Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

ACCOUNTING FOR PENSIONS

AKUNTANSI KEUANGAN II

DOSEN PENGAMPU : Drs. JUMIADI AW., Ak., M.Si., C.FR., C.FTax

DISUSUN OLEH :

NAMA : FENDI IRWAN GULO


NIM : 7223220033
KELAS : AKUNTANSI-A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review pada mata kuliah Akuntansi Keuangan II dengan baik dan tepat waktu.
Kamijuga berterima kasih kepada bapak Drs. JUMIADI AW., Ak., M.Si., C.FR.,
C.FTax yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan pembaca,
dapat dijadikan bahan ajaran, dan berguna bagi orang-orang yang membutuhkan.
Saya selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran atau usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang lebih baik tanpa saran yang membangun. Semoga Critical Book
Review ini dapat dipahami pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.

Medan, 16 Oktober 2023

Fendi Irwan Gulo

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN PENSIUN ........................................................................ 3
2.2 JENIS-JENIS PROGRAM PENSIUN ..................................................... 4
2.3 AKUNTANSI PERUSAHAAN PENYELENGGARA PROGRAM
PENSIUN DAN AKUNTANSI BADAN DANA PENSIUN ........................... 7
2.4 PERAN AKTUARIS DALAM AKUNTANSI PENSIUN ........................ 9
2.5 KEWAJIBAN PENSIUN (UTANG) ......................................................... 9
2.6 BERBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN UTANG .......................... 9
2.7 KOMPONEN BIAYA PENSIUN............................................................ 10
2.8 AMORTISASI BIAYA JASA SEBELUMNYA DITANGGUHKAN ..... 12
2.9 AMORTISASI LABA/RUGI BERSIH DITANGGUHKAN ................. 13
2.10 PELAPORAN PROGRAM PENSIUN DALAM LAPORAN
KEUANGAN ................................................................................................ 15
BAB III ............................................................................................................. 17
PENUTUP ........................................................................................................ 17
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk memberikan
jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminankesejahteraan tersebut
memungkinkan karyawan untuk memperkecilmasalah-masalah yang timbul dari
risiko-risiko yang akan dihadapi dalamperjalanan hidupnya, misalnya risiko
kehilangan pekerjaan, lanjut usia, dan kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh
atau bahkan mungkin kematian. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak
finansial, terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya. Sehingga
kesejahteraan yang bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan menimbul
kanguncangan-guncangan, yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan
hidupnya.Kehadiran Dana Pensiun di Indonesia sangat membantu Pemerintah
dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya yang sebagian besar bekerja sebagai
pegawai atau karyawan swasta. Dana Pensiun membantu Pemerintah untuk
memberikan rasa aman karena dapat menjamin kesinambungan penghasilan bagi
pegawai atau karyawan yang telah memasuki masa purna dan tidak memiliki
penghasilan.

Dana Pensiun merupakan badan usaha yang bekerja tidak berdasarkan laba atau
keuntungan karena merupakan badan usaha nirlaba. Hal tersebut menjadikan
perlakuan akuntansi Dana Pensiun berbeda dengan akuntansi pada umumnya.
Akuntansi Dana Pensiun diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 18 tentang Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 disusun dengan
mengadopsi International Accounting Standards (IAS) 26 Accounting and
Reporting by Retirement Benefit Plans dengan memperhatikan peraturan
perundanganundangan tentang Dana Pensiun yang berlaku di Indonesia khususnya
Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun serta peraturan
pelaksanaanya. Dengan adanya standar akuntansi keuangan dan ketentuan
mengenai pelaporan keuangan Dana Pensiun, diharapkan bahwa informasi yang
terdapat di dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang jelas dan

1
sebenar-benarnya mengenai posisi keuangan Dana Pensiun. Sehingga informasi
tersebut dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna
laporan keuangan.

Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pencatatan dan penatausahaan


semua kekayaan dan kewajiban serta pendapatan dan beban (biaya) Dana Pensiun
beserta semua perubahan dan perkembangannya, yang dari waktu ke waktu harus
dilakukan dengan baik, cermat dan memperhatikan prinsip-prinsip keterbukaan
serta transparansi.

Akuntansi Dana Pensiun wajib dipahami oleh pegawai Dana Pensiun karena
berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Pada laporan keuangan Dana
Pensiun tidak terdapat laporan laba rugi karena merupakan badan usaha nirlaba dan
tidak ada laporan perubahan modal karena dalam pendiriannya tidak terdapat modal
yang disetor oleh pendirinya. Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari Laporan
Aset Bersih, Laporan Perubahan Aset Bersih, Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Arus Kas, Laporan Hasil Usaha Dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa itu akuntansi pensiun


 Apa saja jenis-jenis pensiun
 Komponen biaya pensiun
 Pelaporan program pensiun dalam laporan keuangan

1.3 TUJUAN PENULISAN

 Untuk menegetahui apa itu akuntansi pensiun


 Untuk mengetahui jenis jenis akuntasi pensiun
 Untuk menegtahui apa saja komponen biaya pensiun
 Untuk mengetahui bagaimana pelaporan program pensiun dalam laporan
keuangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENSIUN

Program pensiun adalah pengaturan di mana pemberi kerja memberikan


manfaat/tunjangan (pembayaran) kepada pensiunan karyawan untuk layanan yang
mereka berikan selama tahun kerja mereka. Akuntansi pensiun dapat dibagi dan
diperlakukan secara terpisah sebagai akuntansi untuk pemberi kerja (employer) dan
akuntansi untuk dana pensiun (pension fund). Perusahaan (company)pemberi kerja
(employer) adalah organisasi yang mensponsori program pensiun. Ini menimbulkan
biaya dan memberikan kontribusi kepada dana pensiun. Dana atau program adalah
entitas yang menerima kontribusi dari pemberi kerja, mengelola aset pensiun, dan
melakukan pembayaran manfaat kepada pensiunan/penerima pensiun
(employees/pension recipients). Sebuah program pensiun yang ketika pemberi kerja
membuat didanai pembayaran untuk sebuah pendanaan lembaga. Badan itu
mengakumulasi aset dana pensiun dan melakukan pembayaran kepada penerima
pada saat manfaatnya jatuh tempo.

Beberapa program pensiun memberikan kontribusi. Dalam hal ini, kontribusi


karyawan menanggung sebagian dari biaya manfaat yang disebutkan atau secara
sukarela melakukan pembayaran untuk meningkatkan manfaatnya. Program lain
tidak memberikan kontribusi. Dalam program ini, pemberi kerja menanggung
seluruh biaya. Di beberapa negara, perusahaan merancang program pensiun mereka
untuk memanfaatkan keuntungan pajak penghasilan tertentu. Program yang
menawarkan keuntungan pajak sering disebut dengan program pensiun yang
berkualitas (qualified pension plans). Mereka mengizinkan pengurangan kontribusi
pemberi kerja untuk dana pensiun dan status bebas pajak dari pendapatan dari aset
dana pensiun Dana pensiun harus merupakan badan huku . m dan akuntansi yang
terpisah. Dana pensiun, sebagai entitas terpisah, mengelola serangkaian pembukuan
dan menyiapkan laporan keuangan. Dua jenis yang paling umum dari program
pensiun yang program kontribusi yang ditetapkan program dan manfaat yang
ditetapkan.

3
2.2 JENIS-JENIS PROGRAM PENSIUN

Program pensiun adalah sebuah perjanjian dimana perusahaan akan memberikan


pembayaran kepada karyawan setelah mereka berhenti bekerja untuk jasa yang
telah diberikan pada masa bekerja. Ada dua jenis perjanjian program pensiun yang
umumnya digunakan, yaitu defined contribution plans dan defined benefit plans.

1.Defined Contribution Plans

Dalam defined contribution plan, kontribusi perusahaan dalam program tersebut


ditentukan dalam perjanjian, artinya pemberi kerja menyetujui untuk membayar
kepada badan dana pensiun sejumlah tertentu pada setiap periode didasarkan pada
formula tertentu. Formula tersebut dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor usia, lama karyawan bekerja, laba perusahaan, dan tingkat gaji. Dalam
program jenis ini, hanya kontribusi perusahaan yang ditentukan, tidak ada
perjanjian mengenai jumlah yang akan dibayarkan kepada karyawan sebagai
pembayaran pensiun. Jumlah yang akhirnya diterima oleh karyawan sebagai
pensiun tergantung kepada jumlah yang mula-mula dikontribusikan ke badan
pensiun dan laba yang diperoleh oleh dana pensiun. Jumlah yang dikontribusikan
biasanya diserahkan kepada pihak ketiga (badan perwalian) yang bertindak atas
kepentingan karyawan. Badan tersebut memiliki aktiva dari kontribusi dan
bertanggungjawab mengadakan aktivitas investasi dan distribusi (pembayaran)
kepada karyawan. Badan tersebut terpisah dari perusahaan dan bertindak sebagai
wali karyawan.

Akuntansi untuk defined contribution plan sangat mudah. Dengan program jenis
ini, laba yang diperoleh atau kerugian yang diderita dari aktivitas investasi aktiva
yang dikontribusikan kedalam program tersebut menjadi tanggungan karyawan.
Perusahaan hanya bertanggungjawab untuk mengadakan kontribusi setiap tahun
berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, biaya pensiun
perusahaan setiap tahun adalah sejumlah yang wajib dikontribusikan ke badan
pensiun. Utang akan dilaporkan dalam neraca perusahaan apabila perusahaan telah
melakukan kontribusi dalam jumlah tidak penuh, dan aktiva akan dilaporkan
apabila perusahaan telah melakukan kontribusi melebihi yang seharusnya.

4
Pengungkapan yang diperlukan apabila perusahaan menggunakan defined
contibution plan adalah mengenai deskripsi program pensiun, meliputi kelompok
karyawan yang tercakup, dasar untuk menentukan kontribusi, dan sifat dan dampak
hal-hal penting yang mempengaruhi daya banding antar periode. Jumlah biaya
pensiun yang diakui setiap tahun harus dilaporkan dalam laporan rugi-laba.

2. Defined Benefit Plans

Defined benefit plan menetapkan pembayaran pensiun yang akan diterima


karyawan pada saat telah tidak bekerja. Formula yang biasanya digunakan untuk
menentukan pembayaran adalah fungsi dari tingkat gaji karyawan dan masa kerja
karyawan. Dalam program ini yang diperlukan adalah menentukan berapa
kontribusi yang harus dilakukan pada masa sekarang untuk memenuhi komitmen
pembayaran pensiun dimasa yang akan datang pada karyawan sudah tidak bekerja.
Banyak metode kontribusi yang dapat digunakan untuk mendanai (membayar)
pensiun. Apapun metode pendanaan yang diterapkan, harus menjamin tersedianya
dana yang cukup untuk dapat membayar pensiun yang telah ditetepkan pada
waktunya.

Dalam defined contribution plans badan pensiun bertindak atas nama karyawan,
sedangkan dalam defined benefit plan bertindak atas nama perusahaan. Dalam
defined benefit plan, badan pensiun terutama bertujuan menjaga aktiva dan
menginvestasikannya sehingga jumlahnya cukup untuk membayar kewajiban
pensiun perusahaan kepada karyawan setelah tidak bekerja. Secara formal badan
pensiun terpisah dengan perusahaan. Secara ekonomik, aktiva badan pensiun dan
kewajiban-kewajibannya merupakan bagian dari perusahaan. Maksudnya,
sepanjang program tersebut masih berlaku, perusahaan bertanggungjawab
membayar pensiun yang telah ditetapkan (tanpa mempertimbangkan apapun yang
terjadi terhadap badan pensiun). Kekurangan jumlah dana yang diakumulasi oleh
badan pensiun harus ditutup oleh perusahaan. Kelebihan jumlah dana yang
diakumulasi oleh badan pensiun merupakan hak perusahaan, sehingga dapat
digunakan sebagai pengurang pendanaan dimasa yang akan datang atau ditarik
kembali oleh perusahaan.

5
Akuntansi untuk defined benefit plan sangat komplek, karena jumlah
pembayaran pensiun ditentukan berdasarkan variabel-variabel dimasa yang akan
datang yang tidak pasti. Perlu dirumuskan pola pendanaan yang baik untuk
menjamin tersediannya dana yang cukup sehingga dapat membayar pensiun yang
telah dijanjikan pada waktunya (setelah karyawan berhenti bekerja). Tingkat
pendanaan ini tergantung pada sejumlah faktor, misalnya tingkat turnover,
mortalitas, masa kerja karyawan, tingkat gaji, dan tingkat bunga. Perusahaan
menanggung resiko karena harus melakukan kontribusi yang cukup untuk dapat
memenuhi pembayaran pensiun yang telah ditetapkan dalam program pensiun.
Biaya yang diakui setiap periode tidak harus sama dengan kontibusi kas kedalam
dana pensiun. Jumlah yang dilaporkan sebagai utang juga cukup sulit untuk
ditentukan, karena pengukuran dan pengakuan utang tersebut berkaitan dengan
variabel-variabel masa yang akan datang yang tidak diketahui.

Dari dua jenis program tersebut yang populer adalah defined benefit plan, karena
memberikan perlindungan terhadap karyawan. Masalah akuntansi untuk program
pensiun jenis tersebut sangat komplek. Pembahasan sub-sub bab berikutnya
terutama mengenai defined benefit plan.

3. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan(profit sharing pension plan)

Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja


yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya dari
pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan
pemberi kerja.

Program pensiun berdasarkan keuntungan merupakanprogram pensiuniuran


pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan padarumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja. (Lihat Pasal 1Butir 3 UU No. 11 Tahun
1992)

6
2.3 AKUNTANSI PERUSAHAAN PENYELENGGARA PROGRAM
PENSIUN DAN AKUNTANSI BADAN DANA PENSIUN

Subyek akuntansi untuk pensiun dapat dibedakan kedalam akuntansi untuk


perusahaan dan akuntansi untuk badan dana pensiun. Perusahaan adalah yang
menseponsori program pensiun; perusahaan mengeluarkan biaya dan melakukan
kontribusi kedalam dana pensiun. Dana pensiun adalah entitas yang menerima
kontribusi dari perusahaan, mengelola aktiva pensiun, dan melakukan pembayaran
pesiun kepada penerima pensiun (karyawan yang telah berhenti bekerja). Diagram
berikut ini menunjukkan tiga entitas yang terlibat dalam program pensiun dan
menunjukkan aliran kas diantara mereka:

Program pensiun di atas bersifat funded; artinya perusahaan menyisihkan dana


untuk pembayaran pensiun dimasa yang akan datang dengan melakukan
pembayaran kepada badan pensiun yang bertanggungjawab untuk mengakumulasi
aktiva-aktiva dana pensiun dan melakukan pembayaran kepada karyawan pada
waktunya. Proses pembayaran oleh perusahaan kepada badan dana pensiun disebut
pendanaan (funding).

Dalam program pensiun yang bersifat contributory; karyawan inenanggung


sebagian biaya untuk menyediakan pembayaran pensiun di masa yang akan datang
atau melakukan pembayaran sukarela untuk memperbesar jumlah pembayaran
pensiun dimasa yang akan datang. Dalam program pensiun yang bersifat
noncontributory perusahaan menanggung semua biaya.

Pihak-pihak Terkait Pengelolaan Pensiun

Undang-Undang No. 13/2003 hal ketenagakerjaan mengatur pola hubungan


perusahaan (employer) dan karyawan (employee). Terkait pensiun, terdapat entitas
pensiun (pension fund). Para karyawan memberi darma bakti kepada perusahaan
(kinerja), yang memberi konsekuensi adanya kompensasi (imbalan) dari

7
perusahaan. Jenis kompensasi dapat berwujud imbalan jangka pendek, imbalan
jangka panjang, program pensiun, dan imbalan akibat pemberhentian. IAS 19
“Employee Benefits” diadopsi dalam PSAK 24 (2010) tentang Imbalan Kerja. Pada
dasarnya program pensiun terbagi atas dua kelompok: iuran pasti (defined
contribution plan) dan manfaat pasti (defined benefit plan). Dalam defined
contribution plan, jumlah iuran telah ditentukan sehingga praktik akuntansi
cenderung ringkas. Adapun dalam defined benefit plan, kontribusi perusahaan ke
dana pensiun dapat berubah-ubah nilainya. Terdapat tiga item penting dalam
program manfaat pasti ini yakni:

 biaya jasa/layanan (service cost);

 biaya bunga (finance cost)

 perubahan nilai wajar aset program, perubahan kewajiban dari


perhitungan/asumsi aktuarial, yang menunjukkan adanya pengukuran
kembali (remeasurement).

Perubahan kewajiban pensiun menggunakan perhitungan aktuarial tertentu dengan


memperhatikan asumsi mortalitas, perputaran karyawan, tingkat bunga, situasi
ekonomi, regulasi, dan lainnya. Sebagaimana akuntan dan penilai, aktuaris juga
profesi penunjang yang penting dalam bisnis.

Kertas Kerja Pensiun

Sesuai dengan karakteristiknya, kewajiban pensiun merupakan kewajiban jangka


panjang yang dalam penilaiannya menggunakan konsep nilai sekarang. Dalam
praktik, tidak mudah menentukan nilai sekarang dari kewajiban pensiun (PV
DefinedBenefit Obligation/DBO). Seiring dengan penghitungan kewajiban pensiun
jangka panjang tersebut, perusahaan melakukan investasi dana pensiun. Hal ini
terkait dengan nilai aset program yang dimiliki berdasarkan nilai wajar. Telah
dijelaskan bahwa dalam pensiun terdapat tiga item penting yakni biaya jasa/layanan
(service cost), biaya bunga (finance cost), dan remeasurement(perubahan nilai
wajar aset program, perubahan kewajiban dari perhitungan/asumsi aktuarial).
Bersama dengan data keuangan lainnya, perhitungan aset dan liabilitas pensiun
lebih mudah dikerjakan melalui Kertas Kerja (KK) Pensiun (Pension Worksheet).

8
Untuk penyederhanaan, ditampilkan tiga model KK Pensiun: Model Mendasar KK
Pensiun (Basic Model), Model KK Pensiun dengan Past Service Cost, dan Model
KK Pensiun dengan Remeasurement.

2.4 PERAN AKTUARIS DALAM AKUNTANSI PENSIUN

Aktuaris melakukan perkiraan (asumsi akturial) atas tingkat mortalitas, turnover


karyawan, tingkat bunga dan penghasilan, tingkat gaji dimasa datang, dan
perkiraan-perkiraan lain yang diperlukan untuk menjalankan program pensiun.
Bantuannya dalam menghitung berbagai jumlah akan mempengaruhi laporan
keuangan, misalnya utang pensiun, biaya pensiun, biaya jasa tahun sebelumnya dan
lain-lain. Akuntansi pensiun defined benefit plan sepenuhnya mendasarkan pada
informasi dan pengukuran yang dilakukan oleh aktuaris.

2.5 KEWAJIBAN PENSIUN (UTANG)

Masalah yang penting dalam akuntansi pensiun adalah menentukan berapa


jumlah kewajiban pensiun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.
Sebagian besar akuntan sepakat bahwa kewajiban pensiun perusahaan adalah
merupakan kompensasi kepada pegawai yang ditangguhkan (ditunda) dalam jangka
waktu yang ditentukan dalam program pensiun. Namun dekmikian, berkembang
beberapa cara untuk mengukur jumlah kewajiban kompensasi yang ditunda.

2.6 BERBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN UTANG

Salah satu cara mengukur utang adalah hanya berdasarkan pembayaran yang
ditetapkan kepada karyawan. Pembayaran yang ditetapkan adalah jumlah yang
telah ditentukan akan diterima oleh karyawan, setelah karyawan tersebut tidak
dapat memberikan jasanya lagi kepada perusahaan. Dalam kebanyakan program
pensiun, jumlah tahun masa kerja minimum tertentu harus dicapai terlebih dahulu
sebelum karyawan berhak atas pembayaran pensiun Kewajiban pembayaran

9
pensiun dihitung berdasarkan tingkat gaji yang berlaku sekarang dan hanya meliputi
pembayaran yang ditetapkan.

Cara lain untuk mengukur kewajiban adalah berdasarkan perhitungan jumlah


kompensasi yang ditunda selama seluruh masa kerja karyawan-baik yang
ditetapkan atau tidak ditetapkan dengan tingkat gaji sekarang. Pengukuran
kewajiban pembayaran pensiun ini sering disebut utang pembayaran pensiun yang
diakumulasikan (accumulated benefit obligation).

Cara ketiga pengukuran jumlah kompensasi yang ditangguhkan adalah


berdasarkan masa kerja yang ditetapkan dan yang tidak ditetapkan dengan tingkat
gaji di masa yang akan datang. Pengukuran kewajiban pembayaran pensiun ini
disebut projected benefit obligation. Karena tingkat kompensasi dimasa yang akan
datang diperkirakan akan lebih besar dari tingkat gaji yang sekarang berlaku,
pendekatan ini akan menghasilkan jumlah kewajiban pembayaran pensiun yang
terbesar dibandingkan cara-cara lainnya.

2.7 KOMPONEN BIAYA PENSIUN

Biaya pensiun harus diperhitungkan dengan dasar akrual. Akuntansi untuk


program pensiun memerlukan pengukuran biaya dan mengidentifikasinya dengan
periode waktu yang tepat, yang meliputi penerapan metode akrual, penangguhan,
dan konsep-konsep estimasi yang sama dengan yang diterapkan jenis biaya-biaya
yang lain. Namun demikian, penentuan biaya pensiun lebih komplek karena
dipengaruhi oleh beberapa komponen berikut ini:

1. Biaya Jasa (Service cost).

Program pensiun umumnya dipandang sebagai janji perusahaan untuk


membayar pensiun kepada karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah
diberikan. Oleh karena itu, pensiun adalah merupakan bentuk kompensasi
ditangguhkan yang akan dibayarkan kepada karyawan setelah tidak bekerja.
Biaya pensiun dikeluarkan selama periode karyawan memberikan jasa
kepada perusahaan. Komponen biaya pensiun dalam satu tahun, atau disebut

10
juga komponen service cost, adalah biaya yang diakibatkan oleh kenaikan
utang pembayaran pensiun (kewajiban pembayaran yang diproyeksikan)
kepada karyawan karena jasa yang diberikan selama tahun yang
bersangkutan. Service cost dihitung sebesar nilai sekarang tambahan
kewajiban pembayaran pensiun kepada karyawan selama satu tahun.
Service cost dalam suatu tahun ditentukan oleh aktuaris.

2. Bunga Utang.

Pensiun merupakan kompensasi ditangguhkan, sehingga akan


menimbulkan utang. Karena utang tersebut tidak akan lunas sebelum
pensiun dibayar, maka dicatat sebesar jumlah yang telah dinilai tunaikan.
Biaya bunga yang diakui setiap tahun atas utang pembayaran pensiun,
didasarkan pada utang yang dinilai tunaikan. Akuntan dibantu oleh aktuaris
untuk menetapkan tingkat bunga, yang untuk tujuan ini disebut settlement
rate.

3. Hasil Aktual Aktiva Pensiun.

Hasil yang diperoleh dari aktivitas investasi aktiva yang diakumulasikan


sebagai dana pensiun pada tahun tertentu digunakan untuk mengukur biaya
bersih yang ditanggung perusahaan yang menseponsori program pensiun
untuk karyawan. Oleh karena itu, biaya pensiun tahunan harus disesuaikan
dengan bunga dan deviden yang diperoleh dari investasi dana pensiun,
begitu juga kenaikan atau penurunan nilai pasar aktiva dana pensiun.

4. Amortisasi Unrecognize Prior Service Cost (Biaya Jasa Sebelumnya


Ditangguhkan).

Program pensiun seringkali memuat ketentuan untuk menambah


pembayaran jumlah pembayaran pensiun sebagai penghargaan atas jasa
karyawan yang diberikan kepada perusahaan pada tahun-tahun sebelum
diberlakukannya program pensiun. Karena program pensiun diberikan
dengan harapan perusahaan akan merealisasi manfaat ekonomi pada
periode-periode yang akan datang, biaya jasa sebelumnya dialokasikan
sebagai biaya pensiun pada periode-periode yang akan datang, khususnya

11
pada tahun- tahun sisa masa kerja karyawan. Biaya jasa masa lalu dihitung
oleh aktuaris.

5. Amortisasi Laba atau Rugi Bersih Ditangguhkan.

Biaya pensiun dapat berubah karena perubahan yang mendadak dan dalam
jumlah yang besar atas nilai pasar aktiva pensiun dan dengan perubahan
perkiraan kewajiban pembayaran pensiun (jika asumsi akturial berubah atau
jika kenyataan aktual berbeda dengan yang diharapkan). Amortisasi laba
atau rugi bersih dimaksudkan untuk meratakan pengaruh dan mengurangi
fluktuasi biaya pensiun yang dilaporkan pada tiap-tiap tahun.

2.8 AMORTISASI BIAYA JASA SEBELUMNYA DITANGGUHKAN

Jasa sebelumnya ditangguhkan adalah bertambahnya kewajiban pembayaran


pensiun dimasa yang akan datang akibat dihargainya jasa yang telah diberikan oleh
karyawan pada tahun-tahun sebelum berlakunya/ diperbaharuinya program
pensiun. Biaya jasa masa lalu akan mengakibatkan bertambahnya kewajiban
pembayaran pensiun pada periode diberlakukannya/ diperbaharuinya program
pensiun.Dengan alasan bahwa perusahaan tidak akan memberikan penghargaan
atas jasa karyawan tahun sebelumnya kecuali ada harapan akan memperoleh
manfaat di masa yang akan datang, maka bertambahnya kewajiban pembayaran
pensiun akibat penghargaan terhadap jasa sebelumnya tersebut tidak dibebankan
seluruhnya sebagai biaya pensiun pada periode diberlakukannya program pensiun.
Biaya tersebut harus dibebankan selama periode- periode jasa karyawan yang
diperkirakan akan menerima pembayaran pensiun dari program tersebut. Ada dua
metode amortisasi yang dapat digunakan untuk biaya jasa masa lalu, yaitu (1)
metode tahun-tahun jasa (years-of-service method), dan (2) metode garis lurus
(straigh-line method). FASB lebih menyarankan penggunaan metode tahun-tahun
jasa. Langkah-langkah amortisasi biaya jasa masa lalu apabila digunakan metode
tahun-tahun jasa adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Diadakan perhitungan jumlah tahun jasa yang akan dilaksanakan oleh
semua karyawan yang berpartisipasi dalam program pensiun.

12
Langkah 2: Untuk mendapatkan jumlah biaya per tahun jasa, biaya jasa masa lalu
dibagi dengan jumlah tahun jasa.

Langkah 3: Beban amortisasi satu tahun dihitung dengan cara mengalikan jumlah
tahun jasa yang dikonsumsi pada tahun yang bersangkutan dengan biaya per tahun
jasa.

2.9 AMORTISASI LABA/RUGI BERSIH DITANGGUHKAN

Jumlah biaya pensiun dapat berubah dalam jumlah yang besar karena (1)
terjadinya perubahan yang tidak terduga dan dalam jumlah yang besar nilai pasar
aktiva pensiun dan (2) terjadinya perubahan asumsi-asumsi akturial yang
mempengaruhi jumlah kewajiban pembayaran pensiun. Apabila laba/rugi tersebut
berpengaruh hanya terhadap laporan keuangan periode realisasi/ terjadinya, dapat
mengakibatkan fluktuasi yang besar terhadap jumlah biaya pensiun. Oleh karena
itu, untuk mengurangi fluktuasi biaya pensiun dari periode ke periode, akuntan
menggunakan teknik-teknik perataan (smoothing techniques).

Perataan R/L Aktiva Pensiun yang Tidak Terduga

Salah satu komponen biaya pensiun adalah hasil aktual dari aktiva pensiun.
Sebagai pengurang biaya pensiun apabila hasilnya positif (laba) dan sebagai
penambah biaya pensiun apabila hasilnya negatif (rugi). Oleh karena itu, perubahan
yang besar hasil aktual dari aktiva pensiun dalam suatu tahun akan berpengaruh
besar pula terhadap jumlah biaya pensiun.

Pada saat merumuskan pola pendanaan, aktuaris menggunakan tingkat hasil


yangdiharapkan dan mengalikannya dengan nilai aktiva rata-rata selama periode
waktu tertentu untuk mendapatkan jumlah hasil aktiva pensiun yang diharapkan.
Akuntan menggunakan pendekatan aktuaris untuk mengurangi pengaruh hasil
aktual aktiva pensiun dengan memasukkan hasil yang diharapkan dari aktiva
pensiun tersebut dalam komponen biaya pensiun. Jumlah hasil yang diharapkan dari
aktiva pensiun dihitung dengan cara mengalikan tarip hasil yang diharapkan dengan
nilai wajar aktiva pensiun atau nilai pasar aktiva yang terkait (market-related assets
value) dengan program pensiun. Nilai pasar yang terkait adalah nilai yang dihitung

13
dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan nilai secara sistematis dan
rasional selama jangka tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

Perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil aktual disebut laba-rugi
tidak terduga. Laba (apabila hasil aktual lebih besar dari yang diharapkan) dan rugi
(apabila hasil aktual lebih kecil dari yang diharapkan) dicatat dalam rekening R/L
Ditangguhkan dan dikombinasikan dengan R/L yang tidak terduga pada tahun-
tahun sebelumnya.

Perataan R/L Tidak Terduga atas Utang Pensiun

Dalam menaksir jumlah kewajiban pembayaran pensiun, aktuaris menggunakan


asumsi asumsi. Terjadinya perubahan asumsi-asumsi akturial akan mengakibatkan
perubahan jumlah kewajiban pembayaran pensiun. Laba dari utang (pengurangan
kewajiban pembayaran pensiun) dan rugi dari utang (bertambahnya kewajiban
pembayaran pensiun) harus ditangguhkan seluruhnya. R/L dari utang tersebut
dikombinasikan dalam rekening yang bernama R/L Bersih Ditangguhkan.
Rekening tersebut juga digunakan untuk mencatat rugi- laba dari aktiva pensiun.
Rugi-laba tersebut diakumulasi dari tahun ke tahun dalam catatan memo diluar
catatan akuntansi formal.

Amortisasi Karidor

R/L aktiva dan R/L utang dapat saling menutup, atau sebaliknya sehingga saldo
rekening R/L. Bersih Ditangguhkan secara terus-menerus membesar. Untuk
membatasi semakin besarnya saldo rekening tersebut, akuntan menggunakan
pendekatan karidor (caridor ap- proach) yang mengamortisasi saldo R/L bersih
ditangguhkan apabila menjadi terlalu besar. Dengan pendekatan tersebut, saldo R/L
bersih yang telalu besar diamortisasi jika saldonya melebihi 10% dari saldo utang
pembayaran pensiun atau nilai pasar yang terkait dengan aktiva pensiun.Jika saldo
R/L bersih masih diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak perlu diadakan
amortisasi. Jika saldo R/L bersih melebihi batas-batas tersebut maka perlu
diamortisasi. Metode amortisasi sistematik terhadap kelebihan saldo R/L
ditangguhkan dapat digunakan asalkan jumlahnya tidak lebih kecil dari yang
dihitung dengan garis lurus selama jangka waktu sisa jasa semua karyawan aktif.

14
Penyajian Dalam Laporan Keuangan

Ada suatu perkecualian terhadap aturan umum pelaporan aktiva tak berwujud, jika
utang tambahan melebihi saldo biaya jasa sebelumnya ditangguhkan. Apabila hal
itu terjadi, kelebihan tersebut didebitkan ke rekening yang bernama Kelebihan
Utang Pensiun Tambahan di atas Biaya Jasa Sebelumnya Ditangguhkan. Alasannya
adalah jika kelebihan tersebut terjadi maka hal itu diakibatkan oleh kerugian
akturial. Dengan kata lain, alasan pengakuan aktiva tak berwujud di atas jasa
sebelumnya ditangguhkan adalah karena program pensiun yang sekarang berlaku
akan meningkatkan goodwill yang bermafaat bagi perusahaan di masa yang akan
datang. Hal tersebut tidak terjadi jika tambahan utang lebih besar dari jasa
sebelumnya ditangguhkan. Jika kelebihan tersebut terjadi, jumlahnya harus
dilaporkan sebagai kontra rekening modal pemegang saham.

2.10 PELAPORAN PROGRAM PENSIUN DALAM LAPORAN


KEUANGAN

Didalam Laporan Keuangan. Jika jumlah yang didanai (mengkredit kas) oleh
perusahaan kepada badan pensiun lebih kecil dari biaya pensiun tahun tersebut
(mendebit biaya pensiun), maka akan timbul biaya pensiun terutang. Biaya pensiun
terutang disajikan sebagai utang jangka panjang atau utang jangka pendek
tergantung pada waktu pembayarannya.

Jika jumlah yang didanai ke badan pensiun lebih besar daripada jumlah yang
dibebankan sebagai biaya pensiun, maka perbedaan jumlah tersebut merupakan
aktiva. Aktiva yang timbul disebut biaya pensiun dibayar dimuka dan disajikan
sebagai aktiva lancar atau aktivalain-lain tergantung sifatnya.

Jika utang pembayaran pensiun diakumulasi lebih besar dari nilai wajar aktiva
pensiun, perlu diadakan pencatatn utang tambahan dengan mendebit rekening
Aktiva Tak Berwujud- Biaya Pensiun Ditangguhkan dan/atau sebagai kontra
rekening modal. Jika debitnya lebih kecil daripada biaya jasa sebelumnnya
ditangguhkan, jumlah tersebut dilaporkan sebagai aktiva tidak berwujud. Jika

15
debitnya lebih besar daripada biaya jasa sebelumnya ditangguhkan, jumlah
kelebihannya dilaporkan sebagai kontra rekening modal.

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Karena program pensiun penting untuk
pemahaman atas posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan, maka
informasi- informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatn atas laporan
keuangan:

1. Deskripsi mengenai program pensiun, yang meliputi kelompok karyawan


yang tercakup,jenis formula pembayaran, kebijakan pembayaran, jenis-jenis
aktiva pensiun, dan sifat dan dampak masalah-masalah penting yang
mempengaruhi dayabanding informasi antar periode.

2. Komponen biaya pensiun dalam suatu periode.

3. Perhitungan rekonsiliasi status pendanaan program pensiun dengan jumlah-


jumlah yang dilaporkan dalam posisi keuangan perusahaan.

4. Tingkat diskonto rata-rata dan tingkat kenaikan kompensasi yang digunakan


untuk mengukur kewajiban pembayaran pensiun dan tingkat hasil rata-rata
jangka panjang atas aktiva pensiun.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Program pensiun adalah pengaturan di mana pemberi kerja memberikan


manfaat/tunjangan (pembayaran) kepada pensiunan karyawan untuk layanan yang
mereka berikan selama tahun kerja mereka.

Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan setelah


bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang
dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki
masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam
suatu perusahaan. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang
mengelola program pensiun,yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan
kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Hakikat dana
pensiun yaitu ,mengajak masyarakat dan karyawan untuk selalu siap menghadapi
masadepan terutama di hari tua (masa pensiun). Mengajak masyarakat
dankaryawan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperolehselama
masih aktif bekerja ke program pensiun. Membantu mempersiapkanpeserta untuk
dapat tetap menikmati hidup layak (dimasa pensiun) dengan memperoleh
pembayaran manfaat pensiun

Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberikerja, dapat


dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial.Yang dimaksud
dengan aspek ekonomis adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau
mempertahankan karyawan perusahaan yang memilikipotensi, cerdas, terampil dan
produktif, yang dapat diharapkan untukmengembangkan perusahaan. Sedangkan,
aspek sosial berkaitan dengantanggung jawab sosial pemberi kerja; bukan saja
kepada karyawannya padasaat karyawan yang bersangkutan tidak lagi mampu
bekerja, tetapi jugakepada keluarganya pada saat karyawan tersebut meninggal
dunia. Adapunusia pensiun, meliputi: Pensiun normal, pensiun dipercepat, pensiun
ditunda, dan pensiun cacat. Dan adapaun jenis-jenis program pensiun, terdiri dari:

17
1. Program pensiun iuran pasti(defined contribution plan)
2. Program pensiun manfaat pasti(defined benefit plan)
3. Program pensiun berdasarkan keuntungan(profit sharing pension plan)

18
DAFTAR PUSTAKA

Mahrus, Moh. Lutfi & Ali Tafriji Biswan. 2019. Praktik Akuntansi Keuangan
Menengah Ringkas dan Cergas Mengasah Keterampilan Akuntansi.
Tangerang Selatan;Unit Penerbitan PKN STAN

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, & Terry D. Warfield. 2018. Intermediate


Accounting. IFRS 3rd Edition. USA: John Wiley and Sons.

http://rmovizar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/71804/bab9-
akuntansi_biaya_pensiun.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai