Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

LEMBAGA PERASURANSIAN DAN DANA PENSIUN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan non Bank
Dosen Pengampu : Tiar Lina Situngkir, SE., MM

Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas 4B

Alifiah Ahadiah (2010631020164)


Athia Hasnah fairuz (2010631020062)
Dilla Agiel Dwi Aprilia (2010631020175)
Dwi Jahrotun Millah (2010631020072)
Fifi Nurul Rahman (2010631020177)
Ilsanda Bulevar R (2010631020085)
Vera Yunita Aryani (2010631020147)
Salsabilla Amalia (2010631020130)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB I PEMBAHASAN ....................................................................................... 1
1.1 Pengertian Asuransi dan Lembaga Perasuransian ................................... 1
1.2 Masalah Potensial dalam Asuransi ......................................................... 2
1.3 Jenis-jenis serta Produk-produk Asuransi ............................................... 3
1.4 Pengertian Dana Pensiun ..................................................................... 10
1.5 Alasan Meningkatnya Permintaan Dana Pensiun .................................. 11
1.6 Jenis jenis Dana Pensiun Menurut UU No. 11 Tahun 1992 .................. 13
1.7 Studi Kasus .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

i
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Asuransi dan Lembaga Perasuransian

Asuransi (insurance) dari kata insurance yang berarti jaminan atau


perlindungan. Asuransi secara hukum dapat diartikan sebagai suatu perjanjian
antara dua pihak, yaitu: penanggung (perusahaan asuransi) dan tertanggung
(perorangan atau badan usaha). Penanggung berjanji untuk membayar ganti rugi
kepada Tertanggung jika terjadi suatu peristiwa atau kecelakaan yang dijamin
oleh kontrak asuransi. Tertanggung membayar kepada penanggung sejumlah uang
yang disebut premi sebagai pembayaran atas pengalihan risiko dari tertanggung
kepada penanggung.

Menurut UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian, asuransi adalah


perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi dasar
bagu penerimaan premi oleh perusahaan asuransu sebagai imbalan untuk:

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena


kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan meninggal atau hidupnya
tertanggung dengan manfaat telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada
hasil pengelolaan.

Menurut M. Nur Rianto (2012:212) asuransi adalah suatu mekanisme


perlindungan terhadap tertanggung apabila di kemudian hari ia mengalami risiko
tertanggung membayar premi guna memperoleh ganti rugi dari penanggung.

1
Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu
perjanjian dimana pihak tertanggung membayar premi kepada penanggung untuk
memperoleh ganti rugi atas penetapan, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang tidak mungkin terjadi. masa depan.

Sementara menurut Ktut Silvanita (2009:40) asuransi adalah suatu aplikasi


di mana suatu pihak memiliki insentif untuk mengalihkan risiko dengan
membayar sejumlah dana tertentu untuk menghindari risiko kehilangan sejumlah
harta yang dikandungnya.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah


suatu mekanisme perlindungan harta benda, dimana tertanggung membayar
sejumlah dana tertentu kepada penanggung guna memperoleh kompensasi atas
risiko yang mungkin timbul di kemudian hari.Adapun lembaga perasuransian
menurut laman resmi OJK diantaranya:

1) Perusahaan Asuransi Kerugian


2) Perusahaan Asuransi Jiwa
3) Perusahaan Reasuransi
4) Perusahaan penunjang usaha asuransi
5) Perusahaan pialang Asuransi
6) Agen Asuransi
7) Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi
8) Perusahaan Konsultan Aktuaria

1.2 Masalah Potensial dalam Asuransi

Saat ini perkembangan asuransi menunjukkan peningkatan yang


signifikan. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa asuransi menawarkan
berbagai produk asuransi, mulai dari asuransi klaim, asuransi jiwa, asuransi
kesehatan, asuransi ketenagakerjaan dan lain sebagainya.

Sayangnya, peningkatan ragam produk yang ditawarkan perusahaan


asuransi tidak diikuti dengan jaminan perlindungan hukum bagi pemegang polis.

2
Unsur ganti rugi sebagai unsur penting dari asuransi, sayangnya tidak berfungsi
sesuai dengan tujuan kontrak asuransi, tetap mengikat kontrak asuransi. Satu hal
yang cukup rumit dengan asuransi adalah masalah ganti rugi, yaitu jumlah yang
diberikan oleh perusahaan asuransi atau penanggung kepada tertanggung. Kontrak
asuransi jiwa tampaknya tidak dibuat dengan itikad baik oleh pihak-pihak yang
terlibat, sebagaimana dinyatakan dalam asuransi jiwa. Disinilah timbul perbedaan
antara apa yang diharapkan dan kenyataan yang ada di masyarakat

Secara singkatnya, masalah yang biasanya timbul dalam asuransi ada 2


macam yaitu:

a. Sulitnya pembayaran klaim ganti kerugian


b. Tidak diterapkanya prinsip-prinsip Asuransi

1.3 Jenis-jenis serta Produk-produk Asuransi

Jenis-jenis serta produk-produk asuransi

a. Asuransi Jiwa

Jenis asuransi ini memberikan santunan finansial jika terjadi kematian, sakit
mendadak atau cacat tetap sebagian atau seluruhnya akibat kecelakaan atau
sakit.Produk asuransi jiwa:

 Produk asuransi Sequis Life:Sequis Life Financial Smart Life dengan uang
pertanggungan hingga Rp 250 juta
 Produk asuransi Simas Jiwa: Simas Jiwa SIJI Guard 4 dengan uang
pertanggungan hingga Rp 500 juta
 Produk asuransi Ciputra Life: Ciputra Life Citra Jaminan Pasti 50 dengan
premi uang pertanggungan Rp 100 juta
 Produk asuransi Manulife: Manulife Essential Assurance dengan uang
pertanggungan hingga Rp 2,5 milyar

3
b. Asuransi Kesehatan

Asuransi kesehatan merupakan salah satu produk asuransi yang paling


banyak diminati. Asuransi kesehatan akan mengurus masalah kesehatan Anda
dan melindungi Anda secara finansial dengan menanggung biaya dari proses
pengobatan penyakit yang Anda derita hingga pemulihan. Secara umum jenis
penyakit yang dapat diobati dengan asuransi ini antara lain cacat, sakit dan
meninggal.Produk asuransi kesehatan:

 Produk asuransi Prudential: PruPrime HealthCare limit tahunan


hingga Rp1,5 miliar.
 Produk asuransi AXA Mandiri: AXA Mandiri Smartcare Executive
limit tahunan hingga Rp500 juta.
 Produk asuransi Allianz: Allianz SmartHealth Maxi Violet manfaat
asuransi kesehatan dan jiwa sekaligus.
 Produk asuransi Manulife: MiUltimate HealthCare mengikuti tagihan
rumah sakit.
 Produk asuransi Sinar Mas: Simas Sehat Gold limit tahunan hingga
Rp400 juta

c. Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan merupakan produk asuransi jiwa yang


keunggulannya untuk menutupi biaya pendidikan anak di masa depan jika
orang tua meninggal dunia. Selain keunggulan asuransi jiwa pendidikan,
produk asuransi pendidikan anak ini juga menawarkan ruang penyimpanan.
Artinya, meskipun tidak ada risiko kematian, nasabah tetap dapat menarik
dana pelatihannya.

Ada dua jenis asuransi pendidikan yang ditawarkan, yaitu asuransi modal
dan asuransi unit. Asuransi tujuan ganda, produk perlindungan jiwa gabungan
yang dikombinasikan dengan instrumen berbasis pasar seperti deposito. Jenis
asuransi ini menanggung biaya membesarkan anak jika orang tuanya

4
meninggal mendadak atau menjadi cacat total ketika mereka berhenti hidup.
Asuransi pendidikan investasi merupakan gabungan antara asuransi jiwa dan
investasi. Keuntungan bagian investasi dibagi sesuai dengan tingkat
pendidikan anak.

Produk asuransi pendidikan:

● Produk asuransi Manulife: Manulife Education Protector, memiliki


minimum premi yakni sebesar Rp5.000.000 per tahun.
● Produk asuransi Prudential: PRUlink Edu Protection, minimum premi
per bulan Rp 500.000/bulan
● Produk asuransi BNI: Solusi Pintar, pembayaran premi fleksibel bisa
bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
● Produk asuransi Mandiri: Asuransi Mandiri Perlindungan Sejahtera,
minimum premi dasar Rp1,5 juta / tahun.

d. Asuransi Investasi

Anda bisa mendapatkan asuransi sebagai investasi yang juga dikenal


sebagai asuransi investasi. Seperti namanya, asuransi investasi memberikan
manfaat berupa perlindungan dan jumlah uang yang diperoleh dengan
mengembangkan dana investasi sesuai dengan peluang investasi yang
tersedia.

Sesuai dengan namanya, asuransi investasi menawarkan dua manfaat,


yaitu proteksi dan apresiasi moneter dari perkembangan dana investasi. Oleh
karena itu, sebagian dari total premi yang ditulis oleh pemegang polis
dialokasikan untuk biaya proteksi dan sebagian lagi dialokasikan untuk
investasi.

Asuransi mutual memberikan perlindungan berupa perlindungan jiwa,


kesehatan, kecelakaan dan penyakit berat. Sementara itu, dana yang tersedia
di asuransi unit link nantinya dapat digunakan untuk membayar premi jika
pemegang polis pensiun atau tidak memiliki penghasilan. Oleh karena itu,

5
kontrak asuransi tetap aktif. Selain itu, nilai moneter dari asuransi investasi
dapat digunakan untuk tujuan keuangan lainnya.Produk asuransi investasi:

● Produk asuransi Generali: Generali iPLAN santunan meninggal dunia


hingga Rp3 miliar dan nilai tunai investasi.
● Produk asuransi AIA: AIA Infinite Link Assurance santunan
meninggal dunia hingga Rp1,5 miliar dan nilai tunai investasi.
● Produk asuransi Prudential: PRULink Assurance Account
menanggung hingga usia nasabah 99 tahun.

e. Asuransi kendaraan

Mobil/kendaraan juga perlu dilindungi dari barang-barang yang tidak


diinginkan seperti kehilangan atau kerusakan. Keuntungan membeli asuransi
mobil adalah memberikan perlindungan dan rasa ketenangan finansial saat
kita dalam bahaya merusak mobil. Selain itu, asuransi mobil juga
meningkatkan daya saing harga jual mobil Anda.Rekomendasi produk
asuransi mobil:

● Produk asuransi ACA: ACA Otomate Smart memberikan fasilitas


mobil pengganti 5×24 jam.
● Produk asuransi Autocillin: Autocillin Comprehensive memberikan
penggantian new for old untuk mobil usia maksimal 6 bulan.
● Produk asuransi AXA Mandiri: MAGI Mobile Basic TLO memiliki
350 bengkel rekanan di Indonesia.
● Produk asuransi ABDA: ABDA TLO memberikan pilihan rider atas
risiko banjir

f. Asuransi kecelakaan

Orang sering cenderung tidak melihat asuransi kecelakaan karena mereka


pikir perusahaan tempat mereka bekerja menawarkan perlindungan terhadap
kecelakaan di tempat kerja. Tapi coba lihat aktivitas dan peluang kerja Anda.
Jika pekerjaan Anda termasuk dalam kategori risiko kecelakaan, Anda harus

6
membeli produk asuransi kecelakaan. Risiko dapat terjadi kapan saja, di mana
saja, di jalan atau di tempat kerja.Produk asuransi kecelakaan:

● Produk asuransi Adira: Adira Proteksiku Basic santunan meninggal


dunia hingga Rp20 juta
● Produk asuransi Great Eastern Life: Asuransi Personal Accident
Supreme santunan meninggal dunia hingga Rp100 juta.

g. Asuransi Korporasi (Kumpulan)

Asuransi korporasi adalah sekelompok polis asuransi yang memberikan


perlindungan kepada karyawan perusahaan. Perusahaan sering memberikan
asuransi retensi bisnis sebagai aset berharga untuk kelangsungan bisnis.

Asuransi bisnis menawarkan beberapa manfaat. Beberapa jenis asuransi


bisnis yang populer adalah asuransi jiwa kelompok dan asuransi kesehatan
kelompok. Karena asuransi ini memberikan perlindungan bagi pegawai suatu
korporasi atau perusahaan, maka kepesertaan pemegang polis hanya
berlangsung selama ia masih menjadi pegawai korporasi tersebut.

Produk asuransi kumpulan:

● Asuransi Keluarga: AXA Mandiri, Cigna, BNI Life


● Asuransi Karyawan: AIA, Allianz, Lippo Insurance

h. Asuransi Hari Tua


Asuransi hari tua merupakan produk asuransi yang memberikan
perlindungan dan jaminan kepada pensiunan pada usia pensiun. Usia pensiun
adalah masa di mana Anda tidak lagi produktif dan tidak dapat menghasilkan
uang. Asuransi pensiun dini dapat membantu menyediakan dana pensiun hari
tua, terutama bagi mereka yang tidak menerima pensiun dari tempat kerjanya.

7
Produk asuransi hari tua:

● Produk asuransi Tugu Mandiri: TM Sitampan Insani santunan


meninggal dunia hingga Rp200 juta.
● Produk asuransi Indolife: DPLK Indolife manfaat pensiun hingga
Rp100 juta + nilai tunai investasi.

i. Asuransi Properti

Asuransi properti merupakan bagian dari produk asuransi umum. Manfaat


asuransi properti sangat menguntungkan terutama bagi Anda yang memiliki
transaksi berisiko. Misalnya, pabrik, rumah kos dan salon rawan kebakaran
atau pencurian.

Produk asuransi Properti:

● Produk asuransi ACA: ACA Rumah Idaman menanggung properti


rumah tinggal.
● Produk asuransi AIG: AIG Property All Risk total manfaat hingga
USD1,5 miliar.

j. Asuransi Syariah

Pemilihan produk asuransi syariah sangat ideal bagi calon klien yang
menginginkan perlindungan asuransi tetapi khawatir dengan kemungkinan
rentenir. Tidak seperti asuransi tradisional, polis ini mengelola dana secara
kooperatif. Perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola dana dan tidak
memiliki kepemilikan. Status kepemilikan dana premi yang dikumpulkan
nasabah adalah milik bersama.

Produk asuransi syariah:

 Asuransi Takaful Keluarga: Takafulink Salam memberikan manfaat


asuransi kesehatan, jiwa, penyakit kritis, dan unit interface sekaligus.

8
 Asuransi Allianz Syariah: Allisya Maxi Fund Plus memberikan manfaat
asuransi jiwa dan investasi sekaligus.
 Asuransi Al Amin: At Ta'Min Siswa Dinar memberikan manfaat asuransi
pendidikan.
 Asuransi JMA Syariah: JMA Asyifa memberikan manfaat asuransi
kesehatan dan jiwa sekaligus.

k. Asuransi Sosial

Skema asuransi sosial ini bersifat wajib. Tujuannya tentu saja untuk
melindungi masyarakat. Produk asuransi sosial antara lain BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.Produk asuransi proyek:

● BPJS Kesehatan: memberikan manfaat asuransi kesehatan


● BPJS Ketenagakerjaan: memberikan pertanggungan finansial di hari
tua hingga santunan meninggal dunia untuk para pekerja.

l. Asuransi Proyek

Seperti namanya, pembayaran asuransi proyek mencakup risiko keuangan


yang mungkin timbul selama umur proyek. Oleh karena itu, salah satu bagian
dari produk asuransi kerugian ini dirancang khusus untuk pemilik proyek.

Produk Asuransi proyek

 Asuransi MSIG
 Asuransi ACA

9
1.4 Pengertian Dana Pensiun

Dana Pensiun merupakan sebuah badan hukum yang mengelola dan


menjalankan program hak seorang pensiunan. Dana pensiun berupa uang yang
dapat diambil setiap bulan atau sekaligus pada saat seseorang memasuki masa
pensiun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992, Dana pensiun
adalah sarana untuk menghimpun uang guna meningkatkan kesejahteraan pada
masa tua saat tidak aktif bekerja. Dengan adanya dana ini, diharapkan dapat
memotivasi dan menambah ketenangan kerja sehingga berujung pada peningkatan
produktivitas.

Dana Pensiun terdiri dari:

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang
atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun
Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai
peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi Kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri
yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja
yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya
dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan
keuntungan pemberi kerja.

10
1.5 Alasan Meningkatnya Permintaan Dana Pensiun

Di Indonesia, selama 25 tahun ke depan terdapat ketergantungan penduduk


usia tua yang signifikan. Hal ini menyebabkan peningkatan dana yang dibutuhkan
untuk kebutuhan dasar manula yang tidak lagi produktif. Dana pensiun
merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan lansia.
Meningkatnya ketergantungan pada penduduk lanjut usia, yang bahkan lebih
penting, menunjukkan bahwa Indonesia mulai menghadapi populasi yang menua.
Hal ini tentunya menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan
dana yang cukup untuk menutupi kebutuhan dasar manfaat melalui sistem pensiun
yang tepat bagi para lanjut usia yang sudah tidak produktif lagi.
Mengingat pentingnya menyediakan program pensiun, pengelolaan aset
yang optimal menjadi sangat penting. Ketika krisis ekonomi mendadak akibat
pandemi memicu gelombang PHK, banyak orang tiba-tiba kehilangan pendapatan.
Ini merupakan pukulan ganda bagi mereka yang akan pensiun dan kemudian tiba-
tiba kehilangan pekerjaan, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk pensiun. Oleh
karena itu saat mereka masih produktif secara finansial, sehingga guncangan
finansial yang datang secepat mungkin dapat diprediksi. Penting untuk
mempersiapkan diri sebelum pensiun. Namun, banyak orang bertanya-tanya harus
mulai dari mana. Di kalangan anak muda, kebutuhan untuk mempersiapkan
mereka menghadapi manfaat pensiun sepertinya tidak bisa dianggap penting
karena dianggap kebutuhan mendesak atau membutuhkan waktu lama untuk
dipenuhi.
Usia pensiun semakin bertambah, sehingga persiapan menghadapi
pandemi Covid-19 lebih fleksibel untuk meningkatkan urgensi persiapan pensiun.
Ketika krisis ekonomi mendadak akibat pandemi memicu gelombang PHK,
banyak orang tiba-tiba kehilangan pendapatan. Ini merupakan pukulan ganda bagi
mereka yang akan pensiun dan kemudian tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tetapi
tidak mempersiapkan diri untuk pensiun. Oleh karena itu perlu mempersiapkan
masa pensiun sejak usia muda dan tetap produktif secara finansial agar guncangan
finansial yang datang secepat mungkin lebih diharapkan.

11
Menurut aturan turunan UU No. 40/2004 tentang sistem jaminan sosial
negara, usia pensiun pertama adalah 56 tahun. setiap tiga tahun sekali hingga
mencapai usia 65 tahun. Kebijakan ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan
hidup di Indonesia, yaitu 70 tahun untuk pria dan 72 tahun untuk wanita.
Penyesuaian usia pensiun ditujukan untuk memperkuat Dana Pensiun Jaminan
Sosial (DJS) yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan
Faktor kepentingan dana pensiun.
1. Hilangnya pendapatan saat pensiun
secara otomatis kehilangan pendapatan rutin yang diperoleh. Contoh
singkatnya, saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki posisi
masa depan yang akan terus berakselerasi di masa depan. Kemungkinan
promosi sangat luas. Anda juga selalu mendapatkan penghasilan dan
berbagai jenis keuntungan. Namun, masa produktif tersebut memiliki
tanggal kedaluwarsa, yaitu awal dari usia pensiun, yang saat ini ditetapkan
57 tahun. Saat ini terjadi, Anda tidak akan otomatis menerima penghasilan
yang sama seperti saat masih produktif.
2. Kebutuhan hidup semakin meningkat.
Nilai uang terus menurun dari waktu ke waktu. Dengan gaji Rp 10 juta
sebulan pada saat ini, tetap bisa membiayai segala kebutuhan, mulai dari
kebutuhan pokok hingga hiburan. Namun, dalam 30 tahun, jumlah ini akan
cukup untuk membeli sepiring nasi. Contoh sederhana, di tahun 90-an
hanya Rp 200 untuk menikmati semangkuk bakso. Bandingkan dengan
hari ini.Untuk menikmati semangkuk bakso, membutuhkan minimal
Rp.15.000, Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia, tingkat
permintaan komoditas akan terus meningkat, dengan kenaikan harga
barang dan jasa yang terus melemahkan nilai uang.
3. Adanya sikap tidak ingin tergantung pada anak.
Sebanyak 25% pensiunan Indonesia menerima bantuan keuangan dari
anak-anak mereka, menurut survei HSBC pada tahun 2018. Sebanyak 3
dari 4 orang usia kerja di Indonesia berharap untuk menerima bantuan
keuangan dari anak-anak mereka.

12
4. Bertambahnya usia renta terhadap penyakit
Seiring bertambahnya usia, seseorang menjadi lebih rentan dengan
masalah kesehatan, termasuk penyakit. Hal ini yang membuat
meningkatnya permintaan dana pensiun sehingta saat kita sudah pensiun
dan pemyakit penyerang ada dana untuk mengobatinya.

1.6 Jenis jenis Dana Pensiun Menurut UU No. 11 Tahun 1992

Jenis dana pensiun sebagaimana diatur Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11


Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, terbagi menjadi 2 jenis yakni:

a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Dana pensiun pemberi kerja ini ialah dana pensiun yang disebutkan pada Pasal
5-39 UU No. 11 Tahun 1992 terkait dana pensiun. Menurut UU No. 11 Tahun
1992 pasal 1, pengertian dana pensiun pemberi kerja ialah dana pensiun yang
didirikan oleh seseorang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku
pendiri untuk menjalankan Program pensiun manfaat pasti atau Program Pensiun
Iuran Pasti. Untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawanya sebagai peserta
dan yang menimbulkan kewajiban kerja pada pemberi kerja.
Pada umumnya, kepesertaan dalam DPPK hanya dapat diikuti oleh
karyawan dari suatu perusahaan. Keberadaan DPPK sangat penting bagi
perusahaan dan karyawannya. Bahawasannya dengan hadirnya DPPK bagi
karyawan akan menjamin pengumpulan dan pengelolaan uang pensiun untuk
karyawan tersebut. Sedangkan bagi perusahaan, dengan hadirnya DPPK ini
merupakan salah satu cara memastikan kesejahteraan untuk karyawannya,
meskipun ketika sudah memasuki masa pensiun atau sudah tidak lagi bekerja di
perusahaan. Kehadiran DPPK diharapkan dapat memotivasi para karyawan dalam
bekerja.
Dalam DPPK, program PPMP dan PPIP terdapat perbedaan terkait iuran
dan manfaat. Sesuai dengan namanya, PPIP yakni iuran pensiun sudah ditetapkan

13
pada awal dimana peserta akan mendapat manfaat pensiun dari iuran yang
dibayarkan secara berkala tersebut bersama pengembangannya.

Lain halnya dengan PPMP dimana pada awalnya manfaat pensiun telah
ditetapkan dengan rumus tertentu. Besaran manfaat ini biasanya disesuaikan
dengan masa kerja seorang karyawan perusahaan.

b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Dana pensiun lembaga keuangan merupakan jenis dana pensiun yang


disebutkan pada Pasal 40 – Pasal 48 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1992 terkait Dana Pensiun. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992
Pasal 1 pengertian dana pensiun lembaga keuangan ialah dana pensiun yang
didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menjalankan
suatu Program Pensiun Iuran Pasti, bagi perorangan, baik karyawan ataupun
pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan
bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Siapapun dapat mengikuti DPLK, mulai dari karyawan tetap perusahaan
hingga pekerja informal seperti tukang ojek. Umumnya, besaran iuran yang harus
dibayarkan peserta kepada dana pensiun ditentukan pada saat awal pendaftaran.
Anggota dana pensiun menerima pensiun dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan iuran dan pengembangannya (investasi).
Iuran pensiun biasanya diinvestasikan oleh DPLK ke sejumlah instrumen
sesuai dengan paket investasi yang dipilihnya, seperti reksa dana, obligasi
deposito, dan lain sebagainya. Saat ini, iuran pensiun minimal di sejumlah DPLK
bermacam-macam. Untuk karyawan perusahaan peserta Program Pensiun DPPK
dan Jaminan Pensiun BP Jamsostek juga dapat mengikuti Program Pensiun yang
ditawarkan oleh DPLK sebagai dana pensiun tambahan.
Dapat kita simpulkan dari dua jenis dana pensiun tersebut, terdapat
perbedaan bahwasannya tidak semua karyawan memperoleh hak dana pensiun
dari DPPK. Hanya karyawan tertentu saja yang bisa mengikutinya, dan biasanya

14
karyawan yang bekerja di perusahaan BUMN. Jadi untuk seorang karyawan
kontrak, pedagang, pekerja mandiri, dan lain sebagainya maka dapat mengikuti
program dana pensiun DPLK. Kemudian mengenai manfaat, DPPK menjamin
manfaat yang ditentukan sesuai dengan besaran iuran awal. Sedangkan DPLK
kemungkinan mamfaar yang diperoleh tidak pasti karena dipengaruhi oleh hasil
investasi dana tersebut

1.7 Studi Kasus

Dugaan Pencurian Uang Pensiun : Studi Kasus Kebijakan BNI dan BRI
tentang Kewajiban Pensiun

Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) adalah
bank nasional terbesar kedua dan keempat dengan jumlah aset terbesar. Kedua
bank tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2017, BNI mendapat
penghargaan atas tata kelola perusahaan yang sangat baik (Good Corporate
Governance) dan pelaporan keuangan tahunan terbaik.

Kedua bank telah berjanji untuk menghormati hak asasi manusia yang
dipermasalahkan, terutama hak-hak pekerja. Ini bukan pertama kalinya, pada
2016, kedua bank dituding terlibat dalam perusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh perusahaan minyak kelapa sawit yang didanai kedua bank tersebut.
Berdasarkan survei Qualification Responsibank 2016, BNI dan BRI memiliki
skor yang sangat rendah dalam hal Hak Asasi Manusia serta kebijakan dan praktik
yang berkelanjutan.

Peristiwa itu bermula pada 16 Desember 2011, ketika manajemen BNI


mengeluarkan kebijakan pensiun baru dengan HCT/4/4504 tentang mekanisme
penghitungan dan penegakan Pasal 167 (3) UU Ketenagakerjaan. Kebijakan ini
mengatur bahwa pensiunan BNI tidak menerima pesangon dan hanya menerima
selisih antara uang pesangon dan jaminan atau manfaat pensiun.

15
BRI telah mengeluarkan kebijakan yang sama untuk pensiun. Pada tahun
2012, Direksi BRI menerbitkan Surat Keputusan No. 883-DIR/KPS/10/2012
tentang Penyelesaian Kewajiban Perusahaan kepada Karyawan yang Memasuki
Usia Pensiun Biasa, sebagai implementasi dari UU No. 13 Tahun 2003 oleh
Ketenagakerjaan. Kebijakan ini mengatur bahwa BRI hanya wajib membayar
manfaat pensiun tanpa pesangon.

Konsekuensi dari kebijakan di atas adalah banyak pensiunan yang tidak


memperoleh/mengajukan hak pensiun. Sejak 2012, hampir 1.500 pensiunan BRI
telah meminta kepada manajemen BRI untuk membayar pesangon. Demikian pula
hingga 800 pensiunan BNI juga mengajukan klaim/persyaratan serupa dengan
pensiunan BRI. Mereka terlibat di banyak lembaga, antara lain Kementerian
Sumber Daya Manusia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPR RI, dan Kantor Staf Presiden (KSP). Hingga
saat ini, lembaga-lembaga tersebut belum mengambil langkah apa pun untuk
mengatasi masalah ini. Saat ini, pensiunan BNI dan BRI terus menolak hak
pesangon, para pensiunan terus bersikeras agar hak mereka dijamin 167 ayat (3)
UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan.

Dapat disimpulkan pada kasus ini bahwasannya BNI dan Program Pensiun
BRI melangkaui aturan Pasal 167 (3) UU No.13/tahun 2003 terkait
Ketenagakerjaan. Kedua bank tersebut BNI dan BRI memiliki tanggung jawab
untuk membayar pesangon yang belum dibayar kepada pensiun mereka. Kedua
bank tersebut harus mengungkapkan atas kebijakan pembayaran pensiun mereka
serta merubahnya sesuai dengan Pasal 167 (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 terkait Ketenagakerjaan. Dengan kasus ini merekomendasikan kepada pihak
OJK untuk menegakkan aturannya serta menghukum kedua bank tersebut BNI
dan BRI atas melanggar aturan No.6 / POJK.03 / 2015 terkait Transparansi dan
Publikasi Laporan Bank. Dan pihak mereka juga merekomendasikan pihak
kepolisian untuk mengusut dan menyelidiki pelanggaran dalam pasal 107 UU No.
8/1995 terkait Pasar Modal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Henri, ‘Asuransi’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.,


2018, 10–25

17
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/49, diakses pada 21
Maret 2022
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/assets/pdf/Buku
%204%20-%20Perasuransian.pdf , diakses pada 21 Maret 2022
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/11TAHUN~1992UU.HTM, diakses
pada 21 Maret 2022

https://rendratopan.com/2020/02/08/dana-pensiun/, diakses pada 21 Maret 2022


https://www.jamsosindonesia.com/cstatistic/view/dppk-dplk-2010_8, diakses
pada 21 Maret 2022
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20210802/215/1424954/c
ovid-19-bikin-orang-indonesia-dongkrak-tabungan-dana-pensiun ,diakses pada 21
Maret 2022
https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2020/01/07/101351531740146-tata-kelola-
investasi-program-jaminan-hari-tua-jht-dan-jaminan-pensiun-jp-pada-bpjs-
ketenagakerjaan , diakses pada 21 Maret 2022
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Dana-Pensiun.aspx , diakses pada 21
Maret 2022
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/11TAHUN~1992UU.HTM , diakses
pada 21 Maret 2022

18

Anda mungkin juga menyukai