Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN, AKUNTANSI

ASURANSI KONTRAK JIWA, DAN KONTRAK ASURANSI

(PSAK NO 28, 36, 62)

Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah


Akuntansi Topik Khusus

Nama Kelompok:

Bella Katresna L (21113013)

Divani Hassyati (21113032)

Elly Suryani (21113038)

Francisca Xaveriana D (21113012)

Putri Rahayu Fadilla (21113027)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017

i
ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Asuransi Kerugian.................................................................4
2.1.1 Manfaat Asuransi..............................................................................4
2.1.2 Jenis Usaha Asuransi........................................................................5

2.1.3 Karakteristik Usaha Asuransi Kerugian PSAK 28...........................6

2.1.4 Definisi-Definisi yang Ada Dalam PSAK No.28.............................7

2.1.5 Pengungkapan PSAK No.28............................................................8

2.2 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa..........................................................9

2.2.1 Karakteristik Usaha Asuransi Jiwa PSAK 36..................................10

2.2.2 Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 36.....................................................11

2.2.3 Definisi-definisi yang Ada Dalam PSAK 36....................................12

2.2.4 Pengungkapan Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK No.36.....13

2.3 Kontrak Asuransi.....................................................................................14

2.3.1 Ruang lingkup Kontrak Asuransi PSAK 62.....................................14

2.3.2 Pengakuan Dan Pengukuran Kontrak Asuransi PSAK 62...............15

2.3.2.1 Pengecualian Sementara dari SAK.............................................15

2.3.2.2 Tes Kecukupan Liabilitas...........................................................15

2.3.2.3 Penurunan Nilai atas Aset Reasuransi........................................16

2.3.2.4 Perubahan Kebijakan Akuntansi................................................16


iii

2.3.2.5 Kontrak Asuransi yang diperoleh dalam Kombinasi Bisnis atau

Pengalihan Portofolio.................................................................17

2.3.2.6 Sifat dan Luas Risiko yang Timbul dari Kontrak Asuransi.......18

2.3.2.7 Pengungkapan Kontrak Asuransi PSAK No.62.........................18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan.............................................................................................20

3.2 Saran.......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha

pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan

tidak terelakkan pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota

masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan

risiko kerugian keuangan. Industri asuransi yang mengambil alih atau

menanggung sebagian risiko tersebut.

Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menyediakan berbagai polis

asuransi untuk melindungi seseorang atau nasabahnya dari berbagai macam resiko

kerugian dengan membayar premi secara teratur, perusahaan asuransi bekerja

dengan menyatukan resiko dari sejumlah pemegang polis asuransi. Jenis asuransi

yang ada antara lain asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan dann

asuransi kendaraan. Perusahaan asuransi pada hakikatnya jauh lebih bermanfaat

daripada ketidakhadirannya. Hal tersebut dikemukakan oleh Dr. Van Oostveen

“Perusahaan asuransi secara privat ekonomis dalam banyak hal jauh mempunyai

arti yang amat besar dan dalam banyak hal keadaannya menyangkut kepentingan

sosial ekonomi. Perusahaan asuransi memiliki panduan yang mengacu pada

PSAK NO.28, 36 dan 62.

Pada PSAK No.28 menjelaskan mengenai Akuntansi Asuransi Kerugian

yang memiliki beberapa tipe risiko yang diasuransikan meliputi kecelakaan,

1
2

kerusakan, atau kehilangan aset tertentu ataupun kejadian yang menimbulkan

hilangnya hak atau menimbulkan kewajiban finansial. Pada PSAK No.36

menjelaskan mengenai Akuntansi Asuransi Jiwa yang juga memiliki beberapa tipe

risiko yang diasuransikan meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan

kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Pada PSAK 62

menjelaskan mengenai Kontrak Asuransi yang meliputi ruang lingkup,

pengungkapan dan pengukuran.

PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi

berkaitan secara khusus dengan industri Asuransi Kerugian, Asuransi Jiwa dan

Kontrak Asuransi. Hal-hal yang bersifat umum, atau hal-hal yang tidak diatur

dalam pernyataan ini, diperlakukan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, masalah

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana ruang lingkup dan pengungkapan serta pengukuran Akuntansi

Asuransi Kerugian PSAK 28?

2. Bagaimana ruang lingkup dan pengungkapan serta pengukuran Akuntansi

Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 36?

3. Bagaimana ruang lingkup dan pengungkapan serta pengukuran Kontrak

Asuransi PSAK 62?


3

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana pengukuran,pengakuan dan pengungkapan

PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian, PSAK 36 Akuntansi Asuransi Kontrak

Jiwa, PSAK 62 Kontrak Asuransi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Asuransi Kerugian

Usaha asuransi kerugian memiliki karakteristik khusus yang membuat

akuntansi industri atau transaksi asuransi menjadi relatif rumit. Pendapatan

diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan

beban utama, belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian

maupun jumlahnya.

Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003: 72) dalam buku Prinsip-Prinsip

Manajemen Risiko dan Asuransi, yaitu:

“Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak, Penanggung-


mengikatkan diri terhadap orang lain, tertanggung-untuk mengganti kerugian
yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah
ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan, dengan mana pula tertanggung
berjanji untuk membayar premi”.

2.1.1 Manfaat Asuransi

Asuransi sangat memberikan manfaat bagi kehidupan sosial ekonomi

masyarakat dan negara. Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-

Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, manfaat asuransi bagi kehidupan sosial

dan dalam memproduktifkan kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut:

1. “Memberi rasa aman


2. Mengeliminir ketergantungan
3. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk investasi
4. Kontribusi terhadap pendidikan
5. Kontribusi terhadap lembaga-lembaga sosial
6. Stimulasi menabung
7. Melengkapi persyaratan kredit

4
5

8. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi


9. Mengurangi biaya modal
10. Menjamin kestabilan organisasi/perusahaan
11. Mendorong usaha pencegahan
12. Membantu upaya peningkatan konservasi kesehatan”.

2.1.2 Jenis Usaha Asuransi

Setiap usaha perasuransian dijalankan oleh perusahaan perasuransian.

Terdapat berbagai jenis usaha perasuransian di Indonesia, yang meliputi

perusahaan asuransi dan perusahaan penunjang asuransi. Jenis usaha

perasuransian diatur dalam pasal 4 UU no. 2 tahun 1992 Perusahaan asuransi

dikelompokkan menjadi tiga jenis dengan lingkup kegiatannya sebagai berikut:

1. Perusahaan asuransi kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha

dalam bidang asuransi kerugian termasuk reasuransi.

2. Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam

bidang asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri

dan usaha anuitas, serta menjadi pendiri dan pengurus dana pensiun

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dana pensiun yang

berlaku.

3. Perusahaan reasuransi hanya menyelenggarakan asuransi ulang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka setiap perusahaan asuransi hanya

dapat menjalankan jenis usaha yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tidak

memungkinkan adanya suatu perusahaan asuransi yang menjalankan lebih dari

satu jenis usaha asuransi, misalnya sekaligus menjalankan usaha asuransi kerugian
6

dan asuransi jiwa, hanya jka suatu perusahaan bila ingin menjalankan jenis usaha

yang lain perusahaan tersebut dapat mendirikan perusahaan asuransi baru.

2.1.3 Karakteristik Usaha Asuransi Kerugian PSAK NO 28

Beberapa karakteristik usaha asuransi kerugian antara lain:

a) Usaha asuransi kerugian merupakan suatu sistem proteksi menghadapi risio

kerugian keuangan dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana

masyarakat.

b) Pertanggung jawaban keuangan kepada para tertanggung mempengaruhi

penyajian laporan keuangan.

c) Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi

jumlah premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium),

estimasi jumlah klaim, termasuk jumlah klaim yang terjadi namun belum

dilaporkan (incurred but not reported claims). Dalam menghitung tingkat

premi, usaha asuransi kerugian menggunakan asumsi tingkat risiko dan beban.

d) Pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dulu

kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang menimbulkan kerugian

yang diperjanjikan terjadi. Pembayaran premi tersebut merupakan pendapatan

(revenue) bagi perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui,

perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar

klaim asuransi, berapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi, kapan

terjadinya. Kontrak asuransi kerugian pada umumnya bersifat jangka pendek.

Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan

pengukuran beban.
7

e) Jumlah premi yang belum merupakan pendapatan, dan jumlah klaim, termasuk

jumlah klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, diestimasi dengan

menggunakan metode tertentu.

f) Peraturan perundangan di bidang perasuransian mewajibkan perusahaan

asuransi kerugian memenuhi ketentuan kesehatan keuangan misalnya tingkat

solvabilitas.

2.1.4 Definisi-definisi yang Ada Dalam PSAK NO 28

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:

a) Kontrak jangka pendek adalah kontrak yang memberikan proteksi untuk suatu

periode yang pasti dan memungkinkan asuradur membatalkan kontrak atatu

menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti

penyesuaian jumlah premi atau penutupan (coverage) yang diberikan.

b) Premi bruto adalah premi yang diperoleh dar penutupan langsung (direct

premium wriiten) dan penutupan tidak langsung (indirect premium written).

Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis

bersama.

c) Polis bersama adalah penutupan terhadap 1 (satu) objek asuransi yang

dilakukan secara bersama oleh beberapa perusahaan asuransi dan dinyatakan

dalam 1 (satu) polis.

d) Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang

belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih

berjalan pada akhir periode akuntansi.


8

e) Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur

berdasarkan perjanjian reasuransi.

f) Reasuransi prospektif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang

mewajibkan reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian

yang mungkin timbul sebagai akibat dari peristiwa masa depan yang

dipertanggungkan.

g) Reasuransi retroaktif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang

mewajibkan reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian

yang sudah terjadi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang

dipertanggungkan.

h) Klaim bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya

penyelesaian klaim.

i) Klaim reasuransi adalah bagian dari klaim bruto yang menjadi tanggungan

reasuradur.

j) Estimasi klaim retensi sendiri adalah taksiran jumlah kewajiban yang menjadi

tanggungan sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses

penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

k) Piutang reasuransi adalah tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi

reasuransi.

l) Utang reasuransi adalah kewajiban kepada reasuradur yang timbul dari

transaksi reasuransi.

2.1.5 Pengungkapan PSAK NO 28

Adapun hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:


9

a) Kebijakan akuntansi mengenai:

i. Pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan

pendapatan

ii. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksi reasuransi

tersebut terhadap operasi entitas.

iii. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim.

b) Piutang premi dari penentuan polis bersama yang ada pada saat bersama

menimbulkan utang premi kepada entitas anggot penutupan polis bersama.

c) Jumlah premi jangka panjang yang belum diperhitungkan sebagai premi bruto.

2.2 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

Pengertian asuransi jiwa juga dikemukakan oleh Santoso Poedjosoebroto,

yang menyebutkan bahwa asuransi jiwa adalah perjanjian dimana penanggung

mengikatkan diri dengan menerima premi untuk membayar sejumlah uang

tertentu manakala terjadi peristiwa yang belum pasti berkaitan dengan hidup atau

kesehatan seseorang.

Asuransi jiwa merupakan bagian dari golongan asuransi sejumlah uang,

karena dalam asuransi jiwa jaminannya dinyatakan dalam sejumlah uang dan

bukan berdasarkan kerugian yang mungkin diderita. Sejumlah uang ini disetujui

oleh penanggung dan tertanggung ketika asuransi ditutup. Penanggung akan

membayar sejumlah uang pada tertanggung atau ahli warisnya jika risiko yang

dijamin terjadi. Sebagai imbalan atas proteksi yang diberikan oleh penanggung,

tertanggung membayar premi kepada penanggung sampai batas waktu yang

disetujui bersama. Subyek dalam asuransi jiwa yaitu :


10

a. Pemegang Polis

Pihak yang memegang/menyimpan dokumen polis.

b. Tertanggung

Pihak yang jiwa atau kesehatannya ditanggung / dilindungi oleh Asuransi.

c. Ahli Waris

Pihak yang berhak memperoleh santunan Asuransi

Selanjutnya fungsi dari asuransi jiwa adalah sebagai Media Proteksi yaitu

memberikan santunan kepada ahli waris ketika tertanggung meninggal dunia

dalam periode pertanggungan dan media investasi yaitu memberikan santunan

kepada ahli waris atau pemegang polis ketika tertanggung tetap hidup sampai usia

tertentu atau sampai akhir masa pertanggungan.

2.2.1 Karakteristik Usaha Asuransi Jiwa PSAK NO 36

Beberapa karakteristik usaha asuransi jiwa antara lain:

a) Usaha asuransi jiwa merupakan suatu usaha sistem proteksi menghadapi risiko

keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang dan sekaligus merupakan

upaya penghimpunan dana masyarakat.

b) Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi, disamping hasil investasi

yang menjadi kegiatan tidak terpisahkan dari usaha asuransi jiwa.

c) Investasi berfungsi utama untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang

akan diberikan kepada tertanggung.

d) Kewajiban keuangan bagi usaha asuransi jiwa terkait dengan ketidakpastian

terjadinya suatu peristiwa, hal ini mempengaruhi penyajian laporan keuangan.


11

e) Laporan Keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi

jumlah kewajiban manfaat polis masa depan (liability for future policy benefits)

yang dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria, estimasi jumlah premi yang

belum merupakan pendapatan (unearned premium income), estimasi jumlah

kewajiban klaim, serta estimasi jumlah klaim terjadi namun belum dilaporkan

(incurred but not reported claims).

f) Pihak tertanggung (pembeli kontrak asuransi) membayar terlebih dahulu premi

asuransi atau titipan premi kepada perusahaan asuransi sebelum sesuatu atau

peristiwa yang diasuransikan terjadi. Pembayaran ini merupakan pendapatan

(revenue) bagi perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui,

perusahaan asuransi biasnya belum mengetahui apakah ia akan membayar

manfaat asuransi, berapa besar pembayaran itu, dan kalau terejadi kapan

terjadinya. Hal ini akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan

pengukuran beban.

g) Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang perasuransian, misalnya

batas tingkat solvabilitas (solvency margin).

2.2.2 Kontrak Asuransi Jiwa PSAK NO 36

Kontrak asuransi jiwa diklasifikasi sebagai kontrak jangka pendek atau

kontrak jangka panjang.

a) Kontrak jangka pendek

Dalam kontrak ini, jumlah premi yang dibebankan jumlah pertanggungan


12

yang diberikan atau syarat polis lain dapat disesuaikan oleh perusahaan

asuransi pada saat ulang tahun polis.

b) Kontrak jangka panjang

Kontrak biasanya tidak dapat dibatalkan, dijamin dapat diperbarui, dan

persyaratan lain tidak dapat diubah sepihak syarat-syaratnya. Kontrak jangka

panjang meliputi juga pelayanan dan fungsi lain oleh perusahaan.

2.2.3 Definisi-definisi yang Ada Dalam PSAK 36

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:

a) Utang subordinasi adalah pinjaman dari pemegang saham atau pihak lain, yang

bila terjadi likuidasi, pelunasannya dilakukan setelah pelunasan kewajiban lain.

Utang tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki batas tingkat solvabilitas.

b) Batas tingkat solvabilitas adalah ukuranm yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajibannya kepada

pemegang polis/tertanggung, yang dicerminkan dengan suatu perbandingan

antara nilai kekayaan yang diperkenankan dengan kewajiban perusahaan yang

bersangkutan.

c) Masa keleluasaan ( grace period) adalah suatu periode dimana pemegang polis

belum membayar premi pada saat jatuh tempo, namun polis tetap berlaku.

d) Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari pemegang polis.

e) Piutang premi adalah tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh

tempo dan masih dalam masa keleluasaan.


13

f) Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang

belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih

berjalan pada akhir periode.

g) Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur

berdasarkan perjanjian reasuransi.

h) Piutang reasuransi adalah tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi

reasuransi, sehubungan dengan penerimaan premi reasuransi, komisi

keuntungan, komisi reasuransi dan klaim reasuransi.

i) Utang reasuransi adalah kewajiban yang timbul dari transaksi reasuransi,

sehubungan dengan pembebanan premi reasuransi, komisi keuntungan, komisi

reasuransi dan klaim reasuransi.

j) Klaim reasuransi adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur

sehubungan dengan perjanjian reasuransi.

k) Kewajiban manfaat polis masa depan dalam istilah teknis asuransi disebut

dengan cadangan premi, adalah kewajiban kepada pemegang polis atas premi –

premi yang telah jatuh tempo termasuk premi dalam masa keleluasaan.

l) Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya

dan atau haknya, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

m)Biaya akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau

pembaruannya, meliputi komisi dan biaya lainnya (misalnya, gaji karyawan

underwriting).

2.2.4 Pengungkapan Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK NO 36

Adapun hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:


14

a) Kebijakan Akuntansi mengenai:

i. Pengakuan pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaat polis masa

depan serta premi yang belum merupakan pendapatan.

ii. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan dan dampak transaksi reasuransi

tersebut terhadap entitas.

iii. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi tanggungan sendiri.

iv. Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam SAK

yang relevan.

b) Pendapatan premi bruto: pendapatan premi tahun pertama dan premi tahun

lanjutan secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan

serta jenis asuransi.

c) Klaim dan manfaat: jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan klaim dan manfaat

yang signifikan.

2.3 Kontrak Asuransi

Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak (asuradur)

menerima risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis) dengan

menyetujui untuk mengompensasi pemegang polis jika kejadian masa depan tidak

pasti tertentu (kejadian yang diasuransikan) berdampak merugikan pemegang

polis.

2.3.1 Ruang lingkup Kontrak Asuransi PSAK NO 62

      1. Derivatif Melekat


15

PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mensyaratkan

entitas untuk memisahkan beberapa derivatif melekat dari kontrak utamanya,

mengukurnya pada nilai wajar dan memasukan perubahan nilai wajarnya dalam

laba rugi. PSAK 55 berlaku untuk derivatif melekat dalam klontrak asuransi

kecuali derivatif melekat tersebut merupakan suatu kontrak asuransi.

2.  Pemisahan Komponen Deposit

Beberapa kontrak asuransi mengandung baik komponen deposit maupun

komponen asuransi, asuradur disyaratkan untuk memisahkan komponen deposit

dan komponen asuransi.

2.3.2 Pengakuan Dan Pengukuran Kontrak Asuransi PSAK NO 62

2.3.2.1 Pengecualian Sementara dari SAK

PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan

Kesalahan menentukan kriteria yang digunakan oleh entitas dalam

mengembangkan kebijakan akuntansi jika tidak ada PSAK yang secara spesifik

berlaku untuk suatu pos. Akan tetapi pernyataan ini mengecualikan asuradur

dalam menerapkan kriteria tersebut untuk kebijakan akuntansi untuk:

a) Kontrak asuransi yang diterbitkan (termaksud biaya akuisisi terkait dengan

aset tak berwujud terkait)

b) Kontrak reasuransi yang dimiliki.

2.3.2.2 Tes Kecukupan Liabilitas

Asuradur menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah liabilitas

asuransi yang diakui telah mencukupi, dengan menggunakan estimasi kini atas

arus kas masa depan berdasarkan kontrak asuransi. Jika penilaian tersebut
16

menunjukan bahwa nilai tercatat liabilitas asuransi (dikurangi dengan biaya

akuisisi tangguhan terkait dan aset tak berwujud) tidak mencakup dibandingkan

dengan estimasi arus kas masa depan, maka seluruh kekurangan tersebut diakui

dalam laba rugi.

Liabilitas asuransi relevan adalah liabilitas asuransi (dan biaya akuisisi

tangguhan dan aset tek berwujud terkait) yang mana kebijakan akuntansi asuradur

tidak mensyaratkan tes kecukupan liabilitas yang mempunyai syarat minimum.

2.3.2.3 Penurunan Nilai atas Aset Reasuransi

Jika aset reasuransi cedant mengalami penurunan nilai, maka cedant

mengurangi jumlah tercatatnyua dan mengakui rugi penurunan nilai dalam laba

rugi. Penurunan nilai dapat terjadi jika:

1. Terdapat bukti obyektif, sebagi hasil atas kejadian yang terjadi setelah

pengakuan awal aset reasuransi, yang menyebabkan cedant tidak menerima

seluruh jumlah yang sesuai dengan persyaratan kontrak, dan

2. Kejadian tersebut memiliki dampak yang dapat diukur secara andal dalam

jumlah yang akan diterima cedant dari reasuradur.

2.3.2.4 Perubahan Kebijakan Akuntansi

Asuradur dapat mengubah kebijakan akuntansi untuk kontrak asuransi jika

dan hanya jika, perubahan tersebut membuat laporan keuangan dalam membuat

keputusan ekonomik dan tidak mengurangi keandalan, atau lebih andal dan tidak

mengurangi relevansi untuk kebutuhan tersebut. Asuradur menilai relevansi dan


17

keandalan sesuai dengan kriteria dalam kebijakan akuntansi, perubahan estimasi

akuntansi dan kesalahan. Berikut ini isu spesifik yang dijelaskan dibawah ini :

1. Tingkat Suku bunga pasar kini

2. Keberlanjutan praktik yang ada

3. Kehati–hatian

4. Marjin investasi masa depan

5. Shadow accounting.

2.3.2.5 Kontrak Asuransi yang diperoleh dalam Kombinasi Bisnis atau

Pengalihan Portofolio

Asuradur mengungkapkan informasi yang mengidentifikasi dan

menjelaskan jumlah yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan keuangan.

Asuradur mengungkapkan :

1. Kebijakan akuntansi untuk kontrak asuransi, aset, liabilitas, pendapatan dan

beban terkait.

2. Aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diakui (dan arus kas jika laporan

arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung) yang trimbul dari

kontrak asuransi, lebih lanjut jika asuradur adalah cedant.

3. Proses yang digunakan untuk menentukan asumsi yang memiliki pengaruh

paling besar dalam pengukuran jumlah yang diakui sebagaimana yang

dijelaskan.jika praktis, asuradur juga memberikan pengungkapan kuantitatif

atas asumsi tersebut.


18

4. Pengaruh atas perubahan dalam asumsi yang digunakan untuk mengukur aset

dan liabilitas asuransi, dengan menyajikan secara terpisah pengaruh setiap

perubahan yang memiliki dampak material dalam laporan keuangan.

5. Rekonsiliasi atas perubahan dalam liabilitas asuransi, aset reasuransi, dan jika

ada biaya akuisisi tangguhan terkait.

2.3.2.6 Sifat dan Luas Risiko yang Timbul dari Kontrak Asuransi

Asuradur mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna

laporan keuangan mengevalusi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak

asuransi. Untuk itu asuradur mengungkapkan sebagai berikut:

a) Tujuan, kebijakan, dan proses dalam pengelolaan risiko yang timbul dari

kontrak asuransi dan metode yang digunakan untuk mengelola risiko tersebut.

b) Dikosongkan.

c) Informasi tentang risiko asuransi (baik sebelum dan sesudah mitigasi risiko

oleh reasuransi).

d) Infomasi tentang risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar.

e) Informasi tentang dampak risiko pasar yang timbul dari derrivatif melekat yang

terkandung dalam kontrak asuransi utama jika asuradur tidak disyaratkan untuk

mengukur derivatif melekat pada nilai wajar.

2.3.2.7 Pengungkapan Kontrak Asuransi PSAK NO 62

Entitas tidak perlu menerapkan persyaratan pengungkapan dalam

pernyataan ini untuk informasi komparatif yang terkait periode tahunan, kecuali
19

untuk pengungkapan tentang kebijakan akuntansi, aset, liabilitas, serta pendapatan

dan beban yang diakui (dan arus kas jika menggunakan metode langsung).

Entitas tidak perlu mengungkapan informasi mengenai perkembangan

klaim yang terjadi lebih awal dari lima tahun sebelum akhir tahun buku pertama

penerapan pernyataan ini. Selanjutnya, jika hal tersebut tidak praktis, ketika

entitas pertama kali menerapkan pernyataan ini, untuk menyiapkan informasi

mengenai perkembangan klaim yang terjadi sebelum awal periode terdekat

sebelumnya ketika entitas menyajikan informasi komparatif secara penuh yang

memenuhi pernyataan ini, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menyediakan berbagai polis

asuransi untuk melindungi seseorang atau nasabahnya dari berbagai macam resiko

kerugian dengan membayar premi secara teratur, perusahaan asuransi bekerja

dengan menyatukan resiko dari sejumlah pemegang polis asuransi. Perusahaan

asuransi sebagi perusahaan jasa yang menjual jasa kepada pelanggan pada satu

sisi sedangkan pada sisi lain, perusahaan asurasi dapat juga dikatakan sebagi

investor dari tabungan masyarakat kepada investasi yang produktif, sebagaimana

perusahaan pada umumnya perusahaan asuransi membutuhkan dua perusahaan

mengenai usahanya.

Dan pada hakikatnya perusahaan mempunyai dua fungsi pokok yaitu

pemasaran dan pembaharuan. Perusahaan asuransi memiliki panduan yang

mengacu pada PSAK NO.28, 36 dan 62. Pada PSAK 28 mengenai Akuntansi

Asuransi Kerugian, pada PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa, dan PSAK 62

mengenai Kontrak Asuransi.

3.2 Saran

Setiap perusahaan asuransi diharapkan dapat membuat laporan keuangan

sesuai dengan pedoman yang ada di dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

yang mengatur pencatatan, pengukuran serta pengungkapan yang ada di dalam

PSAK 28, 36 dan PSAK 62. Secara umum perusahaan asuransi adalah pihak yang

menerima pertanggungan yang memberikan jaminan sepenuhnya kepada pihak

20
21

nasabah apabila terjadi suatu musibah yang menimpah dirinya atau barang

miliknya sesuai dengan persetujuan yang disepakati, dan sebaiknya perusahaan

asuransi bersifat lebih terbuka terhadap nasabahnya, agar tidak terjadi kesalah

pahaman dan membuat nasabah pergi serta mencabut asuransinya.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Graha
Akuntan
Soeisno Djojosoedarso. 2003. Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko dan Asurani.
Jakarta: Salemba Empat

Sumber Lainnya:

http : //globallavebookx.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-perusahaan-asuransi-
menurut.html?m=1

http ://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-perusahaan-asuransi-dan-
contohnya.html

Sumber Undang - Undang:

Pasal 4 Undang - Undang No. 2 Tahun 1992.

22
23

Anda mungkin juga menyukai