Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga kerja memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi.
Di dalam menyusun sebuah organisasi, perlu sekali pembagian tugas yang sebaik-
baiknya dan memberi wewenang-wewenang yang tepat, namun demikian yang lebih
penting lagi ialah menempatkan orang secara tepat pada tempat-tempat sesuai struktur
organisasi yang telah ditetapkan. Perlu disadari bahwa manusia adalah unsur
terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi.
Susanto (1997 :13) mengatakan bahwa aset organisasi yang paling penting dan harus
diperhatikan oleh manajemen adalah manusia (sumber daya manusia atau human
resources). Hal ini bermuara pada kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang
selalu ada dalam setiap organisasi. Manusia membuat tujuan-tujuan, inovasi, dan
mencapai tujuan organisasi. Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
dapat membuat sumber daya lainnya bekerja dan berdampak langsung terhadap
kesejahteraan organisasi.
Perkembangan dalam organisasi di bidang kepegawaian tidak hanya sebagai unit yang
bersifat administrasi dalam penyusunan pegawai tetapi juga pengembangan sumber
daya manusia (Rachbini, 2001: 113). Penambahan fungsi tersebut, diharapkan dapat
mengkaji kebutuhan pegawai masa sekarang dan yang akan datang sehingga
penyusunan pegawai bukan dianggap sekedar pekerjaan rutinitas dan upaya
menyesuaikan keinginan dan selera pimpinan, tetapi lebih kepada kesiapan untuk
menjamin keberlangsungan organisasi dalam menghadapi tantangan perubahan
lingkungan eksternal organisasi yang seringkali berubah drastis, ekstrim dan tak
terkendali.
2. Tujuan Penyusunan Personalia
Menurut Janet B. Parks (2007: 338) tujuan penyusunan personalia adalah:
a. Terwujudnya sinergitas pekerja sesuai dengan seluruh tugas dan kewajibannya.
b. Terwujudnya mekanisme kerja yang kooperatif, efektif dan terpadu.
c. Memudahkan pekerja dengan keahlian pada bidang masing-masing menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
d. Mendorong pekerja untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang maksimal bagi
organisasi.
3. Prinsip Penyusunan personalia
Menurut Janet B. Parks (2007: 339) dalam penempatan berlaku prinsip utama yaitu :
“The right man in the right place and time” yang berarti bahwa setiap personel
ditempatkan pada unit kerja yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan
demikian suatu perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan
mendapat hasil pekerjaan yang optimal. Jika prinsip ini tidak diterapkan, dan
menempatkan personel pada tugas dan jenis pekerjaan yang bukan keahliannya, maka
akan menghambat upaya pencapaian tujuan administrasi itu sendiri, sebab hasil dari
pekerjaan tersebut cenderung kurang berdaya guna bagi organisasi.
Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang kekurangan karyawan, sehingga memaksa
seorang karyawan membawahi dan mengerjakan beberapa jenis pekerjaan yang bukan
pada bidang keahliannya, atau bisa terjadi karena menempatkan seseorang atas
pendekatan nepotisme tanpa memperhatikan keahlian orang tersebut, tindakan
nepotisme ini tentu akan membuka peluang kolusi dan korupsi yang berakibat buruk
terhadap kemajuan unit organisasi kerja itu sendiri.
4. Bentuk Penyusunan Personalia
Proses fungsi staffing dapat dilihat dalam suatu rangkaian langkah yang
berkesinambungan untuk selalu mengisi perusahaan dengan orang-orang yang tepat
dan waktu yang tepat.
Menurut T. Hani Handoko (2000: 230) langkah-langkah dalam proses staffing
meliputi beberapa aspek yaitu :
a. Perencanaan sumber daya manusia
Pemenuhan kebutuhan organisasi untuk mengisi posisi tertentu, untuk itu perlu adanya
perencanaan yang terdiri atas; (1) penentuan jabatan yang akan diisi, kemampuan yang
dibutuhkan, serta jumlah yang dibutuhkan, (2) pemahaman pasar tenaga kerja potensial, (3)
pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan. Apabila suatu perusahaan
membutuhkan tenaga kerja baru, maka perusahaan akan mencari orang yang cakap dan
terampil untuk mengisi tugas yang kosong tersebut serta mempunyai motivasi untuk
melaksanakan misi dan tujuan perusahaan tersebut. Perusahaan bisa memperoleh tenaga kerja
tersebut melalui 2 sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (intern) dan sumber dari luar
perusahaan (ekstern), sumber dari dalam perusahaan yaitu dengan menggunakan orang-orang
yang bekerja dalam perusahaan tersebut terutama dalam rangka promosi dan mutasi jabatan,
sedangkan sumber yang berasal dari luar perusahaan seperti dari sekolah-sekolah,
departemen tenaga kerja, iklan, teman pegawai perusahaan, dan lain-lain.
Pada dasarnya penilaian pegawai mempunyai manfaat ganda karena dapat digunakan sebagai
alat dalam mengambil keputusan seperti untuk pembayaran upah, gaji, bonus, alat dan
pemberian nasehat kepada pegawai. Penilaiannya sebaiknya dilakukan oleh suatu tim yang
terdiri dari atasan langsung sebagai ketua, psikolog, dan seorang lainnya sebagai anggota.
Penilaian karyawan mengacu pada sistem karier dan hasil prestasi kerja. Pada sistem karier
yang dilihat adalah kecakapan karyawan yang bersangkutan, pengalamannya dalam bekerja,
kesetiaan pada organisasi, pengabdian dari segi lamanya waktu bekerja dan syarat objektif
lainnya.