Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan non Bank
Dosen Pengampu : Tiar Lina Situngkir, SE., MM
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas 4B
i
BAB I
PEMBAHASAN
1
Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu
perjanjian dimana pihak tertanggung membayar premi kepada penanggung untuk
memperoleh ganti rugi atas penetapan, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang tidak mungkin terjadi. masa depan.
2
Unsur ganti rugi sebagai unsur penting dari asuransi, sayangnya tidak berfungsi
sesuai dengan tujuan kontrak asuransi, tetap mengikat kontrak asuransi. Satu hal
yang cukup rumit dengan asuransi adalah masalah ganti rugi, yaitu jumlah yang
diberikan oleh perusahaan asuransi atau penanggung kepada tertanggung. Kontrak
asuransi jiwa tampaknya tidak dibuat dengan itikad baik oleh pihak-pihak yang
terlibat, sebagaimana dinyatakan dalam asuransi jiwa. Disinilah timbul perbedaan
antara apa yang diharapkan dan kenyataan yang ada di masyarakat
a. Asuransi Jiwa
Jenis asuransi ini memberikan santunan finansial jika terjadi kematian, sakit
mendadak atau cacat tetap sebagian atau seluruhnya akibat kecelakaan atau
sakit.Produk asuransi jiwa:
Produk asuransi Sequis Life:Sequis Life Financial Smart Life dengan uang
pertanggungan hingga Rp 250 juta
Produk asuransi Simas Jiwa: Simas Jiwa SIJI Guard 4 dengan uang
pertanggungan hingga Rp 500 juta
Produk asuransi Ciputra Life: Ciputra Life Citra Jaminan Pasti 50 dengan
premi uang pertanggungan Rp 100 juta
Produk asuransi Manulife: Manulife Essential Assurance dengan uang
pertanggungan hingga Rp 2,5 milyar
3
b. Asuransi Kesehatan
c. Asuransi Pendidikan
Ada dua jenis asuransi pendidikan yang ditawarkan, yaitu asuransi modal
dan asuransi unit. Asuransi tujuan ganda, produk perlindungan jiwa gabungan
yang dikombinasikan dengan instrumen berbasis pasar seperti deposito. Jenis
asuransi ini menanggung biaya membesarkan anak jika orang tuanya
4
meninggal mendadak atau menjadi cacat total ketika mereka berhenti hidup.
Asuransi pendidikan investasi merupakan gabungan antara asuransi jiwa dan
investasi. Keuntungan bagian investasi dibagi sesuai dengan tingkat
pendidikan anak.
d. Asuransi Investasi
5
kontrak asuransi tetap aktif. Selain itu, nilai moneter dari asuransi investasi
dapat digunakan untuk tujuan keuangan lainnya.Produk asuransi investasi:
e. Asuransi kendaraan
f. Asuransi kecelakaan
6
membeli produk asuransi kecelakaan. Risiko dapat terjadi kapan saja, di mana
saja, di jalan atau di tempat kerja.Produk asuransi kecelakaan:
7
Produk asuransi hari tua:
i. Asuransi Properti
j. Asuransi Syariah
Pemilihan produk asuransi syariah sangat ideal bagi calon klien yang
menginginkan perlindungan asuransi tetapi khawatir dengan kemungkinan
rentenir. Tidak seperti asuransi tradisional, polis ini mengelola dana secara
kooperatif. Perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola dana dan tidak
memiliki kepemilikan. Status kepemilikan dana premi yang dikumpulkan
nasabah adalah milik bersama.
8
Asuransi Allianz Syariah: Allisya Maxi Fund Plus memberikan manfaat
asuransi jiwa dan investasi sekaligus.
Asuransi Al Amin: At Ta'Min Siswa Dinar memberikan manfaat asuransi
pendidikan.
Asuransi JMA Syariah: JMA Asyifa memberikan manfaat asuransi
kesehatan dan jiwa sekaligus.
k. Asuransi Sosial
Skema asuransi sosial ini bersifat wajib. Tujuannya tentu saja untuk
melindungi masyarakat. Produk asuransi sosial antara lain BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.Produk asuransi proyek:
l. Asuransi Proyek
Asuransi MSIG
Asuransi ACA
9
1.4 Pengertian Dana Pensiun
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang
atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun
Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai
peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi Kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri
yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja
yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya
dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan
keuntungan pemberi kerja.
10
1.5 Alasan Meningkatnya Permintaan Dana Pensiun
11
Menurut aturan turunan UU No. 40/2004 tentang sistem jaminan sosial
negara, usia pensiun pertama adalah 56 tahun. setiap tiga tahun sekali hingga
mencapai usia 65 tahun. Kebijakan ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan
hidup di Indonesia, yaitu 70 tahun untuk pria dan 72 tahun untuk wanita.
Penyesuaian usia pensiun ditujukan untuk memperkuat Dana Pensiun Jaminan
Sosial (DJS) yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan
Faktor kepentingan dana pensiun.
1. Hilangnya pendapatan saat pensiun
secara otomatis kehilangan pendapatan rutin yang diperoleh. Contoh
singkatnya, saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki posisi
masa depan yang akan terus berakselerasi di masa depan. Kemungkinan
promosi sangat luas. Anda juga selalu mendapatkan penghasilan dan
berbagai jenis keuntungan. Namun, masa produktif tersebut memiliki
tanggal kedaluwarsa, yaitu awal dari usia pensiun, yang saat ini ditetapkan
57 tahun. Saat ini terjadi, Anda tidak akan otomatis menerima penghasilan
yang sama seperti saat masih produktif.
2. Kebutuhan hidup semakin meningkat.
Nilai uang terus menurun dari waktu ke waktu. Dengan gaji Rp 10 juta
sebulan pada saat ini, tetap bisa membiayai segala kebutuhan, mulai dari
kebutuhan pokok hingga hiburan. Namun, dalam 30 tahun, jumlah ini akan
cukup untuk membeli sepiring nasi. Contoh sederhana, di tahun 90-an
hanya Rp 200 untuk menikmati semangkuk bakso. Bandingkan dengan
hari ini.Untuk menikmati semangkuk bakso, membutuhkan minimal
Rp.15.000, Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia, tingkat
permintaan komoditas akan terus meningkat, dengan kenaikan harga
barang dan jasa yang terus melemahkan nilai uang.
3. Adanya sikap tidak ingin tergantung pada anak.
Sebanyak 25% pensiunan Indonesia menerima bantuan keuangan dari
anak-anak mereka, menurut survei HSBC pada tahun 2018. Sebanyak 3
dari 4 orang usia kerja di Indonesia berharap untuk menerima bantuan
keuangan dari anak-anak mereka.
12
4. Bertambahnya usia renta terhadap penyakit
Seiring bertambahnya usia, seseorang menjadi lebih rentan dengan
masalah kesehatan, termasuk penyakit. Hal ini yang membuat
meningkatnya permintaan dana pensiun sehingta saat kita sudah pensiun
dan pemyakit penyerang ada dana untuk mengobatinya.
Dana pensiun pemberi kerja ini ialah dana pensiun yang disebutkan pada Pasal
5-39 UU No. 11 Tahun 1992 terkait dana pensiun. Menurut UU No. 11 Tahun
1992 pasal 1, pengertian dana pensiun pemberi kerja ialah dana pensiun yang
didirikan oleh seseorang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku
pendiri untuk menjalankan Program pensiun manfaat pasti atau Program Pensiun
Iuran Pasti. Untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawanya sebagai peserta
dan yang menimbulkan kewajiban kerja pada pemberi kerja.
Pada umumnya, kepesertaan dalam DPPK hanya dapat diikuti oleh
karyawan dari suatu perusahaan. Keberadaan DPPK sangat penting bagi
perusahaan dan karyawannya. Bahawasannya dengan hadirnya DPPK bagi
karyawan akan menjamin pengumpulan dan pengelolaan uang pensiun untuk
karyawan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan, dengan hadirnya DPPK ini
merupakan salah satu cara memastikan kesejahteraan untuk karyawannya,
meskipun ketika sudah memasuki masa pensiun atau sudah tidak lagi bekerja di
perusahaan. Kehadiran DPPK diharapkan dapat memotivasi para karyawan dalam
bekerja.
Dalam DPPK, program PPMP dan PPIP terdapat perbedaan terkait iuran
dan manfaat. Sesuai dengan namanya, PPIP yakni iuran pensiun sudah ditetapkan
13
pada awal dimana peserta akan mendapat manfaat pensiun dari iuran yang
dibayarkan secara berkala tersebut bersama pengembangannya.
Lain halnya dengan PPMP dimana pada awalnya manfaat pensiun telah
ditetapkan dengan rumus tertentu. Besaran manfaat ini biasanya disesuaikan
dengan masa kerja seorang karyawan perusahaan.
14
karyawan yang bekerja di perusahaan BUMN. Jadi untuk seorang karyawan
kontrak, pedagang, pekerja mandiri, dan lain sebagainya maka dapat mengikuti
program dana pensiun DPLK. Kemudian mengenai manfaat, DPPK menjamin
manfaat yang ditentukan sesuai dengan besaran iuran awal. Sedangkan DPLK
kemungkinan mamfaar yang diperoleh tidak pasti karena dipengaruhi oleh hasil
investasi dana tersebut
Dugaan Pencurian Uang Pensiun : Studi Kasus Kebijakan BNI dan BRI
tentang Kewajiban Pensiun
Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) adalah
bank nasional terbesar kedua dan keempat dengan jumlah aset terbesar. Kedua
bank tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2017, BNI mendapat
penghargaan atas tata kelola perusahaan yang sangat baik (Good Corporate
Governance) dan pelaporan keuangan tahunan terbaik.
Kedua bank telah berjanji untuk menghormati hak asasi manusia yang
dipermasalahkan, terutama hak-hak pekerja. Ini bukan pertama kalinya, pada
2016, kedua bank dituding terlibat dalam perusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh perusahaan minyak kelapa sawit yang didanai kedua bank tersebut.
Berdasarkan survei Qualification Responsibank 2016, BNI dan BRI memiliki
skor yang sangat rendah dalam hal Hak Asasi Manusia serta kebijakan dan praktik
yang berkelanjutan.
15
BRI telah mengeluarkan kebijakan yang sama untuk pensiun. Pada tahun
2012, Direksi BRI menerbitkan Surat Keputusan No. 883-DIR/KPS/10/2012
tentang Penyelesaian Kewajiban Perusahaan kepada Karyawan yang Memasuki
Usia Pensiun Biasa, sebagai implementasi dari UU No. 13 Tahun 2003 oleh
Ketenagakerjaan. Kebijakan ini mengatur bahwa BRI hanya wajib membayar
manfaat pensiun tanpa pesangon.
Dapat disimpulkan pada kasus ini bahwasannya BNI dan Program Pensiun
BRI melangkaui aturan Pasal 167 (3) UU No.13/tahun 2003 terkait
Ketenagakerjaan. Kedua bank tersebut BNI dan BRI memiliki tanggung jawab
untuk membayar pesangon yang belum dibayar kepada pensiun mereka. Kedua
bank tersebut harus mengungkapkan atas kebijakan pembayaran pensiun mereka
serta merubahnya sesuai dengan Pasal 167 (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 terkait Ketenagakerjaan. Dengan kasus ini merekomendasikan kepada pihak
OJK untuk menegakkan aturannya serta menghukum kedua bank tersebut BNI
dan BRI atas melanggar aturan No.6 / POJK.03 / 2015 terkait Transparansi dan
Publikasi Laporan Bank. Dan pihak mereka juga merekomendasikan pihak
kepolisian untuk mengusut dan menyelidiki pelanggaran dalam pasal 107 UU No.
8/1995 terkait Pasar Modal.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/49, diakses pada 21
Maret 2022
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/assets/pdf/Buku
%204%20-%20Perasuransian.pdf , diakses pada 21 Maret 2022
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/11TAHUN~1992UU.HTM, diakses
pada 21 Maret 2022
18