Anda di halaman 1dari 13

KODING UNTUK KEPERLUAN REIBURSEMENT

DI
S
U
S
U
N
Oleh :
M. FARRAS ARRASYIDU (134047019032)

NADIATUL ASSARA (134047019037)

NURRAHMA YANI (134047019041)

RIFKA MARDHIANI (134047019046)

SARTIKA (134047019050)

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


YAYASAN SIHAT BEURATA BANDA ACEH

0
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah  ini membahas tentang apa itu koding untuk
keperluan reimbursement,

Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Namun kami menyadari


bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Banda Aceh, 15 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C.Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian e-Payment ..................................................................................................2

B. Jenis-jenis e-Payment....................................................................................................2

C. Kemanan e-Payment.....................................................................................................3

D. Sistem Interaksi e-Payment..........................................................................................4

E. Jenis Sistem Pembayaran Kesehatan Dirumah Sakit....................................................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................................9

B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

, reimbursement adalah pembayaran managed care dari pihak ketiga pembayar seperti
misalnya perusahaan asuransi, kepada rumah sakit, dokter atau pemberi layanan kesehatan
lainnya, untuk jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta asuransi (beneficiary).
Reimbursement ini dibayarkan berdasarkan klaim yang diajukan dan dokumentasi yang disimpan
oleh pihak pemberi layanan (provider). Dalam bukunya yang berjudul A Guide to Coding
Compliance, Becker mendefinisikan perbedaan antara coding dan billing adalah pada proses dan
tujuan pembuatannya. The American Hospital Association (AHA) mendefinisikan medical
coding sebagai suatu kegiatan menetapkan suatu kode terhadap diagnosis medis, prosedur dan
operasi, gejala dan tanda dari penyakit serta kondisi tak spesifik, keracunan dan efek samping
obat, serta komplikasi operasi maupun pengobatan. Coding bermakna menterjemahkan
dokumentasi medis (terminologi dan frasa) ke dalam bentuk kode numerik atau alfanumerik.
Dokumentasi yang dimaksud bisa berupa kata atau frasa tunggal hingga keseluruhan episode
rawat inap pasien. Para koder mendeskripsikan koding sebagai suatu art, mengingat koding yang
sukses membutuhkan interpretasi, aplikasi data dan fakta, analisis dan beberapa ketrampilan
lainnya. Koder harus memahami mekanisme dan pedoman koding dari manual sistem klasifikasi
yang mereka gunakan, berikut sejumlah regulasi terkait koding. Adapun medical billing
membutuhkan proses transfer informasi yang dibutuhkan dari data yang telah terkode ke dalam
klaim untuk reimbursement. Billing ini melibatkan kemampuan mengelola dan mengajukan
klaim, menyiapkan form asuransi, memproses pembayaran dan menyelesaikan klaim-klaim yang
ditolak. Seorang biller harus menguasai instruksi khusus dari pihak pembayar untuk dapat
memperoleh pembayaran klaim, termasuk isu tentang hal-hal apa yang ditanggung oleh asuransi.

B. RUMUS MASALAH

1. Apa Pengertian Dari Reibursement

1
2. Apa Jenis – Jenis dari Reibursement

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari Reibursement


2. Untuk mengetahui Jenis – Jenis dari Reibursement

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reibursement
Menurut kamus, reimbursement dalam bidang kesehatan adalah pembayaran managed care dari
pihak ketiga pembayar seperti misalnya perusahaan asuransi, kepada rumah sakit, dokter atau
pemberi layanan kesehatan lainnya, untuk jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
peserta asuransi (beneficiary).[2] Reimbursement ini dibayarkan berdasarkan klaim yang
diajukan dan dokumentasi yang disimpan oleh pihak pemberi layanan (provider). Dalam
bukunya yang berjudul A Guide to Coding Compliance, Becker mendefinisikan perbedaan antara
coding dan billing adalah pada proses dan tujuan pembuatannya. The American Hospital
Association (AHA) mendefinisikan medical coding sebagai suatu kegiatan menetapkan suatu
kode terhadap diagnosis medis, prosedur dan operasi, gejala dan tanda dari penyakit serta kondisi
tak spesifik, keracunan dan efek samping obat, serta komplikasi operasi maupun pengobatan.
Coding bermakna menterjemahkan dokumentasi medis (terminologi dan frasa) ke dalam bentuk
kode numerik atau alfanumerik. Dokumentasi yang dimaksud bisa berupa kata atau frasa tunggal
hingga keseluruhan episode rawat inap pasien. Para koder mendeskripsikan koding sebagai suatu
art, mengingat koding yang sukses membutuhkan interpretasi, aplikasi data dan fakta, analisis
dan beberapa ketrampilan lainnya. Koder harus memahami mekanisme dan pedoman koding dari
manual sistem klasifikasi yang mereka gunakan, berikut sejumlah regulasi terkait koding.
Adapun medical billing membutuhkan proses transfer informasi yang dibutuhkan dari data yang
telah terkode ke dalam klaim untuk reimbursement. Billing ini melibatkan kemampuan
mengelola dan mengajukan klaim, menyiapkan form asuransi, memproses pembayaran dan
menyelesaikan klaim-klaim yang ditolak. Seorang biller harus menguasai instruksi khusus dari
pihak pembayar untuk dapat memperoleh pembayaran klaim, termasuk isu tentang hal-hal apa
yang ditanggung oleh asuransi. [3] Dan itulah sebabnya perlu dibedakan antara koding untuk
keperluan statistik yang digunakan dalam epidemiologi, pengambilan keputusan program atau
kebijakan kesehatan, riset dan manajemen, dengan koding untuk keperluan pengajuan klaim
dalam reimbursement. Hal ini bukan berarti bahwa proses koding dilakukan dua kali dengan
hasil yang berbeda, namun yang dimaksud adalah proses koding dilakukan satu kali sesuai
dengan kaidah koding yang berlaku dan sesuai dengan sistem klasifikasi yang digunakan lalu
data terkode ini digunakan untuk berbagai keperluan yang berbeda, diantaranya untuk keperluan
statistik dan reimbursement. Lebih tepatnya, mengacu pada apa yang disampaikan oleh Becker
dan O’Malley, proses koding dan billing ini dilakukan secara bertahap. Pertama, data klinis
dalam dokumen rekam medis dikode sesuai dengan pedoman dan kaidah koding dalam sistem
klasifikasi. Setelah itu, dalam proses billing, barulah data terkode tadi dipilah untuk dimasukkan
dalam form pengajuan klaim untuk keperluan reimbursement, sesuai dengan kaidah dan aturan
reimbursem Biasanya, dalam memenuhi tugas yang perusahaan berikan, mengharuskan kita
untuk mengeluarkan uang pribadi. Seringkali sebuah perusahaan tidak membayarkan secara
langsung beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan operasional perusahaan, sehingga
karyawan diminta untuk membayarkannya terlebih dahulu. Meski begitu, selama uang tersebut
telah terpakai untuk kepentingan perusahaan maka karyawan dapat melakukan reimbursement.
Namun apa sih reimburse itu? Apa saja yang harus kita lakukan agar dapat melakukan
reimburse? Simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lanjut. ent. Oleh karena itu koder perlu
untuk sungguh-sungguh memahami bahwa penetapan kode haruslah sesuai dengan kaidah
koding yang diatur dalam sistem klasifikasi yang digunakan. Setelah itu, dalam proses billing
untuk keperluan reimbursement, koder harus dapat memilah, mana kode-kode yang diajukan
dalam sistem billing untuk memperoleh pembayaran yang layak sesuai dengan apa yang telah
dikeluarkan oleh pihak RS. Adapun untuk keperluan statistik dan riset, koder umumnya harus
menyimpan sebanyak mungkin informasi dalam bentuk kode, guna berbagai keperluan yang
sekiranya diminta oleh berbagai pihak lain.  kompensasi atau penggantian dana pribadi karyawan
yang digunakan untuk kepentingan bisnis perusahaan. Yang memberikan kompensasi tersebut
tentunya adalah pihak perusahaan. Biasanya, kompensasi biaya ini biasanya terkait dengan
perjalanan bisnis yang mencakup biaya hotel, makanan, transportasi darat, dan penerbangan.
Tidak lupa, biasanya karyawan akan memiliki anggaran reimbursement yang berbeda sesuai
dengan posisi dan juga jabatannya.

Sangat penting untuk kita mengetahui kebijakan-kebijakan yang berlaku saat ingin melakukan
reimbursement. Karena tidak semua uang yang karyawan yang telah mereka keluarkan secara
pribadi dapat perusahaan reimburse. Pastinya, perusahaan akan mengganti dana yang karyawan
keluarkan dengan persyaratan harus mempunyai bukti pembayaran

4
Jenis-jenis Reimburse

Penggantian biaya transportasi

Banyak sekali karyawan yang mendapat tugas untuk bepergian baik dalam kota maupun luar
kota. uang yang terpakai dalam perjalan tersebutlah yang mendapatkan reimburse. Biasanya,
biayanya berupa tiket perjalanan pesawat, sewa hotel, dan akomodasi lainnya. Perlu kita ingat
bahwa ketentuan atas kebijakan ganti rugi setiap perusahaan berbeda-beda. 

Biaya ganti rugi kesehatan (Medical)

Dalam jenis ini perusahaan memberikan fasilitas kesehatan pada karyawannya. Hal tersebut
biasanya berbentuk asuransi kesehatan, seperti  BPJS, dan tunjangan kesehatan. Selain apabila
terdapat seorang karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, dapat juga untuk mengajukan
reimbursement ke perusahaan.

Reimbursement operasional bisnis

Terakhir, terkadang karyawan juga harus mengeluarkan dana operasional yang berasal dari
pribadi. Tentu saja Anda dapat mengajukan reimburse untuk mengganti biaya pengeluaran
tersebut. Contoh yang biasa terjadi adalah saat sedang berdiskusi dengan klien menggunakan
ponsel yang memakan biaya pulsa, akses internet, dan masih banyak yang lainnya.

Tips Mengajukan Reimburse

Dalam pengajuan reimbursement terdapat beberapa tips untuk para karyawan yang ingin
melakukannya. Berikut beberapa ulasan mengenai tips dalam mengajukan reimbursement:
Persiapkan dokumen yang dibutuhkan

Yang pasti, hal yang menjadi syarat utama adalah kelengkapan dokumen sebelum melakukan
reimbursement. Dokumennya berupa invoice, bukti pembayaran dan lainnya. Tidak lupa untuk
menjaga dokumen tersebut sebelum melakukan reimburse. Pastikan juga dokumen tersebut asli,
dan tersimpan secara rapi agar mudah Anda temukan.

Lakukan reimbursement secepatnya

Perusahaan biasanya memerlukan waktu cukup lama untuk memproses pengajuan dari karyawan
lainnya. Untuk itu, lakukanlah secepat mungkin jika ingin reimburse dana pribadi yang terpakai.
Karena seperti yang sudah dibahas tadi, perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam proses
reimburse. Terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan batas waktu untuk mengajukan
penggantian dana.

Kecurangan-kecurangan dalam Proses Reimburse

Sebagian karyawan terkadang ada yang melakukan tindakan kecurangan dalam


mengajukan reimbursement di perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan wajib aktif memantau
pengeluaran setiap pekerja yang hendak mengajukan klaim. Berikut beberapa indikator
mengenai kecurangan-kecurangan dalam proses reimburse:

 Mengajukan klaim untuk beberapa bentuk bukti pembayaran yang dimiliki diluar
keperluan perusahaan

 Memalsukan pengeluaran atau mengarang pembelian untuk mengajukan penggantian


biaya

 Dengan sengaja menaikkan nominal pengeluaran dari nilai sebenarnya

 Mengajukkan pengeluaran pribadi sebagai pengeluaran perusahaan. 

 Memaksimalkan penggunaan kartu kredit perusahaan

6
Kecurangan-kecurangan dalam Proses Reimburse

Sebagian karyawan terkadang ada yang melakukan tindakan kecurangan dalam


mengajukan reimbursement di perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan wajib aktif memantau
pengeluaran setiap pekerja yang hendak mengajukan klaim. Berikut beberapa indikator
mengenai kecurangan-kecurangan dalam proses reimburse:

 Mengajukan klaim untuk beberapa bentuk bukti pembayaran yang dimiliki diluar
keperluan perusahaan

 Memalsukan pengeluaran atau mengarang pembelian untuk mengajukan penggantian


biaya

 Dengan sengaja menaikkan nominal pengeluaran dari nilai sebenarnya

 Mengajukkan pengeluaran pribadi sebagai pengeluaran perusahaan. 

 Memaksimalkan penggunaan kartu kredit perusahaan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reimburse adalah kompensasi atau penggantian dana pribadi karyawan yang digunakan untuk
kepentingan bisnis perusahaan. Yang memberikan kompensasi tersebut tentunya adalah pihak
perusahaan

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumbarsehat.com/2013/09/sistem-pembayaran-dengan-dengan-ina-cbgs.html

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2014/03/karakteristik-jenis-keamanan-
sistem-Interaksi-e-payment.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai