Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO

“PEMINDAHAN RISIKO KEPADA PERUSAHAAN ASURANSI”

Dosen Pembimbing :
Zulistiani,S.Pd.,M.M.
NIDN: 0711118603

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Alif Azahra (18.1.02.02 )
Tiara Angga Reta (18.1.02.02.0264)
Putri ()

KELAS 2C
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Assamuallaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Pemindahan Risiko kepada
Perusahaan Asuransi" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bu Zulistiani pada mata kuliah “Manajemen Risiko”. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pemindahan risiko kepada
perusahaan asuransi bagi para pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami secara moral maupun materi. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempuranaan makalah ini.
Wasalamuallaikum wr.wb

Kediri, 21 Februari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3. Tujuan Rumusan.......................................................................................................
1.4. Manfaat......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1. Pengertian Asuransi...................................................................................................
2.2. Manfaat Asuransi......................................................................................................
2.3. Pengertian Risiko dan Ketidakpastian......................................................................
2.4. Prinsip dalam Asuransi.............................................................................................
2.5. Polis dan Premi Asuransi..........................................................................................
2.6. Penggolongan Asuransi.............................................................................................
2.7. Perjanjian Asuransi...................................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam
dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan
mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga
atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang
akan dihadapai apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiki cacat atau
meninggal dunia.

1.2. Rumusan Masalah


Terkait dengan pemindahan risiko terhadap perusahaan asuransi dalam makalah ini,
maka masalah yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Asuransi ?
2. Apa saja Manfaat Asuransi ?
3. Bagaimana Risiko dan Ketidakpastian Asuransi ?
4. Apa saja Prinsip dalam Asuransi?
5. Apa pengertian Polis dan Premi Asuransi?
6. Bagaimana Penggolongan Auransi?
7. Apa saja Perjanjian Asuransi?

1.3. Tujuan Rumusan


Makalah ini bertujuan antara lain, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Asuransi.
2. Mengetahui manfaat apa saja dalam Asuransi.
3. Menjelaskan tentang Risiko dan Ketidakpastian Asuransi.
4. Mengetahui Prinsip dalam Asuransi.
5. Mengetahui Polis dan Premi Asuransi.
6. Mengetahui Penggolongan Auransi.
7.Mengetahui Perjanjian Asuransi.
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca berupa pengetahuan
mengenai seluk beluk asuransi dan pemahaman tentang pemindahan risiko terhadap
perusahaan asuransi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asuransi


Asuransi bukanlah satu-satunya peralatan dasar manajemen risiko. Meskipun begitu ia
merupakan sarana yang paling penting dan merupakan dasar dari kebanyakan program
manajemen risiko, membandingkan asuransi dengan perjudian dan dengan bonding, menguji
manfaat dan ganti kerugiannya, menggambarkan batasan-batasannya mencari
pertumbuhannya dan menjalankan bagaimana kemungkinannnya digunakan bersama dengan
metode lainnya.
Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama asuransi sebagai
perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat
penggabunga risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan perusahaan melalui
sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari
sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan
kombinasi risiko. Ciri–ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah bahwa ia
memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer menggabungkan risiko-risiko dari
banyak tergantung. Melalui gabungan/kombinasi ini insurer meningkat kemampuannya untuk
meramalkan kerugian–kerugian harapan (expented losses). Walaupun kebanyakan insurer
mengumpulkan premi yang dibayar dimuka yang cukup untuk membayar semugai kerugian–
kerugian harapannya beberapa diantara insurer paling tidak percaya sebagian pembebanan
atas seluruh pihak tertanggung setelah terjadinya kerugian.
a.Asuransi bukanlah perjudian
Pembelian asuransi kadang–kadang dikelirukan dengan perjudian. Keduanya
menanggung bersama satu karakteristik. Baik tertanggung maupun penjudi, keduanya
mungkin menerina lebih banyak uang daripada yang mereka bayarkan, hasilnya ditentukan
oleh kejadian berpeluang akan tetapi melalui pembelian asuransi, tertanggung memindahkan
(transfer) risiko murni yang ada sedangkan seorang penjudi menciptakan risiko spekulatif.
b.Perbedaan asuransi dan bonding
Dari sudut obligee, perlindungan disediakan oleh surety bonds adalah mirip asuransi.
Selanjutnya, surety yang berbadan hukum dianggap sebagai insurer dalam segi hukum.
Sebagian terbesar perusahaan asuransi kerugian yang memiliki bonding departemen
tersendiri. Bagaimanapun kontrak/perjanjian asuransi kerugian property (property insurance)
berbeda dari survey bond. Paling sedikit dalam 5 hal utama :
1. Survey bond memiliki tiga kelompok dalam kontrak yaitu principal, obligee dan
surety, sedang biasanya hanya ada dua pihak yang tersangkut dalam kontrak asuransi yaitu
tertanggung (insured) dan penanggung (insurer).
2. Dalam surety bond, biasanya principal memperoleh surat tanggungan (bond) dan
membayar premi, tapi obligee menerima perlindungan (obligee) menerima perlindungan
(principal). Bagaimanapun, biasanya principal memindahkan biaya kepada obligee dengan
jalan memasukkan ke dalam biaya/harga jasa pelayanan yang akan dilakukan. Seorang
insured biasanya membeli kontrak asuransi untuk melindungi dirinya sendiri.
3. Kerugian dalam surety bond bisa disebabkan dengan sengaja oleh tertanggung
(principal) sedangkan kerugian asuransi haruslah bersifat kebetulan jika dibanding dari sudut
tertanggung (insured).
4. Secara teoritisnya, dalam surety bond tidak akan ada kerugian bagi penjamin, karena
penjamin (surety) tidak akan menerbitkan surat tanggungan jika terdapat peluang kerugian
(chace of loss) dan penjamin akan mengetahui kerugian poteensial dalam proses
pengusutannya. Penanggung (insurer) mengharapkan akan terjadinya beberapa kerugian
diantara kelompok tertanggung. Dalam teori, premi surenty bond seharusnya tidak
mengandung expented losses allowence. Jadi premi hanya akan menutup biaya pengusutan
dan lainnya dan menyediakan sedikt margin untuk biaya tak terduga dan profit. Suatu premi
asuransi harus menutup kerugian harapan. Dalam prakteknya , surety memang bisa menderita
kerugian disebabkan pengusutannya yang tidak efektif tapi kerugian itu bagi proporsi premi
surety bond jauh lebih kecil daripada premi asuransi. Ratio kerugian surety bond juga
cenderung untuk berfluktusdi dsepanjang waktu disebabkan oleh frekuensi kerugian yang
lebih rendah dan kepekaan bond pada siklus ekonomi dan bencana alam.
5. Jika kerugian terjadi, surety mempunyai hak menerima penggantian kepada principal.
Seorang insurer tidak mempunyai hak seperti ini terhadap tertanggug.
Tidak semua kontrak asuransi kerugian ataupun tidak semua surety bond ikut
menanggung karakteristik yang di muat dala daftar diatas. Beberapa surety bond lebih
menyerupai asuransi daripada yaan lainnya. Meskipun begitu perbedaan antara kontrak
property insurance yang asli dengan surety bond yang asli ini asalah ahih dan bermanfaat.
Salah satu tipe surety bonding yaitu fidelity bonding sangat berbeda dari tipe yang
lainnya itu, biasanya lebih di anggap sebuah klas yang teroisah . fidelity bonding melindungi
seorang majikan terhadao tindakan tidak jujur oleh karyawannya. Kebanykan fidelity
bonding sangat menyerupai asuransi dan biasanya di sebut sebagai “dishinesty insurance”.
Aslinya fidelity bonds di tulis atas dasar yang sama seabagaimana surety bond. Beberapa
masih ada. Menurut fidelity bonds yanag kurang umum ini, ada tiga pihak dalam kontrak
yaitu majikan, karyawan dan insurer atau surety . karyawan yang menandatangani kontrak
dan membayar preminya tetapi majikan yang memperoleh perlindungan. Insurer akan
menyelidiki pegawai dengan meneliti pegawai dengan meneliti sebelum menuliskan surat
tanggungan . pada akhirnya walaupun hak ini terlalu berharga, surety menjadi kreditur bagi
karyawan, jikalau surety melakuan pembayaran . suatu pembedaan utama diantara keduanya
hanya menutup penanggunga yang berkenaan dengan kejujuran, buakn kesanggupan. Surety
bond mentup setiap kegagalan yang memmikul kewajiban yang ditegaskan.
Akan tetapi sebagian besar dishonesty insurance tidak tertulis atas dasar ini.
Perusahaan asuransi melindungi majiak terhadap kerugian yang diakibatkan oleh tindakan
pegawainya yang tidak jujur. Untuk itu majikan membayar premi. Meskipun diperlukan suatu
lamaran dari setiap pekerja untuk menyediakan informasi penanggungan, tetapi pekerja
sebaliknya bukanlah pihak yang terlibat dalam kontrak. Pengusutan karakter pekerja
seringkali paling banter asalan saja. Kadang kadang insuren pun tidak mengenal nama
pekerja. Kerugian kerugian di nilai dan diperkirakan dalam premi. Hak untuk menagih dari
principal tidaklah berbeda dari hak untuk mengambil kembali dari pencuri. Oleh karena itu
jelas bahwa surat tanggungan yang di tulis dengan cara ini dengan jelas lebi menyerupai
asuransi daripada surety bonds.
2.2. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko
atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau
ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik
dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam
asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah
membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh
tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-
lain).

 Biaya-biaya
Meskipun manfaat yang ditimbulkanoleh keberadaan perusahaan asuransi cukup
besar, tetapi asuransi juga menimbulkan biaya-biaya.
1. Biaya Operasi
Asuransi menciftakan biaya seperti biaya pengendalian kerugian biaya penilaian
(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung,
pajak premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya
yang di keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh
premi yang dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya
yang mungkin sudah terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh
perusahaan asuransi. Data berikut ini menggambarkan sebaran biaya tidak termasuk
profit dan cadangan. Asuransi jiwa dalam tahun 1982 menggunakan kira-kira 16%
dari jumlah total pendapatan untuk biaya tidak termasuk pajak. Variasi persentase ini
cukup besar di antara kelompok industri dan asuransi-asuransi biasa, antara asuransi
kesehatan dan asuransi jiwa, di antara perusahaan-perusahaan asuransi dan menurut
beberapa factor lainnya. Diukur dengan pendapatan premi biaya-biaya itu kira-kira
22%; tetapi income sebagai basis perhitungan lebih representatif pada kasus ini, sebab
income yang bukan berasal dari premi juga cukup besar ( seperti hasil dari investasi ),
maka pendapatan dari investasi secara langsung diketahui dalam perhitungan premi.
Asuransi kerugian dan asuransi tanggung jawab bisa menghabiskan antara 30% dan
40% dari pendapatan premi untuk mebayar biaya-biaya,termasuk biaya penyesuaian-
kerugian( loss adjustmeng ) tetapi tidak termasuk pajak pendapatan. Persentase ini
seperti dalam asuransi jiwa sangat berbeda-beda karena beberapa factor, begitu juga
berbeda antara asuransi yang satu dengan yang lainnya. Rasio biaya yang lebih besar
dalam kasus ini mewakili perbedaan yang besar dalam sifat proteksi yang dijual.
Perbedaan ini telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu.
2. Bahaya Moral
Biaya yang kedua terdapat dalam industri asuransi adalah terciftanya moral
hazard. Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatnya kans orang pribadi
dengan sengaja (1) menyebabkan kerugian atau (2) peningkatan keparahanya. Orang-
orang yang tidak mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa
mendatangkan laba melalui penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan
pembakaran secara sengaja didorong oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh
santunan asuransi. Adapula yang melakukan penyalahgunaan perlindungan asuransi
dengan jalan : (1) membuat klaim yang tidak dibenarkan, dengan maksud
membebankan melalui system asuransi, kerugian seharusnya dipikul sendiri, (2)
pemanfaatan pelayanan secara berlebihan misalnya tetap tinggal di hospital diluar
masa pengobatan, (3) membebankan ongkos yang melebihi biaya pelayanan misalnya
pelayanan dokter atau biaya bengkel, (4) pembebanan ganti rugi yang lebih besar
dalam kasus pertanggungjawaban, Karena merasa terdakwa diasuransikan. Beberapa
penyimpangan tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya menunjukan
perbedaan kode etik di mana asuransi dilibatkan.
3. Morale Hazard
Biaya lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard
adalah suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati
dibandingkan dngan pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian,
tetapi kenyataan karena mereka telah diasuransikan menyebabkan mendapat lebih
banyak peluang untuk melakukannya.Perbedaan kecil yang terdapat antara moral
hazard dan morale hazard diciptakan oleh bidang asuransi, tetapi semua setuju bahwa
tindakan orang dipengaruhi oleh sikap mereka masing-masing dan morale hazard
lebih umum dari moral hazard.
4. Pengurangan Biaya
Pengasuransiaan secara tetap mencoba mengurangi biaya melalui inovasi dalam
hal-hal seperti prosedur administrasi dan metode pemasaran.
Contohnya penjualan asuransi kepada kelompok orang kecuali kepada individu. Penciptaan
morale hazard dan moral hazard itu sendiri dapat dicegah dengan aktivitas pengendalian
kerugian. Morale hazard secara khusus dapat ditangani melalui beberapa tindakan seperti jasa
pelaporan misalnya pada kebakaran yang mencurigakan. Morale hazard secara umumnya
lebih efektif ditangani dengan menunjukan hubungan langsung antara premi dan kerugian
dan besarnya kerugian tidak langsung dan ketidaknyamanan yang tidak ditutupi oleh
asuransi.

2.3 Risiko dan Ketidakpastian Asuransi


Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan
sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian.
Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan
apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan
keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat
kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko
individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh
manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung
dirinya sendiri atau orang yang ia asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau
dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat
kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor
bangunan kepada para pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan
kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal
ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Menghindari risiko (risk avoidance)


Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul
sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin
timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita
hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut
dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan
kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu
memikul beban risiko.

2.4. Prinsip dalam Asuransi


1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu
risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar
memenuhi kriteria insurable interest:
a. Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat
diperkirakan terjadinya.
b. Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
c. Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan
suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersamaan.
d. Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa
atau sejenis.
2. Utmost Good Faith (itikad baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik.
Antar pihak tertanggung dan penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan.
Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of
disclosure.
3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang
menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti
nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity
berkaitan dengan ganti rugi finansial.
4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa
secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent.
5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang
memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama
besar.
2.5. Polis dan Premi Asuransi
a. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara edua
belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

b. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan
jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.

2.6. Penggolongan Asuransi


1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata
dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian
atas sesuatu yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang
pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian
dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat
dipilah sebagai berikut:
a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau
perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung
akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan
kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi
kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya
orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan
premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan
tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas
suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing
anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi
umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada
agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau
asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan
yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat
dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi
adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi.
Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali
pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :
a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
a) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah
yang ditawarkan.
b) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi
adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding
company.
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar
klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam
mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu
perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur
mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh
ceding company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang
memiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)
2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)
4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul dari
gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
2.7.Perjanjian Asuransi
Berakhirnya Perjanjian Asuransi apabila:
1. jangka waktu berlakunya sudah habis
2. Perjalanan Berakhir
3. terjadi Evenemen diikuti klaim
4. Asuransi Berhenti atau dibatalkan
5. Asuransi gugur

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang digunkan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,
kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://deafebb.blogspot.com/2016/01/pemindahan-risiko-kepada-perusahaan.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/pemindahan-resiko-terhadap-
perusahaan-asuransi.html
Darmawi, Herman, Drs., 2014. Manajemen Risiko, Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai