(MUK) II
1. Perencanaan (Planning)
Dalam proses perencanaan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh
SDM yang terlibat dalam kegiatan organisasi adalah :
2. Pengorganisasian (Organization)
Setelah ada rencana dan struktur organisasi yang jelas, maka selanjutnya
dibutuhkan pengarahan atau motivasi, gerakan, perintah. Dalam Pengarahan
manajer memberi petunjuk dan mengajak para pegawainya agar secara sadar
mau melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan organisasi. Fungsinya adalah
untuk mengarahkan semua sumber daya manusia yang ada di organisasi agar
mau bekerja secara baik dan efektif, serta secara sukarela tanpa merasa dipaksa
sehingga akan muncul kerja sama tim (tim work) yang baik dalam organisasi.
4. Pengendalian/Pengawasan (Controlling)
Fungsi operasi atau operative function juga terbentuk atas beberapa hal berikut:
1. Pengadaan
Fungsi operasi yang pertama adalah pengadaan atau biasa disebut procurement.
Fungsinya adalah mendapatkan jenis dan jumlah tenaga kerja yang penting
untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi ini terkait dengan beberapa subjek
seperti perekrutan, penyeleksian, dan penempatan pegawai dalam. Proses rekrut
umumnya memerlukan kegiatan untuk menyeleksi tenaga kerja, misalnya
meninjau formulir aplikasi, tes psikologi, mengecek referensi, dan mengadakan
wawancara.
2. Pengembangan
3. Kompensasi
Fungsi operasi ketiga adalah kompensasi yakni pemberian upah yang cukup dan
wajar kepada tenaga kerja atas kontribusinya terhadap tujuan organisasi atau
organisasi. Meski kerap dianggap mengecilkan pentingnya uang bagi para
karyawan, namun kompensasi merupakan salah satu fungsi terpenting bagi
manajemen sumber daya manusia. Kompensasi biasanya diberikan secara
ekonomi, yakni dalam bentuk uang ditambah dengan tunjangan lainnya.
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisieni bagi organisasi. Manusia selalu berperan aktif dan
rekrutmen dan seleksi maka organisasi bisa mendapatkan SDM terbaik dan
berkompeten dibidangnya.
tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada sesuai dengan bidang
keahliannya.
menarik kandidat terbaik untuk mengisi formasi yang tersedia. Selain itu
cermat, jujur, dan objektif agar diperoleh karyawan yang qualified dan
waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang
baru.
lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap
mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.
2003,p105) adalah :
Tidak hormat
7. Adanya pekerja yang meninggal dunia
tinggi. Jumlah pelamar yang tidak diterima biasanya lebih besar, dan
yang lebih baik untuk menarik para pelamar yang memenuhi syarat.
2. Pertimbangan Hukum
3. Kebijakan Promosi
Tipe Rekrutmen
hendak direkrut.
departemen yang berbeda merekrut sejumlah besar pekerja juru ketik atau
akan lebih sering dipakai karena lebih efisien biaya. Jika rekrutmen
periodik mengenai jumlah dan tipe pekerja baru yang dibutuhkan di waktu
yaitu:
mengumumkan pekerjaan.
dalam proses perekrutan dengan secara aktif mengajak teman dan kolega
yang kosong.
3) Biaya perekrutan relatif kecil, karena tidak perlu memasang iklan.
peningkatan
kebiasaan organisasi.
dimiliki oleh para karyawan yang ada saat ini; dan (3) memperoleh para
keberagaman ide.
sama mungkin menjadi sunber paling penting dari karyawan baru. Para
pesaing pada pasar tenaga kerja yang sama, mengingat biasanya orang
tidak memasuki angkatan kerja yang telah penuh dengan pengalaman dan
keterampilan kerja.
kinerja terbaik akan tetap dihubungi oleh para penyedia karyawan (staffer).
6) Pengangguran
berhenti.
pemberi kerja karena banyak dari mereka memiliki riwayat kerja yang
lainnya dari seorang veteran adalah sasaran dan orientasi tim mereka.
tersebut penting untuk daya saing yang berkelanjutan. Orang seperti ini
perusahaan.
Para profesional sumber daya manusia yakin bahwa dari semua media,
internetlah yang memberikan kualitas tertinggi bagi pelamar kerja, dan juga
karena iklan online lebih murah. Di samping itu, mudah untuk memasang
iklan serta respons datang lebih cepat dan dalam jumlah lebih besar. Tugas
mengontak para kandidat dan memproses daftar riwayat hidup juga bisa
minimum.
Bentuk umum tradisional dari iklan yang memberikan liputan luas dengan
biaya relatif rendah adalah iklan koran. Iklan tersebut harus berisi hal yang
merekrut karyawan dan pada saat yang sama menolong orang dalam usaha
a) Agen Tenaga Kerja Swasta. Agen tenaga kerja swasta, sering disebut
head hunter, dikenal karena merekrut para karyawan kerah putih dan
sekaligus juga posisi lowong, selain itu agen tenaga kerja swasta juga
b) Agen Tenaga Kerja Publik. Agen tenaga kerja publik kini semakin
waktu singkat.
PENGELOLAAN PROSEDUR KERJA
DI UNIT KERJA REKAM MEDIS
Peningkatan Prosedur
Prosedur harus mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi dan sarana dan prasarana yang tersedia maka harus diperhatikan
hal-hal seperti (Sabarguna, 2005):
1). Jenis teknologi yang ada Teknologi yang berubah dan semakin canggih
perlu penyesuaian prosedur yang relevan dan dapat mengikutinya.
2). Jenis peralatan
Peralatan khusus yang berbeda, tentunya perlu prosedur yang berbeda
pula, maka penyesuaian harus dilakukan.
3). Pergantian petugas
Petugas yang diganti atau petugas baru harus dilatih, jangan sampai
menjadi ganjalan atau
meracuni yang lain karena ketidaktahuannya.
TPPRJ
Tempat penerimaan pasien rawat jalan atau tempat pendaftaran pasien
rawat jalan (TPPRJ).
disebut juga loket pendaftaran pasien rawat jalan. Fungsi atau perannya
dalam pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan akan
dinilai disini. Mutu pelayanan meliputi kecepatan,
ketepatan, kelengkapan dan kejelasan informasi, kenyamanan ruang
tunggu dan lain-lain (Bambang
Shofari, 2004).
Deskripsi pokok kegiatan pelayanan rekam medis di TPPRJ (Bambang
Shofari, 2004) :
1)
Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang
diperlukan untuk pelayanan.
Formulir dan catatan yang perlu disiapkan yaitu :
a)
Formulir-formulir dokumen rekam medis rawat jalan baru yang telah diberi
nomor rekam medis, yaitu
formulir rekam medis yang belum berisi catatan pelayanan pasien yang
lalu.
b)
Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, yaitu buku yang berisi
catatan identitas pasien sebagai
catatan pendaftaran.
c)
Buku ekspedisi, yaitu buku yang digunakan untuk serah terima dokumen
rekam medis agar jelas
siapa yang menerimanya.
d)
KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), yaitu kartu indeks yang digunakan
sebagai petunjuk pencarian
kembali identitas pasien.
e)
KIB/KTPP (Kartu Identitas Berobat/ Kartu Tanda Pengenal Pasien), yaitu
kartu identitas pasien yang
diserahkan kepada oa untuk digunakan kembali bila dating berobat lagi.
f)
Tracer, yaitu kartu yang digunakan untuk petunjuk digunaknnya
(keluarnya) dokumen rekam medis
dari rak filing sehingga dapat digunakan untuk peminjaman dokumen
rekam medis ke filing.
g)
Buku catatacn penggunaan nomor rekam medis, yaitu buku yang berisi
catatan penggunaan nomor
rekam medis.
h)
Karcis pendaftaran pasien.
2)
Menanyakan kepada pasien yang dating, apakah sudah pernah berobat?
Bila belum berarti pasien
baru dan bila sudah berarti pasien lama
Pelayanan kepada pasien baru meliputi :
a)
Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada formulir
rekam medis pasien rawat
jalan, KIB danKIUP.
b)
Menyerahkan Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk
membawa kembali bila dating
berobat berikutnya.
c)
Menyimpan KIUP sesuai urutan abjat (alfabetik).
d)
Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mangarahkan pasien
ke poliklinik yang sesuai.
e)
Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa :
i).
Tempelkan pada formulir rekam medis pasien rawat jalan.
ii).
Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya apa guna
mengarahkan pasien menuju
ke poliklinik yang sesuai.
f)
Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang sesuai.
g)
Mengirimkan dokumen rekam medis ke poloklinik yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi.
Pelayanan kepada pasien lama meliputi :
a)
Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.
b)
Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam medisnya pada
tracer untuk dimintakan
dokumen rekam medis lama ke bagian filing.
c)
Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya untuk
dicari di KIUP.
d)
Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP pada
tracer untuk dimintakan
dokumen rekam medis lama ke bagian filing.
e)
Mempersilahkan pasien baru atau membayar di loket pembayaran.
f)
Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan
prosedur asuransi
penanggung biaya pelayanan kesehatan.
3)
Setelah akhir pelayanan kegiatannya adalah :
a)
Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat jalan.
b)
Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah pendaftaran pasien rawat jalan
dengan kasir rawat jalan.
c)
Membuat laporan harian tentang :
i).
Penggunaan nomor rekam medis, agar tidak terjadi duplikasi.
ii).
Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan
formulir rekam medis.
iii).
Merekapitilasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk keperluan
statistic rumah sakit.
b.
TPPRI
Tempat penerimaan pasien rawat inap (TPPRI) atau ruang penerimaan
pasien rawat inap
(RPP) atau pusat informasi rawat inap atau pusat rumah sakit adalah salah
satu bagian di rumah
sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan pendaftaran pasien yang
akan rawat inap. Sistem
pelayanan TPPRI berbeda antara satu yang akan dirawat inap yaitu semua
pasien rawat inap harus
melalui pemeriksaan rawat jalan atau gawat darurat, atau TPPRI dapat
menerima pasien langsung
selain melalui pasien dan rawat jalan dan gawat darurat (Bambang Shofari,
2004).
Deskripsi pokok kegiatan TPPRI dalam pelayanan rekam medis (Bambang
Shofari, 2004):
1)
Penerimaan pasien yang berasal dari URJ atau UGD
a)
Menerima pasien bersama surat pengantar rawat inap atau
admission note.
Berdasar surat tersebut,
dapat diketahui jenis penyakitnya sehingga dapat diarahkan ke bangsal
mana pasien harus dirawat.
b)
Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan
catatan penggunaan tempat
tidur (mutasi pasien).
c)
Menjelaskan tariff pelayanan rawat inap dan fasilitas-fasilitas yang dapat
dinikmati oleh pasien dan
keluarga pasien.
d)
Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan
yang diinginkan pasien
dan tersedianya TT.
e)
Membuat surat persetujuan rawat inap.
f)
Memberitahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapkan
ruangan.
g)
Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis
penyakitnya agar dapat
digunakan pelayanan klinis di unit rawat inap.
2)
Penerimaan pasien yang diterima secara langsung di TPPRI
Catatan : dalam hal penerimaan pasien langsung di TPPRI, semua pasien
harus dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu oleh tenaga medis untuk menentukan jenis
penyakitnya. Dalam
pelayanan rekam medis semua pasien dianggap baru. Oleh karena itu
identitas pasien dicatat pada
KIB, KIUP dan buku register pendaftaran pasien rawat inap. Selain itu,
dicatat pula identitas pasien
dan keluarganya pada formulir rekam medis. Selanjutnya melakukan
kegiatan sebagai berikut :
a)
Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan
catatan penggunaan tempat
tidur (mutasi pasien).
b)
Menjelaskan tarif pelayanan rawat inap dan fasilitas-fasilitas yang dapat
dinikmati oleh pasien dan
keluarga pasien.
c)
Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan
yang diinginkan paskien
dan tersedianya TT.
d)
Memberitahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapan
ruangan.
e)
Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis
penyakitnya agar dapat
digunakan pelayanan klinis di unit rawat inap.
f)
Mencatat kemudian menyerahkan KIB kepada pasien.
g)
Menyimpan KIUP untuk selanjutnya diserahkan ke TPPRJ guna disimpan.
h)
Mencatat dan menyimpan buku register pendaftaran pasien rawat inap.
i)
Mencatat hasil pemeriksaan klinis ke formulir rekam medis rawat inap.
j)
Mencatat penggunakan nomor rekam medis pada buku catatan
penggunakan nomor rekam medis.
3)
Produser pelayanan rekam medis umum lainnya di TPPRI
a)
Setiap hari (pagi hari) mengambil SHRI dan DRM rawat inap di setiap
bangsal rawat inap untuk
dicatat selanjutnya diserahkan ke fungsi assembling. Serah terima DRM
menggunakan buku
ekspedisi.
b)
Mencatat mutasi pasien rawat inap pada buku catatan penggunaan TT
berdasarkan SHRI dan
informasi mutasi pasien rawat inap yang diperoleh setiap saat dari bangsal
rawat inap. Catatan
mutasi tersebut meiputi :
i).
Nama, jenis kelamin dan umur pasien serta nomor rekam medis.
ii).
Tanggal masuk pasien dan tanggal keluar pasien.
iii).
Nama bangsal rawat inap ketika pasien masuk.
iv).
Nama bangsal rawat inap ketika asien keluar.
v).
Perpindahan pasien (pindahan dan dipindahkan) dari bangsal rawat inap
satu ke yang lain (termasuk
ke ruang intensif).
c)
Membuat laporan kegiatan pendaftaran pasien rawat inap perbulan,
meliputi :
i).
Jumlah pasien masuk,jumlah pasien keluar hidup, jumlah pasien keluar
mati.
ii).
Jumlah pasien yang melalui UGD, URJ dan dating langsung.
iii).
Jumlah pasien masuk per bangsal dan kelas perawatan.
iv).
Jumlah pasien rujukan dan asal rujukannya.
v).
Membuat grafik kegiatan pendaftaran pasien rawat inap.
vi).
Mencatat penggunaan formuir rawat inap.
d)
Memberi informasi tentang keberadaan pasien di bangsal rawat inap kepada
pengunjung yang
memerlukan.
c.
Assembling
Bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis. Peran dan
fungsi
assembling dalam pelayaan rekam medis yaitu sebagai perakit formulir
rekam medis, peneliti isi data
rekam medis, pengendali DRM tidak lengkap, pengendali penggunaan
nomor rekam medis dan
formulir rekam medis (Bambang Shofari, 2004).
Deskripsi pokok kegiatan assembling dalam pelayanan rekam medis
(Bambang Shofari,
2004) :
1)
Terhadap sensus harian yang diterima
a)
Menerima SHRJ, SHGD, SHRI beserta DRM rawat jalan, gawat darurat dan
rawat inap setiap hari.
b)
Mencocokkan jumlah DRM dengan jumlah pasien yang tercatat pada
sensus harian masing-masing.
c)
Menandatangani buku ekspedisi sebagai bukti serah terima DRM.
d)
Mengirimkan sensus harian tersebut ke fungsi analising dan reporting.
2)
Terhadap DRM yang diterima
1)
Merakit kembali formulir rekam medis bersamaan dengan itu melakukan
kegiatan penelitian terhadap
kelengkapan data rekam medis pada setiap lembar formulir rekam medis
sensus dengan kasusnya,
misalnya bila pada formuilr masuk-keluar pasien dijumpai :
i).
ada tindakan medis, maka harus ada laporan operasinya.
ii).
Ada kematian, maka harus ada laporan sebab kematian.
iii).
Ada bayi lahir maka harus ada laporan persalinan, laporan bayi lahir dan
indertitas bayi lahir.
iv).
Penyakit yang harus ditegakkan dengan pemerikasaan laboratorium,
rontgen, maka harus ada
laporan hasil pemeriksaannya.
2)
Mencatat hasil penelitian tersebut
ke dalam formulir
i).
Kertas kecil untuk mencatat data yang tidak lengkap kemudian
ditempelkan pada halaman depan
folder DRM.
ii).
Kartu kendali (KK) yang isi datanya meliputi :
Tanggal diterimanya DRM
Nomor rekam medis
Nama pasien
Umur/tanggal lahir pasien
Alamat pasien
Tanggal masuk pasien
Tanggal keluar pasien
Lama dirawat
Keadaan keluar pasien
(sembuh/meninggal/
dirujuk/aps)
Diagnosa utama
Diagnosa kedua, kegitan
dan setersunya
Diagnosa komplikasi
Tindakan medis/operasi
Sebab kematian
Dokter yang merawat
Ruang/bangsal perawatan
Kelas perawatan
Peserta askes/non askes
Ketidaklengkapan data
rekam medis
3)
Bila DRM telah lengkap, selanjutnya :
i).
Menyerahkan DRM dan KK ke bagian K/I.
ii).
Menyerahkan sensus harian ke bagian A/R.
4)
Bila DRM tidak lengkap, selanjutnya :
i).
Menempelkan kertas kecil pada halaman depan folder DRM.
ii).
Dengan menggunakan buku ekspedisi, menyerahkan DRM tidak lengkap
kepada unit pencatat untuk
diteruskan kepada petugas yang bertanggungjawabterhadap kelengkapa isi
data rekam medis yang
bersangkutan untuk dilengkapi.
iii).
Menyimpan KK berdasarkan isi data rekam medis yang bersangkutan
untuk dilengkapi.
iv).
Mengambil kembali DRM tidak lengkap pada 2x24 jam setelah waktu
penyerahannya.
3)
Terhadap penggunaan nomor dan formulir rekam medis
a)
Mengalokasikan nomor rekam medis TPPRJ, UGD dan kamar bersalin
(untuk bayi baru lahir), bila
TPPRI menerima pasien langsung juga diberi alokasi nomor rekam medis.
b)
Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis agar tidak terjadi duplikasi
dengan melakukan
pencatatan penggunaannya ke dalam buku catatan penggunaan nomor
rekam medis oleh unit
pwngguna tersebut.
c)
Mendistribusikan formulir, catatan dan laporan rekam medis ke unit-unit
yang memerlukan untuk
proses pencatatan dan pelaporan rekam medis.
d)
Mengendalikan penggunaan formulir, catatan dan laporan tersebut dengan
menggunakan buku
pengendalian peggunaan formulir rekam medis.
d.
Koding dan indeksing
Bagian koding dan indeksing (K/I) adalah salah satu bagian dalam unit
rekam medis. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya bagian ini memerlukan alat bantu meliputi :
1)
Buku ICD revisi ke 10 volume 1, volume 2 dan volume 3 untuk memastikan kode penyakit dan
masalah kesehatan.
2)
Buku ICOPIM untuk memastikan kode operasi dan prosedur medis.
3)
Buku ID-O untuk memastikan kode penyakit kanker (kode ini dikhususkan untuk rumah sakit yang
ditunjuk sebagai rumah sakit dengan pelayanan khusus kanker).
4)
Kamus kedokteran untuk menemukan arti istilah-istilah kedokteran.
5)
Kamus bahasa Inggris untuk menemukan arti istilah-istilah dalam bahasa Inggris.
6)
Daftar kode ICD revisi ke 10 yang dibuat sendiri oleh bagian ini berdasarkan penyakit dan operasi
yang sering dirulis oleh para dokter setelah dilakukan kolaborasi atau konsultasi dengan dokter-
dokteryang bersangkutan.
Peran dan fungsinya sebagai pencatat dan peneliti kode penyakit dan diagnose yang ditulis
dokter, kode operasi atau tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas kesehatan lainnya, kode
sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter. Serta mencatat dan menyimpan indeks
penyakit, operasi atau tindakan medis, sebab kematian dan indeks dokter dan penyedia informasi
nomor-nomor rekam medis yang memiliki jenis penyakit, operasi atau tindakan medis sebab kematian
yang sama berdasarkan indeks yang bersangkutan untuk berbagai keperluan (missal audit medis,
audit kematian dan audit keperawatan), serta pembuat laporan penyakit dan laporan kematian
berdasarkan indeks penyakit, operasi dan sebab kematian (Bambang Shofari, 2004).
Deskripsi pokok kegiatan K/I dalam pelayanan rekam medis (Bambang Shofari, 2004) :
1)
Menerima DRM yang sudah lengkap dan KK dari fungsi assembling.
2)
Meneliti dan mencatat kode penyakit, operasi atau tindakan medis, sebab kematian pada KK dan
lembar formulir rekam medis yang tertulis diagnosis penyakit, jenis operasi atau tindakan medis dan
sebab kematian.
3)
Menyusun atau membuat daftar kode penyakit sebagai alat bantukode penyakit.
4)
Mencatat data dan informasi rekam medis ke dalam formulir indeks penyakit, operasi atau tindakan
medis, sebab kematian dan indeks dokter.
5)
Menyimpan indeks penyaki, operasi atau tindakan medis, sebab kematian dan dokter sesuai urutan
abjad dengan cara :
a)
Sederhana yaitu berdasarkan urutan abjad indeks yang akan disimpan
b)
Tunjuk silang yaitu selain indeks disimpan berdasarkan diagnosis utama sesuai urutan abjad, bila
dijumpai diagnosis komplikasi atau dilakukan tindakan operasi, maka diagnosis komplikasinya atau
tindakannya diindeks pada indeks yang sesuai. Untuk mengetahui bahwa diantara diagnosis tama
dan komplikasi tersebut ada kaitannya sedang indeksnya disimpan secara terpisah maka pada kolom
tunjuk silang ditulis kode ICD atau ICOPIMnya.
6)
Menyerahkan DRM yang sudah lengkap dan KK ke fungsi filing
7)
Bila diminta untuk menyiapkan nomor rekam medis dengan penyakit, operasi atau tindakan medis,
sebab kematian yang sama untuk keperluan tertentu, kegiatannya :
a)
Mencari jenis penyakit atau operasi atau sebab kematian yang diminta kemudian mencatat nomor
rekam medis dan nama pasien sesuai kurun waktu yang diminta.
b)
Menyerahkan catatan tersebut ke fungsi filing untuk disiapkan DRMnya.
8)
Menyediakan indeks penyakit, operasi, sebab kematian dan indeks dokter untuk keperluan tertentu,
misalnya laporan morbiditas penyakit tertentu, laporan sebab kematian tertentu, laporan jenis operasi
tertentu.
9)
Menyusun laporan jumlah dan jenis penyakit, operasi dan sebab kematian menurut golongan umur
pada periode tertentu berdasarkan indeks.
Sumber Referensi:
Metode Penel
. Jakarta:
selemba medika.
Depertemen Kesehatan RI
.
Medis.
Hartomo. 2013.
Kesehatan Nasional.Edisi 13
.
T
.
. Jakarta: Salemba
Medika.
. Jakarta: Rineka
Cipta.
.
.
ANALISA JABATAN (JOB ANALYSIS) DAN DESKRIPSI PEKERJAAN
ORGANISASI KESEHATAN
DI UNIT KERJA RMIK
1. Unit kerja yang menangani penerimaan pasien pada saat datang ke rumah
sakit/puskesmas. Kegiatan yang dilakukan lebih banyak perihal
administrasi pasien misalnya identitas pasien, data sosial, data keuangan,
dan prosedur masuk pasien di tempat penerimaan.
2. Unit kerja yang melayani dan memberikan tindakan medis kepada pasien.
Unit ini melakukan tindakan lebih lanjut, pencacatan data semua tindakan
medis yang diberikan kepada pasien, mencatat riwayat penyakit pasien,
pemeriksaan, diagnosis, perintah pengobatan, catatan pengobatan dan
evaluasi.
3. Unit kerja yang menangani pengumpulan dan pengolahan data pasien
seperti memproses berkas rekam medis dalam kegiatan assembling,
identifikasi, pengkodean, penyimpanan dan pemusnahan, serta penyajian
informasi kesehatan kepada pihak yang membutuhkan sebagai bahan dasar
dalam pengambilan keputusan.