Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM JAMINAN KESEHATAN


“RISIKO UNDERWRITING ASURANSI KESEHATAN”

OLEH
NAMA : ELITA
NIM : J1A120144
KELAS : AKK A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “RISIKO UNDERWRITING ASURANSI KESEHATAN” dengan tepat
waktu.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Kendari, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Definisi Underwriter ................................................................................. 4
B. Unsur Underwriter .................................................................................... 6
C. Underwriter Asuransi Kesehatan ............................................................... 6
D. Tugas Underwriter .................................................................................... 7
E. Faktor-faktor seleksi resiko ....................................................................... 9
F. Sumber Informasi Underwriting .............................................................. 11
G. Pelaksanaan Underwriting pada Praktek Penutupan Polis Asuransi Jiwa . 15
H. Underwriting Asuransi Kesehatan ........................................................... 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 22
A. Kesimpulan ............................................................................................. 22
B. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya kemungkinan akan menghadapi suatu
kerugian atas suatu kehilangan baik materiil maupun immateriil sehingga
manusia akan berusaha menghindari segala kemungkinan yang timbul
karena adanya risiko. 1 Pihak yang memiliki kemampuan atas pengalihan
risiko ialah lembaga asuransi, yang dalam hal ini adalah perusahaan-
perusahaan asuransi. Risiko adalah sesuatu yang dapat mengancam aktifitas
perusahaan dan dapat menyebabkan gagalnya tujuan. Bagi perusahaan
asuransi, risiko adalah ketika terjadi klaim dari peserta. Dengan adanya
klaim maka perusahaan akan mengeluarkan sejumlah dana untuk
pembayaran klaim tersebut sesuai dengan manfaat yang dijanjikan. Untuk
itu, Proses underwriting harus dilakukan dengan cermat dan akurat agar
tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Dalam perjalanan hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada
risiko kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang dapat
menyebabkan hilang atau berkurang nilai ekonominya, hal ini bisa terjadi
karena berbagai sebab, secara fisik penyebab tersebut bisa berupa
merosotnya kondisi kesehatan, usia lanjut, cacat badan bahkan kematian.
Hal ini akan berdampak pada beban hidup yang memberatkan pada diri
sendiri maupun keluarga. Risiko seseorang mengalami peristiwa-peristiwa
seperti di atas memang bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diperhitungkan
secara pasti. Ini menjadi wajar, karena adanya dinamika dalam siklus
kehidupan yang berubah-ubah, Namun hal ini dapat disiasati dengan
mengalihkan atau membagi risiko tersebut pada pihak lain, dimana risiko
perorangan dibagi kepada banyak orang dalam suatu skema asuransi.
Tujuan dari perlindungan asuransi sendiri adalah untuk memulihkan
kondisi finansial pihak tertanggung (insured) setelah terjadi suatu kerugian
yang disebabkan suatu penyebab atau peril, sehingga tertanggung secara
finansial bisa pulih kembali seperti sedia kala. Bagi perusahaan agar tujuan

1
perlindungan asuransi tersebut bisa tercapai, maka Suatu program asuransi
harus dirancang sedemikian rupa agar tidak ada potensi peril yang tidak
dijamin. Bila peril yang dijamin program asuransi adalah yang tidak relevan
dengan yang dihadapi perusahaan, maka biaya yang dikeluarkan untuk
perusahaan asuransi tersebut akan sia-sia karena perlindungan asuransi
tersebut tidak akan ada manfaatnya dan kondisi ini dapat merugikan bagi
perusahaan. Hal utama yang harus diperhatikan dalam pengelolaan bisnis
asuransi adalah pengelolaan risiko yang baik dan prudent underwriting,
disamping aspek lain yang tak kalah penting seperti pemilihan portofolio
bisnis yang tepat, serta pelayanan terhadap pengajuan klaim yang responsif
dan profesional, dengan tidak henti-hentinya melakukan continuous
improvement untuk menyediakan produk dan service yang inovatif
sehingga bernilai tambah bagi tertanggung.
Risiko adalah sesuatu yang dapat mengancam aktifitas perusahaan
dan dapat menyebabkan gagalnya tujuan. Bagi perusahaan asuransi, risiko
adalah ketika terjadi klaim dari peserta. Dengan adanya klaim maka
perusahaan akan mengeluarkan sejumlah dana untuk pembayaran klaim
tersebut sesuai dengan manfaat yang dijanjikan. Untuk itu, Proses
underwriting harus dilakukan dengan cermat dan akurat agar tidak
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Risiko merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orang yang menyatakan bahwa tak
ada hidup tanpa risiko, baik sebagai perorangan maupun sebagai
perusahaan.
Sadarnya masyarakat terhadap manfaat dan keutamaan dari asuransi
maka akan semakin banyak permintaan asuransi yang diajukan. Dengan
banyaknya permintaan asuransi tersebut maka semakin banyaklah risiko
yang akan ditanggung oleh pihak asuransi. Bagian underwriting bertugas
dalam menyeleksi risiko yang dipertanggungkan dan tidak dapat
dipertanggungkan dalam asuransi.
Untuk menanggulangi kerugian atas risiko yang tidak pasti itu,
banyak orang terlebih kalangan bisnis berusaha untuk menanggulanginya,

2
artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang
ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimumkan
Tidak semua perusahaan asuransi mampu menjamin semua risiko
yang ditanggung karena besarnya beban risiko yang ditanggung perusahaan.
Pada situasi seperti ini hal yang lazim dilakukan adalah dengan membagi
risiko pada pihak lain (reasuransi) untuk mengurangi atau memperkecil
beban yang ditanggung. Pada tahap ini operator akan menentukan sejauh
mana tingkat risiko yang akan ditahan di dalam skema (retensi) dan bagian
mana yang tidak mampu ditahan (dicover) sendiri akan menjadi bagian yang
akan direasuransikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Underwriter?
2. Apa saja unsur-unsur dari Underwriter?
3. Bagaimana jenis Underwriting Asuransi Kesehatan?
4. Apa saja tugas dari Underwriter?
5. Apa saja faktor-faktor seleksi risiko?
6. Apa saja sumber informasi Underwriting?
7. Bagaimana Pelaksanaan Underwriting pada Praktek Penutupan Polis
Asuransi Jiwa?
8. Bagaimana underwriting asuransi kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Underwriter
2. Untuk mengetahui umsur-unsur dari Underwriter
3. Untuk mengetahui jenis underwriting asuransi kesehatan
4. Untuk mengetahui tugas dari Underwriter
5. Untuk mengetahui faktor-faktor seleksi risiko
6. Untuk mengetahui sumber informasi underwriting
7. Untuk mengetahui Pelaksanaan Underwriting pada Praktek Penutupan
Polis Asuransi Jiwa
8. Untuk mengetahui underwriting asuransi kesehatan?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Underwriter

Kata Underwriter berasal dari bahasa asing yang berarti


penanggung.Bila kata ini diterjemahkan dalam proses asuransi maka
underwriter berarti pihak/lembaga yang menjalankan tugas menerima iuran
dari tertanggung dan berkewajiban menanggung jaminan pihak tertanggung
bila terjadi kerugian. Dari pengertian tersebut maka dapat diambil
kesimpulan;
1. Ada pihak penanggung
2. Ada Penerimaan premi
3. Ada kewajiban penanggung mengganti jaminan bila terjadi
kerugian yang dialami pihak tertanggung

Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang menjual jasa berupa


janji untuk membayar kerugian yaitu klaim yang diajukan oleh pemegang
polis (biasa disebut Tertanggung) yang bisa terjadi bisa juga tidak terjadi.
Diawal berdirinya perusahaan asuransi konsep tolong menolong dijalankan,
dalam arti pihak yang rugi secara gotong royong dibantu oleh beberapa
orang yang tidak mengalami kerugian. Prinsip ini berjalan secara sukarela
karena ada pendapat nasib buruk bisa menimpa siapa saja secara bergantian.

Dalam perkembangannya dilakukan perapihan sistem asuransi ini,


dimana konsep iuran sukarela dihitung lebih teknik berupa premi. Asuransi
menganut prinsip "the law of large number" yaitu semakin besar jumlah
pemegang polis maka distribusi risiko menjadi semakin kecil. Bisnis
asuransi yang awalnya dijalankan secara konvensional sekarang memasuki
era teknologi modern mengikuti perkembangan jaman.

Pengertian underwriter adalah seseorang yang bertugas untuk


melakukan seleksi terhadap calon nasabah yang mengajukan diri untuk

4
mendapatkan manfaat asuransi. Seorang underwriter adalah agen atau
bagian-bagian internal dari suatu perusahaan asuransi. Pekerjaan yang
dilakukan oleh agen tersebut disebut sebagai underwriting dalam asuransi.

Fungsi lainnya dari seorang underwriter adalah menentukan hasil


akhir apakah calon nasabah pantas mendapatkan manfaat asuransi atau
sebaliknya. Perlu diketahui bahwa tidak semua calon nasabah dapat
menerima manfaat dari suatu perusahaan. Ada beberapa hal yang
dipertimbangkan melalui hasil underwriting yang bisa menyebabkan
nasabah tidak bisa menerima manfaat asuransi. Pada dasarnya,
proses underwriting adalah rangkaian proses yang sangat panjang dan
memakan waktu tidak sebentar. Namun, tidak semua asuransi
butuh underwriting

Underwriting adalah sebuah proses yang terjadi di perusahaan


asuransi jiwa, dimana dalam pengertian konvensional didefinisikan sebagai
proses penaksiran mortalitas atau morbiditas calon untuk menetapkan
apakah calon tertanggung dapat ditutup asuransinya dan jika dapat
klasifikasi risiko yang sesuai bagi tertanggung. Teori seleksi risiko yang
biasa diterapkan oleh Underwriter (orang yang bertugas melakukan proses
underwriting) menyebutkan bahwa risiko tingginya klaim yang sekiranya
dihindarkan oleh perusahaan asuransi jiwa terdiri dari banyak faktor dan
faktor-faktor tersebut dapat diketahui dari beberapa literatur, namun dalam
kajian ini faktor-faktor ini akan disaring dan dipilih sesuai dengan karakter
produk dan pemegang polis.

Underwriting adalah proses penjamin emisi efek atau bankir


investasi (investment banker) mengumpulkan dana dari investor atas nama
perusahaan atau institusi pemerintah yang menerbitkan efek atau instrumen
investasi, seperti saham dan obligasi.

5
Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi
karena underwriter yang menentukan apakah penutupan asuransi tersebut
dapat diakomodir oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang
underwriter memutuskan untuk mengakomodir, maka underwriter harus
dapat memprediksi bahwa penutupan tersebut akan menguntungkan bagi
perusahaan. Dan jika salah, sehingga terjadi kerugian, maka underwriter
sangat berkontribusi dalam kerugian tersebut.

B. Unsur Underwriter

Underwriter memiliki unsur sebagai berikut;


1. Adanya lembaga sebagai wadah
2. Adanya kegiatan administrasi pengelolaan
3. Adanya jaminan
4. Adanya kewajiban
5. Adanya hak dan kewenangan
6. Adanya tempat usaha
7. Adanya kepemilikan sumber daya
8. Adanya regulasi kelembagaan
9. Adanya badan hukum
10. Adanya konsep ikatan kerja

C. Underwriter Asuransi Kesehatan

Underwriter memiliki Tanggung jawab asuransi kesehatan meliputi


;
1. Jaminan pemeliharaan kesehatan
2. Jaminan pelayanan rawat jalan
3. Jaminan pelayanan rawat inap
4. Jaminan pelayanan penunjang medis
5. Jaminan pelayanan rujukan
6. Jaminan pelayanan obat dan alat kesehatan
7. Jaminan pelayanan darah

6
8. Jaminan pelayanan ambulans
9. Jaminan pelayanan darurat medis

D. Tugas Underwriter

Underwriter adalah fungsionaris bagian Tehnik/Underwriting, yang


mempunyai tugas pokok untuk ;
1. Menganalisa risiko yang ditawarkan.
2. Menetapkan terms & conditions
3. Menetapkan besarnya premi yang mencerminkan tingkat risiko yang akan
ditanggungnya
4. Mengelola risiko yang diajukan melalui Surat Permintaan Asuransi Jiwa
(SPAJ)
5. Memutuskan untuk menerima, menunda atau menolak risiko yang
diajukan
6. Menentukan syarat dan beberapa tambahan informasi
Dalam melakukan aktivitas akseptasi risiko, underwriter
melakukannya dengan prosedur akseptasi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan semua data-data/informasi yang berhubungan dengan
risiko yang ditawarkan, yaitu fakta-fakta penting yang harus diberitahukan
oleh calon tertanggung, baik dengan cara mengisi SPPA, lisan maupun
dengan cara-cara yang lain.
2. Underwriter sebagai figur perorangan yang mewakili asuransi sebagai
figur Perusahaan Asuransi, menyusun fakta-fakta penting tersebut dengan
urutan :
a. Faktor-faktor yang memberikan gambaran umum tingkatan akseptasi dan
kelompok risiko-risiko yang dapat diaksep.
b. Faktor identifikasi yang tidak dapat dirubah dan halmana tidak
dimungkinkan asuradur untuk melakukan akseptasi.
c. Faktor-faktor yang dapat dirubah dan asuradur hanya dapat melakukan
akseptasi apabila faktor-faktor tersebut telah dirubah/diperbaiki.

7
d. Faktor yang membuat risiko lebih besar tetapi dapat diaksep dengan
premi yang lebih tinggi.
3. Asuradur tidak perlu meminta informasi tambahan lebih jauh, apabila
sudah diketahui faktor yang tidak bisa dirubah dan faktor mana tidak
memungkinkan asuradur untuk melakukan akseptasi risiko tersebut.
4. Bila semua aspek telah dianalisa, asuradur dapat memutuskan akseptasi
dengan menetapkan kondisi-kondisi yang dikehendaki atau menolak risiko
yang ditawarkan. Fungsi-fungsi utama dari underwriter asuransi kesehatan
perorangan adalah :
a. Menilai dan memilih pendaftar asuransi kesehatan;
b. Menentukan apakah sebuah aplikasi harus disetujui dan, jika disetujui,
apa dasar persetujuan itu; serta
c. Memelihara komunikasi yang cukup antara tenaga lapangan
Secara garis besar, ada beberapa tugas utama dari seorang underwriter.
Tugas underwriter adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data nasabah


Riset dilakukan guna mendapatkan informasi sedalam-dalamnya
mengenai nasabah. Ada banyak upaya pengumpulan data yang bisa
dilakukan, misalnya dengan wawancara, mengisi formulir, dan lain
sebagainya.

2. Verifikasi data
Tugas underwriter yang tak kalah penting adalah melakukan
verifikasi data. Hasil data yang sudah didapatkan sebelumnya akan
diverifikasi untuk memastikan data-data tersebut benar adanya. Proses
verifikasi data bisa dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa contohnya
dengan mengecek riwayat kredit nasabah di SLIK OJK, mengecek data
pembayaran pajak nasabah, dan sebagainya.

3. Melakukan appraisal
Appraisal adalah penentuan klaim yang sesuai bagi
nasabah. Underwriter akan memperkirakan berapa nominal klaim yang
pantas bagi nasabah berdasarkan penelitiannya. Nantinya,
estimasi appraisal akan dicantumkan pada polis asuransi.

8
E. Faktor-faktor seleksi resiko
Faktor-faktor seleksi resiko dalam melakukan underwriting usaha
yang baru sangat berbeda dengan asuransi kesehatan kelompok dan
individual. Ketika mengevaluasi kelompok yang baru (seringkali sebuah
kasus ditransfer dari perusahaan asuransi lain), underwriter mengasimilasi
dan mempertimbangkan semua informasi yang relevan. Faktor-faktor yang
paling penting adalah:
Ukuran kelompok
1. Industrinya
2. Komposisi kelompok
3. Lokasi kelompok
4. Paket asuransi
5. Pembagian biaya
6. Fasilitas administratif pemegang polis
7. Pengalaman dan cakupan sebelumnya, termasuk perubahan dalam
manfaat-manfaat atau tarif selama periode tertentu;
8. Perjanjian komisi
9. Persistensi yang diperkirakan
10. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial (terutama pada
rekening-rekening yang besar).
Kebanyakan perusahaan asuransi mencoba untuk mengontrol
bahaya-bahaya yang tampak dalam kelompok kecil dengan menggunakan
peraturan-peraturan underwriting khusus seperti :
1. Membatasi manfaat-manfaat yang dapat diperoleh untuk menstandarkan
paket; atau
2. Mengaplikasikan limitasi atau eksklusif kondisi yang telah ada
sebelumnya yang membatasi cakupan selama periode tertentu, biasanya
satu tahun, untuk kondisi yang langsung ditangani secepatnya sebelum
cakupan efektif.

Underwriter merupakan sebutan bagi personil perusahaan asuransi


yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi resiko calon tertanggung.

9
Adapun faktor-faktor yang bisa ditinjau oleh underwriter dalam proses
identifikasi resiko adalah faktor kesehatan, pekerjaan, gaya hidup, hobi, dan
juga lokasi tempat tinggal.

a. Fungsi Underwriter
1. Fungsi-fungsi utama underwriter asuransi kesehatan perorangan yaitu:
a). Menilai dan memilih pemohon asuransi
b). Memutuskan apakah sebuah permohonan asuransi dapat disetujui dan
jika disetujui apa dasar persetujuan itu.
c). Memelihara dan menjaga komunikasi yang cukup baik dengan tenaga
lapangan (misal agen asuransii).
2. Fungsi utama underwriter asuransi kesehatan kelompok adalah:
a). Memeriksa karakteristik paket0-paket jaminan kesehatan yang
ditawarkan kepada suatu kelompok
b). Mempertimbangkan berbagai variabel yang berkaitan dengan ririko
yang akan muncul jika paket jaminan kesehatan tersebut dijual
c). Menentukan apakah suatu paket jaminan kesehatan dapat diterima
seperti apa adanya atau paket-paket tersebut perlu dimodifikasi menurut
aturan-aturan standar perusahaan asuransi.
3. Fungsi lain dari underwriter asuransi kesehatan kelompok diantaranya:
a). Memproyeksikan kemungkinan klaim-klaim
b). Menghitung cadangan klaim
c). Menentukan biaya administrasi
d). Menentukan underwriting pada kelompok baru dan yang telah ada
b. Tanggung Jawab Underwriter
Deparetemen underwriting bertanggung jawab menciptakan standar
seleksi dan memberikan keputusan atas para pevamar. Underwriting
(penanggung) tidak hanya meninjau bisnis baru tatapi juga bisnis yang telah
mantap. Underwriting mungkin akan membatalakan polis yang menurut
pengalaman sangat merugikan atau menunjukkan ciri-ciri yang tidak
menguntukan. Departemen underwriting tidak hanya memeriksa tarif dan

10
formulir-formulir yang diserahkan oleh agen tetaoi juga mengembangkan
formulir-formulir polis baru.

Tanggung jawab underwriter asuransi kesehatan perorangan.


Tanggung jawab underwriter asuransi kesehatan perorangan lebih
difokuskan oleh analisis pola morbiditas seperti frekuensi, durasi dan
keparahan penyakit dalam kelas individual terasuransi tertentu.

Tanggung jawab underwriter asuransi kesehatam kumpulan. Kumpulan


tanggung jawab utama underwriter asuransi kesehatan kumpulan adalah
pemnafaatan pelayanan kesehatan oleh sebuah kelompok yang relatif lebih
rendah ketimbang prediksi semula ketika permohonan paket tersebut
diminta. Underwriter bertanggung jawab atas:

a). Persiapan pendaftaran dan semua dokumen penduduknya

b). Konsultasi jumlah dan jenis efek yang akan diterbitkan bursa yang akan
dipilih untuk mencatatkan efeknya, jadwal emisi, metode pendistribusian
efek.

c). Penjaminan terhadap efek yang akan diemisikan

d). Evaluasi emiten manajemen, prospek pemasaran dan produksi serta


keuangannya.

e). Bersama emiten menetukan harga efek yang akan diemisikan

f). Sebagai pembentuk pasar di bursa paralel

F. Sumber Informasi Underwriting


Underwriters menggunakan sejumlah sumber informasi untuk
mengevaluasi apakah sebuah kelompok atau seorang individu merupakan
resiko yang dapat diterima. Sumber ini berbeda untuk asuransi kelompok
dan individual. Untuk underwriting asuransi kelompok, faktor-faktor
berikutlah yang digunakan untuk mengumpulkan informasi :
1. Permintaan untuk proposal;
2. Kartu pendaftaran;

11
3. Laporan inspeksi;
4. Pernyataan finansial dan laporan kredit;
5. Informasi federal disclosure;
6. Informasi agen atau broker, dan
7. Representatif kelompok
a. Permintaan untuk Proposal
Permintaan untuk proposal dan formulir-formulir lainnya
memberikan informasi underwriting, termasuk data karyawan dan riwayat
klaim. Contohnya, mereka memberikan jumlah karyawan yang memenuhi
syarat, yang berguna untuk menentukan apakah ada jumlah partisipasi yang
cukup dalam paket. Mengidentifikasi kelas-kelas yang tidak termasuk juga
membantu menentukan apakah ada seleksi adverse terhadap paket.
Permintaan untuk proposal juga biasanya menyediakan riwayat
asuransi sebelumnya, yang membantu underwriter menentukan stabilitas
resiko. Karena biaya tahun pertama yang tinggi dalam penjualan dan
penerbitan kelompok, perusahaan asuransi mencari kelompok yang
diharapkan akan tetap terasuransi selama beberapa tahun. Permintaan untuk
proposal yang menunjukkan bahwa kelompok telah berganti asuransi
beberapa kali selama tahun-tahun terakhir.
b. Aplikasi
Bagian utama dari aplikasi asuransi individual adalah alat dasar yang
digunakan oleh underwriter, merupakan fondasi untuk keputusan
underwriter menyediakan cakupan yang diminta, untuk memodifikasinya,
atau untuk mencoba mendapatkan informasi lagi atau menolak aplikasi itu
seluruhnya. Walaupun agen biasanya yang bertanya dan mengisi jawaban
pada aplikasi, aplikator harus menandatanganinya. Aplikasi itu termasuk
sebuah pernyataan bahwa pendaftar telah menjawab pertanyaan-pertanyaan
itu dengan jujur dan secara lengkap menurut pengetahuan dan
kepercayaannya. Sebuah formulir aplikasi, ditandatangani oleh pendaftar,
juga disertakan pada aplikasi. Formulir ini mengizinkan underwriter untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari sumber luar. Format aplikasi

12
dan kedalaman serta arah pertanyaannya tergantung perusahaan asuransi
dan fungsinya. Jika digunakan hanya untuk satu jenis asuransi, maka
pertanyaan-pertanyaan pada aplikasi hanya akan mendapatkan informasi
yang dianggap relevan untuk underwriting asuransi itu.
Namun, jika aplikasi itu untuk beberapa tipe cakupan, maka
pertanyaan-pertanyaan itu akan dirancang untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan untuk underwriting berbagai cakupan itu. Perusahaan
asuransi disabilitas juga menyimpan kopi dari pengembalian pajak
pendaftar yang paling baru. Dengan informasi ini, perusahaan asuransi
dapat mengetahui secara pasti jumlah cakupan disabilitas yang diminta
pendaftar merupakan jumlah dimana ia terkualifikasi di bawah peraturan
partisipasi dan terbitan perusahaan asuransi.
c. Pertanyaan Agen
Sebagian besar perusahaan asuransi menyediakan kertas kosong
dibelakang aplikasi mereka untuk komentar agen, seperti berapa lama dan
berapa baik mereka telah mengenal pendaftar. Agen juga mungkin diminta
untuk mengindikasikan :
• Pengetahuan mengenai informasi apapun tentang pendaftar yang tidak
termasuk dalam aplikasi tetapi mungkin akan memiliki resiko seleksi; dan
• Nilai net pendaftar, pendapatan tahunan, dan pendapatan dari sumber
selain pekerjaan.
Agen yang memberitahu underwriter tentang kondisi khusus
penjualan atau masalah khusus yang tidak akan diidentifikasikan akan
mendapatkan kepercayaan underwriter. Sering komentar agen akan
menjelaskan situasi yang sering dipertanyakan atau tidak jelas berdasarkan
informasi dari sumber lain.
d. Pernyataan Dokter yang Bertugas
Jika dalam aplikasi atau laporan pemeriksa kesehatan tercatat
riwayat kesehatan yang serius atau dipertanyaan, underwriter akan meminta
laporan dari dokter yang bertugas atau rumah sakit. Ini disebut pernyataan
dokter yang bertugas (APS). Tipe laporan ini merupakan sumber informasi

13
yang paling baik untuk deskripsi riwayat kesehatan yang akurat.
Underwriter harus mengetahui untuk apa tepatnya pendaftar diobati, tanggal
pengobatan, lamanya pengobatan, dokter konsultan, jika akan dan apakah
telah sembuh total. Kebanyakan kondisi kesehatan dimana para pendaftar
dirawat tidak memberikan masalah. Namun, beberapa kondisi lebih
mungkin menyebabkan klaim tambahan karena kecelakaan atau sakit yang
tidak berhubungan. Epilepsy, contohnya, menaikkan kemungkinan sebuah
luka, dan hipertensi atau obesitas dapat menyebabkan atau memperlama
sebuah disabilitas.
e. Laporan Inspeksi
Sebuah laporan inspeksi adalah laporan sebuah investigasi seorang
pendaftar yang dilakukan oleh sebuah agensi tanggungan yang khusus
bertugas dalam investigasi asuransi. Laporannya, biasanya ditulis,
mencakupan faktor-faktor relevan seperti pekerjaan, status keuangan, dan
riwayat kesehatan.
Perusahaan inspeksi hampir setua industri asuransi itu sendiri, dan laporan
inspeksi merupakan alat-alat underwriting yang berharga. Baik perusahaan
inspeksi maupun perusahaan asuransi telah menyadari sifat rahasia
informasi yang didapat dan telah membuat prosedur-prosedur yang
melindungi individu yang terlibat.
f. MIB, Inc.
MIB, Inc, (sebelumnya Biro Informasi Kesehatan) adalah sistem
untuk tukar menukar informasi underwriting diantara perusahaan asuransi
yang underwriting asuransi jiwa dan kesehatan. Merupakan asosiasi dengan
lebih dari 700 anggota di Amerika dan Canada. Untuk mendapatkan
keanggotaan penuh dalam asosiasi, sebuah perusahaan asuransi harus
memiliki seorang direktur kesehatan dan menjual asuransi kesehatan.
Karena persyaratan keanggotaan ini, beberapa perusahaan asuransi yang
menspesifikasi pada asuransi kesehatan saja tidak dapat menjadi anggota.
Salah satu tujuan utama MIB adalah untuk mendeteksi atau
mengetahui penipuan dalam perolehan asuransi oleh mereka yang mungkin

14
tidak memasukkan atau mencoba untuk menutup fakta-fakta penting untuk
determinasi resiko asuransi yang akurat, baik, dan masuk akal. MIB
bertanggung jawab atas pemeliharaan daftar cacat kesehatan dan
nonmedikal yang penting bagi penerbitan. Daftar ini direview secara terus-
menerus untuk memastikan relevansinya pada proses penerbitan.
Informasi MIB tidak mengindikasikan tindakan apa yang mungkin
diambil oleh suatu perusahaan anggota yang melapor atau jumlah asuransi
yang diaplikasikan atau terbitkan. Hanya perusahaan anggotalah yang dapat
menyerahkan laporan kepada MIB, dan hanya dalam hubungan dengan
informasi yang ditemukan ketika melakukan underwriting.

G. Pelaksanaan Underwriting pada Praktek Penutupan Polis Asuransi


Jiwa
Pelaksanaan underwriting dalam proses penutupan polis, melihat
dari faktor:
a. Underwriting Medis
Sesuai dengan SOP underwriting melalui underwriting medis dapat
dilihat bahwa faktor usia dan kesehatan memang sangat menentukan dalam
proses underwriting. Melalui usia, penanggung dapat menentukan besaran
premi, semakin banyaknya usia tertanggung, pembayaran premi akan lebih
besar. Bertambahnya usia calon tertanggung mengakibatkan mortalitas
seseorang meningkat yang berpengaruh kepada premi yang harus
dibayarkan tertanggung. Selain usia, keadaan kesehatan calon tertanggung
sangat penting untuk dapat menentukan besaran premi pertanggungan.
Calon tertanggung yang mengingkan uang pertanggungan yang semakin
besar, diwajibkan melakukan medical check up, jika hasil medical check up
diperoleh hasil bahwa ada penyakit dari calon tertanggung yang terlalu
tinggi risikonya, permintaan asuransi bisa saja ditolak, atau diterima dengan
ekstra premi.

b. Underwriting Finansial

Underwriting Finansial ini diperlukan untuk:

15
a) Melihat kemampuan membayar premi lanjutan

b) Menganalisa risiko dan menyesuaikan Uang Pertanggungan (Nilai


Risiko) dengan nilai ekonomis Calon Tertanggung

c) Mencegah anti seleksi

d) Mengikuti prosedur Anti Money Laundering

Underwriter Financial sebagaimana yang telah dijelaskan


sebelumnya, Underwriter menggolongkan besaran uang pertanggungan
melihat dari faktor pendapatan dan jenis pekerjaan Calon Tertanggung,
termasuk dalam kategori seorang karyawan atau pengusaha. Semakin besar
uang pertanggungan yang diinginkan oleh calon tertanggung, maka harus
melampirkan syarat-syarat sesuai dengan yang ada pada tabel. Underwriter
dalam menentukan besaran uang pertanggungan melihat pada pendapatan
yang diperoleh oleh calon tertanggung. Apabila dirasa cukup untuk
membayar premi secara teratur, maka permintaan asuransi calon
tertanggung diterima, apabila tidak sesuai, maka dapat diberikan dibawah
permintaan calon tertanggung.

H. Underwriting Asuransi Kesehatan


Pada asuransi kesehatan, penyakit kritis atau cacat yang merupakan
living benefit dimana risiko yang dijamin oleh perusahaan bukan terkait
risiko meninggal dunia atas diri tertanggung melainkan risiko kesehatan
atau cacat, maka di samping faktor-faktor umum yang telah dijabarkan di
atas underwriter perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini.

1. Asuransi Kesehatan Perorangan yang Bersifat Indemnity


Asuransi kesehatan yang bersifat indemnity membayarkan biaya
perawatan yang dikenakan oleh penyedia layanan kesehatan maksimum
sampai dengan limit asuransi kesehatan yang menjadi hak tertanggung.
Manfaat yang dibayarkan pada asuransi kesehatan ini tidak melebihi biaya
perawatan yang sebenarnya. Manfaat asuransi kesehatan dapat dibayarkan

16
langsung ke penyedia jasa layanan kesehatan (secara cashless) atau ke
pemegang polis (secara reimbursement).
1). Penilaian Terhadap Tertanggung Berbeda dengan asuransi jiwa,
asuransi kesehatan yang bersifat indemnity mengganti biaya perawatan
yang dikeluarkan oleh tertanggung baik rawat inap maupun rawat jalan.
Oleh karenanya risiko terjadinya over insured pada asuransi kesehatan yang
bersifat indemnity sangat kecil atau hampir bisa dikatakan tidak ada.
Jikalau tertanggung mempunyai lebih dari 1 polis asuransi kesehatan yang
sama maka maksimal pembayaran manfaat hanya sampai biaya perawatan
yang telah dikeluarkan.
2). Pada asuransi kesehatan yang bersifat indemnity anak dapat dijadikan
tertanggung mengingat anak-anak juga telah terekspos pada risiko
kesehatan semenjak usia dini. Namun demikian perlu diperhatikan
beberapa faktor dalam menentukan batas minimal usia masuk anak
utamanya risiko yang dapat terjadi pada bayi yang baru lahir, antara lain:
a. Gangguan kesehatan pada bayi sejak lahir mulai dari gangguan kesehatan
ringan sampai kompleks. Pada gangguan kesehatan ringan perawatan tidak
memerlukan perawatan intensif dan hanya beberapa hari saja. Namun pada
gangguan perawatan kompleks perawatan bisa memakan waktu lama dan
penanganan yang komprehensif.
b. Kemungkinan bayi lahir prematur yang membutuhkan perawatan khusus
dan waktu yang lama
c. Sistem imunitas bayi dan anak-anak belum terbangun dengan sempurna
yang meningkatkan risiko kesehatan yang membutuhkan perawatan
3). Suami/Istri sebagai Tertanggung Sebagaimana halnya pada asuransi
jiwa, pasangan yang bergantung secara ekonomi adalah orang yang tidak
aktif bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan di luar tempat mereka
tempat tinggal. Jika pasangan tanggungan mengajukan uang
pertanggungan, pasangan yang bekerja / produktif secara aktif harus
diasuransikan di bawah jenis pertanggungan individu untuk setidaknya
manfaat asuransi kesehatan yang sama kecuali jika dia tidak dapat

17
diasuransikan. Bukti asuransi dan salinan terakhir tanda terima pembayaran
premi harus diberikan jika yang terakhir diasuransikan di perusahaan
asuransi lain.
4). Orang Tua sebagai Tertanggung Pemohon (pemegang polis) dapat
mengajukan permohonan asuransi kesehatan atas nama orang tua
tertanggung, independen terhadap ada atau tidaknya polis asuransi
kesehatan atas nama pemohon. Di beberapa negara dimana kesadaran akan
pentingnya pemeliharaan kesehatan sejak dini masih sangat rendah,
underwriter dapat menerapkan kebijakan yang lebih konservatif pada
penentuan maksimum usia masuk ataupun usia maksimum pertanggungan.
5). Karyawan sebagai Tertanggung Pada umumnya perusahaan akan
mengikutsertakan karyawannya pada suatu skema asuransi kesehatan
kumpulan dari pada perorangan. Hal ini akan dibahas secara khusus pada
bab asuransi kesehatan kumpulan.
6). Masa Asuransi Walaupun asuransi kesehatan perorangan dapat
menjamin tertanggung dari bayi sampai usia tua, namun disarankan kontrak
asuransi hanya diberlakukan secara jangka pendek. Umumnya asuransi
kesehatan dijamin untuk maksimum 1 tahun mengingat risiko kesehatan
sangat mudah berubah (volatile) dalam jangka pendek yang dipengaruhi
beberapa faktor antara lain:
a. Inflasi pada beberapa komponen biaya kesehatan terkait dengan
ketersediaan bahan baku obat-obatan, pemutakhiran teknologi kedokteran
b. Angka kesakitan akibat endemi, pandemi, perubahan sosial ekonomi
c. Praktek kedokteran
d. Kebijakan kesehatan masyarakat
e. Lingkup kerja populasi yang ditanggung
f. Tidak tersedianya data resmi untuk kesehatan secara nasional ataupun
industri yang dapat dijadikan acuan
Penanggung dapat menerapkan kebijakan perpanjangan polis secara
otomatis atau perpanjangan polis secara manual bergantung pada jenis
kontrak asuransi. Pada perpanjangan polis secara manual penanggung

18
dapat melakukan penilaian kembali risiko tertanggung berdasarkan klaim
yang telah terjadi serta melakukan penyesuaian premi.

2. Asuransi Kesehatan Perorangan yang Bersifat Santunan


Asuransi kesehatan yang bersifat santunan tidak mengganti biaya
perawatan yang dikenakan oleh penyedia layanan kesehatan, melainkan
membayarkan santunan harian yang besarannya dapat ditentukan
berdasarkan tujuan pemasaran dari produk dimaksud. Produk asuransi
kesehatan yang bersifat santunan biasanya dikaitkan dengan rawat inap dari
tertanggung. Meskipun demikian pemasarannya dapat dikemas dalam
berbagai tema antara lain penggantian pendapatan, atau santunan harian
dalam hal rawat inap. Bergantung pada besarnya manfaat yang dipilih serta
banyaknya polis yang dimiliki, manfaat yang dibayarkan dapat melebihi
biaya perawatan yang sebenarnya.
Hal ini karena produk asuransi kesehatan ini memang tidak melihat
berapa biaya perawatan yang sesungguhnya terjadi. Pada awalnya produk
asuransi kesehatan ini memang dibuat untuk menutup biaya perawatan
Tertanggung. Namun penanggung masih menganggap risikonya terlalu
besar. Maka fitur produk asuransi kesehatan yang bersifat santunan dibuat
sangat sederhana, yakni santunan harian dalam rawat inap di kamar biasa
dan ICU. Besaran santunan pun masih sangat kecil. Produk ini dianggap
sangat kecil risikonya dibandingkan dengan asuransi kesehatan
komprehensif. Dengan semakin berkembangnya asuransi dan minat
masyarakat terhadap asuransi kesehatan tetap tinggi, penanggung mulai
berani mengembangkan produk asuransi kesehatan komprehensif yang
bersifat indemnity. Namun produk asuransi kesehatan yang bersifat
santunan tetap dipertahankan karena minat masyarakat yang masih tinggi
karena fiturnya yang sederhana dan mudah dimengerti.

1). Penilaian Terhadap Tertanggung

19
Tidak ada perbedaan penilaian risiko atas calon tertanggung pada
asuransi kesehatan perorangan yang bersifat santunan dengan penilaian
risiko pada asuransi kesehatan perorangan yang bersifat indemnity.

2). Penilaian Risiko

Karena fitur produk yang sederhana dan besaran manfaat yang tidak
terlalu signifikan underwriter dapat menerapkan guaranteed acceptance
pada calon tertanggung. Namun demikian metode guaranteed acceptance ini
tidak bisa mencegah terjadinya anti seleksi. Oleh karenanya masa tunggu
dapat diterapkan sebagai trade-off untuk mencegah terjadinya klaim di awal
pertanggungan maupun pengaturan jarak klaim sekarang dengan klaim
sebelumnya. Masa tunggu pada asuransi kesehatan perorangan yang bersifat
santunan biasanya berlaku untuk semua jenis penyakit akut dan kronis.

3). Batas Maksimum

Manfaat Asuransi Perlu diingat kembali bahwa produk asuransi


kesehatan yang bersifat santunan tidak mengaitkan pembayaran manfaat
dengan biaya perawatan sesungguhnya yang dikeluarkan oleh tertanggung.
Oleh karenanya dapat saja terjadi manfaat asuransi yang dibayarkan lebih
kecil atau lebih besar dari biaya perawatan yang sesungguhnya yang
dibebankan rumah sakit pada tertanggung. Bergantung pada data klaim dari
industri atau dari penanggung sendiri, manfaat asuransi dapat dibatasi
jumlahnya per tertanggung. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
over-insured karena pada dasarnya asuransi kesehatan, apapun fiturnya,
harus berkorelasi dengan ‘kerugian’ yang diderita oleh tertanggung akibat
biaya yang dibebankan rumah sakit atas perawatan yang

3. Asuransi Kesehatan Kumpulan


Asuransi kesehatan kumpulan biasanya bersifat komprehensif dan
berjenis sebagai indemnity. Asuransi ditujukan bagi karyawan suatu
perusahaan atau badan hukum lainnya dalam rangka jaminan perlindungan
atas risiko kesehatan karyawan dan keluarganya oleh pemberi kerja.

20
1). Manfaat Asuransi

Asuransi kesehatan kumpulan pada umumnya memberikan


beberapa manfaat terkait biaya kesehatan yang meliputi biaya rawat inap di
rumah sakit, biaya rawat jalan, biaya pemeriksaan kehamilan dan
melahirkan, biaya rawat gigi, biaya perawatan mata, dan biaya
pemeliharaan kesehatan. Biaya yang dapat dijamin wajib memenuhi
ketentuan yang ditetapkan perusahaan asuransi sebagai Penanggung, antara
lain:

a. Biaya untuk perawatan yang diperlukan secara medis

b. Perawatan dilakukan oleh ahli atau tenaga medis yang memenuhi


kualifikasi sebagai dokter umum / dokter spesialis / perawat / praktisi
kesehatan khusus yang terdaftar dan dan mempunyai izin praktek sebagai
dokter umum / dokter spesialis / perawat / praktisi kesehatan khusus dari
lembaga yang berwenang di negara / daerah yang bersangkutan

c. Perawatan dilakukan di tempat perawatan yang memenuhi kualifikasi


sebagai rumah sakit / klinik / laboratorium / apotik / tempat praktek dokter,
terdaftar dan memiliki izin sebagai rumah sakit / klinik / laboratorium /
apotik / tempat praktek dokter dari lembaga yang berwenang di negara /
daerah yang bersangkutan

d. Tidak termasuk dalam pengecualian e. Sesuai dengan ketentuan yang


ditetapkan penanggung

21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian underwriter adalah seseorang yang bertugas untuk
melakukan seleksi terhadap calon nasabah yang mengajukan diri untuk
mendapatkan manfaat asuransi. Seorang underwriter adalah agen atau
bagian-bagian internal dari suatu perusahaan asuransi. Pekerjaan yang
dilakukan oleh agen tersebut disebut sebagai underwriting dalam asuransi.

Underwriter memiliki unsur sebagai berikut; Adanya lembaga


sebagai wadah, Adanya kegiatan administrasi pengelolaan, Adanya
jaminan, Adanya kewajiban, Adanya hak dan kewenangan, Adanya tempat
usaha Adanya kepemilikan sumber daya, Adanya regulasi kelembagaan,
Adanya badan hukum, Adanya konsep ikatan kerja.
Underwriter memiliki Tanggung jawab asuransi kesehatan meliputi
; Jaminan pemeliharaan kesehatan, Jaminan pelayanan rawat jalan, Jaminan
pelayanan rawat inap, Jaminan pelayanan penunjang medis, Jaminan
pelayanan rujukan, Jaminan pelayanan obat dan alat kesehatan, Jaminan
pelayanan darah, Jaminan pelayanan ambulans, Jaminan pelayanan darurat
medis.

B. Saran
Underwriter agar lebih teliti dalam memperoleh informasi yang
didapat tentang data-data peserta, dikarenakan proses underwriting yang
diterapkan masih bersifat manual. Selain itu, untuk pengisian form medis
yang hanya diberlakukan pada calon peserta medical dengan usia tertentu
saja, kedepannya penulis juga berharap agar pengisian form medis berlaku
untuk semua calon peserta, hal ini dikarenakan gangguan kesehatan
(penyakit) tidak memandang usia.

22
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. (2018). Panduan Undewriting Untuk Produk
Asuransi Jiwa

Achmad, B., & Hadi, K. (2015). Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Pilihan
Kebijakan Underwriting Pada Asuransi Mikro. Jurnal Syarikah : Jurnal
Ekonomi Islam, 1(2), 71–82

Hafidoh, Neneng (2020) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


UNDERWRITER DALAM MENYELEKSI RISIKO PADA PRODUK
ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN (Studi Pada Unit Syariah PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967).

Sandayna, C. M., (2017). ANALISA YURIDIS ATAS TANGGUNG JAWAB


UNDERWRITER DALAM PRAKTEK PENUTUPAN POLIS ASURANSI
JIWA Volume 6 , Nomor 2

Suhadi, (2015). Asuransi Kesehatan(Disertai Konsep Dan Implementasi Jaminan


Kesehatan Nasional).

Ulum, M. (2016). Prosedur Underwriting Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan


Pada Pt. Asuransi Takaful Keluarga. Al-Iqtishad: Journal of Islamic
Economics,.

23

Anda mungkin juga menyukai