manajemen Pemasaran. Edisi Millennium. Jilid I. Terjemahan
oleh Hendra Teguh. 2002. PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, P.2003. Manajemen Pemasaran; Perencanaan; Implementasi; dan
Pengendalian. Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Miniard, W. Paul, Blackwell, D. Roger, Engel. F. James, 1994, Perilaku
Konsumen, edisi keenam, Binarupa Aksara, Jakarta
Moskowitz, R. and Warwick D. (1996). The 1994-2005 Job Outlook in Brief.
Occupational Outlook Quarterly 40(1): 2-41.