Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

AKUNTANSI BIDANG KHUSUS SUB SEKTOR ASURANSI

Dosen Pengampuh :

Dr. Rina Br Bukit., SE.,M.Si., AK., CA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

Hadiyan Fazri Matondang 192102050


Muhammad Fadli Saputra 192102049
Ade Kurniawan 192102067

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Akuntansi Sub Sektor Asuransi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Akuntansi Bidang Khusus. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem
Akuntansi pada Sektor Asuransi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Br Bukit, Dr. , SE., M.Si.,A., C.A selaku Dosen pada mata
kuliah Akuntansi Bidang Khusus yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 2 September 2021

Kelompok II

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................... 2
ABSTRAK.......................................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................................5
A. Pengertian dan Kekhususan Akuntasi Sub Sektor Asuransi.....................................................................................6
B. PSAK tentang Akuntansi Sub Sektor Asuransi........................................................................................................6
B.1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28)....................................................................................................................7
B.2. Asuransi Jiwa (PSAK No.36)............................................................................................................................7
B.3. Reasuransi.........................................................................................................................................................8
C. Daftar Perusahaan Sektor Asuransi yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia.........................................................8
D. Pengakuan Pendapatan Perusahaan Asuransi...........................................................................................................9
D.1. Akuntansi Kerugian (PSAK No.28)..................................................................................................................9
D.2. Akuntansi Jiwa (PSAK No.36).............................................................................................................................9
D.3. Reasuransi.........................................................................................................................................................9
E. Penerapan Kebijakan Akuntansi Asuransi dan Pengungkapannya.........................................................................10
E.1. Akuntansi Kerugian (PSAK No.28)................................................................................................................10
Pengungkapan Akuntansi Asuransi Kerugian.........................................................................................................12
E.2. Akuntansi Jiwa (PSAK No.36)........................................................................................................................13
Pengungkapan Akuntansi Asuransi Jiwa................................................................................................................15
F. Sejarah Singkat PT Asuransi Bina Dana Arta tbk...................................................................................................16
G. Contoh Transaksi dan Pencatatan Jurnal pada Akuntansi Asuransi Kerugian........................................................17
H. Laporan Keuangan PT Asuransi Bina Dana Arta tbk tahun 2019/2020.................................................................21
I. Contoh Kasus pada perusahaan Sektor Asuransi di Indonesia.................................................................................31
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................................33
A. Kesimpulan............................................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................................34

2
ABSTRAK

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan sistem, atau bisnis dimana
perlindungan finansial (ganti rugi secara financial) untuk jiwa, property, kesehatan, dan lain sebagainya
mendapat penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,
kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara tertentu dalam jangka waktu
tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Istilah “diasuransikan”. biasanya merujuk
pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,
ada tiga standar yang mengatur asuransi, yang PSAK No.28 dari Asuransi, PSAK No.36 dari Asuransi
Jiwa, dan PSAK No.62 dari Kontrak Asuransi. Kegiatan bisnis di perusahaan asuransi, asuransi jiwa dan
reasuransi. Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan. asuransi terbagi menjadi dua, yaitu asuransi
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas (langsung dan metode tidak
langsung), serta asuransi jiwa mencakup keseimbangan sheet, laporan laba rugi dan laporan arus kas
(langsung dan metode tidak langsung).

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran
industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan pada situasi di mana sebagian besar
pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan
risiko keuangan. Indusri asuransi mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu,
pengusaha atau pemegang polis/pihak tertanggung harus membayar premi asuransi. Beberapa tipe risiko
yang dipertanggungkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan
kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian
dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama
masa kontrak asuransi. Asuransi sebagai suatu sistem proteksi atas risiko yang dihadapi masyarakat dari
kerugian yang bersifat finansial, membutuhkan profesionalisme dari perusahaan asuransi yang mengelolanya.
Yaitu dengan menjaga kondisi keuangannya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepercayaan
yang tinggi kepada masyarakat. Keadaan keuangan tersebut hanya dapat diketahui dari ikhtisar/laporan
keuanganyang didasarkan pada suatu prinsip akuntansi serta standar akuntansi asuransi yang berlaku umum.
Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di Indonesia, karena
kegiatannya berperan dalam perlindungan resiko, menghimpun dana masyarakat dari penerimaan premi.
Karena peranannya yang semakin berkembang justru dapat meningkatkan pembangunan ekonomi
Indonesia, sehingga kehadiran asuransi semakin terasa dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perasuransian
merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup
atau matinya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa khususnya memiliki fungsi akumulasi
(tabungan) dimana sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan
suatu akumulasi pembayaran yang pada akhirnya akan merupakan dana investasi yang akan diserahkan
oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung, sehingga peranan ganda asuransi jiwa adalah
perlindungan dan investasi atau tabungan.
B. Tujuan Masalah
1) Mengetahui dan memahami pengertian dan kekhususan Akuntansi Sub Sektor Asuransi
2) Mengetahui PSAK yang bersangkutan dengan Akuntansi Sub Sektor Asuransi
3) Mengetahui daftar perusahaan Sektor Asuransi yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia\
4) Memahami Sistem Akuntansi pada Sektor Asuransi sesuai pedoman PSAK
5) Mengetahui dan memahami contoh salah satu Perusahaan Asuransi beserta Laporan Keuangan tahunan.
6) Mengetahui dan memahami contoh Transaksi yang bersangkutan dengan Akuntansi Asuransi
7) Mengetahui contoh kasus pada perusahaan Sektor Asuransi di Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Kekhususan Akuntasi Sub Sektor Asuransi

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidakpasti, atau memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut
"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan. Sebuah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung"
untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang
bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal
246:"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan
diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu
PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK
Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Adapun beberapa Akun yang terdapat pada Perusahaan Asuransi
dan mungkin tidak didapatkan di perusahaan lainnya adalah Piutang Premi, Piutang Reasuransi, Aset
Reasuransi, Utang Reasuransi, Utang Klaim, Pendapatan dan Premi Reasuransi, Premi Bruto, Premi yang
bekum merupakan Pendapatan (Unearned Premium), Beban Klaim, Klaim Asuransi, dsb.

B. PSAK tentang Akuntansi Sub Sektor Asuransi

Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu
PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK
Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Pada 11 Desember 2012 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 28:
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa yang berlaku

5
efektif sejak tanggal pengesahan. Ketentuan transisi diberikan terkait dengan revisi pengaturan liabilitas
manfaat polis masa depan. Revisi PSAK 28 dan PSAK 36 dilakukan tanpa melalui tahapan due process
procedure, dan berdasarkan ketentuan Peraturan Organisasi IAI hal ini dimungkinkan dengan adanya
persetujuan Dewan Pengurus Nasional IAI. Persetujuan tersebut diberikan pada 10 Desember 2012.
Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi yaitu :

B.1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28)


Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sebagai contoh
asuransi kerugian antara lain Asuransi Kebakaran, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Kendaraan Bermotor,
Asuransi Rangka Kapal Laut, Asuransi Rangka Kapal Udara, Asuransi Rekayasa (Engineering) dan
Asuransi Aneka seperti asuransi kecelakaan diri, asuransi pengiriman dan penyimpanan surat berharga, dan
lain-lain.
Usaha asuransi kerugian mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan jenis usaha di
bidang jasa pada umumnya Karena usaha asuransi mengambil alih berbagai risiko dari pihak lain sehingga
perusahaan asuransi menjadi padat risiko apabila tidak dikelola dengan baik. Di samping itu perusahaan
asuransi juga padat informasi dengan berbagai informasi yang harus diolah untuk pengambilan keputusan
underwriting, keuangan dan lain-lain. Dasar usaha asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam
hal kemampuan keuangan perusahaa untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada
waktunya. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara profesional, baik dalam pengelolaan risiko maupun
dalam pengelolaan keuangan.
Karakteristik asuransi kerugian adalah sebagai berikut:
a.Asuransi kerugian merupakan sistem proteksi dalam menghadapi resiko keuangan dan upaya
penghimpunan dana masyarakat.
b.Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi.
c.Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung.
d.Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa.
e.Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya
premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai
besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan.
f.Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum
peristiwa yang diasuransikan terjadi. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan
sesuai

6
B.2. Asuransi Jiwa (PSAK No.36)
Usaha Asuransi Jiwa adalah usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya sesorang yang dipertanggungkan. Contoh resiko yang
dipertanggung jawabkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan
kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian
dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama masa
kontrak asuransi.
Karakteristik asuransi jiwa adalah sebagai berikut :
a. Usaha asuransi jiwa merupakan sistem proteksi dalam menghadapi resiko keuangan atas hidup atau
meninggalnya seseorang dan upaya penghimpunan dana masyarakat.
b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi.
c. Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung.
d. Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa.
e. Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya
premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai
besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri).
f. Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum
peristiwa yang diasuransikan terjadi.
g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai.

B.3. Reasuransi
Reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. Dalam mengadakan
reasuransi, sebelumnya pihak pimpinan menentukan terlebih dahulu berapa besarnya retensi yang ditahan
dalam perusahaan yang bersangkutan. Adapun maksud retensi tersebut ialah untuk menetapkan suatu batas
maksimum dari uang pertanggungan, dalam hal dimana perusahaan mau menanggung sendiri resiko tersebut
(menanggung rugi). Sisa dari batas retensi akan direasuransikan kepada perusahaan lain.
Sebuah contoh ilustrasi dari reasuransi yaitu: Suatu perusahaan Asuransi menetapkan batas retensi
sebesar Rp.1.000.000 dimana perusahaan tersebut mau menanggung kerugian. Kita umpamakan besarnya
uang pertanggungan Rp.3.000.000. Sisa dari retensi perusahaan direasuransikan pada perusahaan lain. Maka
batas retensi Rp.1.000.000 uang penanggungan Rp.3.000.000, direasuransikan Rp. 2.000.000. Dari contoh di
atas andaikata terjadi ganti rugi maka perusahaan akan membayar kerugian Rp.1.000.000, sisanya akan
ditanggung oleh perusahaan Reasuransi.

7
C. Daftar Perusahaan Sektor Asuransi yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia

Berikut merupakan contoh perusahaan-perusahaan Sektor Asuransi yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) :

Kode Nama Tanggal


No
Saham Emiten IPO

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06-Jul-1989

2 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 14-Sep-1990

3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 23-Des-2005

4 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29-Nop-1989

5 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 15-Des-1989

6 ASJT Asuransi Jaya Tania Tbk 23-Des-2003

Asuransi Kresna Mitra Tbk d.h Asuransi Mitra Maparya


7 ASMI 16-Jan-2014
Tbk

8 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 19-Mar-1990

9 JMAS Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk  18-Des-2017

10 LIFE Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. 09 Jul 2019

8
D. Pengakuan Pendapatan Perusahaan Asuransi

Berikut merupakan Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Asuransi menurut PSAK :

D.1. Akuntansi Kerugian (PSAK No.28)


Pendapatan pada asuransi kerugian diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang
merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun
jumlahnya. Pendapatan premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui
sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi, jumlah proteksi yang diberikan.
Dalam hal ini, periode polis berbeda secara signifikan dengan periode resiko. Apabila jumlah premi masih
dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak
berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:
a) Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama priode
kontrak dan estimasi jumlah premi disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi
yang sebenarnya.
b)Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan
menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara
layak.

D.2. Akuntansi Jiwa (PSAK No.36)

Premi jangka pendek (beberapa term life in insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai
pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika
periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama
periode risiko sesuai dengan jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui
sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak atau periode risiko jika berbeda kecuali jika
proteksi asuransi menurun sesua dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya.

D.3. Reasuransi
Jika perusahaan asuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai yang
dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali
sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi (pada dasarnya hal ini mirip dengan tidakan hedging pada
industri keuangan lainnya). Dengan dilakukannya reasuransi ini, pada dasarnya perusahaan asuransi telah
melakukan perlindungan terhadap kestabilan tingkat pendapatannya karena reasuransi telah melindunginya
dari potensi kerugian yang besar. Alasan lain adalah untuk mendapatkan keuntungan sebagai perantara

9
dengan mengasuransikan kembali pada perusahaan reasuransi dengan premi yang lebih rendah daripada
tingkat premi yang dikenakan perusahaan asuransi itu sendiri pada pelanggannya.
Terdapat dua tipe jenis reasuransi, yaitu reasuransi proporsional dan non-proporsional. Reasuransi
proporsional adalah reasuransi dimana perusahaan reasuransi mengambil alih resiko klaim secara
proporsional berdasarkan klaimnya. Semisal jika telah ada perjanjian reasuransi proporsional antara
perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi sebesar 40%, maka jika terjadi klaim dari pemegang
polis maka perusahaan asuransi hanya perlu mengeluarkan dana sebesar 60% dari jumlah klaim, sementara
sisa 40% dari klaimakan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut. Untuk jenis reasuransi non-
proporsional, biasanya perusahaan reasuransi akan menanggung klaim diatas batas maksimal yang dapat
ditanggung oleh perusahaan asuransi. Semisal jika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi telah
membuat perjanjian untuk menanggung klaim diatas batas 1 milyar, maka jika ada klaim sebesar 800
juta, maka perusahaan asuransi akan menanggung seluruh klaim yang diajukan tersebut. Sebaliknya
jika terdapat klaim sebesar 4 milyar, maka perusahaan asuransi hanya menanggung sesuai perjanjiannya,
yaitu 1 milyar dan sisanya akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut.

E. Penerapan Kebijakan Akuntansi Asuransi dan Pengungkapannya

Berikut merupakan penerapan kebijakan akuntansi asuransi dan pengungkapannya menurut PSAK :

E.1. Akuntansi Kerugian (PSAK No.28)


Di dalam asuransi kerugian terdapat pengaturan mengenai kebijakan penggunaan akuntansi di dalam
komponen-komponen laporan keuangan diantaranya :
a) Neraca
Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama dan diikuiti akun-akun
asset yang lain. Akun asset lain disajikan menurut tingkat likuiditas. Sedangkan kewajiban disajikan
dengan menempatkan akun kewajiban kepada tertanggung pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun
kewajiban yang lain, dan disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.
b) Laporan Laba rugi
Disajikan dalam bentuk multiple step. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga
menunjukkan jumlah premi bruto, premireasuransi dan kenaikan/ penuruanan premi yang belum merupakan
pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
c) Pendapatan Premi
Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan
selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis
berbeda dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka
seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.
10
Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau
premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui
sebagai berikut:
1.Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama
periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan
jumlah premi yang sebenarnya.
2.Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan
menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara
layak.
d). Beban Klaim
Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang
dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian
(outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claim
settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim.
Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses
penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi
kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan
lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
e).Aset
1.Investasi
Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk
investasi dan PSAK No15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat
berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :
a) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities)
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam
menentukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki
dalam hal penjualan dan transfer sekuritas Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas utang
dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang
tidak ditentukan.
b) Sekuritas utang dan sekuritas yang dimaksudkan untuk segera di perdagangkan (trading
securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan
penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka
pendek.

11
c) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan
sebagai “sekuritas yang tersedia untuk dijual”(available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan
harga pasar
. 2. Piutang Reasuransi
Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang Reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit,
makasaldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi.

f). Kewajiban
Perlakuan akun-akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini.
a.Utang Klaim; utang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar
b.Estimasi klaim retensi sendiri; estimasiklaim retensi sendiri dinyatakan sebesar jumlah
taksiran berdasarkan penelaahan secara teknis asuransi.
c.Premi yang belum merupakan pendapatan; premi yang belum merupakan pendapatan
ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan dengan cara sebagai berikut :
a) Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung
berdasarkan persentase tertentu.
b) Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan
pendapatan ditetapkansecara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama
periode kontrak atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.
d.Utang reasuransi
Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debit, maka
saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aset sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan Akuntansi Asuransi Kerugian


Kerugian Kebijakan akuntansi mengenai :
1.Pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan.
2.Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi
perusahaan.
3.Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim retensi sendiri
4.Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam PSAK No.1 tentang
penyajian laporan keuangan.

12
E.2. Akuntansi Jiwa (PSAK No.36)
1. Neraca
Dalam penyajian neraca, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban kepada
pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.
2. Aktiva
Disajikan dengan menempatkanak un investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aktiva yang lain.
Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas.
3. Kewajiban
Disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada urutan pertama dan diikuti
oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-akun kewajiban yang lain disajikan berdasarkan jatuh tempo
4. Hutang subordinasi
Jika ada, disajikan setelah Kewajiban Lain sebelum Ekuitas.
5. Ekuitas
Disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6. Laporan laba rugi
Disusun dalam bentuk single step.
7. Pendapatan premi
Disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi asuransi, dan kenaikan
(penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi asuransi disajikan sebagai pengurang premi
bruto.
8. Hasil investasi
Disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan
(kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan
sebagai bagian dari hasil investasi.
9. Catatan atas laporan keuangan
Meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum.
10. Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance); diakui
sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.
Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan
selama periode resiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini
menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode resiko,
jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan
sebelumnya.

13
11. Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts and guaranteed renewable term life contract)
Diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang
diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode
diperbaharuinya kontrak
12. Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi
Diakui sebagai pendapatan lain-lain.
13. Klaim
meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding
claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
14. Klaim reasuransi
Diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim.
15. Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 mengenai Akuntansi untuk
Investasi dan PSAK no.15 mengenai Akuntansi untuk Investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk
surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :
1. Sekuritas hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities)
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam
penentuan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal
penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatusekuritas hutang dalam
kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang
tidak ditentukan.
Karena itu sekuritas hutang tidak boleh dimasukkan dalam klasifikasi ini kalau perusahaan mempunyai
tujuan untuk menjual sekuritas tersebut, misalnya, untuk menghadapi :
a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan resiko sejenis.
b) kebutuhan likuiditas.
c) perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternatif.
d) perubahan dalam resiko mata uang asing
2.Sekuritas hutang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera diperdagangkan (trading securities),
dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan
yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek.
Sekuritas ekuitas yang diklasifikasikan dalam ketegori ini adalah sekuritas yang bisa ditentukan nilai-
wajarnya yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan harga jual tersedia di bursa efek yang terdaftar
di Bapepam. Untuk sekuritas hutang yang tidak tersedia harga pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat
dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya dengan analisis arus kas didiskontokan
(discounted cash flow analysis), penentuan harga matriks dan analisis fundamental. Keuntungan (kerugian)

14
yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan
dalam laporan laba rugi periode berjalan.
3. Sekuritas hutang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas diklasifikasikan
sebagai “sekuritas yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan
harga pasar. Sekuritas hutang yang masuk dalam kategori ini adalah yang dimiliki untuk waktu yang tidak
ditentukan karena, misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna memenuhi kebutuhan likuiditas atau
sebagai bagian dari program manajemen resiko perusahaan. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan secara
terpisah sebagai komponen ekuitas.
16. Piutang reasuransi
Tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi
menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo
tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai hutang reasuransi.
17. Premi yang belum Merupakan Pendapatan
Premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak jangka pendek untuk asuransi kesehatan
dan kecelakaan ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a) secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk tiap jenis pertanggungan/asuransi, atau.
b) secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan
ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode pertanggungan atau
periode resiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.
18.Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila
kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debet,
maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aktiva sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan Akuntansi Asuransi Jiwa


Pengungkapan khusus yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan akuntansi mengenai :
a) pengakuan pendapatan premi dan penentuan kewajiban manfaat polis masa depan serta premi
yang belum merupakan pendapatan.
b) transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksireasuransi tersebut terhadap operasi
perusahaan.
c) pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri.
d) kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi yang berlaku.

15
2. Biaya akuisisi ditangguhkan. Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis, dan metode alokasi
pembebanan biaya akuisisi ditangguhkan.
3. Kewajiban kepada pemagang polis. Perincian kewajiban kepada pemegang polis serta penjelasan
mengenai metode, asumsi dan sistem perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan kewajiban
kepada pemegang polis tersebut.
4. Hutang subordinasi. Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi, tingkat bunga,
dan nilai sisa pinjaman.
5. Ekuitas Asuransi Jiwa Bersama. Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang-undangan yang
berkaitandengan ekuitas usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian
keuntungan kepada pemegang polis.
6. Pendapatan premi bruto. Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi
tahun lanjutan (renewale) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis
asuransi.
7. Klaim dan manfaat. Pengungkapan jenis, jumlah, dan sebab kenaikan klaim dan manfaat yang signifikan

F. Sejarah Singkat PT Asuransi Bina Dana Arta tbk

PT Asuransi Bina Dana Arta didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Oktober 1982 sesuai dengan Akte
Notaris Kartini Mulyadi SH No. 78. Selama lebih dari 32 tahun berkarya, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah Perusahaan asuransi umum yang tangguh dan patut
diperhitungkan dalam industri asuransi di Indonesia.
Fokus usaha Asuransi ABDA adalah memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian, dengan berbagai
jenis pertanggungan; Kebakaran, Kendaraan Bermotor, Rekayasa, Tanggung Gugat, Pengangkutan, Peralatan
Berat, Kesehatan, Aneka dan lain-lain.
Dalam perjalanannya, Perusahaan telah mengalami beberapa kali pergantian nama :
 1982 : PT Asuransi Bina Dharma Arta
 1994 : PT Dharmala Insurance
 1999 – Present : PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., yang juga dikenal sebagai ABDA Insurance atau
Asuransi ABDA, yang masih menjadi identitas bagi Perusahaan sampai sekarang.
Kantor Pusat Perusahaan berada di Plaza Asia lantai 27, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 59 Jakarta, dengan
kantor cabang dan pemasaran yang terus berkembang. Sampai dengan akhir tahun 2016, Perusahaan telah
memiliki 36* kantor cabang dan pemasaran serta didukung oleh 568* karyawan yang kompeten dan
profesional.
Sekretasris Perusahaan : Ratih P. Kusumadilaga
Direktur : Julien Pierre Combaret
Renova Siregar
Herliniawaty Sutanto
16
Stephen
Komisaris : Ronni Widjaja
Herlani Sunardi
Francisco Noriega Malave
Tjan Soen Eng
Komite Audit : Ronni Widjaja
Herlani Sunardi
Kusuwandi Tamin
Pemegang Saham : Bank of Singapore Ltd A/C Mapfre Internacional SA
Masyarakat.

G. Contoh Transaksi dan Pencatatan Jurnal pada Akuntansi Asuransi Kerugian

Pencatatan Akuntansi Asuransi Kebakaran


Bila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengadakan pencatatan akuntansinyaadalah sebagai berikut :
 Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada).
 Menyesuaiakan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat terjadinya
kebakaran.
 Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar.
 Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat kebakaran ke
rekening KERUGIAN KEBAKARAN.
 Menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi.
 Rekening Kerugian Kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan
aktiva yang terbakar.
 Menutup saldo rekening Kerugian ke rekening Laba Rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari
kebakaran.
Bila pencatatan persediaan menggunakan metode buku, saldo persediaan barang yang ada pada saat
kebakaran dapat diketahui dari buku-buku.
Tapi bila digunakan metode FISIK maka jumlah persediaan yang terbakar ditaksir dengan metode LABA
BRUTO.
Misalnya beberapa rekening buku pada PT Hebat Banget pada tanggal 1 Januari 2020 menunjukkan saldo
sebagai berikut :

17
Asuransi Dibayar di muka adalah premi untuk 2 buah polis sebagai berikut :
 Untuk mesin dan perabot, jumlah pertanggungan Rp. 480.000 tanggal 1 Juli 2019, jangka waktu 3
tahun, premi Rp. 12.000.
 Untuk gedung, jumlah pertanggungan Rp.3.360.000,- tanggal
1 Januari 2019, jangka waktu 3 tahun dengan syarat asuransi bersama 80%, premi Rp. 96.000.

Pada tanggal 1 januari 2020, rekening Asuransi Dibayar Di muka menunjukkan jumlah sebagai berikut :

Mesin dan Perabot Rp. 10.000 … [Debit]


Gedung Rp. 64.000 … [Kredit]

Pada tanggal 1 Juli 2020 terjadi kebakaran yang merusak seluruh Mesin dan Perabot, persediaan barang
(harga pokok ditaksir sebesar Rp. 600.000 dan tidak diasuransikan) dan dua pertiga gedung.
Harga pasar barang-barang yang terbakar pada saat kebakaran adalah:
 Mesin dan Perabot Rp. 200.000,
 Gedung Rp. 5.250.00 dan
 Persediaan barang Rp. 600.000.
Perhitungan nilai buku, jumlah kerugian dan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi sebagai
berikut :

18
Jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi :
Karena jumlah pertanggungan di bawah harga pasar maka ganti rugi
sebesar :

Rp. 3.360.000/(80% x Rp. 5.250.000) X Rp. 3.500.000 = Rp. 2.800.000


Premi asuransi yang dibebankan sebagai biaya tahun 2020 (6 bulan):
= 6/12 X 1/3 X Rp. 96.000 = Rp. 16.000

Persediaan Barang
 Terbakar semua, jumlah kerugian  = Rp. 600.000
 Nilai Buku                                       =  Rp. 600.000
 Jumlah yang akan diterima dari perusahaan Asuransi = Rp. 0

1. Jurnal Untuk Menyesuaikan Buku-buku

19
Menutup Rekening Persediaan Income XXX
Barang 01/01/2015 (Metode Fisik) Merchandise Inventory XXX

Mencatat Persediaan Barang tanggal Merchandise Inventory Rp 600.000


01/07/2015 Income Rp 600.000

Mencatat Penyusutan Mesin dan Depreciation of Machine & Furniture Rp 60.000


Perabotan 6 bulan Accumulation Depreciation Rp 60.000

Mencatatan Penyusutan Gedung Depreciation of Building Rp 100.000


untuk 6 bulan Accumulation Depreciation Rp 100.000

Mencatat Premi Asuransi yang Insurance Expense Rp 18.000


dibebankan selama 6 bulan Mesin Prepaid Insurance Rp 18.000
dan Perabot Rp2000, Gedung
16000/18000

2. Jurnal Untuk Mencatat Kerugian Kebakaran


Mencatat Rugi Kebakaran Mesin dan Fire Loss Rp 180.000
Perabot Accumulation Depreciation Rp 300.000
Of Machine & Furniture
Machine & Furniture Rp 480.000
Mencatat Rugi Kebakaran 2/3 Fire Loss Rp 2.600.000
Gedung Accumulation Depreciation Rp 1.400.000
Of Building
Building Rp 3.000.000

20
3. Jurnal yang akan diterima dari perusahaan Asuransi
Fire Compensation Bill Rp 3.000.000
Fire Loss Rp 3.000.000
Perhitungan :
Ganti Rugi Mesin dan Perabot Rp 200.000
Gedung Rp 2.800.000
Jumlah Rp 3.000.000

Sesudah jurnal-jurnal di atas dibukukan maka rekening RUGI KEBAKARAN akan menunjukkan keadaan
sebagai berikut :

Saldo sebesar Rp. 380.000 merupakan rugi yang timbul karena kebakaran.
Saldo ini nantinya akan ditutup ke rekening Laba Rugi.
Dalam contoh di atas premi asuransi yang belum dibebankan menjadi biaya tidak dibebankan ke rekening
Rugi Kebakaran.
Hal itu dilakukan karena dianggap perusahaan akan mengganti aktivanya yang terbakar dan melanjutkan
perjanjian asuransinya.
Bila perjanjian asuransi dibatalkan maka jumlah premi asuransi kebakaran yang belum menjadi biaya
dibebankan ke rekening Rugi Kebakaran.
Dan jumlah uang premi yang dikembalikan dikreditkan ke rekening Rugi Kebakaran.

H. Laporan Keuangan PT Asuransi Bina Dana Arta tbk tahun 2019/2020

Berikut merupakan Laporan Keuangan pada PT Asuransi Bina Dana Arta tbk tahun 2019/2020 :

Statement of financial position presented using order of liquidity - Insurance


Industry

Laporan posisi
keuangan 31 December 2020 31
December 2019

21
Statement of
fi
n
a
n
c
i
a
l
p
o
s
it
i
o
n

22
Aset Assets
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents
Piutang hasil investasi 652,083,696 1,026,642,680 Investment income receivables
Piutang premi Premium receivables
10,079,642 6,689,357
Piutang reasuransi Reinsurance receivables
Piutang lainnya 76,506,001 65,098,409 Other receivables
Aset reasuransi Reinsurance assets
Investasi 3,630,870 2,891,196 Investments
Investasi dalam deposito 17,518,311 34,917,102 Investments in time
berjangka deposits
Investasi pada efek dan 21,963,304 35,151,230 Investments on securities
reksadana yang diukur and mutual funds at fair
pada nilai wajar melalui value through profit or loss
laba rugi
Investasi pada efek yang Investments on
tersedia untuk dijual 2,100,000 7,100,000 available-for-sale securities
Penyertaan saham Investments in shares
Biaya dibayar dimuka Prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes
0 150,661,922
Aset pajak tangguhan Deferred tax assets
Properti investasi Investment properties
Aset tetap Property and equipment
Aset lainnya Other assets
Jumlah aset Total assets
Liabilitas, dana tabarru, dan Liabilities, tabarru funds and
ekuitas equity
Liabilitas 1,366,463,655 885,633,791 Liabilities
Utang reasuransi Reinsurance payables
Utang komisi Commission payables
Utang klaim 15,879,714 17,878,757 Claim payables
Utang pajak Taxes payable
Liabilitas kontrak 4,625,128 8,638,568 Insurance contract
asuransi liabilities
Liabilitas asuransi atas 0 0 Insurance liabilities on
premi yang belum unearned premium
merupakan pendapatan 44,040,961 46,090,136
Liabilitas asuransi atas 171,017,600 187,680,600 Insurance liabilities on
estimasi liabilitas klaim estimated claims liability
Kewajiban imbalan pasca 87,762,217 91,603,665 post-employment benefit
kerja obligations
Liabilitas lainnya 4,110,549 12,976,978 Other liabilities
Jumlah liabilitas Total liabilities
Jumlah akumulasi dana 2,477,781,648 2,579,654,391 Total accumulated tabarru's
tabarru funds
Ekuitas Equity
Ekuitas yang Equity attributable to
diatribusikan kepada equity owners of parent
pemilik entitas induk entity
Saham biasa Common stocks
Tambahan modal Additional paid-in capital
3,972,163 620,331

disetor

23
Komponen ekuitas Other components of
lainnya equity
Saldo laba (akumulasi 157,246,767 125,412,749 Retained earnings
kerugian)
Saldo laba yang Appropriated
telah ditentukan retained earnings
penggunaannya
Saldo laba yang Unappropriated
belum ditentukan retained earnings
penggunaannya
Jumlah ekuitas yang 6,750,000 6,500,000 Total equity attributable
diatribusikan kepada to equity owners of
pemilik entitas induk parent entity
Kepentingan Non-controlling interests
non-pengendali
Jumlah ekuitas Total equity
Jumlah liabilitas, dana tabarru 1,021,737,189 920,275,436 Total liabilities, tabarru funds
dan ekuitas and equity

24
Statement of profit or loss and other comprehensive income, OCI

components presented net of tax, by nature - Insurance Industry

Laporan laba rugi dan Statement of profit or


penghasilan loss and other
komprehensif lain comprehensive
income

31 December 2020 31 December 2019

Pendapatan dari premi asuransi 572,851,909 772,200,517 Revenue from insurance


premiums
Premi reasuransi Reinsurance premiums
Penurunan (kenaikan) premi yang Decrease (increase) in unearned
belum merupakan pendapatan ( 41,675,103 ) ( 45,271,886 ) premiums
Pendapatan bersih investasi Net investment income
229,383,268 182,300,810
Penghasilan underwriting lainnya Other underwriting income
Beban klaim Claim expenses
Klaim reasuransi Reinsurance claims
Kenaikan (penurunan) estimasi 119,471,104 155,141,391 Increase (decrease) in estimated
liabilitas klaim ( 119,222 ) 1,372,767 claims liability
Beban komisi Commission expenses
( 364,202,114 ) ( 574,564,826 )
Beban underwriting lainnya Other underwriting expenses
Beban umum dan administrasi 14,591,072 14,054,537 General and administrative
expenses
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak 22,271,106 15,781,489 Total profit (loss) before tax
penghasilan
Pendapatan (beban) pajak Tax benefit (expenses)
Jumlah laba (rugi) dari operasi Total profit (loss) from continuing
yang dilanjutkan ( 67,932,469 ) ( 111,895,090 ) operations
Jumlah laba (rugi) ( 65,121 ) ( 80,613 ) Total profit (loss)
Pendapatan komprehensif Other comprehensive income,
lainnya, setelah pajak ( 323,699,593 ) ( 329,115,512 ) after tax
Pendapatan komprehensif Other comprehensive
lainnya yang tidak akan income that will not be
160,874,837 79,923,584
direklasifikasi ke laba rugi, reclassified to profit or loss,
setelah pajak after tax
( 22,684,550 ) 7,600,758
Pendapatan komprehensif Other comprehensive
lainnya atas pengukuran 138,190,287 87,524,342 income for remeasurement
kembali kewajiban manfaat of defined benefit
pasti, setelah pajak obligation, after tax
Penyesuaian lainnya atas Other adjustments to other
pendapatan komprehensif 138,190,287 87,524,342 comprehensive income that
lainnya yang tidak akan will not be reclassified to
direklasifikasi ke laba rugi, profit or loss, after tax
setelah pajak

25
Jumlah pendapatan Total other comprehensive
komprehensif lainnya yang income that will not be
tidak akan direklasifikasi ke reclassified to profit or loss,
laba rugi, setelah pajak after tax
Pendapatan komprehensif Other comprehensive
lainnya yang akan income that may be
direklasifikasi ke laba rugi, reclassified to profit or loss,
setelah pajak after tax
Keuntungan (kerugian) Unrealised gains (losses)
yang belum direalisasi atas on changes in fair value of
perubahan nilai wajar aset available-for-sale financial
keuangan yang tersedia assets, after tax
729,177 1,121,617
untuk dijual, setelah pajak
Jumlah pendapatan Total other comprehensive

26
komprehensif lainnya yang income that may be
akan direklasifikasi ke laba reclassified to profit or loss,
rugi, setelah pajak after tax
Jumlah pendapatan Total other comprehensive
komprehensif lainnya, setelah income, after tax
pajak
Jumlah laba rugi komprehensif 32,589,738 ( 50,275,628 ) Total comprehensive income
Laba (rugi) yang dapat Profit (loss) attributable to
diatribusikan
Laba (rugi) yang dapat Profit (loss) attributable to
diatribusikan ke entitas induk parent entity
Laba (rugi) yang dapat Profit (loss) attributable to
diatribusikan ke kepentingan 170,780,025 37,248,714 non-controlling interests
non-pengendali
Laba rugi komprehensif yang Comprehensive income
dapat diatribusikan attributable to
Laba rugi komprehensif yang Comprehensive income
dapat diatribusikan ke entitas attributable to parent entity
induk
Laba rugi komprehensif yang 138,203,753 87,523,919 Comprehensive income
dapat diatribusikan ke attributable to non-controlling
kepentingan non-pengendali ( 13,466 ) 423 interests
Laba (rugi) per saham Earnings (loss) per share
Laba per saham dasar Basic earnings per share
diatribusikan kepada pemilik attributable to equity owners
entitas induk of the parent entity
Laba (rugi) per saham Basic earnings (loss) per
dasar dari operasi yang share from continuing
dilanjutkan operations

27
Statement of chages in equity – insurance industry – current year

Posisi ekuitas Equity position


Saldo awal periode sebelum Balance before restatement at
penyajian kembali 193,316,724 8,109,426 125,412,749 6,500,000 920,275,436 1,253,614,335 90,043 1,253,704,378 beginning of period
Posisi ekuitas, awal periode Equity position, beginning of the
period
Laba (rugi) Profit (loss)
193,316,724 8,109,426 125,412,749 6,500,000 920,275,436 1,253,614,335 90,043 1,253,704,378
Pendapatan komprehensif lainnya Other comprehensive income
Pembentukan cadangan umum Allocation for general reserves
Distribusi dividen kas Distributions of cash dividends
Posisi ekuitas, akhir periode 138,203,753 138,203,753 ( 13,466 ) 138,190,287 Equity position, end of the period

28
Statement of cash flows, direct method - Insurance Industry

Laporan arus kas Statement of cash


flows
31 December 2020 31 December 2019

Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating


activities
Penerimaan premi asuransi Receipts from insurance
premiums
Penerimaan klaim reasuransi 561,444,318 870,272,261 Receipts from reinsurance
claims
Pembayaran komisi Payments of commission
Pembayaran premi reasuransi 13,851,397 14,234,584 Payments for reinsurance
premiums
Pembayaran klaim dan ( 63,231,634 ) ( 117,507,787 ) Payments for insurance claims
manfaat asuransi and benefits
Pembayaran beban ( 38,323,271 ) ( 48,028,304 ) Payments for other
underwriting lainnya underwriting expenses
Pembayaran beban umum dan ( 370,888,065 ) ( 603,529,688 ) Payments for general and
administrasi administrative expenses
Penerimaan pengembalian ( 65,121 ) ( 80,613 ) Income taxes refunded (paid)
(pembayaran) pajak
penghasilan dari aktivitas from operating activities
operasi ( 296,690,655 ) ( 308,403,520 )
Penerimaan (pengeluaran) kas Other cash inflows (outflows)
lainnya dari aktivitas operasi ( 38,318,282 ) ( 60,482,501 )
Jumlah arus kas bersih yang Total net cash flows received
diperoleh dari (digunakan from (used in) operating
untuk) aktivitas operasi activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing
activities
Penerimaan hasil investasi 10,164,227 48,513,736 Receipts of investment income
Penerimaan dari penjualan Proceeds from disposal of
aset tetap ( 222,057,086 ) ( 205,011,832 ) property and equipment
Pembayaran untuk perolehan Payments for acquisition of
aset tetap property and equipment
Penerimaan dari penjualan Proceeds from disposal of
properti investasi investment properties
Pembayaran untuk perolehan Payments for acquisition of
properti investasi investment properties
Penerimaan dividen dari Dividends received from
aktivitas investasi investing activities
Penerimaan (pengeluaran) kas 145,710,398 181,774,762 Other cash inflows (outflows)
lainnya dari aktivitas investasi
from investing activities

29
Jumlah arus kas bersih yang 1,552,134 696,850 Total net cash flows received
diperoleh dari (digunakan from (used in) investing
untuk) aktivitas investasi ( 4,966,673 ) ( 3,946,226 ) activities
Arus kas dari aktivitas Cash flows from financing
pendanaan activities
Pembayaran dividen dari 16,663,000 Dividends paid from financing
aktivitas pendanaan activities
Jumlah arus kas bersih yang Total net cash flows received
diperoleh dari (digunakan from (used in) financing
untuk) aktivitas pendanaan ( 419,800 ) activities
Jumlah kenaikan (penurunan) Total net increase (decrease) in
cash and cash equivalents
Kas dan setara kas arus kas, awal Cash and cash equivalents cash
2,406,401 1,797,871
periode flows, beginning of the period
Kas dan setara kas arus kas, 652,083,696 1,026,642,680 Cash and cash equivalents cash
akhir periode ( 276,618,757 ) 458,657,889 flows, end of the period

30
I. Contoh Kasus pada perusahaan Sektor Asuransi di Indonesia

Berikut merupakan contoh beberapa kasus gagal bayar Asuransi Jiwa di Indonesia :

1. Gagal bayar Bakrie Life

Pada 2008, asuransi milik Grup Bakrie ini tercatat gagal bayar gagal atas produk Diamond Investa
Bakrie Life. Gagal bayar  ini terjadi tahun 2010. Saat itu, manajemen Bakrie Life beralasan gagal bayar yang
terjadi karena imbas krisis ekonomi 2008. Pada tahun 2013, tercatat ada sekitar 200 nasabah yang saat itu
menunggu pembayaran dari Bakrie Life. Adapun nilai tunggakan pada tahun  2013 sebesar Rp 270
miliar.Namun karena kesulitan pendanaan, Bakrie Life menyelesaikan kewajiban polis tersebut secara bertahap.
pembayaran polis Bakrie Life sejatinya juga sudah mendapat keringanan dari pemegang polis dengan diskon
70%. Utang Bakrie Life secara total kepada nasabah Diamond Investa mencapai Rp 360 miliar.

2. Gagal Bayar Asuransi Bumi Asih Jaya (2013)

Pada 18 Oktober 2013, OJK mencabut izin usaha PT Bumi Asih Jaya karena perusahaan ini gagal
memenuhi ketentuan tentang kesehatan keuangan, yakni rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) dan
rasio perimbangan investasi terhadap cadangan teknis dan utang klaim. Per 31 Desember 2014, perusahaan
asuransi yang berdiri tahun 1967 ini diperkirakan hanya mampu membayar klaim Rp 409,73 miliar dari total
klaim perorangan sebesar Rp 634,31 miliar dan asuransi kolektif senilai Rp 182,6 miliar. Kasus ini menjadi
superpanjang dan maju ke pengadilan. Keduanya bertarung di pengadilan perdata, setelah sebelumnya saling
melawan di pengadilan niaga.

Pada pengadilan niaga, OJK berhasil mempailitkan Asuransi Bumi Asih. Meski Bumi Asih melawan,
OJK memenangkan perkara ini hingga tahap Peninjauan Kembali (PK). Dalam proses kepailitan, Asuransi
Bumi Asih memiliki utang Rp 1,2 triliun kepada krediturnya.Tim kurator membagikan Rp 50 miliar secara pro-
rata kepada seluruh pemegang polis pada tahap pertama September 2016. Dana itu dibagikan kepada 29.000
pemegang polis dan kantor pajak yang memiliki tagihan Rp37 miliar. Di tengah-tengah proses pailit, Asuransi
Bumi Asih nyatanya kembali melawan. Kali ini, salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia menggugat
OJK atas perbuatan melawan hukum. Asuransi Bumi Asih tidak terima atas tindakan semena-semena yang

31
dilakukan oleh OJK. Bumi Asih menggugat ganti rugi Rp5,4 triliun. Rinciannya, kerugian materil senilai Rp1,4
trilun. Kerugian ini dihitung sejak OJK melakukan pencabutan izin usaha pada Oktober 2013

3. Asuransi Jiwa Bumiputera 1912

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 saat ini juga dikabarkan tengah mengalami kesulitan
likuiditas. Kas perusahaan asuransi yang sudah berusia diatas seratus tahun itu minim. Kondisi ini  menjadi
penyebab tertundanya atau gagal pembayaran klaim kepada nasabah. Diding S. Anwar, Komisaris AJB
Bumiputera kepada kontan.co.id minta kepada jajaran direksi untuk dapat mengedepankan rasa empati ke
pemegang polis, serta mencari solusi terbaik agar suasana tetap kondusif. “Kami mohon agar kiranya direksi
senantiasa mengedepankan empati terhadap pemegang polis dan mencarikan solusi terbaik agar suasana
kondusif dan kepercayaan semua pemangku kepentingan tetap tumbuh,” ujar Diding (16/12).

Berdasarkan risalah rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat 7 November lalu, pendapatan
premi  AJB Bumiputera per Oktober 2019 sebesar Rp 2,6 triliun. Namun, jumlah klaim sebesar Rp 2,4 triliun.
Saat ini, ada 265.000 pemegang polis tengah menunggu kepastian pembayaran klaimnya. Hingga saat ini,
kontan.co.id belum berhasil menghubungi direksi AJB Bumiputera. Pesan pendek kontan ke Dirman Pardosi,
Direktur Utama Asuransi Jiwa Buputera belum dijawab.

4. Gagal bayar Asuransi Jiwasraya

Pemegang polis asuransi Jiwasraya khususnya produk JS Saving Plan harus bersabar untuk menerima
pembayaran klaim. Pemerintah memastikan tahun ini dan tahun  depan tak ada bantuan untuk Jiwasraya,
perusahaan asuransi milik negara itu.Jiwasraya menyerah, dan menyatakan tak sanggup memenuhi kewajiban
pembayaran yang nilainya mencapai Rp 12,4 triliun per Desember 2019 ini. Jiwasraya sejatinya memiliki asset.
Hanya, asset Jiwasraya  menyusut menjadi Rp 2 triliun, dari sebelumnya Rp 25 triliun lantaran salah dalam
penempatan investasi. Isi portfolio Asuransi Jiwasraya mayoritas adalah saham-saham yang tak likuid.

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan, asuransi BUMN ini gagal mengelola
asetnya,utamanya dalam memilih instrumen investasi khususnya saham. "Harusnya maksimal mengalokasikan
untuk saham 20%,  seharusnya saham blue chips (saham unggulan), surat utang negara (government bond), 
instrumen Bank Indonesia minimal 30%. Sayangnya, yang terjadi alokasi mayoritas ke saham, itu pun saham
dengan  rendah mencapai 50%, sedangkan government bonddi 15%," kata Hexana. Keputusan ini kini berefek

32
besar karena sebagian besar dana terjebak dalam saham-saham yang nilainya di bawah Rp 50 per saham.
Bahkan, saat ini saham-saham tersebut telah mendapat suspensi dari BEI.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi merupakan suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu
PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK
Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi adalah asuransi kerugian,
asuransi jiwa dan reasuransi. Dalam Asuransi Kerugian (PSAK Nomor 28) pendapatan diketahui dan
terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi
ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya. Kemudian dalam asuransi jiwa (PSAK Nomor
36) premi jangka pendek diakui.
Sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan. Sedangkan reasuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai
yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan
kembali sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi.
Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan asuransi terbagi menjadi dua asuransi yaitu
asuransi kerugian meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas (metode
langsung dan tidak langsung), serta asuransi jiwa meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
(metode langsung dan tidak langsung).

33
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 28 mengenai Asuransi
Kerugian.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi.
http://etw-accountant.com/akuntansi-asuransi-industri-asuransi-tidak-siap/
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/pengertian-fungsi-tujuan-asuransi/
https://id.wikipedia.org/wiki/AsuransiAsuransihttp://
www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?catid&id=481http://
www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Umum&id=79http://
www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Umum&id=78
https://docplayer.info/32589256-Akuntansi-perusahaan-asuransi.html
https://manajemenkeuangan.net/akuntansi-asuransi-syariah/

34

Anda mungkin juga menyukai