AKUNTANSI KEUANGAN II
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review pada mata kuliah Akuntansi Keuangan II dengan baik dan tepat waktu.
Kamijuga berterima kasih kepada bapak Drs. JUMIADI AW., Ak., M.Si., C.FR.,
C.FTax yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan pembaca,
dapat dijadikan bahan ajaran, dan berguna bagi orang-orang yang membutuhkan.
Saya selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran atau usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang lebih baik tanpa saran yang membangun. Semoga Critical Book
Review ini dapat dipahami pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk memberikan
jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminankesejahteraan tersebut
memungkinkan karyawan untuk memperkecilmasalah-masalah yang timbul dari
risiko-risiko yang akan dihadapi dalamperjalanan hidupnya, misalnya risiko
kehilangan pekerjaan, lanjut usia, dan kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh
atau bahkan mungkin kematian. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak
finansial, terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya. Sehingga
kesejahteraan yang bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan menimbul
kanguncangan-guncangan, yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan
hidupnya.Kehadiran Dana Pensiun di Indonesia sangat membantu Pemerintah
dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya yang sebagian besar bekerja sebagai
pegawai atau karyawan swasta. Dana Pensiun membantu Pemerintah untuk
memberikan rasa aman karena dapat menjamin kesinambungan penghasilan bagi
pegawai atau karyawan yang telah memasuki masa purna dan tidak memiliki
penghasilan.
Dana Pensiun merupakan badan usaha yang bekerja tidak berdasarkan laba atau
keuntungan karena merupakan badan usaha nirlaba. Hal tersebut menjadikan
perlakuan akuntansi Dana Pensiun berbeda dengan akuntansi pada umumnya.
Akuntansi Dana Pensiun diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 18 tentang Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 disusun dengan
mengadopsi International Accounting Standards (IAS) 26 Accounting and
Reporting by Retirement Benefit Plans dengan memperhatikan peraturan
perundanganundangan tentang Dana Pensiun yang berlaku di Indonesia khususnya
Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun serta peraturan
pelaksanaanya. Dengan adanya standar akuntansi keuangan dan ketentuan
mengenai pelaporan keuangan Dana Pensiun, diharapkan bahwa informasi yang
terdapat di dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang jelas dan
1
sebenar-benarnya mengenai posisi keuangan Dana Pensiun. Sehingga informasi
tersebut dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna
laporan keuangan.
Akuntansi Dana Pensiun wajib dipahami oleh pegawai Dana Pensiun karena
berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Pada laporan keuangan Dana
Pensiun tidak terdapat laporan laba rugi karena merupakan badan usaha nirlaba dan
tidak ada laporan perubahan modal karena dalam pendiriannya tidak terdapat modal
yang disetor oleh pendirinya. Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari Laporan
Aset Bersih, Laporan Perubahan Aset Bersih, Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Arus Kas, Laporan Hasil Usaha Dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 JENIS-JENIS PROGRAM PENSIUN
Akuntansi untuk defined contribution plan sangat mudah. Dengan program jenis
ini, laba yang diperoleh atau kerugian yang diderita dari aktivitas investasi aktiva
yang dikontribusikan kedalam program tersebut menjadi tanggungan karyawan.
Perusahaan hanya bertanggungjawab untuk mengadakan kontribusi setiap tahun
berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, biaya pensiun
perusahaan setiap tahun adalah sejumlah yang wajib dikontribusikan ke badan
pensiun. Utang akan dilaporkan dalam neraca perusahaan apabila perusahaan telah
melakukan kontribusi dalam jumlah tidak penuh, dan aktiva akan dilaporkan
apabila perusahaan telah melakukan kontribusi melebihi yang seharusnya.
4
Pengungkapan yang diperlukan apabila perusahaan menggunakan defined
contibution plan adalah mengenai deskripsi program pensiun, meliputi kelompok
karyawan yang tercakup, dasar untuk menentukan kontribusi, dan sifat dan dampak
hal-hal penting yang mempengaruhi daya banding antar periode. Jumlah biaya
pensiun yang diakui setiap tahun harus dilaporkan dalam laporan rugi-laba.
Dalam defined contribution plans badan pensiun bertindak atas nama karyawan,
sedangkan dalam defined benefit plan bertindak atas nama perusahaan. Dalam
defined benefit plan, badan pensiun terutama bertujuan menjaga aktiva dan
menginvestasikannya sehingga jumlahnya cukup untuk membayar kewajiban
pensiun perusahaan kepada karyawan setelah tidak bekerja. Secara formal badan
pensiun terpisah dengan perusahaan. Secara ekonomik, aktiva badan pensiun dan
kewajiban-kewajibannya merupakan bagian dari perusahaan. Maksudnya,
sepanjang program tersebut masih berlaku, perusahaan bertanggungjawab
membayar pensiun yang telah ditetapkan (tanpa mempertimbangkan apapun yang
terjadi terhadap badan pensiun). Kekurangan jumlah dana yang diakumulasi oleh
badan pensiun harus ditutup oleh perusahaan. Kelebihan jumlah dana yang
diakumulasi oleh badan pensiun merupakan hak perusahaan, sehingga dapat
digunakan sebagai pengurang pendanaan dimasa yang akan datang atau ditarik
kembali oleh perusahaan.
5
Akuntansi untuk defined benefit plan sangat komplek, karena jumlah
pembayaran pensiun ditentukan berdasarkan variabel-variabel dimasa yang akan
datang yang tidak pasti. Perlu dirumuskan pola pendanaan yang baik untuk
menjamin tersediannya dana yang cukup sehingga dapat membayar pensiun yang
telah dijanjikan pada waktunya (setelah karyawan berhenti bekerja). Tingkat
pendanaan ini tergantung pada sejumlah faktor, misalnya tingkat turnover,
mortalitas, masa kerja karyawan, tingkat gaji, dan tingkat bunga. Perusahaan
menanggung resiko karena harus melakukan kontribusi yang cukup untuk dapat
memenuhi pembayaran pensiun yang telah ditetapkan dalam program pensiun.
Biaya yang diakui setiap periode tidak harus sama dengan kontibusi kas kedalam
dana pensiun. Jumlah yang dilaporkan sebagai utang juga cukup sulit untuk
ditentukan, karena pengukuran dan pengakuan utang tersebut berkaitan dengan
variabel-variabel masa yang akan datang yang tidak diketahui.
Dari dua jenis program tersebut yang populer adalah defined benefit plan, karena
memberikan perlindungan terhadap karyawan. Masalah akuntansi untuk program
pensiun jenis tersebut sangat komplek. Pembahasan sub-sub bab berikutnya
terutama mengenai defined benefit plan.
6
2.3 AKUNTANSI PERUSAHAAN PENYELENGGARA PROGRAM
PENSIUN DAN AKUNTANSI BADAN DANA PENSIUN
7
perusahaan. Jenis kompensasi dapat berwujud imbalan jangka pendek, imbalan
jangka panjang, program pensiun, dan imbalan akibat pemberhentian. IAS 19
“Employee Benefits” diadopsi dalam PSAK 24 (2010) tentang Imbalan Kerja. Pada
dasarnya program pensiun terbagi atas dua kelompok: iuran pasti (defined
contribution plan) dan manfaat pasti (defined benefit plan). Dalam defined
contribution plan, jumlah iuran telah ditentukan sehingga praktik akuntansi
cenderung ringkas. Adapun dalam defined benefit plan, kontribusi perusahaan ke
dana pensiun dapat berubah-ubah nilainya. Terdapat tiga item penting dalam
program manfaat pasti ini yakni:
8
Untuk penyederhanaan, ditampilkan tiga model KK Pensiun: Model Mendasar KK
Pensiun (Basic Model), Model KK Pensiun dengan Past Service Cost, dan Model
KK Pensiun dengan Remeasurement.
Salah satu cara mengukur utang adalah hanya berdasarkan pembayaran yang
ditetapkan kepada karyawan. Pembayaran yang ditetapkan adalah jumlah yang
telah ditentukan akan diterima oleh karyawan, setelah karyawan tersebut tidak
dapat memberikan jasanya lagi kepada perusahaan. Dalam kebanyakan program
pensiun, jumlah tahun masa kerja minimum tertentu harus dicapai terlebih dahulu
sebelum karyawan berhak atas pembayaran pensiun Kewajiban pembayaran
9
pensiun dihitung berdasarkan tingkat gaji yang berlaku sekarang dan hanya meliputi
pembayaran yang ditetapkan.
10
juga komponen service cost, adalah biaya yang diakibatkan oleh kenaikan
utang pembayaran pensiun (kewajiban pembayaran yang diproyeksikan)
kepada karyawan karena jasa yang diberikan selama tahun yang
bersangkutan. Service cost dihitung sebesar nilai sekarang tambahan
kewajiban pembayaran pensiun kepada karyawan selama satu tahun.
Service cost dalam suatu tahun ditentukan oleh aktuaris.
2. Bunga Utang.
11
pada tahun- tahun sisa masa kerja karyawan. Biaya jasa masa lalu dihitung
oleh aktuaris.
Biaya pensiun dapat berubah karena perubahan yang mendadak dan dalam
jumlah yang besar atas nilai pasar aktiva pensiun dan dengan perubahan
perkiraan kewajiban pembayaran pensiun (jika asumsi akturial berubah atau
jika kenyataan aktual berbeda dengan yang diharapkan). Amortisasi laba
atau rugi bersih dimaksudkan untuk meratakan pengaruh dan mengurangi
fluktuasi biaya pensiun yang dilaporkan pada tiap-tiap tahun.
Langkah 1: Diadakan perhitungan jumlah tahun jasa yang akan dilaksanakan oleh
semua karyawan yang berpartisipasi dalam program pensiun.
12
Langkah 2: Untuk mendapatkan jumlah biaya per tahun jasa, biaya jasa masa lalu
dibagi dengan jumlah tahun jasa.
Langkah 3: Beban amortisasi satu tahun dihitung dengan cara mengalikan jumlah
tahun jasa yang dikonsumsi pada tahun yang bersangkutan dengan biaya per tahun
jasa.
Jumlah biaya pensiun dapat berubah dalam jumlah yang besar karena (1)
terjadinya perubahan yang tidak terduga dan dalam jumlah yang besar nilai pasar
aktiva pensiun dan (2) terjadinya perubahan asumsi-asumsi akturial yang
mempengaruhi jumlah kewajiban pembayaran pensiun. Apabila laba/rugi tersebut
berpengaruh hanya terhadap laporan keuangan periode realisasi/ terjadinya, dapat
mengakibatkan fluktuasi yang besar terhadap jumlah biaya pensiun. Oleh karena
itu, untuk mengurangi fluktuasi biaya pensiun dari periode ke periode, akuntan
menggunakan teknik-teknik perataan (smoothing techniques).
Salah satu komponen biaya pensiun adalah hasil aktual dari aktiva pensiun.
Sebagai pengurang biaya pensiun apabila hasilnya positif (laba) dan sebagai
penambah biaya pensiun apabila hasilnya negatif (rugi). Oleh karena itu, perubahan
yang besar hasil aktual dari aktiva pensiun dalam suatu tahun akan berpengaruh
besar pula terhadap jumlah biaya pensiun.
13
dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan nilai secara sistematis dan
rasional selama jangka tidak lebih dari 5 (lima) tahun.
Perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil aktual disebut laba-rugi
tidak terduga. Laba (apabila hasil aktual lebih besar dari yang diharapkan) dan rugi
(apabila hasil aktual lebih kecil dari yang diharapkan) dicatat dalam rekening R/L
Ditangguhkan dan dikombinasikan dengan R/L yang tidak terduga pada tahun-
tahun sebelumnya.
Amortisasi Karidor
R/L aktiva dan R/L utang dapat saling menutup, atau sebaliknya sehingga saldo
rekening R/L. Bersih Ditangguhkan secara terus-menerus membesar. Untuk
membatasi semakin besarnya saldo rekening tersebut, akuntan menggunakan
pendekatan karidor (caridor ap- proach) yang mengamortisasi saldo R/L bersih
ditangguhkan apabila menjadi terlalu besar. Dengan pendekatan tersebut, saldo R/L
bersih yang telalu besar diamortisasi jika saldonya melebihi 10% dari saldo utang
pembayaran pensiun atau nilai pasar yang terkait dengan aktiva pensiun.Jika saldo
R/L bersih masih diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak perlu diadakan
amortisasi. Jika saldo R/L bersih melebihi batas-batas tersebut maka perlu
diamortisasi. Metode amortisasi sistematik terhadap kelebihan saldo R/L
ditangguhkan dapat digunakan asalkan jumlahnya tidak lebih kecil dari yang
dihitung dengan garis lurus selama jangka waktu sisa jasa semua karyawan aktif.
14
Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Ada suatu perkecualian terhadap aturan umum pelaporan aktiva tak berwujud, jika
utang tambahan melebihi saldo biaya jasa sebelumnya ditangguhkan. Apabila hal
itu terjadi, kelebihan tersebut didebitkan ke rekening yang bernama Kelebihan
Utang Pensiun Tambahan di atas Biaya Jasa Sebelumnya Ditangguhkan. Alasannya
adalah jika kelebihan tersebut terjadi maka hal itu diakibatkan oleh kerugian
akturial. Dengan kata lain, alasan pengakuan aktiva tak berwujud di atas jasa
sebelumnya ditangguhkan adalah karena program pensiun yang sekarang berlaku
akan meningkatkan goodwill yang bermafaat bagi perusahaan di masa yang akan
datang. Hal tersebut tidak terjadi jika tambahan utang lebih besar dari jasa
sebelumnya ditangguhkan. Jika kelebihan tersebut terjadi, jumlahnya harus
dilaporkan sebagai kontra rekening modal pemegang saham.
Didalam Laporan Keuangan. Jika jumlah yang didanai (mengkredit kas) oleh
perusahaan kepada badan pensiun lebih kecil dari biaya pensiun tahun tersebut
(mendebit biaya pensiun), maka akan timbul biaya pensiun terutang. Biaya pensiun
terutang disajikan sebagai utang jangka panjang atau utang jangka pendek
tergantung pada waktu pembayarannya.
Jika jumlah yang didanai ke badan pensiun lebih besar daripada jumlah yang
dibebankan sebagai biaya pensiun, maka perbedaan jumlah tersebut merupakan
aktiva. Aktiva yang timbul disebut biaya pensiun dibayar dimuka dan disajikan
sebagai aktiva lancar atau aktivalain-lain tergantung sifatnya.
Jika utang pembayaran pensiun diakumulasi lebih besar dari nilai wajar aktiva
pensiun, perlu diadakan pencatatn utang tambahan dengan mendebit rekening
Aktiva Tak Berwujud- Biaya Pensiun Ditangguhkan dan/atau sebagai kontra
rekening modal. Jika debitnya lebih kecil daripada biaya jasa sebelumnnya
ditangguhkan, jumlah tersebut dilaporkan sebagai aktiva tidak berwujud. Jika
15
debitnya lebih besar daripada biaya jasa sebelumnya ditangguhkan, jumlah
kelebihannya dilaporkan sebagai kontra rekening modal.
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Karena program pensiun penting untuk
pemahaman atas posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan, maka
informasi- informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatn atas laporan
keuangan:
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
17
1. Program pensiun iuran pasti(defined contribution plan)
2. Program pensiun manfaat pasti(defined benefit plan)
3. Program pensiun berdasarkan keuntungan(profit sharing pension plan)
18
DAFTAR PUSTAKA
Mahrus, Moh. Lutfi & Ali Tafriji Biswan. 2019. Praktik Akuntansi Keuangan
Menengah Ringkas dan Cergas Mengasah Keterampilan Akuntansi.
Tangerang Selatan;Unit Penerbitan PKN STAN
http://rmovizar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/71804/bab9-
akuntansi_biaya_pensiun.pdf
19