DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU :
Yuliana, SE.,M.Si
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ASURANSI”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA yaitu Yuliana, SE.,M.Si
Kami mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Asuransi Di Indonesia
Kami menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka kami atas nama
kelompok mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................................
2.1 Asuransi...................................................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................................
3.1 Pengertian Asuransi..................................................................................................................................
3.2 Fungsi dan Tujuan Asuransi....................................................................Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Fungsi Utama ( primer )........................................................................Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Tujuan...................................................................................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Prinsip Dasar Asuransi.............................................................................................................................
3.4 Polis Asuransi............................................................................................................................................
3.5 Asuransi Syariah........................................................................................................................................
3.6 Perbrdaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah........................................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa saja fungsi dan tujuan asuransi?
3. Apa saja prinsip dasar asuransi?
4. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?
5. Apa pengertian dari asuransi syariah?
6. Perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan
manfaatnya. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan
asuransiyang berlaku di Indonesia. Sama hal-nya seperti bank, asuransi juga memiliki
asuransisyariah. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian asuransi syariah dan
perbedaanyadengan asuransi konvensional
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Asuransi
Asuransi adalah sebuah mekanisme perlindungan finansial yang digunakan untuk
mengurangi atau menanggung risiko kerugian yang mungkin terjadi pada individu atau
perusahaan tertentu. Landasan teori asuransi mencakup beberapa konsep utama, antara lain:
1. Risiko: Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang dapat
menyebabkan kerugian finansial. Asuransi didasarkan pada prinsip bahwa risiko dapat
diantisipasi dan dikelola.
2. Premium: Premium adalah jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis
asuransi kepada perusahaan asuransi sebagai imbalan atas perlindungan asuransi yang
diberikan. Premium ditentukan oleh sejumlah faktor, seperti jenis risiko, tingkat risiko,
dan jumlah perlindungan yang diinginkan.
3. Polis: Polis adalah dokumen yang berisi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
asuransi yang disepakati antara perusahaan asuransi dan pemegang polis. Polis juga
berisi informasi tentang premi yang harus dibayar, jangka waktu perlindungan, dan
jumlah perlindungan yang diberikan.
4. Underwriting: Underwriting adalah proses penilaian risiko oleh perusahaan asuransi
untuk menentukan apakah akan memberikan perlindungan asuransi atau tidak. Pada
proses ini, perusahaan asuransi akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia,
kesehatan, jenis pekerjaan, dan sejarah klaim pemohon asuransi.
5. Klaim: Klaim adalah permintaan oleh pemegang polis untuk pembayaran atas kerugian
yang terjadi. Setelah terjadi kerugian, pemegang polis harus mengajukan klaim kepada
perusahaan asuransi dan memberikan bukti-bukti yang diperlukan untuk membuktikan
kerugian tersebut.
6. Resiko Moral: Resiko moral terjadi ketika pemegang polis asuransi meningkatkan
risiko perilaku berbahaya setelah membeli asuransi, karena merasa terlindungi oleh
asuransi. Contoh dari resiko moral ini adalah, seseorang mungkin menjadi kurang hati-
hati dalam berkendara setelah membeli asuransi mobil, karena merasa terlindungi oleh
asuransi.
7. Pooling of Risks: Konsep Pooling of Risks menggambarkan bagaimana perusahaan
asuransi mengumpulkan premi dari banyak pemegang polis untuk membayar klaim
dari sedikit pemegang polis yang mengalami kerugian. Hal ini memungkinkan risiko
yang dihadapi oleh individu atau perusahaan menjadi lebih terukur dan terkelola
dengan baik.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap
pemegang polis sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi de
ngan konsumen(pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang di asuransikan
atau yang jatuh tempo.
Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu
penutupanasuransi.
Retrosesi adalah Pelimpahan risiko dari perusahaan reasuransi kepada
perusahaanreasuransi lain.
7
Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu
pihak.
Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanandan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak
tenaga, waktu dan biaya
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnyatertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul
yang jumlahnyatidak tentu dan tidak pasti
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikandalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi
jiwa.
3. 3 Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
1. Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara
tertanggungdengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda dikatakan
memiliki kepentingan atas obyekyang diasuransikan apabila Anda menderita kerugian
keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkankerugian atau kerusakan atas
obyek tersebut.Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan
harta benda atau kepentingan anda.Apabila terjadi musibah atas obyek yang
diasuransikan dan terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingankeuangan atas
obyek tersebut, maka Anda tidak berhak menerima ganti rugi.
2. Utmost Good Faith
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang materialmengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.
Artinya si penanggung harus denganjujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu
tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan sitertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan
yangdipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti
mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan.
Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yangdijamin maupun yang dikecualikan,
segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
8
3. Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatuakibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif
oleh sumber yang baru dan independen.Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan
mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicarisebab-sebab yang aktif
dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga
padaakhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang
digunakan untuk mencari penyebabkerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken
Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwayang tidak terputus.
4. Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upayanyamenempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHDpasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
5. Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar. Prinsipsubrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorangpenanggung telah membayar ganti rugi
sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikankedudukan
tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan
kerugian padatertanggung".
6. Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapitidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity. Anda dapat sajamengasuransikan harta benda yang sama pada
beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atasobyek yang
diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara
tertulisdalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus
dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak
(penanggungdan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis
asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak
mendapatkan kekuatansecara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa
harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
9
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
e. Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
g. Premi asuransi
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji
khusus yang diadakanantara para pihak.
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling
melindungi dantolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yangmemberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengansyariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/
pesertamendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untukmembayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/
peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaanasuransi
serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong
menolongatau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun
prinsipdasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk
menjalinkebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.
Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan
asuransikonvensional, yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi
syariahmemiliki karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa membedakan
dirinyadengan asuransi konvensional.
Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.
2. Kelain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.
3. Merealisir prinsip bagi hasil.
10
3.6 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi
social. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dan, misi
ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang
bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada dewan
pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya
tidaksesuai dengan kaidah syariah.
Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan
akaddalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.
Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-batas
perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system
yangdigunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi dilakukan
dengan batas perundang-undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan prinsip syariah.
Bebas daririba dan tenpat investasi yang terlarang.
Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional
seluruhnyamenjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut
kemanasaja. Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam bentuk iuran
ataukontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan sebagai pemegang
amanahdalam mengelola dana tersebut.
Tidak ada pemisahan dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk
tertentudapat mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan dana yaitu
dana ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana hangus. Adanya transfer
of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer resiko darinasabah keped
menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi syariah yangmengenal adanya sharing
of risk yang berarti terjadinya proses saling menanggung antarasatu peserta dengan peserta
lain.
Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan.
Perusahaanakan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala resiko
sudahditransfer dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam asuransi syariah
darirekening ta’barru, yaitu peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mengalami
musibah, maka peserta lain akan ikut menanggung resiko.
Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah milik
perusahaan. Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya milik
perusahaantetapi dibagi antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip bagi hasil.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggunganadalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkndiri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantiankepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yangdiharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
dideritatertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yangdipertanggungkan.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan
perusahaannonasuransi seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi –
retrosesi.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
laindapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan
manfaatyang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit,
sebagaitabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat
membantumeningkatkan kegiatan usaha
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/deviazhar/9-perbedaan-asursyariah-dan-konvensional
http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dsar-dasar-hukum-asuransi/
http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-syariah.html
http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html
http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx
http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-pengendalian.html
13